• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Project Based Learning Melalui Strategi Business Plan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

N/A
N/A
Widianti Widianti

Academic year: 2024

Membagikan "Penerapan Project Based Learning Melalui Strategi Business Plan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Project Based Learning Melalui Strategi Business Plan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Widianti 1* , Ishaq Nuriadin2

1 Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Indonesia

2 Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Indonesia

* Corresponding Author. E-mail: widianti105@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article History:

Received: xx-Mei. 2022 Revised: xx-Mei. 2022 Accepted: xx-Juni.2022

Keywords:

PjBL, business plan, berpikir kreatif.

PjBL, business plan, creative thinking.

Artikel ini membahas tentang penerapan model Project Based Learning melalui strategi business plan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Tujuan artikel ini untuk mengetahui bahwa model PjBL melalui strategi business plan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan yang memikirkan banyak kemungkinan, menggunakan cara yang bervariasi, menggunakan sudut pandang yang berbeda, memikirkan sesuatu yang baru, serta suatu kemampuan yang digunakan untuk membimbing dalam menghasilkan dan memilih alternatif solusi (Zakiah et al., 2020). PjBL merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif, dimana pembelajaran menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. Pembelajaran dengan model pembelajaran PjBL melalui strategi business plan, membuat proses belajar menjadi menyenangkan. Peserta didik secara tidak sadar dilatih untuk berpikir kreatif, melihat peluang untuk menemukan ide-ide dalam merancang rencana bisnis, menganalisis dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh dari hasil belajar. Pembentukan karakter dan semangat kewirausahaan akan terbentuk secara alami karena dilakukan melalui pembiasaan kegiatan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur. Dari beberapa teori yang sudah dijelaskan akan dibandingkan dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukan khususnya dalam hal peningkatan kemampuan berpikir siswa.

Tujuan studi literatur ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan project based Learning melalui strategi business plan dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa.

This article discusses the application of the Project Based Learning model through a business plan strategy in improving students' creative thinking skills. The purpose of this article is to find out that the PjBL model uses a business plan strategy in improving students' creative thinking skills.

Creative thinking ability is an ability to think about many possibilities, use varied ways, use different points of view, think of something new, as well as an ability that is used to guide in generating and choosing alternative solutions (Zakiah et al., 2020). PjBL is one of the innovative learning models, where learning uses projects as learning media. Learning with the PjBL learning model through a business plan strategy makes the learning process fun. Students are unconsciously trained to think creatively, see opportunities to find ideas in designing business plans, analyze and communicate what they have learned from learning outcomes. The formation of character and entrepreneurial spirit will be formed naturally because it is done through the habituation of daily activities. The method used in writing this article is a literature study. Some of the theories that have been explained will be compared with several studies that have been carried out, especially in terms of improving students' thinking skills. The purpose of this literature study is to determine the effect of implementing project based learning through a business plan strategy in improving students' creative abilities.

This is an open access article under the CC-BY-SA license

How to Cite:

Widianti, Nuriadin, I. (2022). Penerapan Project Based Learning Melalui Strategi Business Plan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, 15(1), 1-10.

https://doi.org/10.21831/pg.v13ixxxxxx https://doi.org/10.21831/pg.v13ixxxxxx

(2)

PENDAHULUAN

Abad 21 ditandai dengan adanya perkembangan jumlah populasi manusia yang semakin meningkat, termasuk di Indonesia. Menurut data statistik hasil sensus penduduk tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia adalah 270,20 juta jiwa. Hasil tersebut bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil sensus penduduk tahun 2010 (Statistik Penduduk Indonesia, 2021). Dengan pesatnya pertumbuhan populasi, semakin tinggi pula tingkat pengangguran manusia pada usia produktif karena semakin sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Banyaknya pengangguran ini juga dikarenakan rendahnyanya keahlian tenaga kerja bangsa Indonesia. Hal ini berbanding lurus dengan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Memasuki abad 21 keadaan sumber daya manusia Indonesia tidak kompetitif (Afifah, 2019) . Pendidikan kita dianggap sebagai penyebab keterpurukan bangsa dengan alasan pendidikan kita tidak meghasilkan SDM yang berkemauan tulus dan berkemampuan profesional (Afifah, 2019).

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki SDM bangsa Indonesia agar siap menghadapi persaingan global di abad ke-21 ini adalah melakukan perubahan dalam dunia pendidikan. Salah satu cara adalah pemerintah harus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan baik dalam hal peningkatan kinerja guru, media pembelajaran, maupun metode pembelajaran yang digunakan, sehingga diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai (Prasetyo & Rijanto, 2021). Beberapa indikator kualitas mutu hasil pendidikan yang selama ini digunakan masih bersifat kuantitatif, diantaranya adalah nilai Ujian Nasional (UN), persentase kelulusan, angka drop out (DO), angka mengulang kelas, persentase lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dibutuhkan indikator mutu hasil pendidikan lainnya yang sangat penting untuk dicapai yaitu indikator kualitatif yang meliputi: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Indikator kualitatif tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik, pembentukan sikap dan ketrampilan berwirausaha peserta didik sehingga unggul, mampu bersaing, beretika, bermoral dan sopan santun (Shodiqim, Slamet, 2017).

