• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN Disusun oleh (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN Disusun oleh (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun oleh:

Fatimatuz Zahro 11108241017

Esti Widyhastuti 11108241052 Anindhiya Setyaningrum 11108244083

Nuri Fatimah 11108241103

Siyang Nurhidayat 11108244019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

A. PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN

Evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi memiliki pengertian yang berbeda-menurut para ahli, yaitu:

a. Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977), evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Dari definisi tersebut, maka istilah evaluasi ini menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono, 2011: 1).

b. Menurut Stufflebeam dkk (1971), evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008: 2).

c. Menurut Ralph Tailor (1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai (Arikunto, 2010: 3).

d. Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Stufflebeam dan Shinkfield dalam Eko Putro (2009:3) menyatakan bahwa:

Evaluation is th process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgemental information about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and impact in order to guide decision making, serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena.

Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman tehadap fenomena.

(3)

dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.

Menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Masih banyak lagi definisi tentang evaluasi, namun semuanya selalu memuat masalah informasi dan kebijakan, yaitu informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya.

Evaluasi merupakan suatu proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai (Brinkerhorff dalam Eko Putro, 2009: 4). Evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian. Pengukuran berakaitan dengan ukuran kuantitatif, sedangkan penilaian terkait dengan kualitas (Suharsimi Arikunto).

Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Pengertian tersebut memiliki tiga implikasi rumusan. Berikut ini implikasi tersebut:

1. Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu dan sesudah proses belajar mengajar.

2. Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.

3. Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

Evaluasi berkenaan dengan proses yang berhubungan dengan pengumpulan informasi yang memungkinkan kita menentukan :

1. Tingkat kemajuan pengajaran.

2. Ketercapaian tujuan pembelajaran.

3. Bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu mendatang.

(4)

mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara berkesinambungan. Jadi, evaluasi pendidikan adalah proses berkesinambungan yang dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program dalam bidang pendidikan telah tercapai yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan berikutnya agar lebih baik.

B. TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN

Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan menurut Sudijono (2011: 16) adalah:

1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan fungsi evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2010) adalah:

1. Berfungsi selektif. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.

2. Berfungsi diagnostik. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan dignosis tentang kebaikan dan kelemahan siswanya.

3. Berfungsi sebagai penempatan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

4. Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang telah diterapkan.

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

(5)

1. Mengukur kompetensi atau kapabalitas siswa, apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan.

2. Menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan sehingga dapat menentukan tindakan perbaikan yang cocok yang dapat diadakan.

3. Memutuskan ranking siswa, dalam hal kesuksesan mereka mencapai tujuan yang telah disepakati.

4. Memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya strategi mengajar yang digunakan.

5. Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pengajaran dan menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan.

6. Memberikan umpan balik kepada kita informasi bagi pengontrolan tentang sesuai tidaknya pengorganisasian belajar dan sumber belajar.

7. Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tersebut.

Atas dasar ini, faktor yang paling penting dalam evaluasi itu bukan pada pemberian angka. Melainkan sebagai dasar feedback (umpan balik). Umpan balik itu sendiri sangat penting dalam rangka revisi. Sebab proses belajar mengajar itu berkelanjutan, karenanya perlu selalu melakukan penyempurnaan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tujuan.

C. SASARAN EVALUASI PENDIDIKAN

Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 57 ayat 2 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Sedangkan, subjek evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan evaluasi dalam bidang pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 78 dinyatakan bahwa evaluasi pendidikan meliputi:

1. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan;

2. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah;

3. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi;

(6)

5. Evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Ruang lingkup evaluasi dalam pendidikan sekurang-kurangnya meliputi: 1. Tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan;

2. Pelaksanaan kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler; 3. Hasil belajar peserta didik; dan

4. Realisasi anggaran. (Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 pasal 79).

Subjek evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Ada pandangan mengatakan ketika siswa menjadi subjek evaluasi pendidikan, dalam hal ini objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain adalah guru menjadi subjek evaluasi, dan siswa sebagai objek evaluasi.

Adapun sasaran evaluasi mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsur-unsurnya meliputi input, transformasi dan output.

