• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Anggaran Negara e Budgeting

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Anggaran Negara e Budgeting"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“SISTEM e-BUDGETING”

DISUSUN OLEH

Nastitya Fionny Brilliyanti

4301170035

2-8 / 24

D-III Kebendaharaan Negara

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

(2)

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat juga semakin meningkat sehingga memunculkan berbagai tuntutan baru. Pemerintah dituntut lebih responsif dan transparan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam mewujudkan hal tersebut, terciptalah model pelayanan publik yang dilakukan melalui sistem elektronik atau E-Government. E-Goverment mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, transparan dan akuntabel sehingga membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses dan mengkritisi kebijakan pemerintah

Bentuk implementasi Government dalam bidang keuangan pemerintah yaitu E-Budgeting. E-Budgeting merupakan sistem informasi keuangan berbasis web yang digunakan untuk memfasilitasi proses penyusunan anggaran belanja daerah. Melalui e-Budgeting, pemerintah dapat melakukan pengendalian anggaran dengan lebih baik karena proses penyusunan anggaran dapat dilakukan secara lebih transparan, efektif dan akuntabel. Tulisan ini akan mengulas mengenai latar belakang diterapkannya e-Budgeting, kendala dan solusi dalam penerapan e-Budgeting yang difokuskan di Provinsi DKI Jakarta.

1.2 Pembahasan

Pemenuhan tuntutan masyarakat kepada pemerintah masih menemui banyak permasalahan, terutama di pemerintah daerah. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa instansi yang paling banyak diadukan oleh masyarakat adalah Pemerintah Daerah (42%) (Ombudsman RI, 2017). Hal ini salah satunya diakibatkan tidak transparannya proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah, sehingga banyak menciptakan peluang terjadinya korupsi.

Tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan di daerah masih tergolong tinggi. Menurut Juru bicara KPK, Febri Diansyah, sepanjang sejarah berdirinya KPK, ada 87 kepala daerah dan 122 anggota DPRD yang menjadi tersangka kasus korupsi (jawapos.com, 2018)

(3)

menghadiri rapat sehingga data keuangan tidak komprehensif pada pembahasan anggaran dengan legislatif.

Masalah-masalah tersebut mendorong pemerintah daerah untuk melakukan perubahan dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang profesional. Salah satunya dengan e-Budgeting. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menggagas penerapan e-Budgeting pada tahun 2013 melalui Peraturan Gubernur Nomor 145 tahun 2013 tentang Penyusunan RAPBD/APBDP yang diresmikan oleh Gubernur Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2012. Pemprov DKI Jakarta sebelumnya mempelajari sistem ini dari Kota Surabaya yang telah berhasil menerapkan e-Budgeting.

Penerapan sistem ini diklaim dapat mencegah adanya anggaran-anggaran 'siluman' dan inefisiensi anggaran daerah, karena adanya pengawasan mulai dari perencanaan sampai pertanggung jawaban, terbukti dengan keberhasilan sistem ini mendeteksi dana siluman dan mencegah korupsi dalam perencanaan anggaran RAPBD Provinsi DKI Jakarta 2015 senilai Rp. 12,1 triliun. Sistem ini juga memberikan proses yang lebih efektif dan efisien dalam penyusunan anggaran karena dilakukan secara elektronik sehingga menghemat waktu dan kertas dan tentunya dianggap juga dianggap sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan.

1.2.1 Hambatan dalam pelaksanaan E-Budgeting

Meskipun demikian, berbagai permasalahan masih ditemukan dalam penerapan e-Budgeting di Provinsi DKI Jakarta ini. Secara umum, permasalahan tersebut diantaranya terkait dengan teknologi, komitmen perangkat daerah, dan adanya kelemahan dalam sistem.

1. Permasalahan teknologi terletak pada sulitnya terkoneksi dengan server serta kendala jaringan internet, seperti di Kepulauan Seribu. Sulitnya terkoneksi dengan server ini diduga akibat penggunaan sistem tersebut secara serentak di lima wilayah kota. Hal tersebut mengakibatkan terhambatnya proses input data untuk e-Budgeting.

(4)

Selain itu, website e-Budgeting DKI Jakarta perlu dirancang agar user-friendly, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi yang diperlukan. 2. Di awal penggagasannya, Ada drama saling tuduh antara Pemprov dan DPRD DKI.

Penerapan sistem ini banyak ditentang oleh politisi yang merasa 'terganggu'. Gubernur DKI Jakarta bersikeras menggunakan e-Budgeting pada APBD 2015 untuk menangkal anggaran ‘siluman’ DPRD senilai Rp 12,1 triliun. Namun, DPRD DKI menuding pemprov menyusun APBD tanpa melibatkan DPRD. Lalu, DPRD menggunakan hak angket untuk menyelidiki Pemprov dan tak menyetujui APBD 2015 versi e-Budgeting, sehingga Pemprov DKI Jakarta harus menggunakan APBD 2014.

