• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BIRO UMUM SETDA PROVINSI SUMATERA BARAT | Rizal | 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BIRO UMUM SETDA PROVINSI SUMATERA BARAT | Rizal | 1 PB"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Locus of Control dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja

Pegawai dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening pada Biro Umum Setda

Provinsi Sumatera Barat

Jhon Rizal, Syafrizal Chan, Yuhelmi

Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

email:

jhonrizal64@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the role of motivation as a a variabel intervening between

locus of control, leadership, and job satisfaction in Bureau of the General Secretariat of West

Sumatera Province. The population of this study is civil servant that currently working in General

Secretariat of West Sumatera Province , in total are 122 employees. And this study was also

sampling technique, which is the

Proportional cluster random sampling

. In the research of the

hypotheses, the research was using multiple linear regression, simple and graded by using SPSS

version 15.0. The result of analysis revealed that a) there was a positive and significant effect of

locus of control and leadership on job satisfaction, b) there was a positive and significant effect of

locus of control and leadership on job motivation, c) There was a positive and significant effect of

motivation on job satisfaction, d) motivation acts as partial variabel intervening between the locus

of control, leadership and job satisfaction. And as result of this study, researcher suggest that the

civil servants should increase the locus of control and motivation of their job in the next future and

leaders are expected to give more attention and motivation to their subordinate, like how satisfied

they are about their job also service to the society is expected to be maximum.

Keywords:

Locus of Control,L e a d e r s h i p , M o t i v a t i o n , a n d J o b S a t i s f a c t i o n

PENDAHULUAN

Pelayanan

adalah

kegiatan

yang

ditawarkan oleh organisasi atau perorangan

yang tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.

Pengertian pelayanan adalah menyiapkan

(mengurus ) apa yang diperlukan seseorang.

Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur

Negara dan abdi masyarakat harus

memberikan pelayanan yang baik kepada

masyarakat.

Tujuan

pelayanan

adalah

memberikan

pelayanan

yang

dapat

memenuhi dan memuaskan pelanggan atau

masyarakat.

Untuk dapat memberikan

pelayanan yang baik Pegawai Negeri

Sipil harus mempunyai dan membentuk

sikap dan prilaku yang baik, dan

mempunyai kepuasaan dalam bekerja,

Kepuasan kerja ( Job satisfaction )

adalah faktor yang sering digunakan

sebagi variabel penentu kinerja pegawai.

Menurut Gibson (1997) kepuasan kerja

dihasilkan dari persepsi karyawan atau

pegawai terhadap pekerjaanya.

(2)

kepuasan kerja yang tinggi apabila sikap

positip terhadap pekerjaanya, demikan pula

sebaliknya. Seseorang mempunyai sikap

negatip terhadap pekerjaannya, menunjukkan

orang tersebut tidak puas. Kepuasan kerja

dipengaruhi juga dari kepribadian seseorang

dan cara pandang yang berbeda yang dikenal

dengan

locus of control.

Kepuasan kerja

juga dipengaruhi oleh motivasi kerja karena,

pegawai yang memiliki motivasi kerja yang

tinggi cenderung akan puas

dalam

melaksanakan pekerjaannya. Kepuasan kerja

juga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan

karena kepemimpinan yang baik dapat

menggerakkan

dan

mengarahkan

bawahannya

bekerja

lebih

maksimal.

Biro Umum Setda Propinsi Sumatera

Barat adalah aparatur pemerintah yang

bertugas memberikan layanan kepada publik

atau masyarakat, yang tujuannya sudah jelas

memberikan pelayanan yang maksimal

kepada masyarakat atau publik.

Rendahnya kepuasan kerja pegawai

Biro Umum Setda Provinsi Sumatera Barat

tentu akan membawa dampak kurang baik

terhadap pelayanan kepada masyarakat, jika

pegawai merasa tidak puas dalam bekerja

maka tentunya pegawai akan memberikan

pelayanan yang kurang maksimal kepada

masyarakat.

Adapun bentuk layanan yang diberikan

oleh pegawai Biro Umum Setda`Provinsi

Sumatera Barat kepada masyarakat yang

dalam hal ini kepada rekanan seperti

pengadaan barang ( komputer, AC dan

meubilier ) dan jasa ( spanduk dll )

Hipotesis

H1 : .Diduga ada pengaruh positif dan

signifikan

antara

locus of control

terhadap kepuasan kerja pegawai Biro

Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.

H2 : Diduga ada pengaruh positif dan

signifikan antara kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja pegawai Biro Umum

Setda` Provinsi Sumatera Barat.

H3 : Diduga ada pengaruh positif dan

signifikan antara

locus of control

terhadap motivasi kerja pegawai Biro

Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.