Kualitas pendidikan terkait dengan kualitas proses dan produk. Kualitas proses dapat dicapai apabila proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik dapat menghayati dan menjalani proses pembelajaran tersebut secara bermakna. Kualitas produk tercapai apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan dan tuntutan dunia kerja (Shodiqim, Slamet, 2017). Dalam pengembangan ekonomi, kewirausahaan dapat menjaga kestabilan ekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan berwirausaha. Kewirausahaan menjadi kompetensi bagi setiap orang terutama kaum muda untuk berpikir lebih kreatif dan percaya diri dengan semua yang mereka lakukan. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan kewirausahaan yang mampu membekali peserta didik agar mampu memanfaatkan tantangan masa depan.

Pendidikan kewirausahaan adalah pencapaian keterampilan, pengetahuan dan sikap yang memungkinkan peserta didik untuk memahami tantangan hidup dalam berbagai bentuk dan secara sistematis memberikan solusi tantangan tersebut. Tujuan utama dari pendidikan kewirausahaan adalah untuk meningkatkan inovasi, kreativitas, dan wirausaha melalui kompetensi kewirausahaan, pengetahuan dan sikap. Kemampuan kewirausahaan mencakup kapasitas untuk menciptakan peluang dan sumber daya, mengambil risiko, mengatasi perubahan, dan biasanya bertindak dengan pola pikir kreatif dan inovatif (Abdullahi et al., 2020).

Kreativitas adalah salah satu keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi kemajuan teknologi dan mempersiapkan karir masa depan mereka. Kondisi di lapangan, masih banyak pendidik yang hanya mengukur aspek kognitif dan kurang melatih peserta didik untuk memperkuat kreativitas mereka.

Padahal, kurikulum yang dikembangkan lebih ditekankan pada aspek kreativitas. Pembelajaran kewirausahaan dapat membantu pendidik meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menciptakan produk baru. Kreativitas dalam melihat peluang di sekitar yang bisa dijadikan usaha, merancang business plan, membuat desain produk diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dalam dan kepercayaan diri dalam belajar. Tanggung jawab utama pendidik adalah memberikan pengetahuan kognitif tentang kewirausahaan dan perencanaan bisnis, membimbing peserta didik untuk melihat peluang bisnis, menemukan, menguji inovasi bisnis, dan menilai peluang bisnis dan untuk berkonsultasi dengan kerja tim dan pembuatan business plan (Abdullahi et al., 2020).

Pengetahuan tentang bagaimana menerapkan ide bisnis, pengalaman merancang business plan dan membuat desain produk mampu melatih kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

(3)

Melakukan wirausaha tanpa adanya perencanaan yang matang akan menjadi sia-sia, uniknya ini biasanya banyak terjadi dimana orang awan berusaha tanpa melakukan perencanaan dan biasanya usahanya mati atau berjalan ditempat. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan konsep business plan (Ardiansyah, 2018). Strategi business plan menawarkan manfaat yang sangat luas bagi para peserta didik dan pendidik. Business plan merupakan rancangan yang dibuat oleh entrepreneur yang yang memuat rincian tentang masa lalu yaitu latar belakang, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan. Business plan dapat juga dikatakan sebuah rencana yang dibentuk sebelum memulai sebuah usaha, agar usaha yang akan kita jalankan sesuai dengan target yang kita inginkan (Moh. Zaenal Abidin, 2021). Dalam pembelajaran kewirausahaan dengan menggunakan business plan, penyusunan business plan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih memahami dan berkontribusi nyata dalam penanaman nilai-nilai kewirausahaan. Melalui strategi business plan peserta didik akan menuangkan gagasannya tentang profil usaha, potensi pasar, market share, analisis kuantitatif dan kualitatif, karakteristik konsumen, tingkat persaingan, keunggulan kompetitif, strategi pemasaran dan rencana pengembangan pemasaran. Penuangan gagasan tersebut diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk lebih berpikir kreatif sehingga mampu menginternalisasikan sikap kewirausahaan pada diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari (Shodiqim, Slamet, 2017).

Kemampuan berpikir kreatif dapat dilatih dan dikembangkan secara terus menerus melalui pembelajaran berorientasi berpikir tingkat tinggi. Dalam upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, pendidik perlu menciptakan lingkungan belajar dimana peserta didik dapat dengan mudah mengekspresikan ide-ide mereka, mengajukan pertanyaan atau menghasilkan pertanyaan mereka sendiri (Dewi & Mashami, 2019). Dalam merancang pembelajaran, pemilihan model pembelajaran menjadi kunci utama untuk menerapkan pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara langsung untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya adalah model project based learning (PjBL). PjBL adalah metode pembelajaran unik yang memungkinkan peserta didik untuk lebih banyak membangun pengetahuan dan memperoleh keterampilan baru di luar pengajaran di kelas. Hal ini menghasilkan metode kreatif yang membantu peserta didik mengubah ide-ide mereka menjadi produk, layanan, atau proses, membantu berpikir kreatif dan mencapai tujuan berkinerja tinggi untuk memfasilitasi pembelajaran individu dan kolaboratif. Peserta didik dapat menyesuaikan pembelajaran mereka melalui penyelidikan, dan juga memiliki rencana penelitian kolaboratif untuk membuat proyek yang meningkatkan keterampilan belajar mereka (Pinto & Reshma, 2021). PjBL adalah strategi penting untuk menciptakan generasi pemikir independen. Peserta didik memecahkan masalah dunia nyata dengan mendesain pertanyaan mereka sendiri, merencanakan pembelajaran dan mengatur penelitian mereka serta menerapkan banyak pengetahuan. Siswa yang belajar dengan pendekatan ini akan memperoleh keterampilan yang berharga untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depan mereka dalam ekonomi global (Thanthirige et al., 2016).

