• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosialisasi Jabatan Fungsional Peneliti dalam Kerangka ASN LTH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sosialisasi Jabatan Fungsional Peneliti dalam Kerangka ASN LTH"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Sosialisasi

Sosialisasi

Regulasi JFP dalam kerangka UU ASN

Regulasi JFP dalam kerangka UU ASN

Tim Kajian KepmenPAN 128/2004

(2)

POLA MANAJEMEN ASN

(3)

APARATUR SIPIL NEGARA

# Aparatur Sipil Negara - PNS (Pegawai Negeri Sipil)

- PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)

# ASN = pejabat - Jabatan Administrasi (JA) - Jabatan Fungsional (JF)

- Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)

# Standar kompetensi - Teknis

- Manajerial - Sosial-kultural

# Rangkap jabatan - Alih jabatan (CPNS / alih jabatan / penyesuaian / promosi)

- Ketersediaan lowongan / formasi

- Maintainance di setiap jenjang dengan AK sd BUP

# Penilaian ASN - PPK → SKP

- Komponen: kinerja (60%) + perilaku (40%) - Berbasis output, bukan proses

# BUP - JF Ahli Utama : 65 tahun - JPT, JF Ahli Madya: 60 tahun

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

POLA GRADING

Asumsi rasio → 1 : 11,889

Kinerja amat baik → TunKin = 125%

PNS kondisi khusus → TuBel 75%, Plt 100%, CDTN 0%, …

Tidak boleh ada honor lain dari APBN / APBD / lembaga internasional

Iuran BPJS → berbasis Penghasilan Bulanan

Penghasilan Bulanan =

- gaji

(9)

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI?

R-PP tentang Manajemen PNS

R-PermenPANRB tentang JFP

(10)

POIN REVISI JFP

1. Penetapan formasi di setiap Jenjang JFP + Bidang Kepakarannya

→ Berbasis lowongan jabatan di Jenjang dan Bidang Kepakaran yang sesuai. → Bidang kepakaran major dan minor.

→ Masa transisi: tidak perlu, konversi langsung

2. Standar Kompetensi Peneliti, Kualifikasi, Uji Kompetensi, Hasil Kerja, AK

→ Penetapan kualifikasi : S1/S2 → S2 → S2/S3 → S3 - AK per-tahun > 50%, dan per-3 tahun > 78%

- AK unsur I, II, III bisa di-carry over sd 2 tahun dari tahun berjalan, Hasil Kerja sd 2 periode dari TMT

→ Penilaian AK oleh Satker (TP2U) dalam bentuk SKP, kenaikan jenjang oleh Tim Asesor

Maintainance di setiap Jenjang JFP sd BUP

3. Penyesuaian Unsur Kegiatan dan AK

(11)

STANDAR KOMPETENSI

(12)

STANDAR KOMPETENSI

(13)

STANDAR KOMPETENSI

(14)

STANDAR KOMPETENSI

(15)

STANDAR KOMPETENSI

(16)

MAINTAINACE

: HK + AK

> 78% AK

ANGKA KREDIT

> 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50% > 50%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 ... TAHUN HASIL KERJA

Masuk Jenjang

HKM @ 2 buah

(17)

MAINTAINACE

: HK + AK

→ Bisa di-carry-over sd 2 tahun sebelum tahun berjalan untuk AK, dan 2 periode untuk

HK terhitung sejak TMT status terakhir.

Masa transisi (yang telah berada di jenjang jabatan)

→ Periode transisi: tidak perlu, otomatis masuk tanpa Uji Kompetensi.

Kenaikan golongan ruang kepegawaian (pada jenjang jabatan yang sama) → Minimal berada pada jenjang golongan ruang tersebut: 1 tahun. → Pemenuhan HKM 1 periode.

→ Percepatan kenaikan golongan ruang dalam 2 tahun.

HKM @ 2 buah

(18)

FUNGSIONAL PENELITI

1) PNS langsung masuk JF saat diterima → jenjang JF sesuai AK.

2) Minimal S1.

3) Wajib mengikuti DJFP Tingkat Pertama.

4) Alih jabatan: min. S2, DJFP I, < 45 thn / sesuai BUP untuk JF serumpun.

5) Hasil kerja minimal harus dicapai selama periode jabatan.

1) Jumlah formasi ditetapkan untuk setiap jabatan → PNS / PPPK saat masuk

sesuai lowongan jabatan.

