• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA

SKRIPSI

OLEH:

IHDA NURIA AFIDAH

K4308091

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

i

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA

SKRIPSI

OLEH:

IHDA NURIA AFIDAH

K4308091

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ihda Nuria Afidah

NIM : K4308091

Jurusan / Program Studi : P. MIPA / Pendidikan Biologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN

METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA” ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

(4)

commit to user

iii

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA

OLEH:

IHDA NURIA AFIDAH

K4308091

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(5)

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I

Drs. Slamet Santosa, M.Si. NIP. 19591220 198601 1 002

Surakarta, Juli 2012 Pembimbing II

(6)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 23 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd. ...

Sekretaris : Dr. Baskoro Adi Prayitno, S,Pd., M.Pd. ...

Anggota I : Drs. Slamet Santosa, M.Si. ...

Anggota II : Meti Indrowati, S.Si., M.Si. ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Dekan

Pembantu Dekan I,

(7)

commit to user

vi MOTTO

“Allah akan mengangkat orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajad”

(QS. Al-Mujadalah: 11)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(QS. Ar-Ra’du: 11)

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai, tetaplah bekerja keras, dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau

berharap” (QS. Al-Insyirah: 6-8)

“Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan”

“Bersama kesusahan ada jalan keluar dan bersama kesulitan ada kemudahan” (HR. Tirmidzi)

“Tetap semangat, waktu yang kamu lalui takkan pernah kembali, maka gunakanlah setiap kesempatan dengan baik. Terus berusaha dan berdo’a, berikan

yang terbaik” (Umah & Abah)

“Segala sesuatu yang dikerjakan tergesa-gesa hasilnya takkan baik” (Bapak Slamet Santosa)

“Lakukan yang terbaik sebagai wujud baktimu pada orang tua” (Ibu Meti Indrowati)

“Orang yang paling bahagia adalah orang yang dapat menebarkan kebahagiaan kepada banyak orang”

(Dr. ‘Aidh al-Qarni)

“Memahami makna hidup secara haqon wala murron dan menjalaninya secara hakikiah untukmendapatkan ridlho Illah”

(Ardhiansyah)

“Besok adalah harimu, Sukses ada di tanganmu, Semangat!” (Pak Syaif)

“Selalu ingat do’a & harapan orang tuamu yang terukir indah dalam namamu” “Berikanlah yang terbaik pada dunia, & yang terbaik akan kembali padamu”

(8)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati & rasa hormat karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

Kedua cahayaku: Umahku, Umahku, Umahku Badriah & Abahku Moh. Nur tercinta yang selalu mencurahkan ketulusan cinta & kasih sayang kepadaku, memotivasi, mendukung & selalu ada dalam setiap langkahku. Terima kasih tiada terkira untuk bimbingan & untaian do’a dalam setiap jengkal perjalanan hidupku.

Adikku: Nuria Zakiyatus Sholihah & M. Nuria Al-Muttaqinir Rosyidin yang selalu aku kasihi. Terima kasih atas kebahagiaan & keceriaan yang kalian lukiskan selama ini.

Mbah Rosidah (almarhum), Mbah Dewi (almarhum), Mbah Basir, Mbok Iti (almarhum), Mbah Iskandar (almarhum) dan keluarga besarku yang telah menginspirasiku untuk menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih untuk kasih sayang & do’a yang tercurahkan untukku.

Bapak Slamet Santosa yang tidak hanya sekedar menjadi pembimbing bagiku, tetapi juga bapak yang menyenangkan & menentramkan ketika berada di samping bapak. Terima kasih atas kasih sayang, pelajaran hidup & bimbingan bapak selama ini. Semoga Allah menyelipkan pahala disetiap ilmu yang bapak curahkan.

Ibu Meti Indrowati yang telah menjadi sosok ibu yang sabar dalam membimbingku. Terima kasih atas kasih sayang, bimbingan, motivasi & pesan-pesan ibu.

Bapak Bowo Sugiarto dan Bapak Baskoro Adi Prayitno yang telah berkenan menjadi penguji dalam ujian skripsiku. Terima kasih atas saran, kritik dan bimbingan Bapak.

Ibu Sri Widoretno yang telah menjadi pembimbing akademikku selama menuntut ilmu di Pendidikan Biologi UNS.

Bapak Sarono, terimakasih sudah memberikan ijin penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali.

Ibu Endang Tri Sarwasih, terima kasih sudah berkenan menerima & membimbingku selama penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali.

Pak Zayin yang telah menjadi bapakku selama penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali sampai sekarang.

Pak Saryono yang sudah menepis kebosananku dengan memberikan cerita-cerita seru selama aku di SMA Negeri 2 Boyolali & Pak Sriyono yang selalu memberikan tawa nan ramah walaupun kucubiti.

Seseorang yang telah menegurku dengan lembut dan bijak, si pendiam nan ramah Mohammad Ardhiansyah Surya Pranata, kelembutan tutur katamu menyejukkan & menentramkan. Terima kasih atas kasih sayang, do’a & suportnya.

(9)

commit to user

viii

My Fairy Mother Dyah Erlina Sulistyaningrum “Mama Ina” yang berkenan menjadi penasehat & editor setiaku.

Sahabat pemicu gagasan & pemacu semangat. Sahabat tersayang pelengkap warna hidupku, Yenny Putri Pratiwi & Umi Nurjannah yang sering membantu, menyemangati & memperhatikanku. Terima kasih atas persahabatan yang indah ini.

Mas Amin, Ami, Risky, Efty, Karana, Mas Ilham, Wawan, Taufik, Mas Fredy, Mas Rizal, Dik Ria, Mbak Ita, Ayu, Mas Ibnu yang telah meluangkan waktu untuk menepis kebingunganku & semua orang yang yang secara langsung maupun tidak langsung memotivasi, membantu & mendo’akanku. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.

Teman-teman Kos Barokah 2 yang selalu menemani & mengisi hari-hariku. Terima kasih untuk kehangatan keluarga ini.

Keluarga Merpati Putih. Terima kasih untuk kebersamaan yang indah selama ini.

Keluarga Sumber (Mbah Parto, Dik Erlina & Dik Enis) yang telah memberiku tempat berteduh & menerimaku dengan baik.

Keluarga Mama Ina (Suparmi, Feriana, Anggun, Amalia). Terima kasih untuk canda-tawa & keceriaan yang tiada duanya.

Teman-Teman sebimbingan Bapak, terima kasih untuk segala masukan & semangatnya.

Teman-teman sebimbingan Ibu yang selalu menghadirkan canda tawa & semangat baru.

Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan adik-adik. Hehehe...

Teman-teman Pendidikan Biologi kelas B Angkatan 2008 yang akan selalu kurindukan semua cerita perjuangan kita di kampus. Menyenangkan mengenal kalian, kutunggu waktu untuk bertemu lagi & semoga pertemanan kita akan menjadi ikatan indah selamanya.

