FISIKA MODERN
Pertemuan Ke 3
FISIKA MODERN
Dalam Fisika modern tidak memandang bahwa elektron, proton dan neutron sebagai partikel, sedangkan radiasi EM, cahaya sinar x dan sinar gamma dipandang sebagai gelombang
Abad ke 17 Newton mengemukakan teori korpuskular → cahaya terdiri dari partikel partikel yang dipancarkan oleh suatu sumber, sebaliknya teori gelombang dari Huygen → cahaya terdiri dari gelombang gelombang
gelombang gelombang
Eksperimen dan teori yang menunjang teori gelombang dari Huygen:
Eksperimen Young → gejala difraksi dan interferensi (teori gelombang)
Pada abad ke 20 terdapat beberapa kejadian yang tidak dapat
diterangkan dengan teori gelombang:
Spektrum radiasi dari benda hitam
Efek fotolistrik
Spektrum spektrum dari sinar x
Hamburan dari Compton
! " #
Benda hitam adalah benda ideal yang mampu menyerap
atau mengabsorbsi semua radiasi yang mengenainya,
serta tidak bergantung pada frekuensi radiasi tersebut.
Bisa dikatakan benda hitam merupakan penyerap dan
pemancar yang sempurna.
! "
pemancar yang sempurna.
Benda hitam pada temperatur tertentu meradiasi energi
dengan laju lebih besar dari beanda lain.
Gambaran radiasi benda hitam:
Benda hitam dimodelkan sebagai suatu rongga dengan celah
bukaan yang sangat kecil. Jika ada radiasi yang masuk ke
dalam rongga melalui lubang, radiasi tersebut akan
#
$
%
Energi radiasi setiap detik persatuan luas disebut (I) Joseph Stefan dan Ludwig Boltzman telah melakukan pengukuran laju energi kalor radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda, kemudian dikenal dengan
I (T) = Q/t = e σ A T4
Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam menurut hukum Stefan Boltzmann bergantung pada temperatur:
I (T) = σT4 I (T) = σT
Keterangan :
P : daya radiasi (laju energi yang dipancarkan) Q : energi kalor (J)
t : waktu (t)
σ : konstanta Stefan Boltzman (5,67 10 8W/m2 K2) A : luas permukaan benda (m2)
EMISIVITAS (e) suatu benda menyatakan kemampuan benda
untuk memancarkan radiasi kalor, semakin besar emisivitas
maka semakin mudah benda tersebut memancarkan energi.
Benda hitam sempurna memiliki emisivitas (e = 1) yaitu
benda yang dapat menyerap semua energi kalor yang datang
dan dapat memancarkan energi kalor dengan sempurna.
#
&
Radiasi termal yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda
merupakan gelombang EM
Wilhelm Wien seorang fisikawan Jerman menemukan suatu hubungan yang empiris sederhana antara panjang gelombang yang dipancarkan
Teori Rayleigh Jeans
Reyleigh dan Jeans menggunakan pendekatan fisika klasik
untuk menjelaskan spektrum benda hitam, karena pada
masa itu fisika kuantum belum diketahui.
Mereka meninjau radiasi dalam rongga bertemperaturT
yang dindingnya adalah pemantul sempurna sebagai
sederetan gelombang elektromagnetik berdiri
sederetan gelombang elektromagnetik berdiri
Rumus Rayleigh Jeans
! ' $ #
Ada dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi
benda hitam yaitu teori Wien dan teori Rayleigh Jeans.
1. Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas radiasi dengan
panjang gelombang menggunakan analogi antara radiasi dalam
ruangan dan distribusi kelajuan molekul gas.
Secara matematis ditulis :
Secara matematis ditulis :
Ternyata persamaan tersebut hanya mampu menjelaskan radiasi
benda hitam untuk
λ
pendek, tetapi gagal untuk
λ
panjang.
Ternyata persamaan tersebut berhasil menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ yang panjang, tetapi gagal untuk λ yang pendek
!
