• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERFORMANCE MESIN BRIOBRIKET SAMPAH ORGANIK DALAM UPAYA MENYIAPKAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA PERFORMANCE MESIN BRIOBRIKET SAMPAH ORGANIK DALAM UPAYA MENYIAPKAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

II -52 SENTRA

ANALISA PERFORMANCE MESIN BRIOBRIKET SAMPAH

ORGANIK DALAM UPAYA MENYIAPKAN BAHAN BAKAR

ALTERNATIF

Mulyono, Ir. MT1, Heni Herdaryati2 1,2

Universitas Muhammadiyah Malang

Kontak Person:

Mulyono, Ir. MT Jl.Raya Tlogomas No. 246

Malang

Telp. 0341-464318, Email: mulyono010866@gmail.com

Abstrak

Mesin biobriket adalah salah satu alat yang dapat merubah sampah organik menjadi salah satu energi alternatif yang baru dan terbarukan dengan cara pengolahan yang tepat dan benar. Untuk mengetahui apakah mesin ini dapat mengolah sampah organik menjadi briket (biobriket), maka dibutuhkan suatu metode pengujian dan analisa hasil pengujian agar dapat suatu data yang berhubungan dengan peforma mesin pembuat biobriket ini. Sedangkan data yang digunakan tersebut menjadi suatu acuan dalam pengambilan kesimpulan, apakah mesin ini berhasil mengolah sampah organik menjadi biobriket atau tidak.

Setelah melakukan serangkaian pengujian pada mesin pembuat biobriket dari sampah organik ini kami menyimpulkan bahwa mesin ini masih mengalami kegagalan dalam memproduksi dan mengolah sampah organik menjadi biobriket dengan baik dan perlu sedikit mengalami modifikasi pasca sistem perajang. Hal ini berdasarkan dari hasil pengujian yang dilakukan pada bagian sistem perajang. Hasil hipotesis awal menunjukkan bahwa kegagalan yang terjadi pada sistem perajang ini yaitu adanya ketidaksesuaian antara perancangan dan pembuatan. Hal ini yang membuat sistem perajang tidak bekerja sesuai dengan keinginan perancang. Namun, untuk sistem pengepres mesin ini sudah baik dan hal ini sesuai dengan pengujian yang kami lakukan.

Kata kunci : Biobriket, Sampah organik, Unjuk Kerja

Pendahuluan

Mesin biobriket adalah salah satu mesin pengolah sampah organik menjadi salah satu bahan bakar alternatife yang sedang dikembangkan oleh beberapa pihak saat ini (www. gogle.com, Energy tepat guna 2009), ini di karena harga bahan baku yang murah, mudah di dapat dan sekaligus dapat mengurangi penumpukan sampah organik yang ada pad saat ini. Namun untuk mendapatkan nilai panas yang baik memeng harus melewati beberap proses dan komposisi yang tepat pula dalam manfaatan sampah organik menjadi bahan bakar organik alternatif.

Hal inilah yang membuat beberapa pihak berlomba–lomba untuk megembangkan suatu teknologi dalam memanfaatkan sampah menjadi energy yang baru dan terbarukan, dengan cara menciptakan dan meyempurnakan alat atau mesin yang dapat mengolah sampah menjadi bahan baku alternatife yang lebih efisien lagi sebagai salah satu contoh pihak yang sedang megembankan dan meyempurnakan dan membantu mengurangi penumpukan sampah di lingkungan kota malang dan lingkungan sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Malang membuat serta meyempurnkan suatu mesin pembuat biobriket yang murah dan tepat dibandingkan dengan mesin yang sudah ada di pasaran saat ini.

Karena untuk menghasilkan biobriket yang baik dan menenuhi syarat maka di butuhkan mesin produksi yang baik pula, untuk membuktikan bahwa mesin produksi itu termasuk dalam mesin yang baik (efisien dan tepat) atau buruk (tidak efisien), kita perlu melakukan pengujian dan analis pada mesin tersebut. Yang mana output dari pengujian dan analisa tersebut dalam bentuk data–data hasil percobaan dan analisa.