H4 : Diduga ada pengaruh positif dan

signifikan antara kepemimpinan terhadap

motivasi kerja pegawai Biro Umum

Setda`Provinsi Sumatera Barat.

H5 : Diduga ada pengaruh positif dan

signifikan antara kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja pegawai Biro Umum

Setda Provinsi Sumatera Barat.

(3)

H7 : Apakah motivasi berperan sebagai

variabel intervening antara kepemimpinan

terhadap kepuasan kerja pegawai Biro

Umum Setda Provinsi Sumatera Bara

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi

penelitian

adalah

seluruh

Pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi

Sumatera Barat yang berjumlah 175 orang,

dan jumlah sampel adalah 122 orang dengan

teknik penarikan sampel, yang digunakan

adalah

proportional cluster random sampling

yaitu,

penarikan sampel secara acak

berdasarkan klaster (bagian ) dan proportional

Definisi dan Operasional Variabel

Kepuasan Kerja

adalah seperangkat

perasaan yang dirasakan pegawai tentang

pekerjaannya yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan ( Simamora,2005 ), dan

diukur

dengan

menggunakan

5

item

pernyataan (Gellucy dan David ( 1978 ) dalam

Mas’ud (2004 )

Motivasi kerja adalah dorongan yang

dirasakan

pegawai

dalam

memenuhi

kebutuhan dalam bekerja. Indikator pada

penelitian ini adalah ( Steer dkk,1976 ) dalam

Mas’ud ( 2004), di

ukur dengan menggunakan

3 item pernyataan.

Locus of control

adalah tingkatan dimana

seseorang menerima tanggung jawab personal

terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (

Rivai dan Sagala,2009). Variabel ini

menggunakan 2 indikator dimana kedua

indikator tersebut diukur dengan 16

pernyataan yang dikembangkan oleh

Spector ( 1988) dala

m Mas’ud ( 2004 )

.

Kedua indikator tersebut yaitu

external

locus of control

dan

internal locus of

control.

Kepemimpinan adalah kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain

( para bawahan ) sedemikian rupa

sehingga orang lain mau melakukan

kehendak pemimpin (Siagian,

2008)

Indikator kepemimpinan ini adalah (

Yeh,1996 ), kedua indikator tersebut

adalah orientasi pada tugas, dan orientasi

pada orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

(4)

untuk mengetahui besar dari 0,70 (Sekaran,

2006). Ringkasan hasil uji validitas dan

reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Jumlah

item

Tidak Valid

Valid Cron bach’

s

Ketera ngan Locus of

Control (X1)

16 - 16 0,887 Reliabel

Kepemimpin an (X2)

10 - 10 0,889 Reliabel

Motivasi (I) 15 - 15 0,981 Reliabel

Kepuasan Kerja (Y)

20 - 20 0,893 Reliabel

Sumber:

Data Primer yang diolah, 2015

Dari

tabel diatas

dapat dilihat

bahwa semua item pernyataan pada variabel

dinyatakan valid, karena

memiliki

nilai

corrected item total correlation lebih besar

dari 0,30, dan semua variabel dinyatakan

reliabel karena memiliki cronbach’s alpha

lebih besar dari 0,70.

Deskripsi Variabel

a.

Locus of Control

Berdasarkan

hasil

analisis

deskriptif

diperoleh informasi skor rata rata

internal

locus of control

sebesar 3,68 dengan tingkat

capaian responden ( TCR ) sebesar 73,55 %

pada kriteria cukup baik. Selanjutnya pada

indikator

external locus of control

dengan

skor rata rata sebesar 2,90 dengan tingkat

capaian responden ( TCR ) sebesar 57,99%

pada kriteria kurang baik. Secara keseluruhan

data hasil penelitian pada diperoleh skor rata

rata sebesar 3,29 dengan tingkat capaian

responden ( TCR ) sebesar 65,77%. Hal

ini berarti variabel

locus of control

pada

kriteria cukup baik.

b.Kepemimpinan

Pada variabel kepemimpinan

yang

berorientasi pada pada tugas diperoleh

skor rata rata sebesar 3,52 dengan tingkat

TCR 70,46%.

Hal ini menunjukkan

bahwa indikator pada tugas cukup baik.

