• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas1 kajian pncasila dari perspektif f

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas1 kajian pncasila dari perspektif f"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Permasalahan

Sudah bukan rahasia lagi kalau negara kita ini termasuk salah satu sarang koruptor paling banyak di dunia. Prilaku tilep-menilep yang bukan haknya sudah mendarah daging di Negara ini. Seakan sudah menjadi tradisi atau kebiasaan, kasus korupsi di negeri ini semakin hari kian bertambah. Dari sudut pandang hukum, perbuatan korupsi mencakup pelanggaran unsur-unsur hukum yang berlaku, penyalahgunaan wewenang, merugikan negara, dan prilaku memperkaya pribadi atau diri sendiri. Berbicara masalah korupsi seakan tidak ada habisnya untuk dibahas. Bahkan akhir-akhir ini kasus-kasus korupsi di negeri ini kian memuncak. Selalu ada saja kasus-kasus baru yang terungkap. Kasus korupsi terbaru saat ini adalah kasus suap yang diterima oleh bupati Madina (Mandailing Natal), Hidayat Batubara dari pengusaha Surung Panjaitan sebesar 1M terkait rencana proyek pengerjaan RSUD Panyabungan. Kasus ini telah ditangani, dan telah diadakan sidang pada tanggal 3 oktober 2013 sehingga telah ditetapkan Hidayat Batubara sebagai tersangka.

(2)

Persatuan, nilai Kerakyatan, dan nilai Keadilan. Kelima nilai-nilai itu hendaknya kita terapkan atau amalkan dikehidupan sehari-hari.

Sebagai warga Negara yang baik apalagi menjadi seorang wakil rakyat hendaknya paham betul akan arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Namun kenyataannya tidak seperti itu, bahkan pejabat-pejabat Negara yang seharusnya memberi contoh untuk tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila seperti halnya korupsi, kini justru mereka lah yang dengan semena-mena mengambil uang rakyat. Nah, itu berarti mereka tidak menghayati pancasila sebagai suatu sistem filsafat. Sebagai filsafat negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Tuhan Yang Maha Esa dan ternyata merupakan pedoman bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, serta menjadi dasar sekaligus filsafat negara Republik Indonesia.

Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah ”Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

(3)

nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, alasan lainnya adalah karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur. Dengan demikian bahwa filsafat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua diharapkan tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, maka kami tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pancasila melalui sebuah makalah yang berjudul “Kajian Pancasila Menurut Perspektif Filosofis atau Filsafat”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah pengertian filosofis atau filsafat?

2. Bagaimanakah Pemikiran Pancasila dari Perspektif Filosofis?

3. Bagaimanakah Bentuk penyimpangan terhadap Pancasila secara filosofis dalam kasus korupsi di tengah masyarakat?

1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian filosofis atau filsafat.

2. Untuk mengetahui pemikiran Pancasila dari Perspektif filosofis

3. Untuk mengetahui kronologi penyimpangan terhadap Pancasila dalam kasus korupsi di tengah masyarakat.

1.4 Manfaat

1. Bagi Penulis

Manfaat yang didapat oleh penulis dalam penulisan makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana pengertian Pancasila dari perspektif filosofis, serta mengetahui kasus-kasus yang terjadi terjadi di tengah masyarakat. Dan secara tidak langsung dengan adanya penulisan makalah ini penulis akan sadar bahwa betapa pentingnya Pancasila untuk diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.

(4)

Para pembaca akan mendapat informasi lebih mendalam mengenai pengertian Pancasila dari persfektip Filosofis dan menyadari bahwa masih banyak masyarakat yang mengabaikan Pancasila sebagai ideology bangsanya sehingga mereka memiliki keinginan untuk bersama- sama mencari sebuah solusi untuk menanggulangi penyimpangan terhadap Ideologi Pancasila.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Filosofis atau Filsafat

(5)

Banyak pemikiran- pemikiran mengenai definisi filsafat hingga saat ini.dan banyak diantara definisi-definisi berikut yang relevan terhadap konteks filsafat. Berikut beberapa definisi filsafat yang dapat kami himpun.

