PRODUKSI BENIH DI LAPANG LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
Disusun sebagai persyaratan menyelesaikan praktikum Dan mengikuti Ujian Akhir Praktikum Produksi Benih
Disusun oleh: Kelas VII A Kelompok 3
1. Ahmad Khanif (NIM.201410200311023) 2. Arzaka Bagus Maulana (NIM.201410200311075)
LABORATORIUM AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas kemudahan yang diberikan dalam penyelesaian laporan ini. Shalawat dan salam senantiasa terucap kepada junjungan mulia, Rasulullah Muhammad saw.
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan praktikum Produksi Benih yang telah dilaksanakan. Adapun bab yang dimuat dalam laporan ini yaitu Produksi Benih di Lapang.
Dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan, penulis hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Harun Rasyid, MP selaku dosen pengampu mata kuliah Produksi Benih dan Dr. Ir. Muhidin, M.Si selaku kepala Lab Agronomi.
2. Saefurrohman, SP selaku asisten praktikum Produksi Benih atas bimbingannya selama pelaksanaan praktikum.
3. Rekan-rekan praktikan Agro VII A atas bantuan dan kerjasamanya.
Akhir kata kami berharap sumbangsih dari berbagai pihak atas kritik dan sarannya bilamana terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini. Karena laporan ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan masukan dari berbagai pihak.
Malang, 19 Desember 2017
ii
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN…...9
4.1 HASIL...9
4.2 PEMBAHASAN...11
V. KESIMPULAN DAN SARAN…...14
5.1 KESIMPULAN...14
5.2 SARAN...14
DAFTAR PUSTAKA…...15
LAMPIRAN…...16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
1. 2. 3. 4.
Grafik tinggi Tanaman Tomat Grafik jumlah daun Tomat Grafik jumlah cabang Tomat
Grafik kegiatan roguing di lahan
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Teks Halaman
1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) termasuk jenis tanaman perdu semusim. Berbatang lemah dan basah, berbentuk segi empat sampai bulat berwarna hijau dan diliputi oleh bulu-bulu yang halus. Cabang terbentuk pada ketiak daun. Daunnya berbentuk segitiga, bercelah menyirip yang tidak duduk pada penumpu (stipellae) jumlah daunnya ganjil antara 5 sampai 7 helai. Bunganya berwarna kuning, tersusun oleh 5 kelopak berwarna hijau dan dua mahkota berwarna kuning. buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua, berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu.
Buah Tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Apabila dilihat dari rata- rata produksinya, ternyata tomat di Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha jika dibandingkan dengan negara-negara Taiwan, Saudi Arabia dan India yang berturut-turut 21 ton/ha, 13,4 ton/ha dan 9,5 ton/ha. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama atau penyakit yang kurang efisien, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
Produksi Tomat di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, serta konsumsi per kapita juga cenderung meningkat. Permintaan Tomat yang meningkat diiringi dengan meningkatnya benih Tomat. Ketersediaan benih Tomat ditunjang dengan kegiatan produksi benih.
2
deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi, selain hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
Berdasarkan argumentasi diatas maka perlu dilakukan praktikum simulasi budidaya untuk tujuan produksi benih, agar produksi kacang panjang ke depan dapat ditingkatkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara melakukan budidaya Tomat untuk tujuan produksi benih ? 2. Bagaimana pertumbuhan tanaman yang ditujukan untuk produksi benih ? 3. Bagaimana cara melakukan roguing di lahan produksi benih ?
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah :
3
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tomat
Klasifikasi tanaman tomat menurut (Cahyono,2008) Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (tanaman berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan berbiji belah dan berkeping dua) Ordo : Solanales (Tubiflorae)
Famili : Solanaceae Genus : Lycopersicon
Spesies : Lycopersicon esculentum Mill atau Solanum lycopersicum L 2.2 Budidaya Tanaman Tomat
Tanaman tomat jenis hibrida dapat diusahakan disegala jenis tanah, yaitu tanah andosol, regosol, latosol dan grumosol. Kondisi tanah yang paling cocok untuk tanaman ini adalah lempung berpasir yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk pertumbuhan tomat adalah (5,5-7,0) tanah yang banyak mengandung bahan organik dengan kelembaban cukup akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman (Cahyono, 1998)..
Tomat merupakan tanaman sayuran yang sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam, tetapi belum diketahui dengan pasti kapan awal penyebarannya. Jika ditinjau dari sejarahnya, tanaman tomat berasal dari Amerika, yaitu daerah Andean yang merupakan bagian dari negara Bolivia, Cili, Kolombia, Ekuador, dan Peru. Semula di negara asalnya, tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, tomat mulai ditanam, baik di lapangan maupun di pekarangan rumah, sebagai tanaman yang dibudidayakan atau tanaman yang dikonsumsi (Purwati dan Khairunisa, 2007).
