1
PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2021
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COVID-19 DI RSUD Dr. MOEWARDI
Febe Ardhina1), Wahyu Rima Agustin, Rufaida Nur Fitriana2), Atiek Murharyati3)
1) 2) 3) Universitas Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK
Di kota Surakarta sendiri setidaknya terdapat 514 orang yang terkonfirmasi positif dan 32 orang meninggal akibat COVID-19 pada awal oktober 2020). Covid-19 disebut sebagai fenomena pandemi yang memiliki lonjakan kasus yang terus menerus naik setiap harinya di Indonesia. RSUD Dr. Moewardi menjadi tempat rujukan pasien Covid-19 di Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi bagaimana perawat melakukan pengkajian, merumuskan diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi pada pasien Covid-19 di RSUD Dr. Moewardi.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi atau desain fenomenologi, dimana desain ini memandang perilaku manusia, apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan, adalah sebagai suatu produk dari bagaimana orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri di lingungan kerja RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Jumlah partisipan di dalam penelitian ini terdapat 4 partisipan.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan antara perawat dalam merawat pasien Covid-19. Perawat menggunakan APD lengkap dan lebih mengutamakan keselamatan dalam merawat pasien Covid-19. Perawat juga merasakan sulit ketika mengekakkan diagnosa penyakit Covid-19, karena beberapa pasien Covid- 19 memiliki Riwayat penyakit komorbid. Perawat juga memiliki kendala saat memakai APD dalam waktu yang lama, salah satunya adaah kurang nya sensitivitas pada mata dan tangan.
Kata Kunci: Pengalaman Perawat, Covid-19
2
NURSE'S EXPERIENCE IN PROVIDING NURSING CARE TO COVID-19 PATIENTS IN RSUD Dr. MOEWARDI
Febe Ardhina1), Wahyu Rima Agustin, Rufaida Nur Fitriana2), Atiek Murharyati3)
1) 2) 3) Universitas Kusuma Husada Surakarta
ABSTRACT
In the city of Surakarta, there are 514 people who have been confirmed positive and 32 people died from COVID-19 in early October 2020. Covid-19 is referred to as a pandemic phenomenon that has a continuous spike in cases every day in Indonesia.
RSUD Dr. Moewardi became a referral place for Covid-19 patients in Surakarta. The purpose of this study is toexplore how nurses conduct assessments, formulate nursing diagnoses, interventions, implementation and evaluation in Covid-19 patients at RSUD Dr. Moewardi.
This study uses descriptive qualitative research with phenomenological strategies or designs, where this design views human behavior, what they say and what they do, is a product of how people interpret their own world in the workings of RSUD Dr. Moewardi. The number of participants in this study was 4 participants.
The results of this study showed that there were differences between nurses in caring for Covid-19 patients. Nurses use complete PPE and prioritize safety in caring for Covid-19 patients. Nurses also find it difficult to diagnose Covid-19, because some Covid-19 patients have a history of comorbid diseases. Nurses also have obstacles when using PPE for a long time, one of which is less sensitivity to the eyes and hands.
Keywords: Nurse’s Experience, Covid-19
PENDAHULUAN
Pada tanggal 31 Desember 2019, terdapat laporan dari WHO China Country Office tentang kasus pneumonia baru di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Setelah dilakukan identifikasi pada 7 Januari
2020, China mendapatkan hasil bahwa kasus tersebut adalah penyakit menular jenis baru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang belum pernah diidentifikasi pada manusia sebelumnya. Selain SARS- CoV-2 setidaknya terdapat enam jenis
3 coronavirus yang telah ditemukan sebelumnya. Dua di antaranya adalah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Secere Acute Respiratory Syndrome (SARS). WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Public Health Emergency Of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) pada 30 Januari 2020 yang kemudian ditetapkan menjadi pandemi pada tanggal 11 Maret 2020.
Kasus ini menyebar dengan cepat ke berbagai Negara termasuk Indonesia yang kemudian melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Peningkatan jumlah kasus dan penyebaran yang hampir menjangkau seluruh wilayah provinsi di Indonesia membuat pemerintah Indonesia menetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Kedaruratan Kesehatan Masyarakat akibat Corona Virus Disease 2019 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Pada tanggal 1 Oktober 2020 WHO melaporkan sebanyak 34.466.443 kasus konfirmasi COVID-19 di dunia, sementara di Indonesia sendiri menyentuh angka 295.499 orang terkonfirmasi (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2020). Selain
tingginya angka penderita yang terkonfirmasi di kota DKI Jakarta sebagai kota pertama kali ditemukannya kasus COVID-19 di Indonesia, Provinsi Jawa Tengah pun masuk kedalam 10 Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi yaitu 19.235 kasus. Di kota Surakarta sendiri setidaknya terdapat 514 orang yang terkonfirmasi positif dan 32 orang meninggal akibat COVID-19 pada awal oktober 2020 (Tanggap COVID-19 Provinsi Jawa Tengah, 2020). Covid-19 disebut sebagai fenomena pandemi yang memiliki lonjakan kasus yang terus menerus naik setiap harinya di Indonesia.
Perawat memegang peranan penting dalam proses pengobatan, perawatan dan dukungan pada pasien Covid-19. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling sering kontak dengan pasien memiliki risiko tertular virus Covid -19. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan dengan jumlah besar dalam pusat pelayanan kesehatan, terlibat secara langsung dan kontak dengan pasien selama 24 jam. Adanya risiko tertular penyakit tersebut dapat menimbulkan ketakutan dan keengganan pada perawat untuk kontak dan merawat pasien Covid-
4 19. Persiapan perawat secara dini dalam bentuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan merawat pasien Covid-19 akan berdampak positif dalam mengatasi ketakutan serta permasalahan yang sering timbul dalam merawat pasien Covid-19,dampak akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara optimal. Perawat yang berada di garda terdepan dalam penanganan perawatan pasien Covid- 19 disetiap rumah sakit mempunyai pengalaman yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan merawat pasien Covid di RSUD Dr.Moewardi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi atau desain fenomenologi.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah fenomenologi, dimana desain ini memandang perilaku manusia, apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan, adalah sebagai suatu produk dari bagaimana orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri. Sampel yaitu suatu bagian dari keseluruhan populasi yang
kemudian digunakan sebagai subjek penelitian yang ditentukan menggunakan sampling. Notoatmodjo (2018) menjelaskan bahwa sampling adalah suatu proses yang digunakan untuk menyeleksi suatu popilasi untuk mendapatkan sampel. Sampel dalam penelitian ini ada 4 perawat yang bekerja di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Menurut Sugiyono (2016) bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti memilih teknik Purposive Sampling yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini telah melalui pertimbangan etik dan kriteria keabsahan data yang harus dipenuhi dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini sudah dilakukan uji kelaikan etik (ethical clearance) dengan Nomor 22/I/HREC/2021 di RSUD Dr.
Moewardi
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini dieksplorasi melalui wawancara semistruktur yang telah dibuat sebelumnya. Wawancara dilakukan selama 10 sampai 20 menit dimana waktu dan tempat sesuai yang telah disepakati oleh peneliti dan partisipan sebelumnya.
Penelitian ini menghasilkan 5 tema berdasarkan hasil analisa tematik yang dilakukan, analisa tema disusun dari pencarian kata kunci pengelompokan kategori yang kemudian membentuk sub tema, kemudian dari sub tema akan membentuk sebuah tema dari hasil penelitian.
4.1 Analisa Tematik
4.1.1 Mengeksplorasi perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien Covid-19 di RSUD Dr. Moewardi.
“… pengkajian nya sama mbak, yang membedakan kalau untuk Covid-19 memakai hazmat dan APD itu lho. Dan itu membuat saya penglihatan agak buram, hipoksia, kan kita kadang- kadang juga palpasi,APD juga berlapis-lapis tangannya, sensitivitas nya agak berkurang, tangan, mata.” (P1) Menurut Karina (2020), saat perawat memakai APD untuk menangani pasien Covid-19, perawat banyak
mengalami kelelahan dan hipoksia, dimulai dari memakai hazmat, masker dan face shield yang lebih dari 4 jam. Perbedaan terlihat saat perawat merawat pasien Covid-19.
4.1.2 Mengeksplorasi perawat dalam melakukan diagnosa pada pasien Covid-19 di RSUD Dr. Moewardi.
“.. Jadi itu kan pasien masuk gejala nya hampir sama, jadi untuk misalkan gejala covid itu kan ada beberapa, nah kita untuk memprioritaskan diagnosa nya yang agak susah. Kadang pemberat nya apa dulu nih, misalkan dia panas nih, tapi bisa saja dia punya Riwayat penyakit yang mungkin nanti nya akan memperberat covid, kayak pulmo. Jadi cuman memprioritaskan aja sih yang agak susah, karna gejalanya hampir sama semua dan kita kan juga mempertimbangkan komorbid nya.
Untuk komorbid itu kan biasanya tiba- tiba menyerang, gitu sih” (P4) Sesuai dengan teori menurut Manurung (2011), Penelitian ini partisipan mengungkapkan untuk penegakan diagnosa keperawatan sesuai dengan data prioritas dan menggunakan daftar riwayat
6 komorbid pada pasien. Menentukan prioritas keperawatan adalah penyusunan diagnosa keperawatan atau masalah pasien dengan menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
4.1.3 Mengeksplorasi perawat dalam melakukan intervensi pada pasien Covid-19 di RSUD Dr. Moewardi.
“… rencana Tindakan keperawatan atau intervensi itu kan dibuat berdasarkan kebutuhan pasien.
Semua nya sesuai diagnosa mbak.
Kalau pasien bersihan jalan nafas tidak efektif, batuk ada sekret nya, ya kita berikan intervensi nya kayak suction seperti itu. Cuman yang lagi dibutuhkan saat ini adalah peran keluarga. Pasien yang di isolasi mereka kebanyakan cemas, pasien kalau sudah cemas, kondisi nya kurang maksimal cenderung kayak mau sembuh tapi kok pikiran nya gak bisa tenang.
Menurut penelitian (Ulfa, 2017), (Nurwulan, 2017), (Yuliana &
Mirasari, 2020), yang menunjukkan semakin baik dukungan keluarga yang diberikan pada pasien maka semakin rendah tingkat kecemasan
begitu juga sebaliknya, semakin kurang dukungan keluarga yang diberikan akan mempengaruhi kecemasan pasien. Hal ini dapat ditambahkan dalam intervensi pasien Covid-19.
4.3.4 Mengeksplorasi pengalaman perawat dalam melakukan implementasi pada pasien Covid-19 di RSUD Dr. Moewardi.
“… saat implementasi ada beberapa pasien yang butuh inspeksi, palpasi, kalau pakai APD, itu kurang gimana ya, kayak gak optimal mbak. Karena sarung tangan nya aja berlapis-lapis, jadi kita susah palpasi nya, cenderung meraba- raba mbak. Lalu APD yang kita pakai, itu gerah banget mbak.
Tindakan keperawatan yang diberikan oleh partisipan. Respon pasien yang tidak kooperatif dapat menghambat tindakan keperawatan.
Partisipan mengungkapkan adanya hambatan penggunaan APD yang dialami partisipan saat melakukan implementasi. Partisipan pun mengatakan bahwa melakukan Tindakan pun juga kurang optimal dengan menggunakan baju atau sarung tangan berlapis-lapis. Hal ini sejalan dengan pendapat perawat
7 Firly (2020), yang harus menyiasati bagaimana caranya agar bisa menahan haus, lapar dan kencing.
4.3.5 Mengeksplorasi pengalaman perawat dalam melakukan evaluasi pada pasien Covid-19 di RSUD Dr. Moewardi.
“… kalau dulu itu saya itu sampai negative, begitu negative pulang.
Gak ada yang drop, kalau membaik, rata-rata udah membaik, tinggal pulang, tapi rata-rata positif, jadi nunggu negative nya. Jaman dulu nunggu hasil swab 2 minggu, sekarang cepet kok, aturan nya pun juga sudah berubah, 10 hari negative covid udah dipulangin. Ya Namanya penyakit baru kan otomatis ilmu ditemukan, merubah aturan. Dulu harus sampai negative 2 kali, terus swab negative sekali, sekarang 10 hari positif negative tetap di pulangkan. Protocol pun juga berubah karena penyakit baru, muncul awal tahun, nah selama penyakit baru muncul juga penelitian juga, nah otomatis merubah protocol itu tadi. Misal dulu itu kan airborne, terus percikan droplets, terus sekarang keluar airborne lagi. Bukan berarti salah, Namanya juga penyakit baru,
otomatis kita cari ilmu juga baru”
(P1)
Penelitian ini sejalan dengan aturan yang ditetapkan oleh PDPI (2020) yang mengatakan bahwa salah satu indikator evaluasi Covid-19 yaitu hasil negatif dari tes asam nukleat patogen pernafasan selama dua kali berturut-turut.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Saputra dkk (2020) bahwa evaluasi pada pasien yang dirawat dengan diagnosa infeksi Covid-19 dapat dinilai berhasil apabila hasil pemeriksaan PCR negatif 2 kali berturut-turut dalam selang waktu 2 hari. Apabila tidak tersedia pemeriksaan PCR maka pemulangan pasien Covid-19 didasari oleh: (1) klinis perbaikan tanpa oksigen dan radiologis perbaikan, dan (2) perbaikan klinis dengan saturasi oksigen lebih 95%.
KESIMPULAN
Dalam kesimpulan ditemukan beberapa tema, antara lain :
Ditemukan beberapa perbedaan anatara perawat memberikan asuhan keperawatan pada pasien biasa dengan pasien Covid- 19, salah satunya adalah dalam penggunaan APD yang berlapis-lapis,
8 pembatasan waktu bekerja, serta akibat dari penggunaan APD yaitu kurang nya sensitivitas dan perawat mengalami hipoksia.
6.1.1 Pengkajian pada pasien Covid-19 bahwa perawat menemukan perbedaan dalam melakukan pengkajian pada pasien.
6.1.2 Dalam penegakkan diagnosa, perawat cenderung sulit untuk memprioritaskan diagnosa, karena gejala yang dialami oleh pasien adalah sama dan adanya komorbid.
6.1.3 Intervensi keperawatan pada pasien Covid-19 bahwa perawat memiliki hambatan dalam melibatkan keluarga, dan perawat bekerja sama dalam team untuk memecahkan masalah.
6.1.4 Dalam implementasi keperawatan pasien Covid-19 ditemukan bahwa perawat memiliki hambatan dalam pemakaian APD, sensitivitas berkurang dan kurang kooperatif nya pasien.
6.1.5 Evaluasi pada pasien Covid-19 bahwa bila hasil negative pada tes swab, pasien diijinkan pulang.
Namun bila hasil positive, pasien langsung dibawa isolasi mandiri dengan Rumah Sakit bekerja sama dengan dinkes setempat
SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 6.2.1 Bagi rumah sakit
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi perawat yang dirumah sakit untuk mengambil Langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya peningkatanmutu asuhan keperawatan pada pasien Covid-19 6.2.2 Bagi Intitusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi atau tambahan wawasan mahasiswa dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya tentang pasien Covid- 19
6.2.3 Bagi peneliti lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi atau sumber data bagi penelitian berikutnya dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melakukan jenis penelitian yang sejenis.
6.2.4 Bagi peneliti sendiri
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan dan menambah
pengetahuan peneliti tentang
9 pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Centers For Disease Control And Prevention Of Covid-19. Artikel diakses pada tanggal 23 Mei 2020 dari
https://www.cdc.gov/coronavirus/
2019-ncov/need-extra- precautions/people-at-higher- risk.html
Complications Of Corona Virus Disesase 19. Artikel di akses pada tanggal
23 Mei 2020 dari
https://bestpractice.bmj.com/topic s/enus/3000168/complications#re ferencePop303
Corona Virus Complications. Artikel di akses pada tanggal 23 Mei 2020 https://www.webmd.com/lung/cor onavirus-complications#1
Corona Virus Worldwide Graphs. Artikel diakses pada tanggal 22 Mei 2020 dari
https://www.worldometers.info/c oronavirus/worldwide-
graphs/?fbclid=IwAR1rXCB1NY f48HuNqhHZDPNSUySwz8PpW wqaGRsE-3PijhQfc03axd2FPcI
Kamisa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara
KBBI. Pengalaman. (2019). Artikel diakses pada tanggal 20 Juli 2020 dari
https://kbbi.web.id/pengalaman
Keluh Kesah Perawat Gunakan APD, 8- 10 Jam Tahan Lapar, Buang Air
Kecil, dan Haus demi Pasien Corona Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Keluh Kesah Perawat Gunakan APD, 8-10 Jam Tahan Lapar, Buang Air Kecil, dan Haus demi
Pasien Corona,
https://www.tribunnews.com/nasi onal/2020/04/19/keluh-kesah- perawat-gunakan-apd-8-10-jam- tahan-lapar-buang-air-kecil-dan- haus-demi-pasien-corona. Editor:
Ananda Putri Octaviani https://www.tribunnews.com/nasi onal/2020/04/19/keluh-kesah- perawat-gunakan-apd-8-10-jam- tahan-lapar-buang-air-kecil-dan- haus-demi-pasien-corona diakses pada tanggal 14 Maret 2021
Kurniawan, Hendrik. (2020).
Implementasi Koordinasi Perawatan Pasien Perioperatif Oleh Perawat. Semarang : Universitas Diponegoro
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan.
NURWULAN, D. (2017).
Pranita, Ellyvon. (2021). Kapan isolasi mandiri pasien positif Covid-19 dinyatakan selesai? Ini 3 kriterianya. Rabu, 03 Februari 2021 | 04:27 WIB Sumber:
Kompas.com
https://kesehatan.kontan.co.id/ne ws/kapan-isolasi-mandiri-pasien- positif-covid-19-dinyatakan- selesai-ini-3-kriterianya?page=all
Qomariyah, N. C. (2016). Studi Fenomenologi Pengalaman dan Mekanisme Koping Dismenore Pada Santriwati Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Depok (Bachelor’s thesis, FKIK UIN Jakarta). Skripsi.
10 Artikel di akses pada
tanggal 27 Agustus 2020 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspa ce/handle/123456789/33191
Statistik Covid-19 di Jawa Tengah.
Artikel Diakses pada tanggal 22
Mei 2020 dari
https://corona.jatengprov.go.id/da ta
Sumantri, I. (2011). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan System Pernafasan. Salemba Medika.
Sumijatun, S. M. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional.
Jakarta: Tim.
Ulfa, M. (2017). Dukungan Keluarga Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Terencana Di Rsu Dr.
Saiful Anwar Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Science), 5(1), 57–60.
https://doi.org/10.21776/ub.jik.20 17.005.01.7
Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China
WHO. (2020). WHO Director-General’s remarks at the media briefing on 2019-nCov on 11 February 2020.
Cited Feb 13rd 2020. Available on: artikel diakses pada tanggal
24 Mei 2020
https://www.who.int/dg/speeches/
detail/who-director-general-s- remarks-at-the-media-briefing- on-2019-ncov-on-11-februay- 2020