“Filsafat merupakan suatu bentuk perbincangan kritis dan demikian pula halnya dengan ilmu, keistimewaan filsafat terletak pada kedudukannya sebagai suatu bentuk perbincangan kritis.” (Passmore)

“Filsafat adalah suatu komentar kritis mengenai eksistensi dan tuntutan- tuntutan bahwa kita memiliki pengetahuan mengenai hal ini. Filsafat dianggap membantu apa yang kabur dalam pengalaman dan objeknya.” (Nagel)

“Filsafat merupakan usaha yang kukuh dari orang biasa maupun cerdik- pandai untuk membuat hidup sedapat mungkin bias dipahami dan mengandung makna.” (Brameld)

“ Filsafat adalah suatu tulang pikiran buat mencari suatu totalitas dan keserasian dari pengertian yang beralasan mengenai sifat dasar dan makna dari semua segi pokok kenyataan.” (Leighton)

“Filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu.” (Bacon)

“Filsafat adalah usaha-usaha untuk mengerti fakta-fakta paling mendasar mengenai dunia yang kita diami dan sejauh mungkin menerangkan fakta-fakta itu.” (Wild)

“Filsafat ialah suatu penyelidikan terhadap sifat dasar yang penghabisan dari kenyataan.” (Plato)

Dari berbagai pendapat diatas mengenai definisi dari Filsafat, maka dapat disimpulan bahwa Filsafat adalah sebuah tipe pemikiran kritis radikal maupun reflektif yang berlainan dari refleksi pengetahuan ilmiah lain. Refleksi filsafat berciri radikal konseptual terhadap konsep itu sendiri selaku sasarannya. Filsafat bukanlah aktivitas berpikir dalam kesan abstrak seperti disangka orang banyak, yang melayang-layang, melainkan merupakan “this mean that phylosophic thinking tries to organize the materials of human experience into some reasonably coherent arrangement” (Sutrisno, 2005:17).

(6)

Bagaimanakah pengertian atau tafsir atas sila-sila Pancasila sehingga dapat diketemukan nilai dan normanya? Isi Pancasila dapat dijelaskan melalui berbagai ragam penafsiran dan pemikiran. Ada tafsiran filosofis, tafsir historis, tafsir sosiologis, tafsir ideologis politis, dan tafsir yuridis. Pemikiran filosofis terhadap Pancasila adalah suatu renungan reflektif dan sistematis,mengenai Pancasila yang sifatnya personal (pranarka, 1985). Slamet Sutrisno (2006) juga mengatakan pemikiran filosofis Pancasila merupakan renungan mendalam tentang Pancasila dari para tokoh atau ahli filsafat. Meskipun sebagai renungan mendalam dari seseorang dan sifatnya personal, namun pemikiran filisofis tersebut termasuk pemikiran intelektual karena dilakukan secara reflektif, obyektif, kritis, logis, dan sistematis. Orang bias memikirkan sesuatu namun tidak semua orang bias berpikir filosofis terhadap suatu hal.

Dalam sejarah pemikiran filosofis Pancasila, sudah cukup banyak ahli yang menjelaskan ini Pancasila secara filosofis. Beberapa ahli tersebut antara lain: Notonagoro, Soediman Kartohadiprajo, N Driyakarya, Abdul Kadir Besar, Kuntowijoyo, Soerjanto Poepowardojo, Mohammad Noer Syam, Sunarjo Wreksosuhardjo dan Hardono Hadi. Bahkan pemikiran presiden RI ke-1 Ir. Soekarno dalam pidatonya mengenaiPancasila diberbagai kesempatan dan presiden ke-2 dalam buku Pandangan Presiden Soeharto tentang Pancasila dapat dikatakan sebagai bentuk pemikiran filosofisnya mengenai Pancasila.

