BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pasti akan mengalami perkembangan atau pertumbuhan yang dimulai dari kita berbentuk janin sampai meninggal dunia, perkembangan-perkembangan ini bisa kita lihat dan ketahui berdasarkan beberapa aspek dan beberapa ciri-cirinya juga dan juga faktor-faktor yang menghambat dan mempercepat pertumbuhannya.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa perkembangan anak yang insya Allah bisa menjawab tentang perkembangan apa saja yang terjadi pada diri manusia. Mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
2. Apa faktor-faktor perkembangan?
3. Bagaimana cara manusia bisa berkembang?
C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang perkembangan
2. Untuk mengetahui dan memahami cara kita merespon pertumbuhan seseorang
4. Untuk mengetahui manfaat perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pengembangan Peserta Didik
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan menjadi dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus
Psikologi umum adalah psikologi teoritis yang mempelajari aktivitas-aktivitas mental manusia yang bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi teoritis yang menyelidiki segi-segi khusus aktivitas mental manusia. Psikologi khusus ini terdiri dari:
a) Psikologi Perkembangan, mengkaji perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia sepanjang rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia
b) Psikologi Sosial, mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitannya dengan situasi sosial
c) Psikologi Kepribadian, mengkaji struktur kepribadian manusia sebagai satu kesatuan yang utuh
d) Psikologi Abnormal, mengkaji aktivitas mental individu yang tergolong abnormal
Psikologi khusus ini akanterus mengalami perkembangan sesuai dengan situasi dan konsisi yang terjadi, maka tidak menntut kemungkinan akan timbul lagi banyak cabang-cabang dari psikologi khusus ini.12
Melihat pengertian dan pembagian psikologi sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat dipahami bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
Menurut Seifert & Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of thinking, social relationship, and motor skills”
Menurut Chaplin (2002) mengartiakan perkembangan sebagai: (1) Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (2) Pertumbuhan, (3) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian-bagian-bagian fungional, (4) Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru
Menurut Santrock (1996),”Development is the pattern of change that begins at conception and continues through the life span. Most development involves growth, although it includes decay (as in death and dying). The pattern of movement is complex because it is product of several processes-biological, cognitif, and sociomotional
Kesimpulan dari definisi-definisi diatas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang di 1 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2009), p.3.
miliki individu menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.3
B. Tujuan Psikologi Perkembangan Peserta Didik
1. Memberikan mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
2. Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial
3. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu
4. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda
5. Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami sesseorang, seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
C. Manfaat Psikologi Perkembangan
1. Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Meskipun hanya memberikan gambaran umum tentang perkembangan anak, tetapi bagaimanapun pengetahuan ini akan sangat membantu kita mengetahui apa yang diharapkan dari kekhasan masing-masing anak secara pribadi.
2. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respon yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak. Psikologi perkembangan inilah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar anak
3. Pengetahuan tentang pengetahuan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai. Dengan pengethuan perkemabangan normal ini, guru bisa menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat, skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional. Karena pola perkembangan untuk setiap anak normal hampir sama, ada kemungkinan untuk mengevaluasi setiap anak menurut usia anak tersebut.
4. Dengan mengetahui pola normal peekembangan, memungkinkan para guru uuntuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
5. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak. Bayi yang siap untuk berjalan misalnya, dapat diberikan kesempatan uuntuk melakukannya dan dorongan untuk tetap berusah hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai. Tidak adanya kesempatan dan dorongan akan menghambat perkembangan yang normal. 6. Studi perkembangan dapat membantu kita dalam memahami diri sendiri.
