• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempersiapkan Technopreneur Masa Depan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mempersiapkan Technopreneur Masa Depan (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MEMPERSIAPKAN TECHNOPREUNEUR MASA

DEPAN

Hamzah Nur Al Falah (10114054)

Kelas KWU 10

Dosen Pengampu Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

(2)

Abstrak

Karya ilmiah ini disusun dengan tema membangun bisnis dari awal hingga menjadi mahir (Build A Business From Zero to Hero). Dalam karya ilmiah ini akan dikupas secara mendetail mengenai beberapa persoalan yang biasa dialami oleh pengembang bisnis yang baru memulai bisnisnya.

Banyak persoalan yang mungkin dapat diperoleh oleh seorang pebisnis baru, seperti tidak dapat menemukan ide untuk pengembangan bisnis, terutama bisnis yang berkaitan dengan teknologi. Sulitnya menentukan pasar dan segmentasi pasar yang ada atau sulitnya mempertahankan bisnis yang baru saja berhasil memulai debutnya.

(3)

DAFTAR ISI

Abstrak... 2

BAB I. PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang Penulisan...4

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penulisan...5

1.4 Manfaat Penulisan...6

BAB II. LANDASAN TEORI...7

BAB III. PROSES DAN HASIL...11

3.1 Teknopreneur...11

3.2 Membangun Bisnis...12

3.2.1 Membangun Bisnis...13

3.2.2 Kemampuan Untuk Menjadi Entrepreneur...15

3.2.3 Analisis Bisnis...18

3.3 Melihat Peluang Pasar Bisnis Teknologi...21

3.3.1 Segmentasi Pasar...22

3.3.2 Memilih Pasar Sasaran...23

3.4 Menciptakan Inovasi Baru Bidang Teknologi...24

BAB IV. KESIMPULAN...25

(4)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Diera globalisasi ini, perkembangan teknologi telah menjadi buah bibir bagi masyarakat modern. Sebagai bagian dari kehidupan yang tidak bisa dipisahkan, teknologi menjadi kebutuhan khusus yang harus digunakan, dieksplorasi, dibedah dan dikaji secara mendalam sehingga dapat bermanfaat dan tidak menjadi penghambat daya pikir manusia.

Berkembangnya teknologi telah memberikan dampak baik dan buruk bagi budaya dan kehidupan bermasyarakat. Tidak sedikit yang memanfaatkan kehadirannya sebagai peluang untuk meraih impian, dan tidak sedikit pula yang terlena akan kemudahan penggunaan teknologi sehingga merusak mental dan menurunkan daya pikir manusia.

Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sedemikian pesat, ternyata hal ini tidak menjamin kemakmuran suatu negara. Hal ini bergantung pada kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan dan mengantisipasi segala perkembangan yang ada. Boleh jadi ilmu pengetahuan dapat menciptakan masyarakat moderen yang unggul, namun dalam perkembangannya ini pula terciptalah sisi gelap yang ternyata mampu menjadi malapetaka bagi suatu negara. Sisi gelap yang menjadi malapetaka ini ialah sebuah persaingan yang ketat dalam bisnis teknologi. Sebagai contoh ialah Jepang yang mampu mengekspor beragam macam kendaraan, yang mana target pasarnya sudah mampu menembus negara – negara ASIA. Begitupun dengan China yang telah menjadi salah satu negara adidaya dengan beragam macam produknya. Jika kita perhatikan disekeliling kita pasti hanya ada sedikit produk teknologi asli Indonesia yang kita miliki. Hal ini sungguh miris melihat Indonesia ialah negara dengan sumber daya alam melimpah dan jumlah populasi yang mencapai 257,6 juta jiwa.

(5)

tersebut masih belum menjadi keuntungan yang negara ini miliki. Sebagai salah satu penyumbang angka penduduk Indonesia sudah sepatutnya kita berpikir secara kritis dan memanfaatkan segala peluang yang dimiliki untuk bersaing dalam ranah global yang saat ini tengah digrogoti pengusaha asing.

Berkaca pada permasalahan persaingan bisnis Indonesia dalam ranah teknologi yang amat sangat kurang, saya mencoba untuk mengkaji kaitan teknologi dalam dunia bisnis dan optimalisasi sumber daya manusia sebagai kunci dari hidupnya suatu bisnis.