Selanjutnya

pada

indikator

yang

berorientasi pada orang dengan skor

rata-rata 3,48 dengan tingkat capain responden

( TCR ) 69,61%. Hal ini menunjukkan

bahwa indikator yang berorientasi pada

orang cukup baik. Secara keseluruhan

hasil

penelitian

pada

variabel

kepemimpinan diperoleh skor rata rata

sebesar 3,50 dengan TCR sebasar 70,03%

pada kategori cukup baik.

c.Motivasi

(5)

indikator

kebutuhan

afliasi

diperoleh

informasi bahwa skor rata rata sebesar 3,80

dengan TCR sebesar 76.07%. Hal ini

menunjukkan kebutuhan afliasi pada kategori

sedang. Secara

keseluruhan data hasil

penelitian pada variabel motivasi kerja

diperoleh skor rata 3,77 dengan TCR sebesar

75,36%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

motivasi pegawai pada kategori sedang.

d. Kepuasan Kerja

Deskripsi selanjutnya pada variabel kepuasan

kerja diperoleh informasi skor rata rata

indikator terhadap gaji sebesar 3,13 dengan

TCR 62,50%. Hal ini menunjukkan bahwa

indikator gaji berada pada kategori kurang

puas. Selanjutnya pada indikator kepuasan

kerja terhadap promosi dilihat skor rata

ratanya sebesar 3,35 dengan TCR sebesar

67,01% dengan cukup puas. Indikator

berikutnya adalah

terhadap rekan kerja

diperoleh informasi skor rata-rata sebesar 4,03

dengan TCR sebesar 80,66% dengan kategori

puas. Selanjutnya indikator kepuasan kerja

terhadap atasan diperoleh skor rata rata

sebesar 3,58 dengan TCR sebesar 71,56%

dengan kategori cukup puas. Selanjutnya

kepuasan kerja terhadap pekerjaan diperoleh

informasi skor rata rata sebesar 3.31dengan

TCR sebesar 66,23%. Hal ini menunjukkan

kepuasan kerja terhadap pekerjaan berada

pada kategori cukup puas. Secara keseluruhan

data hasil penelitian pada variabel kepuasan

kerja diperoleh skor rata rata sebesar 3.48

dengan TCR sebesar 69.59%. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel kepuasan

kerja berada pada kategori cukup puas.

Uji Asumsi Klasik

Tujuan menggunakan uji asumsi klasik

adalah

sebagai

prasyarat

sebelum

melakukan analisis regresi linear. Uji

asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji

linearitas, uji multikolonearitas dan uji

heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).

Uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi residual

terdistribusi secara normal . Menurut

Suliyanto ( 2011) pedoman yang

digunakan untuk uji normalitas adalah uji

Kolmogorov Smirnov

dimana kriteria uji

Kolmogorov Smirnov

adalah jika nilai

signifikasi lebih besar dari 0,05 maka

disimpulkan bahwa, residual terdistribusi

secara normal, sebaliknya jika nilai lebih

kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa

residual terdistribusi secara tidak normal.

Hasil uji normalitas menunujukkan bahwa

residual terdistibusi secara normal karena

semua variabel memiliki signifikan lebih

besar dari 0,05.

(6)

compare means

dimana kriteria uji linearitas (

Santoso, 2002 ) adalah, jika nilai signifikasi

lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa

persamaan regresi berbentuk linear, sebaliknya

jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka

disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak

linear. Hasil uji linearitas menemukan bahwa

terdapat hubungan yang linear antara

kepuasan kerja dengan

locus of control

,

kepemimpinan dan motivasi kerja

U

ji multikolinearitas digunakan untuk

menentukan apakah terdapat korelasi yang

tinggi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

yang kuat diantara variabel bebas (Ghozali,

2011). Uji multikolonieritas

dapat dilakukan

dengan melihat nilai

tolerance

dan

variance

inflation factor

(VIF). Apabila nilai

tolerence

lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih

besar

dari

10,

maka

terdapat

gejala

multikolonieritas, dan sebaliknya. Hasil uji

multikolinearitas menemukan bahwa antar

variabel bebas tidak memiliki korelasi yang

kuat karena semua variabel bebas memiliki

tolerance lebih besar dari 0,10 dan CIF lebih

kecil dari 10.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah

dalam

model

regresi

terjadi

ketidaksamaan

varian dari

residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk

mendeteksi

ada

atau

tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji

Glejser. Uji Glejser ini dilakukan dengan

cara meregres variabel bebas terhadap nilai

residualnya yang telah unstandardized.

Bila nilai signifikannya lebih besar dari

0,05 maka berarti tidak terdapat gejala

heteroskedatisitas

(Suliyanto, 2011).

Hasil uji heterokedastisitas menemukan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

kerena

semua variabel memilik nilai

signifikan lebih besar dari 0,05.

Pengujian Hipotesis

Pengujian H

1

, H

2

Hipotesis H

1

dalam penelitian ini

adalah

locus of control

berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja pada

Biro Umum Setda Provinsi Sumatera

Barat.

Hipotesis

H

2

adalah

kepemimpinan

berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja pada Biro

Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.

