• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI PARIWISATA ANALISIS SWOT PEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKONOMI PARIWISATA ANALISIS SWOT PEMBANG"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

EKONOMI PARIWISATA

ANALISIS SWOT PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN DI DESA PANCASARI,

KABUPATEN BULELENG

KELOMPOK TIGA ( 3 )

Nita Inggrianti Wijaya (1412041002) Ni Luh Devi Pratami (1412041014) Marcelino Jhosua Legiman (1412041015) Ksatria Putra Perdana (1412041016) Luh Seri Wahyuni (1412041017) Andika Saputra (1412041018) I Putu Diva Agutina (1412041019)

PROGRAM STUDI D4 PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Ekonomi Pariwisata yang berjudul “SWOT Pembangunan Kepariwisataan di Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng” ini tanpa menemukan halangan.

Penulis menyadari sepenuhnya penyelesaian tugas ini tidak lepas dari masukan dan arahan dari berbagai belah pihak. Oleh sebab itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ni Made Ariani, SE.,M.Par, selaku Dosen Mata Kuliah Ekonomi Pariwisata Program Studi Diploma IV Pariwisata Universitas Udayana

2. Orang tua dan teman-teman penulis yang telah memberikan dorongan dan doanya.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi lebih sempurnanya karya ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(4)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Manfaat Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian Analisis SWOT ... 3

2.2 Gambaran Umum Desa Pancasari ... 4

2.2.1 Letak Geografis... 4

2.2.2 Letak Demografis ... 5

2.2.3 Potensi Wisata di Desa Pancasari ... 6

2.3 Keterlibatan Stakeholder dalam Pengelolaan Desa Pancasari sebagai Kawasan Daerah Tujuan Wisata Khusus ... 7

2.4 Strategi Pengelolaan Pembangunan Desa Pancasari sebagai Kawasan Daerah Tujuan Wisata Khusus dengan menggunakan analisis SWOT ... 10

2.5 Program Pengelolaan ... 13

BAB III PENUTUP ... 18

4.1 Kesimpulan ... 18

4.2 Saran ... 19

(5)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Jumlah Penduduk Desa Pancasari Berdasarkan Agama /Kepercayaan Yang Di Anut………... 6

Tabel 2.2 Jumlah penduduk Desa Pancasari Menurut

tingkat Pendidikan………. 6

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Desa Pancasari Menurut Mata

(6)
(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam suatu pembangunan pariwisata tentunya memiliki tahapan yang harus dilakukan. Subjek yang ingin mengembangkan suatu objek hendaknya melakukan berbagaimacam langkah atau prosedur sebelum akhirnya objek tersebut ditetapkan menjadi hal yang layak untuk publik.

Analisis merupakan suatu langkah yang sering digunakan untuk memantau objek agar dapat dikembangkan menjadi suatu hal yang dinikmati oleh masyarakat luas. Dalam penulisan ini, penulis membahas mengenai SWOT. Analisis SWOT sering digunakan sebagai dasar untuk meneliti kelayakan suatu objek untuk dikembangkan. SWOT merupakan singkatan dari Strength yang berarti kekuatan, Weakness yang berarti kelemahan,

Opportunity yang berarti peluang atau kesempatan dan Threat yang berarti

ancaman atau hambatan. Model analisis ini dinilai lebih sederhana karena mencari keempat hal yang telah disebutkan diatas untuk menetapkan perkembangan dan pembangunan sebuah objek.

Dalam hal ini penulis akan memaparkan analisis SWOT tersebut dalam dunia pariwisata. Dunia pariwisata memanfaatkan objek alami, budaya, dan buatan manusia sebagai wadah untuk dikembangkan. Studi kasus yang dibicarakan dalam penulis mengenai pengembangan objek wisata di wilayah Bali. Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng adalah wilayah yang penulis ambil dalam studi kasus ini. Hal yang akan dipaparkan mengenai pembangunan wisata alam. Dasarnya bahwa, apapun hal layak bisa ditawarkan kepada wisatawan agar daerah tersebut dikenal, dan mendapat pemasukan dari kegiatan wisata. Selain itu dengan adanya pembangunan objek wisata tentunya akan tercipta peran stakeholder dalam pengelolaannya.