1.2 Rumusan Masalah

Berlandaskan pada apa yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, saya mencoba untuk membedah beberapa permasalahan seperti:

1. Mengapa teknopreneur itu dibutuhkan?

2. Bagaimana langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun bisnis? 3. Bagaimana melihat peluang pasar terhadap bisnis teknologi yang baru

berkembang?

4. Apa yang harus diperhatikan dalam menciptakan inovasi baru dalam bidang teknologi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapaun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini ialah:

1. Mendeskripsikan mengapa teknopreneur itu dibutuhkan 2. Menjelaskan bagaimana langkah untuk membangun bisnis

3. Menjelaskan bagaimana melihat dan mengelola peluang pasar terhadap bisnis teknologi yang baru berkembang

(6)

1.4 Manfaat Penulisan

Berdasarkan dari tujuan yang telah dibuat, ada beberapa hal yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca dari karya tulis ini, yaitu:

1. Diharpakan pembaca mampu mengetahui betapa pentingnya seorang entrepreneur dan teknopreneur dalam kemajuan suatu bangsa

2. Pembaca mampu mengetahui hal – hal yang perlu diperhatikan ketika pertama kali membangun suatu bisnis

3. Pembaca mampu melihat peluang pasar dari sektor bisnis teknologi yang baru berkembang

(7)

BAB II. LANDASAN TEORI

Entrepreneur ialah seseorang yang memiliki jiwa dan pemikiran yang mulia, dengan menjadi seorang entrepreneur banyak kehidupan yang tertolong. Seorang entrepreneur mampu membangun negeri menjadi lebih baik, menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan usaha miliknya sebagai icon kemajuan suatu bangsa. Hal ini diperkuat dengan pendapat Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto (2014) dalam bukunya “Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung” mengungkapkan dalam alasan menjadi seorang entrepreneur (p. 3-18), yaitu:

1. Pekerjaan mulia, karena seorang entrepreneur memberi kesempatan bagi orang lain untuk mencari nafkah

2. Pekerjaan menyenangkan, seorang entrepreneur biasanya menjalankan bisnis berdasarkan hobinya

3. Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran 4. Mengurangi kemiskinan

5. Menentukan kemajuan suatu bangsa 6. Menentukan Perkembangan ekonomi 7. Mencerdaskan bangsa dan dunia 8. Menjadi orang kaya

9. Dikenal banyak orang 10. Pemimpin partai politik

11. Pimpinan negara dan pemerintahan 12. Pahlawan pembangunan

Berbicara mengenai alasan untuk menjadi seorang entrepreneur, hal ini pun termasuk alasan yang mendasari mengapa seseorang harus menjadi teknopreneur.

(8)

Dengan adanya seorang teknopreneur, suatu bangsa mampu memiliki icon tersendiri. Saat ini Indonesia masih belum cukup memiliki pengusaha yang bergerak dalam penciptaan teknologi. Meski begitu, bukan berarti Indonesia tidak memiliki inovasi dan kreatifitasnya sebagai negara berkembang. Sebenarnya jika kita melihat secara menyeluruh mengenai perkembangan Indonesikutipana, kita sudah memiliki bibit – bibit unggul yang dapat menjadi langkah awal perkembangan teknologi di Indonesia. Sebagai contoh Indonesia telah berhasil menciptakan mobil dengan bahan bakar listrik, meskipun saat ini proses pemasaran dan pembuatannya masih terhalang dengan berbagai macam kendala.

Perkembangan bisnis teknologi di Indonesia masih jauh dari kata maju, dengan menciptakan buah pikir yang ekstrim mengenai perkembangan teknologi, belum tentu mampu menanggulangi keadaan bahwa Indonesa kini sudah mulai tertinggal. Hal yang harus dilakukan oleh para generasi muda ialah berpikir bagaimana untuk menjadi seorang pebisnis yang mampu memajukan suatu bangsa.

Untuk menjadi pebisnis diperlukan analisis yang matang dalam segala hal. Perlu adanya pengembangan diri sehingga seseorang bisa menjadi entrepreneur sejati.

