See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/308404215 Tutor senior olimpiade matematika lima benua tingkat SMP
Book · January 2012
CITATIONS
0
READS
4,871 1 author:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Biometric Fusion View project
Nanang Susyanto Gadjah Mada University 9PUBLICATIONS 6CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nanang Susyanto on 06 October 2016.
Nanang S
Kata Pengantar
Olimpiade matematika bertujuan untuk melatih logika dan kemampuan menganalisa
suatu masalah matematika (problem solving). Materi yang dipelajari adalah matematika
dasar. Secara umum materi untuk olimpiade matematika tingkat SMP adalah teori
bilangan, aljabar, geometri, serta peluang dan statistika. Selain itu, ada juga kapita
selekta yang biasanya berisi penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari,
kemampuan menyerap materi baru (definisi baru), serta soal tentang permainan. Tidak
ada teori khusus untuk kapita selekta ini, di sini kita dituntut untuk menggunakan
aljabar, teori bilangan, peluang dan statistika, serta geometri secara bersamaan. Namun
demikian, pembaca disarankan untuk memahami materi sekolah secara baik karena ini
akan menjadi dasar dari setiap materi pada buku ini.
Buku ini menyajikan review tentang materi olimpiade yanng telah dipelajari di sekolah
dan juga menawarkan definisi baru dari materi yang tidak didapatkan di sekolah serta
dilengkapi dengan contoh soal-soal dari OSK, OSP, dan OSN. Di samping itu, dalam
buku ini disediakan soal-soal OSK, OSP, dan OSN dua tahu terakhir yaitu 2010 dan
2011. Namun sayangnya untuk tahun 2010 penulis tidak berhasil menemukan soal OSN
2010 sehingga diganti dengan OSN 2009. Menariknya selain soal-soal dari
olimpiade-olimpiade di Indonesia, buku ini juga menyajikan soal olimpiade-olimpiade nasional dari beberapa
negara mulai dari yang mudah sampai yang sulit. Negara-negara yang dipilih penulis
adalah United Kingdom, United States of America, The Netherlands, Australia, dan
Malaysia. Diharapkan dari soal-soal dari luar Indonesia kita dapat melihat medan
”pertempuran” lomba-lomba internasional. Tidak lupa penulis juga memberikan soal olimpiade internasional yaitu Junior Balkan. Jangan khawatir, karena semua soal-soal
dibahas pada bab tersendiri.
Meskipun semua soal dilengkapi dengan solusi, pembaca disarankan untuk mengerjakan
sendiri soal-soal yang ada. Ingat bahwa matematika adalah ilmu yang dipelajari dengan
cara cara berlatih learning by doing. Usahakan membaca solusi hanya jika kita Anda
Nanang S Model soal olimpiade adalah soal-soal yang tidak rutin atau berorientasi pada
pemecahan masalah (problem solving). Ini berarti bahwa untuk menyelesaikan soal
olimpiade memerlukan kematangan matematika yaitu wawasan, kecermatan, ketelitian,
kejelian, kecerdikan, dan pengalaman. Hal-hal tersebut akan kita dapatkan dengan
memahami konsep matematika yang ada di sekolah secara baik dan benar serta berlatih
soal yang berbau problem solving yang tentu saja terdapat dalam buku ini.
Di dalam buku ini, dijelaskan beberapa trik untuk mengerjakan soal olimpiade. Ada
beberapa teknik dasar untuk menyelesaikan beberapa soal yang punya ciri khusus
diantaranya membaca pola, telescoping, pembatasan, membagi kasus, dan lain
sebagainya. Teknik membaca pola dapat kita temui pada saat kita membahas barisan
bilangan dan peluang, telescoping dapat kita temui saat kita membahas barisan
bilangan, pembatasan dapat kita temui saat membahas persamaan Diophantine dan
peluang, serta membagi kasus dapat kita temukan pada saat kita membahas peluang dan
persamaan. Jangan khawatir!!!!
Sebagai tambahan pengetahuan, dalam buku ini juga dibahas beberapa materi
pengayaan. Untuk sampai level nasional, materi pengayaan ini sangat jarang keluar
bahkah dapat dikatakan tidak keluar mulai dari OSK, OSP, maupun OSN. Namun
demikian, penulis menyajikan materi pengayaan ini karena dalam olimpiade nasional
SMP negara lain sudah sampai materi tersebut. Di samping itu, tidak ada ruginya kita
belajar materi pengayaan tersebut karena kelak di olimpiade SMA materi-materi
tersebut merupakan materi wajib.
Well, semoga buku ini bermanfaat dan kelak dapat membawa Anda untuk berprestasi
matematika di level internasional dan membawa nama harum bangsa kita tercinta....
Yogyakarta, Pebruari 2012
Nanang S
Pola Seleksi Olimpiade Matematika SMP
Seleksi Olimpiade Matematika SMP dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat
sekolah, kabupaten/kota, propinsi, dan terakhir adalah Olimpiade Sains Nasional.
1. Seleksi tingkat sekolah dilaksanakan oleh masing-masing sekolah untuk
memilih wakil sekolah tersebut yang akan diikutkan ke seleksi tingkat
kabupaten/kota. Materi dan bentuk soal untuk tingkat ini diserahkan ke sekolah
masing-masing.
Peserta seleksi tingkat sekolah ini adalah siswa SMP/MTs kelas 1 dan 2 baik
negeri maupun swasta dengan nilai rapor Matematika minimal 7.
2. Seleksi tingkat kabupaten/kota dilaksanakan sekitar bulan Mei atau Juni. Bentuk
soalnya adalah tes tertulis 10 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat. Materi
untuk seleksi ini adalah materi sekolah dan sedikit soal tentang pengenalan
problem solving.
Peserta Olimpiade tingkat kabupaten/kota adalah peserta perwakilan dari
sekolah. Setiap sekolah maksimal mengirimkan 5 wakil atau tergantung
kebijakan pemerintah daerah kabupaten.
3. Seleksi tingkat propinsi dilaksanakan sekitar bulan Juli. Bentuk soalnya adalah
tes tertulis 10 soal isian singkat dan 5 soal uraian (pernah juga 10 soal pilihan
ganda, 10 soal isian singkat, dan 2 soal uraian). Untuk seleksi ini, soal yang
berbau problem solving semakin banyak dan kental.
Peserta Olimpiade tingkat propinsi adalah peserta yang terpilih dari seleksi
tingkat kabupaten/kota. Biasanya, masing-masing kabupaten mengirimkan 3
wakilnya atau tergantung kebijakan pemerintan daerah propinsi.
4. Olimpiade Sains Nasional (Matematika) dilaksanakan sekitar bulan Agustus atau
September. Bentuk soalnya adalah tes tertulis 10 soal uraian. Tes dilaksanakan 2
hari, di mana setiap hari diujikan 5 soal dengan waktu 4 jam. Untuk tingkat
nasional ini, soal yang disajikan bau problem solving terasa sangat kental.
Peserta Olimpiade Sains Nasional adalah juara I pada seleksi tingkat propinsi
pada setiap propinsi ditambah dengan peserta yang terpilih melalui
perangkingan nasional hasil seleksi tingkat propinsi. Pada OSN ini diperebutkan
Nanang S Olimpiade Sains Nasional bukan akhir dari kompetisi olimpiade. Bagi peserta OSN
akan diikutkan seleksi calon peserta IJSO untuk menjadi wakil Indonesia, dan khusus
untuk peserta OSN Matematika akan diikutkan seleksi calon peserta IWYMIC yang
Nanang S
Silabus Olimpiade Matematika SMP
Materi olimpiade matematika SMP adalah materi sekolah SMP dan pendalamannya
ditambah beberapa materi baru. Secara umum, ada 4 bidang yang diujikan dalam
olimpiade matematika yaitu Aljabar, Teori Bilangan, Geometri, serta Peluang dan
Statistika. Pokok bahasan yang diberi perhatian khusus, dapat dilihat pada penjelasan di
bawah ini.