Hasil pengujian kedua hipotesis tersebut

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji H

1

, H

2

Konstanta (a)

34,793

0,000

Locus of

F hitung

22,541

0,000

Kepuas

an

Kerja

(Y)

R

2

0,275

Sumber:

Data Primer yang diolah,2015

(7)

sebagai berikut:

1. Koefisien regresi variabel

locus of control

(X

1

) adalah 0,375 dengan signifikan 0,000

(lebih

kecil

dari 0,05).

Dengan

demikian

dapat disimpulkan

bahwa

locus of control

(X

1

) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi

Sumatera Barat, sehingga H

1

dapat diterima.

2. Koefisien

regresi variabel kepemimpinan

(X

2

)

adalah 0,430 dengan signifikan

0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan

demikian

dapat

simpulkan

bahwa

kepemimpinan (X

2

) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai

pada Biro Umum Setda Provinsi Sumatera

Barat sehingga H

2

dapat diterima.

3. F hitung diperoleh sebesar 22,541 dengan

signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).

Dengan

demikian,

dapat

disimpulkan

bahwa model penelitian tentang pengaruh

locus of control,

kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja adalah layak.

4. R

2

(

R square

) diperoleh sebesar 0,275

yang

bermakna

bahwa,

kontribusi

variabel

locus of control,

kepemimpinan

terhadap kepuasan kerja

adalah 27,5%,

dimana sisanya sebesar 72,5% merupakan

kontribusi variabel lainnya.

Pengujian H

3

, H

4

Hipotesis H

3

dalam penelitian ini adalah

locus of control

berpengaruh signifikan

terhadap motivasi kerja pegawai pada

Biro Umum Setda Provinsi Sumatera

Barat. Hipotesis H

4

adalah kepemimpinan

berpengaruh signifikan terhadap motivasi

kerja pegawai pada Biro Umum Setda

Provinsi Sumatera Barat. Hasil pengujian

kedua hipotesis tersebut dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji H

3

, H

4

Variabel

Intervening

Konstanta dan

Variabel

Bebas

Koefisien

Regresi

Signifi

kan

Konstanta (a)

37,656

0,000

Locus of Control

(X )

0,278

0,000

Kepemimpinan

(X )

0,122

0,006

F hitung

10,536

0,000

Motivasi (I)

R

2

0,150

Sumber:

Data Primer yang diolah,

2015

Berdasarkan

tabel tersebut dapat

diinterpretasikan:

1. Koefisien regresi variabel

locus of

control

(X

1

) adalah 0,278 dengan

signifikan

0,000

(lebih kecil dari

0,05).

Dengan

demikian

dapat

simpulkan bahwa,

locus of control

(X

1

)

berpengaruh

positif

dan

signifikan terhadap motivasi kerja

pegawai sehingga H

3

dapat diterima.

2. Koefisien

regresi

variabel

(8)

(X

2

) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap

motivasi kerja pegawai pada

Biro Umum Setda Provinsi Sumatera

Barat,sehingga H

4

dapat diterima.

3. F hitung diperoleh sebesar 10,536 dengan

signifikan

0,000

(lebih kecil dari 0,05).

Dengan

demikian,

dapat

disimpulkan

bahwa model penelitian tentang pengaruh

locus of control,

kepemimpinan dan

terhadap motivasi kerja pegawai adalah

layak.

4. R

2

(

R square

) diperoleh sebesar

0,150 yang bermakna bahwa, kontribusi

variabel

locus of control,

kepemimpinan

terhadap motivasi

adalah 15%, dimana

sisanya

sebesar

85%

merupakan

kontribusi variabel lainnya.

Pengujian H

5

Hipotesis H5 dalam penelitian ini adalah

motivasi berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja pegawai pada Biro Umum

Setda Provinsi Sumatera Barat. Hasil uji H

5

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji H

5

Variabel Terikat

Konstanta dan Variabel Intervening

Koefisien Regresi

Signifikan

Konstanta (a) 32,410 0,000 Motivasi (I) 0,658 0,000 F hitung 34,903 0,000 Kepusan

Kerja (Y)

R2 0,225

Sumber:

Data Primer, 2015

Tabel 4 diatas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Koefisien regresi variabel m o t i v a s i (I)

diperoleh sebesar 0,658 dengan

signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).

Dengan demikian dapat simpulkan

bahwa motivasi (I) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan kerja

(Y) pada Biro Umum Setda Propinsi

Sumatera Barat sehingga H

5

dapat

diterima.

2. F hitung diperoleh 34,903 dengan

signifikan

0,000

(lebih

kecil

dari

0,05).

Dengan

demikian,

dapat

disimpulkan bahwa model penelitian

tentang pengaruh motivasi terhadap

kepuasan kerja adalah layak.

