• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Indivi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Indivi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis mampu menyelesaikan mini proyek penelitian ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian, yang berjudul “Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Individu Terhadap Proses Pembelajaran pada Mahasiswa Semester 5A Jurusan Pendidikan Matematika”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu, Bapak Dr. Hartono, M.Pd yang telah mengampu mata kuliah Metodologi Penelitian serta memberikan ilmu dan motivasi dalam proses pembuatan makalah baik dari segi penulisan maupun isi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.

Pekanbaru, Januari 2015

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan tilah... 2

C. Permasalahan... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran... 6

B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran... 9

C. Peserta Didik... 12

D. Kepribadian... 13

E. Motivasi... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian... 17

B. Subjek dan Objek Penelitian... 17

C. Populasi dan Sampel... 17

D. Teknik Pengumpulan Data... 18

E. Instrumen Penelitian... 18

F. Teknik Analisa Data... 19

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 21

B. Penyajian Data... 21

C. Analisis Data... 22

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 24

B. Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... 25

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah atau instansi pendidikan merupakan lembaga yang bersifat komplek dan unik. Bersifat komplek karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik, menunjukkan bahwa instansi sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan instansi memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.1

Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sebabnya peserta didiklah yang menjadi pokok permasalahan dan sebagai tumpuan perhatian.2

Peserta didik merupakan komponen inti dari pembelajaran, maka peserta didik harus memiliki rasa tanggung jawab sehingga akan muncul sifat disiplin belajar yang tinggi. Peserta didik yang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin belajar yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh peserta didik dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.

Akan tetapi banyak melihat gejala-gejala yang ditemukan di dalam kegiatan sehari-hari, sehingga sangat bertolak belakang dengan orang yang memiliki rasa tenggung jawab dalam diri mereka. Di mana penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Sering berbicara dan ribut di data proses pembelajaran 2. Mengantuk ketika dosen menjelaskan materi pembelajaran

1 Wahjosumidyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya (Jakarta:

Rajawali Pers, 2008), hal. 3.

(4)

3. Tidak fokus dalam mendengarkan penyampaian dosen

4. Tidak adanya keinginan untuk mengerjakan sendir latihan-latihan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajar.

Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Rasa Tanggung Jawab Dari Kepribadian Individu Terhadap Proses Pembelajaran Pada Mahasiswa Semester 5A Jurusan Pendidikan Matematika”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah yang digunakan supaya tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.

1. Belajar dan Pembelajaran

Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik (siswa) dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

2. Tanggung jawab

(5)

hakekat tanggung jawab dalam proses pembelajaran adalah menerima apa yang diwajibkan dan melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Atau dengan istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber daya untuk mengusahakan perubahan yang positif atau melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh integritasnya. 3

3. Peserta Didik

Hakikat peserta didik adalah manusia dengan segala dimensinya seperti diuraikan dalam pandangan di atas. Manusia adalah sentral dalam setiap aktivitas. Oleh karena itu, maka dalam proses pembelajaran manusia menjadi subjek belajar.

4. Kepribadian

Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku. Kepribadian sering dideskripsikan sebagai sifat seseorang. Setiap manusia akan memiliki sifat-sifat tertentu yang ada karena kepribadiannya. Dengan demikian sifat membentuk konsep yang digunakan orang awam untuk mendeskripsikan seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.4

5. Motivasi

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

3 web

(6)

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas, ada beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

b. Faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa tanggung jawab dari diri setiap individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

c. Upaya yang dilakukan setiap individu dalam menimbulkan rasa tanggung jawab dari kepribadiannya terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

2. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, terlihat begitu luasnya pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan di atas pada rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan Matematika.

3. Rumusan Masalah

(7)

a. Bagaimana rasa tanggung jawab setiap individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU?

b. Apa saja faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa tanggung jawab dari diri setiap individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui rasa tanggung jawab seseorang dari kepribadian individunya terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa tanggung jawab dari diri setiap individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini merupakan salah satu tugas mandiri untuk menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika, fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. b. Penelitian ini sebagai bahan masukan kepada setiap individu agar lebih

(8)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan ataupun hasil belajar sebelumnya.

Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan, “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).”5

Menurut Gagne dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa, “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”6

Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang terbentuk melalui proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin ilmu akan muncul apabila seorang siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran yang sedang ditempuhnya.

