Pengaruh Locus of Control dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening pada Biro Umum Setda
Provinsi Sumatera Barat
Jhon Rizal, Syafrizal Chan, Yuhelmi
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
email:
jhonrizal64@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the role of motivation as a a variabel intervening between
locus of control, leadership, and job satisfaction in Bureau of the General Secretariat of West
Sumatera Province. The population of this study is civil servant that currently working in General
Secretariat of West Sumatera Province , in total are 122 employees. And this study was also
sampling technique, which is the
Proportional cluster random sampling
. In the research of the
hypotheses, the research was using multiple linear regression, simple and graded by using SPSS
version 15.0. The result of analysis revealed that a) there was a positive and significant effect of
locus of control and leadership on job satisfaction, b) there was a positive and significant effect of
locus of control and leadership on job motivation, c) There was a positive and significant effect of
motivation on job satisfaction, d) motivation acts as partial variabel intervening between the locus
of control, leadership and job satisfaction. And as result of this study, researcher suggest that the
civil servants should increase the locus of control and motivation of their job in the next future and
leaders are expected to give more attention and motivation to their subordinate, like how satisfied
they are about their job also service to the society is expected to be maximum.
Keywords:
Locus of Control,L e a d e r s h i p , M o t i v a t i o n , a n d J o b S a t i s f a c t i o n
PENDAHULUAN
Pelayanan
adalah
kegiatan
yang
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan
yang tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.
Pengertian pelayanan adalah menyiapkan
(mengurus ) apa yang diperlukan seseorang.
Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur
Negara dan abdi masyarakat harus
memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
Tujuan
pelayanan
adalah
memberikan
pelayanan
yang
dapat
memenuhi dan memuaskan pelanggan atau
masyarakat.
Untuk dapat memberikan
pelayanan yang baik Pegawai Negeri
Sipil harus mempunyai dan membentuk
sikap dan prilaku yang baik, dan
mempunyai kepuasaan dalam bekerja,
Kepuasan kerja ( Job satisfaction )
adalah faktor yang sering digunakan
sebagi variabel penentu kinerja pegawai.
Menurut Gibson (1997) kepuasan kerja
dihasilkan dari persepsi karyawan atau
pegawai terhadap pekerjaanya.
kepuasan kerja yang tinggi apabila sikap
positip terhadap pekerjaanya, demikan pula
sebaliknya. Seseorang mempunyai sikap
negatip terhadap pekerjaannya, menunjukkan
orang tersebut tidak puas. Kepuasan kerja
dipengaruhi juga dari kepribadian seseorang
dan cara pandang yang berbeda yang dikenal
dengan
locus of control.
Kepuasan kerja
juga dipengaruhi oleh motivasi kerja karena,
pegawai yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi cenderung akan puas
dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kepuasan kerja
juga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan
karena kepemimpinan yang baik dapat
menggerakkan
dan
mengarahkan
bawahannya
bekerja
lebih
maksimal.
Biro Umum Setda Propinsi Sumatera
Barat adalah aparatur pemerintah yang
bertugas memberikan layanan kepada publik
atau masyarakat, yang tujuannya sudah jelas
memberikan pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat atau publik.
Rendahnya kepuasan kerja pegawai
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera Barat
tentu akan membawa dampak kurang baik
terhadap pelayanan kepada masyarakat, jika
pegawai merasa tidak puas dalam bekerja
maka tentunya pegawai akan memberikan
pelayanan yang kurang maksimal kepada
masyarakat.
Adapun bentuk layanan yang diberikan
oleh pegawai Biro Umum Setda`Provinsi
Sumatera Barat kepada masyarakat yang
dalam hal ini kepada rekanan seperti
pengadaan barang ( komputer, AC dan
meubilier ) dan jasa ( spanduk dll )
Hipotesis
H1 : .Diduga ada pengaruh positif dan
signifikan
antara
locus of control
terhadap kepuasan kerja pegawai Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
H2 : Diduga ada pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja pegawai Biro Umum
Setda` Provinsi Sumatera Barat.
H3 : Diduga ada pengaruh positif dan
signifikan antara
locus of control
terhadap motivasi kerja pegawai Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
H4 : Diduga ada pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan terhadap
motivasi kerja pegawai Biro Umum
Setda`Provinsi Sumatera Barat.
H5 : Diduga ada pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja pegawai Biro Umum
Setda Provinsi Sumatera Barat.