( )!
*
Max planck (1900 M) mengemukakan perumusan intensitas spektrum radiasi (disebut spektral radiasi R(λ)) yaitu intensitas radiasi termal sebagai fungsi λ pada temperatur tertentu sebagai berikut:
c adalah laju rambat cahaya
h = 6,626 x 10 34 Js (konstanta Planck)
k = 1,381 x 10 23 J/K (konstanta Boltzmann) k = 1,381 x 10 J/K (konstanta Boltzmann)
Menurut Planck, atom atom pada dinding rongga benda hitam
berkelakuan seperti osilator harmonik (OH). Gerak termal OH itu memancarkan energi radiasi. Energi yang dapat dimiliki oleh OH tsb. berfrekuensi f hanya nilai nilai yang tertentu saja, yaitu bilangan bulat dari hf (E = nhf, n=0,1,2...). OH itu tidak boleh mempunyai energi selain harga harga tertentu itu (energi OH terkuantisasi). Dengan
"
$
Semua atom terdiri dari kelipatan dari elektron, proton dan
neutron dimana semuanya masing masing mempunyai massa yang sama
Muatan dari suatu atom merupakan kelipatan bulat dari muatan suatu elektron yang disebut muatan elementer
q = ne dimana n=1, 2, 3,... q = ne dimana n=1, 2, 3,...
$
" #
%
Suatu sistem fisika tersusun dari sejumlah besar dari partikel
partikel yang berosilasi dengan frekuensi berbeda beda yang
disebut osilator
Bila partikel partikel tadi bergetar dalam suatu arah dengan
frekuensi f, maka tenaga yang dimiliki adalah E=nhf ,
frekuensi f, maka tenaga yang dimiliki adalah E=nhf ,
n=1,2,3....
dengan h = 6,626 x 10
34Js (konstanta Planck), f=frekuensi
Max Planck menggunakan dasar teoritis untuk memperkuat rumus empirisnya dengan membuat asumsi bahwa :
1. Energi radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul molekul benda bersifat diskret, yang besarnya :
n : bilangan kuantum (n = 1, 2, 3, ...) f : frekuensi getaran molekul
h : konstanta Planck (6,626 . 10 34 Js)
Planck menemukan rumus dengan menginterpolasikan rumus wein dan rumus Rayleigh Jeans dengan mengasumsikan bahwa
terbentuknya radiasi benda hitam adalah dalam paket paket energi.
h : konstanta Planck (6,626 . 10 34 Js)
yang hanya mungkin berada pada salah satu keadaan yang disebut keadaan keadaan kuantum
2. Molekul molekul menyerap atau memancarkan energi radiasi dalam paket diskret yang disebut .
Interpretasi kuantum, radiasi elektromagnetik berbentuk bundel energi deskrit mirip partikel yang disebut atau .
Setiap foton memiliki energi yang hanya bergantung pada frekuensi:
dengan h = 6,266 x 1034 J.s adalah konstanta Planc
λ
= =
dengan h = 6,266 x 10 J.s adalah konstanta Planc
Untuk menyatakan E dalam ev, maka : 1 ev = 1.60 x 10 19 joule Ketika foton merambat dengan kelajuan cahaya, menurut teori
relativitas, foton tersebut harus memiliki massa diam = 0, sehingga seluruh energinya = kinetik.
Jika muncul sebuah foton, maka dapat dikatakan foton tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya
Dapat ditentukan bahwa:
• Momentum relativistik memenuhi relasi
• Intensitas (I) = (energi sebuah foton) x jumlah foton luas x waktu Untuk memudahkan perhitungan:
h = 4,136 x 10 15 eV.s
λ
= =
=
h = 4,136 x 10 eV.s hc = 12,4 keV. oA
Energi foton untuk massa diam (m = 0 )
Foton tidak bermuatan
karena foton tidak bermuatan maka foton tidak dipengaruhi baik oleh medan listrik maupun medan magnet.