(8)

2

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan analisis SWOT ? 2. Bagaimana gambaran umum Desa Pancasari ?

3. Bagaimana keterlibatan peran stakeholder dalam pembangunan wisata di Desa Pancasari ?

4. Bagaimana penggunaan analisis SWOT untuk pembangunan wisata di Desa Pancasari?

1.3Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan adapaun tujuan yang dapat diambil adalah berikut ini.

1. Mengetahui pengertian analisis SWOT 2. Mengetahui gambaran umum Desa Pancasari

3. Mengetaui keterlibatan peran stakeholder dalam pembangunan pariwisata di Desa Pancasari

4. Mengetahui penggunaan analisis SWOT untuk pembangunan kegiatan wisata di Desa Pancasari

1.4Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Akademis

Penulisan ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan khususnya analisis pariwisata, sebagai aplikasi teoritis.

2. Manfaat Praktis

(9)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisa atau analisis atau Analysis adalah suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk dikaji lebih lanjut. Analisis kasus adalah kegiatan intelektual untuk memformulasikan dan membuat rekomendasi sehingga dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi atau informasi yang diperoleh dalam pemecahan kasus. Pendekatan yang dipakai dalam menganalisis sebuah kasus adalah analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), Threat (Ancaman). Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman.

1. Kekuatan : kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaann untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomi dan lebih jauh lagi keuntungan kompetitif.

2. Kelamahan : karakteristik internal bisa berupa karyawan yang penuh komitmen, karyawan pekrja keras, struktur modal yang tidak sehat, dan lain sebagainya.

3. Peluang : faktor yang memungkinkan perusahaan untuk terus tumbuh , misalnya peluang untuk memasarkan produk baru. Ini bisa saja diantisipasi dan bisa juga tak terduga

4. Ancaman : bisa dari individu, kelompok atau organisasi diluar perusahaan yang berusaha untuk mengurangi kinerja perusahaan. Seringkali makin sukses suatu perusahaan, makin besar kemungkinan ancaman dari pihak lain untuk merebutnya, sebagian atau bahkan seluruhnya.

(10)

4

semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.Adapun strategi SWOT itu adalah :

1. Strategi SO(Strengths Opportunities), yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki serta peluang yangsebesar-besarnya.

2. Strategi ST(Strengths Treath), yaitu memanfaatkan segala kekuatan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO(Weekness Opportunities), yaitu meminimalkan kelemahan kelemahan yang dimiliki kawasan tersebut untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada.

4. Strategi WT(Weekness Opportunities), yaitu meminimalkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki kawasan tersebut serta menghindari segala ancaman.

Untuk contoh penggunaan analisis SWOT penulis mengambil contoh kasus pembangunan kepariwisataan di desa Pancasari, Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, Bali.

2.2 Gambaran Umum Desa Pancasari 2.2.1 Letak Geografis

Batas-batas wilayah dari Desa Pancasari dapat terlihat dalam peta lokasi berikut.

Gambar 1 Peta Desa Pancasari

(11)

5

sebelah barat dan timur berbatasan dengan hutan Negara. Kondisi geografis desa Pancasari dapat dilihat dalam rincian sebagai berikut.

 Ketinggian tanah dari permukaan laut mencapai 1200 m  Tinngginya curah hujan 354mm/tahun

 Topografi merupakan dataran tinggi  Suhu rata-rata 25 C

2.2.2 Letak Demografis

Jumlah penduduk desa Pancasari saat ini adalah 4.860 orang. Dengan rincian sebagai berikut. Jenis kelamin, laki-laki dengan jumlah 2.400 orang dan perempuan 2.460 orang.

