• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA “FAST FORWARD SHOP” BERBASIS WEBSITE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA “FAST FORWARD SHOP” BERBASIS WEBSITE"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

PENJUALAN PADA

“FAST FORWARD

SHOP” BERBASIS

WEBSITE

S kripsi

Sebagai Persyaratan Untuk M emperoleh Gelar Sarjana Teknik

SRI AYU BUDIYANTI PRATIWI

I 0306010

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ABS TRAK

S ri Ayu Budiyanti Pratiwi, I0306010, ANALIS IS DAN DES AIN

IMPLEMENTAS I S IS TEM INFORMAS I PENJUALAN PADA “FAST

FORWARD SHOP” BERBASIS WEBSITE. S kripsi. S urakarta : Jurusan

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas S ebelas Maret, Juli 2010

“Fast Forward Shop” merupakan salah satu online shop yang memasarkan produknya dengan menggunakan media Facebook. Kekurangan dari Facebook yaitu permasalahan informasi berhubungan dengan sistem informasi penjualan, penyimpanan data yang tersimpan kurang baik, dan penanganan secara manual dalam melayani konsumen. Kekurangan tersebut mengakibatkan waktu tunda dan kapasitas operator yang cukup banyak. Kekurangan tersebut dapat diselesaikan dengan perancangan alat bantu berupa website.

Pada penelitian dilakukan dua tahap antara lain tahap analisis dan perancangan proses bisnis usulan dan tahap perancangan. Pada tahap analisis dan perancangan proses bisnis, dilakukan identifikasi sistem berupa proses bisnis sistem sekarang dan analisis sistem dengan melakukan benchmarking pada beberapa fashion online shop yang menghasilkan kebutuhan sistem pada “Fast

Forward Shop”. Hasil akhir dari tahap tersebut adalah proses bisnis sistem usulan berdasarkan proses bisnis sistem sekarang dan kebutuhan sistem. Proses bisnis sistem usulan menjadi acuan dalam pencarian media yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Pada tahap perancangan dilakukan perancangan tata letak

interface, penggunaan basis data, dan penyusunan program aplikasi berupa

website. Penggunaan basis data sesuai dengan basis data pada media terpilih.

Penyusunan program aplikasi dengan bantuan Content Management System

(CM S) Joomla!.

Hasil dari penelitian adalah proses bisnis sistem usulan dan program aplikasi. Proses bisnis usulan menjadi dasar acuan dalam pencarian media yang sesuai. M edia tersebut adalah VirtueMart, media ini digunakan untuk mengimplementasikan sistem informasi penjualan ”Fast Forward Shop”. Program aplikasi berupa website disusun dari kompenen VirtueMart, module, plug in dan artikel pendukung lainnya. Aplikasi tersebut mampu memenuhi kebutuhan sistem informasi penjualan “Fast Forward Shop”.

Kata kunci: fashion online shop, sistem informasi penjualan, website, CM S, Joomla!, VirtueMart

(3)

ABSTRACT

S ri Ayu Budiyanti Pratiwi, I0306010, ANALYSIS AND DESIGN

IMPLEMENTATION OF INFORMATION SYSTEMS SALES ON "FAST

FORWARD SHOP" WEBSITE-BASED. Thesis. Surakarta: Department of

Industrial Engineering, Faculty of Engineering, University Eleven in March, July 2010

"Fast Forward Shop" is one of the online shop which sells its product by using the media Facebook. Lack of information on Facebook that is the problem associated with the sale of information systems, data storage that is saved is not good, and manual handling in serving consumers. Deficiency resulted in a delay and considerable service capacity. These deficiencies can be resolved with a website design tool.

Research such as two phases, they are analysis of business process and design proposals and the design stage. The analysis and design of business processes, system identification was done in the form of current systems and business process analysis with the benchmark system in some fashion online shop that produces the system requirements on the "Shop Fast Forward." The end result of this stage is the proposed system of business processes based on current systems and business process needs of the system. Business process proposed system should be implemented in accordance with the search media system requirements. At the design stage is the layout design interface, the use of databases, and programming website application form. The use of databases in accordance with the data base on selected media. Preparation of application programs with the help of Content Management System (CMS) Joomla!.

Results from research are business process and application programs proposed system. Business process proposal became the basis in the appropriate media search. VirtueMart media is used to implement a sales information system "Fast Forward Shop". Application program is arranged by VirtueMart component, modules, plug ins, and other supporting articles.This application could be meet the system requirements on the systems of information sales "Fast Forward Shop."

Keywords: online fashion shop, sales information systems, websites, CMS

(4)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang M asalah ...I-1 1.2 Perumusan M asalah ...I-2 1.3 Tujuan Penelitian ...I-2 1.4 M anfaat Penelitian ...I-3 1.5 Batasan M asalah ...I-3 1.6 Asumsi ...I-3 1.7 Sistematika Penulisan ...I-4

BAB II TINJAUAN PUS TAKA

2.1 Data Umum Perusahaan ... II-1 2.1.1 Sejarah Perusahaan ... II-1 2.1.2 Visi dan M isi Perusahaan ... II-2 2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3 2.2 Konsep Poses Bisnis ... .... II-3 2.2.1 Pengertian Proses Bisnis ... II-3 2.2.2 Business Process Imrovement (BPI)... II-5 2.3 Sistem Informasi M anajemen ... .... II-7 2.4 Perdagangan Elektronik ... .... II-8 2.5 Perancangan Program Aplikasi ... .... II-10 2.5.1 Pengertian Website ... II-10

ABS TRAK

ABS TRACT

KATA PENGANTAR

vi vii viii

DAFTAR IS I x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

(5)

2.5.2 Toko Online ... II-12 2.5.3 Content Management System ... II-16 2.6 Pengujian Perangkat Lunak ... .... II-17 2.6.1 Validasi Sistem ... II-17 2.6.2 Konversi Sistem ... II-19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahap Identifikasi M asalah ... III-2 3.1.1 Studi Lapangan ... III-2 3.1.2 Studi Literatur ... III-2 3.1.3 Identifikasi M asalah ... III-3 3.1.4 Perumusan M asalah ... III-3 3.2 Tahap Analisis Sistem dan Penyusunan Proses Bisnis ... .... III-3 3.2.1 Identifikasi Sistem Sekarang ... III-3 3.2.2 Analisis Sistem ... III-3 3.2.3 Perancangan Proses Bisnis Usulan ... III-3 3.3 Tahap Perancangan ... .... III-4 3.3 Tahap Validasi dan Interpretasi Hasil ... .... III-4

BAB IV ANALIS IS DAN PERANCANGAN S IS TEM

4.1 Identifikasi dan Analisis Sistem ... IV-1 4.1.1 Identifikasi Sistem ... IV-1 4.1.2 Analisis Sistem ... IV-5 4.1.3 Perancangan Proses Bisnis Usulan ... IV-9 4.1.4 Pencarian M edia ... IV-13 4.2 Tahap Perancangan ... IV-13 4.2.1 Perancangan Interface ... IV-13 4.2.2 Penggunaan Basis Data... IV-17 4.2.3 Penyusunan Program Aplikasi... IV-22

BAB V IMPLEMENTAS I S IS TEM

(6)

5.3 Implementasi Sistem ... V-13 5.3.1 Konversi Sistem... V-13 5.3.2 Faktor Penentu Keberhasilan ... V-14

BAB VI KES IMPULAN DAN S ARAN

6.1 Kesimpulan ... VI-1 6.2 Saran ... VI-1

DAFTAR PUS TAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Aktifitas Bisnis dalam Organisasi II-4 Tabel 4.1

Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4

Pemetaan Bisnis Proses Awal Keseluruhan Perbandingan Beberapa Fashion Online Shop