Pengembangan diri ini berupa skill yang harus dimiliki (p. 34-35), yaitu:

1. Kemampuan teknikal, yaitu sebuah kemampuan pengolahan tugas - tugas khusus

2. Kemampuan berelasi dengan orang lain, ialah kemampuan untuk berkomunikasi, berelasi dan mengerti seseorang dalam berorganisasi 3. Kemampuan konseptual, sebuah keterampilan personal dalam berpikir

(9)

10. Beradaptasi terhadap perubahan 11. Meminimalisis ancaman bisnis

Langkah awal untuk membangun bisnis tidak hanya mengembangkan skill, namun kita pun perlu mengenal modal diri, modal diri disini berkenaan dengan segala keadaan yang telah kita miliki baik sifat, kebiasaan, kemampuan, dll. Setelah itu seorang entrepreneur pula harus melakukan analisis bisnis dan analisis terhadap peluang bisnis yang hendak ditekuni, melakukan analisis terhadap risiko bisnis, menciptakan tujuan dan misi dari bisnis serta menyusun keanggotaan yang solid. Untuk lebih detailnya kaan dibahas lebih lanjut pada bab tiga.

Ketika menjalankan suatu usaha, kita dapat bersaing dalam bidang usaha yang sama atau menciptakan sebuah inovasi baru yang dapat mendobrak segmen pasar. Untuk menciptakan sebuah inovasi diperlukan daya pikir yang matang dan pemahaman yang baik akan produk dan kebutuhan masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya ketersinambungan antara produk yang diciptakan dengan kebutuhan konsumen, apabila konsumen tidak menganggap produk yang diciptakan ini sebagai kebutuhan, maka bisa jadi apa yang kita kelukan sebagai inovasi ini hanya sebatas penemuan baru yang tidak berguna. Sebagai contoh apabila kita membuat produk berupa jala ikan dan menciptakan segmen pasar baru ditengah masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, maka produk ini bisa menjadi andalan masyarakat dalam mencari nafkah, namun apabila kita menjual jala diantara perumahan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai karyawan kantoran, tentu produk ini tidak akan laku terjual.

(10)

yang tidak dapat dilepas. Dari sudut pandang seorang pengamat teknologi dan pelaku atau pengguna akut dari teknologi, kita pasti memiliki beberapa persepsi masing – masing untuk menggambarkan kemanfaatan dari produk laptop futuristik ini. Untuk saya pribadi merasa bahwa laptop jenis ini memang jauh lebih ringan dengan memfokuskan kemampuan dan performa laptop bagi penggunanya, namun secara eksplorasi terhadap hardware dan perbaikan hardware ketika terjadi kerusakan, cukup merepotkan bagi pengguna dan bisa jadi menghabiskan biaya yang cukup mahal ketika rusak.

(11)

BAB III. PROSES DAN HASIL

Pada bab ini kita akan coba membahas secara mendetail mengenai apa yang telah dipaparkan secara singkat pada bab dua.

3.1 Teknopreneur

Untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah dan pengembangan dari landasan teori secara bertahap, saya akan mencoba membahas mengenai teknopreneur.

Sesuai dengan ap ayang telah dijelaskan pada landasan teori, teknopreneur ialah pengusaha dengan jiwa juang dan tekad untuk memajukan usahanya dalam bidang teknologi. Berbicara mengenai mengapa seorang teknopreneur dibutuhkan, kita hanya perlu melihat bagaimana keadaan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini bila tidak ada pengusaha teknologi. Seorang konsumen membeli komputer sebagai alat bantu kerja mereka, dan mereka membeli flashdisk sebagai salah satu alat penyimpanan data eksternal. Dalam hal ini peran seorang teknopreneur lah yang telah memenuhi kebutuhan tersebut.

Bila kita melihat negara seperti Amerika yang telah mengembangkan berbagai macam alat teknologi, baik untuk akademi, pertahanan negara, dan tentu saja untuk kehidupan sehari – hari. Kita dapat simpulkan bahwa dengan berkembangnya teknologi pada suatu negara, maka hal itu akan menjadikan suatu negara jauh lebih maju daripada negara lainnya.

(12)

sebagai sarana dan usaha untuk meningkatkan pemasukannya, hal ini tentu telah menggambarkan secara jelas bahwa teknologi memakmurkan kehidupan, dan semakin meningkatkan sumber daya manusia yang sebelumnya tidak menjamah teknologi sebagai kebutuhannya.

