• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang Masalah

Perubahan kurikulum merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dalam

dunia pendidikan. Hal ini sangat dibutuhkan karena kurikulum merupakan

pedoman yang digunakan untuk menyelengarakan pendidikan. Dalam Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003

dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan, kurikulum

sudah selayaknya harus mengalami perubahan dalam rangka mengikuti

perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Indonesia pada saat ini baru saja mengalami perubahan kurikulum dari

kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum 2013 kemudian sebagian besar

sekolah harus kembali menggunakan kurikulum KTSP lagi. Dengan perubahan

kurikulum ini diharapkan akan ada perbaikan dalam sistem pendidikan sehingga

akan menghasilkan output yang lebih berkualitas. Hal ini sesuai dengan Salinan

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Kurikulum 2013 dikembangkan

dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh

potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum

dalam tujuan pendidikan nasional.

Penerapan kurikulum 2013 telah dilaksanakan selama 3 semester

terhadap sekolah-sekolah yang telah ditunjuk oleh menteri pendidikan untuk

menjadi sekolah uji coba penerapan kurikulum 2013 mulai dari semester ganjil

tahun ajaran 2013-2014. Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang bukan menjadi

sekolah uji coba telak melaksanakan penerapan kurikulum 2013 secara serentak di

(2)

penerapan kurikulum 2013 secara serentak banyak ditemukan masalah-masalah

serta pro dan kontra dari banyak pihak yang terkait sebagai contoh masalah yang

ditemukan adalah sebagai berikut:

” ...penerapan Kurikulum 2013 yang sebenarnya lebih

disebabkan oleh ketidaksiapan guru, karena mayoritas guru baru memahami KTSP, tapi tiba-tiba ada rencana perubahan menjadi

Kurikulum 2013”. Selain hal tersebut masih ada kendala lain dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu terkait dengan pengadaan buku, distribusi buku ke sekolah-sekolah mengalami keterlambatan. Seharusnya distribusi buku harus sudah selesai sebelum tahun ajaran 2014-2015 dimulai, namun dalam pelaksanaannya mengalami kendala sehingga menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada

sekolah-sekolah. ” Persoalan keterlambatan pengiriman buku menjadi

rumit karena pencetakan buku Kurikulum 2013 tersentralisasi di pusat (Jakarta), sehingga daerah tidak bisa berbuat apa-apa

untuk menyelesaikan masalah ini” (Shesar Andriawan: 2013).

Dari wacana di atas dapat diketahui bahwa banyak guru yang belum memahami

kurikulum 2013 dengan baik namun dipaksa untuk mengajarkan kepada siswa,

selain itu masalah distribusi buku yang juga belum merata ke seluruh Indonesia

sampai diterapkannya kurikulum 2013. Dengan adanya kendala tersebut maka

penerapannya di sekolah-sekolah pun banyak mengalami masalah, sehingga sudah

selayaknya kurikulum 2013 perlu dikaji ulang oleh Mendikbud, dan baru

diterapkan kembali di seluruh sekolah sampai benar-benar siap dalam segala

aspek sehingga tidak menimbulkan berbagai permasalahan.

Dalam rangka mengatasi ketidaksiapan penerapan kurikulum 2013 pada

berbagai aspek, maka Menteri Pendidikan mengeluarkan surat edaran nomor:

179342/MPK/KR/2014 yang memutuskan bahwa:

(3)

Sementara waktu sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama satu

semester kembali ke KTSP, maka akan dilakukan pengkajian ulang terhadap

kurikulum 2013 sampai benar-benar siap dilaksanakan secara menyeluruh. Untuk

sekolah-sekolah yang sudah 3 semester melaksanakan kurikulum 2013 maka akan

dijadikan sekolah pengembangan kurikulum 2013. Dengan demikian diharapkan

semua kendala dan permasalahan yang terjadi selama penerapan kurikulum 2013

dapat diatasi dan dicari solusinya, kemudian ketika semua aspek yang berkaitan

dengan kurikulum 2013 sudah siap dilaksanakan dan diterapkan di seluruh

sekolah-sekolah kembali maka tidak akan menemui permasalahan yang sama.

Sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama 1 semester pada

saat ini kembali menggunakan KTSP, maka hendaknya guru juga dapat

memilah-milah sesuatu yang baik dari kurikulum 2013 untuk dikembangkan dalam

pembelajaran, baik itu metode, materi, maupun penilaian, karena tidak semua

yang menjadi aspek dalam kurikulum 2013 tidak bisa diterapkan. Justru ini adalah

kesempatan emas guru untuk melakukan penelitian dan pengembangan baru

dalam dunia pendidikan. Mendikbud menegaskan bahwa, “... tidak ada alasan lain

bagi guru-guru di sekolah untuk tidak mengembangkan metode pembelajaran di

kelas. Kreatifitas dan keberanian guru untuk berinovasi dan keluar dari

praktik-praktik lawas adalah kunci bagi pergerakan pendidikan di Indonesia”. Dengan

demikian maka kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin membaik.

Inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan guru terkait dengan

kurikulum 2013 yaitu salah satunya dengan cara menerapkan pembelajaran

menggunakan pendekatan, strategi, maupun model yang digunakan dalam

kurikulum 2013. Adapun pendekatan, strategi, maupun model yang digunakan

pada kurikulum 2013 tersebut tercantum dalam Lampiran Permendikbud Nomor

103 (2014:4) tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yaitu sebagai berikut,

(4)

bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-project-based learning, inquirylearning.

Melalui pembelajaran kontekstual, diharapkan dapat mengembangkan motivasi

siswa dalam belajar, pengetahuan, kemampuan berfikir, dan ketrampilan pada

peserta didik. Untuk dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan

ketrampilan peserta didik tentunya diperlukan motivasi belajar peserta didik untuk

mempelajari berbagai bidang ilmu dalam muatan mata pelajaran.

Motivasi belajar sangat menentukan keberhasilan dalam suatu

pembelajaran, apabila seorang siswa tidak termotivasi dalam mengikuti suatu

mata pelajaran maka sudah dapat dipastikan bahwa siswa tersebut akan tidak akan

berhasil menguasai materi pelajaran tersebut. Menurut Dimyati dan Mudjiono

(2013: 80) motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Jadi dapat disimpulkan

bahwa jika seorang siswa termotivasi untuk mempelajari sesuatu maka siswa

tersebut akan memiliki dorongan mental yang kuat atau kemauan untuk

mempelajari hal tersebut lebih dalam lagi.

Dalam observasi yang telah dilakukan pada kelas 4 SD N Plumbon 01

dalam mata pelajaran IPS, pada saat mengikuti pelajaran siswa cenderung tidak

tertantang untuk mempelajari materi baru tentang koperasi, selain itu siswa juga

siswa terlihat tidak tertarik dengan pembelajaran IPS yang disampaikan guru.

Sebagian besar siswa cenderung memilih berbicara sendiri daripada

mendengarkan penjelasan dari guru. Guru menyampaikan pembelajaran dengan

metode ceramah, sehingga siswa pasif dalam pembelajaran, selain itu dari hasil

wawancara dengan guru, guru juga tidak membuat RPP sebelum melaksanakan

pembelajaran, RPP yang dimiliki guru hanyalah RPP dari hasil fotocopy milik

teman. Untuk mengatasi kondisi kelas yang demikian, maka akan diadakan

penelian adakah untuk mengetahui adakah pengaruh pendekatan inkuiri terhadap

(5)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah: adakah pengaruh yang signifikan pendekatan inkuiri terhadap

peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 Suruh

Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh

yang signifikan pendekatan inkuiri terhadap peningkatan motivasi belajar IPS

siswa kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang semester II

tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat untuk mengembangkan 2

variabel tentang bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata

pelajaran IPS, serta memberi masukan kepada para guru tentang pengaruh

penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran terhadap motivasi belajar

IPS.

Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu agar siswa mampu

meningkatkan motivasi belajar, memberikan pengalaman baru tentang

pembelajaran yang menarik menggunakan pendekatan inkuiri, serta melatih

siswa untuk berpikir secara kritis.

b) Bagi Guru

Melalui penelitian ini guru dapat mengembangkan pendekatan

inkuiri dalam berbagai pembelajaran dan melakukan Penelitian Tindakan

Kelas, selain itu melalui pendekatan inkuiri guru dapat mendorong dan

(6)

c) Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan acuan guna meningkatkan mutu

pendidikan melalui proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat

Referensi

Dokumen terkait

Alat pengumpul data yang terkumpul, dijadikan data untuk menilai hasil akhir atau evaluasi pada pasien stroke setelah dilakukan Range Of Motion (ROM), dengan cara menghitung

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif dengan mengikuti tahapan analisis percakapan model Tannen.Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kohesi

Godfrey, dkk,(1969:8) mengemukakan pengertian keterampilan gerak sebagai berikut : Motor skill is a motor activity limited in extent on involving a single movement or a

Sekolah Dasar Inti Se-Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2018 Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan aplikasi penilaian autentik berbasis software microsoft excel

Hasil penelitian magnetik dimaksudkan untuk mendapatkan anomali magnetik yang berasal dari pengukuran variasi intensitas medan magnet dipermukaan bumi yang

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.. Sebagai

Sistem operasi Komputer adalah perangkat lunak komputer atau software yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras dan juga operasi-operasi dasar

Ayat di atas menjelaskan bahwa tiap orang yang beriman wajib bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepadanya, karena bersyukur merupakan kunci kebahagiaan selain