Perhitungan
Pendapatan
Nasional
Hal penting dalam
perekonomian yang ditunjukkan
oleh output nasional
1. Sebagai gambaran awal tentang seberapa efisien sumber
daya yang ada dalam perekonomian digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa.
2. Sebagai gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat
kemakmuran suatu negara.
Definisi Output Nasional
(Pendapatan Nasional)
Istilah yang paling sering dipakai untuk pendapatan nasional adalah Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).
“The total market value of all final goods and services produced within a given period, by factors of production located within a country.”
“Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode (kurun waktu) dengan
1. Siklus Aliran Pendapatan
(
Circular Flow
) dan Interaksi
Antar Pasar
A. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow)
adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi antar para pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing pelaku ekonomi.
Model Circular Flow membagi perekonomian menjadi empat sektor: 1. Sektor Rumah Tangga
1. Siklus Aliran Pendapatan
(
Circular Flow
) dan Interaksi
Antar Pasar
B. Tiga Pasar Utama (
Three Basic Markets
)
Tingkat harga ditentukan melalui mekanisme pasar.
Untuk analisis ekonomi makro, pasar dikelompokkan menjadi
tiga pasar utama:
1. Pasar barang dan jasa
2. Pasar Tenaga Kerja
2. Metode Penghitungan
Pendapatan Nasional
A. Metode Output (Output Approach)
B. Metode Pendapatan (Income Approach)
A. Output Approach
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan
membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin).
Perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing sektor. Nilai tambah adalah selisih antara nilai output dengan nilai input antara.
NT = NO – NI
Dimana NT = nilai tambah
NO = nilau output
NI = nilai input antara
B. Income Approach
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Hubungan antara tingkat output dengan faktor-faktor produksi yang digunakan digambarkan dalam fungsi produksi:
Q = f(L, K, U E)
Dimana Q = output
L = tenaga kerja
K = barang modal
U = uang / finansial
Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).
PN = w + i + r + π
Dimana:
w = upah/gaji (wages/salary) i = pendapatan bunga (interest) r = pendapatan sewa (rent)
C. Expenditure Approach
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu.
Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:
Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah nilai total lima jenis pengeluaran tersebut:
PDB = C + G + I + (X – M) Dimana :
C = konsumsi rumah tangga
G = konsumsi / pengeluaran rumah tangga I = investasi
3. Pengertian Dasar tentang
Perhitungan Agregat
Tujuan perhitungan output maupun pengeluaran dan ukuran-ukuran agregat lainnya adalah untuk menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki/meningkatkan kemakmuran/kesejahteraan rakyat.
A. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) B. Produk Nasional Bruto (Gross National Product) C. Produk Nasional Neto (Net National Product) D. Pendapatan Nasional (Natioal Income)
E. Pendaptan Personal (Personal Income)
Produk Domestik Bruto (
Gross
Domestic Product
)
PDB menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa
memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut.
Semua faktor produksi yang berlokasi dalam perekonomian
tersebut outputnya diperhitungkan dalam PDB.
Produk Nasional Bruto (
Gross
National Product
)
PNB adalah nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian.
Kelemahan perhitungan PDB dapat dikoreksi dengan mengurangkan nilai produksi yang dihasilkan faktor produksi yang berasal dari luar
perekonomian.
Angka yang dihasilkan dari penjumlahan dan pengurangan terhadap PDB merupakan PNB (GNP).
PNB = PDB – PFLN + PFDN PFPN = PFDN – PFLN
Produk National Neto (
Net
National Product
)
Memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal (capital goods) sehingga sektor perusahaan harus melakukan investasi. Tujuannya
mengganti barang modal yang sudah aus dan menambah stok barang modal yang sudah ada.
Dalam perhitungan PDB berdasarkan pendekatan pengeluaran, yang dimaksudkan adalah investasi neto, yaitu investasi bruto dikurangi depresiasi.
Jadi, PNN merupakan gambaran output yang lebih akurat dimana PNB dikurangi depresiasi.
Pendapatan National (National
Income)
Pendapatan National (PN) merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan.
Angka PN dapat diturunkan dari angka PNN. Untuk mendapatkan angka PN dari PNN, harus dikurangi PNN dengan angka pajak tidak langsung (PTL) dan menambahkan angka subsidi (S).
Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Sedangkan subsidi harus ditambahkan karena merupakan balas jasa atas faktor produksi, tetapi tidak masuk dalam perhitungan PNN.