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Desa Pancasari Berdasarkan Agama /KepercayaanYang Di Anut

Sumber: Profil Desa Pancasari Tahun 2010

Tabel 2.2

Jumlah penduduk Desa Pancasari MenurutTtingkat Pendidikan NO Tingkat pendidikan Jumlah (orang)

1 Taman kanak-kanak 307

(12)

6

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Desa Pancasari Menurut Mata Pencaharian NO Jenis pekerjaan Jumlah

1 Karyawan

Pegawai Negeri Sipil ABRI

Swasta

128 7 920

2 Wiraswasta pedagang 521

3 Petani 2360

Sumber: Profil Desa Pancasari Tahun 2010

2.2.3 Potensi Wisata di Desa Pancasari 1. Potensi Fisik

1) Keindahan Danau Buyan

Daya tarik yang paling menonjol di desa Pancasari adalah danau Buyan. Di danau Buyan terdapat aktivitas yang bisa dilakukan seperti memancing, kanoing ataupun mengintari danau menggunakan perahu bebek.

2) Suasana Pedesaan

(13)

7

3) Pertanian dan Perkebunan

Dengan hasil pertanian serta perkebunan yang sedemikian rupa dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Aktivitas pertanian serta perkebunan ini merupakan salah satu andalan yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dari potensi ini dapat dikelola menjadi suatu produk wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan.

2. Potensi Non-Fisik

1) Perilaku Penduduk Setempat

Penduduk desa Pancasari adalah tergolong kelompok masyarakat yang masih menjalankan kegiatan sehari-harinya dengan cara yang masih sederhana dan sangat mencerminkan kehidupan pedesaan. Penduduk desa ini sangat ramah tidak hanya kepada penduduk setempat tetapi juga dengan para pendatang. Senyum keramahan saat menyambut pengunjung masih sangat terasa. Mereka juga memiliki rasa membantu yang sangat besar.

2) Kesenian dan Ritual Upacara Adat/Keagamaan

Kesenian merupakan unsur kedua sebagai potensi nonfisik yang dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Desa ini masih memiliki nilai seni budaya seperti seni tari dan juga seni musik. Penduduk desa Pancasari sebagian besar penganut agama Hindu.

Potensi wisata alam yang ada di desa Pancasari merupakan potensi yang lebih berpeluang untuk dikembangkan dibandingkan dengan potensi spiritual dan budayanya karena desa Pancasari memiliki lebih banyak potensi wisata alamnya dan sangat menarik wisatawan.

2.3 Keterlibatan Stakeholder dalam Pengelolaan Desa Pancasari sebagai Kawasan Daerah Tujuan Wisata Khusus

1. Keterlibatan Masyarakat Setempat

(14)

8

masyarakat yang dipimpin oleh kelian desa adat dan kelian desa dinas (kepala desa).

Berkaitan dengan penunjang pariwisata di desa para masyarakat sudah membentuk suatu tim kenten yang beranggotakan masyarakat setempat yang diambil dari seluruh banjar. Dimana mereka bertugas mulai dari pendataan, penataan, hingga pengelolaan. Misalnya untuk kelompok nelayan, mereka memiliki kegiatan yang terkait dengan atraksi wisata yakni memancing dan melihat pemandangan sekitar danau dengan perahu bebek. Namun masih belum berjalan optimal karena belum adanya kejelasan peran dari masing-masing pengemban tugas, seperti misalnya peran desa adat dalam mengelola atau memantau perkembangan pariwisata yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara oleh pembuat makalah sebelumnya hasil yang didapat yakni kurang tahunya masyarakatsetempat tentang kebijakan pemerintah mengenai konsep pengelolaan pariwisata di desa Pancasari ini merupakan sebuah kendala dalam menyelenggarakan pengelolaan pariwisata tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki misi untuk terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Seperti contoh dalam salah satu kegiatan wisata yakni memancing. Namun demikian dalam pelaksanaannya belum dapat berjalan maksimal. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kepastian peraturan-peraturan serta kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah terkait dengan pengembangan pariwisata di desa tersebut.

2. Keterlibatan Pihak Swasta

Keterlibatan pihak swasta dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pariwisata juga sangat diperlukan. Seperti bisa dilihat di beberapa kawasan wisata dimana sebagian besar fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan pariwisata disediakan oleh para investor (pihak swasta).