3. R

2

(

R square

) diperoleh 0,225 yang

bermakna bahwa kontribusi variabel

motivasi terhadap kepuasan kerja pada

Biro Umum Setda Provinsi Sumatera

Barat adalah 22,5%, dimana

sisanya

sebesar 77,5% merupakan kontribusi

variabel lainnya.

Pengujian H

6

, H

7

(9)

Barat.

Untuk pengujian

H

6

,

H

7

digunakan

hierarchical regression

yaitu

teknik

statistic yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel

intervening

(Baron dan

Kenny, 1986).

Tabel 5. Pengujian H

6

, H

7

,

Tingkat 1 Tingkat 2 Variabel

Terikat

Konstanta, Variabel Bebas dan Intervening

Koefisien Regerasi

Sig. Koefisien Regerasi

Sig.

Konstanta (a) 34,793 0,000 17,587 0,008

Locus of

Control (X1)

0,375 0,000 0,249 0,014

Kepemimpina

n(X2)

0,430 0,000 0,374 0,001

Motivasi (I)

- - 0,457 0,000

F hitung 22,541 0,000 22,795 0,000

R2 0,275 0,367

Kepuasan kerja (Y)

R2Change 0,092

Sumber:Data Primer yang diolah, 2015

Hasil

hierarchical regression

pada Tabel

5 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Model 1

1. Variabel

locus

of

control

(X

1

)

berpengaruh

positif

dan

signifikan

terhadap

kepuasan kerja (Y) karena,

memiliki nilai signifikan sebesar 0,000

atau lebih kecil dari 0,05.

2. Variabel kepemimpian (X

2

) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja (Y) karena, memiliki nilai signifikan

sebesar 0,000 atau lebih kecil dari

0,05.

3. F hitung adalah sebesar 22,541 dan

signifikan 0,000

atau lebih kecil

dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model penelitian pada tingkat

1 adalah layak.

4. R

2

(

R square

) diperoleh 0,275 yang

bermakna bahwa besarnya pengaruh

langsung variabel

locus of control

(X

1

), kepemimpinan (X

2

) terhadap

k e p u a s a n k e r j a

(Y) adalah

27,5%.

Model 2

1. Variabel

locus of control

(X

1

) masih

berpengaruh

signifikan

terhadap

kepuasan kerja (Y) karena

nilai

signifikannya adalah 0,000 atau lebih

kecil dari 0,05. Dengan demikian

dapat diartikan bahwa

motivasi (I)

berperan sebagai

partial intervening

antara

locus of control

(X

1

) dan

kepuasan

kerja

(Y),

sehingga

hipotesis H

6

dapat diterima.

(10)

antara kepemimpinan (X

2

) dan kepuasan

kerja (Y), sehingga hipotesis H

7

dapat

diterima.

3. F hitung adalah sebesar 22,795 dan

signifikan 0,000 atau lebih kecil dari

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

model penelitian pada tingkat 2 adalah

layak.

4. R

2

(

R square

) diperoleh 0,367

yang

bermakna bahwa besarnya pengaruh tidak

langsung variabel

locus of control

(X

1

),

kepemimpinan (X

2

) terhadap kepuasan

kerja (Y) yaitu melalui motivasi (I) adalah

36,7%.

Berdasarkan penjelasan Model 1 dan 2,

maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh

langsung

variabel

locus

of

control,

kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

(27,5%) lebih kecil dari pada pengaruh tidak

langsungnya yaitu melalui variabel motivasi

(36,7%). Dengan demikian maka peranan

motivasi sebagai variabel intervening telah

meningkatkan pengaruh

variabel kualitas

locus of control

, kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja sebesar 9,2% (R

2

Change

=

0,092)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis H

1

,

H

2

diketahui bahwa

locus of control,

dan

kepemimpinan

berpengaruh

positif

dan

signifikan terhadap kepuasan kerja pada

Biro Umum Setda Provinsi Sumatera

Barat Temuan ini memberikan makna

bahwa apabila dimasa yang akan datang

Biro Umum Propinsi Sumatera Barat

dapat meningkatkan

locus of control

yang

tinggi, memiliki pemimpin yang lebih

baik maka kondisi tersebut akan dapat

meningkatkan kepuasan kerja pegawai

pada

Biro

Umum

Setda

Propinsi

Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

H

3

, H

4

diketahui bahwa

locus of control,

dan kepemimpinan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap motivasi kerja

pegawai pada Biro Umum Setda Propinsi

Sumatera Barat, Temuan ini memberikan

makna bahwa apabila dimasa yang akan

datang Biro Umum Setda Propinsi

Sumatera

Barat

dapat

memberikan

motivasi yang tinggi kepada pegawainya,

(11)

makna bahwa

apabila

dimasa

yang akan

datang Biro Umum Setda Propinsi Sumatera

Barat

Kantor, dapat lebih

meningkatkan

motivasi pegawai maka kondisi tersebut akan

dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai

pada Biro Umum Setda Provinsi Sumatera

Barat.