Pembelajaran dengan model pembelajaran PjBL melalui strategi business plan, membuat proses belajar menjadi menyenangkan. Peserta didik secara tidak sadar dilatih untuk berpikir kreatif, melihat peluang untuk menemukan ide-ide dalam merancang rencana bisnis, menganalisis dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh dari hasil belajar. Pembentukan karakter dan semangat kewirausahaan akan terbentuk secara alami karena dilakukan melalui pembiasaan kegiatan sehari-hari. Dari beberapa teori yang sudah dijelaskan akan dibandingkan dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukan khususnya dalam hal peningkatan kreativitas peserta didik. Tujuan studi literatur ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan project based Learning melalui strategi business plan dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Hasil studi literatur ini diharapkkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran matematika.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode literature review atau tinjauan Pustaka. Studi literatur merupakan aktivitas penelitian yang dilaksanakan menggunakan teknik pengumpulan informasi dan data dengan kontribusi bermacam-macam alat penunjang yang terdapat di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya, artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang bersangkutan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan. Aktivitas penelitian dilakukan secara terstruktur untuk mengelompokkan, mengerjakan, dan merumuskan data dengan mengaplikasikan cara/ program tertentu untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada (Sari, 2020). Pada penelitian ini kriteria jurnal yang direview adalah jurnal berbahasa

(4)

Indonesia dan jurnal internasional dengan kata kunci project based learning, business plan, enterpreuner dan kemampuan berpikir kreatif.

Penelitian kepustakaan adalah cara penelitian yang menggunakan referensi atau rujukan yang terancang secara ilmiah, yang meliputi mengumulkan bahan-bahan referensi, yang berhubungan dengan tujuan penelitian, teknik pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan, dan mengintegrasikan serta menyajikan data. Ciri utama studi pustaka yaitu, 1) peneliti bertantangan secara langsung dengan teks atau data angka, 2) data pustaka bersifat sudah siap dipakai, 3) data pustaka pada dasarnya adalah sumber sekunder, 4) kondisi pada data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu (Sari, 2020).

Metode penelitian studi pustaka ini digunakan untuk menyusun konsep mengenai model pembelajaran Project Based Learning melalui strategi Business Plan dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Adapun langkah-langkah dalam penelitian kepustakaan yaitu, (1) memilih gagasan umum perihal tema penelitian, (2) mencari informasi yang mengangkat tema, (3) spesifikasikan inti penelitian, (4) menyelidiki dan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan dan mengelompokkan bahan bacaan tersebut, (5) memahami dan membuat catatan penelitian, (6) mengulas dan menambah lagi bahan bacaan, dan (7) mengelompokkan lagi bahan bacaan dan mulai menulis laporan (Sari, 2020). Dengan kata lain, bahwa studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan semua literature yang digunakan, melakukan review kemudian meringkas hasil atau temuannya.

Sumber data yang menjadi bahan dalam penelitian ini berupa buku, jurnal dan skripsi yang ditemukan melalui database google scholar dengan memamsukkan kata kunci tentang model Project Based Learning, enterpreuner, business plan dan kemampuan berpikir kreatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu menelusuri bahan mengenai sesuatu atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal dan sebagainya (Sari, 2020). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (Content Analysis). Analisis isi adalah suatu media penelitian yang dipusatkan kepada konten positif dan karakteristik dalam media. Teknik analisis isi dapat digunakan untuk mempelajari sifat objek secara tidak langsung melalui uraian terhadap buku, teks, esay, artikel dan semua jenis wacana yang dapat dianalisis (Sari, 2020)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Project Based Learning

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan yang digunakan pada saat proses pembelajaran dimana melibatkan peserta didik untuk membuat suatu produk yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan di kehidupan nyata (Sani, 2016). PjBL ini dapat menarik minat peserta didik dan merangsang pemikiran mereka untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan baru. Melalui pendekatan proyek, peserta didik dapat terlibat dalam pemecahan masalah, merumuskannya sebagai pertanyaan penelitian, dan melakukan investigasi pada fenomena terkait (Ilahiyyah Sri Setyo Iriani Harti & Ghozi Izzuddin, 2022).

Menurut Thomas (Anita, 2017) terdapat lima kriteria pembelajaran berbasis proyek antara lain: keterpusatan (centrality), berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi peserta, dan realisme. Artinya pembelajaran berpusat pada peserta didik sebagai subyek yang harus menguasai materi melalui pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pembuktian, investigasi dan analisis. Peserta didik juga memiliki kebebasan untuk mengembangkan hasil analisis dan kreatifitasnya dalam membangun penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan manfaat bagi peserta didik yaitu (1) peserta didik mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang baru dalam pembelajaran, (2) menumbuhkan keterampilan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah, (3) menjadikan siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran, (4) memajukan dan menumbuhkan kemampuan siswa dalam mengolah sumber, (5) menumbuhkan kerjasama antar siswa, (6) siswa dapat mengeluarkan keputusan sendiri dan dapat menciptakan kerangka tugas proyek, (7) terdapat permasalahan yang solusinya belum ditentukan sebelumnya, (8) siswa dapat mendesain proses untuk mencapai hasil, (9) siswa harus berkewajiban untuk memperoleh dan mengatur informasi, (10) siswa membuat penilaian secara berkelanjutan, (11) siswa secara berkala memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan, (12) hasil akhir berupa produk dan dinilai keunggulannya, (13) kelas mempunyai suasana yang dapat memberikan toleransi terhadap kesalahan dan perubahan (Melinda & Zainil, 2020).

