• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Letak dan Lokasi - Chapter II (654.4Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Letak dan Lokasi - Chapter II (654.4Kb)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Letak dan Lokasi

Lokasi penelitian ini terletak di Desa Pematang Johar, penelitian ini dilakukan di 2

(dua) dusun, yaitu dusun XIII dan dusun XIV disebut dengan kedua dusun Sinar Gunung.

Kedua dusun ini, menjadi bagian dari 15 dusun yang ada di desa Pematang Johar, luas kedua

dusun ini 409,52 ha, sedangkan luas areal desa pematang johar dari 15 dusun berjumlah

2168,30 ha. Rincian luas masing-masing dusun dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa Dusun I (Batang Buluh) merupakan dusun yang

memiliki luas wilayah terluas diantara dusun-dusun lainnya. Penuturan dari kantor kepala

desa mengatakan luas wilayah dusun yang ada di Desa Pematang Johar memang tidak sama,

hal ini dikarenakan dari awal pembentukan wilayah-wilayah di Desa Pematang Johar luas

wilayah sudah ada yang di tentukan oleh masyarakat yang pertama menempatinya.

Sedangkan luas wilayah yang paling sedikit adalah dusun IV (Paluh Gelombang) hal ini

(2)

Tabel II - 1

Luas Wilayah Desa Pematang Johar

No Dusun Luas Wilayah

(Ha)

1 Dusun I (Batang Buluh) 312,44

2 Dusun II (Pasar Lalang) 245,26

3 Dusun III (Paluh Gelombang) 170,88

4 Dusun IV (Paluh Gelombang) 87

Kedua desa ini masuk dalam wilayah Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang. selain itu, kedua desa ini menjadi salah satu pintu masuk kedalam

area KIM. Letak kedua desa ini berbatasan dengan berbagai desa, adapun batas-batas wilayah

Sinar Gunung tersebut adalah sebagai berikut :

- Di sebelah Timur berbatasan dengan Martubung

- Di sebelah Tenggara berbatasan dengan Dusun XII

(3)

- Di sebelah Barat berbatasan dengan KIM (Kawasan Industri Medan) di Mabar

2.2Sejarah Desa

Pertama kalinya daerah yang sekarang ini disebut dengan Sinar Gunung merupakan

hutan yang kemudian dikelolah oleh pendatang pertama menjadi area bertani padi darat.

Pembukaan hutan sebagai lahan pertanian dengan penebangan dan pembersihan lahan untuk

nantinya menjadi lahan pertanian mereka. Setelah penebangan dan pembukaan hutan

dilakukan, para pendatang pertama mulai membakar dan membersihkan agar dapat menanam

padi darat karena hanya padi darat yang masih bisa dilakukan pertama kali pembukaan lahan.

Untuk menanam padi para pendatang tersebut bermodalkan pengetahuan bertani yang

dimiliki dari kampung halaman mereka tersebut.

Pada awal tahun 1923-an, ada beberapa keluarga datang ke daerah yang sekarang ini

disebut dengan Sinar Gunung. Mereka yang pertama datang ke Sinar Gunung dari berbagai

kalangan dari pegunungan yaitu dari Saribudolok, Bangun Purba dan juga Raya. Menurut

informan peneliti pendatang yang datang yang masih diingat oleh informan ada beberapa

yaitu Alm.Salomo Bangun, Alm.Ramjah Bangun, Alm.Toguh Purba, Alm.Saroyo Damanik,

Rottip Saragih dan Ngada Saragih.

Pendatang pertama yang sampai, mencari cara agar untuk tinggal dan bertahan hidup.

