• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN DAN MENGGUNAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN DAN MENGGUNAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI TERUTAMA PADA PENGELOLAAN

HUTAN TROPIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Perpetaan

Asuhan Indah Nirtha , ST. M,S.

Oleh

Titis Sofi Hanifa

H1E114229

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN BANJARBARU

(2)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI TERUTAMA PADA PENGELOLAAN

HUTAN TROPIS

1. PENDAHULUAN

Permasalahan Lingkungan sering terjadi akibat lemahnya perencanaan dalam pembangunan wilayah, Permasalahan lingkungan perkotaan kemacetan dan pemukiman merupakan contoh belum optimalnya perencanaan. Permasalahan lingkunagan seperti kerusakan lahan, erosi, sampah merupakan akibat dari lemahnya perencanaan dalam pembangunan. Dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan, khususnya dalam perancanaan pembangunan wilayah, sistem informasi geografis dapat diandalkan untuk berperan dalam proses perencanaan, selain itu SIG juga dapat melakukan pemantauan atau monitoring dan membuat model yang berguna untuk memprediksi permasalahan ke depan. Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).

Atau dalam arti lain, merupakan salah satu sistem komputer yang memiliki kemampuan membangun, menyimpan, mengelola dan menampilakan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah bentuk database, bisa juga memasukkan orang yang membangun dan mengoprasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

(3)

kebijakan pemerintah, meliputi kebijakan di bidang pertanian, kehutanan, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya permasalahan yang ada pada hutan tropis ini untuk beberapa Negara terutama Negara maju telah menggunakan Sistem Informasi Geografis untuk pengelolaan pada hutan tropis tersebut.

2. PEMBAHASAN

Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti lain, merupakan salah satu sistem komputer yang memiliki kemampuan membangun, menyimpan, mengelola dan menampilakan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah bentuk database, bisa juga memasukkan orang yang membangun dan mengoprasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Berikut adalaha beberapa definisi Sistem Informasi Geografis yang telah beredar :

a. Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

b. Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.

c. Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

(4)

e. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.

f. Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.

g. Kang-Tsung Chang (2002), mendefinisikan SIG sebagai : is an a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data

Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara terperinci Sistem Informasi Geografis dapat beroperasi dengan komponen - komponen sebagai berikut :

a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.

b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.

c. Data yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis dapat berupa data grafis dan data atribut.

(5)

 Data atribut / non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.

d. Software adalah perangkat lunak Sistem Informasi Geografis berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial ( contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll ).

e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.

Gambar dari Komponen SIG

(6)

menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.

Manfaat Sistem Informasi Geografis dalam pengembangan lingkungan secara umumnya yaitu:

1. Memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis.

2. Menjelaskan tentang lokasi atau letak. Lokasi dapat dijelaskan dengan memberi keterangan tentang, nama, kode pos, letak latitude dan atribut lain tentang suatu daerah. SIG menyimpan informasi ini sebagai data atribut dan digambarkan secara spasial. Contoh : menjelaskan tentang lokasi.

3. Menjelaskan kondisi ruang. Ruang yang dimaksud adalah tempat tertentu dengan satu atau beberapa syarat tertentu. Misal : dibutuhkan informasi untuk pemukiman yang ideal, sedangkan pemukiman yang ideal pasti memiliki syarat tertentu yang sesuai dengan pemukiman tersebut Pada akhirnya dengan SIG, dapat menjelaskan secara keseluruhan tentang kondisi suatu kawasan dalam kaitannya dengan tujuan tertentu

4. Menjelaskan suatu kecenderungan(TREND).

Beberapa Peranan SIG yaitu:

1. Meningkatkan pengintegrasian organisasi

Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi SIG menemukan kenyataan, bahwa keuntungan utama yang mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen terhadap organisasi maupun pengelolaan sumberdayanya. hal itu terjadi karena SIG memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai perangkat data secara bersamaan berdasarkan geografis, memfasilitasi informasi-informasi yang terjadi antar bagian, untuk saling termanfaatkan dan dikomunikasikan.

(7)

akan berlaku ketentuan, bahwa data cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali.

2. Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna

SIG bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. SIG hanya sebuah sarana untuk pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Teknologi SIG banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada saat pembuatan perencanaan, membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekacauan teritorial.SIG juga bisa digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang memiliki sesedikit mungkin pengaruh lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan berada dekat dengan pusat kegiatan kependudukan. Informasi bisa disajikan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan, memungkinkan para pemgambil keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah nyata dibanding dengan upaya memahami data. Karena produk SIG bisa dibuat secepatnya, dengan berbagai skenario, untuk kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.

(8)

Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:

a. SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan,atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalu berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.

b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.

c. SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang tersirat (implisit) maupun yang tersurat (eksplisit).

d. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.

e. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.

f. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’ kembali atau dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik yang diperlukan.

(9)

Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk kehutanan tropis di Negara berkembang belum lama dimulai, dan cukup bervariasi antar negara, yaitu dalam hal tujuannya, aplikasi, skala operasional, kesinambungan, dan pembiayaan. Proses dimulainya penggunaan Sistem Informasi Geografis di Negara berkembang pada umumnya adalah dari proyek percontohan, dan bukan sistem yang berjalan secara operasional. Oleh karena itu SIG sebagian besar dikembangkan tanpa sebuah obyektif jangka panjang untuk mengintegrasikannya dengan SIG atau basis data lain. Sistem Informasi Geografis sebagian besar bukan dimaksudkan untuk digunakan oleh banyak orang dan biasanya dirancang untuk keperluan khusus.

