• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI

VAISNAVI MUTHOOVALOO (NIM : 102011430/A9)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

ABSTRAK

Berat bayi lahir rendah (BBLR) telah menjadi masalah yang sangat serius di negara Indonesia yang melibatkan kesehatan ibu dan anak. BBLR adalah keadaan neonatus yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Banyaknya komplikasi jangka pendek dan panjang yang disebabkan oleh BBLR mendorong pencarian faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR. Dari berbagai faktor yang berpengaruh diambil faktor umur ibu, hipertensi, rokok, dan tingkat pendidikan ibu. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara umur ibu, hipertensi, rokok, dan pendidikan ibu terhadap berat bayi lahir. Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif dengan pendekatan kros seksional. Jumlah sampel 101 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengolahan data dilakukan dengan uji chi square dan independent sample test pada pengolahan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh kejadian BBLR sebesar 39.6%, diantaranya pada umur ibu (42.6%) < 25 tahun dan >35 tahun, pendidikan (23.0%) pendidikan sedang, dan (50.0%) hipertensi dan (46.2%) ibu yang merokok. Ditemukan ada tidak ada hubungan bermakna antara umur Ibu bersalin dengan Kejadian BBLR (ρ = 0,444), ada hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian BBLR (ρ = 0,000), (tidak ada hubungan antara merokok dan kejadian BBLR (ρ = 0,286) dan tidak ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian BBLR (ρ = 0.722). Dari hasil analisis odds ratio menunjukkan ada hubungan antara faktor-faktor Independent tadi dengan berat badan lahir anak, walaupun dalam uji Chi Square (p>0,05), dibuktikan bahwa hubungan tersebut tidak terlalu bermakna.

Kata Kunci : BBLR, Umur Ibu, Hipertensi, Rokok, Pendidikan Ibu.

ABSTRACT

Low birth weight (LBW) has become a very serious problem in of Indonesia involving maternal and child health. LBW is a state of neonates weighing less than 2500 grams. There are a number of short-and long-term complications that initiate the finding of the factors that causes LBW. This includes maternal age, hypertension, smoking, and educational level of the mother. The purpose of this research is to find the relationship between maternal age, hypertension, smoking, and maternal education on birth weight. This study used quantitative analytical methods with cross sectional approach. Total sample of 101 respondents drawn by simple random sampling technique. Data processing is performed by the chi square test and the independent sample test on univariate and bivariate analysis processing. The result showed the incidence of LBW was 39.6%, including the age of the mother (42.6%) <25 years and> 35 years of education (23.0%) moderate education, (50.0%) hypertension and (46.2%) mothers who smoke. From the analysis, there was no significant relationship between mother’s age and LBW (ρ = 0.444), no association between maternal education with incidence of LBW (ρ = 0.000), there is no relationship between smoking and low birth weight (ρ = 0.286) and no relationship between hypertension with low birth weight (ρ = 0.722). From the analysis the odds ratios showed relationship between the independent factors and birth weight, but the chi-square test (p> 0.05), demonstrated that the relationship is not very meaningful.

(2)

PENDAHULUAN

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan

a. Bayi Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1.000 gram.

b. Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 1.500 gram. Kebanyakan bayi ini adalah prematur. Bayi ini juga insidens rawat inap di rumah sakit cukup tinggi selama satu tahun pertama hidupnya.

c. Bayi berat Badan Lahir Cukup Rendah adalah bayi yang lahir dengan barat badan 1.500 – 2.500 gram.

Berdasarkan Usia Prematuritas murni Masa Gestasi kurang dari 37 minggu danKehamilan : Berat badannya sesuai dengan masa getasi. prematuritas murni ini memiliki

ciri diantaranya : berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 33 cm, masa gestasinya kurang dari 37 minggu, kulit tipis dan transparan, kepala lebih besar daripada badan, lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis,telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, labio minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga imatur, bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea reflek tonus leher lemah, reflek Dismaturitasmenghisap dan

(3)

Faktor-faktor yang terkait dengan kelahiran prematur dan BBLR / BBLSR adalah sangat sukar untuk dipisahkan secara sempurna. Pada keluarga yang status ekonominya rendah kasus-kasus kurang gizi, anemia dan penyakit pada ibu, perawatan pranatal yang tidak adekuat, adiksi obat, komplikasi obstetri insiden lebih tinggi.1

Faktor-faktor terkait lainnya seperti keluarga dengan orang tua tunggal, kehamilan pada umur belasan tahun, jarak waktu kehamilan yang dekat, dan ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan.