Salah satu cara yang dibuat yaitu pengukuran lahan yang telah mereka bersihkan bersama

untuk menjadi lahan tempat bertani dan juga pembuatan gubuk untuk tempat tinggal

sementara. Untuk menjaga kebersamaan dan kekompakan para pendatang, mereka membuka

lahan baru di luar area pertanian sebagai lahan tempat tinggal yang layak agar tidak tinggal di

(4)

Dalam hal pembagian lahan pertapakan, para pendatang melakukan suatu undian

untuk mengetahui sebatas mana lahan yang dapat mereka bangun sebagai tempat tinggal

mereka. Setelah mereka mengetahui lahan yang akan menjadi tempat tinggal mereka

selanjutnya, pembangunan rumah pun dimulai dan nama untuk tempat tinggal pun mulai

mereka pikirkan.

Desa ini menurut peneliti sangat aneh disebutkan menjadi nama Sinar Gunung, karena

tidak adanya di Desa tersebut Gunung tetapi namanya menjadi Sinar Gunung. Setelah peneliti

telusuru dan bertanya kepada informan di Sinar Gunung, barulah peneliti tahu kenapa desa

tersebut bernama Sinar Gunung. Sinar Gunung memiliki arti bagi masyarat sinar Gunung

yaitu Desa yang bersinar oleh masyarakat dari pegunungan datang membawa perubahan di

daerah tersebut dan pada tahun 1954 Sinar Gunung di sahkan oleh Camat Labuhan Deli.

Setelah Sinar Gunung di sahkan, masyarakat mulai bertani padi sesuai dengan lahan

yang mereka miliki. Masyarakat Sinar Gunung pun kian bertambah dengan datangnya

pendatang berikutnya yang datang untuk memulai kehidupan baru di Sinar Gunung. Para

pendatang yang berikutnya merupakan sanak saudara para pendatang terdahulu dengan

mereka berhasil bertani dan bertahan hidup di Sinar Gunung, mereka mengabarkan kepada

saudara yang berada di kampung halaman mereka dan menyuruh bermigrasi ke Sinar

Gunung. Dengan demikian pertambahan penduduk di Sinar Gunung semakin banyak dan

pemukiman masyarakat semakin banyak.

Sinar Gunung mayoritas Penduduknya adalah etnis Simalungun. Masyarakat Sinar

Gunung mayoritas bermarga Purba, Saragih dan Damanik. Tetapi setelah banyaknya

masyarakat etnis Simalungun yang bermukin ke Sinar Gunung sekarang ini bertambah

berbagai macam marga yaitu :

(5)

- Saragih

- Damanik

- Sipayung

- Sinaga

- Girsang

Dari sekian banyaknya etnis Simalungun yang bermukim dari berbagai tempat dari

Kabupaten Simalungun dari daerah yaitu :

- Saribudolok

- Dolok Silau

- Pematang Raya

- Bangun Purba

- Panei

- Nagori dolok

Terbentuknya Sinar Gunung sebagai wilayah pemukiman baru, maka banyak

pendatang dari berbagai etnis datang ke Sinar Gunung, misalnya dari etnis Karo, dan juga

Batak Toba. Mayoritas etnis di Sinar Gunung merupakan etnis simalungun karena pendatang

pertama dan kebanyakan masyarakat di Sinar Gunung merupakan etnis Simalungun. Bahasa

sehari-hari yang digunakan di Sinar Gunung adalah bahasa simalungun sebagai bahasa lokal

dan bahasa Indonesia.

2.3Keadaan Penduduk

2.3.1 Jumlah Penduduk

Penduduk di Sinar Gunung menurut hasil laporan dari kantor kepala desa berjumlah

(6)

laki-laki sebanyak 407 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 386

jiwa. Dalam satu keluarga rata-rata memiliki 4-7 jiwa, hanya beberapa saja yang memiliki

anggota keluarga 8-10 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel II - 2

Jumlah penduduk Sinar Gunung yang lebih banyak ada pada usia 20-30 tahun

sedangkan usia yang lebih rendah ada pada usia 0-1 tahun. Seperti terlampir pada tabel

berikut :

Tabel II - 3

Komposisi Penduduk Sinar Gunung Menurut Umur

No Usia

Sumber : Kantor Kepala Desa Tahun 2013

Tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk yang terbesar adalah kelompok usia

mapan untuk bekerja, yaitu umur 20-30 tahun. Masyarakat Sinar gunung dalam usia ini sudah