1. Input

Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil yang diinginkan, yaitu:

a. Kemampuan

Jika sebuah institusi menginginkan output yang berguna bagi nusa dan bangsa maka harus memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid. Adapun tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.

b. Kepribadian

Kepribadian adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon peserta didiknya. Alat yang digunakan adalah tes kepribadian. c. Sikap

Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang. Alat yang digunakan adalah tes sikap.

d. Intelegensi

Dalam hal ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal dengan tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah intelegensi.

(7)

Ada beberapa unsur sasaran atau objek pendidikan demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan, yaitu:

· Kurikulum/materi

· Metode dan cara penilaian · Media

· Sistem administrasi · Pendidik dan anggotanya 3. Output

Penilaian atas lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program tersebut dengan menggunakan tes pencapaian.

Kecenderungan yang ada sampai saat ini disekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif sangat langka dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita lihat, yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai.

Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif ini, jika kita mau instropeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas pada merostnya akhlak bangsa.

Langkah selanjutnya yang harus ditempuh oleh guru dalam mengadakan evaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi sasaran evaluasi tersebut. Sasaran evaluasi penting diketahui untuk memudahkan guru dalam menyusun alat-alat evaluasi.

Ada tiga sasaran pokok evaluasi yakni:

1. Segi tingkah laku peserta didik

Artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, ketrampilan peserta didik itu sendiri sebagai akibat proses belajar-mengajar.

2. Segi pendidikan

Artinya menguasai materi yang diberikan oleh dalam proses belajar-mengajar. 3. Segi-segi yang menyangkut proses belajar dan mengajar itu sendiri

(8)

Ketiga sasaran diatas harus dievaluasi secara menyeluruh artinya jangan hanya dinilai dari segi materi semata-mata, tetapi juga harus dinilai segi-segi perubahan tingkah laku dalam proses belajar mengajar.

Dengan menetapkan sasaran diatas, maka seorang guru dapat mudah menempatkan alat-alat evaluasinya. Adapun segi-segi yang diukur dalam evaluasi ini adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan akademis setiap peserta didik, baik dibandingkan dengan teman sekelasnya, sekolahannya maupun dengan sekolah-sekolah yang lain.

2. Kemajuan belajar dalam suatu mata pelajaran tentu misalnya matematika, PKn, Bahasa Indonesia, dan segalanya.

3. Kelemahan dan kelebihan peserta. D. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan

Mengingat pentingnya evaluasi dalam menentukan kualitas pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan evaluasi hendaknya memperhatikan beberapa prinsip. Menurut Arikunto (2010: 24) ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi:

1. Tujuan pembelajaran

2. Kegiatan pembelajaran atau KBM 3. Evaluasi

Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Menurut Daryanto (2005: 19-21), terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi, yaitu keterpaduan, keterlibatan siswa, koherensi, pedagogis, dan akuntabilitas.

1. Keterpaduan

(9)

disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.

2. Keterlibatan Siswa

Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalani secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar mengajar. Siswa akan merasa kecewa apabila usahanya tidak dievaluasi.

3. Koherensi

Prinsip evaluasi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.

4. Pedagogis

Evaluasi dan hasil hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.

5. Akuntabilitas

Evaluasi dan hasilnya dapat dipakai sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam merencanakan dan melakukan evaluasi pembelajaran, seorang guru hendaknya selalu berpegang pada prinsip-prinsip tersebut. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat bertindak dan berusaha seobjektif mungkin dalam mengadakan evaluasi.

Sementara itu Musa Sukardi dan Tumardi mengemukakan beberapa prinsip evaluasi sebagai berikut.

1. Prinsip Komprehensif

Kegiatan evaluasi pendidikan hendaknya dilaksanakan secara komprehensif, yaitu mencakup keseluruhan aspek pribadi peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, kegiatan evaluasi hendaknya mencakup penilaian proses dan hasil belajar peserta didik sehingga dapat diketahui perkembangan belajarnya.

2. Prinsip Kooperatif

(10)

Dikatakan secara langsung karena pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung dalam pendidikan banyak jumlahnya dan tidak semua memiliki kewajiban langsung dalam aktivitas pendidikan. Adapun pihak-pihak yang hendaknya bekerja sama dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan adalah guru sebagai unsur pokok, petugas BK, orangtua peserta didik, tenaga administrasi, dan peserta didik itu sendiri.