Perawatan pada saat lahir seperti membersihkan jalan napas, memulai pernapasan, merawat tali pusat, dan mata serta memberikan vitamin K pada bayi imatur adalah sama seperti pada bayi dengan berat badan dan maturitas normal.

Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.3

METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badan bayi dengan pendidikan ibu serta faktor-faktor lain seperti usia, hipertensi dan merokok pada ibu-ibu.4

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1) Diketahuinya hubungan antara berat lahir bayi dengan pendidikan ibu. 2) Diketahuinya hubungan antara berat lahir bayi dengan usia ibu.

(4)

Rumusan Masalah

Mengetahui tingginya kasus berat badan lahir rendah dan faktor resiko yang mempengaruhi.

Hipotesis

Hipotesis 0 : Tidak adanya hubungan antara berat bayi dengan pendidikan ibu dan faktor-faktor yang berhubungan seperti usia, penyakit hipertensi dan merokok.

Hipothesis alternatif : Adanya hubungan antara berat bayi dengan pendidikan ibu dan faktor-faktor yang berhubungan seperti usia, penyakit hipertensi dan merokok.

Kerangka Teori

A. PENYEBAB BBLR 1. Persalinan Kurang Bulan

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau ransangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. bayi lahir kurang bulan mempunyai organ tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapat penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang (premature).1,3

a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR

(5)

dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat di pertahankan.2

b. Makanan bayi prematur

Alat pencemaan bayi prematur masih belum sempuma. lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 Kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI yang paling dahulu diberikan. Bila kurang, maka ASI dapat diperas dan di minumkan perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.2

c. Menghindari infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempuma. Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.2-3

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm atau berat badan lahir rendah adalah :

1) Faktor ibu

Pendidikan ibu hamil

(6)

pendidikan tinggi yaitu ibu dengan tahun sukses sekolah lebih dari 12 tahun atau perguruan tinggi.2,6

BBLR cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok penduduk berpendidikan rendah pada umumnya kurang mempunyai akses informasi tentang BBLR dan penanggulangannya, kurang memahami akibat BBLR, kurang dapat memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Tetapi pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi.4,

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

Kehamilan pada usia muda merupakan faktor risiko, hal ini disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin yang memudahkan terjadinya BBLR, sedangkan pada umur diatas 35 meskipun mereka telah berpengalaman tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin inta uterin dan dapat menyebabkan BBLR.

Penyakit menahun ibu : hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi serius trimester kedua ketiga dengan gejala klinis seperti edema, hipertensi, proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan diatas 20 minggu dan dapat terjadi antepartum, intrapartum, dan pascapartum. Dengan terjadinya hipertensi, maka terjadi spasme pembuluh darah, sehingga terjadi gangguan fungsi plasenta, maka sirkulasi uteroplasenter akan terganggu, pasokan nutrisi dan O2 akan terganngu sehingga janin akan mengalami pertumbuhan janin yang terganggu dan bayi akan lahir dengan berat bayi lahir rendah7

Merokok

(7)

kelahiran premature dan reduksi dari plasenta ke janin sehingga menyebabkan fetal hipoksemia.8

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Gizi saat hamil yang kurang

Faktor pekerjaan yang terlalu berat

2) Faktor kehamilan

 Hamil dengan hidramnion

 Hamil ganda

 Perdarahan antepartum

 Komplikasi kehamilan: pre-eklamsia,eklamsia,ketuban pecah dini

3) Faktor janin

 Cacat bawaan

 Infeksi dalam rahim

4) Faktor yang belum diketahui

Karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:

a. Berat kurang dari 2.500 gram b. Panjang badan kurang dari 45 cm c. Lingkar dada kurang dari 30 cm. d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm. e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak

g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik-lemah.

h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per menit.

i. Kepala tidak mampu tegak

(8)

Kerangka Konsep

A. Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Kategori Skala

1. BBLR Bayi yg lahir dengan berat

< 2500 gr tanpa

Beresiko : jika < 20 thn atau >35 thn.