Sistem Informasi Geografis lebih banyak dikembangkan pada level regional daripada level nasional dan urban. Dataset kebanyakan terdiri dari data biofisik, sedangkan data sosial-ekonomi jarang tercakup. Karena pendanaan dari pengembangan SIG kebanyakan dari bantuan internasional, proyek SIG cenderung dikelola oleh ahli yang biasanya masa kerjanya pendek, dan bukan oleh staf lokal. Selain kendala yang berkaitan dengan proses dimulainya pengembangan SIG di atas, beberapa faktor lain yang menghambat pemakaian dan pengembangan SIG di Negara berkembang adalah kurangnya sumber dana , kurangnya pendidikan pada bidang ini, kurangnya komunikasi antara para birokrat dengan teknokrat, rendahnya alur informasi, faktor politis yang berubah dengan cepat, kurangnya keleluasaan untuk memilih dan mengembangkan SIG karena bantuan asing yang biasanya cukup mengikat.

(10)

kebakaran hutan. Akan tetapi sebagian besar proyek ini adalah proyek penelitian dan bukan perencanaan dan pengelolaan yang operasional.

Hasil hutan yang paling utama adalah kayu. Penebangan hutan yang mempertimbangkan dampak negative yang ditimbulkan terhadap lingkungan memerlukan perencanaan yang baik dan benar. Pemodelan hutan secara spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis sangat membantu dalam perencanaan dan strategi penebangan hutan, akan tetapi aplikasi ini kebanyakan dipakai di Negara-negara maju, dan pada umumnya masih dalam tahap penelitian.

Rehabilitasi hutan begitu penting dilakukan, terutama mengingat besarnya luasan hutan yang rusak, adalah aspek yang sanga t memerlukan banyak perhatian sekaligus sangat kompleks dengan tingkat kesuksesan yang rendah. Sistem Informasi Geografis dapat membantu masalah dari rehabilitasi hutan dalam tahap penelitian dan pemetaan lokasi, pemilihan species yang cocok, lokasi pembibitan dan infrastruktur lain dan juga dalam tahap monitoring dan evaluasi. Akan tetapi proyek atau penelitian yang berkaitan dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk rehabilitasi hutan sangat sedikit, meskipun di negara maju sekalipun.

Dalam beberapa dekade ini ada kecenderungan bergesernya fokus kehutanan dari industri ke arah perlindungan lingkungan dan kegunaannya untuk masyarakat lokal. Informasi tersebut sebenarnya merupakan syarat untuk menentukan arah dari pelaksanaan pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat. Informasi sosial-ekonomi terutama merupakan informasi yang sangat penting. Penggunaan Sistem Informasi Geografis dalam aspek ini, baik di negara berkembang maupun di negara maju, masih sangat minimal .

(11)

Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk penelitian perubahan iklim berkembang pesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat terbatas. Basisdata spasial akan semakin penting dalam hal mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Beberapa basisdata global yang mencakup area hutan tropis sudah tersedia, yaitu meliputi basisdata topografi, hutan tropis basah, iklim global, perubahan iklim global, citra satelit, konservasi dan tanah.

3. KESIMPULAN

Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Dengan Sistem Informasi Geografis kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya dengan sangat baik. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Anisah Aini .2007. Sistem Informasi Geografis Pengertian Dan Aplikasinya. Stmik Amikom. Yogyakarta.

Boy Macklin, Kharistya Amaru, Nurpilihan Bafdal. 2011. Sistem Informasi Geografis. Padjadjaran. Bandung.

Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arcview Gis.

Andi Offset. Yogyakarta.

Darmawan, Mulyanto.2011. Sistem Informasi Geografi (Sig) Dan Standarisasi Pemetaan Tematik . Bakosurtanal. Jakarta

Ida Narulita, Arif Rahmat, Rizka Maria. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Menentukan Daerah Prioritas Rehabilitasi Di Cekungan Bandung. Pusat Penelitian Geoteknologi. Bandung.

Irwansyah, Edy. 2013. Sistem Informasi Geografis Prinsip Dasar Dan Perkembangan . Digibooks. Yogyakarta.

Jusupta Tarigan, Atie Puntodewo, Sonya Dewi.2003. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Cifor. Jakarta.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006. Sistem Informasi Pengertian dan Kepentingannya. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta

Sudariyono. 2008. Rencana Induk Pengembangan Manajemen Data Spasial.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.

Gambar

Gambar dari Komponen SIG

Referensi

Dokumen terkait

. emberi bantuan bimbingan kepada seluruh Sumber Daya anusia yang ada di setiap unit pelayanan untuk keperluan pelayanan Sub bagian ;ogistik dan Sub 5agian Rumah

Anak-anak kita tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tidak dilatih ke%akapan hidup abad 210 misalnya untuk membuat perbandingan0 membuat penilaian data0 berpikir

11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, untuk tujuan akuntansi investasi anak perusahaan di luar negeri dan penghitungan bagian laba (rugi) anak perusahaan,

Dengan rutinitas pekerja yang selalu beraktivitas dibagian produksi sehingga selalu hubungan dengan benda atau alat berat, sehingga perlu dicarinya faktor – faktor lain yang

Sisi ng am ang ar aja N0.. Sisi ng am ang ar

Tadi sebenarnya saya ingin menjawab apa yang dikemukakan oleh Pak Patrialis Akbar walaupun sesame anggota Pansus kami boleh saling meluruskan atau menjelaskan

Dalam upaya memperoleh laba yang optimal dari hasil produksinya, maka pihak manajemen perusahaan perlu mengelola kegiatan produksinya secara efisien dan efektif,

Ada beberapa siswa yang mengalami kasus tersebut dan berupaya untuk berusaha bangkit dengan memotivasi dirinya lebih dengan melakukan berbagai cara seperti bersikap tidak