Hasil

pengujian

hipotesis

H

6

,

H

7

diketahui

bahwa

variabel motivasi

berperan sebagai variabel

intervening antara

locus of control,

k e p e m i m p i n a n dan

kepuasan kerja

pegawai pada Biro Umum

Setda Propinsi Sumatera Barat, Temuan ini

memberikan makna bahwa apabila dimasa

yang

akan

datang

B i r o U m u m

S e t d a P r o p i n s i S u m a t e r a

B a r a t ,

dapat lebih meningkatkan motivasi kerja,

locus of control,

kepemimpinan dan kepuasan

kerja maka kondisi tersebut akan

dapat

meningkatkan

m o t i v a s i

kerja pegawai

yang tinggi dan seterusnya akan dapat

kepuasan kerja yang tinggi pula pada Biro

Umum Setda Propinsi Sumatera Barat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan

hasil penelitian,

beberapa

kesimpulan

penelitian

yang

dapat

disampaikan

adalah

sebagai berikut:

1.

Locus of control,

pegawai pada Biro Umum

Setda Propinsi Sumatera Barat termasuk

kategori cukup baik denagn TCR sebesar

65,77% .

2.

Locus of control

mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kepuasan

kerja

3.

Locus of control

mempunyai pengaruh

pengaruh yang signifikan terhadap

motivasi

4. Kepemimpinan pegawai pada Biro

Umum Setda Provinsi Sumatera Barat

cukup baik dengan TCR sebesar

70,03%.

5. Kepemimpinan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kepuasan

kerja.

6. kepemimpinan mempunyai pengaruh

Signifikan terhadap motivasi

7. Motivasi pegawai pada Biro Umum

Setda

Provinsi

Sumatera

Barat

termasuk kategori sedangdengan TCR

sebesar 75,36%.

8. Motivasi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kepuasan kerja

9. Motivasi sebagai intervening terbukti

memiliki pengaruh antara

locus of

control

dengan kepuasan kerja

10.Motivasi sebagai variabel intervening

terbukti memiliki pengaruh antara

kepemimpinan dan kepuasan kerja.

11.Kepuasan kerja pegawai pada Biro

(12)

Saran-Saran

1. Untuk

meningkatkan

kepuasan kerja

pegawai pada Biro Umum Setda Propinsi

Sumatera Barat dimasa yang akan datang

maka

disarankan,

agar

lebih

meningkatkan

kepuasan Kerja

karena

hasil penelitian ini telah membuktikan

bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh

motivasi kerja dan selanjutnya motivasi

kerja di pengaruhi oleh

locus of control

dan kepemimpinan.

2. Dalam upaya meningkatkan kepuasan

kerja

pegawai

sebagaimana

yang

dimaksudkan pada poin diatas, maka Biro

Umum Setda Propinsi Sumatera Barat

perlu melakukan peningkatan

locus of

control,

kepemimpinan dan motivasi kerja

3. Perbaikan

locus of control

dapat

dilaksanakan dengan cara memberikan

arahan yang positip memasukan nilai nilai

agama yang kuat, prinsiatif, yang dapat

membedakan mana hal yang baik dan

buruk dalam menjalani kehidupan.

4. Perbaikan

kepemimpinan

dapat

dilaksanakan

dengan

cara

melakukan

rekuitmen kepemimpinan, tes, dan pelatihan

kepemimpinan yang diharapkan dapat

memilih

pemimpin

yang

dapat

mengarahkan

bawahan

dan

dapat

memotivasi bawahan sehingga bawahan

merasa

terlindungi

dan

diperhatikan,

bersikap

bersahabat

kepada

pengunjung, mempermudah prosedur

penyampaian

keluhan,

pegawai

hendaknya

selalu

menujukkan

komitmen

yang

tinggi

dalam

melaksanakan pekerjaan.

REFERENSI

Adedeji,T., Adeyinka,T., dan Ollufemi

,A.2009. Locus of control ,interest

in

schooling,self-efficacy

and

academic-achievement.

Cypriot

Jurnal of Educational Sciences Vol

4

A

gung,Wibowo (2013). Analisis Peran

Locus of Control dan Tekanan

Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan

Komitmen

Organisasi

Auditor.

Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi

dan Bisnis Vol 1 No.1

Agustina, Arianto. T. 2009. Analis

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja pada Staf Kantor Akuntan

Publik.