2) Minimal S1 (belum tentu tersedia formasi dengan jenjang terendah).

3) Lulus Uji Kompetensi jabatan.

4) Alih jabatan: tersedia lowongan jabatan, dan lulus Uji Kompetensi Sd 1 bulan sebelum BUP.

(19)

FUNGSIONAL PENELITI

6) Hasil kerja minimal: 1 output per-hasil kerja selama periode jabatan tersebut.

7) Tidak ada maintainance kecuali untuk Peneliti Utama IV/e.

8) Tidak ada AK minimal tahunan, tetapi harus naik jenjang dalam 5+1 tahun.

9) Kenaikan jabatan sesuai PAK.

10) Penilaian AK setiap pengusulan kenaikan jenjang dalam 5+1 tahun.

6) Hasil Kerja Minimal: selama periode 5-tahunan pada jenjang tersebut.

7) Maintainance dimungkinkan sampai BUP di setiap jenjang.

8) Dikenakan AK minimal tahunan, DAN pencapaian Hasil Kerja setiap periode 5 tahunan.

9) Kenaikan jabatan sesuai kelulusan Uji Kompetensi DAN ketersediaan lowongan jabatan DAN Hasil Kerja.

(20)

FUNGSIONAL PENELITI

11) Profesor Riset adalah gelar, bukan jabatan.

12) Bidang kepakaran tunggal.

13) Batas usia pelamar PNS: 18-35 tahun.

11) Profesor Riset sebagai nama alias

Peneliti Ahli Utama, Profesor Riset Emeritus sebagai gelar pasca purna tugas.

12) Bidang kepakaran major dan minor.

13) Batas usia pelamar Jabatan FP: 18-40 tahun, untuk S3 → ditetapkan Presiden.

14) Kewajiban menjadi anggota Himpro JF

(Himpenindo)

15) Penambahan unsur kegiatan…. - kolaborasi antar institusi litbang? - perolehan dana eksternal?

(21)

PENETAPAN FORMASI JFP

R-Perka LIPI tentang Petunjuk Teknis JFP

(22)

PANDUAN UMUM

1. Basis penetapan JF: tugas dan target kerja instansi

Tusi instansi → Renstra instansi → IKU + PK instansi → IKP + PK Es. 1 → IKK + PK unit

2. Rumah jabatan untuk JFP: keluaran di PK terkait kegiatan penelitian, pengembangan dan / atau pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Jenjang JFP: jenis keluaran di PK

Jenis keluaran → sesuai Hasil Kerja di setiap Jenjang JFP

4. Jumlah formasi JFP: volume setiap jenis keluaran yang sesuai Hasil Kerja di PK Bidang Kepakaran: kolom ke-2 sesuai Perka LIPI no. 1/2016

(23)

PANDUAN UMUM

1. Basis penetapan JF: tugas dan target kerja instansi

Tusi instansi → Renstra instansi → IKU + PK instansi → IKP + PK Es. 1 → IKK + PK unit

2. Rumah jabatan untuk JFP: keluaran di PK terkait kegiatan penelitian, pengembangan dan / atau pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Jenjang JFP: jenis keluaran di PK

Jenis keluaran → sesuai Hasil Kerja di setiap Jenjang JFP

4. Jumlah formasi JFP: volume setiap jenis keluaran yang sesuai Hasil Kerja di PK Bidang Kepakaran: kolom ke-2 sesuai Perka LIPI no. 1/2016

5. Bidang Kepakaran JFP: substansi Kelompok Litbangji yang mendapat alokasi target PK Kelompok Litbangji: sesuai program untuk merealisasikan PK, bisa lintas keilmuan

Penetapan Formasi JFP: per-Keltianbangji → unit → instansi → nasional

● Jenis Jenjang JFP

(24)

PENETAPAN FORMASI

Top-down: mengikuti Tusi dan Renstra Instansi → siklus evaluasi 5 tahunan

Jumlah + kualifikasi personil untuk melaksanakan tugas dan mencapai target instansi.