(7)

menikah muda mengakibatkan angka kelahiran di Desa ini juga banyak. Hal ini berdampak

pada jumlah pertubuhan penduduk yang semakin banyak, yaitu adanya kepedulian

masyarakat akan program keluarga berencana (KB). Laju pertumbuhan penduduk Desa Sinar

Gunung dibatasi dengan program KB dari pemerintah, kepedulian pemerintah untuk

mengatasi laju pertumbuhan penduduk direspon baik oleh penduduk Sinar Gunung.

2.3.2 Agama

Masyarakat Sinar Gunung keseluruhan beragama kristen berdasarkan data dari kantor

kepala desa, yaitu Kristen Protestan dan Katolik. Tempat ibadah, terdapat 3 (tiga) bangunan

gereja, yaitu 2 (dua) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) dan satu Gereja Katolik.

Dari keseluruhan umat yang ada di Sinar Gunung tersebut, umat GKPS merupakan yang

paling banyak jemaatnya dibandingkan dengan Katolik, ini dikarenakan adanya 2 unit Gereja

GKPS yang ada di Sinar Gunung tersebut. Bangunan Gereja yang ada di Sinar Gunung ini

bukan hanya digunakan warga desa setempat saja, tetapi dipakai juga oleh warga desa

lainnya. Keseluruhan kegiatan kebaktian diadakan pada hari Minggu pagi hingga siang hari.

Gereja pertama yang ada di Sinar Gunung adalah gereja katolik. Setelah beberapa

tahun adanya gereja katolik, berdirilah gereja GKPS Sinar Gunung. Berdirinya gereja GKPS

Sinar Gunung karena perbedaan bahasa yang digunakan waktu kebaktian. Gereka katolik

menggunakan bahasa indonesia dalam acara kebaktian minggunya sedangkan gereja GKPS

menggunakan bahasa simalungun dalam kebaktian minggunya. Perbedaan bahasa yang

digunakan juga menjadi pemicu perbedaan jumlah umat yang ada di GKPS dan katolik.

Perbedaan jumlah umat yang lebih mendominan di GKPS dikarenakan adanya rasa

kurang suka dengan cara kebaktian di Katolik, hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan

(8)

alasan mengapa ada yang masuk ke Katolik dan ke GKPS. Seperti paparan dari informan

peneliti mengatakan :

“saya dulunya gereja di katolik, tapi di katolik bahasanya pake bahasa Indonesia kurang ngerti jadinya, jadi pindahlah ke GKPS karena menggunakan bahasa simalungun disana”.

Dari paparan informan diatas, peneliti dapat melihat bahwa bahasa yang digunakan dalam

acara kebaktian dulunya mempengaruhi jumlah umat yang ada pada gereja di Sinar Gunung.

Gereja GKPS memiliki dua gedung gereja yaitu gereja GPKS Sinar Gunung dan

gereja GKPS Suka Mulia. Adanya dua gereja GKPS ini karena danya tampung yang ada di

gereja GKPS Sinar Gunung melebihi kapasitas gedung gereja, sehingga terbentuklah gedung

gereja GKPS yang baru yang berada di dusun IX Suka Mulia. Terbentuknya gereja GKPS di

dusun IX karena adanya lahan milik masyarakat Sinar Gunung di dusun tersebut.

Masyarakat Sinar Gunung yang keseluruhan merupakan beragama Kristen

mengakibatkan tidak adanya bangunan Mesjid di Sinar Gunung, tetapi berada di kampung

jawa dekat dengan Sinar Gunung. Walau tidak adanya umat muslim di Sinar Gunung,

masyarakat Sinar Gunung dengan umat muslim yang ada di kampung jawa tetap saling

menghargai keyakinan masing-masing dan tidak adanya pemaksaan keyakinan. Terbukti pada

saat umat kristian, umat muslim tidak ada mengganggu dan begitu juga sebaliknya. Hal ini

membuktikan adanya tolerasnsi antar umat beragama yang dilakukan oleh masyarakat Sinar

Gunung.