(9)

Belajar menurut psikologi Gestalt terjadi jika ada pengertian (insight). Pengertian atau insight ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut-pautnya; dimengerti maknanya.7

Dengan singkatnya belajar dapat diterangkan sebagai berikut: Pertama dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting. Dengan belajar dapat memahami/ mengerti hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.8

Sedangkan berdasarkan teori systematic Behavior yang dikemukakan oleh Clark C. Hull menyatakan bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu.9

Sehingga efisiensi belajar itu sendiri tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar it oleh respon-respon yang dibuat individu itu. Jadi, prinsip yang utama adalah suatu kebutuhan atau motif harus ada pada seseorang sebelum belajar itu terjadi; dan bahwa apa yang dipelajari itu harus diamati oleh orang yang belajar sebagai sesuatu yang dapat mengurangi kekuatan kebutuhannya atau memuaskan kebutuhannya.

Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik (siswa) dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku

(10)

tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Dari berbagai pengertian diatas dapat diketahui bahwa siswa merupakan komponen inti dari pembelajaran, maka siswa harus memiliki rasa tanggung jawab sehingga akan muncul sifat disiplin belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin belajar yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh siswa dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.

Di dalam proses pembelajaran, siswa melakukan beberapa aktifitas dalam rangka menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar yang berkewajiban belajar dan menuntut ilmu. Aktifitas-aktifas yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya: menggambarkan, membuat grafik, peta dan diagram.

5. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun dan beternak. 6. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 7. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.10

(11)

Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.11

Untuk menentukan apakah suatu proses pembelajaran telah berhasil atau tidak, ataupun sudah seberapa jauhkah proses pembelajaran itu sendiri tergantung oleh berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut adalah:

1. Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut dengan faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain; faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.12

B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran

Setiap manusia harus mempunyai rasa tanggung jawab, dimana rasa tanggung jawab itu harus disesuaikan dengan apa yang telah kita lakukan. Menurutk KBBI tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa setiap manusia dibebani dengan tangung jawab.13

Tanggung jawab siswa menurut Soedijarto adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan hakekat tanggung 11 Ibid. h. 96

(12)

jawab dalam proses pembelajaran adalah menerima apa yang diwajibkan dan melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Atau dengan istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber daya untuk mengusahakan perubahan yang positif atau melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh integritasnya.

Tanggung jawab yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan nilai dan segala sesuatu yang berguna, dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hal ini juga berkaitan dengan norma termasuk moral yang meliputi segala perilaku yang baik untuk dilakukan dan yang tidak baik untuk dilakukan. Adapun norma adalah aturan, ukuran, pokok kaidah, kadar, patokan yang dijadikan panutan bagi tingkah laku manusia guna menjamin keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan.

Perlu menjadi perhatian utama, adalah bagaimana membentuk pola pikir anak agar pada suatu saatnya nanti mampu memiliki integritas atau tanggung jawab baik itu secara pribadi maupun dalam kehidupan kolektif, sebagaimana hal itu tercantum dalam definisi di atas. Dengan kata lain, tanggung jawab yang dimaksudkan disini adalah suatu investasi yang tak ternilai harganya, yang ditanamkan pada seorang anak demi masa depannya kelak. Dan penanaman tanggung jawab itu sendiri hanya dapat tercapai jika dijalani lewat proses pendidikan. Pendidikan disini bukanlah pendidikan sebagaimana pandangan konvensional yang mengatakan bahwa mendidik adalah urusan sekolah (institusi). Akan tetapi pendidikan yang saya maksudkan adalah pendidikan yang sebenar-benar pendidikan, yaitu pendidikan yang dilalui sepanjang hayat, yang dilakukan oleh orang tua semenjak kehadiran anak didunia, melalui transmisi kasih sayang, kepedulian, kepercayaan, empati dan kesinambungan serta pengarahan secara spiritual.

(13)

yang patut diterapkan didalam memaknai dan mengimplementasikan bagaimana menanamkan tanggung jawab sekaligus bagaimana membuat model tanggung jawab itu sendiri bagi anak.

Ketika seorang anak telah memiliki rasa tanggung jawab serta mengerti pentingnya tanggung jawab untuk belajar, maka akan terasa mudah apabila menjalankan proses pembelajaran itu sendiri. Belajar bukan menjadi beban bagi mereka lagi, tetapi akan menjandi kebiasaan yang menyenangkan.

Benyamin Bloom mengemukakan sebuah teori Taksonomi, yang menyatakan bahwa tanggung jawab siswa mempunyai ranah yang berorientasi pada kemampuan untuk mengungkapkan makna dan arti dari bahan yang dipelajari siswa. Ranah tersebut meliputi;

1. Kognitif, yang termasuk ranah kognitif meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, sintesis dan evaluasi.

2. Afektif, yang termasuk ranah afektif meliputi aspek psikologis untuk menerima, menanggapi, menghargai dan membentuk pribadi.