Tabel Kamus Data Barang Tabel Data Supplier

IV – 2 IV - 5 IV – 17 IV – 17

Tabel 4.5 Tabel Data Pelanggan IV – 17

Tabel 4.6 Tabel Data Transaksi Pembelian IV – 18

Tabel 4.7 Tabel Data Transaksi Penjualan IV – 18

Tabel 4.8 Tabel Data Pemesanan Barang IV – 18

Tabel 4.9 Tabel Data Pengiriman Barang IV – 19

Tabel 4.10 Tabel Kamus Data Barang IV – 19

Tabel 4.11 Tabel Kamus Data Supplier IV – 20

Tabel 4.12 Tabel Kamus Data Pelanggan IV – 20

Tabel 4.13 Tabel Kamus Data Transaksi Pembelian IV – 20 Tabel 4.14 Tabel Kamus Data Transaksi Penjualan IV – 21 Tabel 4.15

Tabel 4.16

Tabel Kamus Data Pemesanan Barang Tabel Kamus Data Pengiriman Barang

IV – 21 IV – 21 Tabel 5.1 Tabel Hasil Validasi dengan M etode Black Box V – 3

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Oraganisasi Fast Forward Online Shop II-3

Gambar 2.2 Ukuran Proses Bisnis II-5

Gambar 2.3 S iklus E-Commerce II-9

Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9

Flow Chart Penelitian

Alur Kegiatan secara Keseluruhan Alur Kegiatan Transaksi Penjualan Proses Bisnis Usulan

Rancangan Home Website

Rancangan Halaman Product Detail

Rancangan Halaman Chart

Rancangan Halaman Order Detail

Relasi Antar Tabel

Halaman Depan Website “Fast Forward Shop”

(9)

Tabel L.1

Barang Baru” (www.barangbaru.com)

“Dunia Fashion” (www.duniafashion.com)

“TOPSHOP” (www.topshop.com)

“Rokit” (www.rokit.co.uk)

User Menu – Perubahan Identitas Diri

User Menu – Submit Article

Fitur Special Product dan Products Discount

(10)

Gambar L.30 Fitur Who’s Online L-18

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Dyah. 2007. Pengujian, Validasi, dan Verifikasi Perangkat Lunak. Tersedia di http://blog.its.ac.id/dyah03tc/2007/11/15/pengujian-validasi-dan-verifikasi -perangkat-lunak/. Diakses tanggal 20 Juni 2010

Firmanto, A. 2009. Proposal Teknik Riset Operasi. Tersedia di http: //arieffirmanto.blog.upi.edu/category/kuliah/tro/. Diakses tanggal 6 Januari 2010.

Hammer, M and Champhy, J. 1993. Reengineering The Coorporation. London: Nicholas Bearley Publishing.

Hammer, M . 2004. The Agenda What Every Business Must Do to Dominate The

Decade. Jakarta: Gramedia.

Harrington. 1991. Bussiness Process Improvement. Jakarta

Ismail, M . 2004. Konsep Sistem Informasi Manajemen. Sumatera Utara: USUT

Digital Library. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345

6789/1205/1/akuntansi-mutia.pdf. Diakses tanggal 6 Januari 2010 Jogiyanto. 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Joomla. 2010. Joomla!. Tersedia di http://extensions.joomla.org/. diakses tanggal 10 M ei 2010

Pakereng, I dan Wahyono, T. 2004. Sistem Basis Data Konsep dan Pendekatan

Praktikum. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Peppard, J and Rowland, P. 1997. The Essence of Business Process

Re-Enginering. UK: Prentice Hall International Ltd.

Primbodo, B. 2010. Validasi. Tersedia di http://priyambodo71.wordpress.com/ cpob/validasi/. Diakses pada tanggal 3 Juni 2010

Ritchi, H. 2009. Identifikasi Pengendalian Aplikasi dalam Analisis Proses Bisnis .

Tersedia di http://pustaka.unpad.ac.id/wp -content/uploads/2009/01/ identifikasi_pengendalian_aplikasi.pdf. Diakses tanggal 22 Desember 2009

(12)

Setiawan, D. 2002. E-Commerce. Tersedia di http://deris.unsri.ac.id/ materi/deris/ecommerce_deris.pdf. Diakses tanggal 25 Desember 2009 Siswono, V. K., Kertamihardja, R., dan Hidayat, D. 2005. Analisis dan

Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Melalui Internet pada PT.

Matradinamika Heksapura. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Uli. Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Content Management

System. 2009

Victor, R. I, Tirta, E. 2007. Analisa, Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan Pelumas. Tersedia di http://www.itmaranatha.org/ jurnal/jurnal.informatika/Jurnal/Juni2007/artikel/artikelpdf/juni07_9.pdf. Diakses tanggal 3 Desember 2009.

Wikipedia. 2009. E-Commerce. Tersedia di http://en.wikipedia.org/wiki/ E_commerce. diakses tanggal 28 Desember 2009.

Wikipedia. 2010. Online Shopping. Tersedia di http://en.wikipedia.org/ wiki/Online_shop . Diakses tanggal 25 Juni 2010

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat analisis dan desain implementasi pada sistem informasi transaksi penjualan sebuah online shop.

1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH

Penjualan merupakan bagian yang sangat penting sehingga banyak cara yang digunakan untuk memperbaiki sistem penjualan suatu perusahaan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk perbaikan sistem mereka. M edia internet adalah cara pemasaran bersifat virtual, dapat memasarkan produk dan layanan. Hal ini merupakan metode sistem pemasaran alternatif yang lebih baik, dikenal dengan istilah

e-commerce yang berarti pemasaran secara elektronik. E-commerce ini diharapkan

bisa memenuhi kebutuhan informasi yang di butuhkan oleh orang–orang yang mengalami kendala dalam mencari tahu mengenai informasi produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan.

Facebook merupakan jejaring sosial yang dapat diakses oleh siapa pun melalui media internet. Banyak pengguna Facebook yang membuat akun untuk berjualan, yang sering dikenal dengan sebutan online shop. Salah satu online shop

yang ada pada Facebook adalah “Fast Forward” yang menawarkan aneka trend

fashion, seperti pakaian, aksesoris, dan aneka produk yang berhubungan dengan

(14)

sebagainya. Penanganan pada Facebook masih sangat manual, memerlukan banyak operator dalam melayani konsumen yang ada. Kekurangan-kekurangan tersebut dapat mengakibatkan waktu tunda dalam proses pelayanan pemesanan dan juga memerlukan kapasitas operator yang cukup banyak dalam melayani konsumen. Salah satu penyelesaian yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan sebuah online shop berbasis website yang dapat memenuhi kebutuhan sistem penjualan pada “Fast Forward Shop”.

Online shop berbasis website dirancang berdasarkan kebutuhan sistem, hasil

dari benchmarking pada online shop dalam dan luar negeri. Implementasi program aplikasi dapat dilakukan dengan cara membuat dari awal sendiri dan menggunakan perancangan yang telah tersedia. Pada penelitian ini digunakan implementasi program aplikasi dengan menggunakan yang telah tersedia dengan bantuan Content Management System (CM S) dalam pembuatan fitur-fitur dan konten-konten tambahan. CM S dapat memberikan kemudahan dalam mendapatkan fitur yang dibutuhkan, siap pakai, dan murah. Kekurangan dari CM S yaitu tingkat keamanan yang kurang dan tidak semua kebutuhan sistem dapat dipenuhi oleh konten yang ada sehingga perlu dilakukan pengembangan konten.