Berikut ini isi pancasila menurut pemikiran filosofis menurut beberapa tokoh. Menurut Notonagoro (1982), isi dari sila-sila pancasila sebagai dasar falsafah Negara adalah pengertian yang umum, abstrak dan universal yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagi sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa adalah kesesuaian sifat- sifat dan keadaan- keadaan daripada dan didalam negara kita dengan hakekat daripada Tuhan.

2. Bagi sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, adalah kesesuaian sifat- sifat dan keadaan- keadaan daripada dan didalam negara kita dengan hakekat daripada manusia.

(7)

4. Bagi sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan adalah kesesuaian sifat- sifat dan keadaan- keadaan daripada dan didalam negara kita dengan hakekat daripada rakyat.

5. Bagi sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah kesesuaian sifat- sifat dan keadaan- keadaan daripada dan didalam negara kita dengan hakekat daripada adil.

Dengan adanya hakikat/substansi dari sila- sila pancasila tersebut, mempunyai sifat tetap, mutlak, tidak berubah, abstrak, umum, dan universal, serta karenanya nilai- nilai pada sila- sila pancasila sebagai filsafat yang berlaku umum dan universal. Namun, dengan terdapatnya aksidensi dibelakang hakikat/ substansi sila- sila yang ada seperti kalimat yang maha esa, yang adil dan beradab, maka filsafat ini mempunyai lingkup berlaku di Indonesia. Sila Persatuan Indonesia dan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memperjelas bahwa Filsafat Pancasila khusus diperlakukan di Indonesia.

Ir. Soekarno sebagai orang pertama yang memperkenalkan Pancasila telah menjelaskan isi atau substansi setiap sila Pancasila. Penjelasan tersebut adalah pada sidang 1 BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Tidak hanya itu saja, penjelasan Ir. Soekarno perihal sila- sila Pancasila ini dikemukakan kembali pada khursus presiden tentang Pancasila di tahun 1956 dan pada pidato dimuka sidang umum PBB tahun 1960. Menurut Ir. Soekarno, muatan yang terkandung dalam masing- masing sila Pancasila dapat dikemukakan secara sederhana yaitu sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa berarti bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan. Bukan hanya bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan, hendaknya masing- masing orang Indonesia bertuhan menurut Tuhannya sendiri.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab berarti humanity atau persaudaraan- persaudaraan bangsa- bangsa.

3. Persatuan Indonesia berarti nasionalisme.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan berarti demokrasi.

(8)

Soediman Kartohadirodjo dalam buku “Beberapa Pikiran sekitar Pantja-Sila” (1970) menyatakan pansila pada awalnya masih berisi singkat hanya inti dari kelima sila. Pancasila belum “ready made”, karena itu perlu pemikiran bulat untuk menemukan isi dari pada pancasila itu sendiri. Isi Pancasila haruslah memenuhi isi jiwa bangsa Indonesia sendiri sehingga tafsiran yang diberikan tidak bermacam- macam. Selanjutnya, ia menyatakan sebagai berikut, kalau kita perhatikan, maka filsafat Pantja-sila inti- intinya dibawakan dengan hal- hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Pancasila berkaitan dengan manusia oleh karena sebagai filsafat, ia merupakan hasil karya manusia dalaam mencari hakekat sesuatu. Hakekat akan sesuatu itu ada dalam alam semesta dan hubungannya dengan isi lain alam semesta. Alam semesta itu teridri dari berbagai benda, benda mati dan benda hidup. Benda hidup terdiri atas tumbuhan, hewan dan akhirnya manusia sebagai bagian kecil saja. Isi filsafat Pancasila tidak mengenai hal – hal yang bertalian dengan tumbuhan dan hewan, sebab pertama kali dalam lahirnya sebagai dasar filsafat negara Indonesia merdeka yang kelak akan didirikan. Negara itu adalah sesuatu yang bertalian dengan manusia, sebagai organisasi manusi akan dengan sendirinya harus dibawakan dengan soal- soal yang bertalian dengan manusia. Bahwa pemikiran yang bulat dari isi filsafat tergambar dari isi masing- masing sila. Arti yang dapat diberikan dari sila pertama adalah bahwa bangsa Indonesia percaya dengan adanya Tuhan, pencipta alam manusia dan segala isinya. Manusia diciptakan oleh Tuhan itu, pada dasarnya satu umat. Demikianlah merupakan arti sila kedua, perikemanusiaan atau internasionalisme. Namun perlu disadari manusia hidup diberbagai bagian bumi yang satu sama lain berbeda keadaan tanah, iklim, dan lain- lain. Maka, terdapat perbedaan sifat dari manusia bagian satu dan lainnya yang menimbulkan adanya bangsa (sila ketiga, nasionalisme atau kebangsaan). Sila kelima dimagsudkan kebahagiaan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan untuk berusaha menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Tetapi kebahagiaan itu, tidaklah dicapai dengan gontok- gontokkan. Apalagi dengan saling membunuh. Kebahagiaan itu harus dicapai dengan musyawarah mufakat/ sila keempat.