Teori Bilangan
Sifat-sifat operasi pada himpunan bilangan bulat. Pembagian Bersisa
Sifat-sifat operasi pada himpunan bilangan rasional Sifat-sifat operasi pada himpunan bilangan real.
Klasifikasi bilangan (bulat, pecahan, rasional, irrasional) Merasionalkan bentuk akar.
Sifat-sifat fungsi secara umum Perbandingan Sistem persamaan linier dua variabel Eksponen dan logaritma
Nanang S Bangun ruang
Volume tabung, kerucut dan bola Volume tabung dan kerucut terpancung Luas selimut tabung, kerucut dan bola Luas selimut tabung dan kerucut terpancung Dalil Pythagoras
Trigonometri
Peluang dan Statistika
Peluang kejadian Ukuran pemusatan
Kapita Selekta
Penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari Kemampuan menyerap materi baru (definisi baru)
Untuk seleksi tingkat kabupaten materi yang diujikan adalah semua materi di atas
namun dengan kedalaman yang dangkal yakni bau problem solving masih belum
sedikit, sedangkan untuk seleksi tingkat propinsi bau problem solving sedikit lebih
tajam yakni sebagian besar soal merupakan soal yang tidak rutin. Untuk tingkat
nasional, soal yang diujikan benar-benar soal yang tidak rutin, bau problem solving
benar-benar sangat kental dan untuk menyelesaikan soal dibutuhkan kreativitas dan
pengalaman.
Buku ini mengacu pada silabus OSN di atas. Anda juga akan mendapatkan pengalaman yang sangat berarti dan akan sangat membantu Anda untuk mengetahui medan “perang” olimpide matematika SMP sehingga kita tahu bagaimana cara “menggempur” soal-soal
Aljabar
Aljabar adalah materi dasar yang digunakan untuk memahami bidang-bidang lainnya.
Materi ini sebagian besar sudah dipelajari di sekolah (materi-materi rutin). Dengan
demikian, di sini kita hanya akan memperdalam pengetahuan dan memperlihatkan teknik
penyelesaian dalam soal nyata di olimpiade.
A. Persamaan dan Pertidaksamaan
Dalam memahami materi-materi aljabar, kita tidak bisa terlepas dari persamaan. Oleh
karena itu, diharapkan pembaca sudah menguasai persamaan yang telah dipelajari di
sekolah yaitu teknik-teknik menyelesaikan persamaan ataupun sistem persamaan seperti
metode grafik, metode subtitusi, dan metode eliminasi. Di sini kita akan mempelajari
teknik tidak rutin selain tiga teknik tersebut.
Contoh
Jika a + b = 1, b + c = 2, dan c + a = 3, maka a + b + c = .... (OSP 2004)
Jawaban:
Jumlahkan ketiga persamaan yang diketahui kita punya 2
a b c
1 2 3 6,sehingga a b c 3. .
Contoh
Buktikan bahwa jika a2 dan b3 maka ab 6 3a2b. (OSN 2003)
Jawaban:
Karena a2 dan b3 maka a 2 0 dan b 3 0, sehingga
a2
b 3
0 ab3a2b 6 0 ab 6 3a b . Terbukti. .Materi fungsi atau pemetaan tentunya telah akrab di telinga kita. Jika kita membahas
masalah fungsi tentunya kita tidak boleh hal-hal yang menyangkut fungsi antara lain
daerah asal (domain), daerah kawan (kodomain), daerah hasil (range), operasi-operasi di
antara fungsi-fungsi. Nah, khusus di olimpiade kita akan menitikberatkan pada sifat-sifat
fungsi.
Fungsi atau pemetaan f dari suatu himpunan A ke suatu himpunan B ditulis dengan
:
f ABdidefinisikan sebagai relasi yang mengawankan setiap elemen di A dengan tepat satu elemen di B. Selanjutnya A kita sebut dengan daerah asal atau domain,
sedangkan B kita sebut dengan daerah kawan atau kodomain. Jika di materi sekolah
biasanya kita diberikan rumus fungsinya kemudian kita diminta mencari sifat-sifatnya.
Nah, di olimpiade kita diberikan sifat-sifatnya kemudian kita diminta menentukan
rumusnya atau mencari sifat yang lainnya seperti mencari pembuat nol, mencari
maksimum atau minimum, ataupun mencari nilai di titik tertentu.
Contoh
Diberikan fungsi kuadrat f x
ax23x c . Jika f
1 4 dan f
2 7, maka
1 ...f (OSP 2006)
Jawaban:
1 4 3 4 7f a c a c , sehingga f
1 a 3 c 7 3 10. .C. Faktorisasi Bentuk Aljabar
Pada materi kombinatorika kita akan membahas Binomial Newton atau bentuk
a b
n. Pada sub bab ini kita akan konsenterasi pada faktorisasi/pemfaktoran x3y3 dan, n n
x y khususnya untuk n2 dan n3. Faktorisasi ini sangat berguna dalam
menyelesaikan suatu persamaan maupun sistem persamaan, merasionalkan bentuk akar,
Dengan mudah dapat dicek bahwa 3 3
2 2
solusi persamaan kuadrat (lihat sub bab D) solusi persamaan ini adalah 1
1 5
D. Kuadrat sempurna dan Persamaan Kuadrat
Bentuk kuadrat sempurna merupakan bentuk yang sederhana tetapi sangat powerful dalam menyelesaikan soal aljabar. Di sini kita akan mulai dengan 2 fakta sederhana:
i.
2 2 22
xy x xyy
ii. untuk setiap bilangan real x kita punya 2
0
Poin (i) biasanya digunakan untuk memudahkan penghitungan tertentu dan menyelesaikan persamaan kuadrat, sedangkan poin (ii) biasanya digunakan dalam ketaksamaan dan mencari nilai maksimum/minimum.
Contoh
Persamaan kuadrat adalah persamaan yang sederhana selain persamaan linear dengan
satu variabel. Bentuk umum dari persamaan kuadrat adalah 2
0
ax bx c dengan
, ,
a b c , dan a0. Solusi dari persamaan ini sering disebut sebagai akar persamaan kuadrat. Ada beberapa cara menyelesaikan persamaan kuadrat:
i. dengan pemfaktoran yaitu dengan mengubah bentuk 2
0
ax bx c menjadi
1
2
0a x x x x sehingga solusinya adalah xx1 atau xx2.
ii. dengan menggunakan rumus persamaan kuadrat. Akan kita turunkan rumus
2 2
Rumus penyelesaian persamaan kuadrat di atas dapat ditulis 1,2
2
hanya akan terdefinisi jika tak negatif. Dari sini kita dapat turunkan dua teorema berikut.
Teorema
Persamaan kuadrat mempunyai persamaan/solusi real jika dan hanya jika diskriminannya
tak negatif.
Bukti:
Dapat dilihat langsung dari rumus penyelesaian persamaan kuadrat.