1.2 PERUMUS AN MAS ALAH

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana menganalisa dan mengimplementasi sistem informasi penjualan “Fast Forward” online shop yang bergerak di bidang fashion berbasis

website.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. M erancang proses bisnis sesuai dengan kebutuhan sistem di “Fast Forward”

online shop pada transaksi penjualan

(15)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

M anfaat yang ingin dicapai jika penelitian ini diimplementasikan antara lain: 1. Adanya proses bisnis pada sistem yang sedang berlangsung dan pada sistem

usulan transaksi penjualan “Fast Forward Shop” agar mempermudah dalam melihat skema proses pada sistem penjualan

2. Adanya alat bantu yang memudahkan antara penjual dan pembeli berupa online

shop berbasis website yang sesuai dengan kebutuhan sistem pada “Fast

Forward Shop” agar mempermudah transaksi penjualan

1.5 BATAS AN MAS ALAH

Batasan masalah ini berfungsi untuk membatasi penelitian agar tidak terlalu luas dan memperjelas obyek penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah yang digunakan sebagai berikut :

1. Proses bisnis hanya membahas transaksi penjualan

2. Website yang dibuat hanya berkaitan dengan input informasi kuantitas

persedian barang jadi sampai dengan barang akan dikirim

3. Proses pembayaran dilakukan di luar sistem website yang dirancang

4. Penggunaan sebuah media sebagai acuan desain imp lementasi yang digunakan pada CM S Joomla!

5. Basis data disesuaikan dengan basis data yang telah disediakan oleh komponen utama VirtueMart

6. Penjualan difokuskan secara lokal yaitu Indonesia.

7. Pengujian sekuritas dari hasil perancangan tidak termasuk dalam obyek penelitian.

1.6 AS UMS I

Asumsi yang digunakan pada penelitian yaitu tidak terjadi perubahan proses yang signifikan pada sistem selama penelitian berlangsung.

1.7 S IS TEMATIKA PENULIS AN

(16)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian yang dilakukan sehingga memberikan pengetahuan sesuai tujuan penelitian, dan batasan-batasan yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai perusahaan “Fast

Forward” online shop, proses bisnis, sistem informasi manajemen dan

web design.

BAB III M ETODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses pelaksanaan penelitian dalam bentuk flow chart dan penjelasannya yang membahas tentang tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah sesuai dengan permasalahan yang ada mulai studi literatur, studi lapangan, perumusan masalah, tujuan penelitian, perancangan proses bisnis, perancangan sistem informasi manajemen, analisis hingga kesimpulan dan pemberian saran .

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis sistem yang ada sebelumnya kemudian dicari kebutuhan dari sistem, perancangan proses bisnis, penggunaan database, perancangan interface, dan penyusunan program aplikasi.

BAB V IM PLEM ENTASI SISTEM

(17)
(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum mengenai perusahaan online shop yang dijadikan obyek penelitian dan tinjauan pustaka yang memuat teori-teori yang mendukung pelaksanaan penelitian, perancangan sistem dan implementasi sistem.

2.1 DATA UMUM PERUS AHAAN

Data umum perusahaan yang terdapat pada bagian ini meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi, dan struktur organisasi perusahaan.

2.1.1 S ejarah Perusahaan

Perusahaan online shop yang bergerak di bidang fashion ini bernama “Fast Forward Shop”. “Fast Forward Shop” didirikan pada tanggal 3 November 2009. Perusahaan ini didirikan oleh Nur Hatta Krisna Tri Aditya. Tempat pemasaran dari online shop ini pada jejaring sosial Facebook, www.facebook.com/fastforward838.

Terdapat filosofi terhadap penamaan perusahaan yaitu "To fast-forward means to move forward through an audio or video recording at a speed faster

than that at which it would usually flow." Begitulah wikipedia mendefinisikan Fast-Forward, namun bagi kami Fast-Forward merupakan sebuah filosofi. Filosofi dalam berkarya, filosofi dalam menjalankan usaha kami. Dalam melakukan Fast -Forward (saat kita mendengarkan lagu), tentu kita tidak asal-asalan dalam menekan tombol tersebut. Namun, kita memiliki pandangan awal, perkiraan awal sampai titik manakah kita akan menghentikan Fast-Forward kemudian memulai lagu yang ingin didengarkan. Begitu juga filosofi dari perusahaan ini, dengan perhitungan dan ramalan terhadap mode yang akan menjadi trend. “Fast Forward” akan menyajikan kepada konsumen baju-baju dan aksesoris (fashion) yang akan menjadi trend. Dan perusahaan ingin agar pelanggan setia dapat menjadi trendsetter di sekelilingnya.

(19)

ke market anak muda. Dari produk baju ,perusahaan ini memiliki berbagai variasi model baju yang dijual, misalnya dress, rok, celana, suit, dan baju muslim. M odel-model tersebut diproduksi dengan bahan material kain seperti kain katun, kain wool, kain batik, dan kain kaos. Ada beberapa produk baju yang diproduksi sendiri dan sisanya berasal dari supplier. Untuk produk baju yang berasal dari

supplier, barang yang ada bersifat ready stock. Sedangkan untuk produk baju

yang diproduksi sendiri bersifat make to order. Produk aksesoris, “Fast Forward” menawarkan berbagai jenis necklace dan headpiece. Untuk jenis necklace atau kalung, seluruhnya diambil dari supplier. Sedangkan untuk headpiece, seluruhnya diproduksi sendiri. Keduanya bersifat make to order.

Sesuai dengan visinya yaitu be the trendsetter, maka perusahaan menyediakan produk-produk yang berhubungan dengan fotografi. Produk-produk tersebut antara lain toy cam, lomography, camera SLR, dan lain-lain. Produk-produk tersebut diambil dari beberapa supplier dan “Fast Forward Shop” juga melayani untuk produk-produk pesanan. Produk-produk yang dijual pada “Fast Forward” berbasis fashion dan up to date. Dimana “Fast Forward” memiliki ciri khas tersendiri dari setiap produknya. Perusahaan selalu membuat inovasi dan kreatifitas yang unique. Slogan dari “Fast Forward Shop” sendiri yaitu be the trendsetter.

2.1.2 Visi dan Misi

Visi dan misi dari perusahaan antara lain: A. Visi

M enjadikan perusahaan online shop yang bergerak di bidang fashion, perusahaan yang menjadi trendsetter dari trend mode yang ada.

B. M isi

1. Selalu update akan trend mode yang ada. 2. M embuat produk-produk yang unique

3. Bersifat commercial dan positive impact to others

4. M engutamakan tingakat kepuasan dari pelanggan

(20)

2.1.3 S truktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan di online shop “Fast Forward Shop” adalah struktur lini atau garis. Struktur lini adalah struktur organisasi yang didalamnya terdapat garis kewenangan yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Direktur

Pengadaan

Desain Produksi Quality Control Keuangan Pemasaran Penjualan Dewan Penasehat

Pengiriman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi “Fast Forward”online shop

2.2 KONS EP PROS ES BIS NIS

2.2.1 Pengertian Proses Bisnis

Proses bisnis adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan. Banyak definisi yang telah dijabarkan oleh para ahli manajemen mengenai proses bisnis.

Proses bisnis adalah serangkaian atau sekumpulan aktifitas yang dirancang untuk menyelesaikan tujuan strategik sebuah organisasi, seperti pelanggan dan pasar (Hammer dan Champhy, 1993). Proses bisnis memiliki beberapa karakteristik antara lain:

1. M emiliki tujuan

(21)

5. M emiliki sejumlah aktifitas yang dilakukan dalam suatu urutan 6. Dapat mempengaruhi lebih dari satu unit organisasional.