(15)

9

diwakili oleh satu pengelola hotel yang telah disepakati. Terkait dengan permasalahan yang ada di Desa Pancasari, keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Desa Pancasari sebagai KDTWK juga masih minim. Ini terindikasi dari ketidak tahuan mereka mengenai kebijakan pemerintah yang menetapkan desa Pancasari sebagai Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus.

Kendala yang dihadapi pihak swasta terkait dengan operasionalnya. Ini mencakup peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak desa. Sebagai contoh mengenai perekrutan pegawai yang sebagian besar harus dari penduduk setempat. Jika menggunakan pegawai dari luar desa Pancasari maka pegawai tersebut akan terkena iuran desa mingguan dan bulanan dengan wajib lapor. Ini tentu mempengaruhi produktivitas dari perusahaan tersebut. Karena sumber daya manusia yang dipekerjakan bisa jadi tidak sesuai dengan kebutuhan.

Para pihak swasta mendukung dengan apa yang bisa mereka lakukan dan itu cenderung terkait dengan penyelenggaraan operasional hotel. Sedangkan seperti dijabarkan tadi bahwa keterlibatan mereka dalam pengelolaan desa Pancasari sebagai KDTWK secara langsung belum ada mengingat kebijakan yang dibuat oleh pemerintahbelum tersosialisasi dengan baik.

3. Keterlibatan Pemerintah

Pemerintah sebagai penyelenggara pariwisata adalah terlibat penuh dalam pengambilan kebijakan. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan penuh memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan di suatu daerah. Untuk itu pemerintah dalam membuat suatu kebijakan sebaiknya mampu menjalankan kebijakan tersebut yang melibatkan masyarakat sebagai komponen utama dalam suatu pembangunan.

(16)

10

wisata. Hal ini menunjukkan pemerintah daerah khususnya ruang lingkup desa pancasari masih bergantung dengan Pemerintah Provinsi.

2.4 Strategi Pengelolaan Pembangunan Desa Pancasari sebagai Kawasan Daerah Tujuan Wisata Khusus dengan menggunakan analisis SWOT

Dalam penentuan strategi pengelolaan pembangunan Desa Pancasari sebagai Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK), terlebih dulu diidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, dan peluang yang dimiliki, serta ancaman yang mungkin terjadi dalam penjabaran SWOT sederhana. Berdasarkan hasil dari identifikasi itulah maka ditentukan strategi pengelolaan pembangunan yang tepat untuk desa Pancasari sebagai KDTWK.

1. Potensi-potensi yang Menjadi Kekuatan yang Dimiliki oleh Desa Pancasari

(17)

11

Selain itu, desa Pancasari juga memiliki beberapa kelebihan yang menjadi kekuatan dari kawasan wisata tersebut. Sarana dan prasarana pariwisata yang ada di kawasan tersebut juga sudah mendukung, seperti misalnya sarana akomodasi sudah tersedia, sarana prasarana seperti air, listrik dan telekomunikasi juga sudah tersedia. Aksesibilitas menuju kawasan tersebut juga mudah dan kendaraan umum pun sudah tersedia. Kepercayaan-kepercayaan mengenai filosofi Hindu masih sangat kental disana. Kesenian-kesenian yang sarat nilai budaya juga masih dijalankan oleh penduduk setempat, contohnya tari-tarian. Kegiatan ritual keagamaan yang terkait dengan kehidupan mereka juga masih dilaksanakan, seperti misalnya upacara untuk kesuburan pertanian mereka dan lainnya.

2. Faktor-faktor yang Menjadi Kelemahan Desa Pancasari

Walaupun memiliki potensi-potensi yang menjadi kekuatan, Desa Pancasari juga memiliki beberapa permasalahan yang menjadi kelemahan dari desa tersebut. Seperti dikatakan tadi bahwa desa Pancasari memiliki kondisi alam yang masih alami yang menjadi daya tarik, seperti danaunya, hutan dan lingkungannya. Namun demikian penataan dari kawasan tersebut masih kurang. Dapat dilihat dari fasilitas-fasilitas yang tersedia di kawasan tersebut, seperti misalnya sarana toilet yang secara kasat mata sangat tidak memenuhi syarat. Tempat sampah yang tersedia juga masih sangat minim sehingga kebersihan di kawasan tersebut belum bisa ditangani dengan baik. Jalan menuju tempat wisata pun masih perlu perbaikan, seperti jalan menuju danau daerah perkemahan. Jalan menuju area itu sangat rusak bahkan saat musim hujan akan lebih susah untuk dilalui.