Teman-teman Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2008 yang menorehkan banyak kenangan, Thank’s atas kerjasama & bantuannya selama ini. Semoga kesuksesan selalu mengikuti setiap langkah kita.

Adik-adik tingkat Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2009 yang memberikan warna dalam perjalananku.

Almamater tercinta yang kubanggakan.

Selain karena pertolongan Allah

(10)

commit to user

ix ABSTRACT

Ihda Nuria Afidah. THE INFLUENCE OF APPLICATION SOCRATIC CIRCLES METHOD WITH IMAGES MEDIA TOWARD STUDENT’S CREATIVE THINKING SKILL. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2012.

This research aims to ascertain whether or not the application Socratic Circles method with images media affects the student’s creative thinking skill.

This research is considered quasi-experiment research. The research was designed using Posttest-Only Control Group Design by applying Socratic Circles method with images media in experimental group and lectures methods, discussions, and presentations in control group. The population of this research were all strudents in X grade of SMA Negeri 2 Boyolali in academic year 2011/ 2012. The sample of this research was established by Cluster Random Sampling, in order to obtain class X-3 as experimental group and class X-2 as control group. The data was collected by using tests, documentation and observation form. The hypothesis was analized by using t-test.

The conclusion of this research is that the application of Socratic Circles method with images media affects the student’s creative thinking skill.

(11)

commit to user

x ABSTRAK

Ihda Nuria Afidah. PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian ini menggunakan Posttest-Only Control Group Design dengan menerapkan metode Socratic Circles disertai media gambar pada kelompok eksperimen dan metode ceramah, diskusi, dan presentasi pada kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Cluster Random Sampling, sehingga diperoleh kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen dan X-2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi, dan observasi. Uji hipotesis menggunakan uji-t.

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

(12)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRATIF SISWA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Slamet Santosa, M.Si. selaku Pembimbing I yang selalu memberikan wejangan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Ibu Meti Indrowati, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. Sarono selaku Kepala SMA Negeri 2 Boyolali yang telah memberi ijin dalam penelitian.

7. Ibu Endang Tri Sarwasih selaku guru mata pelajaran Biologi Kelas X yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Para siswa SMA Negeri 2 Boyolali yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, khususnya untuk Kelas X-2 dan X-3.

9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Juli 2012

(13)

commit to user

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ... 8

1. Kajian Teori ... 8

a. Socratic Circles ... 8

1) Memahami Socratic Circles ... 8

2) Karakteristik Socratic Circles ... 9

3) Manfaat dari Socratic Circles... 11

4) Tahapan Socratic Circles ... 14

(14)

commit to user

xiii

b. Media Gambar... 18

c. Berpikir Kreatif ... 23

1) Pengertian Berpikir Kreatif ... 23

2) Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif ... 26

2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

B. Kerangka Berpikir ... 32

C. Hipotesis ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

1. Tempat Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 37

1. Rancangan Penelitian ... 37

2. Variabel Penelitian ... 38

a. Variabel Bebas ... 38

b. Variabel Terikat ... 38

C. Populasi dan Sampel... 39

1. Populasi Penelitian ... 39

2. Sampel Penelitian ... 39

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

E. Pengumpulan Data ... 44

1. Metode Pengumpulan Data ... 44

a. Metode Tes ... 44

b. Metode Non-Tes... 44

1) Metode Dokumentasi ... 44

2) Metode Observasi ... 44

2. Teknik Penyusunan Instrumen ... 45

F. Validasi Instrumen Penelitian ... 46

1. Uji Validitas ... 46

2. Uji Reliabilitas ... 50

(15)

commit to user

xiv

1. Uji Prasyarat ... 52

a. Uji Normalitas ... 52

b. Uji Homogenitas ... 52

2. Uji Hipotesis ... 53

H. Prosedur Penelitian ... 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 59

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 63

1. Uji Normalitas ... 63

2. Uji Homogenitas ... 64

C. Pengujian Hipotesis ... 65

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 78

B. Implikasi ... 78

C. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(16)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahapan Socratic Circles ... 15

Tabel 2.2 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Hawadi, dkk (2001) ... 27

Tabel 2.3 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar (2009) ... 28

Tabel 3.1 Rancangan penelitian Posstest-Only Control Group Design Menurut Darmadi (2011) ... 37

Tabel 3.2 Uji Normalitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ... 41

Tabel 3.3 Uji Homogenitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ... 42

Tabel 3.4 Uji ANOVA Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ... 42

Tabel 3.5 Uji Lanjut Metode Scheffe Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ... 43

Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 49

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 50

Tabel 3.8 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ... 51

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 51

Tabel 4.1 Distribusi dan Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif ... 59

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 63

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 64

(17)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Posisi Duduk Siswa dalam Socratic Circles ... 17

Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgare Dale... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 34

Gambar 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Penerapan

Metode Socratic Circles Disertai Media Gambar ... 36

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian ... 39

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian ... 55

Gambar 4.1 Perbandingan Distribusi Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen... 60

Gambar 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen... 61

Gambar 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

(18)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN

a. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol Halaman

1) Silabus Kelas Kontrol ... 87

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 90

3) Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol ... 116

4) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol ... 117

5) Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol ... 119

6) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol ... 120

7) Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ... 121

8) Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode Kelas Kontrol ... 127

b. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen 1) Silabus Kelas Eksperimen ... 132

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 136

3) Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen ... 166

4) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen ... 167

5) Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Eksperimen ... 169

6) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Eksperimen ... 170

7) Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 171

8) Petunjuk Persiapan Seminar Socratic Circles ... 177

9) Artikel-artikel tentang Perubahan dan Pencemaran Lingkungan karena Aktivitas Manusia ... 178

10) Lembar Observasi Kinerja Patner ... 190

11) Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode Kelas Eksperimen ... 191

c. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 1) Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif... 198

(19)

commit to user

xviii

3) Rubrik Penilaian Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif .. 205

4) Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 214

5) Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 215

6) Rubrik Penilaian Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 218

LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN

a. Data Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 223

b. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Kelas

Kontrol ... 226

c. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Kelas

Eksperimen ... 227

d. Deskripsi dan Distribusi Data Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif ... 228

e. Data Hasil Observasi Ranah Psikomotor Siswa Pada Kelas Kontrol ... 231

f. Data Hasil Observasi Ranah Psikomotor Siswa Pada Kelas

Eksperimen ... 232

g. Data Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Pada Kelas Kontrol ... 233

h. Data Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Pada Kelas Eksperimen ... 234

LAMPIRAN 3. HASIL ANALISIS DATA

a. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 235

b. Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 236

c. Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa .... 237

d. Uji Hipotesis Penelititan ... 238

e. Output Hasil Perhitungan SPSS (Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis) ... 239