(5)

Peran guru dalam pembelajaran berbasis proyek diantaranya adalah: 1) Merencanakan dan mendesain pembelajaran, 2) Membuat strategi pembelajaran, 3) Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa, 4) Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian, dan 6) Membuat portofolio pekerjaan siswa. Sedangkan peran siswa adalah: 1) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, 2) Melakukan riset sederhana, 3) Mempelajari ide dan konsep baru, 4) Belajar mengatur waktu dengan baik, 5) Melakukan kegiatan belajar sendiri atau kelompok, 6) Mengaplikasikan hasil belajar melalui tindakan, serta 7) Melakukan interaksi sosial seperti wawancara, survey, dan observasi (Afifah, 2019).

Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan adalah pencapaian keterampilan, pengetahuan dan sikap yang memungkinkan peserta didik untuk memahami tantangan hidup dalam berbagai bentuk dan secara sistematis memberikan solusi tantangan tersebut. Tujuan utama dari pendidikan kewirausahaan adalah untuk meningkatkan inovasi, kreativitas, dan wirausaha melalui kompetensi kewirausahaan, pengetahuan dan sikap. Kemampuan kewirausahaan mencakup kapasitas untuk menciptakan peluang dan sumber daya, mengambil risiko, mengatasi perubahan, dan biasanya bertindak dengan pola pikir kreatif dan inovatif (Abdullahi et al., 2020).

Pendidikan kewirausahaan dapat membantu guru meningkatkan kreativitas siswa dalam menciptakan produk baru. Tujuan pembelajaran entrepreneurship tidak hanya diarahkan untuk menghasilkan seorang pengusaha atau pengusaha bisnis, tetapi profesi yang didasarkan pada nilai-nilai kewirausahaan. Belajar kewirausahaan tidak hanya berkontribusi untuk membentuk peserta didik untuk menjadi pengusaha. Karena pada dasarnya kewirausahaan melekat pada diri seseorang. Untuk itu, pembelajaran kewirausahaan lebih diarahkan untuk membentuk jiwa kewirausahaan dan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik (Putra et al., 2020).

Jufri dan Wirawan dalam (Ilahiyyah Sri Setyo Iriani Harti & Ghozi Izzuddin, 2022) menyebutkan bahwa untuk menciptakan jiwa entre-preneur yang baik, maka proses internalisasi tidak hanya dimulai ketika anak telah memasuki usia sekolah, tetapi proses tersebut dapat dimulai seiring perkembangan anak. Sebelum anak memasuki usia sekolah, proses internalisasi kewirausahaan dapat dilakukan melalui pendidikan oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. Proses tersebut dapat dilanjutkan oleh guru, ketika anak memasuki usia sekolah melalui beragam cara, baik melalui pengenalan entrepreneurship dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Strategi Business Plan

Business Plan merupakan sebuah dokumen yang memuat tujuan bisnis, data, proyeksi, dan rencana mencapainya. Perencanaan bisnis mengandung serangkaian elemen-elemen standar. Format dan bentuk perencanaan bisnis sangat bervariasi, tetapi biasanya sebuah perencanaan bisnis akan berisi komponen- komponen seperti deskripsi perusahaan, produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan ke depan, team manajemennya dan analisis finansial/keuangannya (Aries Suprapto &

Rusdi, 2018).

Pembuatan business plan diawali dengan menyusun proposal rencana usaha (Bussiness Plan). Peserta didik berdiskusi menemukan peluang usahanya, merumuskan latar belakang, menemukan target pasar, menjelajahi seluk beluk konsep bisnis dari faktor internal maupun eksternal dengan fokus melihat kebutuhan sekitar, memahami semua unsur, agar produk, target, biaya, kompetitor, area bisnis, dan lainnya dapat terdefinisi dengan baikkemudian membuat perencanaan usahanya. Sebelumnya, peserta didik sudah diberikan Template Rencana Usaha (Business Plan) untuk memudahkan siswa dalam menyusun rancangan usaha. Peserta didik terlibat dalam diskusi kelompok, saling memberikan pendapat, menghargai pendapat satu sama lain, dan dituntut untuk partisipatif. Peserta didik dilatih untuk dapat berpikir kreatif dan inovatif dalam menyusun rancangan usaha (Business Plan) dengan strategi wirausaha yang tepat guna sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Setelah dokumen Business Plan selesai disusun, peserta secara bergantian mempresentasikan rencana bisnis yang sudah disusun. Pendidik dan kelompok lain memberikan masukan untuk perbaikan rencana bisnis yang dibuat (Dian et al., 2021).