(18)

12

kurang. Ini disebabkan karena pembinaan yang kurang dari pemerintah serta keterlibatan mereka dalam kegiatan pariwisata di kawasan tersebut

3. Faktor-faktor Peluang yang Bisa Menjadikan Desa Pancasari sebagai DaerahTujuan Wisata yang Diminati Wisatawan

Beberapa faktor pendukung yang dapat menjadikan peluang bagi desa Pancasari untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yang diminati oleh para wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara. Jika dilihat dari perkembangan ekonomi saat ini, kegiatan pariwisata sepertinya masih menjadi sektor industri yang diandalkan. Kondisi alam dan lingkungan yang masih alami memberikan nilai lebih terhadap para wisatawan. Mereka bisa menikmati pemandangan alam yang susah mereka nikmati di negara asal mereka. Melihat fenomena seperti ini, desa Pancasari yang memiliki kondisi alam yang masih alami serta perilaku penduduk yang masih sarat akan budaya tentu memiliki peluang untuk menjadi salah satu kawasan wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Faktor pendukung lainnya yang juga dapat menjadi peluang adalah adanya kemajuan teknologi yang memudahkan orang dari manapun untuk mengakses suatu daerah. Peluang ini dapat digunakan untuk mempromosikan desa Pancasari sebagai kawasan wisata yang memiliki daya tarik berbeda.

Kemajuan teknologi di bidang komunikasi juga memberikan kemudahan semua orang untuk berkomunikasi dimana saja terutama bagi wisatawan mancanegara dan pengelola pariwisata. Desa Pancasari yang sudah dilengkapi sarana komunikasi yang baik. Kestabilan keadaan politik pemerintahan juga menjadi sebuah peluang untuk dapat berkosentrasi membangun desa Pancasari sebagai sebuah kawasan daerah tujuan wisata khusus. Terlebih lagi penyelenggaraan daerah yang diselenggarakan secara otonomi memberikan peluang bagi Kabupaten Buleleng untuk membangun industri pariwisatanya.

(19)

13

4. Faktor Luar yang Dapat Menjadi Ancaman dalam Pembangunan Desa Pancasari sebagai KDTWK

Faktor yang datang tidak hanya dapat menjadi peluang tetapi juga dapat menjadi sebuah ancaman. Perkembangan pariwisata dunia pada umumnya dan Bali pada khususnya terus mengalami kemajuan. Setiap daerah berlomba membangun kawasan wisata dengan berbagai kreatifitas dan keunikan yang bertujuan untuk menarik perhatian wisatawan. Bahkan penyedia jasa pariwisata mampu membangun kawasan atau daya tarik wisata yang menyediakan jasa yang sama dengan kawasan atau daya tarik wisata di daerah lain. Ini menyebabkan terjadinya persaingan di industri pariwisata yang berbuntut pada konflik sosial dan ekonomi. Sebagai contoh akibat dari persaingan tersebut adalah adanya kecenderungan meniru atau menjiplak suatu konsep pembangunan di suatu kawasan wisata.

Penyelenggaraan pemerintah yang masih belum jelas kebijakannya. Sebagai contoh penetapan desa Pancasari sebagai Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK). Penetapan kawasan strategis tersebut ditetapkan oleh Pemerintah Tingkat I yang dituangkan dalam RTRW propinsi Bali. Pemerintah Kabupaten Buleleng sebagai penanggung jawab atas keberlangsungan desa tersebut semestinya membuat suatu perencanaan mengacu terhadap penetapan desa Pancasari sebagai KDTWK yang selanjutnya disosialisasikan kepada semua stakeholder penyelenggaraan pariwisata di desa tersebut. Sehingga arah kebijakan menjadi jelas dan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.