LAMPIRAN 4. DOKUMENTASI PENELITIAN

a. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-1 ... 242

b. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-2 ... 243

c. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-3 ... 244

d. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

(20)

commit to user

xix

e. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-5 ... 246

f. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-6 ... 247

g. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-7 ... 248

h. Uji Normalitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ... 249

i. Uji Homogenitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ... 250

j. Uji ANOVA Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ... 251

k. Output Hasil Perhitungan SPSS (Uji Keseimbangan) ... 252

l. Dokumentasi Hasil Observasi Awal ... 255

m. Dokumentasi Proses Pembelajaran Kelas Kontrol ... 256

n. Dokumentasi Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 257

o. Dokumentasi Proses Pengambilan Data Kemampuan Berpikir Kreatif .. 258

LAMPIRAN 5. TABEL DISTRIBUSI a. Tabel Kolmogorov-Smirnov Test ... 259

b. Tabel Titik Kritis Distribusi F (α = 0,05) ... 261

c. Tabel Titik Kritis Distribusi t ... 266

LAMPIRAN 6. SURAT-SURAT PENELITIAN a. Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian ... 271

b. Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 273

c. Surat Permohonan Mengadakan Observasi ... 276

d. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ... 277

e. Surat Ijin Penyusunan Skripsi ... 278

f. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out ... 279

g. Surat Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian ... 284

h. Surat Pemberian Ijin Penelitian ... 286

i. Surat Ketarangan Telah Mengadakan Penelitaian ... 288

j. Surat Ketarangan Ujian Skripsi ... 289

(21)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia,

dengan menempuh pendidikan yang baik, manusia dapat menjadi mandiri karena

dapat memperoleh solusi bagi setiap masalah yang ditemuinya dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan dapat mengembangkan potensi manusia untuk menjadi

lebih baik. Mengenai pentingnya pendidikan bagi manusia, Thrilling and Hood

(1999) serta Nursito (2000) menyatakan hal yang hampir sama bahwa pada abad

ke-21 diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi yang memiliki

keahlian, mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil,

memahami berbagai budaya, mampu berkomunikasi dan mampu belajar

sepanjang hayat (life-long learning).

Lingkup bahasan lain yang lebih khusus mengenai pembentukan karakter

bangsa, Liliasari (2011) mengungkapkan bahwa pembentukan karakter peserta

didik yang kuat dan kokoh merupakan hal penting untuk menghadapi tantangan

dan rintangan hidup di masa yang akan datang. Pernyataan Liliasari tersebut

mengandung penegasan mengenai pentingnya pendidikan dari sisi yang lain, yaitu

pendidikan sebagai suatu upaya untuk membentuk karakter sumber daya manusia

Indonesia yang kuat dan kokoh.

Pendidikan baik pada jenjang dasar, menengah, atau tinggi, akan selalu

melibatkan proses berpikir. Proses berpikir ditentukan oleh banyak hal, salah

satunya adalah kemampuan berpikir manusia. Berkenaan dengan kemampuan

berpikir ini, ada sudut pandang yang menarik dari sisi sumber daya manusia

Indonesia. Arnyana (2006) menjelaskan bahwa lulusan sekolah sampai perguruan

tinggi, di samping memiliki kemampuan vokasional (vocasional skills), juga harus

memiliki kecakapan berpikir (thinking skills) sehingga Bangsa Indonesia tidak

menjadi bangsa buruh.

Berpikir merupakan proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan.

(22)

commit to user

dua jenis, yaitu kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir kompleks

atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (Liliasari, 2011). Proses kemampuan

berpikir tingkat tinggi diantaranya meliputi kemampuan berpikir kritis (tajam

dalam menganalisis) dan kreatif (bersifat daya cipta). Kemampuan berpikir baik

kemampuan berpikir kritis maupun berpikir kreatif merupakan hal penting dan

sangat diperlukan peserta didik untuk menghadapi persoalan hidup di masa yang

akan datang. Berpikir kreatif di bidang pendidikan nantinya akan membantu

siswa dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam proses belajar.

Kemampuan berpikir kreatif pada siswa menjadi hal yang sangat penting, karena

pada umumnya masalah nyata di dunia saat ini tidak sederhana dan konvergen.

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif juga dapat berimplikasi pada rendahnya

prestasi peserta didik.

Kemampuan berpikir kreatif mempunyai beberapa aspek, yaitu: fluency,

flexibility, originality, dan elaboration Munandar (2009). Fluency atau

kemampuan berpikir lancar ditandai dengan perilaku siswa yang mampu

mengajukan berbagai macam pertanyaan, mampu menjawab dengan sejumlah

jawaban bila ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu

masalah dan lancar mengungkapkan gagasannya. Flexibility atau kemampuan

berpikir luwes ditandai dengan perilaku siswa yang mampu memberikan berbagai

macam penafsiran suatu gambar atau masalah, memberikan pertimbangan

terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain, mampu memikirkan

berbagai macam cara yang berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah.

Originality atau kemampuan berpikir orisinal ditandai dengan perilaku siswa yang

mampu mengungkapkan gagasan baru yang orisinil dan suka memberikan

jawaban yang lain dari yang lain (jawaban yang jarang diberikan kebanyakan

orang). Elaboration atau kemampuan berpikir terperinci ditandai dengan perilaku

siswa yang mampu mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci,

mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Hawadi, dkk, 2001).

Penelitian Suparman (2005) tentang berpikir kreatif pada siswa SMP dan

(23)

commit to user

berada pada kategori rendah. Rosilawati (2006) menyimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen berada pada kategori rendah.

Yuliana (2008) hasil penelitiannya menyatakan bahwa keterampilan berpikir

kreatif siswa dalam diskusi pada konsep pencemaran lingkungan berada pada

kategori sangat rendah.

Akhyar (2008) melakukan wawancara terhadap guru yang hasilnya

menunjukkan bahwa siswa kurang terampil dalam mengajukan hipotesis dan

menarik kesimpulan karena jarang mengajukan pertanyaan atau mengutarakan

pendapatnya pada sesi diskusi kelas. Penulis juga telah melakukan observasi

langsung yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 2 Boyolali, hasil observasi

menunjukkan masih sangat sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan dari guru atau menanggapi jawaban teman selama kegiatan

belajar mengajar (KBM). Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan

berpikir kreatif siswa masih perlu ditingkatkan.

Rendah atau tingginya keterampilan berpikir kreatif siswa disebabkan

oleh banyak faktor, salah satunya adalah sistem pendidikan. Sugiarto (2011)

menjelaskan bahwa sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang

tetap memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas anak-anak. Proses

pendidikan seharusnya tidak sekedar menuntut anak memberikan satu-satunya

jawaban yang benar menurut guru atau buku, tapi juga memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengutarakan serangkaian alternatif jawaban yang juga

benar. Harsanto (2005) berpendapat sejauh ini para pendidik lebih tertarik dalam

upaya mengembangkan dan menguji daya ingat anak didiknya, dari pada

mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.