Teorema (jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat)
Dari rumus penyelesaian persamaan kuadrat kita punya 1
Dengan demikian, kita peroleh
1 2
sehingga persamaan pasti mempunyai 2 solusi real berbeda. Dengan demikian agar
persamaan
2
2
2x 2mx m1 x mx 1 0 mempunyai tepat dua solusi real berbeda, haruslah persamaan 2
1
Ketaksamaan yang akan kita bahas di sini adalah ketaksamaan yang berdasar pada fakta
no square is negativeatau dengan kata lain ‘untuk setiap bilangan real x berlaku 2
0
x , dan 2
0
Teorema
Untuk setiap bilangan-bilangan real positif x, dan y berlaku
2 Dengan mengalikam kedua ruas dengan 2
xy pada ketaksamaan terakhir kita peroleh
2 1 1 2 2
berturut-turut kita sebut dengan Arithmetic Mean
(AM), Geometric Mean (GM), dan Harmonic Mean (HM), sehingga ketaksamaan
tersebut dapat kita tulis sebagai: AMGMHM. Hal yang perlu digarisbawahi bahwa
ketaksamaan AM GM HM hanya dapat digunakan untuk bilangan-bilangan real
positif. Jika tidak ada syarat demikian, maka kita kembali memakai fakta no square is
negative.
Salah satu kegunaan ketaksamaan adalah mencari nilai maksimum atau minimum dari
f x M untuk setiap x dan kita dapat menemukan nilai x sehingga f x
M makakita katakana M adalah nilai maksimum dari fungsi f. Kebalikannya jika kita telah dapat
membuktikan f x
m untuk setiap x dan kita dapat menemukan nilai x sehingga
f x m maka kita katakana m adalah nilai minimum dari fungsi f.
Contoh
Jumlah dua bilangan sama dengan 12. Hasil kali dua bilangan tersebut nilainya akan
paling besar jika salah satu bilangannya adalah ... (OSK 2003)
Jawaban:
Misal salah satu bilangan tersebut adalah x, maka bilangan yang lain adalah 12x.
Dengan demikian hasil kalinya adalah
2
2
2
2 2
2 2
2
2
20 1.1 0 1
a b x y ax by ax by ax by yang
tentu akan berakibat ax by 1. .
F. Perbandingan
Pada dasarnya perbandingan melihat hubungan antara dua variabel atau lebih. Ada dua
jenis perbandingan yaitu perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.
Perbandingan senilai adalah suatu perbandingan dengan sifat jika salah satu variabel naik
maka variabel yang lain juga ikut naik, dan juga sebaliknya jika salah satu variabel turun
maka variabel yang lain juga ikut turun. Sedangkan perbandingan berbalik nilai adalah
perbandingan dengan sifat jika salah satu variabel naik maka variabel yang lain justru
turun, begitu juga sebaliknya. Mari kita lihat contoh yang sangat sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari yaitu tentang waktu, jarak, dan kecepatan. Kita punya definisi
bahwa kecepatan rata-rata adalah jarak yang ditempuh setiap satuan waktu, atau secara
matematika dapat kita tuliskan sebagai:
s v
t
,
Dengan v menyatakan kecepatan rata-rata, s menyatakan jarak/hasil, dan t menyatakan
waktu. Di dalam ilmu fisika, biasanya satuan dari s t, ,dan v berturut-turut adalah
, (detik),
m s dan m s/ . Akan tetapi, sebenarnya v bukan hanya menyatakan kecepatan
rata-rata dalam satuan m s/ melainkan juga kecepatan rata-rata menyelesaikan pekerjaan
seseorang, kecepatan mengisi air suatu kran, dan sebagainya.
Perhatikan kembali rumus v s t
. Jelas bahwa jika jarak naik(semakin besar) maka kecepatan juga naik(semakin besar), begitu juga sebaliknya, sehingga hubungan antara
jarak dan kecepatan merupakan perbandingan senilai. Di lain pihak, jika waktu membesar
maka kecepatan mengecil(turun), demikian juga sebaliknya, sehingga hubungan antara
waktu dan kecepatan merupakan perbandingan berbalik nilai. Untuk lebih jelasnya mari
Contoh
Kendaraan A berjalan dengan laju 60 km/jam. Dua jam berikutnya kendaraan B berjalan dengan laju 80 km/jam berangkat dari tempat dan menuju arah yang sama. Setelah berapa jam kendaraan B menyusul kendaraan A?
a. 2 jam c. 4 jam e. 6 jam
b. 3 jam d. 5 jam (OSK 2003)
Jawaban:
Misal B menyusul A setelah x. Waktu tempuh kendaraan A dan B berturut-turut adalah
2
x dan x, sehingga jarak yang ditempuh kendaraan A dan B berturut-turut adalah
60 x2 dan 80x. Kendaraan B menyusul A terjadi saat jarak yang ditempuh B sama
dengan A yaitu 60
x2
80x3
x2
4x x 6. Jadi kendaraan B menyusul Asetelah 6 jam. (E).
Contoh
Tujuh ekor kambing menghabiskan rumput seluas 7 kali ukuran lapangan sepak bola
dalam waktu 7 hari. Waktu yang diperlukan oleh 3 ekor kambing untuk menghabiskan
rumput seluas 3 kali ukuran lapangan sepak bola adalah ..hari. (OSK 2004)
Jawaban:
Kita punya bahwa kecepatan makan 7 ekor kambing adalah
7 lapangan
1 lapangan/hari,
7 hari sehingga kecepatan makan 1 ekor kambing
1
lapangan/hari,
7 akibatnya kecepatan makan 3 ekor kambing 3
lapangan/hari.
7 Dengan
demikian, rumput seluas 3 lapangan akan dihabiskan dalam waktu 3 7
3/7 hari. .
G. Eksponen
Dalam istilah Indonesia, eksponen lebih dikenal dengan nama pangkat. Di sini kita akan
Perhatikan kesamaan b
a c. Bilangan a disebut bilangan pokok, b disebut pangkat/eksponen, sedangkan c disebut hasil. Pada awalnya eksponen hanya
didefinisikan jika pangkatnya merupakan bilangan bulat. Namun dalam perkembangan
selanjutnya, definisi ini dapat diperluas jika pangkatnya merupakan bilangan rasional
bahkan bilangan real.
Definisi
Untuk sebarang bilangan real a dan bilangan bulat tak negatif n didefinisikan
sebanyak
0 merupakan bentuk tak tentu, sehingga kita tidak dapat mendefinisikan secara
tunggal nilai dari 0
0 . Selanjutnya, untuk n bilangan bulat negatif dan a bilangan real
tidak nol didefinisikan an 1n a
. Sedangkan untuk sebarang bilangan bulat tak negatif n
dan bilangan real positif a, didefinisikan 1 n
a sebagai bilangan real positif x dengan sifat
Menurut definisi akar, kita punya 2
Dari definisi-definisi di atas, kita punya beberapa sifat sebagai berikut:
dengan penyelesaian persamaan f x
g x
. Jadi, langkah pertama yang kitalakukan untuk menyelesaikan persamaan dengan bentuk tersebut adalah
menyamakan bilangan pokoknya, baru kemudian kita samakan pangkatnya.
Persamaan eksponen tipe p a
f x 2qaf x r 0. Untuk persamaan eksponen bentuk ini, kita dapat mengubah menjadi persamaan kuadrat dengan substitusi positif mempunyai penyelesaian a b
xr s dan c d Dari sini kita punya dua sistem persamaan
Dengan demikian 4 7 1 2 1 2 1.
3 5 3 5
a b c d a b a b a b (C). .
Selain persamaan eksponen, kita juga mengenal pertidaksamaan eksponen. Sama
dengan persamaan eksponen, di sini kita akan membahas bentuk af x ag x (dapat juga
, ,
), dan bentuk p a
f x 2qaf x r 0( , , ). Tipe af x ag x : Perhatikan bahwa jika a1 maka akan selalu terjadi kesamaan, karena 1 pangkat berapapun selalu 1. Oleh sebab itu, kita asumsikan
1
a . Untuk menyelesaikan pertidaksamaan bentuk tersebut, kita akan membagi
2 kasus sebagai berikut:
Kasus a1
Untuk a1, berlaku af x ag x f x
g x
. Begitu juga jika tandanya diganti dengan , , atau . Kasus a1
Untuk kasus ini, berlaku af x ag x f x
g x
. Begitu juga jika tandanya diganti dengan , , atau . Tipe p a
f x 2qaf x r 0: Seperti halnya persamaan eksponen, cara menyelesaian pertidaksamaan bentuk ini akan kita gunakan substitusi yaf x . Sehingga pertidaksamaan tersebut akan menjadi py2qy r 0, yang tentu saja merupakan pertidaksamaan kuadrat, kemudian kita selesaikan lagi denganpertidaksamaan yang telah kita bahas sebelumnya.