Melalui psikologi perkembangan kita akan mendapat wawasan dan pengalaman perjalan hidup kita sendiri (sebagai bayi, anak, remaja, atau dewasa), seperti bagaimana hidup kita kelak ketika kita bertumbuh sepanjang tahun-tahun dewasa (sebagai orang dewasa tengah baya, sebagai orang dewasa tua). Singkatnya, mempelajari psikologi perkembangan akan banyak memberikan informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini, dan kemana masa depan akan membawa kita. 45
D. Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan merujuk pada perjalanan hidupnya. Sebagian perkembangan meliputi perkembangan, sekalipun kemunduran menjadi bagian didalamnya. Pola
dari perkembangan menjadi menjadi kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses, yaitu:
A. Proses Fisik (physical process) meliputi perubahan yang bersifat biologis individu. Gen yang diwariskan orangtuanya, perubahan horman pada masa pubertas dan monopause, serta perubahan yang terjadi sepanjang hayat otak, tinggi badan, berat badan.
B. Proses Kognitif (cognitive process) meliputi perubahan yang terjadi dalam pikiran, kecerdasan, dan bahasa individu, dll. Semua itu menunjukan proses kognitif dalam perkembangan.
C. Proses Sosial-Emosional (socioemotional process) meliputi perubahan dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada kepribadiaan.
Proses fisik, kognitif dan sosial-emosional saling berkaitan seperti pada Gambar 1.1. Sebagai contoh proses sosial-emosional membentuk proses kognitif, sementara proses fisik mempengaruhi proses kognitif.
Gambar 1.1
6
Pertumbuhan dari segi Anatomi adalah resultante (akibat) dari adanya pengaruh mempengaruhi antara individu dengan sekitarnya jadi pertumbuhan tersebut merupakan hasil bersama daripada dasar (pembawaan) dan pendidikan.7
Perkembangan Kanak-kanak
Perkembangan prenatal
6 Laura A. King, Psikologi Umum, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), p.148. 7 Usman effendi and Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1984), p.54.
Proses Kognitif
Proses Biologis
Sejumlah obat-obtan seperti alkohol, dapat memberikan efek yang membahayakn bagi janin. Kelahiran prematur juga menjadi salah satu masalah, terutama apabila bayi dilahirkan masih terlampau kecil dan tumbuh di lingkungan yang buruk.
Perkembangan fisik di masa kanak-kanak
Bayi manusia adalah bayi paling tidak berdaya di muka bumi. Salah satu alsan mengenai ketidakberdayaan ini adalah mereka dilahirkan sebelum sepenuhnya ‘sempurna’. Dari sudut pandang evolusi, yang membedakan manusia dengan hewan adalah ukuran otak kita yang besar. Mereka akan teruh mengalami perkembangan dan pertumbuhan dari makhluk yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri menjadi makhluk yang bergerak secepat kaki mereka dapat melangkah.
Perkembangan Kognitif Pada Masa Kanak-Kanak
Sama luar biasanya dengan perkembangan fisik kanak-kanak, hal yang sama dapat dikatakan atas perkembangan kognitif, perkembangan kognitif merujuk pada bagaimana pikiran, kecerdasan, dan proses bahasa mengalami perubahan seiring kematangan seseorang.8
Seblum piaget, pandangan psikologi terhadap perkembangan kognitif anak didominasi oleh perspektif (sudut pandang) biologi-maturasi.9
Perkembangan sosial-Emosional Pada Masa Kanak-Kanak
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, mereka bersosialisasi dengan orang lain seperti, orang tua, teman sebaya, dan guru. Dunia mereka yang kecil kemudian semakin luas ketika dia bertambah usia.
Kontak sosial pertama kali kita adalah dengan orang yang mengasuh kita yakni orang tua. Seorang ahli psikologi yakin bahwa
8 Ibid., 52.
perasaan dasar seseorang untuk percaya kepada orang lain ditentukan oleh pengalaman tahun-tahun pertama kehidupannya.10
Perkembangan Masa Remaja.
Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja
Perubahan fisik secara dramatis mewarnai masa remaja, terutama pada masa awal remaja. Perubahan besar atas fisik remaja adalah masa pubertas dan otak, yang dimana tulang-tulang membesar dan kematangan seksual terjadi.
Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja
Remaja mengalami perubahan kognitif yang signifikan, salah satunya adalah kemajuan tahap piaget menjadi pemikiran formal operasional, yang di tandai dengan pemikiran yang abstrak, idealis, dan logis. Perubahan lainnya berhubungan dengan egosentrisme remaja, yang berarti bahwa remaja merasa bahwa menyadari dan memperhatikan mereka daripada sebenarnya.
Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Remaja
Peningkatan pemikiran yang abstrakdan idealis pada masa remaja menjadi dasar untuk mencari identitas diri sendiri. Aspek sosial-emosional seperti hubungan dengan orangtua, interaksi dengan teman sebaya dan pershabatan.11
Penyebab terjadinya kenakalan ialah karena setiap anak memiliki kepribadianan khusus. Keadaan inilah yang menjadi sumber dari perilaku menyimpangan, keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat atau sifat dasar anak yang kemudian mengalami proses perkembangan atau perangsangan dari luar yang menjadi aktual, muncul atau berfungsi.12
10 Ibid., 166.
11 Desmita, op.cit., p.60.
Perkembangan Dewasa dan Penuaan
Tumbuh Dewasa
Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebgai tumbuh dewasa. Pada titik ini banyak individu masih mencari jalur karier yang mereka inginkan, identitas apa yang ingin mereka miliki, dan gaya hidup apa yang ingin mereka anut. Jeffrey Arnett (2006) menyimpulkan 5 hal yang menandai seorang tumbuh dewasa:
Pencarian identitas
Ketidakstabilan
Fokus diri
Merasa berada “di tengah-tengah”
Usia dengan segala kemungkinan, masa dimana individu memiliki kesempatan untuk mengubah hidup mereka
Perkembangan Fisik Pada Masa Dewasa
Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa Awal
Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa Tengah
Penuaan
Penyakit Otak dan Alzheimer
Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa
Kognisi Pada Dewasa Awal
Kognisi Pada Dewasa Tengah
Kognisi Pada Dewasa Akhir
Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Dewasa
Pernikahan
Pola Asuh
Masa Dewasa.13
E. Fase-Fase Perkembangan
1. Periodaesasi (Penahapan) Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis
Titik berat pembagian dalam fase ini didasarkan pada gejala-gejala perubahan fisik anak, atau didasarkan atas proses proses biologis tertentu. Yang dikemukakan oleh:
Aristoteles
Ia membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun kedalam tiga masa, yaitu:
Fase anak kecil atau masa bermain (0 - 7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi.14
Fase anak Sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbul gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin
Fase remaja (Pubertas) atau masa perlihan dari masa anak menjadi dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari
bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akakn memasuki masa remaja.
Sigmund Freud
Dasar-dasar pembagiannya ialah pada cara-cara reaksi-reaksi bagian-bagian tubuh tertentu. Yaitu:
Fase Infantile, umur 0 - 5 tahun. Fase ini dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Fase oral, umur 0 – 1 tahun, dimana anak
mendapatkan kepuasan seksuil melalui mulutnya b) Fase anal, umur 1 – 3 tahun, dimana anak
mendapatkan kepuasan seksuil melalui anusnya c) Fase phalis, umur 3 – 5 tahun, dimana anak
mendapatkan kepuasan seksuil melalui alat kelaminnya
Fase laten, umur 5 – 12 tahun.
Fase ini anak akan nampak tenang, desakan seksuil anak mengendur. Anak dapat dengan mudah melupakannya dan
mengalihkan perhatiannya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya.
Fase pubertas, umur 12 – 18 tahun
Dalam fase ini dorongan-dorongan kembali muncul, dan apabila dorongan-dorongan ini dapat ditransfer dan
disublimasikan dengan baik, anak akan sampai pada kematangan terakhir, yaitu fase genital
Fase genital, umur 18 – 20 tahun
Dorongan seksuil pada masa laten kini berkobar kembali, dan mulai sungguh-sungguh tertarik pada jenis kelamin lain. Pada fase ini, konflik internal lebih stabil dan seseorang dapat mencapai struktur ego yang kuat untuk dapat berhubungan dengan dunia realita. Pencapaian ego-ideal yang didambakan akhirnya bisa dicapai, yaitu keseimbangan antara cinta dan kerja
Maria Montessori
Menurutnya perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat alam dengan asas pokok, yaitu asas kebutuhan vital (masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase-fasenya, yaitu:
Periode I, umur 0 – 7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar dengan pancaindra.15
Periode II, umur 7 – 12 tahun, yaitu periode abstrak, dimana anak-anak mulai menilai perbuatan manusia atas dasar baik-buruk dan mulai timbulnya insan kamil.