Bila kita melihat kembali beberapa tahun silam, dimana perkembangan teknologi masih terbatas pada kebutuhan akademisi, komputer atau alat – alat teknologi adalah hal yang mahal, sebuah komputer personal ialah hal yang mewah, begitupun dengan alat penunjang kebutuhan hidup yang sekarang kita miliki, seperti telepon genggam, kalkulator, bahkan penanak nasi pun disebut sebagai alat teknologi. Namun sebelum alat – alat ini banyak digunakan, masyarakat lebih memilih menggunakan cara tradisional dalam melakukan segala hal. Dulu kita membajak sawah dengan kerbau atau sapi, memasak nasi dengan tungku dan kayu, bepergian dengan menggunakan becak, namun sekarang dengan banyaknya orang yang berpikiran moderen, sudah banyak alat teknologi yang kita gunakan. Jadi bila kita bertanya pada diri kita sendiri, mengapa kita harus menjadi teknopreneur?. Maka kita perlu menjawab hal ini demi kemajuan budaya dan perkembangan kehidupan manusia menuju lebih baik lagi. Berpegang pada landasan teori yang mengutip dari buku Dr. Ir Eddy, teknopreneur itu adalah bagian dari entrepreneur. Oleh karenanya seorang teknopreneur pun ikut andil dalam membangun negeri.

3.2 Membangun Bisnis

(13)

Banyak hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah bisnis, mari kita gunakan kembali kutipan pada buku bapak Dr. Ir. Eddy yang berjudul “Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung” mengatakan bahwa untuk membangun bisnis diperlukan kemampuan yang bagus, selanjutnya saya akan coba bahas setidaknya lima kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi pebisnis seperti yang telah tertera pada landasan teori, mengenal modal diri yang diperlukan, dan melakukan analisis bisnis.

3.2.1 Membangun Bisnis

Modal diri adalah hal utama yang harus kita kenali sebelum memulai sebuah bisnis. Modal diri bukan berarti modal finansial saja, namun modal diri lebih menekankan kearah sifat, keadaan, dan kemampuan personal baik yang belum tampak jelas atau yang sudah tampak dalam diri kita seperti bakat dll. Terdapat tujuh faktor dari modal diri ketika memulai usaha. Bahasan dari modal diri ini saya kutip dari buku yang sama karya dari bapak Eddy (p. 116).

1. Kompetensi

(14)

2. Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan manusia yang berasal dari akal pikiran. Tidak ada cara khusus untuk mengukur kecerdasan seseorang, perbedaan yang memungkinkan kita mengatakan seseorang adalah orang yang cerdas hanyalah seberapa banyak ilmu pengetahuan dan keunikan pola pikir seseorang.

Kecerdasan tidak bisa didapatkan hanya dengan belajar, karena belajar tanpa pengaplikasian atau penerapan hanya akan menjadi ilmu yang disimpan pada memori jangka pendek. Untuk menuju kata cerdas, sebuah ilmu harus berpadu dengan pengalaman dan cara pikir yang kritis dalam memikirkan suatu hal. Sebagai seoarang entrepreneur, kecerdasan menjadi pembeda dalam alur hidup suatu bisnis. Karena hal ini akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan analisis.

3. Keberanian

Seorang entrepreneur harus memiliki sikap yang berani. Dalam suatu persaingan bisnis, boleh jadi kesempatan hanya akan datang sekali dan takkan pernah ada kesempatan yang sama. Namun untuk mengambil suatu keputusan yang memiliki risiko, keberanian juga akan andil dalam menentukan keputusan.

Setiap orang memiliki tingkat keberanian yang berbeda – beda, terkadang keberanian dipengaruhi oleh adrenalin, tapi paling banyak ialah dipengaruhi oleh naluri dan hasil dari daya pikir yang matang.

4. Keyakinan

(15)

5. Ketekunan

Tekun adalah kunci dari keberhasilan, tekun bisa diartikan dengan sikap bersungguh – sungguh. Bagi seorang pebisnis, kesungguhan adalah hal mutlak yang harus dimiliki. Jika pengambilan keputusan atau proses pengembangan bisnis tidak dilakukan dengan kesungguhan atau ketekunan dapat dipastikan apa yang dikerjakan tidak akan maksimal atau memiliki kecatatan dan risiko yang tinggi.

6. Keuletan

Tekun adalah kunci keberhasilan, sedangkan keuletan adalah semangat yang menciptakan ketekunan. karena orang yang tekun tidak akan pernah mudah menyerah (ulet) pada keinginannya. Meskipun tidak sedikit orang tekun memiliki ideologi yang kental sehingga penuh kepercayaan diri dan terkadang sulit menerima kesalahan, namun dapat dipastikan bahwa orang tekun sudah pasti akan memiliki sifat ulet.