Sistem pendidikan akhir-akhir ini (dalam hal ini strategi pengajaran) juga

mulai berkembang. Pendidik yang dulu merupakan pusat pembelajaran (teacher

center), kini bergeser menjadi peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student

center). Peran pendidik sebagai pusat informasi perlahan berkembang menjadi

fasilitator, mediator, dan teman yang memberikan kondisi yang kondusif untuk

terjadinya konstruksi pengetahuan. Perubahan sistem pendidikan dari student

(24)

commit to user

ada siswa yang mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya,

pembelajaran di sekolah akan terfokus pada guru sebagai penyampai informasi

kepada siswa, atau proses pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga

kurang mendukung perkembangan kemampuan siswa.

Peserta didik pada dasarnya kreatif dan potensi tersebut harus

dikembangkan sepenuhnya melalui proses belajar mengajar (Sugiarto, 2011;

Nursito, 2000). Perkembangan optimal kemampuan berpikir kreatif peserta didik

dalam lingkungan pembelajaran berhubungan erat dengan cara guru mengajar,

sehingga metode pembelajaran merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode pembelajaran yang baik

akan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Arnyana (2006) mengemukakan

bahwa siswa yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif

menunjukkan kemampuan berpikir kreatif berada pada kategori baik.

Melihat hasil penelitian sebagaimana pada paragraf di atas, penulis

menganggap salah satu alternatif solusi untuk menangani rendahnya kemampuan

berpikir kreatif siswa adalah dengan menerapkan strategi atau metode

pembelajaran inovatif yang akan memberikan ruang kepada peserta didik untuk

bisa menemukan, membangun konsep sendiri, dan meningkatkan kemampuan

berpikirnya. Salah satu metode pembelajaran inovatif tersebut adalah Socratic

Circles.

Socratic Circles disebut juga dengan Socratic Seminar yang dapat

didefinisikan sebagai suatu metode pengajaran dengan menggunakan deretan

pertanyaan (pertanyaan yang dapat mendorong siswa berpikir analitis dan kritis),

dari serangkaian pertanyaan itu diharapkan peserta didik mampu menemukan

jawabannya, atas dasar kecerdasan dan kemampuannya sendiri. Socratic Circles

dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara dialog atau seminar

(Copeland, 2005) dan mempunyai karakteristik, yaitu: adanya teks yang

dipertimbangkan, pertanyaan yang muncul, pemimpin serta peserta seminar

(Swanson, 2011). Metode Socratic Circles tidak sepenuhnya bergantung pada

bahan kasus (teks), penggunaan teks hanya sebagai sarana menggambarkan

(25)

commit to user

(2009) mengemukakan bahwa dulu metode ini digunakan oleh Socrates (seorang

filsuf Yunani) untuk memperoleh suatu jawaban kebenaran dari siswa-siswanya,

karena Socrates memiliki keyakinan bahwa membantu siswa untuk berpikir lebih

penting daripada mengisi pikiran mereka dengan fakta, dan penggunaan

pertanyaan-jawaban menjadi kekuatan pendorong untuk belajar bagi peserta didik.

Socratic Circles merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan

berbagai keterampilan akademik. Socratic Circles dapat membangun

keterampilan di bidang membaca, mendengarkan, refleksi, berpikir kritis,

partisipasi peserta didik (berbicara), mengajarkan rasa hormat pada teman karena

ide yang beragam, memperdalam pengetahuan siswa dan mendorong peserta didik

berpikir divergen (Kenner, 2009). Socratic Circles menjadi sarana yang baik

untuk mengembangkan berbagai keterampilan akademik karena metode Socratic

Circles aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran (Peterson, 2009a) atau

pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru hanya bertindak menjaga

jalannya proses pembelajaran. Copeland (2005) menjelaskan bahwa proses

penyelidikan bersama dalam Socratic Circles akan membantu siswa

mengembangkan kebiasaan berpikir dan analisis yang mengarah pada peningkatan

kemampuan berpikir siswa.

Metode Socratic Circles dapat diterapkan diberbagai macam siswa yang

mewakili kemampuan tinggi dan rendah, dan berbagai latar belakang ras, budaya,

dan sosial ekonomi (Copeland, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Noviasari

(2011) penerapan metode Socratic berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa di kelas eksperimen. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir

kreatif akan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam upaya

menyelesesaikan suatu masalah. Ong and Borich (2006) mengemukakan bahwa

banyak bagian-bagian keterampilan penting untuk berpikir kritis yang penting

untuk berpikir kreatif. (Suryadi, 2005) menambahkan bahwa ketika seseorang

menghadapi suatu masalah haruslah dihadapi secara kritis dan mencoba mencari

solusi secara kreatif sehingga diperoleh solusi yang terbaik, dengan demikian

kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan pada lingkungan yang sama

(26)

commit to user

Selain pemilihan metode pengajaran yang sesuai, dalam prosesnya

pendidikan membutuhkan media sebagai alat bantu. Media pembelajaran

diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien (Sutjiono,

2005). Mengingat pada materi pokok bahasan pengaruh aktivitas manusia

terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan, permasalahan pada materi

tersebut tidak dapat dibawa ke kelas sehingga guru memerlukan media yang tepat

untuk memberikan gambaran yang nyata kepada siswa mengenai permasalahan

yang akan dibahas. Pemilihan media gambar pada materi pokok bahasan

pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan ini

dimaksudkan untuk lebih mendekatkan siswa pada permasalahan yang ada di

sekitar mereka. Sadiman, dkk (2009) memaparkan beberapa kelebihan dari media

gambar diantaranya sifatnya konkret atau lebih realistis dalam menunjukkan

pokok masalah, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu dan dapat memperjelas

suatu masalah.

Berdasarkan latar belakang rendahnya kemampuan berpikir kreatif serta

beberapa kelebihan yang ada pada Socratic Circles dan gambar sebagai media

pembelajaran, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan

judul: PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES

DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SISWA.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah disusun sebuah rumusan masalah

yaitu apakah penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan

metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir

(27)

commit to user

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Memperkuat teori yang sudah ada dalam dunia pendidikan mengenai

penggunaan metode Socratic Circles. Selain itu penelitian ini dapat

memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pembelajaran biologi

terutama dalam hal penerapan metode pembelajaran yang inovatif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, memberikan suatu pengalaman belajar yang baru untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan memberikan suasana

pembelajaran yang variatif sehingga pembelajaran biologi menjadi lebih

menarik atau tidak monoton dan tidak membosankan.