7. M enciptakan suatu nilai untuk konsumen. Pelanggan dapat berupa internal atau eksternal.

Proses manajemen menggunakan input dari proses operasi dan proses informasi untuk pengambilan keputusan dan kebijakan sebagai outputnya. Tabel 2.1 menjelaskan hubungan antara ketiga proses tersebut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Aktifitas Bisnis dalam Organisasi

Aspek Proses Operasi Proses Informasi Proses Manajemen

Komponen manusia, peralatan, organisasi, manusia, peralatan, otorasi, manusia, otorasi, organisasi, kebijakan, dan prosedur organisasi, kebijakan, dan kebijakan, dan prosedur

prosedur

Jenis Aktifitas secara fisik menyediakan barang mencatat/menyimpan data perencanaan, pengendalian, dan dan jasa dalam proses bisnis atas peristiwa operasi, memelihara evaluasi proses bisnis yang terjadi

data refreansi yang penting, dan menyajikan informasi berguna bagi manjemen dan pengambil keputusan

Tujuan menyelesaikan pekerjaan organisasi memfasilitasi fungsi operasi dan merencanakan dan mengendalikan dalam bentuk proses bisnis mendukung kebutuhan pengambil- operasi/proses bisnis organisasi

an keputusan manajemen dengan menyediakan informasi yang ber-kualitas

Sumber: Ritchi (2009)

(22)

Proses Bisnis Pelanngan

Sumber Daya Perubahan

efektifitas

efisiensi adaptabilitas

Gambar 2.2 Ukuran Proses Bisnis

Sumber: eTOM for Telecommunication and Information Industry di dalam Peppard dan

Rowland, 1997

2.2.2 Business Process Improvement (BPI)

Business Process Improvement (BPI) adalah langkah perombakan

terhadap proses bisnis yang telah berjalan untuk memperbaiki atau memberikan proses yang baru. Proses bisnis awal dipetakan terlebih dahulu dengan basic flowchart ataupun bentuk chart yang lainnya. Peta tersebut kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi kegiatan yang termasuk value added dan non-value added. Semaksimal mungkin kegiatan non value-added berusaha dihilangkan sehingga alur proses menjadi lebih efisien. Perbaikan tersebut berdasarkan pada konsep

Business Process Reengineering untuk menghilangkan, menyederhanakan,

menyatukan atau melakukan otomatisasi pada proses (Indrajit dan Djokopranoto dalam Hammer dan Champhy, 1993). Secara runtut pengolahan proses bisnis meliputi langkah–langkah sebagai berikut :

1. Pemetaan proses bisnis awal

(23)

2. Identifikasi proses value-added dan non-value added

Proses value added dijelaskan sebagai proses yang menciptakan nilai tambah bagi produk untuk menambah kepuasan konsumen. Sedangkan proses

non-value added adalah proses yang apabila dihilangkan tidak akan

mengurangi nilai tambah yang diberikan pada konsumen.

3. M elakukan perbaikan proses dengan konsep Bussiness Process Improvement

dengan garis besar sebagai berikut : (Indrajit dan Djokopranoto dalam Hammer dan Champhy, 1993)

a. M enghilangkan proses, berarti menghilangkan proses yang tadinya ada menjadi tidak ada karena dianggap tidak p erlu diganti dengan proses lain b. M enyederhanakan proses, proses yang semula rumit dan memakan waktu

lama disederhanakan agar lebih cepat diselesaikan

c. M enyatukan proses, yakni menggabungkan beberapa proses menjadi satu proses

d. M elakukan otomatisasi, hal ini dilakukan dengan memanfaatkan komputer atau teknologi informasi dalam proses

Harrington (1991) menyatakan bahwa suatu proses bisnis dapat disederhanakan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. M engeliminasi birokrasi dengan menghilangkan kegiatan administratif yang tidak perlu

2. M engeliminasi perulangan proses dengan menghilangkan proses yang identik yang dilakukan ditempat berbeda

3. Identifikasi proses value added dengan mengevaluasi seluruh bagian dari proses bisnis dan menentukan kontribusinya dalam memenuhi keinginan konsumen

4. Simplifikasi proses yaitu menyederhanakan proses yang rumit 5. Reduksi waktu proses

6. Error proofing atau pencegahan terjadinya kesalahan proses

7. Upgrading dengan mengefektifkan penggunaan fasilitas untuk meningkatkan

performansi

8. Simple language yaitu mengurangi kompleksitas dokumen, sehingga mudah

(24)

9. Standarisasi dengan menetapkan suatu cara khusus penanganan proses dan membiasakan pekerja melakukannya berulang-ulang

10. Suplier partnership atau meningkatkan hubungan dengan supplier karena

output suatu proses sangat tergantung dari kualit as input dari proses sebelumnya

11. Big picture improvement dilakukan jika kesepuluh cara sebelumnya tidak

efektif, sehingga perlu ditemukan suatu ide kreatif untuk melakukan perubahan besar

12. Automation atau mechanization dengan menggunakan tools, peralatan dan

komputer untuk membantu proses

2.3 S IS TEM INFORMAS I MANAJEMEN

Sistem informasi manajemen yaitu serangkaian subsistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu mentransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer.

Dari definisi tersebut ada beberapa point yang perlu diuraikan lebih lanjut: 1. Sistem Informasi M anajemen memiliki subsitem informasi

Sistem informasi manajemen adalah serangkaian subsistem, dimana subsistem tersebut mendukung tercap ainya sasaran Sistem nformasi manajemen dan organisasi sebagian dari subsistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya berperan ganda.

2. Sistem Informasi M anajemen adalah menyeluruh

Sebuah sistem informasi manajemen mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen yang terpenting dalam sistem informasi manajemen adalah manajer yang pikirannya akan memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari sistem informasi manajemen.

3. Sistem Informasi M anajemen adalah terkoordinasi

(25)

subsistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien.

4. Sistem Informasi M anajemen terintegrasi secara rasional

Subsistem dalam sistem informasi manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara subsistem tersebut.

5. Sistem Informasi M anajemen mentransformasikan data

Apabila data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka data akan menjadi informasi.

6. Sistem Informasi M anajemen meningkatkan produktivitas

Sistem informasi manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi

intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk

mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.

7. Sistem Informasi M anajemen sesuai dengan gaya manajer

Sistem informasi manajemen dikembangkan lewat pengenalan sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan sistem informasi manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.

2.4 PERDAGANGAN ELEKTRONIK

Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic

commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan,

pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

(26)

komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain

management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online

marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing),

pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

Gambar 2.3 Siklus E-Commerse

Sumber: Wikipedia, 2009

E commerce merupakan extension dari commerce dengan mengeksploitasi

media elektronik. M eskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini. Pendapat yang sangat berlebihan tentang bisnis „dotcom‟ atau bisnis online seolah-olah mampu menggantikan bisnis tradisionalnya (off-line). Kita dapat melakukan order dengen cepat di internet tetapi proses pengiriman barang justru memakan waktu dan koordinasi yang lebih rumit, bisa memakan waktu mingguan, Internet hanya menyelesaikan 10% dari proses transaksi, sementara 90 % lainnya adalah biaya untuk persiapan infrastruktur back-end, termasuk logistic. Reintiventing dunia bisnis bukan berarti menggantikan sistem yang ada, tapi justru komplemen dan ekstensi dari sistem infratruktur perdagangan dan produksi yang ada sebelumnya.

(27)

transportasi, hingga ke customer maka diperlukan integrasi enterprise system

untuk menciptakan supply chain visibility. Ada tiga faktor yamg harus dicermati dalam membangun toko e-commerce yaitu : variability, visibility, dan velocity

(Wikipedia, 2009).

2.5 PERANCANGAN PROGRAM APLIKAS I

2.5.1 Pengertian Website

M enurut Hendra W Saputro dalam Wikipedia, website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video, atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, M ultiply, dan sebagainya. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diubah oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.