Pendapatan Personal (
Personal
Income
)
PP adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak individu-individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi.
Untuk memperoleh angka PP dari PN maka laba perusahaan yang tidak
dibagikan (retained earnings) harus dikurangkan, sebab laba tidak dibagikan (LTB) merupakan halk perusahaan.
Selain LTB, pembayaran-pembayaran asuransi sosial (PAS) atau social
insurance payments juga harus dikurangkan. Kedua pengurangan ini belum memberikan informasi yang sebenarnya tentang pendapatan personal.
Sebab pendapatan personal bukan saja diterima karena balas jasa atas
kesediaan bekerja (upah, gaji) ataupun pendapatan non upah yang diperoleh dari sektor perusahaan, tetapi juga pendapatan bunga yang diterima dari
Pendapatan Personal Disposabel
(
Disposable Personal Income
)
PPD adalah pendapatan personal yang dapat
dipakai oleh individu, baik untuk membiayai
konsumsinya maupun untuk ditabung.
Ringkasan PDB sampai ke PPD
C + G + I + (X – M)
= Produk Domestik Bruto (PDB)
Ditambah : Pendapatan faktor produksi domestic yang ada di luar negeri
Dikurang : Pembayaran Faktor Produksi Luar Negeri Yang Ada di Dalam Negeri
= Produk National Bruto (PNB)
Dikurang : Penyusutan
= Produk Nasional Neto (PNN)
Dikurang : Pajak Tidak Langsung
Ditambah : Subsidi
= Pendapatan Nasional (PN)
Dikurang : Laba Ditahan
Dikurang : Pembayaran Asuransi Sosial
Ditambah : Pendapatan Bunga Personal dari Pemerintah dan Konsumen
Ditambah : Penerimaan Bukan Balas Jasa
= Pendapatan Personal
Dikurang : Pajak Pendapatan Personal
4. PDB Harga Berlaku dan Harga
Konstan
Nilai PDB suatu periode tertentu sebenarnya merupakan hasil
perkalian antara harga barang yang diproduksi dengan jumlah
barang yang dihasilkan.
PDB Harga Berlaku adalah hasil perkalian antara harga barang
tahun tersebut dengan jumlah barang diproduksi pada tahun itu.
PDB Harga Konstan merupakan perhitungan dengan penentuan
tahun dasar (based year), yang merupakan tahun dimana
5. Manfaat dan Keterbatasan
Perhitungan PDB
A. Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuran
B. Perhitungan PDB dan Masalaha Kesejahteraan Sosial
C. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
D. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak
6. Distribusi Pendapatan
(
Income Distribution
)
Pendapatan dianggap didistribusikan secara merata sempurna bila
setiap individu memperoleh again yang sama dari output
perekonomian.
Distribusi pendapatan dianggap kurang adil jika sebagian besar
output nasional dikuasai oleh lebih sebagian agak kecil penduduk.
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan diantaranya:
1. Kurva Lorenz
2. Koefisien Gini
Koefisien Gini (
Gini Coeficient
)
Merupakan alat ukur ketidakadilan distribusi pendapatan (inequality income distribution) dengan menghitung luas kurva Lorenz.
Angka koefisien gini sama dengan satu. Jadi angka koefisien gini berkisar nol sampai dengan satu. Makin buruk distribusi pendapatan, angka koefisien gini makin besar. Cara penghitungannya:
Koefisien Gini =
Adapun patokan nilai Koefisien Gini:
Lebih kecil dari 0,3 : tingkat ketimpangan rendah
Antara 0,3 – 0,5 : tingkat ketimpangan moderat (sedang) Lebih tinggi dari 0,5 : tingkat ketimpangan tinggi
Kriteria Bank Dunia
Bank Dunia membuat kriteria yaitu mengukur ketimpangan distribusi
pendapatan suatu negara. Carangan dengan melihat besarnya kontribusi (sumbangan) dari 40% penduduk termiskin.
Kriteria yang digunakan adalah:
1. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin memperoleh pendapatan lebih keci dari 12% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka dikatakan bahwa negara yang bersangkutan berada dalam tingkat ketimpangan yang tinggi dalam distribusi pendapatan.
2. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin pendapatannya antara 12% - 16% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka dikatakan bahwa terjadi tingkat ketimpangan sedang (moderat) dalam distribusi pendapatanya.
3. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin pendapatannya lebih dari 16% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka dikatakan bahwa tingkat