Bottom-up: merefleksikan karakter pelaksanaan kegiatan berbasis Kelompok

Litbangji untuk melaksanakan Tusi dan PK yang ditetapkan

Peneliti Ahli Utama 10% - 20%

Peneliti Ahli Madya 20% 20% 50%

Peneliti Ahli Muda 30% 35% 30%

Peneliti Ahli Pertama 40% 45%

-CONTOH KONTUR JENJANG JFP DI LEVEL KELTIANBANGJI

Keltianbangji: - minimal 3 personil, dengan

(25)

PENETAPAN FORMASI

Kedeputian IPT

(26)

PENETAPAN FORMASI

PK Pusat Penelitian Fisika LIPI

No IKK Volume

1 KTI di jurnal terindeks global bereputasi

21

2 KTI di prosiding terindeks global

28

3 Paten terdaftar 14

4 Pengguna layanan riset 125

5 Perjanjian kerjasama 10

6 Hasil riset yang dimanfaatkan industri

3

7 Mahasiswa bimbingan 30

8 Partisipasi di pertemuan ilmiah global

28

9 Partisipasi di pameran 3

10 Laporan administrasi 14

PK Pusat Penelitian Fisika LIPI

No IKK Volume

1 Publikasi internasional 21

2 KTI di prosiding terindeks global

28

3 Paten terdaftar 14

4 Pengguna layanan riset 125

5 Perjanjian kerjasama 10

6 Hasil riset yang dimanfaatkan industri

3

7 Mahasiswa bimbingan 30

8 Partisipasi di pertemuan ilmiah global

28

9 Partisipasi di pameran 3

(27)

PENETAPAN FORMASI

PK Pusat Penelitian Fisika LIPI

No IKK Volume

1 KTI di jurnal terindeks global bereputasi

21

2 KTI di prosiding terindeks global

28

3 Paten terdaftar 14

4 Pengguna layanan riset 125

5 Perjanjian kerjasama 10

6 Hasil riset yang dimanfaatkan industri

3

7 Mahasiswa bimbingan 30

8 Partisipasi di pertemuan ilmiah global

28

9 Partisipasi di pameran 3

(28)

PENETAPAN FORMASI

PK Pusat Penelitian Fisika LIPI

No IKK Volume

1 KTI di jurnal terindeks global bereputasi

21

2 KTI di prosiding terindeks global

28

3 Paten terdaftar 14

4 Pengguna layanan riset 125

5 Perjanjian kerjasama 10

6 Hasil riset yang dimanfaatkan industri

3

7 Mahasiswa bimbingan 30

8 Partisipasi di pertemuan ilmiah global

28

9 Partisipasi di pameran 3

10 Laporan administrasi 14

Peneliti Ahli Utama 20%

Peneliti Ahli Madya 50%

Peneliti Ahli Muda 30%

(29)
(30)
(31)

PENYESUAIAN KE JFP

(32)

PENYESUAIAN KE JFP

Dibuka bagi PNS yang:

1. Belum memiliki JF tetapi menjalankan tugas penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian pada organisasi penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian.

CPNS baru / PNS yang belum diangkat ke JFP apapun bisa mengusulkan penyesuaian ke JFP sesuai golongan ruangnya

2. PNS yang masih menjalankan tugas JFP sesuai dengan formasi JFP dan telah

mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi pada organisasi penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian.

PNS dengan jenjang “Peneliti Ahli Muda III/d”, tetapi memiliki golongan ruang IV/a (mungkin sebelumnya JA Administrator) bisa mengusulkan penyesuaian ke jenjang “Peneliti Ahli Madya IV/a”.

3. Pejabat pada JPT, JA (jenjang Admistrator / Pengawas) pada organisasi penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian yang memiliki kesesuaian antara jabatan terakhir yang diduduki dengan JFP yang akan didudukinya.

PNS Pejabat JPT / JA yang akan diberhentikan bisa mengusulkan penyesuaian ke JFP sesuai golongan ruangnya.

4. PNS yang dibebaskan sementara dari jabatannya, karena dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapat memenuhi AK untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.

(33)

PENYESUAIAN KE JFP

Persyaratan penyesuaian ke JFP:

selain syarat umum di Pasal 2, PermenPANRB no. 26/2016

1. Pangkat paling rendah III/a.

2. Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JFP paling kurang 2 (dua) Tahun berturut-turut.