(9)

manusia. Tulisan ini berasal dari prasaran beliau tentang Pancasila dan Relegi pada Seminar Pancasila I tahun 1959 di Yogyakarta. Menurutnya, manusia adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan dengan semua yang lain. Aspek ini, pertama-tama dalam relasinya dengan alam jasmani yang disebutnya membudaya. Aspek kedua adalah relasinya dengan persona rohani. Oleh karena itu, menurut strukturnya adanya kita itu berupa ada bersama. Ada bersama berarti terlibatnya dalam hubungan cinta kasih, dan yang demikian itu menjadi dasar bagi perikemanusiaan, demokrasi, semangat cinta akan tanah air, nasionalisme, dan internasionalisme. Keberadaan kita baik dalam dunia material maupun dalam interaksi adalah karena diadakan oleh Hyang Maha Ada. Dengan demikian, sila Ketuhanan itu timbul dari kodrat manusia sendiri.

(10)

sosial adalah perikemanusiaan sepanjang dilaksanakan dalam suatu bidang ialah bidang ekonomi atau bidang penyelenggaraan perlengkapan dan syarat-syarat hidup kita sepanjang hidup itu tergantung pada barang materiil.

Untuk memunculkan prinsip demokrasi atau kerakyatan, kita harus berpikir lebih lanjut. Karena manusia dalam kodratnya ada bersama, maka dengan sendirinya timbullah masyarakat. Manusia itu bermasyarakat. Memasyarakat adalah bentuk pelaksanaan dari cinta kasih. Masyarakat adalah bentuk konkrit dari permasyarakatan. Masyarakat sebagai bentuk permasyarakatan. Masyarakat sebagai bentuk pelaksanaan dari cinta kasih tidaklah sama. Bentuk keluarga berbeda dengan bentuk negara. Permasyarakat yang langsung merupakan pelaksanaan cinta kasih makin kurang memerlukan demokrasi, misalnya keluarga tidak memerlukan demokrasi. Seorang ayah tidak menjadi kepala keluarga karena pemilihan. Cinta kasiihnya sedemikian kuat, sebagai kesatuan yang erat sehingga bentuk lain tidak diperlukan. Keluarga adalah diatas demokrasi.

Lain halnya dengan negara sebagai kelompok masyarakat yang besar. Disini memasyarakat menjadi menegara. Disini bahaya kegagalan sedemikian besar, maka diperlukan prinsip demokrasi. Cinta kasih yang diperlukan dalam dengan pemasyarakatan berbentuk negara menuntut agar dilakukan suatu cara yang kita sebut demokrasi. Dalam prinsip demokrasi, para warga harus dipandang sebagai pribadi menur ketinggianya sebagai persona dengan semua hak-hak asasinya. Akan tetapi hak-hak itu harus digunakan untuk menegara bersama bukan untuk bertindak secara liar. Demokrasi adalah prinsip yang menyebabkan para warga negara saling memandang dan menghormati, menerima dan kerjasama dalam satu-kesatuan, sehingga masyarakat dapat bertindak satu subjek yang menyelenggarakan kepentingan bersama.

