• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLASIFIKASI DAN BOTANI GARHARU (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KLASIFIKASI DAN BOTANI GARHARU (2)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GARHARU

1. Botanis Gaharu (A. malaccensis Lamk)

Gaharu didefinisikan sebagai sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari suatu proses infeksi yang terjadi baik secara alami maupun buatan, yang pada umumnya terjadi pada pohon gaharu.

Gaharu (A. malaccensis Lamk ) dapat ditemukan di Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapore, dan Thailand. Gaharu hanya diambil gubalnya yang mengeluarkan bau harum. Keharuman gubal gaharu terbentuk oleh kayu yang mengalami pelapukan dan mengandung damar wangi (aromatic resin) sebagai akibat serangan jamur. Dengan kata lain, gaharu atau gubal gaharu merupakan substansi aromatik berupa gumpalan atau padatan berwarna coklat muda sampai coklat kehitaman yang terbentuk pada lapisan dalam dari kayu tersebut. Substansi aromatik yang terkandung dalam gubal gaharu ini termasuk dalam golongan sesquiterpena.

Taksonomi atau klasifikasi gaharu (Aquilaria) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae rendah, dan daerah pegunungan sampai ketinggian 2.400 m dpl. Umumnya gaharu yang berkualitas baik tumbuh pada daerah beriklim panas dengan suhu 28° - 34° C, kelembaban 60 – 80 %, dan curah hujan 1.000 – 2.000 mm/tahun (Sumarna, 2002 dalam Martesa 2006).

(2)

2. Jenis Getah Gaharu Ada dua jenis getah gaharu:

Getah berwarna kuning adalah getah dengan kualitas rendah. Getah berwarna hitam, getah ini kualitasnya tinggi dan langka. Itu semua karena diperlukan perawatan khusus untuk menghasilkan getah berwarna hitam.

Kayu Gaharu dan Sarang Walet.

Dewasa ini, dengan maraknya usaha sarang walet di perkotaan terutama di daerah kota Banjarmasin, kayu gaharu ikut menjadi naik daun. Ini tak lepas dari kepercayaan penduduk setempat yang mengatakan bahwa bau harum dari kayu gaharu dapat membuat burung walet semakin banyak memasuki sarang “elitnya” di tengah perkotaan. Hal ini turut membuat harga kayu gaharu semakin meningkat tajam.

Kayu gaharu yang dipercaya dapat mengundang burung walet masuk ke sarangnya, ternyata bukan sembarang kayu gaharu. Ada pola-pola tertentu dari urat kayu yang secara alami terbentuk pada bagian batang kayu yang dipilih dan dipercayai sebagai jimat pemanggil walet. Kepercayaan ini yang ternyata membawa hasil pada sebagian pengusaha (pemilik) sarang burung walet yang membuat harga sepotong kecil kayu gaharu mencapai harga jutaan bahkan miliaran rupiah.

3. Pembentukan Gaharu

Gaharu dihasilkan tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka pada tanaman berkayu dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian. Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit ataupatogen. Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain.

(3)

4. Budi Daya Tanaman Gaharu

Mengingat tanaman gaharu atau yang sebenarnya adalah tanaman atau pohon penghasil kayu gaharu merupakan komoditi hutan yang mahal harganya, pembudidayaan tanaman gaharu digemari di berbagai tempat. Gaharu ini dihasilkan dari tanaman atau pepohonan yang terinfeksi atau sengaja diinfeksi yang tumbuh di daerah tropis.

Penyebab timbulnya infeksi sehingga dapat menghasilkan gaharu pada tanaman gaharu (tanaman penghasil gaharu) masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Namun dugaan awal terjadinya gaharu adalah adanya tiga elemen penyebab proses infeksi tersebut, yaitu: luka pada bagian tanaman atau batang pohon yang akan menghasilkan gaharu, proses non-patologi, dan infeksi karena jamur.

Pengelolaan tanaman penghasil gaharu ini sama dengan perawatan tanaman jenis lainnya. Tidak diperlukan adanya perawatan khusus karena biasanya setelah tanaman berusia 6 tahun maka tanaman tersebut sudah siap untuk diinokulasi. Pembuatan lubang inokulasi sekitar 1/3 diameter pohon secara spiral dan vertikal yang diatur sedemikian rupa agar pohon tidak retak dan patah.

Perawatan yang diperlukan dan sangat disarankan dalam membudidayakan tanaman gaharu ini adalah pemupukan dengan menggunakan bahan organik. Dengan pemupukan maka pertumbuhan tanaman dapat dioptimalkan dan menghasilkan kualitas batang yang baik. Pemangkasan cabang juga sangat perlu dilakukan untuk memacu pertumbuhan pohon sehingga diameter pohon dapat berkembang sesuai yang diinginkan.

5. Manfaat Gaharu

Gaharu banyak diperdagangkan dengan harga jual yang sangat tinggi. Selain ditentukan dari jenis tanaman penghasilnya, kualitas gaharu juga ditentukan oleh banyaknya kandungan resin dalam jaringan kayunya. Semakin tinggi kandungan resin di dalamnya maka harga gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya.

(4)

kerja syaraf dan pencernaan, obat sakit perut, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, tumor paru-paru, tumor usus, penghilang stress, gangguan ginjal, asma, hepatitis, dan untuk kosmetik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. SNI 01-5009.1-1999: Gaharu. Badan Standar-disasi Nasional (BSN). 1999

Soehartono, Tonny; Gaharu: Kegunaan dan Pemanfaatan. Disampaikan pada Lokakarya Tanaman Gaharu di Mataram tanggal 4 – 5 September 2001

Santoso, U. dan Nursandy, F..2004. Kultur Jaringan Tanaman. Edisi II. Universitas Muhamadyah Malang Press. Malang.

Standar Nasional Indonesia. 1999. Gaharu. Jakarta. Diakses dari http://www.bpdas musi.net/_userdata/BkGaharu.pdf.

(5)

Rohadi, Dede dan Suwardi Sumadiwangsa, Prospek dan Tantangan Pengembangan Gaharu di Indonesia: Suatu Tinjauan dari Perspektif Penelitian dan Pengembangan, Disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Tanaman Gaharu di Mataram.

Referensi

Dokumen terkait

Survelains brucellosis yang berbasis pada GIS harus dilakukan untuk tercapainya sistem kesehatan yang optimal karena brucellosis adalah emerging diseases dan

Dari data diatas dapat disimpulkan, 2 dari 8 sampel atau 25% dari total sampel bakso daging sapi yang dijual di Lingkungan perguruang Tinggi di Kota Kupang aman

Penelitian-penelitian yang dilakukan di wilayah NTT membuktikan bahwa temuan budaya Paleolitik dan berbagai tinggalan fosil fauna telah memberikan petunjuk tentang proses

MI Negeri 1 Banjarnegara merupakan nama sebuah lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang tempatnya di desa Purworejo Kecamatan Purwareja Klampok

Menurut Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

Kepada Direktorat Pemberdayaan Keluarga Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja, Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja

Supaya tidak terjadi kebakaran dikamar mesin maka staf kamar mesin wajib menjaga keadaan kamar mesin dalam bersih setiap saat terutama dari ceceran minyak, majun-majun dan

Data diambil dalam penelitian ini ialah tuturan lisan peserta tutur (kedua bintang tamu dan pembawa acara) dalam kaitannya dengan penaatan dan pelanggaran prinsip kerja sama