H. Barisan dan Deret Bilangan
Suatu susunan bilangan terkadang dapat kita baca polanya, yakni secara logika kita akan
mengetahui bilangan yang akan muncul berikutnya jika kita diberikan suatu urutan
disebut dengan barisan bilangan. Sedangkan jumlahan dari barisan bilangan disebut
deret.
Secara matematis, barisan bilangan adalah fungsi dengan domain himpunan bilangan asli.Dan deret adalah jumlahan dari barisan barisan.
Barisan bilangan ini biasa dituliskan dengan u u1, ,...,2 un. Sedangkan deret dituliskan
dengan sn u1 u2 ..., un.
1
u disebut suku pertama, u2 disebut suku kedua, ..., dan seterusnya secara umum un disebut suku ke-n.
Contoh
Pola ABBCCCDDDDABBCCCDDDDABBCCCDDDD.... berulang sampai tak
terhingga. Huruf apakah yang menempati urutan ke 5 3
2 3 ? (OSN 2003)
Jawaban:
Perhatikan bahwa pola di atas berulang setiap 10 suku yaitu ABBCCCDDDD. Dengan
demikian, kita cukup mencari digit terakhir dari 5 3
2 3 . Digit terakhir dari 5 3
2 3 32 27
adalah 4, sehingga huruf yang menempati urutan ke 5 3
2 3 sama dengan huruf keempat
dari barisan tersebut yaitu huruf C. .
Barisan aritmetika adalah barisan yang setiap sukunya diperoleh dengan menambah
suatu bilangan yang tetap (konstan) dari suku sebelumnya, penambah ini selanjutnya
disebut beda. Secara umum, barisan aritmetika berbentuk:
, , 2 , 3 ,...
a a b a b a b dengan a adalah suku pertama dan b adalah beda.
Secara matematis, suku ke-n barisan aritmetika dapat dinyatakan secara ekplisit sebagai
1
n
u a n b, dengan a dan b berturut-turut menyatakan suku pertama dan beda.
Bagaimana dengan jumlah suku-suku barisan aritmetika yang kita sebut dengan deret
kita tulis dengan Sn. Perhatikan kembali bahwa Sn u1 u2 ... un. Jika kita balik Jadi rumus deret aritmetika adalah:
Nah, sekarang bagaimana cara mencari un jika diketahui rumus Sn? Mudah saja, karena
Perhatikan bahwa 1 5 9 ... 4013 4017 merupakan deret aritmetik dengan suku
awal 1, beda 4, dan suku terakhir 4017. Rumus umum dari barisan aritmetika
penyusunnya adalah un a
n1
b 1
n1 4 4
n3, sehingga karena1005 2000 9 2.010.000 9045 2.019.045. n
S n a u
Jadi jumlahnya adalah 2.019.045. .
Barisan geometri adalah barisan yang setiap sukunya diperoleh dengan mengalikan
suatu bilangan yang tetap (konstan) dari suku sebelumnya. Pengali ini selanjutnya disebut
dengan rasio atau pengali. Dengan demikian barisan geometri adalah barisan yang setiap
sukunya diperoleh dengan mengalikan suatu bilangan tertentu dari suku sebelumnya.
Secara umum, barisan geometri berbentuk:
2 3
, , , ,...
a ar ar ar dengan a adalah suku pertama dan r adalah rasio.
Secara matematis, rumus suku ke-n dari barisan geometri adalah n 1 n
u ar , dengan a adalah suku pertama dan r adalah rasio.
Selanjutnya, akan dibahas jumlahan dari suku-suku barisan geometri yang selnjutnya kita
sebut dengan deret geometri. Perhatikan kembali bahwa
1
1 2 ... ...
n
n n
S u u u a ar ar .
Perhatikan bahwa
, sehingga rumus di atas juga dapat ditulis dalam
bentuk lain yaitu:
. Bentuk pertama biasanya digunakan jika r 1
, sedang bentuk yang kedua digunakan jika r 1.
Seperti halnya pada deret aritmetika, pada deret geometripun juga berlaku un SnSn1
untuk n2 dan tentu saja u1 S1.
Contoh
Suatu barisan bilangan real mempunyai suku-suku didefinisikan sebagai berikut.
Buktikan bahwa jumlah semua suku ke-1 sampai dengan suku ke-2009 adalah
2009 2010
hampir sama dengan barisan geometri hanya saja dia akan bertanda + + - - untuk suku ke1,2,3,4 dan seterusnya dengan mengambil 4 suku berurutan. Misalkan
1 2 ... 2008
S u u u dan 2008
1 2 ... 2008 2009 2009
T u u u u S u S ar maka 2 3 2004 2005 2006 2007
...
2 3 2004 2005 2006 2007
2 3 2004 2005 2006 2007 2 3 6 7 2006 2007
Perhatikan bahwa 2 6 2006
...
Selain deret aritmetika dan deret geometri di atas, terdapat beberapa deret yang sebaiknya
kita mengetahuinya.
1. Deret bilangan asli: ini merupakan jumlah dari beberapa bilangan asli yang
pertama yaitu 1 2 3 ... 1
1
2n n n
. (deret ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus deret aritmetika).
2. Deret bilangan kuadrat: ini merupakan jumlah dari beberapa kuadrat bilangan
asli yang pertama yaitu 2 2 2 2 1
1 2 3 ... 1 2 1
6
n n n n
.
3. Deret bilangan kubik (pangkat 3): ini merupakan jumlah dari beberapa pangkat
tiga dari bilangan asli yang pertama yaitu
2Dalam soal olimpiade, sering sekali kita menghitung deret bahkan perkalian dari
beberapa suku dari suatu barisan yang bukan aritmetika maupun geometri. Di sini kita
akan membahas teknik telescoping. Cara ini adadapat dilakukan untuk penjumlahan dan perkalian.
1. Tipe penjumlahan u1 u2 ... un. Jika kita dapat mengubah menjadi u1 x1 x0,
2 2 1
u x x , u3 x3 x2,…, un xnxn1, maka dengan mudah kita dapat menghitung u1 u2 ... un
x1x0
x2x1
...
xnxn1
xnx0. Ataudengan cara lain yakni dengan membalik urutan suku-sukunya seperti pada saat
kita membuktikan rumus deret aritmetika, yaitu jika kita punya
1 n 2 n 1 ... n 1
, maka dengan mudah kita dapat menghitung
Contoh
2 6 12 20 2005 2005 1 1.2 2.3 3.4 4.5 2004.2005 2005.2006
1 1 1 1 1 1 1
Diketahui fungsi bilangan real
1
Contoh
Jika n adalah bilangan asli. Maka bentuk paling sederhana dari perkalian
2 2 2 2
Jadi bentuk sederhanya adalah 1
2
n n
Geometri
Geometri adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang ilmu ukur. Pada bab ini
kita akan mempelajari geometri bidang dan geometri ruang. Geometri bidang meliputi
pembahasan tentang segitiga, segi-n, kesebangunan, Teorema Pythagoras, lingkaran, serta
hubungan antara lingkaran dan segitiga. Sedangkan geometri ruang meliputi kubus, balok,
tabung, limas, kerucut, dan bola serta beberapa bangun terpancung. Tentu saja kita tidak akan
mulai semuanya dari awal, melainkan hanya akan mendalami ataupun memperkenalkan
sesuatu yang baru.
A. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar bersisi lurus yang paling sederhana. Bahkan, semua bangun
datar yang bersisi lurus pasti dapat kita partisi menjadi beberapa segitiga.
Beberapa sifat dasar dan rumus rumus pada segitiga:
1. 0
180
A B C
,
2. a b c , b c a , dan c a b (disebut ketaksamaan segitiga),
3. Keliling a b c dan didefinisikan s sebagai setengah keliling yakni
2
a b c s ,
4. Luas segitiga ABC selanjutnya ditulis dengan
ABC
dapat dihitung dengan rumus
panjang alas
tinggi
2
ABC
5. Formula Heron:
ABC
s s a s b s c
dengan s menyatakan setengahFormula Heron merupakan cara alternatif untuk menghitung luas segitiga tanpa harus
menghitung tingginya terlebih dahulu. Perhatikan rumus luas pada poin (4). Jika rumus ini
kita aplikasikan pada segitiga ABC di atas maka
2
a a h
ABC dengan ha menyatakan
panjang garis tinggi yang ditarik dari titik sudut A. Sekarang perhatikan bahwa segitiga ABD
dan ADC mempunyai tinggi yang sama yaitu ha, sehingga
1 2 1 2
a
a BD h
ABD BD
ADC DC h DC
. Dari
sini kita menemukan fakta yang sederhana namun powerful dalam menyelesaikan soal yaitu
bahwa jika dua segitiga mempunyai tinggi yang sama maka perbandingan luasnya sama
dengan perbandingan panjang alasnya. Begitu juga sebaliknya, yaitu jika dua segitiga
mempunyai alas sama maka perbandingan luasnya sama dengan perbandingan tingginya.
Contoh
Gambar bangun berikut, ABCD adalah persegi dengan sisi 6 satuan. Titik E dan F membagi
diagonal AC menjadi tiga bagian sama panjang. Luas segitiga DEF = ....
(OSK 2003)
Jawaban:
Kita tarik garis DE dan DF.
Persegi ABCD terbagi menjadi 6 segitiga yang tingginya adalah setengah panjang diagonal
yang sama, sehingga
1
1.6.6 66 6
DEF ABCD satuan luas. Jadi luas segitiga DEF
adalah 6 satuan luas. .
Contoh
Perhatikan Gambar 2, yaitu 4 buah layang-layang kongruen yang memuat pada persegi dan
ternyata masih tersisa daerah persegi yang diarsir. Jika panjang p3 2 cm, dan q5 2
cm, maka luas daerah yang diarsir adalah ….
(OSP 2009)
Jawaban:
Luas persegi yang besar
p q
2
3 2 5 2
2 8 2 2 128. Perhatikan bahwa setiapbelah ketupat merupakan gabungan dari dua segitiga siku-siku dengan sisi-sisi siku-siku p
dan q. Karena ada 4 belah ketupat maka luas yang tidak diarsir sama dengan 8 kali luas
segitiga siku-siku tersebut yaitu 8.1 4 3 2 5 2
1202 pq
. Jadi luas yang diarsir
Telah dikatakan di atas bahwa sebarang segi-n dapat kita partisi menjadi segitiga-segitiga.
Mudah dipahami bahwa setiap segi-n dapat dibagi/dipartisi menjadi n2 segitiga segitiga
yang semua titik sudutnya merupakan titik sudut segi-n.
Dengan demikian jumlah semua sudut pada segi-n adalah
n2 180
0. Dari sini tentu kitadapatkan besar setiap sudut segi-n beraturan adalah
2
0 180 nn
.
Contoh
Tentukan bilangan asli n terkecil sehingga jumlah ukuran sudut-sudut segi-n, dengan n6
kurang dari 2
n derajad. (OSN 2004)
Jawaban:
Kita tahu bahwa jumlah ukuran sudut-sudut segi-n adalah
n2 180
0, sehingga kita akanmencari bilangan asli terkecil n sehingga
n2 180
n2 yang ekivalen dengan
2
180n n 360n 180n 360. Perhatikan bahwa fungsi grafik f dengan rumus
2180
f x x x merupakan parabola terbuka ke atas dengan persamaan sumbu simetri
90
x , sehingga fungsi f merupakan fungsi naik untuk x90 dan turun jikax90.
Karena f
3 3 180 3
360 maka agar n
180n
360 haruslah x90 (karena setelah90 fungsi akan turun). Dengan demikian, untuk mencari n yang dimaksud kita cukup mencari
bilangan asli n sehingga
n1 180
n 1
360 tetapi n
180n
360. Perhatikanbahwa 177 180 177
531 360 dan 178 180 178
356 360 , sehingga n terkecil yangB. Kesebangunan
Mudahnya kata sebangun sama dengan serupa, artinya dua bangun datar dikatakan sebangun
jika bentuknya serupa meskipun ukurannya tidak harus sama. Secara formal, dua bangun
datar bersisi lurus dikatakan sebangun jika besar semua sudutnya sama dan perbandingan
panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama. Sebagai contoh segilima ABCDE sebagun dengan
segiempat PQRST ditulis dengan ABCDE PQRST jika
, , , ,
A P B Q C R D S E T
dan AB BC CD DE EA k
PQ QR RS ST TP
untuk suatu konstanta k. Dalam hal k 1, dikatakan bahwa dua bangun tersebut kongruen.
Hal yang istimewa dari dua bangun yang sebangun adalah kita dapat mencari sifat satu
bangun jika diketahui sifat bangun yang lainnya. Sebagai contoh misalkan diketahui dua
bangun datar sebangun katakan dengan perbandingan k, maka
1. Perbandingan kelilingnya adalah k,
2. Perbandingan luasnya adalah 2 k ,
3. Perbandingan panjang garis (baik diagonal, garis tinggi, atau apapun) yang bersesuaian
adalah k.
Salah satu penggunaan nyata dari kesebangunan adalah skala pada peta. Jelas bahwa setiap
peta sebangun dengan tempat aslinya. Misalkan perbandingan ukuran sebenarnya dan ukuran
Contoh
Pada sebuah peta dengan skala 1 : 100.000, luas tanah sebuah sekolah adalah 50 cm2. Luas tanah sekolah tersebut pada peta dengan skala 1 : 200.000 adalah ... (OSK 2003)
Jawaban:
Jelas bahwa 2 peta tersebut sebangun dengan peta pertama lebih besar dari peta kedua.
Mudah dipahami bahwa perbandingan kesebangunan peta pertama dan peta kedua adalah 2,
sehingga luas tanah pada peta kecil adalah 502 12,5
2 cm
2
. .
Syarat kesebangunan pada segitiga lebih sederhana daripada bangun segi-n yang lainnya.
Dua segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu dari:
1. Ketiga sudutnya sama besar.
Ini juga dapat disederhanakan lagi karena jumlah besar sudut setiap segitiga adalah 0
180
maka dua segitiga sebangun jika besar dua sudut yang bersesuaian sama.
Jika
A P
B Q
C R
maka ABC PQR akibatnya AB AC BC PQ PR QR .
2. Perbandingan ketiga sisi yang bersesuaian sama
Jika AB AC BC
PQ PR QR maka ABC PQR akibatnya A P, B Q, dan
C R
.
3. Perbandingan dua sisi yang bersesuaian sama dan sudut yang mengapit keduanya
besarnya sama
Jika diketahui AB AC
Perhatikan segitiga
Jika DE AB// (sejajar) maka mudah dipahami bahwa CAB CDE yang berakibat CD CE DE
CA CB AB yang selanjutnya diperoleh juga
CD CE DA EB.