2.3 Roguing
4
tanaman varietas lain dalam satu spesies dan tanaman tipe simpang (off-type). Tanaman - tanaman ini disebut sebagai Rogues yang tidak dapat diterima kehadirannya di areal usaha produksi benih karena benihnya akan mengotori produk benih yang akan dipanen karena ukuran dan bentuknya sangat mirip sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikenali. Adapun tujuan dari dilakukannya
Rouging dalam produksi benih adalah untuk menjaga kemurnian varietas yang
dibudidayakan.
2.3.1 Tanaman Tipe Simpang (Off type)
Tanaman tipe simpang adalah tanaman yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari tanaman pokok yang sedang diproduksi. Kehadiran tanaman tipe simpang ini merupakan sumber yang sangat berperan dalam kontaminasi genetic karena kehadiran mereka yang secara terus menerus akan menurunkan kemurnian genetik dari varietas yang diproduksi. Kehadiran tanaman tipe simpang tersebut dapat diakibatkan beberapa factor berikut ini: adanya perubahan sifat genetik, Adanya tanaman volunteer atau tipe simpang, terjadinya penyerbukan yang tidak dikehendaki saat benih diproduksi dan tercampur dengan benih lain saat processing. Oleh karena itu, pemeriksaan lapangan hendaknya dilakukan pada fase yang tepat yaitu pada saat pembungaan penuh dimana pada saat itu sifat-sifat tanaman ditampilkan secara penuh.
Pengenalan tipe simpang tergantung pada ketegasan dan besarnya perbedaan yang tampak pada tipe simpang dengan pada varietas yang diproduksi, perbedaan yang terlalu kecil sulit dikenali dalam kondisi lapang. Perbedaan yang mudah dikenali adalah warna bunga, warna daun, bentuk buah, dan panjang bulu. Sedangkan perbedaan dalam tinggi dapat mudah dikenali dan dapat pula sulit dikenali. Tipe simpang yang tinggi yang berada diantara kultivar pendek sangat mudah dilihat tetapi tipe simpang yang pendek yang berada diantara kultivar tinggi sangat sulit untuk dapat dilihat(Sutopo, 1990).
2.3.2 Pelaksanaan Roguing
Rouging dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang
5
dalam melakukan rouging adalah pada fase pertanaman berbunga penuh karena pada fase ini sifat-sifat tanaman hampir ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-perbedaan warna pada bunga akan tampak nyata. Namun, untuk tanaman menyerbuk silang senaiknya Rouging dilakukan pada fase lebih awal yaitu sebelum pembungaan penuh atau pada saat pembungaan tetapi sebelum serbuk sari matang dan belum dilepaskan oleh faktor penyerbuk.( pitojo Setijo. 2005.)
2..3.3 Teknik Pelaksanaan Roguing
Roguing merupakan pemeriksaan dan pembuangan tanaman-tanaman yang
memiliki ciri berbeda yang dilakukan di lahan produksi benih dengan tujuan untuk menjaga kemurnian varietas yang diproduksi. Roguing dilaksanakan terhadap tanaman spesies lain, tanaman varietas lain, tanaman tipe simpang, dan gulma berbahaya dengan tujuan menjaga kemurnian benih sehingga persyaratan benih dapat terpenuhi (Mugnisyah, 1995).
Dalam produksi benih bersertifikat, roguing diikuti dengan pemeriksaan lapangan oleh petugas sertifikasi benih. Pemerikasaan lapangan tersebut dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan dalam membedakan tanaman-tanaman yang mempunyai ciri yang berbeda dengan tanaman yang sedang diproduksi. Menurut Setiawan, (1995) hal-hal yang perlu diketahui oleh petugas roguing atau memeriksa lapangan
a. Karakteristik atau deskripsi varietas tanaman yang sedang diproduksi. b. Karakteristik tanaman tipe simpang.
c. Ketidaknormalan tanaman termasuk stress nutrisi, suhu dan kelembaban tanah.
d. Gulma berbahaya yang lazim tumbuh. e. Tanaman lain yang sering ditemukan.
f. Pengambilan contoh dan cara perhitungan yang berlaku untuk memenuhi persyaratan sertifikasi.
Adapaun cara melakukan roguing adalah sebagai berikut: a. Mengenali deskripsi kultivar yang diproduksi dengan teliti. b. Membawa kantung untuk tempat Rogues.