(11)

Abdulkadir Besar (1994: 35) menawarkan pelaksanaan“strategi dialogi antar budaya” dalam menghadapi gejala penyeragaman atau globalisasi dewasa ini..Artinya, membiarkan budaya asing yang mengglobal berdampingan dengan budaya asli. Melalui interaksi yang terus menerus, masing-masing budaya akan mendapatkan pelajaran yang berharga. Hasil akhir yang diharapkan dari interaksi itu adalah terpeliharanya cukup diferensiasi, sekaligus tercegahnya penyeragaman universal. Ideologi Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia tidak mandeg, melainkan harus diperbaharui secara terus menerus, sehingga mampu memberikan pedoman, inspirasi, dan dukungan pada setiap anggota bangsa Indonesia dalam memperkembangkan dirinya sebagai bangsa Indonesia. Sedangkan pembaharuan yang sehat selalu bertitik tolak pada masa lampau dan sekaligus diarahkan bagi terwujudnya cita-cita di masa depan. Setiap zaman menampakkan corak kepribadiannya sendiri, namun kepribadian yang terbentuk pada zaman yang berbeda haruslah mempunyai kesinambungan dari masa lampau. Kesinambungan tidak berarti hanya penggulangan atau pelestarian secara persis apa yang dihasilkan di masa lampau untuk diterapkan pada masa kini dan masa mendatang. Unsur yang sama dan permanen maupun unsur yang kreatif dan baru, semuanya harus dirajut dalam satu kesatuan yang integral.

2.2 Kajian Kasus

2.2.1 Bentuk Penyimpangan Terhadap Pancasila Pada Kasus Korupsi a. Identifikasi masalah

(12)

baik. Sehingga masalah korupsi di negeri ini kian menumpuk dan belarut-larut. Nah inilah sebenarnya masalah serius yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Problem ini sesungguhnya merupakan ancaman besar bagi bangsa Indonesia, dan juga merupakan salah satu tantangan bagi pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan semua masalah ini dan sekaligus kewajiban kita bersama untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain dan negara seperti halnya melakukan korupsi. Korupsi yang akhir-akhir ini sering terjadi adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, bahkan pejabat negara sekalipun seperti halnya anggota DPR. Sejauh ini, sudah lebih dari 40 anggota DPR di hukum atas kasus korupsi. Daftar panjang pencoleng duit rakyat ini dipastikan terus bertambah jika melihat sejumlah nama wakil rakyat yang terhormat itu disebut dalam pengadilan tipikor.

Kata korupsi atau rasuahberasal dari bahasa Latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Korupsi dapat didefinisikan sebagai tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi dipandang sebagai perbuatan melawan hukum; penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana; memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; danmerugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

(13)

seperti ini terus berkembang dan tidak segera dicarikan solusi untuk menghentikannya? Mungkin nantinya jika ini dibiarkan, beberapa tahun ke depan negeri ini akan dijuluki sebagai negara sarang koruptor.

Salah satu contoh kasus korupsi yang sedang gencar dibicarakan ditengah masyarakat Indonesia akhir- akhir ini adalah kasus dari Ahmad Fatonah dan kawan- kawan. Ahmad fatonah adalah seorang pejabat Negara yang melakukan korupsi berupa suap impor daging sapi. Ia melakukan korupsi sebanyak 30 Miliar dan ini sangat merugikan Negara. Selain itu, ia juga melakukan perselingkuhan dengan banyak wanita. Mendustai istrinya yang sedang hamil. Dan hasil dari korupsi yang dilakukan ia pakai untuk membayar atau memberikan uang- uangnya tersebut kepada wanita- wanita cantik sebanyak 40 orang. Sungguh keji dan biadab prilaku dari Ahmad fatonah ini. Sudah berdusta dengan masyarakat, mendustai istrinya pula. Orang seperti ini sebenarnya sudah sangat perlu diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya agar tidak sewenang- wenang dalam bertingkah laku yang sangat merugikan masyarakat umum. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus berperan penting dalam pemberantasan korupsi dinegara kita.