3. Psikomotorik, yang termasuk ranah psikomotorik meliputi gerak dan tindakan.

Pembentukan nilai tanggung jawab tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah. Oleh sebab itu belajar adalah sesuatu yang harus dialami siswa agar memiliki apresiasi nilai tanggung jawab yang tinggi. Hidup bersama dan bermasyarakat merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan manusia. Ketergantungan manusia terhadap manusia lain menyebabkan manusia mengadakan hubungan kerjasama dengan manusia yang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

(14)

penjelasan S. Nasution bahwa: “Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan anak didik, pendidikan berkaitan dengan trasmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses mengajar serta belajar oleh masyarakat.”

C. Peserta Didik

Menurut para psikoanalis beranggapan bahwa manusai pada hakikatnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang memang sejak semula sudah ada pada diri individu. Sedangkan tokoh salah satu tokoh humanistik, Rogers berpendapat bahwa manusia memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan postitif. Oleh karena itu manusia selalu berkembang dan berubah untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan sempurna.14

Untuk menjadi lebih maju dan sempurna manusia akan menjadi anggota masyarakat yang dapat bertingkah laku secara memuaskan. Sehingga keadaan ini akan muncul rasa tanggung jawab dalam diri setiap individu.

Dari pandangan di atas mengenai hakikat manusia, apabila dianalisis secara mendalam dapat membantu upaya pemahaman terhadap diri anak didik. Hakikat peserta didik adalah manusia dengan segala dimensinya seperti diuraikan dalam pandangan di atas. Manusia adalah sentral dalam setiap aktivitas. Oleh karena itu, maka dalam proses pembelajaran manusia menjadi subjek belajar.

Sehingga didapatkan bahwa peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sebabnya peserta didiklah yang menjadi pokok permasalahan dan sebagai tumpuan perhatian.15 Peserta didik merupakan komponen inti dari pembelajaran,

maka peserta didik harus memiliki rasa tanggung jawab sehingga akan muncul sifat disiplin belajar yang tinggi. Peserta didik yang memiliki rasa tanggung jawab

(15)

dan disiplin belajar yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh peserta didik dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.

D. Kepribadian

Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku. Bidang kepribadian mencakup tiga fokus (isu) yaitu universal manusia, perbedaan individual dan keunikan individual. Definisi ini mengisyaratkan bahwa kita membahas pola konsistensi perilaku dan kualitas dalam diri seseorang, yang berbeda dengan misalnya kualitas lingkungan yang memengaruhi kepribadian seseorang. Hal-hal yang menarik bagi kita antara lain pemikiran, perasaan dan perilaku nyata orang-orang. 16

Kepribadian sering dideskripsikan sebagai sifat seseorang. Setiap manusia akan memiliki sifat-sifat tertentu yang ada karena kepribadiannya. Dengan demikian sifat membentuk konsep yang digunakan orang awam untuk mendeskripsikan seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.17

Ditinjau dari segi psikologis, sebenarnya peserta didik adalah pribadi yang sedang berkembang menuju ke masa kedewasaannya. Proses perkembangan itu jelas dipengaruhi berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar. Perkembangan dapat berhasil dengan baik jika kedua faktor tersebut saling melengkapi. Untuk mencapai perkembangan yang baik dan optimal harus ada

16 Laurence A. Pervin dan Daniel Cervone, Oliver P. John, Psikologi Kepribadian Teori &

Penelitian. Jakarta, 2012, h. 6-7

(16)

asuhan yang terarah. Asuhan yang terarah dalam proses perkembangan dengan melalui proses belajar sering disebut dengan pengajaran. 18

Sebagaimana telah diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh seorang peserta didik, akan termanifestasi dalam kepribadiannya. Dikatakan demikian karena melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya melalui proses belajar akan menghasilkan perubahan sikap dan perilaku individu dari peserta didik tersebut.19 Kepribadian juga bisa mempengaruhi cara belajar seseorang. Misalnya

jika individu memiliki kepribadian yang baik serta sudah tertanam nilai-nilai dan pentingnya belajar, maka di dalam diri individu itu akan muncul sebuah rasa tanggung jawab untuk belajar sehingga akan mampu mencapai tujuan dari suatu pembelajaran. Namun, jika kepribadian seseorang buruk, belum tertanam nilai-nilai positif, maka akan sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

E. Motivasi

Kata motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Sehingga motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan (mendesak).