2.3.3 Pendidikan

Masyarakat Sinar Gunung sekarang ini semakin menyadari akan pentingnya

(9)

anak-anaknya hingga ke tingkat lebih tinggi. Di Sinar Gunung hanya memiliki 1 unit sekolah

dasar SD GKPS sebagai sarana belajar-mengajar, itu pun tidak semuanya bersekolah di SD

GKPS tersebut karena fasilitas yang kurang memadai dan tenaga Guru yang kurang.

Kebanyakan orang tua menyekolahkan anak-anak mereka bersekolah tingkat SD di luar dari

Desa Sinar Gunung, salah satu sekolah yang lebih banyak diminati oleh masyarakat Sinar

Gunung yaitu SD Santo Paulus yang berada di Martubung. Keberadaan anak-anak di Santo

paulus bersekolah dikarenakan fasilitas yang memadai dan tenaga guru yang cukup.

Gambar 3: SD GKPS (dokumen pribadi 5 Februari 2014)

Dari segi pendidikan, masyarakat Sinar Gunung sudah mengalami kemajuan

walau masih banyak anak yang berstatus tamatan SMA. Semakin tingginya pendidikan

dan perkembangan zaman menuntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini

sebagai bentuk kepedulian masyarakat Sinar Gunung akan pentingnya pendidikan bagi

generasi penerus yang lebih berkualitas dalam segi pendidikan dan kehidupan yang lebih

(10)

Gambar 4 : suasana belajar di SD GKPS Sinar Gunung (dokumen pribadi 27 Januari 2013

Dapat dilihat pada gambar diatas, ini adalah suasan belajar kelas1 SD yang

ada di SD GKPS Sinar Gunung. Peneliti merupakan salah satu staf pengajar di SD GKPS,

gambar diatas merupakan murid-murid peneliti.

2.3.4 Mata Pencaharian

90% masyarakat Sinar Gunung awalnya berprofesi sebagai petani, tetap sejak masuk

KIM ke dalam wilayah mereka mata pencaharian yang dulunya bertani kini berubah.

Perubahan mata pencaharian mereka berubah drastis seiring dengan semakin berkembangnya

mata pencaharian yang dimilki masyarakat Sinar Gunung sekarng ini. Diperkirakan 40%

sampai 60% yang bertahan berprofesi sebagai petani sedangkan bekerja di KIM sebagai

buruh dilakukan masyarakat sekitar 40 % dan ada juga yang melakukan keduanya bersamaan

antara bertani dengan bekerja sebagi buruh di pabrik KIM.

Mata pencaharian masyarakat Sinar Gunung ini bervariasi. Mata pencaharian utama

adalah bertani padi, walau mereka bekerja sebagai pegawai (PNS), pedagang, buruh pabrik,

guru, wirausaha dan juga wiraswasta, dsb; mereka juga tetap bertani. Masyarakat Sinar

(11)

saja. Seperti perkataan salah satu informan peneliti yang bekerja sebagai pegawai swasta

mengatakan:

“bahwa hanya mengandalkan gaji tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di zaman yang semakin tinggi kebutuhan hidup pun semakin banyak”.

Dari pernyataan diatas, lebih rinci akan dipaparkan keadaan mata pencaharian di Sinar

Gunung dalam sebuah tabel. Sebagai berikut :

Tabel II - 4

Komposisi Penduduk Sinar Gunung menurut Mata Pencaharian

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

Dusun XIII Dusun XIV

Sumber : Kantor Kepala Desa Tahun 2013

Tabel diatas dapat dilahat bahwa bertani merupakan mata pencaharian yang paling

banyak, karena masyarakat Sinar Gunung dari pertama kali datang memiliki keahlian bertani

dan adanya lahan yang memadai untuk bertani padi juga faktor masyarakat memiliki profesi

sebagai petani. Sedangkan profesi sebagai Polisi/TNI merupakan profesi yang paling sedikit

dikarenakan kurang berminatnya masyarakat untuk bekerja sebagai polisi dan susahnya

masuk juga mengakibatkan tidak banyaknya masyarakat Sinar Gunung memiliki profesi

sebagai polisi.