Melakukan tindakan korupsi merupakan salah satu cerminan bahwa betapa mulai melunturnya nilai-nilai Pancasila di era kekinian. Mulai dilupakannya pancasila sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup berbangsa, falsafah hidup dan cita-cita moralyang mengandung nilai-nilai luhur yang patut untuk diterapkan. Pancasila terdiri atas lima asas moral yang relevan menjadi dasar negara RI. Dalam kasus korupsi penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dapat diuraikan sebagai berikut.

(14)

2) Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradab terhadapnya. Disini sudah jelas bahwa korupsi itu menyimpang terhadap sila kedua, karena dengan korupsi berarti seorang pelaku korupsi tidak mengakui dan memperlakukan setiap manusia memiliki martabat mulia serta tidak mengakui hak-hak orang lain. Seorang koruptor justru mencuri hak masyarakat.

3) Sila Ketiga, Persatuan Indonesia; menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara. Dengan adanya perilaku koruptor oleh para pejabat negara dan yang lainya menunjukka bahwa tidak adanya niat untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, justru dengan perilaku seperti itu akan menimbulkan citra yang negatif dan menjebolkan nama baik negara Indonesia di mata dunia. Selain itu tindaka korupsi akan memicu timbulnya permasalahan yang menyangkut persartuan bangsa seperti adanya aksi demo, anarkisme, dan ujungnya akan merujuk kepada pepecahan suatu bangsa.

4) Tindakan korupsi yang banyak terjadi saat ini sangat menyimpang nilai dari sila keempat Pancasila (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan/perwakilan) yang dimaknai untuk mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing. Sudah jelas sekali korupsi itu menyimpang dari sila ini, yang seharusnya kita ikut serta dalam dunia politik dengan baik bukan justru mengacaukan dunia politik dengan korupsi.

(15)

selengkap mungkin bagi seluruh rakyat. Dengan adanya kasus korupsi ini sudah jelas dikatakan melanggar sila kelima ini karena bagaimana mungkin menciptakan sebuah keadilan jika korupsi merajalela di negeri ini.

Itulah sedikit pemaparan mengenai bentuk penyimpangan terhadap pancasila pada kasus korupsi yang terjadi dimasyarakat saat ini. Telah tergambarkan bahwa memang sangat menyimpang perilaku korupsi tersebut dari nilai moral Pancasila.

Berikut beberapa contoh kasus lain penyimpangan yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia.

1) Demonstrasi mahasiswa

(16)

golongan orang dewasa. Dengan adanya globalisasi dan liberalisme tidak menutup kemungkinan masa rawan ini akan datang lebih awal. Pada masa ini pula remaja akan mencoba mencari jati dirinya.

Sebagai manusia yang tergolong kedalam usia labil, mahasiswa,tak dapat dipungkiri, belum bisa memahami dan menghayati pancasila dengan sepenuhnya. Harus diakui bahwa sila demokrasi belum bisa berjalan seperti apa yang diharapkan. Hal tersebut membuktikan bahwa jalannya demokrasi belum sepenuhnya didasarkan pada pancasila sehingga perlu dibenahi agar dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tuntutan hakekat pancasila.

2) Kunjungan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat ke Yunani

(17)

Studi banding tidak harus keluar negeri. Inti utama dari studi banding adalah belajar. Belajar bisa dimana saja. Tidak harus menuju ke negeri orang. Negeri ini terbuka dengan informasi dari mancanegara. Perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk membangun dan mengembangkan diri sehingga mampu menyejajarkan diri dengan negara-negara lainnya dalam pergaulan masyarakat internasional.