λ
&
" $
#
#
&
$"
Teori fisika klasik yang menganggap cahaya sebagai gelombang tidak dapat menerangkan spektrum radiasi benda hitam
Max Planck untuk menjelaskan spektrum radiasi benda hitam cahaya dianggap sebagai partikel yang terdiri dari pa ket paket energi yang disebut KUANTUM atau FOTON
Teori Max Planck terbukti dengan adanya fenomena efek fotolistrik dan efek Compton
Efek Fotolistrik
Spektrum Sinar X yang kontinyu Efek Compton
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron elektron dari
permukaan logam ketika logam tersebut disinari dengan cahaya (foton). Elektron yang keluar dari permukaan logam tersebut disebut
Di dalam tabung vakum terdapat lempeng metal/logam (katoda) dan kolektor untuk muatan ( ) (anoda). Cahaya (sinar monokromatis) dengan suatu frekuensi tertentu menyinari permukaan logam yang disearahkan oleh celah melalui jendela Quartz. Bila cahaya memiliki sinar energi yang cukup (E=hf), maka fotoelektron akan dikeluarkan dari permukaan logam, fotoelektron akan ditarik oleh anoda yang mempunyai potensial positif sebesar V terhadap katoda. Sehingga pada rangkaian luar terjadi arus elektrik yang diukur dengan Ammeter A sebesar ip
Berdasarkan hasil pengamatan:
Berdasarkan hasil pengamatan:
Intensitas cahaya tidak mempengaruhi pergerakan electron
Intensitas cahaya mempengaruhi jumlah elektron yang lepas
dari permukaan logam
$
#
"
"$
$
"
Einstein pada tahun 1905 menerangkan efek fotolistrik sbb:
Bila suatu foton menumbuk pada permukaan dari logam, maka foton tadi diserap dan tenaganya hf digunakan untuk:
Membebaskan elektron dari ikatan logam dan mengeluarkan dari permukaan logam. Energi tsb. Disebut fungsi usaha fotolistrik (photoelectric Work Function).
(photoelectric Work Function).
Dimiliki oleh fotoelektron sebagai energi kinetik Ek=
Energi minimal dari foton yang cukup untuk mengeluarkan elektron dari logam adalah , Ek=0
(frekuensi minimum yang dapat menyebabkan pemancaran dari fotoelektron)
Syarat frekuensi cahaya dapat memancarkan elektron adalah f > f0
− =
=
Pengusulan Einstein berarti bahwa tiga suku dalam persamaan di
atas dapat ditafsirkan sebagai berikut:
= isi energi dari masing masing kuantum cahaya datang
= enegi kinetik fotoelektron
Berdasarkan data data eksperimen yang dilakukan oleh Richardson dan Compton pada tahun 1912, emisi (pemancaran) dari
fotolistrik harus memenuhi hukum sbb:
1. Arus fotolistrik (yaitu jumlah elektron yang dipancarkan
perdetik) adalah berbanding lurus dengan intensitas sinar datang.
2. Untuk setiap permukaan logam yang fotosensitif, maka akan
terdapat suatu harga frekuensi yang minimal yang disebut frekuensi ambang (fo), mulai dari harga fo pemancaran fotoelektron dimulai.
3. Kecepatan maksimum dari fotoelektron yang dipancarkan 3. Kecepatan maksimum dari fotoelektron yang dipancarkan
(Ek= ) berubah secara linear dengan frekuensi cahaya yang datang tetapi tidak bergantung pada intensitas cahaya.
4. Untuk suatu permukaan logam, terdapat potensial penghenti Vo
Kegagalan teori gelombang dalam menerangkan sifat penting
efek fotolistrik
antara lain:Jika intensitas cahaya diperbesar, maka energi kinetik elektron foton harus bertambah. !
" !