b. Bagi guru, memberikan referensi bagi guru biologi untuk memperoleh

gambaran penggunaan metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada

pokok bahasan pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan

pencemaran lingkungan, serta menambah pengetahuan tentang pelaksanaan

metode pembelajaran Socratic Circles dan memberikan sumbangan

pemikiran bagi guru dalam penggunaan media pembelajaran sebagai alat

bantu dalam proses belajar mengajar yang dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

c. Bagi Institusi, memberikan masukan dalam upaya mengembangkan proses

pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

sehingga dapat meningkatkan sumber daya pendidikan dan mencetak

(28)

commit to user

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Socratic Circles

1) Memahami Socratic Circles

Socratic Circles atau metode Socratic disebut juga dengan

Socratic Seminar (dialog Socratic atau diskusi Socratic) yang dapat

didefinisikan sebagai eksplorasi percakapan intelektual yang berpusat

pada teks, dengan teks tersebut siswa akan dilatih membaca kritis dan

menganalisisnya dengan tujuan mereka mencapai pemahaman yang lebih

besar (Copeland, 2005). Teks yang digunakan dalam Socratic Circles ini

adalah teks yang dapat menimbulkan serangkaian pertanyaan (Paraskevas

and Wickens, 2003). Peterson (2009b) mendefinikan metode Socratic

sebagai suatu bentuk disiplin pertanyaan yang dapat digunakan

mendorong pemikiran abstrak untuk berbagai tujuan, berpikir analitis dan

kritis. Paraskevas and Wickens (2003) menyatakan bahwa metode

Socratic dalam pendidikan melibatkan penggunaan pertanyaan

sistematis, berpikir induktif dan perumusan definisi umum. Berdasarkan

penjelasan para tokoh tersebut dapat diketahui Socratic Circles

menggunakan teks dengan ketentuan tertentu sebagai media pemicu

timbulnya serangkaian pertanyaan (ketentuan-ketentuan teks tersebut

akan dijelaskan pada sub-bab karakteristik Socratic Circles). Socratic

Circles berguna untuk mendorong siswa berpikir mandiri dalam proses

pembelajaran. Metode Socratic diajarkan dengan cara bertanya jawab

untuk membimbing dan memperdalam pemahaman siswa.

Penerapan serangkaian pedoman pertanyaan kepada siswa, akan

membuat siswa berpikir sendiri. Belajar dari kesalahan dan memberikan

alat yang akan diperlukan untuk menilai situasi yang mereka hadapi di

(29)

commit to user

siswa mengembangkan pemikiran (Paraskevas and Wickens, 2003).

Metode Socratic tidak memaksa siswa untuk menghasilkan jawaban yang

benar, namun akan meningkatkan apresiasi siswa dalam membaca

sehingga siswa mau membaca lebih lanjut (Styslinger and Pollock,

2010). Penggunaan pertanyaan-pertanyaan dalam metode Socratic

adalah untuk mencegah penerimaan pasif dan menghafal fakta atau

konsep serta menantang siswa berpikir secara mandiri (Peterson, 2009a).

Penerapan metode Socratic menekankan penggunaan

pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk dialog pemikiran sebagai usaha

mengungkapkan suatu objek pembahasan.

Socratic Circles merupakan pembelajaran yang berpusat pada

siswa, dimana guru bertugas untuk menjaga jalannya diskusi (Copeland,

2005). Proses pembelajaran aktif memiliki potensi untuk memberikan

manfaat pendidikan lebih daripada mereka yang melakukan proses

pembelajaran secara tradisional (pendekatan pasif) (Peterson, 2009a).

Metode Socratic secara aktif melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran dengan memanfaatkan pedoman pertanyaan untuk

menyalurkan proses berpikir siswa.

Metode Socratic pertama kali diterapkan oleh Socrates (seorang

ahli filsafat dari Yunani) untuk mengajar siswa-siswanya di kelas filsafat.

Socrates mengajar dengan mengajukan pertanyaan (Paraskevas and

Wickens, 2003). Menurut Socrates membantu siswa untuk berpikir lebih

penting daripada mengisi pikiran mereka dengan fakta. Penggunaan

pertanyaan-pertanyaan akan menjadi kekuatan pendorong bagi siswa

untuk belajar secara mandiri (Kenner, 2009; Styslinger and Pollock,

2010).

2) Karakteristik Socratic Circles

Socratic Circles atau Socratic Seminar dalam proses

pembelajarannya akan mendorong siswa belajar aktif, karena sebagai

peserta seminar mereka akan mengekplorasi dan mengevaluasi ide-ide,

(30)

commit to user

baik terdiri dari empat komponen yang saling terkait yaitu: teks yang

dipertimbangkan, pertanyaan yang muncul, pemimpin seminar dan

peserta seminar (Swanson, 2011). Komponen-komponen khas Socratic

Circles ini menjadi karakteristik dan menjadikan Socratic Circles

berbeda dengan metode-metode yang lain.

Komponen pertama dalam metode Socratic Circles adalah teks,

akan tetapi tidak semua teks dapat digunakan dalam proses pembelajaran

Socratic Circles. Teks yang dapat digunakan adalah teks yang dapat

memperkaya siswa dengan ide (Copeland, 2005), masalah dan nilai-nilai

untuk merangsang terjadinya dialog (Swanson, 2011). Metode Socratic

Circles tidak sepenuhnya bergantung pada bahan kasus (teks),

penggunaan teks hanya sebagai sarana menggambarkan permasalahan

untuk membimbing pertanyaan awal (Peterson, 2009a). Swanson (2011)

berpendapat bahwa sebuah teks yang baik akan menimbulkan pertanyaan

penting dalam benak para peserta. Copeland (2005) mengatakan

hendaknya teks tersebut relevan dengan apa yang sedang dipelajari dan

bermakna bagi kehidupan siswa. Menurut Paraskevas and Wickens

(2003) teks yang kaya akan ide dapat digunakan dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa, emosional siswa

dapat dikaitkan dengan kegiatan dari pengalaman siswa. Bahan teks

dapat diambil dari sastra, sejarah, ilmu pengetahuan, matematika, filsafat,

atau kasus peristiwa (Copeland, 2005).

Komponen kedua dalam metode Socratic Circles adalah

pertanyaan. Pertanyaan dalam proses pembelajaran Socratic Circles

merupakan hal yang sangat mendominasi. Metode Socratic Circles

dimulai dengan mengajukan pertanyaan awal kemudian dilanjutkan

dengan mengajukan pertanyaan lebih lanjut dalam menanggapi jawaban

siswa (Peterson, 2009a). Pertanyaan pembuka yang baik mengarahkan

peserta didik kembali ke teks sebagai media berspekulasi. Pertanyaan

pembuka yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi,

(31)

commit to user

pertanyaan pembuka akan menghasilkan pertanyaan baru yang akan

mengarah ke respon baru (Swanson, 2011). Penggunaan pertanyaan

dalam metode Socratic mengharuskan siswa untuk mengenali batas-batas

pengetahuan mereka sehingga meningkatkan motivasi belajar

(Paraskevas and Wickens, 2003). Pertanyaan pada metode Socratic tidak

akan mencapai kebenaran mutlak, karena kemungkinan adanya

perbedaan jawaban pertanyaan pada masa kini dan akan datang

(Paraskevas and Wickens, 2003).