Kemampuan Berpikir Kreatif

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, atau bersifat (mengandung) daya cipta, yaitu pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan yang memikirkan

(6)

banyak kemungkinan, menggunakan cara yang bervariasi, menggunakan sudut pandang yang berbeda, memikirkan sesuatu yang baru, serta suatu kemampuan yang digunakan untuk membimbing dalam menghasilkan dan memilih alternatif solusi (Zakiah et al., 2020).

Coleman dan Hammen yang dikutip oleh Yudha dalam (Anita, 2017) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan konsep, temuan, dan seni yang baru. Terdapat ciri-ciri yang dapat diukur pada kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu: ketrampilan berpikir lancar (fluency), ketrampilan berpikir luwes (flexibility), ketrampilan berikir orisinil (originality), dan ketrampilan memperinci (elaboration).

Berpikir lancar (fluency) ditunjukkan dari peserta didik yang mampu mencetuskan banyak gagasan untuk menyelesaikan permasalahan dan mengajukan banyak pertanyaan yang menunjukkan banyaknya penguasaan terhadap materi, serta mampu memberi banyak saran yang mungkin menjadi solusi dari permasalahan. Berpikir luwes (flexibility) ditunjukkan dengan kemampuan peserta didik melihat suatu permasalahan dari banyak sudut pandang yang berbeda kemudian dapat mencari alternatif pendekatan penyelesaian dan cara berpikir. Ketrampilan berpikir orisinil (originality) adalah kemampuan seseorang untuk berpikir dengan cara yang unik sehingga menghasilkan pemikiran baru yang mungkin saja belum lazim walaupun masih harus diuji kembali kebenarannya. Sedangkan ketrampilan memperinci (elaboration) ditunjukkan dengan kemampuan peserta didik untuk mengurai kembali, mengembangkan gagasan yang sudah ada secara lebih detail sehingga menjadi satu kesatuan pemikiran yang lebih lengkap dan lebih menarik (Anita, 2017).

Penerapan Project Based Learning Melalui Strategi Business Plan

Penulis menemukan 6 data hasil penelusuran penerapan Project Based Learning melalui strategi business plan terkait sumber data sebelumnya. Data artikel tersebut diolah dengan cara merangkum dan menentukan hasil penelitian dengan penerapan Project Based Learning melalui strategi business plan. Strategi business plan merupakan salah satu penerapan dari pembelajaran kewirausahaan. Melakukan wirausaha tanpa adanya perencanaan yang matang akan menjadi sia-sia, uniknya ini biasanya banyak terjadi dimana orang awan berusaha tanpa melakukan perencanaan dan biasanya usahanya mati atau berjalan ditempat.

Hal ini dapat dihindari dengan melakukan konsep business plan (Ardiansyah, 2018). Strategi business plan menawarkan manfaat yang sangat luas bagi para peserta didik dan pendidik. Business plan merupakan rancangan yang dibuat oleh entrepreneur yang yang memuat rincian tentang masa lalu yaitu latar belakang, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan. Business plan dapat juga dikatakan sebuah rencana yang dibentuk sebelum memulai sebuah usaha, agar usaha yang akan kita jalankan sesuai dengan target yang kita inginkan (Moh. Zaenal Abidin, 2021).

Hasil penelitian studi literatur terhadap beberapa artikel dalam penerapan Project Based Learning melalui strategi business plan menunjukkan bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan wirausaha peserta didik. Hasil penelitian tersebut relevan dengan hasil penelitian dari (Harlianti, 2021) yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran matematika model Project Based Learning (PjBL) untuk melatih keterampilan abad 21 berkarakter entrepreneurship, dinilai “sangat valid”. Hal ini terlihat dari penilaian kelima validator yang menghasilkan rata-rata total kevalidan (RTV) RPP sebesar 4,302 dan LKPD sebesar 4,325. Begitu pula perhitungan validitas dengan menggunakan koefisien Aiken’s V, dinilai “valid”. Hal ini terlihat dari penilaian kelima validator yang menghasilkan rata-rata total kevalidan berdasarkan tabel validasi Aiken’s V untuk RPP dan LKPD mendapatkan skor di atas 0,80, yaitu sebesar 0,83 dengan p < 0,05 yang artinya menerima nilai signifikan peluang error/peluang kesalahan sebesar 5%.

Senada dengan yang disampaikan oleh (Ilahiyyah Sri Setyo Iriani Harti & Ghozi Izzuddin, 2022) yang menunjukkan bahwa penelitian ini mengkonfirmasi dan memperkuat berbagai analisis pada penelitian sebelumnya bahwa metode PJBL yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship memiliki peran penting untuk meningkatkan entrepreneurial mindset siswa dalam mengasah proses penguasaan pengetahuan dan ketrampilan menjadi seorang entrepreneur yang dapat berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

Selain itu, pening-katan entreprneurial skill yang compatible, yaitu kemampuan berpikir kreatif, memiliki jiwa leadership, berani mengambil risiko, patuh terhadap etika bisnis, memiliki keahlian teknologi, berpikir kritis, fleksibel, berpikir logis, cakap berkomunikasi nonverbal, menyusun perencanaan, memiliki perencanaan strategis, membangun tim, manajemen waktu, serta mengikuti tren. Dari temuan tersebut, model pembelajaran PJBL dapat menjadi referensi bagi para tenaga didik untuk membangun entrepreneurial mindset dan entrepreneurial skill pada diri peserta didiknya.

(7)

Berdasarkan hasil analisis data pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan (Sukrah, 2019) dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Project Based Learning (PjBL) pada materi pokok peluang juga mampu meningkatkan jiwa kewirausahaan peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh (Cahyani & Busana, 2019) menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam menciptakan semangat wirausaha pada pembelajaran project based learning mendapat rata-rata 87,78%

dengan kategori baik. Aktivitas siswa mendapat rata-rata 96,89% dengan kategori sangat baik. Ketercapaian ketuntasan belajar siswa dengan nilai skor rata-rata pre test 73,33, hasil post test 94,77 dan hasil tes psikomotor 89,17. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Project based Learning dapat menciptakan semangat wirausaha siswa pada mata pelajaran pengembangan bisnis busana kelas XI Desain Fesyen di SMK Negeri 1 Buduran.

Penerapan Project Based Learning dengan Asesmen Proyek siswa yang dilakukan (Sa’adah & Mariani, 2020) diyakini mampu memahami konsep dengan lebih maksimal serta mampu menyelesaikan proyek yang diberikan oleh guru dan meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa SMK. Pada saat siswa diberi kesempatan untuk mengajukan persoalan, akan berguna untuk mengembangkan keterampilan matematika maupun berpikir kritisnya dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Ketika guru menerapkan Project Based Learning dengan asesmen proyek diharapkan mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya ditinjau dari jiwa kewirausahaan.

Penelitian juga dilakukan oleh (Pinto & Reshma, 2021) yang menunjukkan bahwa upaya pembelajaran berbasis project juga dilakukan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa untuk understand konsep tanggung jawab sosial bisnis & tantangan dalam kewirausahaan. Dalam metode PjBL, siswa lebih baik terlibat melalui kegiatan dunia nyata dengan umpan balik yang tepat waktu, dan akhirnya, itu akan mengarah pada hasil yang lebih baik.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumya yang relevan dengan penerapan Project Based Learning melalui strategi business plan dalam hal ini diukur dari jiwa kewirausahaan siswa maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa.

Penerapan Project Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Kreatif Siswa

Penerapan project-based learning dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa juga ditunjukkan pada data penelitian yang diteliti sebelumnya. Terdapat 6 penelitian yang meneliti penerapan project-based learning dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Dari data penelitian ini dirangkum kemudian penulis menyimpulkan hasil penerapan project-based learning dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa.

Penelitian yang dilakukan (Anita, 2017) menunjukkan bahwa 1) pembelajaran matematika berbasis proyek berjalan dengan baik, selama pelaksanaan pembelajaran ini dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik; 2) Di awal peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, tapi dengan berjalannya waktu peserta didik merasa pembelajaran berbasis proyek membuat mereka lebih mengerti dan memahami materi yang diajarkan. Karena penugasan-penugasan yang diberikan menuntut mereka untuk mencari dan menggali sendiri penyelesaian dari permasalahan yang diberikan, kemudian didiskusikan bersama dalam kelas sehingga mereka memiliki wawasan lebih luas dan pengalaman lebih banyak dalam mencari penyelesaian permasalahan.

Penelitian yang dilakukan (Zakiah et al., 2020) juga menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat membantu meningkatkan pengembangan keterampilan abad 21 tertentu, seperti kreativitas dan berpikir kreatif. Melalui aktivitas melaksanakan kegiatan proyek dalam kelompok mampu meningkatkan motivasi dan memfasilitasi mahasiswa untuk secara optimal memperoleh pembelajaran yang bermakna untuk hasil yang lebih baik. Produk yang dihasilkan dalam artikel ini menunjukkan bahwa calon guru matematika mencoba membuat video pembelajaran kreatif yang memperkenalkan konten baru, melatih siswa untuk memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan matematis, dan membuat generalisasi.

Calon guru matematika membuat tugas proyek sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kreativitas dan berpikir kreatif dalam membuat tugas proyek memiliki peran penting dalam mencapai tujuan tersebut.

Senada dengan hasil penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan (Wulandari et al., 2019) juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan, yang diupayakan melalui Project Based Learning antar siklus, yakni sebanyak (50%) dari seluruh siswa mencapai kategori kemampuan berpikir kreatif cukup di pra siklus,

(8)

meningkat menjadi (58,3%) kategori berpikir kreatif tinggi di siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi (91,7%) kategori berpikir kreatif tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pada setiap kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan model Project Based Learning, sehingga dapat disimpulkan bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Hasil penelitian yang sama juga didapat oleh (Ayu & Tri, 2019) . Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik melalui penerapan model pembelajaran blended project-based learning yang teramati diperoleh rata-rata presentase sebesar 67% dengan kategori baik. Hasil rata-rata presentase untuk ketiga indikator yang lain secara keseluruhan dalam kategori yang baik. Rata-rata presentase pembuatan proyek indikator asam basa dari bahan alami yang dilakukan peserta didik sebesar 83,3% dengan kategori sangat baik. Dengan demikian, kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang teramati dengan baik pada indikator tertentu dalam model pembelajaran blended project-based learning pada materi asam basa.