Kebalikannya jika CD CE
DA EB maka CAB CDE sehingga DE AB// .
Contoh
Perhatikan gambar berikut ini.
Dari gambar di atas diketahui bahwa jari- jari lingkaran kecil adalah 3 cm dan jari-jari lingkaran
Jawaban:
Tarik garis tegak lurus dari A dan B ke garis singgung singgung lingkaran.
Karena PB QA// maka 3 3 11 5
DB PB DC
DA QA DC
. Dari sini kita peroleh 5DC 15 3DC33
yang selanjutnya diperoleh DC9 cm. .
Sekarang perhatikan segitiga siku-siku berikut ini.
Dapat dibuktikan bahwa DAB DCA ACB, sehingga kita peroleh 2
AC CD CB ,
2
AB BD BC , dan 2
AD DB DC (ini disebut rumus proyeksi).
Selanjutnya kita juga punya
2 2 2
AB AC BD BC CD BC BD DC BCBC BC BC . Nah, rumus
2 2 2
Contoh
Perhatikan gambar berikut. Panjang CP adalah ...
(OSK 2004)
Jawaban:
Misal Q, R, S, dan T berturut-turut adalah proyeksi P pada AB, BC, CD, dan DA.
Menggunakan Teorema Pythagoras kita punya 2 2 2
5 a c , 2 2
160b c , dan 2 2
9a d .
Dengan demikian 2 2 2 2 2 2 2
2 2
160 9 25 144
CP b d b c a d a c , sehingga
panjang CP 144 12 . .
Contoh
Diketahui gambar berikut. ABCD adalah persegi, dan E adalah titik
sembarang di luar persegi ABCD. Selidiki apakah berlaku hubungan
2 2 2 2
Jawaban:
Kita tarik garis dari E tegak lurus AB dan DC seerta memotong AB dan DC berturut-turu di P dan
Q.
Jelas bahwa AQDP dan DB PC . Misal sisi persegi ABCD adalah x, panjang AQ a ,
QB b , dan PE c . Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, kita punya
22 2 2 2
AE AQ QE a x c , 2 2 2 2
2BE BQ QE b x c , 2 2 2 2 2 CE CP PE b c
, dan 2 2 2 2 2
DE DP PE a c . Dengan demikian kita punya
2
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2
.
AE CE a x c b c b x c a c BE DE .
B. Lingkaran
Tentunya kita telah mengenal lingkaran di materi sekolah biasa. Di sini kita akan menggunakan
pengetahuan lingkaran yang didapat disekolah untuk mengetahui hubungan lingkaran dengan
segitiga yaitu lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga. Keliling dan luas suatu
lingkaran yang berjari-jari r berturut-turut adalah K 2r dan 2
Lr . Jangan lupakan juga
materi tentang sudut keliling dan sudut pusat.
Contoh
Di dalam suatu lingkaran yang berjari-jari 4 cm dibuat persegi ABCD, sehingga titik sudut
persegi tersebut berada pada lingkaran. Luas persegi ABCD adalah ...
a. 64 cm2 c. 16 cm2 e. 4 cm2 b. 32 cm2 d. 8 cm2
Jawaban:
Karena keempat titik sudut persegi terletak pada lingkaran maka panjang diagonal persegi sama
dengan diameter lingkaran yaitu 2 4 8 cm, sehingga luas persegi adalah
1 1
. . .8.8 32
2 2
L d d cm2. (ingat bahwa setiap persegi merupakan belah ketupat sehingga kita
dapat menggunakan rumus luas belah ketupat). (B). .
Contoh
Diketahui bentuk gambar di bawah berikut ini.
Titik-titik pusat lingkaran B, C, D, dan E diletakkan pada garis tengah lingkaran A dan garis
tengah lingkaran B sama dengan jari-jari lingkaran A. Lingkaran C, D, dan E sama besar dan
sepasang-sepasang bersinggungan di luar sehingga jumlah panjang garis tengah ketiga lingkaran
tersebut sama dengan jari-jari lingkaran A. Bagaimanakah perbandingan keliling lingkaran A
dengan jumlah keliling lingkaran B, C, D, dan E? (OSN 2003)
Jawaban:
Misalkan panjang-jar-jari lingkaran A adalah r satuan, maka panjang jari-jari lingkaran B adalah
1
2r satuan dan panjang jari-jari lingkaran C, D, dan E adalah
1 1
/ 3
2r 6r satuan. Keliling
linkaran AKA2r dan jumlah keliling lingkaran B, C, D, dan E adalah
1 1 1 1
2
2 6 6 6
B C D E
K K K K r r r r r
. Jadi keliling lingkaran A sama dengan
Contoh
Pada gambar dibawah, titik O adalah pusat lingkaran yang berjari-jari r. Jika panjang ruas garis
ED juga sama dengan r, buktikanlah bahwa 1
3
DEC AOB
.
(OSP 2005)
Jawaban:
Misal 0
AOB x
dan DECy0. Karena DOE sama kaki dengan DEDO maka
0
DOC y
, akibatnya ODB2y0. Di samping itu ODB sama kaki sehingga
0 2
OBD ODB y
dan DOB18004y0. Perhatikan bahwa kita punya
0
180
COD DOB BOA
, artinya 180 4 180 1 1
3 3
y y x y x DEC AOB.
Terbukti. .
Lingkaran dalam suatu segitiga adalah lingkaran yang berada di dalam segitga dan
menyinggung ketiga sisi segitiga tersebut. Titik pusat lingkaran dalam ini merupakan
perpotongan ketiga garis bagi sudut-sudut segitiga tersebut.
Panjang jari-jari lingkaran dalam segitiga adalah r
ABC
sLingkaran luar suatu segitiga adalah lingkaran yang melalui ketiga titik sudut segitiga tersebut.
Titik pusat lingkaran luar ini merupakan perpotongan ketiga garis sumbu sisi segitiga.
Panjang jari-jari lingkaran luar segitiga adalah
4 abc R
ABC
, dengan a b, , dan c menyatakan
panjang sisi-sisi dari segitiga ABC.
Contoh
Lingkaran M adalah lingkaran dalam dari ABC , sedangkan lingkaran N merupakan
lingkaran dalam dari ACD. Lingkaran M dan N bersinggungan di titik E . Jika panjang sisi
, ,
ADx cm ABy cm BCz cm, tentukan panjang sisiDC (nyatakan dalamx y dan z, .)
Jawaban:
Misalkan lingkaran M menyinggung sisi AB dan BC berturut-turut di P dan Q, sedang lingkaran
N menyinggung sisi AD dan DC berturut-turut di R dan S.
Jelas bahwa DR DS (keduanya garis singgung lingkaran N) dan BPBQ (keduannya juga
merupakan garis singgung lingkaran M).
Perhatikan AR dan AE merupakan garis singgung lingkaran N yang ditarik dari A sehingga
ARAE, tetapi AE dan AP merupakan garis singgung lingkaran M yang ditari dari A sehingga
AEAP. Dari sini kita peroleh ARAP. Dengan cara yang sama kita juga punya CSCQ.
Dengan demikian, kita punya AR RD BQ QC AP DS BP SC AP PB DC SC
yang selanjutnya kita peroleh AD BC AB CD , sehingga DCAD BC AB x z y.
Jadi panjang DC x z y. .