Upaya mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memperbaiki hubungan dan kerja antara Pemprov dan DPRD dalam melakukan koordinasi perencanaan dan penganggaran, saling menerima kritik dan saran dan tentunya menanamkan kepercayaan antar keduanya supaya tidak ada saling tuduh menuduh satu sama lain. Sehingga tercipta check and balance antar keduanya.

3. Permasalahan terkait dengan kurangnya komitmen dari Pemerintah dalam menerapkan sistem ini. Akhir-akhir ini masyarkat DKI dihebohkan dengan adanya sejumlah anggaran di RAPBD Jakarta 2018 yang tidak dirinci kebutuhannya. Ada biaya pengadaan tanah sebesar Rp 798,1 miliar, namun tidak dijelaskan rincian soal lokasi lahan mana yang akan dibeli (megapolitan.kompas.com, 2017). Hal ini menunjukkan masih adanya permasalahan dalam komitmen OPD DKI Jakarta untuk dengan sungguh-sungguh menerapkan sistem e-Budgeting dengan melanjutkan program dari kepemimpinan sebelumnya.

Solusinya adalah dengan melakukan pengecekan dan pengawasan dengan teliti terhadap rincian anggaran tersebut. Pengecekan dan pengawasan hanya dapat dilakukan oleh pegawai-pegawai yang memiliki integritas dan komitmen tinggi. Pemerintah juga perlu menindak tegas para OPD yang terbukti melakukan mark-up anggaran agar menimbulkan efek jera.

4. Masih ada pegawai yang tidak bisa menggunakan sistem e-Budgeting karena tidak memiliki keahlian dalam mengoperasikannya. Dan ada juga ada yang sudah terbiasa dengan sistem manual dan sudah berusia sehingga cenderung tidak adaptif terhadap teknologi dan tidak mau untuk belajar menggunakan sistem e-Budgeting.

(5)

5. Tidak mampunya e-Budgeting untuk memuat seluruh kegiatan yang diprogramkan oleh Pemerintah dikarenakan tidak semua kegiatan dapat diukur secara kuantitatif.

Solusinya adalah dengan perbaikan sistem agar lebih fleksibel dalam memuat kegiatan-kegiatan yang tidak dapat distandardisasi. Perbaikan sistem ini dapat dilakukan dengan menambahkan opsi khusus bagi kegiatan-kegiatan tersebut.

1.2.2 Pro-Kontra E-Budgeting

Berdasarkan tribunnews.com, Selasa (17/3/2015), Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menilai bahwa program ini 'mengebiri' peran DPRD DKI dalam melakukan fungsi pengawasan dan hak budgeting. Menurutnya, e-budgeting adalah program yang dirancang agar eksekutif berjalan tanpa ada kontrol parlemen. Dengan begitu, pemerintah dibuat untuk tak lagi perlu mengindahkan usulan legislatif dalam pembahasan anggaran. Menurut Adhie, upaya pelemahan juga dibarengi dengan 'pembusukan' terhadap citra legislatif. Misal dengan tudingan sebagai koruptor, dll.

Sedangkan, Koordinator Supervisi Pencegahan Korupsi KPK, Ardiansyah Nasution, menyebutkan bahwa salah satu wilayah yang rawan korupsi adalah penganggaran. Dengan adanya e-budgeting diharapkan menjadi langkah konkrit untuk meminimalisir KKN. Karena dengan sistem ini akan semakin mudah melakukan pengawasan, karena semua anggaran sudah terkoneksi dengan sistem yang bisa diakses kapanpun.

1.2.3 Sistem E-Budgeting di Negara Lain

Beberapa negara sudah melaksanakan sistem e-Budgeting dengan baik sejak awal tahun 2000-an. Mulai dari Filipina, hingga Amerika Serikat.

Di Filipina, menurut Mario L. Relampagos, wakil Sekretariat Jenderal Departemen of Budget and Management (DBM), dalam presentasinya di Tokyo 24 Agustus 2004 memaparkan bahwa proses e-Budgeting di Filipina dikelola oleh lembaga independen yang langsung dibawahi oleh kepala Negara yaitu DBM. DBM ini yang menentukan standar harga, menampung partisipasi masyarakat, membuat kebijakan makro ekonomi dan rencana pembangunan jangka menengah, mengukur pengeluaran anggaran untuk kebijakan publik, dan memonitor operasi keuangan unit pemerintah daerah dan BUMN.