4. Hipertensi Hipertensi adalah 1 : ya Nominal

Variable Independen

 Pekerjaan ibu / suami

Variabel Dependen

 BBLR

(9)

meningkatnya tekanan darah. Batas tensi ≥140/90 mmHg

0 : tidak

5. Pendidikan Keterangan tentang status pendidikan ibu

2: rendah 1: sedang 0:tinggi

Ordinal

Populasi

Populasi rujukan adalah semua ibu-ibu yang baru melahikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Subyek penelitian harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

 Kriteria inklusi :

o Ibu yang baru bersalin

o Bersedia ikut serta dalam penelitian ini yang dibuktikan dengan menandatangani inform konsen.

o Kelahiran hidup

 Kriteria eksklusi :

o Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini.

o Kehamilan ganda

Sampel

Accidental sampling adalah mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.4,5

Pengolahan Data

Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program computer, yaitu program SPSS.9

Analisis data

(10)

HASIL PENELITIAN

Dari hasil analisis dengan sampel sebanyak 101, nilai rata-rata usia ibu adalah 23,43 dengan usia terendah adalah 15 dan usia tertinggi adalah 36. Dari hasil penilaian berat lahir bayi ditemukan nilai rata-rata sebesar 2773.75g dengan nilai terendah 709g dan tertinggi adalah 4153g.

Tabel 2. Distribusi frekuensi menurut umur ibu

Umur n %

<25 tahun 61 60,4

>=25 tahun 40 39,6

Berdasarkan umur, pada penelitian ini sebanyak 61 subyek yang berumur kurang dari 25 tahun dengan proporsi 60,4%, sedangkan ada 40 subyek yang berumur lebih atau sama dengan 25 tahun dengan proporsi sebesar 39,6%.Jadi dapat di simpulkan lebih banyak ibu yang berumur kurang dari 25 tahun saat masa kehamilannya.

Tabel 3. Distribusi frekuensi menurut berat badan lahir

BBL n %

>=2500 61 60,4

<2500 40 39,6

Berdasarkan berat badan lahir,pada penelitian ini sebanyak 61 subyek yang lahir lebih atau sama dengan2500 dengan proporsi 60,4%, sedangkan ada 40 subyek yang lahir dengan berat kurang dari 2500 dengan proporsi sebesar 39,6%. Jadi dapat di simpulkan lebih banyak bayi yang lahir dengan berat diatas atau sama dengan 2500.

Tabel 4. Hubungan Antara Umur Ibu dengan Kejadian BBLR

Umur ibu (tahun)

Status Perinatal Total

BBLR Tidak BBLR

N % n % N %

< 25 26 42.6 35 57.4 61 100

≥ 25 14 35.0 26 65.0 40 100

(11)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan dengan umur <25 tahun yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 42.6%, sedangkan ibu dengan umur kehamilan antara ≥25 tahun yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 35.0%.

Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p value = 0.444 (α > 0.05) maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian bayi BBLR.

Tabel 5. Hubungan Antara Merokok dengan kejadian Bayi BBLR

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara merokok dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan dengan ibu yang merokok yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 46.2%, sedangkan sebagian ibu yang tidak merokok yang bayinya mengalami BBLR hanya 35.5%.

Hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p value = 0.286 (α > 0,05) maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara merokok dengan kejadian bayi BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 1.558 artinya ibu yang mempunyai merokok mempunyai peluang 1.558 kali bayinya mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok.