Penggunaan serangkaian pertanyaan dalam metode Socratic

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bacaan.

Hasil penelitian tim National Reading Panel menunjukkan bahwa proses

tanya-jawab dapat meningkatkan pemahaman. Cara mengatasi gangguan

memahami bacaan yaitu dengan mengembangkan proses tanya-jawab

melalui metode Socratic Circles (Frankenfield, 2009).

Pertanyaan-pertanyaan dalam metode Socratic Circles dirancang untuk menyalurkan

proses berpikir peserta didik (Paraskevas and Wickens, 2003).

Komponen ketiga dalam metode Socratic Circles adalah

pemimpin seminar. Peran sebagai pemimpin seminar Socratic dapat

dilakukan oleh guru maupun siswa. Menurut Swanson (2009) pemimpin

dalam seminar Socratic memainkan peran ganda, yaitu sebagai pemimpin

dan peserta. Tugas sebagai pemimpin seminar adalah mengarahkan

eksplorasi pada ide-ide dalam teks. Tugas pemimpin sebagai peserta

seminar adalah terlibat secara aktif dalam proses eksplorasi teks.

Komponen keempat dalam metode Socratic Circles adalah peserta

seminar. Tugas peserta seminar selain terlibat aktif dalam proses

eksplorasi teks adalah berbagi tanggung jawab dengan pemimpin seminar

dalam menjaga kualitas seminar.

3) Manfaat dari Socratic Circles

Socratic Circles dilihat dari prosesnya kaya akan manfaat, jika

metode ini diterapkan dengan benar. Socratic Circles selain membantu

(32)

commit to user

membangun keterampilan baik akademik maupun sosial (Copeland,

2005; Kenner, 2009). Keterampilan akademik meliputi keterampilan

membaca, menulis, berbicara, mendengar, berpikir kritis, merefleksi, dan

mendorong berpikir divergen. Keterampilan sosial meliputi team

building skills, conflik resolution, dan community-building skills

(Copeland, 2005; Seitz, 2005, Frankenfield, 2009; Kenner, 2009).

Menurut Peterson (2009a) metode Socratic akan menumbuhkan rasa

ingin tahu siswa dan memfasilitasi siswa untuk belajar aktif. Siswa

memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang teori. Manfaat yang

lain yaitu membantu siswa menemukan hubungan teori inovatif untuk

mendirikan metode dan penggunaan pertanyaan yang tepat. Siswa

mampu menghubungkan kejadian masa lalu untuk situasi saat ini atau

masa yang akan datang.

Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan akademik

yang dapat dikembangkan melalui metode Socratic Circles. Metode

Socratic merupakan sarana yang baik untuk berlatih mengembangkan

proses analisis dan berpikir kritis dengan individu terlibat secara aktif

(Peterson, 2009b; Copeland, 2005). Keterampilan berpikir kritis

dikembangkan melalui proses merevisi dan memperbaiki ide-ide untuk

pemahaman siswa dan memahami rekan-rekan mereka (Copeland, 2005).

Berpikir kritis dan belajar itu sendiri adalah proses yang berkelanjutan

bukan koleksi dari produk pembelajaran (Copeland, 2005).

Keterampilan berbicara dan mendengar dapat dikembangan

secara bersamaan dalam proses pembelajaran Socratic Circles, yang

terlihat dalam bentuk diskusi atau dialog. Socratic Circles dapat

meningkatkan kegiatan diskusi dalam kelas sehingga membantu siswa

mendapat wawasan tidak hanya dari guru atau teks (Frankenfield, 2009).

Kegiatan diskusi dalam Socratic Circles ini merangsang imajinasi dan

kecerdasan dengan meningkatkan kreatif dan kekuatan ingin tahu siswa

(Copeland, 2005). Menurut Copeland (2005) diskusi kelas yang benar

(33)

commit to user

berbagi ide mereka sendiri. Membangun pengetahuan berdasarkan

informasi sebelum diterapkan untuk situasi baru. Menguji hipotesis

mereka sendiri dan persepektif rekan-rekan mereka, sampai menemukan

jawaban yang telah dibangun melalui pengalaman pribadi, berpikir kritis,

retorika dan wacana.

Siswa bisa berbicara dalam kegiatan diskusi jika sebelumnya

mereka memiliki pengetahuan awal tentang yang akan dibahas, disinilah

keterampilan membaca dan menulis siswa ikut berperan. Guru

memberikan teks kepada siswa sebelum kegiatan diskusi dengan tujuan

membekali mereka pengetahuan awal agar diskusi dapat berjalan lancar.

Styslinger and Pollock (2010) berpendapat dengan memahami teks siswa

mampu berbicara di kelas. Pemahaman terhadap teks akan memberikan

pengetahuan pada siswa. Pengetahuan atau pengalaman yang telah siswa

miliki dapat digunakan untuk memecahkan masalah sederhana atau

komplek atau masalah yang ditimbulkan oleh pertanyaan (Paraskevas

and Wickens, 2003). Pemahaman siswa dari teks yang diberikan guru

tidak harus dihafalkan, tetapi siswa dapat menuliskannya kemudian

membacanya kembali saat diskusi.

Kegiatan mendengar dilakukan semua siswa baik yang di

lingkaran luar maupun yang di lingkaran dalam. Metode Socratic Circles

membuat siswa belajar bersabar mendengarkan pikiran-pikiran,

perasaan-perasaan, ide-ide orang lain saat berada di lingkaran luar atau dalam.

Mendengarkan berbagai teori atau pendapat orang lain siswa bisa

menjadi peserta diskusi aktif (Copeland, 2005).

Kegiatan refleksi dilakukan siswa ketika mereka berada di

lingkaran luar dalam kegiatan seminar Socratic. Kegiatan refleksi

melatih siswa berpikir kritis, merefleksi ide-ide baru dan membantu

meningkatkan kinerja siswa serta prestasi akademik (Copeland, 2005;

Strong, 2011).

Perkembangan kreativitas siswa dapat dipengaruhi oleh

(34)

commit to user

aspek lain yang dapat ditingkatkan melalui Socratic Circles, siswa lebih

kreatif bila terlibat dalam kelompok dan mendengarkan pemikiran orang

lain. Siswa menggali lebih dalam pikiran dan perasaan mereka

(Copeland, 2005).

Penerapan metode Socratic Circles membantu siswa

membangun keterampilan sosial. Siswa mampu menerima pendapat dan

ide-ide orang lain yang berbeda dari mereka, dengan belajar bagaimana

cara untuk mendekati masalah melalui cara kolaborasi (Copeland, 2005;

Kenner, 2009). Socratic Circles memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, keterbukaan pikiran dan

kerja sama tim (Peterson, 2009a), sehingga metode Socratic

memungkinkan siswa untuk menyingkirkan egosentrisme kognitif

(Paraskevas and Wickens, 2003). Kegiatan menyelidikan bersama dalam

memecahkan masalah atau membangun pengetahuan bersama ini dapat

membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa.