Efek fotolistrik dapat terjadi pada setiap frekuensi asalkan intensitasnya memenuhi, ! " "
# $ "
# $ "
Dibutuhkan rentang waktu yang cukup lama agar elektron berhasil mengumpulkan energi untuk keluar dari permukaan logam. %! !
" " & # ' ( $ " !
' (
(
Pada umunya bila partikel partikel bermuatan yang bergerak dengan kecepatan tinggi diperlambat maka akan dipancarkan sinar x, proses radiasi tersebut disebut “Bremsstrahlung” (radiasi yang diperlambat). Bila elektron elektron dengan kecepatan tinggi mengenai suatu
permukaan logam sasaran, maka elektron akan mendekati inti sasaran, akibat gaya tarik menarik antara inti atom yang bermuatan (+) dan elektron yang bermuatan ( ), maka lintasan elektron akan terbelokkan, elektron yang bermuatan ( ), maka lintasan elektron akan terbelokkan, ini berarti elektron mengalami percepatan atau perlambatan yang
menyebabkan suatu radiasi EM yang disebut sinar x (λ=0,1 100 A0) Sinar x mula mula ditentukan oleh Wilhelm Rontgen pada tahun 1895.
+ ,
!"
# $
% !
&'(
Sinar X dapat terjadi melalui dua cara yaitu :
1). Sinar X terjadi tanpa eksitasi elektron
Berkas electron yang berasal dari katode menumbuk atom logam
anoda dengan kecepatan tinggi. Sebagian besar elektron ini
masuk ke dalam logam, sehingga energi kinetiknya mungkin
berkurang, energi yang hilang berubah menjadi energi foton
(sinar X)
Karena electron dipercepat dengan beda potensial V, maka
karena maka
Jadi untuk mencari panjang gelombang pada sinar X dapat dihitung
=
=
− jika =
λ = = maka = jadi λ = = λ
Jadi untuk mencari panjang gelombang pada sinar X dapat dihitung dengan :
2). Sinar X terjadi karena eksistasi electron
Elektron yang berkecepatan tinggi ketika menumbuk atom logam
anoda akan menyebabkan elektron pada kulit atom sebelah dalam akan pindah ke kulit sebelah luarnya. Elektron yang pindah akan cenderung kembali ke kulit asal sambil melepaskan energi dalam bentuk sinar X
Sifat sifat sinar X adalah
Gelombang Elektromagnetik frekuensi tinggi dengan energi E = hf. Tidak dipengaruhi oleh E (medan listrik) dan B (medan magnet) Daya tembusnya besar
,
lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat menembus tubuh manusia,kayu, beberapa lapis logam tebal. Dapat menghitamkan film sehingga dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film fotografi (radiograf).Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak
.
Berkas sinar x terdiri atas dua jenis spektrum, yaitu:
) *
Timbul akibat adanya pengereman elektron elektron yang berenergi kinetik tinggi oleh anoda. Pada saat terjadi pengereman tersebut, sebagian dari energi kinetiknya diubah menjadi sinar x. Proses pengereman ini dapat berlangsung baik secara tiba tiba ataupun secara perlahan lahan (disebut juga ), sehingga energi sinar x yang dihasilkannya akan (disebut juga ), sehingga energi sinar x yang dihasilkannya akan memiliki rentang energi yang sangat lebar.
Jika elektron elektron tersebut direm secara tiba tiba, maka seluruh energi kinetiknya akan diubah seketika menjadi energi sinar x dan energi panas yang numpuk pada anoda. Panjang gelombang sinar x ini merupakan panjang gelombang terpendek (λmin) yang dapat dihasilkan oleh sebuah sumber.
Spektrum sinar x bremstrahlung untuk tegangan tinggi dengan beberapa harga tegangan tinggi. V3 > V2 > V1.
) *
Sinar x monokhromatik ( ini timbul akibat adanya
proses transisi eksitasi elektron di dalam anoda.