2.5 Program Pengelolaan

(20)

14

1. Program Pengelolaan dari Strategi SO (Strength Oppurtunity)

1) Program Inventarisasi Daya Tarik

Inventarisasi ini sebaiknya dilakukan secara terkoordinasi dengan stakeholder untuk menemukan kesepakatan potensi daya tarik wisata yang

mana yang membutuhkan pengelolaan. Seperti kegiatan memancing yang ada di danau Buyan. Dalam hasil pengamatan, terdapat dua tempat berbeda untuk memancing namun dengan pengelolaan yang berbeda.

2) Pengelolaan Potensi Wisata dengan Melihat Peluang yang ada dengan Berwawasan Lingkungan

KDTWK adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalam geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang didalamnya terdapat potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata secara terbatas serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam perwujudan kepariwisataan, namun pengembangannya sangat dibatasi untuk lebih diarahkan kepada upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup. Jika dilihat keadaan KDTWK saat ini, apa yang perlu dilakukan hanyalah penataan. Penataan dilakukan untuk memperindah lagi apa yang sudah ada. Seperti, penataan fasilitas umum yang ada di sekitar obyek, kebersihan, serta kejelasan pengelolaan dari kawasan tersebut.

3) Memudahkan Aksesibilitas

Kemudahan aksesibilatas menuju suatu lokasi pariwisata sangat penting. Ini terkait untuk mempermudah wisatawan mengunjungi suatu destinasi. Ini dimulai kemudahan alat transportasi menuju lokasi ini hingga perbaikan sarana jalan menuju lokasi.

4) Memperbaiki Kesediaan Fasilitas Umum

(21)

15

5) Penentuan Kebijakan-kebijakan terkait Penyelenggaraan Pariwisata di Kawasan tersebut yang Melibatkan Segenap Komponen Masyarakat Setempat

Keterlibatan masyarakat sebagai komponen utama pelaku pariwisata penting untuk dipertimbangkan. Seperti hasil wawancara dengan beberapa masyarakat setempat yang bertindak sebagai pelaku pariwisata langsung, masih belum ada kejelasan peran antara para pelaku pariwisata di kawasan tersebut.

2. Program Pengelolaan dari Strategi WO(Weaknesess Oppurtunity)

1) Penataan Kawasan Potensi

Harus dilakukan penataan yang lebih baik lagi pada masing-masing daya tarik yang ada. Ini dimulai dari penataan fisik hingga pada sistem pengelolaan yang jelas.

2) Perbaikan Sarana Jalan Menuju Lokasi

Melihat keadaan jalan menuju kawasan tersebut yang masih banyak rusak maka perbaikan jalan harus dilakukan.

3) Menentukan Kebijakan-kebijakan Terkait dengan Penyelenggaraan Pariwisata yang Dikoordinasikan dengan Para Stakeholder

Koordinasi antara para stakeholder dalam penentuan kebijakan terkait dengan penyelenggaraan pariwisata sangat penting dilakukan. Ini menghindari terjadinya konflik-konflik dalam berlangsungnya kegiatan pariwisata di kawasan tersebut.

4) Memberikan Pengarahan serta Pelatihan kepada Masyarakat Setempat

(22)

16

3. Pengelolaan dari Strategi ST (Strength Threats)

1) Mengoptimalkan Segala Fasilitas, Sarana dan Prasaran

Bertujuan untuk membuat para wisatawan tertarik untuk berkunjung dan merasa nyaman disana. Membuat kemasan wisata yang menarik serta memiliki fasilitas lengkap sesuai kebutuhan pasar.Ini dimulai dengan mengadakan perbaikan ataupun menambah fasilitas pariwisata sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2) Pelatihan Bagi Seluruh Pelaku Pariwisata

Perlu diadakan suatu pelatihan dan koordinasi yang baik kepada seluruh komponen masyarakat baik selaku pelaku langsung dalam kegiatan pariwisata ataupun tidak. Ini perlu dilakukan untuk menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif dalam penyelenggaraan kegiatan pariwisata di kawasan wisata ini. Apabila dalam suatu kegiatan pariwisata, penyelenggaranya atau pelakunya saja masih belum terkoordinasi maka bagaimana bisa dapat menberikan situasi dan kondisi yang bagus terhadap wisatawan yang berkunjung.