Selain dari bertani, yang memiliki mata pencaharian lainya itu merupakan mata

pencaharian tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin banyak. Masyarakat

(12)

hasil bertani padi dapat mencukupi kebutuhan hidup masyarakat Sinar Gunung. Hal ini

menunjukkan bahwa tanah sangat berarti dan dekat dengan kehidupan masyarakat desa

terutama bagi para petani.

2.4Sarana dan Tranfortasi

2.4.1 Jalan dan Tranfortasi

Sarana jalan yang ada di desa ini sudah cukup memadai. Kondisi jalan sebahagian

sudah di aspal dan ada jalan yang masih belum tersentuh akan perbaikan jalan. Kondisi jalan

menuju Sinar Gunung sekarang ini memang tidak sebaik empat tahun belakangan ini,

banyaknya jalan yang sudah rusak dan berlobang. Belum adanya kebijakan pemerintah dalam

perbaikan jalan sampai ke Sinar Gunung ini membuat para masyarakat setempat mengambil

alternatif dengan cara menimbun jalan yang rusak dan berlobang tersebut dengan pasir/tanah

maupun batu-batu kerikil kecil. Walaupun demikian, tetap saja bila hujan datang jalan yang

sudah ditimbun akan rusak kembali akibat guyuran hujan akibatnya jalan menjadi becek dan

semakin rusak.

Dalam menunjang perekonomian di Sinar Gunung, alternatif kendaraan sampai

kelokasi dengan angkutan umum (Kenari) yang sampai ke Simpang pasar 6 yang kemudian

akan dilanjuta dengan menggunakan Ojek untuk sampai ke Sinar Gunung karena tidak

adanya angkutan umum sampai langsung ke Sinar Gunung. Dengan adanya Ojek dapat

mempermudah menujun Sinar Gunung, selain itu masyarakat Sinar Gunung juga hampir

keseluruhan masyarkatnya telah memiliki kendaran sendiri seperti sepeda dayung, sepeda

motor maupun mobil. Hal ini juga mempermudah masyarakat melakukan aktivitas mereka

(13)

2.4.2 Perekonomian

Di Sinar Gunung perekonomian masyarakatnya juga sudah cukup baik dalam

menunjang perekomonia mereka, baik dalam kegiatan produksi pertanian maupun

pemasarannya. Dalam pengolahan lahan pertanian, para petani sudah menggunakan mesin

Jetor sebagai alat untuk membajak sawah dan pada saat masa tanam, perawatan dan juga

pada saat panen sudah menggunakan tenaga pekerja yaitu mereka sebut dengan pekerjaan

musiman yang mereka lakukan.

Pekerja musiman dikatakan disini adalah pekerja pengambil padi saat panen, jadi

mereka hanya bekrja ketika musim panen padi berlangsung. Para pekerja musiman bukan

masyarakat Sinar Gunung melainkan dari daerah lain yang datang untuk bekerja untuk

pekerjaan musiman. Para pekerja musiman ini kebanyakan datang dari Perbaungan dan

daerah-daerah disekitar Sinar Gunung.

Gambar 5: gambar diambil ketika salah satu informan peneliti sedang panen. Dari gambar dapat terlihat mesin pemisah padi dengan jeramih yang mayarakat Sinar Gunung menyebut dengan mesin panggilas (penggilas)

Dalam masa panen, para petani sudah menggunakan alat modern dalam hal proses

(14)

masyarakat untuk memanen padi mereka. Hal ini dapat dilihat dari gambar diatas, dalam

gambar terdapat para buruh tani sedang melakukan proses pemisahan padi dengan jeramih.

Dalam pemisahan padi juga dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin. Penggunaan

mesin penggilas tersebut mempercepat proses pemanen padi yang ada di Sinar Gunung.