H7 : Apakah motivasi berperan sebagai
variabel intervening antara kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja pegawai Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Bara
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi
penelitian
adalah
seluruh
Pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi
Sumatera Barat yang berjumlah 175 orang,
dan jumlah sampel adalah 122 orang dengan
teknik penarikan sampel, yang digunakan
adalah
proportional cluster random sampling
yaitu,
penarikan sampel secara acak
berdasarkan klaster (bagian ) dan proportional
Definisi dan Operasional Variabel
Kepuasan Kerja
adalah seperangkat
perasaan yang dirasakan pegawai tentang
pekerjaannya yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan ( Simamora,2005 ), dan
diukur
dengan
menggunakan
5
item
pernyataan (Gellucy dan David ( 1978 ) dalam
Mas’ud (2004 )
Motivasi kerja adalah dorongan yang
dirasakan
pegawai
dalam
memenuhi
kebutuhan dalam bekerja. Indikator pada
penelitian ini adalah ( Steer dkk,1976 ) dalam
Mas’ud ( 2004), di
ukur dengan menggunakan
3 item pernyataan.
Locus of control
adalah tingkatan dimana
seseorang menerima tanggung jawab personal
terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (
Rivai dan Sagala,2009). Variabel ini
menggunakan 2 indikator dimana kedua
indikator tersebut diukur dengan 16
pernyataan yang dikembangkan oleh
Spector ( 1988) dala
m Mas’ud ( 2004 )
.
Kedua indikator tersebut yaitu
external
locus of control
dan
internal locus of
control.
Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain
( para bawahan ) sedemikian rupa
sehingga orang lain mau melakukan
kehendak pemimpin (Siagian,
2008)
Indikator kepemimpinan ini adalah (
Yeh,1996 ), kedua indikator tersebut
adalah orientasi pada tugas, dan orientasi
pada orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
untuk mengetahui besar dari 0,70 (Sekaran,
2006). Ringkasan hasil uji validitas dan
reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Jumlahitem
Tidak Valid
Valid Cron bach’
s
Ketera ngan Locus of
Control (X1)
16 - 16 0,887 Reliabel
Kepemimpin an (X2)
10 - 10 0,889 Reliabel
Motivasi (I) 15 - 15 0,981 Reliabel
Kepuasan Kerja (Y)
20 - 20 0,893 Reliabel
Sumber:
Data Primer yang diolah, 2015
Dari
tabel diatas
dapat dilihat
bahwa semua item pernyataan pada variabel
dinyatakan valid, karena
memiliki
nilai
corrected item total correlation lebih besar
dari 0,30, dan semua variabel dinyatakan
reliabel karena memiliki cronbach’s alpha
lebih besar dari 0,70.
Deskripsi Variabel
a.
Locus of Control
Berdasarkan
hasil
analisis
deskriptif
diperoleh informasi skor rata rata
internal
locus of control
sebesar 3,68 dengan tingkat
capaian responden ( TCR ) sebesar 73,55 %
pada kriteria cukup baik. Selanjutnya pada
indikator
external locus of control
dengan
skor rata rata sebesar 2,90 dengan tingkat
capaian responden ( TCR ) sebesar 57,99%
pada kriteria kurang baik. Secara keseluruhan
data hasil penelitian pada diperoleh skor rata
rata sebesar 3,29 dengan tingkat capaian
responden ( TCR ) sebesar 65,77%. Hal
ini berarti variabel
locus of control
pada
kriteria cukup baik.
b.Kepemimpinan
Pada variabel kepemimpinan
yang
berorientasi pada pada tugas diperoleh
skor rata rata sebesar 3,52 dengan tingkat
TCR 70,46%.
Hal ini menunjukkan
bahwa indikator pada tugas cukup baik.
Selanjutnya
pada
indikator
yang
berorientasi pada orang dengan skor
rata-rata 3,48 dengan tingkat capain responden
( TCR ) 69,61%. Hal ini menunjukkan
bahwa indikator yang berorientasi pada
orang cukup baik. Secara keseluruhan
hasil
penelitian
pada
variabel
kepemimpinan diperoleh skor rata rata
sebesar 3,50 dengan TCR sebasar 70,03%
pada kategori cukup baik.
c.Motivasi
indikator
kebutuhan
afliasi
diperoleh
informasi bahwa skor rata rata sebesar 3,80
dengan TCR sebesar 76.07%. Hal ini
menunjukkan kebutuhan afliasi pada kategori
sedang. Secara
keseluruhan data hasil
penelitian pada variabel motivasi kerja
diperoleh skor rata 3,77 dengan TCR sebesar
75,36%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
motivasi pegawai pada kategori sedang.