Jurnal Akutansi & Keuangan

Vol.3 No.2

Antoni

dan

Govindarajan

(2004)

Manajemen Sumber Daya Manusia,

Binarupa Aksara, Jakarta

Arikonto, Suharsismi. ( 2009 )

Prosedur

Penelitian,

suatu

Pendekatan

Praktek

Penerbit

,Rineka

Cipta

Jakarta

Baron,RM dan Kenny, DA ( 1986 ). The

Moderator

Mediator

Variable

Distinction in Social Psychological

Research: Conceptual, Strategic, and

Statical consideration.

Journal of

Personality

and

Social

(13)

Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan

Kerja dan Kinerja Pegawai di PTSang

Hyang Sari (Persero ) Regional III

Malang.

Jurnal Aplikasi Manajemen Vol

10 No 4

Dessler, Gery. ( 2007 ).Manajemen Sumber

Daya Manusia.10

th

ed Jilid 1.PT Indeks

Jakarta.

Dubrin Andrewj. 2005

.Leadership Terjemahan

edisi Kedua : Prenada Media, Jakarta,

Ghozali,

Imam,

2007,

Aplikasi Analisis

Multivariate dengan

Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang.

Gibson,IvanelevichDonelly.1997.

Organization

(terjemahan)

: Cetakan ke

empat PT Gelora Aksara Pratama.Jakarta.

Greenberg J and Baron R.A 1997 .

Behavior

in Organization

:

Managing the Human

Side of Work

, New Jersey : Practice Hall

International,Inc

Handoko,T

Hani

2001,

Manajemen

Personalia

dan

Sumber

Daya

Manusia

,FE UGM,Yogyakarta

Hans,A Mubee,SA,dan Ghabshi AS.2013. A

Study on Locus of Control and Job

Satisfaction

in

Semi-Government

Organization in Sultanate og Oman.T

he

SIJ Transaction on Industrial, Finacial &

Business Management

( IFBM )

Vol 1

No2,May-June

.

Hasibuan,Malayu,SP

2006.

Manajemen

Sumber Daya Manusia ,

Bumi,Jakarta.

Ida,J dan Agus,2008. Analisi Pengaruh

Kepemimpinan,Job

Insecurity

dan

Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja

pada Perusahan Freight Forwading di

Jakarta.

Jurnal Empirik

Vol 14.No

10,pp.68

Jeffrey,L dan Jhon,S.1998.Relationship

Between

Metacognition.Motivation

Locus of Control,Self-Efficacy, and

Achademic Achievement

Canadian

Journal of Councelling

Vol 32 No,3

Julianto,2002.Analisis

Pengaruh

Kepuasan Kerja terhadap Locus of

control, Konflik Peran, Komitmen

Organisasi dan Job Insecurity yang

mempengaruhi

Keinginan

Berpindah Kerja pada Perusahan

Freight

Forwading

di

Jakarta

Jurnal Empirik

Vol 14.No 10,pp 68

Kreitner dan Kincki.

2005.

Prilaku

Organisasi,

Salemba empat, Jakarta

Koncoro, Mudrajat. 2003,

Metode Riset

untuk Bisnis dan Ekonomi

. Erlangga.

Jakarta

Luthan, Fred. 2006.

Prilaku Organisasi

:

Andi, Yogyakarta

Maholtra, N.K ( 1993 ).

Marketing

Research

,4

th

. Prentice Hall New

Jersey.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.

2006.

Evaluasi

Kinerja

SDM.

Bandung : PT Refika Aditama

Mas’ud Fuad 2004 :

Survai Diagnosis

Organisisional: Konsep dan Aplikasi

Semarang

:

Badan

Penerbit

Universitas Diponegoro.

Munandar, A.S. 2008.

Psikologi Industri

dan Organisasi

. : UI-Press ,Jakarta

Nimran,Umar.2004.

Prilaku Organisasi

:

CV Citra Media,Surabaya

(14)

Prasetyo,

Puji 2002” Pengaruh Locus of

control

terhadap

Hubungan

Antara

Ketidakpastian

Lingkungan

dengan

Karakteristik Informasi Sistem Akutansi

Manajemen” Jurnal Riset Akutansi ,Vol.5

No.1 Januari : 119-136

Reffiani,2009.Pengaruh Budaya

Organisasi,Motivasi

Kerja,dan

Gaya

Kepemimpinan

yang

diinteerasikan

dengan pengendalian Sikap Individu (

Locus of Control ) terhadap Prestasi

Kerja pada pusat Pelatihan Kelapa

Sawit ( PPKS ) Medan.Tesis Universitas

Sumatera Utara Medan.