Tabel 6. Hubungan Antara Hipertensi Dengan Kejadian Bayi BBLR

Tekanan Status Perinatal Total

Status Merokok

Status Perinatal Total

BBLR Tidak BBLR

n % n % N %

Ya 18 46.2 21 53.8 39 100

Tidak 22 35.5 40 64.5 62 100

(12)

Darah BBLR Tidak BBLR

n % n % n %

Hipertensi 2 50 2 50 4 100

Tidak Hipertensi 38 39.2 59 60.8 97 100

Jumlah 40 39.6 61 60.4 101 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara penyakit hipertensi dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan hipertensi yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 50%, sedangkan ibu yang tidak menderita hipertensi yang bayinya mengalami BBLR 50%.

Hasil uji statistik menggunakan independent samples test didapatkan nilai p value = 0.722 (α > 0,05) maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit hipertensi dengan kejadian bayi BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 1.553 artinya ibu yang mempunyai ada hipertensi mempunyai peluang 1.553 kali bayinya mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak ada hipertensi.

Tabel 7. Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Bayi BBLR

Pendidikan Ibu

Status Perinatal Total

BBLR Tidak BBLR

n % n % n %

Sedang 15 23.0 48 76.2 63 100

Tinggi 25 65.8 13 34.2 38 100

Jumlah 40 39.6 61 60.4 101 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan pendidikan tinggi yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 65.8%, sedangkan sebagian kecil ibu pendidikan sedang yang bayinya mengalami BBLR 23.8%.

(13)

BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 0.162 artinya ibu yang mempunyai pendidikan sedang mempunyai peluang 0.162 kali bayinya mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan tinggi. Korelasi antara pendidikan dan kejadian BBLR, r = 0.46 menunjukkan korelasi positif sedang.

PEMBAHASAN

Penelitian ini tidak sesuai dengan literaturyang mengatakan bahwa terdapat banyak faktor-faktor seperti hipertensi, merokok dan pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terganggu contonya kenaikan tonus dan kepekaan terhadap perangsang sering didapatkan pada hipertensi sehingga mudah terjadi partus prematurus. Kurang baiknya prognosis bagi bayi disebabkan oleh sirkulasi utero-plasental yang kurang baik pada hipertensi berat. Janin bertumbuh kurang wajar (dismaturitas), dilahirkan prematur/BBLR atau mati dalam kandungan.9

Berdasarkan penelitian hipothesis adanya hubungan usia ibu dan kejadian BBLR ditolak. Hal ini bertentangan dengan literature yang mengatakan bahawa pada umur yang masih muda, perkembangan organ - organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.Selain itu emosi dan kejiwaanya belum cukup matang, sehinggapada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapikehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.

(14)

yang makinmelemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal makamemerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.

Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi,maka sebainya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30tahun.2,9

Penelitian ini kurang berhasil mungkin kerana ada kesalahan pengambilan sampel, kesalahan teknik analisis, kesalahan input data, kesalahan menginterpretasikan penolakan/penerimaan hipotesis.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi semua hasil penelitian yang dituliskan pada bab hasil penelitian. Dalam penulisan diperhatikan supaya masih bersifat spesifik lengkap dengan angka/persentase. Semua pointer yang ada dalam tujuan khusus harus ada dalam kesimpulan. Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah :

1. Tidak ada hubungan antara umur ibu dan kejadian BBLR 2. Tidak ada hubungan antara merokok dan kejadian BBLR 3. Tidak ada hubugan antara hipertensi dan kejadian BBLR 4. Ada hubungan antara pendidikan ibu dan kejadian BBLR

Saran

Bentuk saran harus konkrit, ditujukan kepada siapa dan “feasible” (mungkin diimplementasikan) sehingga isinya dimengerti pelaksananya serta dapat langsung diimplementasikan.

1. Rumah Sakit

(15)

 Melakukan penyuluhan tentang BBLR kepada ibu hamil dengan resiko tinggi ( umur <20 tahun atau >35 tahun, jarak kehamilan < 2 tahun, mempunyai riwayat kelahiran prematur, dan ibu yang mempunyai hipertensi).

 Melakukan pelatihan-pelatihan mengenai perawatan BBLR di Rumah Sakit dan penyuluhan kepada ibu bersalin mengenai perawatan BBLR di rumah.

