LAPORAN PRAKTIKUM PEMATAHAN DORMANSI DAN PERKECAMBAHAN BENIH PADI
OLEH: ANDI IMRAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pentingnya perkecambahan dalam suatu kegiatan budidaya/usahatani tidak dapat dielakkan dan dipungkiri, tanpa perkecambahan bagaimana mungkin tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Kemampuan benih untuk melakukan perkecambahan juga sangat menentukan bagi pengukuran standar minimum sebagai dasar dari kalsifikasi atau penuntun pengukuran untuk menentukan tinggi rendahnya mutu suatu benih. Kepentingan dalam melakukan uji daya kecambah dan kekuatan tumbuh kecambah ini pada akhirnya kan selalu bermuara untuk memenuhi perkemabangan bidang teknologi benih yang berorientasi pada pencarian varietas unggul. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Latunra, dkk., 2009).
BAB II
TUJUAN DAN KEGUNAAN
TUJUAN
Tijuan dari praktikum ini adalah :
Mengetahui cara Mematahkan dormansi benih padi dengan perlakuan kimia
Mengetahui cara Mematahkan dormansi benih padi dengan cara di lukai
Mematahkan dormansi benih padi dengan cara alami Mengetahui proses perkecambahan benih padi
MANFAAT
Manfaat dari praktikum ini adalah:
Siswa dapat mengetahui cara mematahkan dormandi dengan perlakuan kimia
Siswa dapat mengetahui mematahkan dormansi dengan cara di lukai
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang dilengkapi dengan organisasi yang teratur rapi dan memiliki cadangan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya diproduksi dengan teknik-teknik tertentu sehingga memenuhi persyaratan sebagai bahan perbanyakan tanaman.Secara fungsional benih memilki perbedaan dengan biji.Biji digunakan sebagai bahan makanan sedangkan benih digunakan sebagai alat perbanyakan generatif. (Mugnisyahdan Setiawan, 1991)
Kingdom Plantae mempunyai dua kelas tumbuhan berbiji, yaitu
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka).Angiospermae terdiri dari dua subkelas yaitu monokotil dan dikotil yang masing-masing memiliki perbedaan pada struktur dan morfologi
benih.Pengetahuan tentang struktur benih masing-masing subkelas tanaman tersebutakan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur tersebut.Biji tanaman dikotil seperti kacang-kacangan, apabila terbelah menjadi dua, akan didapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula,kotiledon dan embrio. Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, seperti jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.(Pratiwi, 2007)
Benih mengandung tanaman mini yang dilengkapi struktur dan bagian-bagian yang sesuai dengan peranannya sebagai unit penyebaran atau
Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman. Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sadjad, 1975).
Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang
mencakupsejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi, misalnyadaya berkecambah, viabilitas, vigor dan daya simpan (Sadjad,
1993).Mugnisyahdan Setiawan (1991) menyatakan bahwa benih bermutu tinggi adalah benih yangmurni genetis, dapat berkecambah, vigor tidak rusak, bebas dari kontaminan dan penyakit, berukuran tepat, cukup dirawat, dan secara keseluruhan berpenampilan baik.
Mutu benih mencakup mutu fisik, fisiologis dan genetis, serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur dari kebersihan
BAB IV
METODE PENELITIAN a.waktu dan tempat
praktikum ini di lakukan pada hari selasa januari 2018 pukul 10:15-11:45 WITA yang bertempat di laboratorium biologi smk ppn negeri wawotobi
b.alat dan bahan
4. Air biasa (air bersih)
c.pelaksanaan
pelaksanaanya adalah dengan mengambil benih padi yang akan di praktekan di masikan kedalam mangkok/wadah lalu di isi air bersih lalu di
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A .hasil pengamatan perkecambahan pada benih padi di sajikan pada table 1
NO PERLAKUAN PENGAMATAN PADA HARI
KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 KE-5 KE-6
1 PERLAKUAN X X X X X X
2 KONTROL X X X X X X
3 PERLAKUAN X X X X X X
4 KONTROL X X X X X X
Penj: ꟷ berkecambah
X tidak berkecambah
B.pembahasan
Berdasarkan table di atas dapat di simpulkan bahwa ada beberapa penyebab gagalnya perkecambahan
1. pertama akibat adanya perlakuan yang kurang tepat atau ada kesalahan dalam perlakuan
2. benih yang di gunakan sudah tidak normal atau benih yang sudah tidak dapat tumbuh (struktur benih rusak).
3. Adanya kelembaban udara yang kurang karna penyimpanan bak perkecambahan di letakan di ruangan (kelas)
4. bisa saja ada potensi kekurangan cahaya dan penyerapan sunar matahari kurang (gelap)
5. Kurangnya pemberian air (penyiraman)
Namu menurut penelitian kami sekelompok menyatakan bahwa brnih padi tidak berkecambah di akibatkan karena benih yang kami gunakan ini tidak di
ketahui kapan waktu benih tersebut di panen dan lama penyimpanan benih tersebut.kesalahan ini bukan di akibatkan oleh perlakuan yang kurang tepat.ini adalah kesalahan kelompok kami yang kurang teliti dalam memilih benih padi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Benih padi merupakan benih dengan tipe perkecambahan hypogeal,
Perkecambahan hipogeal. Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang
mengalami perkecambahan ini adalah PAD
Biji merupakan ovule yang dewasa, terbentuk satu atau lebih didalam satu ovari pada legume, namun tidak pernah terbentuk lebih dari satu biji didalam ovari pada tanaman yang termasuk subkelas monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri dari sedikitnya 3 bagian utama, diantaranya
(1) Kulit Benih (Seed Coat; Testa)
(2) (2) Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan (3) (3) Embrio:
SARAN
o di harapkan kepada guru yang memberikan materi agar mengawasi siswa agar tidak berisik(rebut)
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi jilid V edisi 2 (penerjemah: Wasmen Manulau). Jakarta: Erlangga.
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kozlowski, T.T. 1972. Shrinking and Sweling of Plant Tissues.In Water Deficit and Plant Gwowth. Vol III. Academic Press. New York.
Kuswanto, H.1996. Dasar-Dasar Teknologi Produksi dan Sertifikasi Benih. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mugnisjah et al. 1994.Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mugnisjah.W.Q dan A. Setiawan. 1991. Produksi Benih. Bumi Aksara, Jakarta.
Pratiwi, D.A., dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia, Jakarta.
Sadjad, S. 1975. Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam dasar-dasarTeknologi benih.Capita selekta. Departemen Agronomi. Buku. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 138 p.
Salisbury, Frank B dan Cleon Wross. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Bandung.
Schmidth,L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub tropis, Danida Forest Seed Center.Dirjen RLPS. Departemen Kehutanan
Sudjadi, bagod. 2006. Biologi 1A. Jakarta: Yudhistira