Menurut Dc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energy manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

(17)

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa-rasa (feeling), afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.20

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Pada faktanya, semua individu itu memiliki motivasi untuk berprestasi (Achievement Motivation) dan berdasarkan teori Kepribadian Henry Murray, ada 20 jenis kebutuhan yang salah satunya adalah need achievement yaitu kebutuhan untuk dapat mencapai sesuatu yang sulit, menguasai, memanipulasi, atau mengatur objek fisik, orang lain, atau ide yang dimiliki, dapat melakukan sesuatu dengan cepat dan mandiri serta dapat mengatasi hambatan dan menetapkan standar yang tinggi, berani berkompetisi dengan orang lain, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan bakat dan kemampuan. Artinya, setiap manusia memiliki kebutuhan mendapatkan prestasi; memecahkan masalah; mengerjakan tugas secepat dan sebaik mungkin. Namun kuantitas motivasi dan need itu berbeda-beda pada setiap orang. 21

Karena motivasi dapat dirangsang dari faktor luar, itu berarti motivasi akan timbul dari orang-orang di sekitar misalnya para tetangga, saudara yang 20 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 73-74

21 http://10075arss.blogspot.com/2011/05/tugas-mini-proyek_18.html, diunduh pada tanggal 24

(18)

memiliki hubungan dekat dengan anak, teman-teman sebaya baik teman bermain maupun teman di sekolah. 22Jika seorang anak telah menyadari kegunaan dari

belajar dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran, maka dalam dri anak itu akan muncul rasa bertanggung jawab akan belajar yang merupakan kewajibannya. Dan apabila rasa tanggung jawab telah tercipta pastinya anak tersebut akan belajar dengan sungguh-sungguh dan memperoleh hasil yang cemerlang.

Dalam proses pembelajaran, motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Matematika semester 5A. Sedangkan objek penelitiannya adalah rasa tanggung jawab dari kepribadian individu dalam proses pembelajaran di Jurusan Pendidikan Matematika semester 5A.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.23 Sedangkan menurut

pendapat lain populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.24

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. 25 Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel bagian dari populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Matematika semester 5A UIN SUSKA RIAU dengan jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang mahasiswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak ada. Karena peneliti menggunakan seluruh populasi yang ada.

23 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,1993, h.115

24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta,2012, h.117

(20)

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner atau angket dan meminta seluruh mahasiswa semester 5A untuk mengisi angket tersebut. Teknik kuesioner atau angket dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh rasa tanggung jawab dari kepribadian individu dalam proses pembelajaran di Jurusan Pendidikan Matematika semester 5A.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.26

Tabel Skor Alternatif Jawaban Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif(- )

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang-Kadang 2 Kadang-Kadang 3

Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.27

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga

26Ibid. h.197

(21)

responden hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia. Instrumen digunakan untuk mengukur variabel pengaruh rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan Matematika. Instrumen ini menggunakan skala likert yang memiliki jawaban dengan gradasi dari Selalu (SL), Sering (SR), Kadangkadang (KD), dan Tidak pernah (TP) Arikunto, 2002:180). Tipe jawaban yang digunakan adalah bentuk check list (√).

F. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, koleksi data (data collection) yaitu mengumpulkan data melalui kuesioner atau angket. Untuk hal tersebut penulis menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang tersirat bukan tersurat. Kedua, mereduksi data (data reduction) yaitu mencatat atau mengetik kembali dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Laporan lapangan yang direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, diberi susunan yang lebih sistematis supaya mudah dikendalikan. Ketiga, mendisplay data (data display) yaitu upaya untuk melihat gambaran secara keseluruhan. Keempat, menverifikasi data (data verification) yaitu upaya mencari makna data yang dikumpulkan melalui penafsiran dan mengklasifikasi data yang telah terkumpul untuk kemudian dilakukan deskripsi secara objektif dan sistematis.28

Untuk menganalisis data dari hasil penelitian angket, maka dirumuskan sebagai berikut:

N

=

S

S

M

×100

%

Keterangan:

(22)

N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan S = Skor mentah yang diharapkan

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

Kriteria Umum Kualifikasi Kreatif Matematik Siswa

No. Tingkat Penguasaan Predikat

1 80% - 100% Tinggi

2 60% - 79% Sedang

(23)

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pendidikan Matematika merupakan salah satu jurusan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Jurusan ini memiliki akreditas A. Untuk semester 5 terdapat 4 jumlah lokal. Dan lokal 5A terdiri dari 30 orang mahasiswa.

B. Penyajian Data

Pada bab ini merupakan penyajian data yang diperoleh dari lapangan, untuk mendapatkan data tentang rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan Matematika, maka penulis menggunakan teknik kuesioner atau angket. Kisi-kisi angket dibuat untuk mengaitkan setiap soal dengan dengan aspek- aspek kepribadian individu yang akan dilihat bagaimana rasa tanggung jawab yang dimiliki individu tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket akan dilihat di lampiran. Dalam proses penelitian ini, peneliti

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua keperluan dalam penelitian, yaitu merencanakan waktu penelitian yang tepat dengan pihak yang akan diteliti. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan angket untuk dibagikan kepada responden.