2. Peneliti selanjutnya

(16)

DAFTAR PUSTAKA

1. Setyowati T. Faktor-faktor yang mempengaruhi bayi lahir dengan berat badan rendah (analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. [updated 2003 Oct 1; cited 2014 Jul 7] Available from: http://www.digilib.litbang.depkes.go.id.

2. Markum. Ilmu kesehatan anak, Buku Ajar Jilid 1. Jakarta: Bagian Kesehatan Anak,Fakultas UI; 1998. p. 234-6.

3. Richard BE, Robert K, Arvin M. Ann. Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Vol 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000. p. 345-67

4. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi berat lahir rendah. In: Standar pelayanan medis kesehatan anak. 1st ed. Jakarta : 2004. p. 307-13.

5. Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2004.

6. Andammori F, Lipoeto NI, Yusrawati. Hubungan tekanan darah ibu hamil aterm dengan berat badan lahir RSUP. [Internet]. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013. [cited 2014 Jul 7]; 2(2). Available from http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_2/ 7. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Salemba

Medika. Jakarta: 2008. p. 56-65.

8. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran: pengantar. Jakarta: EGC Kedokteran; 2002. p. 70-3.

9. Widiyanto, Joko. SPSS for windows. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah; 2012. p. 20-21

10.Sirajuddin, Tamrin A, Hartono R, Manjilala. Pengaruh paparan asap rokok terhadap kejadian berat badan lahir bayi di sulawesi selatan. [Internet]. Media Gizi Bagan.

2011. [cited 2014 Jul 7]; 9(1). Available from:

(17)

Lampiran(SPSS)

Frequencies (Umur ibu dan berat badan lahir)

Statistics

umur bblahir

N Valid 101 101

Missing 0 0

Mean 23.4257 2.7738E3

Median 23.0000 2.9060E3

Mode 20.00 2.38E3a

Std. Deviation 4.96859 6.66025E2

Variance 24.687 4.436E5

Minimum 15.00 709.00

Maximum 36.00 4153.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

T-Test (hipertensi dan berat badan lahir)

Group Statistics

hipertens

i N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

bblahir no 97 2.7786E3 654.24084 66.42809

(18)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

1.489 .225 .356 99 .722 121.5670 1

(19)

hipertensi * bblahir Crosstabulation

bblahir

Total

0 1

hipertensi no Count 59 38 97

Expected Count 58.6 38.4 97.0

% within hipertensi 60.8% 39.2% 100.0%

% within bblahir 96.7% 95.0% 96.0%

% of Total 58.4% 37.6% 96.0%

yes Count 2 2 4

Expected Count 2.4 1.6 4.0

% within hipertensi 50.0% 50.0% 100.0%

% within bblahir 3.3% 5.0% 4.0%

% of Total 2.0% 2.0% 4.0%

Total Count 61 40 101

Expected Count 61.0 40.0 101.0

% within hipertensi 60.4% 39.6% 100.0%

% within bblahir 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 60.4% 39.6% 100.0%

(20)

rokor * bblahir Crosstabulation

bblahir

Total

0 1

rokor no Count 40 22 62

Expected Count 37.4 24.6 62.0

% within rokor 64.5% 35.5% 100.0%

% within bblahir 65.6% 55.0% 61.4%

% of Total 39.6% 21.8% 61.4%

yes Count 21 18 39

Expected Count 23.6 15.4 39.0

% within rokor 53.8% 46.2% 100.0%

% within bblahir 34.4% 45.0% 38.6%

% of Total 20.8% 17.8% 38.6%

Total Count 61 40 101

Expected Count 61.0 40.0 101.0

% within rokor 60.4% 39.6% 100.0%

% within bblahir 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 60.4% 39.6% 100.0%

Uji Chi-square (merokok dan berat badan lahir)

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square 1.140a 1 .286

Continuity Correctionb .737 1 .391

Likelihood Ratio 1.134 1 .287

Fisher's Exact Test .304 .195

Linear-by-Linear Association 1.128 1 .288

N of Valid Casesb 101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.