Orang yang memiliki keuletan tinggi pasti tidak akan pernah sia – sia perjuangannya. Akan selalu ada rintangan yang dihadapi, bagi orang yang mudah menyerah sebuah rintangan terkadang dianggap sebagai beban. Namun bagi seseorang yang ulet, mereka jauh lebih mengutamakan penyelesaian sebaik mungkin dan mencari cara terbaik.

7. Kerajinan

(16)

3.2.2 Kemampuan Untuk Menjadi Entrepreneur

Salah satu dari faktor penentu dari keberhasilan seorang entrepreneur ialah kemampuan yang dimiliki. Berikut ialah beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh seprang entrepreneur.

1. Kemampuan Teknikal

Kemampuan teknikal ialah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas yang ia kerjakan. Katakanlah bila seorang manager keuangan harus mempunyai kemampuan dalam mengatur keuangan, seorang sekretaris harus mampu mengerjakan tugas – tugas kesekretariatan sesuai dengan porsi dan tanggung jawabnya dan seorang pebisnis pun berlaku hal ini, dimana seorang pebisnis harus mampu bersikap seperti seorang pebisnis.

2. Kemampuan Berelasi

Kemampuan menjalin sebuah relasi dengan seseorang ialah hal yang paling utama harus dimiliki oleh seorang pengusaha. Karena banyak sekali cara untuk mengembangkan usaha, salah satunya ialah menjalin kerjasama, yang mana sebuah kerjasama memerlukan kemampuan berelasi antar individu yang baik. Biasanya sebuah bisnis yang sudah besar terdiri dari berbagai macam orang hebat yang berkumpul. Maka dari itu seorang entrepreneur harus memiliki sikap yang baik, kemampuan berkomunikasi, dan vokal dalam mengutarakan pendapatnya.

(17)

usahanya dibangun dengan memberdayakan anggota keluarga, sehingga dalam hal ini perlu adanya hubungan baik antar anggota keluarga. Bila pada usaha kecil atau mikro saja bisa memiliki relasi apalagi dengan uasaha menengah atau besar. Jadi, relasi ialah kemampuan yang sangat krusial dan penting untuk dimiliki oleh seorang entrepreneur.

3. Kemampuan Konseptual

Seorang entrepreneur harus mampu memikirkan strategi pemasaran, dalam hal ini kemampuan konseptual ialah kemampuan untuk merumuskan suatu persoalan dalam berbagai hal yang sifatnya abstrak atau tidak diketahui secara nyata namun bisa ditelaah dan dapat di diagnosis.

Kemampuan ini pula mencirikan apakah seorang entrepreneur mampu menyikapi permasalahan dikemudian hari, terutama mengurangi risiko yang membahayakan bisnis. Dengan kematangan konsep tentu bisnis pun akan lebih kokoh dan sulit untuk jatuh, hal ini tergantung seberapa kuat daya analisis yang dimiliki.

Seorang entrepreneur yang tak memiliki kemampuan konseptual lebih biasanya merekrut orang yang ahli di bidangnya, sebagai contoh manager pemasaran, manager sumber daya,dll. Meskipun memiliki keanggotaan yang mampu berpikir secara konseptual, namun seorang entrepreneur yang menjabat sebagai manager utama atau bahkan pejabat tinggi dari perusahaan, perlu memiliki kemampuan ini juga. Semakin matang konsep yang dibangun, semakin sedikit risiko yang mengancam usaha, maka akan semakin bertahan pula bisnis yang dijalani dari kemunduran.

4. Kemampuan Mengambil Keputusan

(18)

seorang pemimpin menyerahkan keputusan kepada bawahannya apalagi bila tanpa mengetahui apapun. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengambil keputusan sangatlah penting untuk dimiliki seorang entrepreneur.

Mungkin hal ini terdengar mudah untuk diucapkan dan dilakukan, terutama bagi kita yang belum merasakan bagaimana posisi yang sangat berisiko, baik untuk kemajuan perusahaan atau untuk hal lainnya. Bila kita dihadapkan pada keadaan dimana kita harus memilih antara menaikkan harga jual produk karena terjadinya kelonjakan harga bahan atau mengurangi komposisi produk sehingga harga tetap namun kualitas berkurang. Semua pilihan memiliki dua sisi yang saling bertentangan, semua hal memiliki sisi baik dan buruk, oleh karena itu kalau kita sadari, tidaklah mudah mengambil suatu keputusan.