(2)

SENTRA II -53 melakukan analisa dari data data yang di dapat dari pengujian mesin produksi (mesin biobriket) tersebut. Adapun bagian – bagian yang menjadi pusat pegamatan dari mesin produksi ini (mesin biobriket) yaitu komponen komponen yang terdapat pada system yang ada pada mesin tersebut baik itu system utama maupun system pendukung lainya.

Hal ini sagatlah beralasan karena untuk membuat atau menghasilkan suatu produk dalam hal ini biobriket yang baik dan bisa di terima di pasaran maka dibutuhkan mesin atau alat yang baik , efisien dan tepat guna. Di harapkan dari pegujian performa mesin pembuat boiberiket ini, kita dapat megetahui kelemahan dan kelebihan dari mesin tersebut, supaya kedepanya dapat melakukan perbaikan pada komponen yang ada pada system mesin biobriket ini sehingan kedepanya mesin ini sudah bisa di kembangkan lagi menjadi mesin yang benar benar bermanfaat bagi semuanya .

Sedangkan permasalahan yang timbus yaitu di titik beratkan pada Menganalisa performa (meganalisa kapasitas yang dihasilkan dan kerja mesin tersebut) dari mesin pembuat biobriket dari bahan sampah organik seperti apakah mesin pembuat biobriket dari sampah orgaik ini dapat menghasilkan briket yang sesuai ketentuan yang ada dan laku di pasaran.

Adapun tujuan dari menganalisa performa (meganalisa kapasitas yang dihasilkan dan kerja) dari mesin pembuat bioberiket dari bahan sampah organik untuk digunakan dalam proses pembuatan biobriket ini adalah:

1. Untuk mendapatkan data dari kinerja mesin biobriket. 2. Mengetahui kapasitas yang dihasilkan oleh mesin tersebut.

3. Megetahui losis atau kerugian yang di alami oleh mesin ini selama proses produksi.

Metode Penelitian

Metode penelitan yang kami gunakan dalam meganalisa peforma dari mesin biobriket ini yaitu bersifat experimental dan kami melakukan serangkaian percobaan pada mesin pembuat biobriket ini. Yang mana serangkaian percobaan ini bertujuan agar penulis mendapatkan data–data yang mana data - data tersebut dapat membantu dalam meganalisa kemampuan atau performa (kapasitas produksi dan kerugian) mesin pembuat bioberiket dari bahan dasar sampah organik serta apakah mesin ini bekerja dengan semestinya.

Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan

1. Mesin biobriket

2. Alat bantu: Garu (alat pertanian) 3. Alat ukur waktu : Jam/stopwat. 4. Alat ukur berat: Timbangan.

Bahan

1. Sampah organik kering : 7 kg (Daun dan ranting dll)

2. Sampah organik basah : 3 kg (Limbahan pertanian dan limbah rumah tangga yang organik)

3. Tepung tapioka : 3 kg atau 10% – 30 %

langkah penelitian.

1. Pengujian pertama.

2. Pengujian kedua (Pengujian pembebanan tahap 1) 3. Pengujian ketiga (Pengujian pembebanan tahap 2) 4. Pengujian keempat (Pengujian pembebanan tahap 3) 5. Pengujian kelima (Pengujian pembebanan tahap 4)

Pembahasan dan Analisa Data

1. Analisa Pengujian 1 (tanpa beban)

Tabel 4.1 Hasil Percoban Tanpa Beban.

No Komponen / Sistem Kerja Keterangan

(3)

II -54 SENTRA

Baut pengikat dapat mengikat pisau dengan baik.

Belum bisa mengatur celah perajang yang tepat dan baik

2 Sistem Pegepres. a. Poros Engkol

b. Konekting rod (stang torak) c. Torak (Silinder Penekan).

Baik Baik Baik Baik

Poros engkol berfungsi dengan baik Bekerja dengan baik. baik tanpa ada terjadi slip.

Dari hasil pegujian menunjukan bahwa peforma dari mesin pembut biobriket dari bahan dasar sampah organik menunjukan bahwa mesin ini bekerja dengan baik dan sesuai dengan instumen dan rancangan yang diiginkan tanpa ada indikasi kegagalan dalam perancangan dan pembuat mesin ini. Hal ini atas dasar pengamatan dan analisa pada komponen yang terdapat pada sistem yang ada.