C. Bangun Ruang
Bangun ruang yang biasanya muncul dalam olimpiade diantaranya kubus, balok, tabung, limas,
kerucut, dan bola. Terkadang soal menggabungkan beberapa bangun ruang tersebut dan kadang
kala kita diminta menghitung volume atau luas permukaan bangun terpancung. Untuk bangun
terpancung ini biasanya kita menggunakan kesebangunan. Di sini kita tidak akan membahas
rumus-rumus volume maupun luas permukaan karena sudah kita pelajari di materi sekolah. Kita
Contoh
Perhatikan Gambar 4(a) sebagai kubus sempurna dan Gambar 4(b) merupakan kubus yang sama
dengan Gambar 4(a) dengan salah satu titik sudut dipotong dengan potongan berbentuk limas.
Jika panjang rusuk kubus 6acm dan panjang rusuk tegak limas 213acm, maka volum bangun
baru adalah ….
(OSP 2009)
Jawaban:
Volume kubus
3 36a 216a
, sekarang akan kita hitung volume limas yang dibuang. Pertama
akan dihitung tinggi limas. Tinggi limas diproyeksikan ke alas tepat di titik berat segitiga
demikian, volume limas
2
bangun baru adalah 3 3
Contoh
Sebuah ember terbuat dari seng seperti tampak pada gambar. Luas seng yang digunakan untuk
ember tersebut adalah ……
(OSP2006)
Jawaban:
Luas alasnya 2 alas .15 225
L
cm2. Sekarang akan kita hitung luas selimut ember. Ember
tersebut merupakan kerucut terpancung, sehingga kalau kita buat kerucut lengkapnya dalah
sebagai berikut.
Misalkan panjang garis tinggi dan garis pelukis kerucut kecil berturut-turut adalah t dan s, maka
dengan menggunakan kesebangunan kita punya 15 5 3 120 60
40 25
t
t t t
t , sehingga
panjang s 602152 15 17 dan panjang garis pelukis kerucut besar 602252 65. Dengan demikian, luas selimut ember sama dengan luas selimut kerucut besar dikurangi dengan
luas selimut kerucut kecil yaitu Lselimut .25.65.15.15 17 25
65 9 17
. Jadi luas sengyang digunakan untuk ember tersebut adalah
alas selimut 225 25 65 9 17 25 9 65 9 17 25 74 9 17
h
1
Teori Bilangan
Teori bilangan merupakan salah satu materi dalam olimpiade. Pada bab ini, kita akan
mempelajari tentang konsep dasar keterbagian, algoritma pembagian, faktor
persekutuan terbesar, dan kelipatan persekutuan terkecil, serta persamaan Diophantine.
Namun sebelumnya, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara menyajikan
bilangan asli dengan menggunakan basis.
A. Penyajian Bilangan Bulat
Pada saat kita masih di sekolah dasar, tentu saja kita pernah menjumpai soal yang
dilontarkan oleh guru kita sebagai berikut:
1. Berapakah angka ratusan dari 3356?
2. Angka 4 pada bilangan 4.777 bernilai?
Nah, pertanyaan di atas dimaksudkan pada basis 10, yakni ada satuan, puluhan, ratusan,
ribuah, puluh ribuan, dst. Sebagai contoh bilangan 3.356 dimaksudkan 3 ribuan, 3
ratusan, 5 puluhan, dan 6 satuan atau secara metematika ddapat kita nyatakan sebagai
3 2
3356 3 1000 3 100 5 10 6 3.10 3.10 5.10 6 .
Penyajian di atas, disebut penyajian dalam basis 10 atau lebih dikenal dengan disebut
sistem desimal. Angka-angka/digit-digit yang digunaan dalam basis 10 adalah 0, 1, 2, 3, 4,…, 9. Perlu diingat bahwa angka hanyalah symbol, sedangkan bilangan adalah nilai dari angka-angka yang kita bentuk. Secara umum, untuk sebarang bilangan bulat b1
kita dapat menyajikan bilangan dalam basis b. Angka-angka yang digunakan dalam
basis b ini adalah anggota-anggota dari himpunan{0,1,2…b-1}. Penulisan basis,
biasanya dituliskan di sebelah kanan bawah bilangan. Sebagai conntoh 200911 adalah
2009 dalam basis 11. Jika bilangan basisnya tidak dituliskan maka bilangan yang
dimaksud tersebut adalah bilangan dalam basis 10. Sebagai contoh jika kita menemukan
h
2
Secara matematika, nilai dari bilangan yang disajikan dalam basis b adalah sebagai
berikut: nilai dari anan-1…a1a0b dengan ai {0,1,2…b-1} untuk setiap i=1,2,3…n dalam
basis 10 adalah
1
1... 1 0 1 ... 1 0
n n
n n b n n
a a a a a b a b a b a
Pernyataan ini sekaligus menjelaskan kepada kita bagaimana mengubah bilangan
menjadi basis 10.
Contoh
Jika P, Q, R adalah angka-angka dari suatu bilangan dan
(100 10 P Q R P)( ) Q R 2008,
Maka nilai Q adalah...(OSK 2008)
a. 3 d. 6
b. 4 e. 7
c. 5
Jawaban:
Perhatikan bahwa 100 10 P Q R PQR dan 2008 251 8 atau 2008 502 4 .
Jika PQR251 maka
PQR P Q R
251 8 2008 (memenuhi), sedangkan jika502
PQR maka
PQR P Q R
502 7 2008 (tidak memenuhi). Jadi nilai Qadalah 5. (C).
Contoh
Diketahui
121 angka 9 99 999 ... 999...9
N
Tentukan nilai N. (OSN 2006)
Jawaban:
Untuk setiap bilangan asli n kita punya
angka angka 0 999...9 1000...0 1
n n
h
Manakah di antara bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, …, 100 yang habis dibagi 2? Dengan
mudah tentu kita dapat menjawab bahwa yang habis dibagi 2 adalah bilangan-bilangan
genap. Apa itu habis membagi? Apa itu habis dibagi? Ini akan dijelaskan pada sub bab
ini.
Definisi B.1
Bilangan bulat a habis membagi b ditulis a|b jika dan hanya jika terdapat bilanganbulat
h
4 Contoh
Tentukan semua bilangan asli n sehingga n
8
adalah bilangan bulat!
Jawaban:
agar n
8
bulat maka n|8,sehingga n merupakan faktor dari 8, sehingga n yang mungkin
adalah n=1,2,4,atau 8.
Dari definisi di atas kita dapat menurunkan sefat-sifat sebagai berikut
Sifat B.1
Untuk setiap bilangan bulat a yang tidak nol selalu berlaku a|a dan a|0
Sifat B.2
Untuk setiap bilangan bulat a selalu berlaku 1|a
Sifat B.3
Jika a|b maka ac|bc untuk setiap bilangan bulat c yang tidak nol.
Sifat B.4
Jika a|b maka a b .
Sifat B.5
Jika a|b dan a|c maka a|(mb+nc) untuk setiap bilangan bulat m dan n.
Di sini, kita hanya akan membuktikan Sifat B.5. Sedangkan untuk sifat-sifat yang
lainnya diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Bukti Sifat B.5
Perhatikan bahwa a|b artinya terdapat bilangan bulat k sehingga b=ka, dan juga kita
tahu a|c yang berarti terdapat bilangan bulat l sehingga c=la. Dari kedua fakta tersebut
kita punya mb+nc=mka+nla=(mk+nl)a yang berarti a|(mb+nc) ■
Perhatikan bahwa pada sifat B.5, jika m dan n berturut-turut kita ganti dengan 1 dan -1
h
5
sering menggunakan sifat-sifat di atas untuk menyelesaikan masalah. Sekarang marilah
kita lihat beberapa contoh soalnya.
Contoh yang selalu benar adalah ....
a. hanya (i) d. semuanya, kecuali (v)
Jadi semua pernyataan selalu benar kecuali (ii). (C).