3) Bangga menggunakan produk Luar Negeri daripada produk Dalam Negeri Sebagian besar masyarakat Indonesia sesungguhnya masih memiliki kecintaan dan kebanggaan untuk menggunakan produksi dalam negeri. Hal ini terbukti dengan makin meningkatnya citra dan penggunaan batik dan sepatu produksi dalam negeri. Namun sebagian besar lainnya justru merasa lebih bangga menggunakan produk dari luar negeri. Dengan anggapan bahwa produk luar memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Hal ini sebenarnya keliru. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, tentunya harus menggunakan nilai-nilai pancasila sebagai dasar dalam kegiatan sehari-hari. Perwujudan rasa bangga terhadap tanah air merupakan salah satu kandungan dari sila ketiga “ Persatuan Indonesia”. Rasa bangga dapat diaktualisasikan misalnya saja dengan senantiasa menggunakan produk dalam negeri.

Ketika kita merasa lebih bangga dengan menggunakan barang-barang dari luar negeri, hal tersebut sesungguhnya termasuk dalam penyimpangan nilai-nilai pancasila. Kegemaran kalangan masyarakat tertentu terhadap produk impor sebetulnya disebabkan gaya hidup yang ingin meniru luar negeri. Ini sesungguhnya patut disesalkan karena kalangan masyarakat ini umumnya berintelektual tinggi. Sudah sepatutnya rasa nasionalisme terhadap produksi dalam negeri harus dikampanyekan secara luas dan terus menerus agar tumbuh rasa bangga terhadap produk-produk karya anak negeri.

(18)

menerapkannya dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada manusia Indonesia dengan ciri khasnya jika tidak adanya Pancasila yang menjiwainya.

b. Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

Berdasarkan pengamatan terhadap kehidupan masyarakat, mulai nampak berbagai peristiwa yang mencerminkan penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur pancasila. Ini disebabkan karena telah menurunnya moral masyarakat Indonesia dan banyaknya orang yang berpendapat bahwa tidak pentingnya filsafat Pancasila untuk diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Berkurangnya pendidikan Pancasila juga yang ditanamkan sejak dini juga sudah mulai ditinggalkan. Selain itu, Berkurangnya pemahaman mengenai Pancasila pada masyarakat disebabkan oleh banyak hal, misalnya menurunnya sosialisasi nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat, pendidikan mengenai pengamalan nilai-nilai pancasila yang kurang dalam masyarakat, sikap apatisme, serta berkembangnya hedonisme dan materalisme. Pancasila sebagai dasar falsafah Negara republik Indonesia idealnya menjadi acuan tingkah laku warga Negara dalam penyelenggaraan Negara, kenyataannya terindikasi akan ditinggalkan.

c. Upaya pencegahan Dini Perilaku

(19)

bahwa pancasila sebagai dasar Negara perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Serta perilaku menyimpang dari nilai-nilai pancasila yang perlu dihindari.. Penanaman kesadaran perilaku menyimpang pada hakekatnya merupakan penanaman nilai-nilai Pancasila, karenanya perlu diberikan sejak anak-anak, selain itu, masyarakat juga diharafkan agar sadar terhadap betapa pentingnya filsafat dan ajaran ajaran dari Pancasila itu sendiri untuk mewujudkan lingkungan yang baik ditengah- tengah masyarakat, dan memberikan berbagai hukuman-hukuman yang setimpal terhadap perbuatan yang menyimpang dari ideology Pancasila seperti korupsi tersebut. Secara khusus perilaku korupsi dapat dicegah secara dini dengan cara seperti dibawah ini:

1. Penanaman kejujuran sejak dini

Kejujuran adalah suatu hal yang sangat penting dari pembentukan karakter seseorang, bila kejujuran ditanamkan secara dini, bukan tidak mungkin kita akan mendapatkan pejabat-pejabat pemerintahan yang jujur.

2. Kedisiplinan dan taat pada hukum yang berlaku.

Tidak dimungkiri, kedisiplinan merupakan suatu karakter dari seseorang yang sangat diperlukan dalam hidupnya. Bila seseorang disiplin dan taat pada hukum yang berlaku, maka perilaku korupsi bisa musnah dengan sendirinya.