5. Kemampuan Manajemen Waktu

Kesibukkan sebagai seorang pebisnis tidak akan bisa terelakkan, oleh karenanya dibutuhkan pengaturan jadwal yang tepat sehingga segala aktifitas dan kewajiban dapat terselesaikan sebagaimana semestinya. Kualitas seorang pekerja dapat dilihat dari bagaimana ia memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Kebanyakan dari orang hebat menjadikan waktu sebagai hal yang paling penting untuk hidup lebih baik.

3.2.3 Analisis Bisnis

(19)

Kebanyakan dari entrepreneur memulai bisnis melalui apa yang ia sukai. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan ketimbang hobi yang menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu akan jauh lebih baik bagi seorang entrepreneur pemula untuk memilih hobinya sebagai permulaan bisnis.

Meskipun kita memilih hobi sebagai bisnis kita, namun hal itu tidak semata – mata kita pilih tanpa melalui analisis bisnis terlebih dahulu. Pada sub bab ini saya akan coba mengupas secara mendetail mengenai analisis bisnis yang harus dilakukan ketika hendak memulai bisnis.

1. Analisis Peluang Bisnis

Mengetahui seberapa besar peluang suatu bisnis disekitar kita merupakan keharusan dasar untuk menjamin bisnis kita berjalan dengan baik. Bila kita memulai bisnis tanpa adanya persiapan yang matang dan tanpa mengetahui peluang pasar yang ada, maka kemungkinan bisnis yang kita jalankan tidak akan berkembang atau bahkan bisa gulung tikar.

Ada banyak cara untuk menganalisis peluang bisnis disekitar kita. Kita dapat mengetahui dengan cara melihat segmentasi pasar apa saja yang ada, dengan mengenali rata – rata profesi dari penduduk sekitar, dengan mengenali tingkatan sumber daya manusia yang ada berdasarkan kebutuhannya akan teknologi, melihat rata – rata pendapatan masyarakat, mengenali kemungkinan daya beli masyarakat sekitar, dan masih banyak lagi.

Peluang bisnis hanya akan data sekali dalam setiap kesempatan. Jika kita gagal memanfaatkan peluang yang ada atau salah menilai peluang tersebut, kemungkinan besar bisnis yang kita jalankan akan mengalami kegagalan. Peluang itu dapat bersifat baik atau buruk, oleh karena itu seorang entrepreneur tidak akan pernah asal dalam menilai peluang yang ada.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi peluang bisnis. Berikut ialah faktor – faktor tersebut (p. 98 – 99):

1. Perubahan teknologi

(20)

4. Institusi pendidikan

Pesaing bisnis ialah seseorang atau sebuah organisasi atau perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama. Dengan adanya pesaing bisnis, memungkinkan bisnis yang kita jalankan terhambat atau bisa juga menguntungkan. Mengapa pesaing bisa menguntungkan?, jawabannya sederhana, hal ini karena setiap organisasi usaha selalu memiliki keunikannya masing – masing, dan hal itu dapat meningkatkan standar produk bisnis. Sebagai contoh ialah perkembangan produk ponsel pintar saat ini, kita dapat temukan banyak sekali kesamaan dari setiap ponsel pintar yang beredar di pasaran, terutama dari bidang fitur dan fungsinya. Contoh lain ialah sosial media, persaingan bisnis dalam bidang sosial media telah memberi standarisasinya masing – masing, katakanlah kita mengetahui beberapa sosial media seperti Facebook dan Instagram, bila kita perhatikan ada beberapa fitur yang terdapat pada Facebook seperti fitur snapgram milik Instagram, dll. Dalam hal ini, persaingan yang ada telah menciptakan ide – ide baru dan standarisasi yang dibutuhkan oleh konsumen.

(21)

tidak sama persis dengan yang sudah ada, sehingga jumlah konsumen yang didapat tidak terpecah dan terfokus pada apa yang kita tawarkan.

3. Analisis Produk

Setelah menganalisis peluang dan persaingan bisnis, maka kita harus menentukan kelebihan atau keunikan yang harus dimiliki produk kita. Dengan mempelajari bagaimana peluang pasar, kita akan mengetahui seberapa besar kebutuhan konsumen terhadap suatu produk, sedangkan dengan analisis pesaing bisnis kita dapat mengetahui produk – produk pasar yang sudah menjadi produk konsumtif bagi masyarakat. Kedua analisis di atas memberikan manfaat bagi pemula baru dalam mengembangkan produknya agar lebih baik.