2. Tahap Pelaksanaan

(24)

C. Analisis Data

(25)

30

Sehingga untuk mengetahui rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran, maka data akan diolah dengan rumus:

N

=

S

S

M

×100

%

Keterangan:

N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan S = Skor mentah yang diharapkan

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan yaitu 60

(26)

24 31 51,67% Rendah

25 32 53,33% Rendah

26 36 60% Sedang

27 36 60% Sedang

28 37 61,67% Sedang

29 34 56,67% Rendah

(27)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta telah dianalisis data-data yang ada, maka dalam penelitian ini dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Ada pengaruh dari rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan Matematika. Ketika seorang anak telah memiliki rasa tanggung jawab serta mengerti pentingnya tanggung jawab untuk belajar, maka akan terasa mudah apabila menjalankan proses pembelajaran itu sendiri. Belajar bukan menjadi beban bagi mereka lagi, tetapi akan menjandi kebiasaan yang menyenangkan. 2. Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada

diri individu adalah dengan memberikan dorongan atau motivasi dari orang-orang sekitar yang terdekat.

B. Saran

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Hellen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta: Ciputat Pers

Pervin, A. Laurence, dkk. 2010. Psikologi Kepribadian Teori & Penelitian. Jakarta: Kencana

Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta

Syaodih Nana, Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Wahjosumidyo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.

(29)

LAMPIRAN

KUESIONER (ANGKET)

Nama :

Semester :

Jurusan :

Petunjuk:

Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian isilah kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat kamu dengan memberi tanda ceklis (√) pada pilihan yaitu:

SL : Selalu SR : Sering

KD : Kadang-Kadang TP : Tidak Pernah

Rasa Tanggung Jawab dari Kepribadian Individu

PERNYATAAN JAWABAN

Saya selalu bersemangat datang ke kampus setiap hari. Saya menyadari kewajiban saya datang ke kampus

untuk belajar

Saya berusaha untuk duduk di kursi depan agar dapat lebih memahami materi dari dosen.

Saya sering merasa ingin bolos pada jam masuk. Saya semangat datang ke kampus dengan harapan

bahwa teman saya memiliki cerita baru yang bisa dibahas bersama.

Saya selalu teringat orangtua jika ingin ke kampus. Saya merasa dirugikan jika dosen terlambat masuk ke

kelas.

Saya selalu datang lebih awal dari jadwal karena khawatir akan terlambat.

(30)

diberikan dosen.

Saya selalu bertanya dengan teman (yang mengerti) apabila mendapatkan kesulitan.

Saya merasa menyesal jika pulang ke rumah tanpa membawa ilmu yang telah dipelajari di kampus.

Saya berusaha dengan maksimal agar paham dengan penyampaian dosen.

Saya selalu mengabaikan pendapat/ide yang disampaikan oleh teman

Saya selalu mengantuk ketika dosen menyampaikan meteri.

Saya senang bercerita dengan teman ketika proses pembelajaran.

TERIMA KASIH

Gambar

Tabel Skor Alternatif Jawaban

Referensi

Dokumen terkait

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TENTANG PENGENALAN IKAN INDONESIA YANG DI LINDUNGI MELALUI MEDIA PERMAINAN ANAK USIA 6-9 TAHUN.. Nama :

(persero) Cabang Pekanbaru Kota tidak melakukan upaya apapun dalam hal tidak dilakukannya roya atau pencoretan terhadap jaminan fidusia, karena pada saat nasabah

Sependapat dengan Daryanto (2013; 92) Beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif, yaitu dikaitkan dengan tujuan dan criteria

Ketua Jabatan

BAB V : KAJIAN ELEMEN PERANCANGAN KOTA SEBAGAI PEMBENTUK CITRA KAWASAN ISTANA MAIMOON DAN MESJID RAYA. Bagian analisis merupakan proses kajian elemen

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga kebutuhan utama yang harus dipenuhi suatu daerah untuk menjadi tujuan wisata, yakni atraksi atau obyek yang menarik,

There was interaction between the duration of time grilling with kind of fuel to an internal temperature, cooking loss, water holding capacity, and sensory quality of sate.

Ketika Kelas B dideklarasikan sebagai subkelas dari Kelas A, maka Dengan sendirinya Kelas B mewariskan semua atribut atau method yang dimiliki oleh Kelas A. Namun, Kelas