d. Kepuasan Kerja
Deskripsi selanjutnya pada variabel kepuasan
kerja diperoleh informasi skor rata rata
indikator terhadap gaji sebesar 3,13 dengan
TCR 62,50%. Hal ini menunjukkan bahwa
indikator gaji berada pada kategori kurang
puas. Selanjutnya pada indikator kepuasan
kerja terhadap promosi dilihat skor rata
ratanya sebesar 3,35 dengan TCR sebesar
67,01% dengan cukup puas. Indikator
berikutnya adalah
terhadap rekan kerja
diperoleh informasi skor rata-rata sebesar 4,03
dengan TCR sebesar 80,66% dengan kategori
puas. Selanjutnya indikator kepuasan kerja
terhadap atasan diperoleh skor rata rata
sebesar 3,58 dengan TCR sebesar 71,56%
dengan kategori cukup puas. Selanjutnya
kepuasan kerja terhadap pekerjaan diperoleh
informasi skor rata rata sebesar 3.31dengan
TCR sebesar 66,23%. Hal ini menunjukkan
kepuasan kerja terhadap pekerjaan berada
pada kategori cukup puas. Secara keseluruhan
data hasil penelitian pada variabel kepuasan
kerja diperoleh skor rata rata sebesar 3.48
dengan TCR sebesar 69.59%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kepuasan
kerja berada pada kategori cukup puas.
Uji Asumsi Klasik
Tujuan menggunakan uji asumsi klasik
adalah
sebagai
prasyarat
sebelum
melakukan analisis regresi linear. Uji
asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
linearitas, uji multikolonearitas dan uji
heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi residual
terdistribusi secara normal . Menurut
Suliyanto ( 2011) pedoman yang
digunakan untuk uji normalitas adalah uji
Kolmogorov Smirnov
dimana kriteria uji
Kolmogorov Smirnov
adalah jika nilai
signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
disimpulkan bahwa, residual terdistribusi
secara normal, sebaliknya jika nilai lebih
kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
residual terdistribusi secara tidak normal.
Hasil uji normalitas menunujukkan bahwa
residual terdistibusi secara normal karena
semua variabel memiliki signifikan lebih
besar dari 0,05.
compare means
dimana kriteria uji linearitas (
Santoso, 2002 ) adalah, jika nilai signifikasi
lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
persamaan regresi berbentuk linear, sebaliknya
jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak
linear. Hasil uji linearitas menemukan bahwa
terdapat hubungan yang linear antara
kepuasan kerja dengan
locus of control
,
kepemimpinan dan motivasi kerja
U
ji multikolinearitas digunakan untuk
menentukan apakah terdapat korelasi yang
tinggi antar variabel bebas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
yang kuat diantara variabel bebas (Ghozali,
2011). Uji multikolonieritas
dapat dilakukan
dengan melihat nilai
tolerance
dan
variance
inflation factor
(VIF). Apabila nilai
tolerence
lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih
besar
dari
10,
maka
terdapat
gejala
multikolonieritas, dan sebaliknya. Hasil uji
multikolinearitas menemukan bahwa antar
variabel bebas tidak memiliki korelasi yang
kuat karena semua variabel bebas memiliki
tolerance lebih besar dari 0,10 dan CIF lebih
kecil dari 10.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah
dalam
model
regresi
terjadi
ketidaksamaan
varian dari
residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji
Glejser. Uji Glejser ini dilakukan dengan
cara meregres variabel bebas terhadap nilai
residualnya yang telah unstandardized.
Bila nilai signifikannya lebih besar dari
0,05 maka berarti tidak terdapat gejala
heteroskedatisitas
(Suliyanto, 2011).
Hasil uji heterokedastisitas menemukan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
kerena
semua variabel memilik nilai
signifikan lebih besar dari 0,05.
Pengujian Hipotesis
Pengujian H
1, H
2Hipotesis H
1dalam penelitian ini
adalah
locus of control
berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja pada
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Barat.
Hipotesis
H
2adalah
kepemimpinan
berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pada Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
Hasil pengujian kedua hipotesis tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji H
1, H
2Konstanta (a)
34,793
0,000
Locus of
F hitung
22,541
0,000
Kepuas
an
Kerja
(Y)
R
20,275
Sumber:
Data Primer yang diolah,2015
sebagai berikut:
1. Koefisien regresi variabel
locus of control
(X
1) adalah 0,375 dengan signifikan 0,000
(lebih
kecil
dari 0,05).
Dengan
demikian
dapat disimpulkan
bahwa
locus of control
(X
1) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi
Sumatera Barat, sehingga H
1dapat diterima.