(6)

1.3 Kesimpulan

Dari pemaparan analisa diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasannya penerapan E-budgeting adalah bagian dari penerapan E-Government agar tercipta pemerintahan yang transparan, responsif, efektif, efisien dan akuntabel. Dengan adanya e-Budgeting, diharapkan pengawasan terhadap anggaran dapat ditingkatkan sehingga kasus tindak korupsi dapat diberantas. Selain itu, Sistem ini juga memberikan proses yang lebih efektif dan efisien dalam penyusunan anggaran.

Meskipun begitu, penerapan E-Budgeting memang belum maksimal, ada banyak hambatan dalam pelaksanaanya, seperti kurangnya komitmen dan kemampuan oleh pegawai pemerintahan dan teknologi dari sistem E-Budgeting nya itu sendiri. Diharapkan kedepannya pemerintah terus membenahi sistem E-Budgeting sehingga benar-benar dapat mencerminkan prinsip-prinsip good governance.

1.4 Saran

Pemerintah seharusnya mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu dalam bidang teknologi dan informasi dengan mengadakan pelatihan skill dan motivasi secara rutin kepada para pegawai supaya para pegawai memahami sistem e-Budgeting secara komperhensif dan dapat menanamkan sikap integritas dengan baik.

Perlunya juga pembenahan server dan jaringan karena masih sering terjadi error. Pemerintah dapat menggunakan manajemen bandwith sehingga koneksi dapat lebih stabil. Dukungan dari pihak lain juga dibutuhkan terutama para praktisi sistem informatika dan adanya penelitian mengenai E-Budgeting.

Tidak lupa, tentunya dukungan dari masyarakat Indonesia itu sendiri. karena pengawasan terbaik sebenarnya adalah dari sikap kritis dan peduli dari masyarakat. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan jiwa nasionalisme dan rasa peduli dalam diri kita sehingga dapat ikut mengawal berjalannya pemerintahan yang ada secara maksimal dan mewujudkan Indonesia yang sejahtera.

1.5 Daftar Pustaka

Suparni. “Input E-Budgeting Pulau Pari Terkendala Koneksi ke Server.”

http://www.beritajakarta.id/read/28959/input_e-budgeting_pulau_pari_terkendala_koneksi_ke_server. (diakses 7 April 2018)

(7)

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/20/17580451/pengadaan-tanah-rp-798-miliar-di-rapbd-dki-2018-tanpa-rincian-rawan. (diakses 7 April 2018)

Ombudsman Republik Indonesia. (2017). Data Penyelesaian Laporan Masyarakat Tahun 2016 (Periode 1 Jan -- 31 Desember 2016).

Kuswandi. “DPRD Jadi Pasien Tertinggi Sejak KPK Berdiri”

https://www.jawapos.com/read/2018/04/05/201901/dprd-jadi-pasien-tertinggi-sejak-kpk-berdiri. (diakses 7 April 2018)

Rohmayana. KPK Apresiasi Pemkot Jambi, Sistem E-Planning Langkah Konkrit Meminimalisir KKN. http://jambi.tribunnews.com/2018/03/19/kpk-apresiasi-pemkot-jambi-sistem-e-planning-langkah-konkrit-meminimalisir-kkn. (diakses 3 April 2018)

Referensi

Dokumen terkait

ravinteet Vaiheesssa käyttöönotetut kierrätysravinteet Tuotteen mukana vaiheeseen tuleva ravinnemäärä Ravinteiden muut hyötykäyttökohteet Jätevedenkäsittelyyn tulee

Berdasarkan gambar di atas dapatdisusun suatu model hipotesisyang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Kepemilikan manajerial, kepemilikan insti- tusional, arus kas bebas (

 Setiap Sub-Index mempunyai bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat kemajuan ekonomi.. Indonesia termasuk ke dalam Kelompok Negara Tahap 2: Efficiency

Prosedur Pemberian pelayanan ATS termasuk prosedur pemanduan lalu lintas penerbangan, komunikasi, radio telephony dan phraseology (rutin, non-rutin dan keadaan darurat);

Dalam hal ini tumbuhan hiperakumulator memiliki kemampuan untuk melarutkan unsur logam pada rizosfer dan menyerap logam bahkan dari fraksi tanah yang tidak bergerak sekali

Dalam hal ini tentunya didasari dengan ketidaktahuan para peternak lebah di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang akan adanya ketentuan dalam mengeluarkan zakat

Firman Allah yang memuji hamba-Nya yang baik: “..Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan

sebagai bahasa asing adalah bahasa utama yang diajarkan di setiap sekolah.. dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan