• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG KESEHA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG KESEHA (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : JEFRIYADI GURUSINGA

NIM : 141. 11. 3015

MATA KULIAH : PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : DRS. SYUKRI ABDULLAH, M.HUM

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG

KESEHATAN

Banyak kebijakan yang telah ditetapkan di bidang kesehatan, terutama yaitu kebijakan tentang jaminan kesehatan, adapun contohnya adalah PUSKESMAS, JAMKESMAS, BPJS, dan adapun kebijakan baru di bidang kesehatan adalah dikeluarkan nya kartu yaitu KARTU INDONESIA SEHAT, dimana fungsinya sama dengan BPJS dimana dapat menjamin semua masyarakat kalangan bawah dapat mendapatkan kesehatan dan juga perlakuan yang baik di Rumah Sakit.

Pemilik kartu ini dapat memanfaatkan kartunya di RS yang telah bekerjasama dengan pemerintah, jika tidak, maka kartu ini tidak berguna, dan adapun untuk pembayaran nya yaitu si pemilik kartu membayar iuran tiap bulan untuk keberlangsungan kartu tersebut, dimana pembayaran nya sangatlah kecil karena sasaran jaminan kesehatan ini adalah untuk masyarakat kalangan bawah.

Pemerintah sudah banyak melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit, dan pemerintah harus membayar tiap bulan tagihan masyarakat yang telah memakai kartu di Rumah Sakit tertentu agar kerjasama pemerintah dapat berlangsung baik dengan Rumah Sakit yang telah bekerja sama dengan pemerintah.

Adapun tujuan dari KARTU ini adalah keadilan dalam masalah kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu atau fakir miskin, dimana tercantum di PANCASILA pada sila yang kelima yang berbunyi "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA", dimana dimaksudkan yaitu sosial rakyat indonesia itu dilakukan secara adil, salah satu contohnya adalah keadilan di bidang kesehatan.

MASALAH DALAM PELAKSANAAN KEBIJAKAN

 masih sedikit Rumah Sakit yang bekerja sama dengan pemerintah

 pembagian kartu yang tidak merata

(2)

 pembayaran tagihan ke Rumah Sakit yang tertunda menyebabkan kerjasama yang buruk

 adanya Rumah Sakit yang telah bekerja sama tetapi masih tidak menerima pasien yang memiliki kartu ini karena alasan yang berbeda - beda

 masih banyak masyarakat yang tidak melakukan pembayaran bulanan

 kurang tahunya masyarakat akan kebijakan baru ini karena tidak adanya informasi maupun penyuluhan

KESIMPULAN :

A. SESUAI DENGAN PANCASILA

 kebijakan ini sangat sesuai dengan pancasila dimana bila dikaitkan dengan pancasila yaitu pada sila yang kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

 kebijakan ini juga sangat baik dan membuat masyarakat Indonesia menjadi sehat dan masyarakat miskin atau kurang mampu terbebas dari fikiran biaya Rumah Sakit yang cenderung mahal

 kebijakan ini dimaksudkan untuk membuat Indonesia lebih maju dan setiap masyarakatnya merasa nyaman berada dalam naungan pemerintahan Indonesia dan masyarakatnya mendapatkan hidup yang layak dan juga tentunya kesehatan.

 kebijakan ini ikut melaksanakan tujuan nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

dengan adanya kebijakan ini masyarakat merasa dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah ataupun Negara

2. Meningkatkan kesejahteraan umum

jika masyarakat miskin atau kurang mampu dapat terbebas dari masalah pembiayaan kesehatan, maka masyarakat yang kurang mampu ini merasa terbantu karena adanya kartu ini dan masyarakat Indonesia akan sejahtera

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

jika masyarakat Indonesia terbebas dari penyakit maka masyarakat Indonesia khususnya anak - anak dapat kembali menuntut ilmu,

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

keadilan sosial sangat tercipta jika kebijakan ini dilakukan dengan baik

(3)

 kebijakan ini tidak sesuai dengan pancasila apabila dalam pelaksanaan nya terjadi kecurangan baik itu pada pembagian kartu sampai dengan pelaksanaan nya

 kebijakan ini tidak sesuai apabila pemerintah merusak kerjasama dengan Rumah Sakit karena akan berdampak buruk pada masyarakat

 kebijakan ini tidak sesuai dengan Pancasila jika terjadi seperti kebanyakan kasus yaitu Rumah Sakit yang telah bekerja sama dengan Pemerintah tidak menerima pasien pemilik kartu karena banyak alasan, sehingga pemilik kartu tidak mendapatkan penenganan medis sampai dengan kematian, bukan hanya keadilan sebagai warga negara saja yang tidak terlaksana, melainkan sila pertama dari Pamcasila yaitu kemanusiaan yang beradab karena pada kasus ini nyawa yang menjadi taruhan nya dan telah banyak terjadi di Indonesia

C. MENURUT PAKAR

 Pakar Kesehatan Kritik Program Jokowi

Isnaini

Sabtu, 9 Agustus 2014 − 01:50 WIB

Calon Presiden Joko Widodo memperlihatkan kartu Indonesia sehat (KIS) pada acara debat capres lalu. (Sindophoto)

JAKARTA - Konsep Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang menjadi program kerja pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai bukan solusi yang baik dalam menuntaskan masalah kesehatan.

Pakar Kesehatan Dr Kartono Muhammad menyebut KIS sekadar menarik simpati rakyat kecil. Jokowi dinilainya tidak memikirkan secara matang program ini.

"Secara konsep baik, menarik simpati rakyat kecil, karena dianggap pengobatan gratis itu baik. Tapi itu bukan penyelesaian masalah kesehatan. Masalah kesehatan bukan hanya pengobatan tapi juga bagaimana pencegahan dan rakyat hidup dengan sehat," ujar Kartono saat ditemui dalam diskusi Usulan Kriteria Menteri Kesehatan Versi Masyarakat Sipil di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Jumat 8 Agustus 2014.

Menurut dia, Jokowi harus lebih memikirkan efek ke depan program KIS. Seperti halnya anggaran biaya maupun sarana yang akan menunjang program tersebut.

(4)

Menurut dia, Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan lebih baik dibandingkan program KIS. Namun, kenyataannya BPJS saat ini belum berjalan baik.

Kartono menilai jika BPJS berjalan baik, program KIS tidak diperlukan lagi.

"Filosofinya BPJS sudah baik, namun pelaksanaannya masih kurang berjalan baik. BPJS saat ini masih sebatas juru bayar, padahal BPJS memiliki pencegahaan yakni preventif dan promotif. Ini masih menimbulkan permasalahan dan protes. Tapi kalau BPJS dijalankan dengan baik tidak perlu lagi adanya KIS," ungkapnya.

SUMBER : http://nasional.sindonews.com/read/889445/15/pakar-kesehatan-kritik-program-jokowi-1407523827

 Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina,

Henri Satrio

Jakarta, Senin (16/6/2014

Kampanye capres Joko Widodo (Jokowi) soal kartu pintar dan sehat dikritik beberapa pihak. Pasalnya program yang diklaim Jokowi telah berhasil itu ternyata masih bermasalah dalam penerapannya di DKI Jakarta.

"Program yang berlaku di Jakarta dan mirip dengan itupun belum berhasil," ujar pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Henri Satrio di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Menurutnya, pengelolaan kartu Jakarta Pintar dan Jakarta sehat di kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta masih belum menunjukan keberhasilan. Bahkan program tersebut masih amburadul karena tak tepat sasaran.

Henri mengatakan, seharusnya Jokowi mengedepankan untuk mendorong produktivitas anak bangsa dalam visi dam misinya di Pilpres. "Kartu-kartu ini tidak inovatif," imbuhnya.

Lebih lanjut, Henri menilai tidak ada sesuatu yang baru yang menjadi nilai kuat dari Jokowi. Kalau pun itu adalah bluskan, maka sejatinya sudah tugas Gubernur untuk menyambangi warganya, dan hal itu juga dilakukan oleh kepala-kepala daerah lainnya.

(5)

"Berkali-kali Jokowi mengeluarkan kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar seakan-akan itu ide dia, itu sama dengan program BPJS. Ide itu tidak orisinal," kata Nurul Arifin di Gran Melia, Minggu (15/6/2014).

Dia menuturkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS adalah suatu produk besar yang digodok lintas partai. Kita hanya dibodoh-bodohi saja oleh Jokowi dengan kartu-kartunya,”lanjut Nurul.

Pernyataan Jokowi menurut Nurul, juga banyak besifat kontradiktif. Atau sering berubah-ubah. "Pada satu kesempatan dia bilang memperkuat sistem dibanding anggaran, kesempatan lain dia bilang akan memperkuat anggaran dibanding sistem," katanya.

Nurul mengatakan seharusnya Indonesia memiliki pemimpin yang punya solusi dan visioner.

"Prabowo berpikir besar dengan strategi besar. Indonesia membutuhkan pemimpin yang konseptual, menguasai masalah, visioner dan tanpa ragu untuk memberi solusi," tandasnya.

KESIMPULAN

1. Menurut pakar, Kartu ini sangat bagus jika diselenggarakannya dan terorganisasi dengan baik maka keadilan untuk masyarakat akan terjadi, akan tetapi menurut pakar banyak terjadi kesalahan dalam kebijakan ini baik dari pembagian sampai dengan pelaksanaan nya

2. kartu ini merupakan suatu kebijakan yang sangat baik, asalkan tidak dipakai semata - mata hanya untuk keperluan kampanye untuk mengambil perhatian masyarakat kecil akan tetapi pelaksanaan nya tidak terjadi secara keseluruhan, seperti yang telah dikatakan Pakar komunikasi

3. dari pernyataan pakar, dapat dikaitkan dan diambil kesimpulannya mengenai Pancasila, yaitu jika tidak terlaksana dengan baik maka bukan hanya satu sila yang telah terlanggar, tetapi tiga sila yaitu,

sila kedua : jika dalam pelaksanaan nya hanya karena untuk kampanye maka sangat tidak beradab, karna hakikatnya manusia akan menolong sesamanya manusia, dan bukan nya mementingkan diri sendiri dan juga memanfaatkan kelemahan masyarakat bawah untuk mencapai kesuksesan

(6)

sila kelima : dimana jika pelaksanaan kebijakan tidak baik sudah pasti tidak terjadinya keadilan soaial pada masyarakat khususnya masyarakat kalangan bawah yang membutuhkan kebijakan ini

MENURUT BUKU

A. pancasila sebagai dasar fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia

1. dasar filosofis

pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai - nilai yang bersifat sistematis. oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila - sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis. dalam pengertian inilah maka sila - sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. oleh karena merupakan suatu sistem filsafat maka kelima sila bukan terpisah - pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi makna yang utuh

(7)

Nilai- nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

2. inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan keagamaan.

3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat bsebagai pokok kaidah yang fundamental negara sehingga merupakan suatu tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum yang tinggi

sebaliknya nilai-nilai subjektif Pancasila dapat diartikan bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia sendiri. Pengertian itu dapat dijelaskan sebgai berikut:

1. nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil pemikira, penilai kritis, serta hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia

2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikanm, keadilan, dan kebijakasanaan dalam hidup bermasyarakat bebangsa dan bernegara

3. nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerikhanian yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religius, yang manifestasinya sesuaidengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa

nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan, dengan perkataan lain bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das sein

2. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara

(8)

ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia. hal ini sebagaimana ditetapkan dalam ketetapan no. XX/MPRS/1996

Nilai-nilai Pancasila terkanung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung empat Pokok Pikiran yang bilamana dianalisi makna yang terkandung di dalamnya tidak lain adalah merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila

pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan, Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.

pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara Indonesia hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. pokok pikiran ini sebagai penjabaran sila kelima

pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa, negara berkedaulatan rakyat. berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. hal ini menunjukkan bahwa negara indonesia adalah negara demokrasi yaitu kedaulatan di tangan rakyat. hal ini sebagai penjabaran sila keempat

pokok pikiran keempat menyatakan bahwa, negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. hal ini merupakan penjabaran sila pertama dan kedua

B. Pancasila sebagai ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

(9)

sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perencanaan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi(bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari paandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis(asal bahan) Pancasila

unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para penndiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengengkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif. oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

SUMBER : Prof. DR. H. Kaelan, M.S,, Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si "PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI, PARADIGMA, 2010, YOGYAKARTA

* dalam merumuskan kebijakan pemerintah seharusnya mengacu pada ideologi negara yang terdiri dari beberapa nilai yaitu Pancasila yang memiliki serangkaian nilai dan harus diimplementasikan dalam pembuatan kebijakan negara. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai

Referensi

Dokumen terkait

Problematika kepolisian sebagai penyidik tindak pidana korupsi dalam penetapan tersangka tindak pidana korupsi dana kampung/desa, yaitu : Pertama, saksi tidak kooperatif

Perbandingan antara cakupan program yang dicapai di provinsi Bali berdasarkan laporan program dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM), target MDG’s tahun 2015, Rencana

Titik berat bidang gabungan Mempersiapka n tugas dan mendiskusikan nya dalam kelompok Menyelesai kan permasalah an titik berat dan mendiskusi kannya Kemampuan dalam

Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada tanggung jawab, kerjasama dan kedisiplinan saat pembelajaran dengan memperoleh nilai

Pada kasus masyarakat yang ikut bermain judi Koa di Nagari Tigo Jangko, sebagian masyarakat yang ikut berjudi tersebut melakukan prilaku menyimpang yang disebabkan

Kenaikan laba bersih seiring dengan kenaikan pendapatan bunga bersih menjadi Rp15,896 triliun dari perolehan tahun 2008 Rp14,062 triliun.. Penyaluran kredit mencapai Rp198,55

“Usia saya yang tidak lagi muda, jarak antara tempat tinggal di Malang dengan UNAIR, keterbatasan finansial, transportasi angkutan umum, tuntutan lain yang banyak untuk program S-3

Rumahtangga yang termasuk ke dalam kategori ini adalah St (62 tahun). St adalah seorang janda yang hidup sendiri dan tidak memiliki anak. Ia tidak bekerja namun