3) Menciptakan Situasi yang Aman serta Mempromosikannya

Situasi aman sangat perlu diciptakan pada suatu kawasan wisata. Ini untuk memberikan kenyamanan pada wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut. Untuk itu sangat penting diciptakannya situasi aman serta menunjukkan ke dunia luar melalui iklan atau pemberitaan bahwa keadaan di kawasan wisata ini aman.

4. Program Pengelolaan dari Strategi WT (Weaknesses Threats)

1) Membuat Produk-Produk Wisata

(23)

17

2) Mempromosikan Produk Wisata KDTWK

(24)

18

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penggunaan analisis SWOT sangat tepat untuk pembangunan kepariwisataan di kawasan wisata Pancasari yang memiliki berbagai potensi alam yang sangat bagus. Kawasan tersebut sangan cocok dijadikan Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK).

Keterlibatan stakeholder dalam hal ini pemerintah, pihak swasta dan masyarakatterkait dengan penyelenggaraan pariwisata di kawasan ini masih ada kekurangan kekurangan yang perlu ditutupi demi terselenggaranya kegiatan pariwisata ini dengan baik. Kerja sama serta koordinasi yang baik antara para stakeholder ini juga dibutuhkan untuk menghindari terjadinya konfilk dalm penyelenggaraan kegiatan pariwisata di kawasan wisata Desa Pancasari ini.

(25)

19

komponennya, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menciptakan situasi yang aman dan kondusif demi berlangsungnya kegiatan pariwisata. Strategi WT (Weaknesses Threats), menghasilkan: mengoptimalkan daya tarik yang ada dan segala fasilitas pariwisata yang tersedia untuk dapat menarik para wisatawaan, memudahkan aksesibilitas, memaksimalkan keterlibatan pihak terkait dalam penyelenggaraan pariwisata, memberikan pelatihan serta pengertian terhadap masyarakat mengenai pentingnya kegiatan pariwisata tersebut untuk kesejahteraan mereka sendiri.

4.2 Saran

(26)

20

DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti Freddy. 1997. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta: PY. Gramedia Pustaka Utama

www.pps.unud.ac.id>tesis>pdf_thesis Kamis, 12 November 2015, 21:35 Wita.

http://mustaminoka.blogspot.co.id/2015/06/apa-itu-swot.html Sabtu,14 November

2015, 24:00 Wita.

http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html

Sabtu,14 November 2015 , 23:11 Wita

Gambar

Gambar 1 Peta Desa Pancasari
Tabel 2.1  Jumlah Penduduk Desa Pancasari Berdasarkan Agama
Tabel  2.3 Jumlah Penduduk  Desa Pancasari Menurut Mata Pencaharian

Referensi

Dokumen terkait

Memang belum sepenuhnya masyarakat berperan dalam kegiatan pariwisata di pulau Tidung.Padahal salah satu kriteria kawasan pariwisata yang baik adalah kawasan wisata

Nugroho (2008) menyebutkan teori proses menua adalah sebagai berikut: 1.. 1.) Teori Genetic Clock. Teori ini merupakan teori instrinsik yang menjelaskan bahwa di dalam

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas tersusunnya tulisan yang berjudul Pelaksanaan dan Pe- nerimaan Program Keluarga Berencana Pada Masyarakat

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pariwisata islami inimerupakan pariwisata yang didalamnya tidak hanya mengedepankan hiburan semata, namun juga memberikan nilai islamikarena pariwisata islami

Pembebanan alokasi biaya yang sulit teridentifikasi kaitannya dengan pelayanan kesehatan dilakukan dengan membagi biaya tersebut dengan jumlah

(6) Apabila pagu jalur Perpindahan Tugas Orang tua tidak memenuhi ketentuan, maka sisa pagu jalur Perpindahan Tugas Orang tua akan digunakan bagi anak Guru yang

1. Untuk mendiskripsikan bentuk pengembangan karakter tanggung jawab pada anggota karang taruna “Lismatu Bhakti” di Desa Karangbangun Kecamatan Matesih