Untuk menyediakan sebuah website, maka harus tersedia unsur-unsur penunjangnya, yaitu:

1. Nama domain (Domain name/URL – Uniform Resource Locator)

Nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah

website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk

menemukan sebuah website pada dunia internet. Contoh: http://www.fastforwardshop.com 2. Rumah tempat website (Web hosting)

Web hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk

(28)

yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa atau dimiliki, semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam website.

3. Bahasa Program (Scripts Program).

Bahasa program adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Beragam bahasa program saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas website. Jenis jenis bahasa program yang banyak dipakai para desainer website antara lain HTM L, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, Java applets, XM L, Ajax dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTM L sedangkan PHP, ASP, JSP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs. Bahasa program ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri. Bahasa program ini biasanya digunakan untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi, email, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan update setiap saat.

4. Desain Website.

Setelah melakukan penyewaan domain name dan web hosting serta penguasaan bahasa program (scripts program), unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah

website. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus

tidaknya sebuah website. Untuk membuat website biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa website designer. Program-program desain website

salah satunya adalah M acromedia Firework, Adobe Photoshop, Adobe Dreamweaver, M icrosoft Frontpage, dan sebagainya.

5. Program Transfer Data ke Pusat Data.

Berbagai bahasa program, data informasi teks, gambar, video dan suara telah menjadi file-file pendukung adanya website. File tersebut bisa dibuka menggunakan program penjelajah (browser) sehingga terlihatlah sebuah website

(29)

diletakkan pada rumah hosting versi online agar terakses ke seluruh dunia. Pengguna akan diberikan akses FTP (File Transfer Protocol) setelah memesan sebuah web hosting untuk memindahkan file-file website ke pusat data web

hosting. Untuk dapat menggunakan FTP diperlukan sebuah program FTP,

misalnya WS FTP, Smart FTP, Cute FTP, dll. Program FTP ini banyak ditemui di internet dengan status penggunaan gratis maupun harus membayar. Para web designer pun dapat menggunakan fasilitas FTP yang terintegrasi dengan program pembuat website, misal Adobe Dreamweaver.

6. Publikasi Website.

Keberadaan website tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi.

2.5.2 Toko Online

Belanja online pada Wikipedia (2010) adalah proses dimana konsumen langsung membeli barang, jasa, dan lain-lain dari penjual interaktif secara real-time tanpa layanan perantara melalui internet. Jika jasa perantara adalah proses ini disebut perdagangan elektronik. Sebuah toko online, eshop, e-toko, toko internet,

webshop, webstore, toko online, atau toko virtual membangkitkan analogi fisik membeli produk atau jasa. Sebuah toko online ini dapat disebut sebagai 'webshop'. Pengembangan web, web hosting dan kegiatan terkait lainnya dapat disebut

WebShop. M embeli online tumbuh karena, dari waktu ke waktu, biaya

transportasi naik dan biaya telekomunikasi turun dan akses ke Internet menjadi biasa. Belanja online menawarkan pilihan yang lebih besar dari barang dan jasa dan pilihan yang lebih besar sehingga harga yang optimal.

(30)

beberapa item dan menyesuaikan jumlah, dengan analogi dengan mengisi keranjang belanja fisik atau keranjang di toko konvensional. Sebuah checkout

proses berikut (melanjutkan analogi-toko fisik) di mana pembayaran dan penyampaian informasi yang dikumpulkan, jika perlu. Beberapa toko memungkinkan konsumen untuk sign up account online permanen sehingga sebagian atau seluruh informasi ini hanya perlu dimasukkan sekali. konsumen sering menerima e-mail konfirmasi setelah transaksi selesai. Kurang toko canggih dapat mengandalkan pada konsumen untuk telepon atau e-mail perintah mereka (meskipun nomor kartu kredit tidak diterima melalui e-mail, untuk alasan keamanan).

Gagasan utama dari belanja online adalah bukan pada adanya interface

website yang bisa tercantum dalam banyak mesin pencari dan tidak tentang seni di

belakang situs tersebut. Ini juga tidak hanya tentang menyebarkan informasi, tetapi tentang membangun hubungan dan menghasilkan uang. Sebagian besar, organisasi berusaha untuk mengadopsi teknik belanja online tanpa memahami teknik-teknik atau tanpa sebuah model bisnis yang sehat. Sebagian besar konsumen, memilih belanja online untuk lebih cepat dan lebih efisien pengalaman belanja. Banyak peneliti memberitahukan bahwa keunikan web telah dibubarkan dan kebutuhan untuk desain, yang akan pengguna terpusat, sangat penting.

A. Keuntungan Toko Online

1. Kenyamanan

Toko online biasanya tersedia 24 jam sehari dan banyak konsumen memiliki akses internet baik dalam pekerjaan maupun di rumah. Kunjungan ke toko ritel konvensional membutuhkan perjalanan dan harus berlangsung selama jam kerja. M encari atau menelusuri sebuah katalog online dapat lebih cepat daripada browsing lorong toko fisik. Satu dapat menghindari mall penuh sesak mengakibatkan antrean panjang dan parkir tidak ada. Konsumen dengan koneksi

dial-up internet bukan broadband memiliki beban kali lebih lama untuk situs web

(31)

atau diandalkan. Di sisi lain, sebagian besar toko telah membuatnya mudah untuk menemukan satu gaya sedang mencari, serta kisaran harga yang diterima membuat pengalaman berbelanja cepat dan efisien.

2. Informasi dan reviews

Toko online harus menjelaskan produk yang dijual dengan teks, foto dan file multimedia, sedangkan di toko ritel fisik, produk aktual dan kemasan produsen akan tersedia untuk inspeksi langsung. Beberapa toko online

menyediakan atau link ke informasi produk tambahan, seperti instruksi, prosedur keselamatan, demonstrasi atau spesifikasi pabrik. Beberapa memberikan informasi latar belakang, saran atau bagaimana panduan yang dirancang untuk membantu konsumen memutuskan untuk membeli produk. Beberapa toko bahkan memungkinkan pelanggan untuk komentar atau tingkat item mereka.

3. Harga dan seleksi

Satu keuntungan dari belanja online adalah mampu dengan cepat mencari penawaran untuk barang atau jasa dengan berbagai vendor (meskipun beberapa mesin pencarian lokal memang ada untuk membantu konsumen menemukan produk yang dijual di toko-toko terdekat). Search engine, layanan perbandingan harga online dan belanja penemuan mesin dapat digunakan untuk mencari penjual suatu produk atau jasa tertentu. Biaya Pengiriman (jika berlaku) mengurangi keuntungan harga barang dagangan online, meskipun tergantung pada yurisdiksi, kurangnya pajak penjualan dapat memberikan kompensasi untuk ini.

B. Kerugian Toko Online

1. Penipuan dan keamanan

Karena kurangnya kemampuan untuk memeriksa barang sebelum membeli, konsumen beresiko tinggi penipuan di bagian pedagang daripada di toko fisik. Pedagang juga risiko penipuan pembelian menggunakan kartu kredit dicuri atau penolakan penipuan pembelian online. Dengan gudang bukan sebuah toko ritel, pedagang menghadapi risiko kurang dari pencurian fisik. Secure Socket

Layer (SSL) enkripsi umumnya memecahkan masalah nomor kartu kredit yang

(32)

menjadi perhatian bagi konsumen ketika hacker masuk ke situs web merchant dan mencuri nama, alamat dan nomor kartu kredit.