Temuan dari penerapan STEM- PjBL dalam penelitian yang dilakukan oleh (Sumarni et al., 2019) yaitu melalui bekerja dan berdiskusi secara kolaboratif yang dikaitkan dengan pembuatan proyek terintegrasi STEM untuk mengatasi permasalahan di kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan aktivitas berpikir kreatif siswa dan mendorong siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata. Ketika berdiskusi siswa akan mengadakan tanya jawab, yang dapat menambah informasi dan mengingatkan kembali materi yang dipelajari atau dialami siswa. Keterbatasan dari penerapan model PjBL berpendekatan STEM dalam penelitian yaitu kemampuan antar kelompok yang tidak sepadan sehingga waktu yang diperlukan untuk diskusi cenderung berbeda dan lebih lama yang mengakibatkan proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh (Arisanti et al., 2017) menunjukkan bahwa secara umum terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang signifikan (p= 0,00) antara kelas eksperimen yang belajar dengan menerapkan model project based learning pada proses pembelajarannya (rata-rata N-gain = 0,477) pada kategori sedang, dengan siswa yang belajar dengan menerapkan yang bukan project based learning (rata-rata N-gain = 0,290) pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran project-based learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil ini ini relevan dengan hipotesa sebelumnya.

Penerapan Project Based Learning Melalui Strategi Business Plan dalam Meningkatkan Kemampuan Kreatif Siswa

Data literatur publikasi mengenai project-based learning melalui strategi business plan dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa belum ditemukan. Hal ini disebabkan karena belum ada penelitian mengenai ketiga variabel tersebut. Jika dikaitkan dengan penelitian mengenai penerapan project-based learning melalui strategi business plan dan penerapan project-based learning dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa keduanya saling beririsan. Penerapan project based learning baik kaitannya dengan busniness plan, yang dalam hal ini indikatornya adalah meningkatnya jiwa kewirausahaan serta kaitannya dengan meningkatkan kemampuan kreatif siswa sama-sama menunjukkan peningkatan. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada penerapan model pembelajaran project based learning dengan strategi business plan.

SIMPULAN

Model pembelajaran project based learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. Model PjBL berupaya untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dan kegiatan pemecahan masalah. Peserta didik dapat bekerja didalam kelompoknya dan menghasilkan suatu produk yang bernilai. Dengan menggunakan model PjBL, peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, mampu memecahkan masalah, mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam melihat peluang yang ada di kehidupan sehari-hari mereka. Penggunaan strategi business plan, membantu peserta didik untuk berinovasi, berpikir kreatif dalam merancang rencana bisnis yang akan dibuat. Selain itu penggunaan strategi ini juga akan meningkatkan jiwa kewirausahaan peserta didik. Jiwa kewirausahaan ini tidak hanya berkaitan dengan

(9)

peluang bisnis tetapi juga memiliki nilai-nilai kewirausahaan. Publikasi mengenai penerapan project-based learning melalui strategi business plan dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa ini belum ditemukan. Namun, penulis mencoba mencari irisan antara penerapan project-based learning melalui strategi business plan dan penerapan project based learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan data hasil pencarian dari google scholar mengenai penelitian tersebut, keduanya memberikan hasil yang positif. Penerapan Project Based Learning melalui strategi business plan yang dalam hal ini diukur dari jiwa kewirausahaan siswa dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa, serta penerapan project-based learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan irisan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada penerapan model pembelajaran project-based learning dengan strategi business plan. Penulis berharap untuk penelitian ke depan mengenai penerapan model pembelajaran project-based learning dengan strategi business plan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa disarankan untuk menganalisis tidak hanya dari basis data Google scholar saja tetapi bisa dikombinasikan dengan basis data scopus dan Wos agar hasil yang diperoleh bisa lebih banyak dan komprehensif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan artikel ini.

Kepada dosen pembimbing yang selalu memberi motivasi untuk terus belajar dan memberi masukan dan mengarahkan selama proses pembuatan artikel ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman pendidikan matematika yang telah bersedia diajak berdiskusi selama pembuatan artikel ini sehingga artikel ini dapat diselesaikan tepat waktu. Penelitian ini merupakan bagian dari tinjauan pustaka penulis dalam memenuhi tugas ujian tengah semester program studi pendidikan matematika Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka.

Semoga hasil penelitian dapat bermanfaat bagi pendidik dan peserta didik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, I. M., Khata, M., & Akor, T. S. (2020). Developing 4IR Engineering Entrepreneurial Skills in Polytechnic Students. A Conceptual Framework. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering, 9(3), 2636–2642. https://doi.org/10.35940/ijitee.c8754.019320 Afifah, M. N. (2019). Ketrampilan Abad 21 dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Proyek. 8–34.

Anita, I. W. (2017). Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika, 10(1), 125–131. https://doi.org/10.30870/jppm.v10i1.1287

Ardiansyah, T. (2018). Pelatihan Business Plan Kewirausahaan Untuk Guru / Tutor Pkbm Jakarta Utara. c, 21–27.

Aries Suprapto, H., & Rusdi, M. (2018). Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Abdimas) IKIP Siliwangi PELATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN) BAGI SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HIKMAH DAN SMP AL-IHSAN GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Abdimas), 01(2), 81–

88.

Arisanti, W. O. L., Sopandi, W., & Widodo, A. (2017). Analisis Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sd Melalui Project Based Learning. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 8(1), 82. https://doi.org/10.17509/eh.v8i1.5125

Ayu, R., & Tri, A. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Melalui Penerapan Blended Project Based Learning. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Melalui Penerapan Blended Project Based Learning, 13(2), 2437–2446.