Serta kerja yang di lakukan oleh mesin ini sesuai dengan instrument yang diinginkan oleh perancangan dan pembuatan mesin tersebut.

2. Analisa Pengujian 2, 3, 4, 5 (Pembebanan tahap 1, 2, 3, 4)

Pada pengujian selanjutnya terjadi kegagalan proses produksi pada sistem perajang yang tidak bisa menghasilakan rajangan yang halus. Ini di karenakan jarak antara plat pengatur dan pisau perajang sulit untuk di seting sesuai dengan keiginan.

Namun sistem lainya dapat bekerja denga baik seperti sistem pegepres. Sistem ini bekerja dengan baik ini sesuai dengan uji coba yang kami lakukan dan hasilnya sesuai dengan yang di harapkan.

Berikut ini data yang di dapat dari hasil pengujian tahap 2, 3, 4, 5 adalah sebagi berikut:

No Komponen / sistem Kerja Keterangan

1. Motor Listrik Baik Motor listrik bekerja dengan baik dan mampu menyalurkan daya dan putaran ke seluruh bagian pada sistem–sistem d. Baut pengikat pisau perajang. e. Plat Penyetel.

Hasil rajangan tidak memenuhi sysarat Poros dapat menahan dan menopang komponen yang lain.

(4)

SENTRA II -55 Tidak Dudukan pisau tidak bisa menghasilkan

rajangan yang diinginkan (peyetingan sulit).

3 Sistem Pegepres. a. Poros Engkol

b. Konekting rod (stang torak) c. Torak (Silinder Penekan).

Baik Baik Baik Baik

Poros engkol berfungsi dengan baik . Bekerja dengan baik.

Bekerja dengan baik.

.

Sistem Pendukung. 1. Pully.

2. Bearing. 3. Sabuk belt.

Baik Baik Baik Baik

Bekerja dengan baik. Bekerja dengan baik. Bekerja dengan baik.

(Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2004)

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Dari proses pegujian 1 yaitu pegujian tanpa beban menunjukan bahwa mesin biobriket bekerja dengan baik dan sesuai dengan instrument yang direncanakan oleh perancang. 2. Pada pengujian ke 2, 3, 4, 5 yaitu pembebanan tahap 1 (2,5 kg campuran sampah organik),

pembebanan tahap 2 (5 kg campuran sampah organik), pembebanan tahap 3 (7,5 kg campuran sampah organik), pembebanan tahap 4 (10 kg campuran sampah organik) menunjukan kegagalan pada system perajang. Berikut data yang di dapat pada pengujian peforma mesin biobriket (pembebanan tahap 1, 2, 3, 4) :

3. Adapaun penyebab kegagalan pada system perajang ini adalah sebagai berikut :

a) Pada perancangan mesin biobriket untuk ukuran jarak antara shereder hose dan mata pisau yaitu 1 - 1,5 mm. Namuan kenyataan yang terjadi jarak antara shereder hose dan mata pisau yaitu 35 mm, sehingan perajang tidak bisa bekerja secara optimal.

b) Adanya perbedaan desain shreder hose antara perancangan dan pembuatan.

c) Jarak celah plat peyetel dan pisau perajang yang sulit untuk di seting sesuai dengan keinginan dikarenakan letaknya yang sulit untuk dilakuan penyetingan.

4. Adanya ketidak sesuayan anatar perancang dan pembuatan hal ini lah yang membuat mesin ini tidak bekerja dengan baik dan sesuai dengan keinginan si perancan.

5. Untuk system lainnya seperti system penggerak, system pegepres dan system pendukung lainya sudah bekerja dengan baik dan oftimal ini di buktikan pada pengujian peforma mesin biobriket baik itu tanpa beban maupun di beri pembebanan tahap 1, tahap 2, tahap 3, tahap 4.