4) Tahapan Socratic Circles

Proses pembelajaran yang menerapkan metode Socratic Circles

adalah pembelajaran dibangun dengan memberikan serangkaian

pertanyaan yang tujuannya mengetahui sesuatu isi materi tertentu.

Metode Socratic Circles memudahkan siswa mendapatkan pemahaman

secara berangkai dari bentuk tanya jawab yang dilakukan.

Bentuk-bentuk tahapan prosedural dalam melaksanakan tanya-jawab seperti yang

dilakukan oleh Socrates dalam membelajarkan bahan dengan perilaku

menirukan apa yang dilaksanakan oleh Socrates. Menurut Copeland

(2005) dan Frankenfield (2009) metode Socratic Circles memiliki tujuh

tahap dalam proses pembelajarannya. Tujuh tahapan prosedural dari

(35)

commit to user

Tabel 2.1 Tahapan Socratic Circles

Tahap Kegiatan Guru

Tahap 1:

Menentukan topik materi

pokok bahasan apa yang akan dipelajari dan mengorientasi siswa kepada masalah

Guru mengorientasikan arah pembelajaran dengan menetapkan topik yang dipelajari, dengan cara guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, menarik perhatian dan

memotivasi siswa, menggali pengetahuan awal siswa, dan memberikan teks yang dapat meningkatkan pertanyaan-pertanyaan bagi siswa saat diskusi

Tahap 2:

Mengorganisasikan siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa mengatur tugas-tugas belajar untuk menganalisis teks dan membuat catatan pada teks (bagian yang dipilih siswa sebagai bahan diskusi) serta mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai atau mencari solusi

Tahap 3:

Membantu mengkondisikan

siswa untuk proses

penyelidikan bersama

Guru membimbing siswa membentuk dua kelompok lingkaran konsentris secara acak untuk menempati lingkaran luar dan lingkaran dalam

Tahap 4:

Membantu penyelidikan

mandiri dan kelompok putaran pertama

Guru membimbing siswa yang berada di lingkaran dalam untuk memulai diskusi dengan memberikan pertanyaan awal, dan mengkondisikan siswa di lingkaran luar untuk diam mengamati perilaku atau kinerja siswa di lingkaran dalam dan membuat cacatan mental

Tahap 5:

Menganalisis dan mengevalusi proses penyelidikan bersama

dan kinerja siswa untuk

melakukan proses perbaikan

Guru membimbing siswa di lingkaran luar untuk menilai kinerja dan memberikan

feedbak pada kelompok atau individu di lingkaran dalam dan menawarkan saran untuk perbaikan

Tahap 6:

Membantu penyelidikan

mandiri dan kelompok putaran kedua

Guru membimbing siswa di lingkaran dalam dan lingkaran luar untuk bertukar peran dan posisi, dilanjutkan proses diskusi siswa di lingkaran dalam yang baru

Tahap 7:

Menganalisis dan mengevalusi proses penyelidikan bersama

dan kinerja siswa untuk

melakukan proses perbaikan

Guru membimbing siswa di lingkaran luar

yang baru untuk memberikan feedback dan

menawarkan saran untuk perbaikan bila diperlukan

(36)

commit to user

Tahap pertama dalam metode Socratic Circles menurut

Copeland (2005) dan Frankenfield (2009) yaitu sehari sebelum seminar

guru menetapkan topik yang dipelajari dan memberikan teks yang dapat

meningkatkan pertanyaan-pertanyaan bagi siswa saat diskusi. Tahap

kedua yaitu menugaskan siswa untuk mempelajari dan menganalisis teks

serta membuat catatan pada teks (bagian yang dipilih siswa sebagai

bahan diskusi) kemudian mendorong siswa mengumpulkan informasi

yang sesuai atau mencari solusi dari permasalahan yang disajikan dalam

bentuk teks. Tahap ketiga, sebelum memulai proses seminar atau diskusi

siswa dibagi menjadi dua kelompok lingkaran konsentris secara acak

untuk menempati lingkaran luar dan lingkaran dalam. Tahap keempat

siswa yang berada di lingkaran dalam memulai diskusi diawali dengan

membaca teks diskusi lalu mendiskuskan teks selama 10 menit. Siswa

yang berada di lingkaran luar diam mengamati perilaku atau kinerja

siswa di lingkaran dalam dan membuat cacatan mental. Tahap kelima

yaitu setelah siswa di lingkaran dalam menyimpulkan diskusi, siswa di

lingkaran luar menilai kinerja dan memberikan feedback pada kelompok

atau individu di lingkaran dalam selama 10 menit, guru dapat

menawarkan saran untuk perbaikan pada tahap ini. Tahap keenam, siswa

di lingkaran dalam dan lingkaran luar bertukar peran dan posisi. Tahap

ketujuh merupakan proses pengulangan langkah keempat dan kelima.

Proses pengulangan diskusi-feedback ini dapat dimodifikasi sesuai

dengan isi, fokus dan tujuan dari pembelajaran. Posisi duduk siswa

dalam proses pembelajaran dalam metode Socratic Circles dapat dilihat

(37)

commit to user

Gambar 2.1 Posisi Duduk Siswa dalam Socratic Circles

(Sumber: Frankenfield, 2009)

5) Peran Guru dalam Socratic Circles

Kegiatan dikusi Socratic Circles agar berjalan efektif perlu

dipersiapkan. Guru perlu mempertimbangkan dan memahami

pentingnya: iklim kelas, peran guru dan membimbing siswa untuk

diskusi yang berkualitas (Copeland, 2005). Socratic Circles mempunyai

bentuk lingkaran ketika proses diskusi. Bentuk lingkaran dalam Socratic

Circles menurut Copeland (2005) bertujuan untuk membuat iklim kelas

lebih kondusif sehingga membuat diskusi di kelas lebih mengalir.

Kontak mata dan keterlibatan non-verbal dalam percakapan penting

untuk membuat siswa lebih percaya diri dan nyaman. Pengaturan

percakapan juga bisa mempengaruhi iklim kelas (Copeland, 2005).