2. Koefisien
regresi variabel kepemimpinan
(X
2)
adalah 0,430 dengan signifikan
0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan
demikian
dapat
simpulkan
bahwa
kepemimpinan (X
2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai
pada Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Barat sehingga H
2dapat diterima.
3. F hitung diperoleh sebesar 22,541 dengan
signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa model penelitian tentang pengaruh
locus of control,
kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja adalah layak.
4. R
2(
R square
) diperoleh sebesar 0,275
yang
bermakna
bahwa,
kontribusi
variabel
locus of control,
kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja
adalah 27,5%,
dimana sisanya sebesar 72,5% merupakan
kontribusi variabel lainnya.
Pengujian H
3, H
4Hipotesis H
3dalam penelitian ini adalah
locus of control
berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja pegawai pada
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Barat. Hipotesis H
4adalah kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap motivasi
kerja pegawai pada Biro Umum Setda
Provinsi Sumatera Barat. Hasil pengujian
kedua hipotesis tersebut dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji H
3, H
4Variabel
Intervening
Konstanta dan
Variabel
Bebas
Koefisien
Regresi
Signifi
kan
Konstanta (a)
37,656
0,000
Locus of Control
(X )
0,278
0,000
Kepemimpinan
(X )
0,122
0,006
F hitung
10,536
0,000
Motivasi (I)
R
20,150
Sumber:
Data Primer yang diolah,
2015
Berdasarkan
tabel tersebut dapat
diinterpretasikan:
1. Koefisien regresi variabel
locus of
control
(X
1) adalah 0,278 dengan
signifikan
0,000
(lebih kecil dari
0,05).
Dengan
demikian
dapat
simpulkan bahwa,
locus of control
(X
1)
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap motivasi kerja
pegawai sehingga H
3dapat diterima.
2. Koefisien
regresi
variabel
(X
2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
motivasi kerja pegawai pada
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Barat,sehingga H
4dapat diterima.
3. F hitung diperoleh sebesar 10,536 dengan
signifikan
0,000
(lebih kecil dari 0,05).
Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa model penelitian tentang pengaruh
locus of control,
kepemimpinan dan
terhadap motivasi kerja pegawai adalah
layak.
4. R
2(
R square
) diperoleh sebesar
0,150 yang bermakna bahwa, kontribusi
variabel
locus of control,
kepemimpinan
terhadap motivasi
adalah 15%, dimana
sisanya
sebesar
85%
merupakan
kontribusi variabel lainnya.
Pengujian H
5Hipotesis H5 dalam penelitian ini adalah
motivasi berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Biro Umum
Setda Provinsi Sumatera Barat. Hasil uji H
5dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji H
5Variabel Terikat
Konstanta dan Variabel Intervening
Koefisien Regresi
Signifikan
Konstanta (a) 32,410 0,000 Motivasi (I) 0,658 0,000 F hitung 34,903 0,000 Kepusan
Kerja (Y)
R2 0,225
Sumber:
Data Primer, 2015
Tabel 4 diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Koefisien regresi variabel m o t i v a s i (I)
diperoleh sebesar 0,658 dengan
signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Dengan demikian dapat simpulkan
bahwa motivasi (I) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
(Y) pada Biro Umum Setda Propinsi
Sumatera Barat sehingga H
5dapat
diterima.
2. F hitung diperoleh 34,903 dengan
signifikan
0,000
(lebih
kecil
dari
0,05).
Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan bahwa model penelitian
tentang pengaruh motivasi terhadap
kepuasan kerja adalah layak.
3. R
2
(
R square
) diperoleh 0,225 yang
bermakna bahwa kontribusi variabel
motivasi terhadap kepuasan kerja pada
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Barat adalah 22,5%, dimana
sisanya
sebesar 77,5% merupakan kontribusi
variabel lainnya.
Pengujian H
6, H
7Barat.
Untuk pengujian
H
6,
H
7digunakan
hierarchical regression
yaitu
teknik
statistic yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel
intervening
(Baron dan
Kenny, 1986).
Tabel 5. Pengujian H
6, H
7,
Tingkat 1 Tingkat 2 Variabel
Terikat
Konstanta, Variabel Bebas dan Intervening
Koefisien Regerasi
Sig. Koefisien Regerasi
Sig.
Konstanta (a) 34,793 0,000 17,587 0,008
Locus of
Control (X1)
0,375 0,000 0,249 0,014
Kepemimpina
n(X2)
0,430 0,000 0,374 0,001
Motivasi (I)
- - 0,457 0,000
F hitung 22,541 0,000 22,795 0,000
R2 0,275 0,367
Kepuasan kerja (Y)
R2Change 0,092
Sumber:Data Primer yang diolah, 2015