Saran

1. Sebaiknya dilakuan perbaikan pada system perejang seperti : a. Bentuk shreder hose bagian bawah.

b. Jarak shredder hose dan pisau perajang di perkecil sesuai dengan perancagan.

c. Lakuan perbaikan pada plat penyetel dengan mendesain letak yang tepat agar dapat melakukan peyetingan / pegaturan celah pemotongan yang lebih mudah dan akuar.

2. Agar meghasilakan mesin yang baik sebaiknya ada kesesuayan antara perancangan yang sudah di hitung dengan pembuatan. Hal ini di lakuakan agar kita bisa megetahuai apakah mesin ini sudah bekerja dengan baiak sesuai dengan perancangn dan pergitungan yang di laukan.

3. Pada system perajang sebaiknya menghasilkan hasil perajangan dari campuran sampah organik yang bebar benar halus ( kecil ), karena semakin halus hasil rajangan maka mempermudah dalam pegepresan yang berimbas pada semakin baik biobriket yang di hasilkan

(5)

II -56 SENTRA

5. Agar briket dapat langsung di gunakan maka sebaiknya di desain lagi pemanas yang di letakan pada ujung pipa pencetak. Agar briket yang keluar dari pipa ujung tersebut sudah dalam keadan kering.

Referensi

[1] Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2004, Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Industri Peralatan Tenaga Listrik: Sub-Bidang Perawatan dan Perbaikan Mesin Produksi. (2010)

[2] http://budimurtiyasa.files.wordpress.com/2008/09/konsepdasarujihipotesis1. (2010) [3] http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7354-2104100122-pengujian

danperbaikanperformageneratorhhodenganvariasikonfigurasilarutanelektrolitbakingsodadala maquades.pdf, (2010)

[4] www.google .com .energy alternative 2009

[5] http://www.lontar.ui.ac.id/fuel-analisis.pdf, (2010) [6] http://www.gc.ukm.ugm.ac.id/index.php, (2010)

[7] http://www.google.co.id/2009. Karakteristik Pembakaran Briket Campuran Arang Kayu dan

Jerami. Subroto, (2010)

[8] http://p3m.amikom.ac.id/p3m/2009-ANALISA-PERFORMAMESI-DIESEL.(2010)

[9]

http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/321/jiptummpp-gdl-s1-2009-santiwahyu-16014-A.pendah-N.pdf, (2010)

[10] http://storage.jakstik.ac.id/students/paper/penulisan%20ilmiah/20402272/BAB%20IV. (2010)

[11] Popov, E.P. (1996), Mekanika Teknik (Mechanics of Material), Erlangga, Jakarta

[12] Saud Maruli Tua, Tonny Siahaan, Suhardi, Wagiman (2006), Penambahan Pengaman Motor Listrik dengan Sensor Suhu ic lm 135, Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

[13] Soelarso, Kiyakatsu Suga (1991), Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan Ketujuh, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta

[14] Sriyono, Memelihara Komponen Motor Motor Bensin Pemeriksaan Kepala Silinder, (2010)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kronologis menurut pendapat kami, peneliti sudah menjelaskan secara terperinci, hal tersebut dapat dilihat dari: Penjabaran peristiwa dilematis antara

Mereka memiliki penamaan atas kota tersebut sebagai al-Quds, yang artinya tempat the holy one atau satu- satunya yang suci.. Itulah sebabnya Yerusalem juga diartikan sebagai

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Secara serempak faktor kemandirian, modal, emosional dan pendidikan berpengaruh

Skor hidung berair selama 8 minggu kelompok BCG dan kontrol Gambar 4 tampak skor gejala hidung berair juga terjadi penurunan dengan perbedaan bermakna baik pada kelompok BCG

Temuan yang tidak konsisten juga ditemukan ketika persepsi media yang menilai humas universitas memiliki kendali bersama yang cukup baik dan persepsi humas yang menyatakan

Aktivitas guru dalam mengajar adalah segala kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar setelah erupsi Merapi tahun 2010 antara

Berdasarkan pengolahan data dengan teknologi Sistem Informasi Geografis menghasilkan suatu informasi tentang lokasi tempat penampungan sampah sementara, setelah

Terdapat hubungan yang bermakna antara pemakaian anti nyamuk bakar dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada anak balita di Puskesmas Panyabungan Jae