Untuk menciptakan produk yang baik, setidaknya produk yang kita ciptakan dapat bersaing dan memiliki nilai jual yang layak. Hal paling penting untuk diperhatikan sebelum memasarkan sebuah produk ialah memastikan kelebihan dan kekurangan dari produk yang kita buat, hal ini sangatlah penting sehingga kita dapat memaksimalkan penjualan dan melakukan managemen risiko. Selain menganalisis kelebihan dan kekurangan, kita pun perlu mendefinisikan aspek produk. Aspek produk terbagi menjadi tiga (p. 249), yaitu:

1. Aspek manfaat

a. Manfaat penggunaan b. Manfaat psikologis

c. Manfaat mengatasi masalah 2. Aspek visualisasi produk, dan

a. Atribut dan keistimewaan produk b. Kualitas produk

c. Corak produk

(22)

3. Aspek menambah nilai produk a. Garansi

b. Kemudahan instalasi c. Pengiriman

d. Ketersediaan di pasar e. Layanan purna jual

3.3 Melihat Peluang Pasar Bisnis Teknologi

Melihat peluang ialah hal yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur. Namun melihat peluang bisnis teknologi pada start up pemula tidaklah mudah. Merajut bisnis akan terasa sangat sulit ketika masih berada dipermulaan, oleh karena itu, mengenal segmentasi pasar menjadi hal yang paling mudah untuk menentukan kearah mana bisnis teknologi akan dilakukan.

3.3.1 Segmentasi Pasar

Untuk mengetahui segmentasi pasar, kita dapat menganalisis secara menyeluruh kategori konsumen yang ada dalam lingkup pasar. Setelah itu barulah kita menentukan apakah kita akan bersaing dikategori bisnis yang sama atau berbeda.

Segmentasi pasar ialah pembagian pasar ke dalam beberapa kategori jenis atau segmen (p. 177). Dalam hal ini segmentasi merupakan strategi untuk analisis konsumen, bukan dari produk yang dijual dipasaran. Segmentasi pasar dipengaruhi oleh empat variabel penting (p. 177):

(23)

2. Demografis, berkaitan dengan faktor – faktor seperti usia, pendidikan, status perkawinan, suku, agama, pendapatan per tahun, ras, kebangsaan, atau jenis kelamin.

3. Psikografis, ialah karakteristik dari konsumen, hal yang berkaitan dengan gaya hidup, pendapatan, minat dan sikap.

4. Perilaku, ialah cara – cara konsumen untuk menggunakan produk, manfaat yang dirasakan dan diharapkan dari produk, alasan mereka membelinya, dan kesetiaan terhadap penggunaan produk tersebut.

Dengan menggunakan segmentasi pasar, seorang pengusaha atau perusahaan dapat lebih mengerti kebutuhan dari pelanggan.

3.3.2 Memilih Pasar Sasaran

Memilih pasar sasaran merupakan salah satu dari penempatan peluang bisnis. Proses ini dilakukan setelah menganalisis segmentasi pasar yang ada. Dengan memilih pasar sasaran kita dapat mencari pasar potensial untuk produk kita. Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam mengevaluasi segmen pasar (p. 178):

1. Ukuran dan pertumbuhan segmen, dengan menganalisis ukuran dari pertumbuhan segmen, diharapkan usaha yang kita jalankan mendapatkan keuntungan atau laba penjualan yang tinggi

2. Daya tarik struktural segmen

(24)

Memilih pasar sasaran pun perlu menentukan strategi, hal ini disebtu sebagai seleksi segmen pasar. Ada beberapa jenis strategi seleksi segmen pasar (p. 180), yaitu:

2. Dapat dicapai, pengefektifan dalam pencapaian segmen yang ada 3. Besarnya, kelompok segmen yang ada cukup besar dan

menguntungkan

4. Dapat dilaksanakan, keadaan dimana seberapa jauh program – program efektif dapat disusun untuk menarik suatu segmen.

3.4 Menciptakan Inovasi Baru Bidang Teknologi

Inovasi ialah hal yang selalu di elukan oleh setiap entrepreneur. Hal ini menjadi pembeda dari setiap produk atau jasa yang telah diciptakan. Mencari inovasi baru merupakan hal paling sulit di awal pengembangan karir, ditengah perkembangan teknologi yang sangat pesat, sudah banyak para pengusaha muda yang andil sebagai pelaku pengembang teknologi. Kita dapat melihat beberapa raksasa usaha yang telah tumbuh di Indonesia seperti Gojek, Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, dll.