Contoh
menghasilkan bilangan bulat kurang dari 1, maka banyaknya himpunan bagian tak
kosong dari H adalah ... (OSK 2005)
h
merupakan bilangan bulat haruslahn3|n1, di lain pihak kita juga punya
3| 3
n n . Dengan demikian n3 | (n 1)
n3
atau ekivalen dengann3 | 2. Darisini kita simpulkann 3 1,1, 2 , atau 2, yang selanjutnya kita dapatkan solusi
2, 4,1
n , atau 5. Sekarang kita periksa mana yang hasilnya kurang dari 1.
n=2, maka 1 2 1 1 1
Jadi banyak anggota H adalah 2, sehingga banyaknya himpunan bagian tak kosong dari
H adalah 2
Dari sifat-sifat keterbagian di atas, kita dapat mentukan kriteria suatu bilangan yang
habis dibagi 2, 3, 4, 5, 8, 9, dan 11.
Teorema B.1 (kriteria habis dibagi)
Diketahui ma an n1...a a2 1 adalah bilangan asli n digit.
1. m habis dibagi 2 jika dan hanya jika digit terakhirnya habis dibagi 2 atau dengan
kata lain jika digit satuannya genap.
2. m habis dibagi 4 jika dan hanya jika dua digit terakhirnya habis dibagi 4.
h
7
4. m habis dibagi 5 jika dan hanya jika digit terakhirnya habis dibagi 5 atau dengan
kata lain jika digit satuannya 0 atau 5.
5. m habis dibagi 3 jika dan hanya jumlah semua digit-digitnya habis dibagi 3.
6. m habis dibagi 9 jika dan hanya jumlah semua digit-digitnya habis dibagi 9.
7. m habis dibagi 11 jika dan hanya jumlah selang-seling digit-digitnya habis dibagi
11 yakni a1 a2 a3 ...an habis dibagi 11.
Algoritma pembagian juga merupakan modal dasar yang sangat penting dalam teori
h
8 Teorema C.1
Jika a dan b adalah bilangan bulat dan b>0, maka terdapat dengan tunggal bilangan
bulat q dan r sehingga
a bq r
dengan0 r b.
Bukti:
Pandang himpunan ..., a-3 , - 2 , - , ,b a b a b a a b a , 2 ,b a3b,... Jika barisan tersebut
memuat unsur nol, maka terdapat bilangan bulat q sehingga a bq r dengan r=0. Jika
barisan tersebut tidak terdapat unsur nol, maka a tidak mungkin nol. Jika a>0 maka
(1 ) 0
a ab a b , dan jika a<0 maka a ab- - ( -1) 0a b . Jadi, barisan tersebut
memuat unsur positif. Dengan demikian, jika kita himpun semua elemen yang positif
sebut saja himpunan S, maka S mempunyai elemen terkecil, sebut elemen minmal
tersebut adalah r a qb- . Kita akan buktikan bahwa r<b. Jelas r≠b (mengapa?),
andaikan r>b maka akan kita peroleh sa q- ( 1)b a qb b r b - - - 0. Perhatikan
bahwa s∈S, dan s<r. Ini kontradiksi dengan asumsi bahwa r merupakan elemen terkecil. Jadi haruslah terdapat bilangan bulat q sehingga
0<ra qb- <b
atau dengan kata lain
a bq r dengan 0<r<b .
Sekarang akan kita buktikan ketunggalannya. Misalkan terdapat bilangan bulat
0≤r₁,r₂<b dan q₁ serta q₂ sehingga a=bq₁+r₁=bq₂+r₂. Dari sini akan diperoleh
h
9
Selanjutnya untuk q disebut bagian bulat hasil bagi a oleh b dan r disebut dengan sisa
pembagiana oleh b. Perlu diperhatikan bahwa 0 r b. Khusus jika r0 maka kita
akan punya b a| .
Dari teorema di atas, dapat kita pahami bahwa jika m suatu bilangan asli, maka untuk
sebarang bilangan bulat n dapat dinyatakan sebagai
n=mk+r
untuk suatu bilangan bulat k dan r dengan 0≤r≤m-1. Bilangan yang berbentuk mk+r adalah bilangan bulat yang bersisa r ketika dibagi m. Sebagai contoh, jika kita ambil
m=2, maka fakta di atas mengatakan bahwa setiap bilangan bulat dapat dinyatakan
dalam bentuk 2k atau 2k+1, yang selanjutnya dalam kehidupan kita sehari-hari bilangan
yang berbentuk 2k dan 2k+1 berturut-turut kita katakan bilangan genap dan bilangan
ganjil. Jika kita ambil m=3, maka fakta di atas mengatakan bahwa setiap bilangan bulat
habis dibagi 3, bersisa 1, atau bersisa 2 ketika dibagi 3.
Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh berikut.
Contoh
dibagi 9, maka sisanya adalah… (OSK 2008)
h
10
Diberikan dua bilangan bulat yang berjumlah 37. Jika bilangan yang lebih besar
dibagi dengan bilangan yang lebih kecil, maka hasil baginya adalah 3 dan sisanya 5.
Selisih kedua bilangan tersebut adalah .... (OSP 2007)
a. 3 d. 21
b. 5 e. 29
c. 8
Jawaban:
Misalkan bilangan tersebut adalah a dan b dengan a b . Dari yang diketahui kita
punya a b 37 dan a3b5. Dari sini kita peroleh 3b 5 b 37 b 8,
sehingga selisih kedua bilangan tersebut adalah a b 3b 5 b 2b 5 21. (D).
D. Faktor Persekutuan terbesar dan Kelipatan Persekutuan terkecil
Pada saat sekolah dasar, kita semua tentu telah mengenal pembagi sekutu terbesar atau
biasa disebut faktor persekutuan terbesar (FPB), atau disebut juga greatest common
divisor(gcd).
Definisi D.1.
Diberikan a dan b adalah bilangan bulat yang tidak keduanya nol. Bilangan asli d
disebut faktor persekekutuan terbesar dari a dan b atau ditulis dengan d =gcd(a,b) jika
(i). d|a dan d|b,
(ii). untuk setiap bilangan asli c dengan c|a dan c|b haruslah berlaku c d .
Pada definisi di atas, bagian (i) mengatakan bahwa d adalah pembagi sekutu dari a dan
b, sedangkan bagian (ii) mengatakan bahwa untuk setiap pembagi sekutu dari a dan b
harus lebih kecil atau sama dengan d,dengan kata lain (ii) mengatakan bahwa d
merupakan pembagi sekutu yang terbesar.
Definisi D.2.
Bilangan bulat a dan b dikatakan saling prima (relatif prima) jika gcd(a,b)=1.
h
11
Untuk sebarang bilangan bulat a,b dan c didefinisikan
gcd( , , ) gcd(gcd( , ), ) gcd( ,gcd( , ))a b c a b c a b c .
Dari definisi di atas, dapat diturunkan beberapa sifat di bawah ini:
1. gcd( , ) gcd( , ) gcd(| |,| |)a b b a a b ,
Di sini hanya akan kita buktikan untuk sifat (5) saja, sedangkan untuk bukti sifat-sifat
yang lain diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Bukti sifat 5
Dari sini kita punya bahwa gdadalah sebarang faktor persekutuan dari a dan b. Oleh
karena dgcd( , )a b maka gd d g 1, sehingga haruslah g1.
Contoh
Misalkan n adalah bilangan asli yang tidak lebih dari 24, maka jumlah dari semua nilai
yang memenuhi agar n dan 24 relatif prima adalah ....
a. 120 c. 95 e. 81
b. 96 d. 82
(OSK 2008)
Jawaban:
Yang relatif prima dengan 24 adalah 1, 5, 7, 11, 13, 17, 19, dan 23. Sehingga jumlah
semuanya adalah 96. (B).