6
d. Berjalan diantara barisan tanaman secara sistematis.
e. Mengamati tanaman secara teliti dengan jarak pandang selebar 2 meter. f. Cara berjalan lebih baik membelakangi sinar matahari.
g. Roguing dilakukan sebelum matahari bersinar terik.
h. Bila ditemukan Rogues, maka seluruh bagian Rogues yang dicabut dicatat. i. Jumlah dan tipe tanaman Rogues dicabut dan dicatat.
j. Tanaman rogues yang telah dicanut dibuang dan dibakar.
k. Gulma yang terinfeksi penyakit dicabut, ditampung di ember atau kantung plastik dan dibakar.
7
III. METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Oktober sampai 9 Desember 2017 di Laboraturium Terpadu dan Lahan Percobaan Universitas Muhammadiyah Malang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: Cangkul, Gembor, Peralatan Tulis, dan alat dokuentasi. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Tomat (Solanum hypersicum L.), Air, Pupuk kandang, NPK Urea TSP-36, dan Pestisida,
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Kerja Budidya Tanaman 1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan persemaiaan benih pada tray/pot.
3. Meakukan pengolahan tanah dengan cara di cangkul dan membuat gundukan atau bedengan dengan ketinggia 20 cm.
4. Melakukan penanaman bibit tomat kelahan yang telah diolah sebelumnya. 5. Melakukan pemeliharaan tanaman seperti penyulaman, penyiraman ,
pemupukan, pengendalian hama, rouging. 3.3.2 Cara Kerja Pengamatan
1. Melakukan pengamatan setiap minggu dan mencatat hasilnya 2. Mengamati spesies lain pada area budidaya
3. Membuat analisis hasil pengamatan
4. Menyusun laporan hasil pengamatan
3.3.3 Cara Kerja Rouging
Adapun metode kerja yang dilakukan pada rouging sebagai berikut: 1. Mengenali deskripsi kultivar yang diproduksi dengan teliti.
2. Membawa kantung untuk tempat rogue.
8
9
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
4.1.1 Simulasi Budidaya untuk Produksi Benih
Simulasi budidaya dilakukan di lahan pertanian FPP dilaksanakan pada tanggal 12 oktober 2017 – 9 desember 2017. Luas areal yang digunakan berukuran 1 x 1 meter dengan 9 lubang tanam. Kegitan budidaya yang diakukan adalah pada saat awal menyemai benih tomat hingga tumbuh, setelah berumur 25 hari benih tomat siap pindah tanam di lapang. pada saat penanaman jarak tanman yang digunakan 20 x20 cm, total benih tomat yang ditanam berjumlah 9. Setelah pindah tanman ke lahan melakukan perawatan seperti pemupukan tanman tomat dengan pupuk NPK, agar tanman dapat tumbuh optimal.
Pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus menerus sampai sebelum panen dilakukan rouging. tujuan dilakuan rouging untuk menjaga kemurnian benih dari volunter lain. Waktu terbaik dalam melakukan roguing adalah pada fase pertanaman berbunga penuh karena pada fase ini sifat-sifat tanaman hampir ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-perbedaan warna pada bunga akan tampak nyata..
10
Gambar 2. Grafik jumlah daun tanaman tomat
Gambar 3. Grafik jumlah cabang tomat
Ju
m
la
h
11
4.1.3 Kegiatan Roguing di Lahan
Gambar 4. Hasil kegiatan roguing di lahan selama 6 minggu 4.2Pembahasan
4.2.1 Simulasi Budidaya
Pada praktikum produksi benih Tomat dilapang kegiatan yang dilakukan tahap awal adalah pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dengan cara dilakukan dengan cangkul atau bajak, dengan kedalaman 25 – 30 cm dengan menggunakan tenaga kerja manusia. Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berlangsung dengan baik. Setelah mengolah tanah melakukan persemaian
Pada tanggal 3 November 2017 dilakukan pemupukan. Pupuk memiliki peranan suplai unsur hara untuk tanaman menunjukkan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas Tomat, jenis pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan pupuk Urea.
Pengendalian gulma dilakukan setiap 1 minggu sekali, dalam usaha pengendalian gulma yang efektif pada tanaman tomat, yaitu penerapan sistem penyiangan secara manual atau mencabut langsung gulma.
12
kualitas maupun kuantitas tomat itu sendiri. Pengendalian hama dan penyakit bisa mengunkan pestisida baik organik maupun anorganik.
Rouguing ini dilakukan baik pada tanaman jantan maupun betina, berfungsi
untuk menjaga kemurnian induk sebagai penghasil benih, dan dilakukan dengan kontrol setiap minggu.