Beberapa masalah yang dihadapi pembeli potensial meliputi pencurian identitas, produk yang rusak dan akumulasi spy ware. Setiap kali Anda membeli sebuah produk, Anda akan diminta untuk memasukkan informasi kartu kredit Anda dan penagihan atau alamat pengiriman. Jika website tidak aman informasi pelanggan dapat diakses oleh siapa saja yang mengetahui cara mendapatkannya. Sebagian besar perusahaan online besar menemukan cara-cara baru untuk membuat penipuan lebih sulit, namun, para penjahat selalu menanggapi perkembangan ini dengan cara-cara baru untuk memanipulasi sistem.

2. Kurangnya keterbukaan biaya penuh

Kurangnya keterbukaan sehubungan dengan total biaya pembelian adalah salah satu keprihatinan belanja online. M eskipun mungkin mudah untuk membandingkan harga dasar barang online, mungkin tidak mudah untuk melihat total biaya di muka sebagai biaya tambahan sep erti pengiriman sering tidak terlihat sampai langkah terakhir dalam proses checkout. M asalahnya sangat jelas dengan pembelian lintas perbatasan, di mana biaya yang ditunjukkan di layar

checkout terakhir mungkin tidak termasuk biaya tambahan yang harus dibayarkan

pada saat pengiriman seperti tugas dan broker. 3. Privasi

(33)

2.5.3 Content Management System (CMS )

Content management system adalah perangkat lunak yang memungkinkan

seseorang untuk menambahkan atau memanipulasi (mengubah) isi dari suatu situs

website. Umumnya, sebuah CM S terdiri dari dua elemen:

a. Aplikasi manajemen isi : Content Management Application (CM A) b. Aplikasi pengiriman isi : Content Delivery Application (CDA).

Terdapat banyak sekali CM S di dunia open source saat ini, beberapa diantaranya yang cukup populer dan memiliki fitur yang lengkap adalah Drupal dan Joomla!. M asing-masing memiliki ke khasan dan kekayaan modul tersendiri.

Joomla! adalah CM S dengan sistem sumber terbuka yang bebas ditulis dengan bahasa pemograman PHP dan basis data M ySQL baik untuk internet maupun intranet. Joomla! menyertakan banyak fitur untuk meningkatkan kinerja termasuk page caching , web indexing , RSS freed , halaman untuk dicetak dan dukungan Internasionalisasi. Nama Joomla! berasal dari sebutan phonetic sebuah kata bahasa Swahili “Jomla”dengan arti kebersamaan atau kesatuan pilihan nama mencerminkan komitmen para pengembang dan komunitasnya saat membentuk Joomla! ketika terjadi perpecahan dari M ambo di bulan Agustus 2005. Joomla! dibangun sebagai fork dari M ambo dengan rilis perdana Joomla! 1.0.0 pada tanggal 16 september 2005 mengembangkan versi dari M ambo. M enurut roadmap

Joomla! 2.0 code base akan ditulis ulang sekelompok dibangun mengadopsi GNU

General Publik Licence.

(34)

Salah satu konten yang dapat digunakan dalam Joomla! bersangkutan dengan masalah shopping cart adalah VirtueMart. VirtueMart merupakan solusi

open source e-commerce yang dirancang sebagai perpanjangan M ambo atau

Joomla! CM S. VirtueMart ditulis dalam PHP dan membutuhkan lingkungan

database M ySQL untuk penyimpanan. Hal ini paling cocok untuk lalu lintas

rendah sampai tingkat menengah-situs web. VirtueMart dimulai dari tunas yang berdiri sendiri PHPShop aplikasi website e-commerce. Awalnya dijuluki M ambo-PHPShop menjadi komponen substansial pertama e-commerce untuk sistem CM S M ambo. Setelah masyarakat bercabang M ambo ke Joomla!, pengembang kembali M ambo-PHPShop merek sebagai VirtueMart, resmi mendukung Joomla! CM S yang lebih baru. VirtueM art mendukung jumlah yang tidak terbatas dan kategori produk, dengan produk yang dapat ditugaskan untuk beberapa kategori. Hal ini juga memungkinkan penjualan produk dan menawarkan modus katalog mana keranjang belanja fitur ini dimatikan.

VirtueMart mendukung beberapa harga untuk satu produk, yang berbasis

di sekitar kelompok pembelanja atau kisaran kuantitas, dan mengijinkan penggunaan berbagai gerbang pembayaran yang berbeda. VirtueMart merupakan

open source e-commerce solusi semua kode aplikasi secara terbuka terlihat dalam

PHP. Hal ini memungkinkan pengembang PHP untuk melihat, update atau menyesuaikan operasi keranjang belanja. Selain VirtueMart sendiri menawarkan disederhanakan template (disebut fly page di VirtueMart) struktur yang memungkinkan berbagai belanja dan halaman keranjang yang akan diubah sebagai standar html dan css.

2.6 PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

2.6.1 Validasi S istem

Dyah dalam artikelnya mendefinisakan pengertian pengujian perangkat lunak, yaitu proses formal yang ditentukan oleh tim pengujian yang meliputi unit perangkat lunak, beberapa unit perangkat lunak terintegrasi atau seluruh package

(35)

Pengujian perankat lunak memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Tujuan langsung

Identifikasi dan menemukan beberapa kesalahan yang mungkin ada dalam perangkat lunak yang diuji. Setelah perangkat lunak dibetulkan, diidentifikasi lagi kesalahan dan dites ulang untuk menjamin kualitas level penerimaan. M embentuk tes yang efisien dan efektif dengan anggaran dan jadwal yang terbatas.

2. Tujuan tidak langsung

M engumpulkan daftar kesalahan untuk digunakan dalam daftar pencegahan kesalahan (tindakan corrective dan preventive)

Dalam pengujian perangkat lunak terdapat beberapa strategi, yaitu:

1. Big bang testing : menguji perangkat lunak secara keseluruhan, sekali untuk semua package yang ada.

2. Incremental testing : menguji perangkat lunak per bagian dalam modul (unit testing), dilanjutkan dengan menguji integrasi tiap modul (integration test), selanjutnya seluruh package diuji (system testing). Pada incremental testing

dibagi menjadi dua strategi, yaitu:

a. Top-down

M odul pertama yang diuji adalah modul utama (tertinggi). M odul terakhir yang diuji adalah modul pada level paling rendah. Keuntungannya yaitu memperlihatkan keseluruhan fungsi program (semua modul lengkap), sedangkan kerugiannya yaitu sulit menyiapkan potongan program dan menganalisis hasil tes.

b. Bottom-up

M odul pertama yang diuji adalah modul pada level paling rendah. M odul terakhir yang diuji adalah modul utama (tertinggi). Keuntungannya yaitu relatif mendorong performance, sedangkan kerugiannya yaitu menghambat program sebagai suatu keseluruhan modul.

Pengelompokan pengujian perangkat lunak berdasarkan konsep pengujian, yaitu :

1. Black box (functionality) testing : mengidentifikasi kesalahan yang

(36)

sistem atau komponen dan fokus semata-mata pada output yang dihasilkan yang merespon input yang dipilih dan kondisi eksekusi. Pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi pemenuhan sistem atau komponen dengan kebutuhan fungsional tertentu.

2. White box (structural) testing / glass box testing : memeriksa kalkulasi

internal path untuk mengidentifikasi kesalahan. Pengujian yang memegang

perhitungan mekanisme internal sistem atau komponen. White box testing

memiliki empat kategori:

a. Data processing and calculations correctness test: melakukan

pengecekan data processing untuk setiap kasus tes. b. Software qualification test

c. Maintainability test

d. Reusability test

2.7.2 Konversi S istem

Riyanti (2010) menyatakan bahwa konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. Jika konversi memanfaatkan perangkat lunak terkustomisasi baru, basis data baru, perangkat komputer dan perangkat lunak kendali baru, jaringan baru dan perubahan drastis dalam prosedurnya, maka konversi menjadi agak sulit dan menantang.