Di Sinar Gunung memiliki 2 Kilang padi yang dapat mempermudah masyarakat

menjual hasil panen padi yang mereka miliki. Tetapi tidak semua masyarakat Sinar Gunung

menjual hasil padi mereka ke kilang padi yang ad di Sinar Gunung, ada pula yang menjual

hasil padi pada kilang padi di luar Sinar Gunung.

Dalam hal keperluan sehari-hari, warga Sinar Gunung tidak harus repot-repot ke desa

tetangga untuk memenuhi memenuhi kebutuhan sehari hari, karena sudah tersedianya dan

adanya penjual kebutuhan sehari-hari dari pagi hingga sore hari. Dan terdapat banyak

warung-warung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu ada juga beberapa Kedai

Tuak yang dapat ditemukan di Desa Sinar Gunung.

2.4.3 Kesehatan

Sarana kesehatan masyarakat menggunakan cara trandisional dan modern. Sejak

dulunya sarana kesehatan digunakan oleh masyarakat Sinar Gunung adalah cara tradisional.

Tetapi dengan perkembangan zaman masyarakat Sinar Gunung telah menggunakan

pengobatan modren tanpa meninggalkan pengobatan secara tradisionalnya.

Pengobatan trandisional masih banyak dilakukan masyarakat Sinar Gunung. Mereka

memiliki keyakinan akan pengobatan trandisional juga baik walaupun terkadang mereka

menggunakan pengobatan modern sekaligus. Seperti pada waktu melakukan wawancara yang

dengan informan peneliti, Ibu Dina (27 tahun) mengatakan ketika anaknya sakit demam

(15)

trandisional dan pengobatan modren. Hal ini dilakukan ibu tersebut karena keyakinan akan

pengobatan trandisional masih kuat di Sinar Gunung.

Kondisi kesehatan di Sinar Gunung tergolong baik. Masyakat disini peduli akan

pentingnya kesehatan membuat masyarakat peduli akan lingkungan mereka. Pengobatan

secara tradisional yang dilakukan di Sinar Gunung ini seperti Kusuk masih sangat banyak

dilakukan masyarakat disini. Tetapi tidak terlepas juga dengan menggunakan pengobatan

modren. Dan juga banyaknya bidan di Sinar Gunung ini membuat para masyarakat

melakukan pengobatan juga tidak harus pergi jauh. Sudah adanya para tenaga medis

membuat masyarakat Sinar Gunung melakukan pengobatan dengan cepat. Maka dapat

Gambar

Tabel II - 1
Tabel II -  2
Gambar 3: SD GKPS (dokumen pribadi 5 Februari 2014)
Gambar 4 : suasana belajar di SD GKPS Sinar Gunung (dokumen pribadi 27 Januari 2013
+3

Referensi

Dokumen terkait

Destilasi uap dengan rimpang jahe kering tidak dapat menghasilkan minyak secara maksimal dikarenakan terhalang oleh kendala teknis serta titik didih jahe yang

ABADI KHARISMA JAYA (RIZH GARDEN HOTEL) Jl.. Cikutra

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Dokumen yang digunakan dalam sistem penggajian pada Dinas Pendidikan Pemuda dan

[r]

Selama ini di lapangan, pengukuran dengan metode basah selalu digunakan teknik impinger ganda dengan lebih dari satu tabung impinger (fritted bubler).. Hal ini memiliki

Asam-asam lemak yang dapat teridentifikasi dari keempat jenis rumput laut yang mempunyai kadar lemak tertinggi adalah asam linolenat, Eikosatrienoat (ETE),

Notaris merupakan pejabat publik bertugas mewakili negara dan merupakan suatu profesi. Sehingga notaris mendapatkan kepercayaan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Nilai

Ekosistern Sungai Sembilang walaupun sampai saat ini masih dalam batas-batas pengelotaan yang baik, bila tidak dilakukan kehati-hatian di dalam pernanfaatan