3. PPK 1 (satu) tahun terakhir paling kurang bernilai “baik”.

4. Usia paling tinggi 1 / 2 / 3 tahun sebelum BUP bagi JPT / JA (Administrator, Pengawas) / JA (Pelaksana).

5. Tersedia lowongan jabatan pada jenjang JFP sesuai Bidang Kepakaran.

6. Lulus uji kompetensi, kecuali poin 4 yang kembali pada jenjang JFP yang diduduki sebelumnya.

(34)

PENYESUAIAN KE JFP

Tata cara penyesuaian ke JFP:

1. Usulan formasi dari K/L ke LIPI → Evaluasi formasi nasional → Penetapan MenPANRB → Pengisian e-Formasi BKN

2. Instansi pemerintah mengirimkan usulan penyesuaian ke LIPI cq. Pusbindiklat Peneliti LIPI (khusus Kemendagri, harus melampirkan surat pengantar dari BPP). 3. Pengusulan penyesuaian diterima sd 1 Oktober 2018.

4. LIPI melaksanakan Uji Kompetensi dan membentuk Tim Asesor Pusat sesuai usulan yang masuk.

Tim Asesor: 3 orang (min. 2 orang pakar sebidag) + 1 Instansi Pembina + 1 orang sekretariat

5. Uji Kompetensi: Uji Portofolio → Sidang (presentasi & interviu) → Penetapan

a) Penerimaan berkas secara daring.

b) Pemrosesan Uji Portofolio setiap minggu ke-1 → hasil disampaikan sd 2 minggu setelahnya. c) Pelaksanaan Sidang ditetapkan kemudian menyesuaikan dengan usulan dan kesiapan Tim Asesor Pusat.

d) Biaya sidang (perjalanan + narsum Tim Asesor Pusat) dibebankan ke instansi pengusul.

(35)

PENYESUAIAN KE JFP

6. Berkas pendukung usulan:

- SK PNS terakhir

- PPK 1 (satu) tahun terakhir

- DRH memuat biodata, kontak, pengalaman kerja, pengalaman litbangji, rekam jejak terkait litbangji (publikasi, penghargaan, dll)

- Berkas pendukung Hasil Kerja minimal sesuai jenjang yang akan diduduki

7. Penyesuaian dan golongan ruang:

- Usulan penyesuaian sesuai golongan: III/a – III/b → Peneliti Ahli Pertama III/c – III/d → Peneliti Ahli Muda IV/a – IV/c → Peneliti Ahli Madya IV/d – IV/e → Peneliti Ahli Utama - Bisa mengusulkan ke jenjang JFP yang lebih rendah dari golongannya.

(36)

...

1) Menyesuaikan regulasi JFP mengikuti amanah UU ASN dan PP turunannya.

2) Kesempatan menyesuaikan regulasi untuk mempercepat penguatan (kapasitas dan kompetensi, bukan status) peneliti sesuai norma dan karakteristik penelitian...

→ Pola pengaturan seluruh JF telah disamakan, termasuk remunerasi. → Alih jabatan merupakan bagian dari profesionalisme dan alami.

3) Fokus: menjaga standar substansi melalui Standar Kompetensi dan Hasil Kerja minimal sesuai / setidaknya menuju norma dan standar global ke-litbangji-an.

4) JFP bisa berperan sebagai insentif + penjaga profesionalisme peneliti yang memiliki kapasitas dan kompetensi sesuai norma dan standar global ke-litbangji-an.

→ Peneliti PNS diperkuat kapasitas dan kompetensinya melalui JFP.

Referensi

Dokumen terkait

13 Keputusan Menteri Agama RI Nomor B.II/3/1604 Tahun 2016 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.. 14 Surat Keputusan Rektor Nomor

Pada saat ada klien yang datang kepada anggota Komunitas Sekar Arum mereka akan melakukan konseling dengan klien tersebut di ruang tamu rumah mereka

2016 sekarang Menghasilkan karya penelitian kolaboratif 6 Queensland University Technology Pengajaran, Penelitian, dan Pendidikan (dalam proses) 2014 2019 Peningkatan

Atmaja Makmur Gemilang yang mencakup beberapa macam aktifitas yang berkaitan dengan proses penggajian pegawai yang meliputi proses penilaian kinerja, proses rekap

Program kerja ini sangat efektif untuk mengedukasi masyarakat secara umum yang aktif di media sosial, mengingat pengguna media sosial saat ini terdiri dari

Dari pengamatan saya, Aiman hanya menggemari permainan puzzle, jadi tidak hairan sekiranya Aiman boleh bermain puzzle dengan sendirian dan boleh menyiapkan dengan lebih

Jadi implementasi manajemen berbasis sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan masyarakat

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui nilai TNB tertinggi pada faktor pendorong terdapat pada faktor permintaan pasar akan susu segar yang cukup tinggi (D5)