(21)

Crosstab (umur ibu dan berat badan badan lahir)

umuribu * bblahir Crosstabulation

bblahir

Total

0 1

umuribu 0 Count 35 26 61

Expected Count 36.8 24.2 61.0

% within umuribu 57.4% 42.6% 100.0%

% within bblahir 57.4% 65.0% 60.4%

% of Total 34.7% 25.7% 60.4%

1 Count 26 14 40

Expected Count 24.2 15.8 40.0

% within umuribu 65.0% 35.0% 100.0%

% within bblahir 42.6% 35.0% 39.6%

% of Total 25.7% 13.9% 39.6%

Total Count 61 40 101

Expected Count 61.0 40.0 101.0

% within umuribu 60.4% 39.6% 100.0%

% within bblahir 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 60.4% 39.6% 100.0%

(22)

pendidikan * bblahir Crosstabulation

bblahir

Total

0 1

pendidikan tinggi Count 13 25 38

Expected Count 23.0 15.0 38.0

% within pendidikan 34.2% 65.8% 100.0%

% within bblahir 21.3% 62.5% 37.6%

sedang Count 48 15 63

Expected Count 38.0 25.0 63.0

% within pendidikan 76.2% 23.8% 100.0%

% within bblahir 78.7% 37.5% 62.4%

Total Count 61 40 101

Expected Count 61.0 40.0 101.0

% within pendidikan 60.4% 39.6% 100.0%

% within bblahir 100.0% 100.0% 100.0%

Uji Chi-square( Pendiddikan ibu dan berat badan lahir)

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square 17.464a 1 .000

Continuity Correctionb 15.753 1 .000

Likelihood Ratio 17.635 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 17.291 1 .000

N of Valid Casesb 101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.05.

b. Computed only for a 2x2 table

(23)

Correlations

bblahir pendidikan

bblahir Pearson Correlation 1 .460**

Sig. (2-tailed) .000

N 101 101

pendidikan Pearson Correlation .460** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 101 101

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Risk estimate (pendidikan dan BBLR)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pendidikan

(tinggi / sedang) .162 .067 .394

For cohort bblahir = .00 .449 .283 .713

For cohort bblahir = 1.00 2.763 1.680 4.545

N of Valid Cases 101

Risk estimate ( merokok dan BBLR)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for rokor (no /

yes) 1.558 .689 3.527

For cohort bblahir = .00 1.198 .849 1.691

For cohort bblahir = 1.00 .769 .477 1.239

(24)

Risk estimate (hipertensi dan BBLR)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for hipertensi (no

/ yes) 1.553 .210 11.494

For cohort bblahir = .00 1.216 .451 3.283

For cohort bblahir = 1.00 .784 .285 2.153

Gambar

Gambar  1  Kerangka konsep antara variabledependen dan variable independen
Tabel 2. Distribusi frekuensi menurut umur ibu
Tabel 5. Hubungan Antara Merokok dengan kejadian Bayi BBLR
Tabel 7. Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Bayi BBLR

Referensi

Dokumen terkait

 Kafein dan Taurin merupakan senyawa aktif yang terdapat dalam Minuman Serbuk Kuku Bima Ener-G.  Kafein dan Taurin memiliki fungsi saling mendukung yaitu sebagai stimulator

Dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika awal adalah kepekaan terhadap cara berpikir ilmiah dan membangun konsep yang ditunjukkan dengan

Pendampingan Penulisan Karya Ilmiah bagi para santri Pesantren Mahasiswa Al- Hikam Malang  Melakukaan koordinasi dengan tim dosen pendamping an penulisan karya tulis

Kekuatan proses produksi ini terletak pada waktu produksinya yang cepat, dan tidak membutuhkan waktu lama dalam persiapan teknis dan perekamannya, sehingga

Jika matahari tinggi maka radiasi yang jatuh hampir tegak lurus pada permukaan bumi, sedangkan jika matahari rendah ma- ka radiasi akan disebarkan dalam area yang luas sehingga

membentuk lapisan &gt;e(/2 atau hidrksida yang terus menerus bertambah seiring dengan  berjalannya waktu. Piringan pisau menggunakan bahan dasar durall . Bahan dasar durall 

Setelah uji coba pada ternyata perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk kategori baik, hal ini diperkuat berdasarkan penilaian tim ahliyang menyatakan