Terdapat empat metode dalam konversi sistem, yaitu: 1. Konversi Langsung (Direct Conversion)

Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya dengan sistem baru. Cara ini merupakan cara yang paling beresiko dan paling murah. Konversi langsung adalah pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang kadang-kadang disebut pendekat

cold turkey.

2. Konversi Paralel (Parallel Conversion)

(37)

menggantikan sistem lama, mak sistem lama segera dihentikan. Cara seperti ini merupakan pendekatan yang paling aman, tetapi merupakan cara yang paling mahal, karena pemakai harus menjalankan dua sistem sekaligus. Dalam konversi paralel, output dari masing-masing sistem tersebut dibandingkan dan perbedaannya direkonsilasi.

3. Konversi Bertahap (Phase-in Conversion)

Konversi dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tidak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman jika dibandingkan dengan konversi langsung. 4. Konversi Pilot (Pilot Cinversion)

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlakukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain. Ini merupakan pendekatan dengan biaya dan resiko rendah.

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian, yaitu tahapan-tahapan yang dilalui oleh peneliti mulai dari perumusan masalah sampai kesimpulan, yang membentuk sebuah alur yang sistematis. Alur metodologi penelitian bisa dilihat pada gambar 3.1.

Mulai

(39)

3.1 TAHAP IDENTIFIKAS I MAS ALAH

3.1.1 S tudi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi online shop yang telah ada sebelumnya. Pada studi lapangan ini, dilihat sistem dan fitur-fitur yang digunakan oleh online shop. Dilakukan pengamatan secara langsung dan wawancara. Hasil studi lapangan dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat latar belakang dan perumusan masalah.

3.1.2 S tudi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mempertajam pemahaman terhadap teori-teori yang berkembang terkait dengan penelitian dan juga bertujuan untuk mengetahui metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Adapun pustaka yang ditinjau meliputi tulisan-tulisan terkait dengan

online shop, proses bisnis, sistem informasi manajemen, dan mengenai website.

3.1.3 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga permasalahan tersebut dapat dideskripsikan secara tepat dan kemudian dapat dicari bahan, materi, serta literatur yang digunakan agar dapat menentukan metode yang tepat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.

3.1.4 Perumusan Masalah

(40)

3.2 TAHAP ANALIS IS S IS TEM DAN PERANCANGAN PROS ES BIS NIS

3.2.1 Identifikasi S istem S ekarang

Identifikasi sistem sekarang dilakukan untuk mengetahui sistem yang

bekerja pada “Fast Forward” online shop pada sistem saat dilakukan penelitian. Identifikasi sistem dilakukan identifikasi proses yang digolongkan value added

dan non value added berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil

identifikasi sistem adalah alur proses bisnis y ang dilakukan oleh pemilik perusahaan sekarang ini.

3.2.2 Analisis S istem

Analisis sistem merupakan hasil analisis dari beberapa online shop yang telah ada sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan dengan cara melakukan

benchmarking pada toko online yang telah ada sebelumnya. Benchmarking

dilakukan pada fashion online shop dalam dan luar negeri untuk membandingkan perbedaan sistem dan fitur yang digunakan. Benchmarking untuk dalam negeri dilakukan pada fashion online shop “Barang Baru” dan “Dunia Fashion”,

sedangkan untuk luar negeri dilakukan pada “TOPSHOP” dan “Roket”.

Pengambilan contoh tersebut berdasarkan dari hasil googling dengan kata kunci

fashion online shop dan fashion online shop Indonesia. Sampel diambil yang

teratas karena yang paling atas merupakan website yang sering diakses oleh pengguna. Pengambilan sampel ini dilakukan sebagai bayangan awal dari kebutuhan sistem yang akan dirancang. Analisis tersebut mengenai hal yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan pada perancangan website yang akan dibuat. Hasil dari analisis merupakan kebutuhan sistem pada “Fast Forward” online shop.

3.2.3 Perancangan Proses Bisinis Usulan

Perancangan proses bisnis usulan didasarkan pada hasil tahap identifikasi sistem dan analisis sistem. Proses bisnis dirancang sesuai dengan kebutuhan

sistem dari sistem informasi penjualan “Fast Forward Shop”. Setelah terbentuk

(41)

sebagainya. Beberapa media tersebut dieksplorasi berdasarkan proses bisnis usulan yang telah dirancang. Apabila dari media tersebut belum memenuhi

kebutuhan sistem informasi penjualan pada “Fast Forward Shop”, maka diberi

tambahan fitur berupa module, plug in, dan article pendukung lainnya.

3.3 TAHAP PERANCANGAN

3.3.1 Perancangan Interface

Pada penelitian ini yang dirancang sendiri adalah perancangan

interface.Perancangan tersebut menyangkut website design, fitur-fitur yang akan digunakan, tata letak setiap fitur yang digunakan pada program aplikasi dan fungsi masing-masing tombol yang terdapat pada interface.

3.3.2 Penggunaan Basis Data

Pada penelitian ini yang dilakukan dengan mengambil perancangan yang sudah ada adalah perancangan basis data dan perancangan program aplikasi. Pada perancangan basis data disesuaikan dengan basis data pada media yang telah sesuai dengan proses bisnis usulan.

3.3.3 Penyusunan Program Aplikasi

Pada program aplikasi, dilakukan dengan cara penyusunan komponen,

module, plug in, dan artikel. Seluruh bagian tersebut dijadikan satu untuk

membentuk program aplikasi berupa website yang sesuai dengan kebutuhan

sistem informasi penjualan ”Fast Forward Shop”.

3.4 TAHAP VALIDAS I DAN IMPLEMENTAS I HAS IL

(42)
(43)

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dan perancangan data, mulai dari identifikasi dan analisis sistem, pemodelan sistem, sampai perancangan sistem. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara kepada pihak yang berwenang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah alur kegiatan dari transaksi penjualan pada online shop. Dari data yang ada kemudian dilakukan analisis sistem sekarang untuk mengidentifikasi sistem

value added atau non value-added yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan sistem yang baru.

4.1. ANALIS IS S IS TEM DAN PERANCANGAN PROS ES BIS NIS

Analisis sistem dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi bisnis proses awal menjadi proses value added atau non value-added. Tahap ini mengidentifikasikan seluruh proses yang telah dipetakan dalam diagram alir proses bisnis awal sistem transaksi penjualan. Dari hasil analisis tersebut, kemudian dilakukan analisis kelemahan kondisi sistem tersebut. Hasil tersebut digunakan sebagai acuan perbaikan sistem transaksi penjualan.

4.1.1.Identifikasi S istem

Suatu proses digolongkan value added adalah jika proses tersebut mempengaruhi hasil akhir output yang akan mempermudah transaksi penjualan. Sedangkan suatu proses digolongkan non value-added adalah jika proses tersebut dieliminasi ataupun disederhanakan maka tidak akan mengurangi nilai akhir produk bagi konsumen.