Sinar x ini timbul secara tumpang tindih dengan spektrum bremstrahlung. Disamping panjang gelombangnya yang monokhromatik, inensitas sinar x monokhromatik ini jauh lebih besar dari pada intensitas sinar x
bremstrahlung.
Proses terjadinya sinar x monokhromatik ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika energi kinetik elektron itu sama dengan atau lebih besar dari pada energi Jika energi kinetik elektron itu sama dengan atau lebih besar dari pada energi eksitasi atom atom di dalam anoda maka pada saat elektron elektron tersebut menumbuk anoda, atom atom tersebut akan tereksitasi sehingga pada saat atom atom tersebut kembali ke kaadaan ekuilibriumnya mereka akan
melepaskan energinya dalam bentuk foton gelombang elektromagnetik yang kita sebut
Karena tingkat tingkat energi di dalam atom atom itu terkuantisasi maka sinar x yang dipancarkannya akan memiliki panjang gelombang atau energi
Sebagai contoh: apabila sinar x ini timbul akibat transisi elektron
dari kulit L ke kulit K maka sinar x ini akan memiliki energi E =
E
LE
K. Garis spektrum sinar x tersebut lazim dinamai K
α,
sehingga panjang gelombangnya sering disebut
λ
Kα.
Nama nama garis spektrum lainnya adalah K
β(untuk transisi dari
kulit M ke kulit K), K
ϒ(untuk transisi dari kulit N ke kulit K),
dan seterusnya.
dan seterusnya.
Sinar x karakteristik Kα dan Kβ yang tumpang tindih di dalam spektrum bremsstrahlung.
)
Compton menganggap bahwa cahaya sebagai partikel sehingga mempunyai momentum :
= = =
λ
=
= =
Atau Atau Atau
Sinar x ditembakkan pada grafit sebagai target. Hasilnya: sebagian sinar x berubah arah (sinar x mengalami hamburan), sinar x yang terhambur itu mempunyai λ > dari pada λ gelombang sinar x mula mula yang datang pada grafit.
Teori fisika klasik: gelombang EM berfrekuensi f merupakan osilasi medan listrik dan medan magnet yang merambat. Jika medan EM itu sampai pada partikel bermuatan seperti elektron, partikel bermuatan tersebut akan berosilasi dengan frekuensi f juga. Osilasi partikel
bermuatan itu akan menimbulkan radiasi EM dengan frekuensi f juga. bermuatan itu akan menimbulkan radiasi EM dengan frekuensi f juga. Jadi, menurut fisika klasik sinar x yang terhambur frekuensinya sama dengan frekuensi sinar x yang datang. Artinya, tidak terjadi pergeseran
λ.
Kegagalan fisika klasik: tidak sesuai dengan hasil eksperimen, karena Compton mengamati adanya pergeseran λ pada sinar x yang
Teori modern:
sinar x dipandang sebagai aliaran foton. Foton sinar x yang
datang pada grafit dipandang berperilaku seperti partikel. Foton
datang dan menumbuk elektron pada grafit. Energi foton sinar x
ini jauh lebih besar dari pada energi ikat elektron dalam grafit.
Sehingga dapat diasumsikan foton sinar x menumbuk elektron
yang tidak terkait dalam bahan.
Pada proses tumbukan berlaku hukum kekekalan energi dan
Pada proses tumbukan berlaku hukum kekekalan energi dan
hukum kekekalan momentum (dihitung secara relativistik karena
foton bergerak dengan laju c).
Pada saat tumbukan, sebagian energi foton sinar x diserap oleh
elektron sehingga menyebabkan foton yang terhambur energinya
lebih rendah dari pada energi foton yang datang. Artinya
λ
sinar
Setelah terjadi tumbukan antara foton dengan elektron, maka
foton kehilangan energinya sebesar
∆
)
panjang gelombang setelah tumbukan bertambah besar (
λ
‘ >
λ
)