Peran guru dalam proses pembelajaran Socratic Circles menurut

Frankenfield (2009) yaitu: (1) memilih teks untuk diskusi, (2) menjaga

jalannya diskusi, (3) mengarahkan lingkaran luar untuk memberi

feedback, (4) menilai dan mengevaluasi performance atau kinerja setiap

siswa dan kelompok. Memilih teks untuk diskusi maksudnya teks yang

dipergunakan dalam proses diskusi Socratic Circles sebaiknya teks

dengan kualitas tinggi atau baik yaitu teks yang mampu menimbulkan

banyak pertanyaan dan memungkinkan siswa untuk melihat dunia luar di

sekitar mereka. Menjaga jalannya diskusi dengan cara sesekali

memberikan kontribusi pertanyaan dan info dasar dan berperan sebagai Lingkaran

Luar

Lingkaran Dalam

(38)

commit to user

fasilitator dalam percakapan. Mengarahkan lingkaran luar untuk

memberi feedback hasil diskusi lingkaran dalam meliputi kualitas suara

siswa, isi diskusi dan kinerja siswa. menilai dan mengevaluasi

performance atau kinerja setiap siswa dan kelompok baik secara formal

ataupun informal. Penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dengan cara

mengembangkan rubrik dan menggunakan scorecard. Hal penting dari

feedback guru pada akhir kegiatan yaitu menggambarkan tingkat prestasi

siswa secara verbal dan memberikan masukan untuk meningkatkan

kualitas diskusi.

Pemberian teks kepada siswa selain sebagai sarana memberikan

pengetahuan awal juga akan membantu siswa dalam membuat

pertanyaan. Perterson (2009a) menyatakan bahwa agar metode Socratic

dapat diterapkan secara efektif, siswa harus memiliki cukup informasi

latar belakang masalah dan pengetahuan tentang topik untuk

berpartisipasi dalam diskusi. Pertanyaan merupakan bagian penting dari

diskusi, sehingga guru perlu memberikan waktu kepada siswa untuk

menganalisis permasalahan dan merumuskan pertanyaan atau komentar.

Styslinger and Pollock (2010) menyatakan bahwa pemberian waktu pada

siswa untuk menuliskan pertanyaan dan komentar akan merangsang

diskusi berjalan baik.

b. Media Gambar

Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

menyalurkan pesan dan merangsang pikiran, membangkitkan semangat,

perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses

pembelajaran pada diri siswa. Media secara mendasar berpotensi

memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian.

Media dalam pembelajaran atau media pembelajaran dapat digunakan untuk

menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan murid dan dapat

digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik di dalam

maupun di luar kelas (Angkowo dan Kosasih, 2007). Media pembelajaran

(39)

commit to user

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Indriana (2011) menyatakan pada intinya media

pembelajaran adalah tempat penyampaian pesan atau materi pembelajaran

yang disampaikan guru kepada murid dengan tujuan mencapai proses

pembelajaran yang efektif dan efisien. Media pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu alat yang dapat menarik pehatian siswa dan dijadikan sebagai

penghubung ataupun perantara dari guru kepada siswa agar proses

pembelajaran efektif dan efisien.

Penyampaikan materi pelajaran oleh guru kepada siswa,

membutuhkan suatu perantara yang dijadikan alat bantu untuk

mempermudah penyampaian maksud dari materi pelajaran. Perantara atau

alat bantu tersebut dikenal sebagai media pembelajaran. Media

pembelajaran akan berperan besar dalam mengkomunikasikan pesan atau

informasi yang disampaikan guru. Angkowo dan Kosasih (2007)

menyatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut

juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap

orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran saat itu.

Pembelajaran bermedia juga dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan

penafsiran, serta memadatkan informasi.

Peran media sebagai perantara penyampaian pesan materi dari guru

kepada siswa berkaitan dengan memudahkan komunikasi yang sulit

dilakukan atau dibayangkan oleh siswa terhadap suatu konsep atau materi.

Media juga mempunyai banyak peran dalam pembelajaran antara lain

memudahkan penjelasan materi yang abstrak, mempermudah guru dalam

(40)

commit to user

menarik perhatian siswa. Menurut Sadiman, dkk (2009) dan Daryanto

(2010) kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar secara

umum meliputi: memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis; mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera;

penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sifat pasif anak didik; dapat memberikan perangsangan yang sama,

mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persebsi yang sama.

Para pendidik sering menggunakan gambar sebagai media

pembelajaran karena selain lebih praktis dan ekonomis media gambar juga

mudah dimengerti. Praktis dalam arti mudah dibawa kemana-mana dan

mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Ekonomis dalam

arti murah harganya dan mudah didapat. Media gambar menurut Sadiman,

dkk (2009) adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa

yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Pepatah

Cina mengatakan bahwa media gambar berbicara lebih banyak daripada

seribu kata. Anitah (2009) mendeskripsikan nilai gambar dari pendapat

Gerlach dan Ely bahwa gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi

juga seribu tahun dan seribu mil. Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada

pebelajar suatu tempat, orang, dan segala sesuatu meskipun jauh dari

jangkauan pengalaman pebelajar sendiri.

Pemanfaatan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran akan

memungkinkan proses pembelajaran berlangsung efektif. Penggunaan

media dalam pembelajaran tidak harus berbasis komputer atau teknologi,

melainkan dapat berupa media sederhana. Media gambar merupakan salah

satu media visual sederhana yang dapat dijadikan pertimbangan dalam

pemilihan media pembelajaran. Guru dalam menggunaan media

pembelajaran haruslah mempertimbangkan banyak hal agar media tersebut

benar-benar dapat mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik.

Pertimbangan lain yang harus dipahami guru dalam memilih media adalah

Gambar

GAMBAR TERHADAP
Gambar 2.1 Posisi Duduk Siswa dalam Socratic Circles ................................
gambar diantaranya sifatnya konkret atau lebih realistis dalam menunjukkan
Tabel 2.1  Tahapan Socratic Circles
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari data hasil wawancara I dan data hasil wawancara II dapat disimpulkan sesuai dengan teori dari Fischbein karena kognisi itu muncul sebagai sebuah penemuan suatu

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Protein Gene product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Kanker Ovarium Tipe Adenokarsinoma Serosum dan.. Adenokarsinoma Musinosum

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan Pejabat Pengelola Anggaran dan Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 diatur dalam Petunjuk

pamayang pada Ruatan pesta laut karya Rini Apriani di Desa Carita. Kecamatan Carita

PERSOALAN PEMENUHAN 24 JAM TATAP MUKA BAGI GURU AGAMA / PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN / KESENIAN DAN IPS SEBAGAI. PRASYARAT PENCAIRAN TUNJANGAN PROFESI MENDAPAT TINDAK LANJUT

Pengaruh realisasi APBD dan APBN yang lebih besar jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2017 sangat berdampak, sehingga terjadi peningkatan laju pertumbuhan

Nilai eGFR berdasarkan formula MDRD yang sangat besar pada peneli- tian ini seharusnya dibuktikan dengan pemeriksaan mGFR menggunakan baku emas (inulin) atau baku

KMP Gili Ketapang Jaya adalah kapal yang akan berfungsi sebagia sarana transportasi penyeberangan, rekreasi dan edukasi. Pada trip penyeberangan kapal ini akan