Cahyani, R., & Busana, L. H. (2019). Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Mata Pelajaran Pengembangan Bisnis Busana di SMK Negeri 1 Buduran.

Ejournal.Unesa.Ac.Id, 08(3), 164–170. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata- busana/article/view/29992

(10)

Dewi, C. A., & Mashami, R. A. (2019). The effect of chemo-entrepreneurship oriented inquiry module on improving students’ creative thinking ability. Journal of Turkish Science Education, 16(2), 253–263. https://doi.org/10.12973/tused.10279a

Dian, S., Siahaan, N., Pramana, D., Sitompul, H. P., Sary, P., & Silaban, M. J. (2021). Pada Siswa Smk Budisatrya Kecamatan Medan Tembung Kota Medan. Seminar Nasional Pengapdian Kepada Masyarakat, September, 21–27.

Harlianti, S. (2021). Pengembangan pembelajaran matematika model project based learning (PjBL) untuk melatih keterampilan abad 21 berkarakter entrepreneurship.

http://digilib.uinsby.ac.id/49335/

Ilahiyyah Sri Setyo Iriani Harti, I., & Ghozi Izzuddin, M. (2022). Implementasi Project-based Learning untuk Meningkatkan Entrepreneurial Mindset dan Entrepreneurial Skills pada Siswa SMK Nurul Islam. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 11(2), 197–211.

http://dx.doi.org/10.30588/jmp.v11i2.885

Melinda, V., & Zainil, M. (2020). Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar (Studi Literatur). Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2), 1526–1539.

Moh. Zaenal Abidin. (2021). Analisis Business Plan Pelaku Umkm Di Kecamatan Mlarak. Niqosiya:

Journal of Economics and Business Research, 1(2), 166–172.

https://doi.org/10.21154/niqosiya.v1i2.96

Pinto, A. P., & Reshma, K. J. (2021). Impact of project-based learning on entrepreneurial and social skills development. Journal of Engineering Education Transformations, 34(Special Issue), 593–

598. https://doi.org/10.16920/jeet/2021/v34i0/157227

Prasetyo, J., & Rijanto, T. (2021). STUDI LITERATUR : META ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS Joko Prasetyo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 10(01), 89–98.

Putra, I. U., Nopriansah, N., & Susanti, M. (2020). Development of Entrepreneurial Teaching Materials by Using Project-Based Learning Model in Improving Students’ Creativity and Self-Confidence.

Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 6(02), 153.

https://doi.org/10.32678/tarbawi.v6i02.2948

Sa’adah, D., & Mariani, M. S. (2020). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smk Ditinjau Dari Jiwa Kewirausahaan Pada Project Based Learning Dengan Asesmen Proyek. Sa’adah, D., & Mariani, M. S. (2020). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smk Ditinjau Dari Jiwa Kewirausahaan Pada Project Based Learning Dengan Asesmen Proyek. 1(1), 9–14., 1(1), 9–14.

Sani, R. A. (2016). Metode Pembelajaran Saintifik. Trabajo Infantil, 53(9), 1689–1699.

Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. NATURAL SCIENCE: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA, 6(1), 41–53.

Shodiqim, Slamet, A. K. (2017). Upaya Penanaman Nilai Kewirausahaan Berani Mengambil Resiko melalui Pembelajaran Berbasis Business Plan pada Siswa Smk. Journal of Economic Education, 6(1), 43–51.

Statistik Penduduk Indonesia. (2021). Hasil Sensus Penduduk 2020. Berita Resmi Statistik, 7, 1–8.

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html Sukrah, M. (2019). Efforts to Improve Learning Outcomes on Craftsmanship and Entrepreneurship in

Vocational School of Project Based Learning (PjBL) Learning Model. KOLOKIUM Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 7(2), 61–74. https://doi.org/10.24036/kolokium-pls.v7i2.349 Sumarni, W., Wijayati, N., & Supanti, S. (2019). Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif Siswa

(11)

Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan Stem. J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia), 4(1), 18–30. https://doi.org/10.17977/um026v4i12019p018

Thanthirige, P., Shanaka, R., Of, A., Contributing, F., Time, T. O., Of, O., Shehzad, A., & Keluarga, D. D.

(2016). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における健康関連指標に関する共分散

構造分析Title. August, 1–9.

Wulandari, N., Koeswanti, H. D., & Giarti, S. (2019). Penerapan Model Project Based Learning Berbantuan Media Pop Up Book Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia), 4(1), 19. https://doi.org/10.26737/jpdi.v4i1.947 Zakiah, N. E., Fatimah, A. T., & Sunaryo, Y. (2020). Implementasi Project-Based Learning Untuk

Mengeksplorasi Kreativitas Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa. Teorema:

Teori Dan Riset Matematika, 5(2), 286. https://doi.org/10.25157/teorema.v5i2.4194

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara penerapan Project Based Learning dan pembelajaran konvensional pada

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran project based learning dengan produk mind mapping efektif meningkakan kemampuan berpikir kreatif

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan Problem Based Learning (PBL) dengan strategi Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi penjelasan mengenai hubungan dan pengaruh dari penerapan model PjBL terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan komunikasi dan berpikir kreatif peserta didik SMP

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kepercayaan diri siswa adalah strategi pembelajaran Contextual Teaching

Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran experiential learning lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif matematis

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penerapan model Project Based Learning PjBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif murid secara signifikan serta dapat mendorong murid