Reis,

Michelle dan Kaushik Mitra ( 1998 )”

The Effect of Individual Difference

Factor on The Acceptability of Ethical

and Unethical Workplace Behavior”

Jurnal of Business Ethiss 17.

Ridwan dan Akdon ( 2007 ),

Aplikasi Statistik

dan Metode Penelitian untuk Administrasi

dan Manajemen,

: Dewi Ruci,Bandung.

Rivai,Veithzal

dan

Sagala,Ella

Jauvani

2009,

Manajemen Sumber Daya Manusia

Untuk Perusahaan: Dari Teori ke

Praktek

, Rajagrafindo Persada, Jakarta

Robbins,

Stephen

P.

2006.

Prilaku

Organisasi

. Edisi ke sepuluh. Indeks

Kelompok Gramedia, Jakarta

Sekaran, Umar.( 2006 ).

Metode Penelitian

Untuk Bisnis.

Buku 1 dan 2. Penerbit

Salemba. Jakarta.

Seni

ati, L 2006” Pengaruh Masa Kerja, Trait

Kepribadian, Kepuasan Kerja, dan Iklim

Psikologis Terhadap Komitmen Dosen

pada Universitas Indonesia”

Makara

Sosial Humaniora

,10,2 .Desember.

Siagian, Sondang, 2008.

Manajemen Sumber

Daya Manusia

( cetakan 15 ) Bumi

Aksara, Jakarta.

Simamora, Henry. 2005.

Manajemen

Sumber Daya Manusia

.STIE YKPN,

Jakarta

Soewartono, C.T,Armanu,T, Djumilah

Z,dan Minarti, R, 2012. Pengaruh

Gaya

Kepemimpinan

terhadap

Kinerja Dosen dengan Kepuasan

Kerja dan Motivasi Kerja sebagai

Mediator( Studi pada Perguruan

Tinggi Swasta di Jayapura )

Jurnal

Aplikasi Manajeme.Vol.10,No.3.

Sopiah.

2008. Prilaku Organisasi

:

Penerbit Andi, Yoyakarta.

Sudarwan 2004.

Kepemimpinan: Konsep

dan Aplikasi

: Dewi Ruci, Bandung

Sudiyanto,

2010.

Analisis

Budaya

Organisasi

dan

Kepemimpinan

melalui Kepuasan Kerja Pengaruhnya

terhadap

Intent to Leave

Karyawan

pada Industri Jasa Perhotelan di

Kabupaten

Badung

dan

Kota

Denpasar.

Jurnal Mitra Ekonomi dan

Manajemen Bisnis Vol.3 No.1.

Sugiyono,2007.

Metode Penelitian

Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D

:

Alfabeta, Bandung.

Suliyanto.2011.

Ekonometrika Terapan:

Teori & Aplikasi dengan SPSS

.CV

Andi Offset.

Usaman,Untung.2009.Pengaruh

Karakteristik

Personal,Karakteristik

Kerja dan Pengalaman Kerja terhadap

motivasi dan Kepuasan Kerja.

Jurnal

Manajemen Sumber Daya Manusia.Vol

3 No.1.

(15)

Universitas yang berada di Madiun.

Jurnal

Widya Warta No.01 Tahun XXXV.

Wahyusumidjo.2002.

Kepemimpinan,Tinjauan

Teoritik dan Permasalahannya

: PT Raja

Grafindo Persada,Jakarta.

(16)

Gambar

Tabel 5. Pengujian H6, H7,

Referensi

Dokumen terkait

Bhabha mengatakan bahwa adanya mimikri (peniruan) melahirkan hibriditas. Budaya penggemar yang tercipta dalam fandom VIP Malang merupakan bentuk peniruan

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Kemampuan Mengajar Guru IPS Sejarah Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri Se- kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

Penelitian terapan dengan judul “ peran gambar sketsa untuk menggali karakter disain bangunan dalam pengembangan pelestarian kawasan dengan kasus KOTA LAMA ” adalah

Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi zat pengatur tumbuh organik Hormax tidak berpengaruh secara nyata terhadap semua variabel pertumbuhan bibit pepaya

Menguji pengaruh moderasian keberadaan komisaris asing dalam dewan komisaris terhadap hubungan pengungkapan corporate governance dengan kinerja perusahaan perbankan

Walaupun nilai ρ hasil uji chi-square menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan, tetapi dengan adanya 5 subjek yang mengalami sindrom metabolik pada kelompok

Arrange the numbers in groups of 10 in ascending order, the unit digit of sum each group is the same (except the last number, 2001 3 ). They started from the same place and at

(3) Dalam hal Penjamin melaksanakan penjaminan yang merupakan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah, maka ketentuan mengenai imbal jasa penjaminan sebagaimana dimaksud