(44)

terletak pada proses transaksi penjualan. Berikut ini pemetaan bisnis proses awal sistem transaksi penjualan yang dilakukan:

Tabel 4.1 Pemetaan Bisnis Proses Awal Keseluruhan

No. Proses Entitas

Jenis Kegiatan

Rencana Perbaikan

1 Pencatatan nama pelanggan Penjual

Non Value-added

disimpan dalam

database

2 Pencatatan nama barang Penjual

Non Value-added

disimpan dalam

database

3 Pencatatan supplier Penjual

Non

Value-T ransaksi antara penjual dan pelanggan

Penjual dan

Pelanggan Value-added -

7 Kemudahan bertransaksi

Penjual dan

Pelanggan Value-added Otomasi

8

Komunikasi antara penjual dan pelanggan

Penjual dan

Pelanggan Value-added -

9 Perhitungan HPP Keuangan

Non

Value-added -

10 Perhitungan harga jual Keuangan

Non

Value-added -

11 Display produk yang ditawarkan Penjual Value-added - 12 Spesifikasi produk Penjual Value-added Otomasi 13 Informasi stock barang Inventory Value-added Otomasi 14 Informasi kuantitas barang Inventory Value-added Otomasi 15 Informasi harga barang Keuangan Value-added Otomasi 16 Informasi order barang Penjual Value-added Otomasi

17

Informasi lamanya proses

pembuatan Penjual Value-added Otomasi

order barang

18

Informasi jangkauan pengiriman

barang Penjual Value-added Otomasi

19

Informasi biaya pengiriman

barang Penjual Value-added Otomasi

20 Informasi potongan harga Penjual Value-added Otomasi 21 Informasi total biaya Penjual Value-added Otomasi

(45)

Proses Bisnis Online Shop Sekarang

Produksi Keuangan Pemasaran Penjualan Desain

Penentuan Mode

Pennetuan Bahan Baku

Pembelian Barang Jadi Beli Jadi/

Buat?

Pembelian Bahan Baku

Produksi

Perhitungan HPP

Perhitungan BOP

Profit yang Diinginkan

Penentuan Harga Jual Quality Control

Pengambilan Gambar

Upload Foto untuk Display FB

Order

Transaksi Barang

Jadi

Proses Produksi

Siap Jual?

Pengiriman

(46)

Proses Bisnis Transaksi Penjualan

(47)

4.1.2 Analisis S istem

Tahap analisis sistem adalah proses mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dan hambatan-hambatan yang ada pada sistem, sehingga bisa diketahui kebutuhan-kebutuhan sistem yang pada akhirnya nanti akan bisa digunakan sebagai usulan perbaikan pada sistem. Tahap ini merupakan salah satu tahap yang penting karena kesalahan dalam mengidentifikasikan permasalahan dalam sistem akan menimbulkan salah persepsi ketika mengajukan usulan perbaikan sistem. Hal ini akan berakibat pada kurang efektifnya ide perbaikan yang diusulkan.

Tabel 4.2. Perbandingan Beberapa Fashion Online Shop

No. Fitur

(48)

Perbandingan dengan sistem website yang telah ada ini dilakukan dengan cara melakukan identifikasi sistem dari website yang telah ada sebelumnya, diambil empat contoh online shop yang ada baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk fashion online shop dalam negeri dapat dipelajari pada online shop

“Barang Baru” dengan alamat website www.barangbaru.com dan “Dunia Fashion” dengan alamat website www.duniafashion.com, sedangkan untuk

fashion onlineshop luar negeri dapat dipelajari pada “TOPSHOP” dengan alamat

website www.topshop.com dan “Rokit” dengan alamat website www.rokit.co.uk.

Hasil dari benchmarking yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tampilan halaman website pada beberapa toko online tersebut dapat dilihat pada gambar L.1 sampai dengan gambar L.4.

Permasalahan dan hambatan yang terdapat dalam sistem transaksi penjualan pada toko online “Fast Forward” yang menggunakan media Facebook antara lain:

1. Pendataan mengenai barang masih secara manual.

Pendataan barang masih bersifat manual dengan memasukkan data secara manual pada program excel. Penyimpanan data kurang terjamin apabila terjadi keselahan-kesalahan. Apabila dalam jumlah barang dan variansi yang besar, akan lebih sulit dalam melakukan pendataan barang. Ketika melakukan suatu pencarian pada barang tertentu, lebih sulit. Pemantauan mengenai kuantitas barang yang masuk dan keluar lebih sulit karena harus dilakukan pelaporan secara manual ketika terjadi perubahan kuatitas. Untuk barang-barang yang berasal dari supplier, tidak dapat diketahui barang itu berasal dari supplier mana.

2. Pendataan mengenai pelanggan tidak tersimpan dengan baik.

Pelanggan pada sistem sekarang belum memiliki ID khusus. Untuk menjadi pelanggan, cukup menjadi teman dalam Facebook toko online “Fast

(49)

3. History dari seluruh kegiatan yang dilakukan tidak dapat tersimpan.

Pada jejaring sosial Facebook, tidak dapat melihat siapa saja yang melihat profil, apa yang dilakukan oleh pelanggan di toko online, dan kegiatan-kegiatan lainnya tidak terekam oleh sistem perusahaan.

4. Kurang mudahnya transaksi antara penjual dan pelanggan.

Kemudahaan berkomunikasi antara penjual dan pelanggan kurang efektif karena penjual tetap harus menunggu di depan layar komputer untuk melakukan transaksi dengan pelanggan.

5. Kurang mudahnya transaksi antara penjual dan supplier

Selain masalah komunikasi, dibutuhkan adanya kemudahan untuk memasukkan barang atau data pada website oleh supplier tetapi melalui konfirmasi dari penjual untuk permasalahan publikasi.

6. Perhitungan masalah keuangan masih manual.

Pemasukkan data harga beli bahan baku, harga beli dari supplier, biaya

overhead yang dikenanakan masih dilakukan secara manual yaitu dengan input

data pada program excel. Perhitungan harga pokok produksi dan penetuan harga jual pun masih bersifat manual, pengolahan data melalui program excel sehingga setiap jenis barang harus dilakukan perhitungan masing-masing. Pencarian data pun akan lebih sulit pada sistem seperti ini.

7. Informasi mengenai produk yang ditawarkan kurang informatif.

Pada sistem sekarang, hanya ditampilkan display foto produk yang ditawarkan, kode dan nama barang, serta harga barang. M engenai spesifikasi barang belum ada, jumlah persediaan ready stock juga belum ada.

8. Sistem pembayaran tidak terhubung dengan sistem penjualan, besar kemungkinan terjadi penipuan.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi “Fast Forward” online shop
Tabel 2.1 Klasifikasi Aktifitas Bisnis dalam Organisasi
Gambar 2.2 Ukuran Proses Bisnis
Gambar 2.3 Siklus E-Commerse
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses seeding menggunakan cairan manure sebagai inokulum atau sumber mikroorganisme untuk pembentukan biofilm dan selama proses aklimatisasi dilakukan penambahan substrat

Dengan demikian, kegiatan layanan bimbingan kelompok dianggap tepat untuk membantu siswa dalam meningkatkan konsep diri positif pada dirinya, karena melalui dinamika

Dengan pertimbangan tersebut di atas, maka arahan pengelolaan kawasan perdesaan yang berada di Provinsi Banten merupakan sistem perkotaan dalam wilayah provinsi

Selanjutnya pada siklus II pertemuan 2 diperoleh hasil 14 orang anak atau 87% pada kriteria mampu, dan 2 orang (13%) anak pada kriteria kurang mampu. Adapun kemampuan dasar berhitung

3) Kebutuhan Puskesmas dalam layanan keswa diantaranya adalah Pendataan ulang pasien jiwa dengan sistem yang lebih baik, dibutuhkan pendampingan psikologi untuk perawat keswa

penelitian, 15 untuk itu sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling , yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi

Mufasir dari generasi pertengahan Abu Bakar Muhammad bin Abdullah atau sering dikenal dengan Ibnu al-Arabi menafsirkan surat an-Nisa’ dalam Tafsir Ah } kam

Karakteristik responden pegawai pengguna komputer di Universitas Muhammadiyah Palembang paling banyak berusia < 30 tahun sebanyak 54,2 %, jenis kelamin laki-laki sebanyak 60,4