3. Kesadaran mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi Bila seseorang lebih mementingkan kepentingan umum, maka dia tidak akan egois tentang kepentingan pribadinya. Jika perilaku korupsi bisa terpinggirkan, maka bukan tidak mungkin kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat pun terjamin

4. Penerapan pajak kekayaan yang tinggi

Perilaku korupsi bisa disebabkan oleh keegoisan seseorang dalam meraih kekayaan. Guna mencegah kekayaan yang berlimpah, maka pajak kekayaan yang tinggi akan menjadi solusi yang baik. Dengan begtiu. seseorang enggan untuk menambah kekayaannya. Langkah ini bisa juga dimaksudkan untuk penurunan tingkat korupsi berdasarkan keinginan untukkaya.

5. Hidup sederhana dan bersyukur

(20)

Cara-cara diatas biasanya dilakukan oleh para orang tua kepada anak-anaknya sebagai generasi muda. Selain dari pihak keluarga, diperlukan pula pendidikan pancasila agar terbentuk seorang warga Negara yang memiliki intelektual tinggi, serta penuh tanggung jawab dalam memecahkan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan pancasila.

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Filsafat adalah sebuah tipe pemikiran kritis radikal maupun reflektif yang berlainan dari refleksi pengetahuan ilmiah lain. Refleksi filsafat berciri radikal konseptual terhadap konsep itu sendiri selaku sasarannya (Sutrisno, 2005:17).

2. Pemikiran filosofis Pancasila merupakan renungan mendalam tentang Pancasila dari para tokoh atau ahli filsafat. Meskipun sebagai renungan mendalam dari seseorang dan sifatnya personal, namun pemikiran filisofis tersebut termasuk pemikiran intelektual karena dilakukan secara reflektif, obyektif, kritis, logis, dan sistematis

3. Melakukan tindakan korupsi merupakan salah satu cerminan bahwa betapa mulai melunturnya nilai-nilai Pancasila di era kekinian. Mulai dilupakannya pancasila sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup berbangsa, falsafah hidup dan cita-cita moralyang mengandung nilai-nilai luhur yang patut untuk diterapkan. Namun setidaknya hal tersebut bisa dicegah agar tidak terjadi lagi kedepannya dengan beberapa solusi.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

(21)

menghayati dan menerapkan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari. Selain itu juga diharapkan kepada para pembaca agar menghindari prilaku yang namanyua korupsi, karena seperti yang telah diuraikan pada makalah ini bahwasanya korupsi merupakan tindakan yang mnyimpang dari Pancasila dan menghianati keberadaan Pancasila dan bangsa ini.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Rindjin, Ketut. 2011.Pandangan Hidup Bangsa Indonesia dan Dasar Kesatuan Republik Indonesia. Singaraja: Undiksha.

Ryan, Ginting.2011. “Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka”. Dalam http://gintingryan.blogspot.com/2011/12/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka.html. Diakses pada 3 Oktober 2013

Sutrisno, Slamet. 2006. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Therudyoffachru.2011.”Bukti Pancasila sebagai Sistem Filsafat”. Dalam http://therudyoffachru.blogspot.com/2011/05/bukti-bahwa-pancasila-merupakan-sistem .html . Diakses pada 3 Oktober 2013

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian prospektif c ross sectional yang dilakukan selama 4 bulan diperoleh 5 pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB sebelum dan sesudah

01 YETTY S Sekretaris XELITA MARGARETH TURAMBI Bendahara 37 TUGIRIN Ketua RT.. 02 SUTINAH Sekretaris

Algoritma Genetika digunakan untuk mencari parameter filter daya aktif (APG) untuk meminimalkan prosentase THD dari Arus sumber (Is) setelah kompensasi.. Sesuai dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur, kestabilan emosi dan kecemasan sosial pada

••  T  Trauma p rauma pada epitel telin ada epitel telinga luar ga luar    aktor  aktor penting terjadi Otitis Eksterna. penting terjadi

Kegiatan CIVIL EXPO 2017 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang ini merupakan agenda yang dilakukan