(25)

usaha yang sama dalam bidang teknologi. Disinilah diperlukan kemampuan mengamati dan analisis yang baik ketika memulai bisnis.

Inovasi barulah akan muncul apabila sebuah pemikiran baru atau unik dapat diterapkan dalam produk atau jasa dari suatu bisnis. Menciptakan inovasi membutuhkan kreativitas dan pengalaman serta pengetahuan lebih dibidangnya. Berpikir secara menyeluruh tanpa membatasi pola pikir pada suatu hal yang sempit dapat mempengaruhi hasil dan kesimpulan yang lebih baik, dan hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan inovasi kita sendiri.

Hal yang harus diperhatikan saat mengembangkan inovasi teknologi baru ialah:

1. Perubahan segmentasi pasar, hal ini akan berkaitan dengan ketertarikan konsumen pada saat tertentu. Dengan memanfaatkan sesuatu yang sedang menjadi daya tarik dari konsumen, apa yang akan kita kembangkan akan semakin banyak terjual dan keuntungan lainnya ialah nama dari perusahaan akan semakin menjadi buah bibir masyarakat.

2. Memastikan bahwa risiko yang akan dihadapi mampu diselesaikan dengan strategi yang telah dipersiapkan

3. Memastikan bahwa produk dapat bersaing dengan pesaing bisnis dalam kategori yang sama

4. Menentukan kelebihan dan kekurangan dari produk

5. Menentukan segmentasi pasar yang dapat mendukung penjualan paling maksimal

6. Menentukan strategi pemasaran

BAB IV. KESIMPULAN

Bisnis adalah sesuatu yang bersifat baik dan dapat berpengaruh dalam perkembangan suatu bangsa. Semakin banyak pebisnis atau entrepreneur di suatu negara, maka dapat mengurangi pengangguran, memajukan suatu bangsa, dan meningkatkan standarisasi kehidupan.

Untuk memulai bisnis, banyak hal yang perli diperhatikan. Utamakan membangun bisnis dari apa yang disukai, hal ini akan membantu pengembangan bisnis menjadi lebih menyenangkan. Lakukan analisis bisnis sehingga apa yang hendak dibuat sesuai kebutuhan dan sasaran.

Setelah analisis produk atau bisnis maka selanjutnya kita harus menganalisis pasar atau menentukan segmentasi pasar dari produk yang kita buat. Menentukan segmentasi pasa sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan dari produk dan laba yang diperoleh. Setelah menentukan maka selanjutnya adalah memilih dan menerapkan segala konsel strategi pemasaran yang ada.

(26)

Pastikan apa yang kita kembangkan benar – benar dibutuhkan oleh masyarakat sehingga menjadi sebuah produk konsumtif.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Jeruk purut ( Citrus hystrix D.C. Kulit jeruk purut………. Pengeringan kulit jerk purut………... Kulit jeruk purut yang telah dihaluskan………. Proses penguapan dengan

4 Universitas Kristen Maranatha Pemilihan tipe merek telah menjadi sesuatu hal yang penting bagi para pecinta fashion dan juga sosialita karena dengan

Ketika Indonesia diperkenalkan dengan partai-partai politik sejak pemilihan umum yang pertama pada 1955 sampai pemilihan yang terakhir 2009, apalagi sejak partai-partai politik

Dalam penentuan kawasan yang sesuai untuk wisata bahari di Pulau Kemujan digunakan metode overlay atau menumpang tindihkan berbagai parameter yang berpengaruh terhadap

Disisi lain manajemen keuangan harus menyesuaikan Standar Keuangan Pemerintah dan Standar Keuangan rumah sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Those texts were analyzed based on the linguistic features and schematic structure of Discussion text in order to see how far the genre-based approach gave benefits

Sebenarnya hal ini cukup wajar, karena bagaimanapun dengan konsep hijau yang ditawarkan di sebagian besar cluster (mewah) yang ada, tidak mungkin bila satu unit hunian

KAWILARANG D ALAM PEMBENTUKAN PASUKAN ELIT TNI AD TAHUN 1952-1961.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu