• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU sisdiknas, 2003).

Pembelajaran yang menarik bukanlah sekedar menyenangkan tanpa target. Dalam proses pembelajaran terdapat sesuatu yang ingin dicapai, yaitu pengetahuan atau keterampilan baru. Jadi, pembelajaran yang menarik harus memfasilitasi siswa untuk berhasil mencapai tujuan pembelajaran secara optimal,

dengan cara yang mudah, cepat, menyenangkan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, siswa membutuhkan lingkungan belajar untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata, mengungkapkan ide-ide, menggunakan alat-alat bantu, menghubungkan mata pelajaran yang berhubungan dengan dunia nyata.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara penemuan ilmiah (scientific discovery) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, mempraktekan langsung dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup. Oleh

karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman bekerja secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah (Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)).

(2)

Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Koripan 01 dan wawancara kepada wali kelas IV SD tersebut yang dilaksanakan pada tanggal 7-11 Maret 2015, bahwa masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM, masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SD Negeri Koripan 01. Didapatkan informasi bahwa selama ini dalam proses belajar mengajar sebagian siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep, karena tidak terdorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya. Dalam proses belajar mengajar sebagian besar materi disampaikan dengan menggunakan model ceramah dan tanya jawab sehingga

siswa kurang antusias dalam pembelajaran dan kurang memahami materi. Selain itu siswa cenderung pasif, kurang percaya diri jika diberi kesempatan untuk bertanya, jika melakukan kesalahan siswa akan cenderung putus asa, dan takut membuat kesalahan jika diminta menyampaikan pendapat serta kebanyakan siswa

meniru jawaban dari jawaban siswa lain jika diberi pertanyaan. Dalam pembelajaran ini konsep yang diterima siswa hampir semuanya berasal dari apa yang dikatakan oleh guru. Siswa kurang didorong untuk aktif atau cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik dan membosankan yang mengakibatkan tingkat pemahaman siswa menjadi rendah dan berdampak terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini terlihat di SD Negeri Koripan 01 pada beberapa tes IPA yang telah dilakukan, masih kurang dari 75% siswa yang memenuhi standar ketuntasan ≥ Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 71. Dari jumlah 24 diketahui hanya 9 siswa yang nilainya ≥ 71 yang diatas KKM dan 15 siswa lainnya < 71. Berdasarkan data menunjukkan bahwa, yang mencapai KKM adalah 38% sedangkan yang belum memenuhi KKM adalah 62%.

Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri Koripan 01 tersebut, nampak bahwa guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa antusias dan menyenangkan, menciptakan kondisi belajar yang kondusif,

(3)

ketuntasan belajar yang telah ditentukan. Penerapan model discovery learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas. Pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan oleh siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa berfikir lebih kritis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi. Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat.

Model discovery learning dalam pembelajarannya dapat mendorong siswa

untuk melakukan penyeledikan guna menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini dalam melihat suatu fenomena. Jerome Brunner (M.Hosnan,2014:281) mengungkapkan bahwa model discovery learning adalah model yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik

kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. J.Brunner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.

Menurut Bell (M.Hosnan,2014:281), belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagai hasil dari siswa memanipulasi, membuat struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ia menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan, siswa dapat membuat perkiraan (conjucture), merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan menggunakan proses induktif atau proses deduktif, melakukan observasi dan membuat masalah.

Berdasarkan pernyataan di atas model discovery learning sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPA karena model discovery learning merupakan suatu model pembelajaran melalui penemuan. Model ini menekankan pentingnya

pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar IPA siswa. Hal ini didukung dengan adanya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ayu Laksmi (2008) dan Dewi Kurnia

(4)

berpusat pada guru, menjadi lebih berpusat kepada siswa, semula interaksi yang terjadi hanya komunikasi searah dari guru ke siswa, setelah menerapkan model discovery learning interaksi yang terjadi menjadi multi arah antara guru dan siswa, selain itu pembelajaran terasa lebih menyenangkan.

Berdasarkan masalah dan didukung penelitian yang relevan peneliti berkolaborasi dengan guru kelas melakukan penelitian eksperimen yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Semester II Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Siswa kurang tertarik untuk memperhatikan pelajaran.

2. Siswa kurang didorong untuk aktif atau cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.

3. Proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional menjadikan siswa bosan dan kurang antusias.

4. Hasil belajar siswa rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang diperoleh gambaran permasalahan yang begitu luas. Namun keterbatasan waktu dan kemampuan penelitian perlu memberikan batasan masalah secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada analisis :

a Pembelajaran IPA menggunakan model discovery learning.

(5)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Koripan 01 Semester II Tahun Ajaran 2014/2015.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, adalah: Mengetahui pengaruh penggunaan model discovery

learning terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Koripan 01 Semester II

Tahun Ajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi dunia pendidikan dalam kaitannya dengan memberikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah satunya menggunakan model discovery learning, dimana melalui model discovery learning memberikan cara

belajar melalui penemuan sendiri berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.

1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi guru

1. Diharapkan dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas sehingga proses pembelajaran lebih menarik siswa.

2. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

(6)

b. Bagi Siswa

1. Diharapkan penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pembelajaran ilmu pengetahuan alam serta dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa.

2. Diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Diharapkan siswa mampu mengoptimalkan daya fikir siswa secara kritis, kreatif, dan inovatif.

c. Bagi sekolah

Diharapkan dapat membantu memperbaiki sistem pengajaran pendidikan yang ada di sekolah dalam upaya mengembangkan strategi pembelajaran kreatif dan inovatif dalam menghadapi inovasi

Referensi

Dokumen terkait

yang mempengaruhi keputusan wali siswa dalam memilih SD YPPK St.. 1.4

Menentukan cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan osiloskop Menggunakan konsep yang sama pada interferensi celah ganda (percobaan young) maka dapat ditentukan apabila

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada

Seed Vigor Testing Handbook.. Association of Seed Analysts,

obat sipilis dan herpes - Gejala Penyakit sipilis Pada Wanita akan muncul sekitar 3 minggu - 6 bulan setelah berhubungan seksual dengan penderita, umumnya penyakit

Indonesia yang memiliki wilayah negara yang sangat luas di satu sisi, sedang di sisi lain Indonesia juga harus mewujudkan tujuan negara, maka Indonesia

Eksplan berupa stek hijau singkong satu buku dengan ukuran ± 1 cm, berasal dari stek berumur 1 bulan yang ditumbuhkan di polibag, digunakan untuk percobaan perbanyakan tunas

Menganalisishubungan perilaku orang tua terhadap kemampuan toilet training pada anak usia toddler (18 – 36 bulan) di PAUD RA KARTINI Dusun Mojosongo, Desa Balong