4.2.2 Pertumbuhan TanamanTomat
Praktikum untuk mutu benih produksi lapang pada tanaman Tomat ini dilakukan selama 6 minggu dan mulai diamati mulai minggu ke 1, pada pengamatan yang tertuang pada grafik 1 dan 2 di atas dapat ditarik pembahasan bahwasannya ada keterkaitan antara jumlah daun dan tinggi tanaman. Pada sampel 1 tanaman Tomat pada grafik 1 Tinngi tanaman Tomat naik cukup drastis pada minggu ke 5 – minggu ke 6. Hal ini di ikuti oleh jumlah daun sampel 1 pada grafik 2 jumlah daun meningkat pada minggu ke 5 – minggu ke 6. Hal berarti adanya keterkaitan antara dua parameter tersebut. Jumlah daun dapat mempegaruhi tinggi tanaman karena semakin banyak daun pada suatu tanaman maka Fotosintes juga semakin banyak dan energi yang dihasilkan melimpah, hal ini berakibat positif terhadap petumbuhan vegetatif tanaman Tomat. Selain banyaknya daun, proses pupuk susulan NPK juga berperan penting pada proses fotosintesis karena Nitrogen adalah bagisan inti klorofil yang dapat memperlancar proses penghasil energi yang akan di manfaatkan oleh bagian tanaman lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Surtinah (2007) bahwa pupuk dengan kandungan Nitrogen dan kandungan unsur hara makro dan mikro dapat mempercepar pertumbuhan vegetatif tanaman Tomat. Hal ini diperkuat oleh Lingga (2000) bahwa unsur N yang dikandung oleh kedua pupuk tersebut berfungsi dalam menyususn klorofil dan pertumbuhan vegetatif terutama daun, sehingga membantu proses fotosintesis, selain itu juga untuk membentuk asam nukleat.
4.2.3 Roguing
13
tanaman Tomat dan tanaman varietas lain (tipe simpang) yang tidak di kehendaki kehadirannya. Dari data grafik batang diatas pada saat kita melakukan produksi benih Tomat di lahan ditemukan beberapa gulma yakni Suket Teki, Tapak Lima, Krinyuh dan juga ditemukan tanaman tipe simpang/verietas lain yakni Bayam Duri. Tanaman tipe simpang bayam duri banyak ditemukan pada minggu terakhir produksi, hal ini mungkin karena tidak tepatnya Rouging yang dilakukan.
Rouging yang baik yakni pada saat masa vegetatif dilakukan pengecekan
14
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Teknik produksi benih di lapang memiliki tahapan yang harus dilakukan antara lain pengolahan tanah, pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit serta rouging agar didapat hasil yang maksimal.
2. Produksi benih Tomat di lapang pada parameter jumlah daun, tinggi tanaman dan pemupukan saling berkait dalam hal proses hidup tanaman Tomat baik pada massa vegetatif dan generatif.
3. Proses simulasi rouging pada produksi benih tomat di lahan praktikum ditemukan beberapa gulma dan tanaman tipe samping pada lahan tersebut dan dilakukan pencabutan dengan menggunakan tangan untuk membuangnya. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tanaman tomat bila tidak dilakukan secara rutin.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini agar kedepan lebih baik lagi : 1. Fasilitas untuk simulasi budidaya diperbanyak.
15
DAFTAR PUSTAKA
Djuriah, Diny. 2017. Produksi Benih Tomat (Lycopersicum Esculentum). Kelompok Peneliti Pemuliaan Dan Plasma Nutfah Balai Penelitian
Tanaman Sayuran. No. 017 Agustus 2017
Dwijoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Harjadi, S, 1996. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.
Harjowigeno, 1987. Ilmu Tanah. PT Milton Putra. Jakarta.
Kerta Saputra dan M. suteja. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. Reneka Cipta. Jakarta
Lingga, P, 2001. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Mugnisyah, WQ dan Aseo Setiawan. 1995. “Pengantar Produksi Benih. Raja Gravindo Persada. Jakarta.
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta Rachmat, S. dan Geraad Grubben. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran
Rendah. Prosea Indonesia dan Balai Penelitian Hortikultura. Universitas
Gadja Mada. Hal, 102-104.
Reijntjes, C, B. Haverkorb, A. Waters-Bayers. 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta. Hal, 44-45.
Rukmana, R. 1994. Budidaya tanaman sayur. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Pitojo Setijo. 2005. Benih Tomat. Kanisius : Yogyakarta
Sariyanto 2004. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Atonik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum Escuentum
Mill). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.
32 hal.
Soenaryono, H. 1989. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting
diIndonesia. Sinar Baru. Bandung
Surtinah. 2007. Kajian Tentang Hubungan Pertumbuhan Vegetatif Dengan
Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum, Mill ). Jurnal Ilmiah
Pertanian Vol. 4 No.1 Agustus 2007.
16 LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
Gambar 1. Benih Tomat Gambar 2.pupuk
Gambar 3. Menyemai benih tomat Gambar 4 menyiapkan lahan