3. Prinsip Kontinuitas

Evaluasi pendidikan hendaklah dilakukan secara terus-menerus, secara berkesinambungan selama proses pelaksanaan pendidikan. Evaluasi pendidikan tidak hanya ditujukan kepada hasil akhir yang telah dicapai, melainkan juga sejak penyusunan rencana sampai pada tahap pelaporan hasil evaluasinya. Sehingga kita memandang aktivitas pendidikan sebagai suatu sistem berproses. Hal ini penting dilaksanakan karena kita akan selalu memantau setiap saat akan keberhasilan yang telah dicapai dalam setiap langkah pendidikan. Dengan demikan, aktivitas yang telah berhasil diusahakan untuk ditingkatkan, sedangkan aktivitas yang gagal dicari jalan pemecahannya agar mencapai keberhasilan.

4. Prinsip Objektif

Evaluasi pendidikan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga apa yang dinilai memang sesuatu yang harus dinilai sesuai dengan kenyataan apa adanya. Hal ini mengandung pengertian bahwa apabila hasil evaluasi pendidikan yang diberikan kepada seorang peserta didik oleh seorang pendidik tertentu mendapat nilai A, maka apabila dinilai oleh pendidik lain, maka peserta didik tersebut akan tetap mendapat nilai A. Peserta didik yang memang mendapat nilai rendah sesuai dengan kenyataan, maka peserta didik tersebut harus dinilai rendah, dan bila tinggi juga demikian. Untuk mencapai tingkat keobjektifan yang tinggi diperlukan berbagai fakta. Makin banyak fakta yang diungkap maka akan semakin objektif hasil evaluasi yang diberikan kepada peserta didik.

5. Prinsip Orientasi pada Tujuan

Pelaksanaan evaluasi pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria tercapai tidaknya usaha pendidikan yang telah dilaksanakan. Oleh sebab itu penyusunan alat evaluasi harus selalu berorientasi pada tujuan pendidikan.

6. Prinsip Mendidik

(11)

itu hasil evaluasi hendaknya diberitahukan kepada peserta didik sehingga ia mengetahui perkembangan belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, M. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Musa Sukardi dan Tumardi. 2000. Evaluasi Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Makalah Subjek dan Sasaran Evaluasi Pembelajaran. Diposkan oleh Muhammad Sodik tanggal 12 Desember 2013 pukul 17.48. Diunduh tanggal 13 maret 2014 pukul 06.39 WIB.

Sylvie. 2007. Evaluasi Pendidikan. Diakses tanggal 13 Maret 2014 dengan alamat http:// sylvie.edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/comment-page-1/

Anam, Saeful. 2011. Kegagalan Guru dalam Melakukan Evaluasi. Diakses tanggal 13 Maret 2014 dengan alamat http://saeful-anam.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-en-us-ja-ar.html

Pengertian, Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran diposkan tanggal 17 September 2011 dengan alamat

http://unicahyadotcom.wordpress.com/2011/09/17/pengertian-fungsi-dan-tujuan-evaluasi-pembelajaran/ diakses tanggal 13 Maret 2014 pukul 13.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur dari penelitian ini terdiri dari: Tahap persiapan adalah observasi tempat penelitia, menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian,

Analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan lebih dari satu variabel yang memiliki kemiripan tertentu untuk dijadikan satu faktor, sehingga dimungkinkan beberapa

Untuk mendukung program tersebut tentu saja dibutuhkan pengelolaan tata niaga gas yang optimal yang sesuai dengan kondisi lndonesia, baik dari sisi

Jika ada 20 data sampel yang digunakan sebagai basis pengetahuan untuk mengetahui status gizi berdasarkan tinggi badan, berat badan, nilai persen lemak, tekanan darah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar senyawa eugenol yang terkandung dalam ekstrak etanol dan fraksi etil asetat dari daun salam.. Pengujian ini

kitabah dalam meningkatkan kualitas menghafal siswa kelas XI pada.. Bagaimanakah kelemahan penerapan metode gabungan wahdah dan. kitabah dalam meningkatkan kualitas

Kromatografi gas spektrometermassa (GC-MS) merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran.Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah formula ekstrak etanol buah stroberi setelah diformulasi menjadi losion memiliki aktivitas antioksidan