Periode III, umur 12 – 18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan sosial.
Periode IV, umur 18 tahun ke atas, yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.
Elizabeth B. Hurlock
Ia membaginya berdasarkan konsep biologis atas lima fase, yaitu:
Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi hingga masa kelahiran, lebih kurang 280 hari.
Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari
Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas.
Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 14 tahun sampai usia 21 tahun, yang dibagi atas 3 masa, yaitu:
a) Fase pre adolescence, mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia setahun kemudian bagi pria.
b) Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17 tahun.
c) Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hampir bersamaan dengan masa ketika seseorang tengah menempuh perguruan tinggi.16
2. Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif.
Dasar pembagian pada fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Johann Amos Comenius, seorang ahli didik di morvia, ia mengembagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Yaitu:
0 – 6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh
pengetahuan dasar dibawah asuhan ibunya dilingkungan rumah tangga
6 – 12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya dibawah pendidikan sekolah rendah. Masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu (vernacula)17
12 – 18 tahun = sekolah bahasa latin, merupakan masa mengembangkan daya ingatnya dibawah sekolah menengah (gymasium). Pada masa ini diajarkan bahasa latin sebagai bahasa asing.
18 – 24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung dibawah perguruan tinggi.
3. Periodesasi Perkembangan berdasarkan ciri-ciri psikologis
Periodasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang menandai masa dalam periode tersebut. Yaitu:
Oswald Kroch
Pengalaman keguncangan jiwa yang di manifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau “keras kepala”. Ia membagi menjadi 3, yaitu:
Fase anak awal: umur 0 – 3 tahun. pada akhir fase ini terjadi trotz pertama, dengan anak serba membantah orang lain.
Fase keserasian: umur 3 – 13 tahun. Pada fase ini timbul trotz kedua. Dengan anak serba membantah orang lain terutama membantah dan menentang orang tuanya.
Fase kematangan: umur 13 – 21 tahun. Setelah terjadinya trotz kedua, anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya. Ia dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi kepada orang lain, karena menyadari bahwa orang lain mempunyai hak sama yang sama.
Khonstamm
Ia membagi fase perkembangan ini dilihat berdasarkan sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, yaitu:
Periode estetis: umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain.
Periode intelektuil: umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
Periode sosial: umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
Periode matang: umur 21 tahun keatas, disebut juga masa dewaasa.18
4. Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Tugas Perkembangan Tugas perkembangan adalah ciri-ciri perkembangan yang diharapkan timbul dan di miliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. diantaranya dikemukakanoleh Robert J. Havighurst, yaitu: 19
Masa bayi dan kanak-kanak (infancy and early childhood): umur 0 – 6 tahun.
Masa sekolah atau pertengahan kanak-kanak (middle childhood): umur 6 – 12 tahun.
Masa remaja (adolescence): umur 12 – 18 tahun.
Masa awal dewasa (early adulthood): umur 18 – 30 tahun.
Masa dewasa pertengahan (middle age): umur 30 – 50 tahun.
Masa tua (latter maturity): umur 50 tahun keatas. 5. Periodesasi Perkemabangan Menurut Konsep Islam
Periode ini memperhatiakan Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah SAW. Secara garis besarnya dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:
Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum.
Periode pra-natal, yaitu perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran.
a) Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai usia 40 hari dalam kandungan.
b) Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari
c) Fase mudhghah (janin) selama 4 hari, dan d) Fase peniupan ruh kedalam jasad janin dalam
kandungan setelah genap berusia 4 bulan.
Periode kelhiran sampai meninggal dunia, yang terdiri atas:
a) Fase neo-natus, mulai dari kelahiran sampai kira-kira minggu keempat.
b) Fase al-thifl (kanak-kanak), mulai dari usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun.
c) Fase tamyiz, fase dimana anak mulai mampu membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan yang salah. Usiasekitar 7 sampai 12 atau 13 tahun.
d) Fase baligh, yaitu fase dimana usia anak telah mencapai usia muda, yang ditandai dengan mimpi bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Fase ini dimulai usia sekitar 15 sampai 40 tahun.
e) Fase kearifan dan kebajikan, fase dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional moral, spritual dan agama secara mendalam. Usia 40 tahun sampai meninggal dunia.20
f) Fase meninggal, fase dimana hilangnya nyawa dan jasad manusia, dase ini diawali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat Izrail.21
F. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Perkembangan 1. Faktor Yang Berasal dari Dalam Diri Individu
Diantara faktor-faktor dari dalam diri manusia yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah:
Bakat atau Pembawaan
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat diumpankan bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri anak. Setiap individu memiliki bermacam-macam bakat sebagai pembawaannya.
Sifat-Sifat Keturunan
Sifat keturunan dipusakai oelh orang tua ataupun nenek moyang berupa fisik maupun mental, seperti halnya hidung, bentuk badan, sifat pemalas, pendiam, dll. Namun, pendidikan dan lingkungan dapat menghambat tumbuhnya sifat-sifat buruk dan menghambat sifat baik.
Dorongan dan Insting
Dorongan adalah kodrat hidup manusia yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya, sedangkan insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikan bagaimana cara melaksanakan
dorongan batin.
2. Faktor-Faktor yang berasal Dari Luar Individu
Makanan
Makanan merupkan faktor utuk pertumbuhan tidak hanya kuantitas (junlah), tetapi juga kualitas (mutu). Pentingnya memperhatikan kualitas makanan dari segi kehalalannya ini adalah karena mempunyai pengaruh besar, terhadap jasmani, malainkan juga pemikiran, perkembangan jiwa, pikiran dan tingkah laku seseorang.
Iklim
Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang bersangkutan.
Kebudayaan
Misalnya latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan,.
Ekonomi
rasa rendah diri pada anak, dan juga mengakibatkan pada tekanan jiwanya.22
Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
Bila anak itu anak tunggal, biasanya perhatiannya tercurah
padanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat manja. Sebaliknya, seorang anak memiliki banyak sodara, jelas orang tuanya membagi perhatiannya.
3. Faktor-faktor Umum
Intelegensi
Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan kaitannya.
Jenis Kelamin
Sejak lahir anak laki-laki lebih besar. Tapi, anak perempuan lebih cepat tumbuhnya, demikian juga dengan tingkat kematangnnya.
Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok ini mempengaruhi perkembangan baik pada waktu sebelum lahir, maupun pertumbuhan dan perkembangan setelahnya.
Kesehatan
Mereka yang kondisi kesehtannya baik dan sempurna akan mengalami pertumbuhan yang memadai, sebaliknya jika
kesehatannya terganggu, pertumbuhan dan perkembangannya pun mengalami hambatan.
Ras
Misalnya anak dari ras mediterranean (sekitar laut tengah) mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dibandingkan dengan bangsa-bangsa Eropa Utara. Dengan
demikian anak-anak negro lebih cepat dripada anak berkulit putih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang di miliki individu menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
Perkembangan merujuk pada perjalanan hidupnya. Sebagian perkembangan meliputi perkembangan, sekalipun kemunduran menjadi bagian didalamnya. Pola dari perkembangan menjadi menjadi kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses, yaitu: proses fisik, proses kognitif, dan proses sosial-emosional.
B. Saran
Kita sebagai manusia layaknya mengetahui perkembangannya seperti apa, karena dengan kita mengetahuinya kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk bagaimana meresponnya dengan dengan baik dan seharusnya terhadap perkembangan anak, orangtua, teman, ataupun oranglain disekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2009.
Effendi, Usman dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi.Bandung: Angkasa, 1984.