• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemiskinan tinjauan kritis pergeseran (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kemiskinan tinjauan kritis pergeseran (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Untuk mengubah kemiskinan dibutuhkan mental yang bagus. Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan hal itu tampak dari adanya rumah kumuh yang ada di pinggiran sungai. Mungkin kemiskinan terjadi karena tidak dapat membiayai kehidupan secara langsung. Dan itulah yang terjadi sekarang ini, bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Jika pemerintah tidak mengatasi masalah kemiskinan secepat mungkin, mungkin kemiskinan akan bertambah terus-menerus. Kemiskinan tidak hanya berdampak bagi para penduduk miskin tetapi juga berdampak bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.

Dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia serta di beberapa negara di dunia, maka hal ini menjadi masalah tersendiri bagi Negara – Negara yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi ini dan juga sampai saat ini masih belum ada solusinya. Kemiskinan mempunyai hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kemiskinan harus segera kita tanggulangi supaya angka kemiskinan tidak semakin tinggi. Upaya untuk menurunkan angka kemiskinan memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, baik dari pihak masyarakat maupun keseriusan dari pemerintah dalam menangani masalah ini.

Melihat kondisi di berbagai negara yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi, kami, selaku dari kelompok 12 tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan serta akibat yang ditimbulkan. Selain itu kami juga akan membahas tentang pengucilan sosial sebagai lanjutan dari keadaan kemiskinan. Oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan tinjauan lebih dalam mengenai kondisi kemiskinan yang terjadi di belahan dunia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam karya tulis dipaparkan sebagai berikut:

1. Apa itu kemiskinan?

2. Apa penyebab dari kemiskinan? 3. Siapa yang disebut miskin? 4. Apa dampak dari kemiskinan?

(2)

7. Mengetahui bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu: 1. Mengetahui arti dari kemiskinan.

2. Mengetahui penyebab dari kemiskinan. 3. Untuk mengetahui siapa yang disebut miskin. 4. Mengetahui dampak dari kemiskinan

5. Menganalisa kemiskinan sebagai penghambat mobilitas sosial. 6. Untuk mengetahui mengapa pengucilan sosial bisa terjadi.

7. Mengetahui apa saja upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan pengkajian literatur baik dari buku, internet, dan berbagai sumber lainnya yang relevan dengan topik kajian yang dibahas. Setelah mendapatkan materi dari sumber literatur dan observasi, kemudian disusun laporan penelitian dalam bentuk makalah, sehingga diharapkan bisa memperkaya isi makalah ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Rancangan sistematika makalah ini terdiri atas beberapa bab yang akan dirinci sebagai berikut :

Bab I : Tentang pendahuluan sebagai kerangka penelitian dan penulisan makalah.

1. Menguraikan latar belakang sebagai titik tolak penelitian serta penulisan makalah. 2. Menguraikan rumusan masalah sebagai batasan dan kerangka penelitian makalah. 3. Menguraikan tujuan penelitian dan penulisan makalah.

4. Menguraikan metode/teknik yang digunakan dalam penulisan makalah. 5. Menjelaskan sistematika penulisan makalah.

Bab II : Menjelaskan materi isi makalah.

1. Menjelaskan kerangka konsep dan teori yang berhubungan dengan masalah.

2. Mendeskripsikan hasil penelitian dan menghubungkannya dengan kerangka teori dan konsep.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemiskinan

Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-benda (Poerwadarminta, 1976). Selain itu, dua pendekatan yang berbeda terhadap kemiskinan telah didapatkan oleh sosiolog dan peneliti: Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif.

Konsep kemiskinan absolut didasarkan pada gagasan tentang kondisi dasar yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kehidupan yang sehat secara fisik. Orang-orang yang tidak memiliki persyaratan mendasar bagi eksistensi manusia seperti mencukupi kebutuhan makanan, tempat tinggal dan pakaian dikatakan hidup dalam kemiskinan. Konsep kemiskinan absolut dipandang sebagai ukuran universal. Hal ini menyatakan bahwa standar untuk memenuhi kebutuhan manusia kurang lebih sama untuk semua orang dari usia yang setara dan fisik, terlepas dari mana mereka tinggal. Setiap orang, di mana saja di dunia, bisa dikatakan hidup dalam kemiskinan jika hidup di bawah standar universal.

Tidak semua orang menerima untuk mengidentifikasi standar tersebut, namun. Hal ini lebih tepat, menurut mereka, untuk menggunakan konsep kemiskinan relatif, yang berkaitan kemiskinan dengan standar hidup secara keseluruhan yang berlaku dalam masyarakat ini secara khusus. Para pendukung konsep kemiskinan relatif mengatakan bahwa kemiskinan adalah budaya yang didefinisikan dan tidak boleh diukur menurut beberapa standar universal. Untuk mengasumsikan bahwa kebutuhan manusia di mana-mana identik - pada kenyataannya, mereka berbeda baik di dalam maupun di masyarakat.

Konsep kemiskinan relatif menyajikan kompleksitas sendiri, namun. Salah satu yang utama adalah kenyataan bahwa, sebagai masyarakat berkembang, klasemen memahami kemiskinan relatif juga harus berubah. Sebagai masyarakat menjadi lebih mdah memahami standar kemiskinan relatif secara bertahap disesuaikan ke atas. Pada suatu waktu, misalnya, mobil, lemari es, pemanas sentral dan telepon dianggap barang mewah. Namun dalam masyarakat industri saat ini, hal itu dipandang sebagai kebutuhan untuk menjalani hidup yang penuh dan aktif. Beberapa kritikus telah memperingatkan bahwa penggunaan konsep kemiskinan relatif cenderung mencerminkan perhatian dari fakta bahwa setidaknya masyarakat sekarang jauh lebih baik daripada pada jaman dulu. Mereka mempertanyakan apakah kemiskinan 'benar' dapat dikatakan ada dalam masyarakat. Atau dapat juga dikatakan bahwa kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.

2.2 Penyebab Kemiskinan

Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut:

(4)

2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah. 3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal. Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.

Selain dari berbagai pendapat di atas, kemiskinan secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri orang miskin, seperti sikap yang menerima apa adanya, tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, dan kondisi fisik yang kurang sempurna. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri si miskin, seperti keterkucilan karena akses yang terbatas, kurangnya lapangan kerja, ketiadaan kesempatan, sumber daya alam yang terbatas, kebijakan yang tidak berpihak dan lainnya. Sebagian besar faktor yang menyebabkan orang miskin adalah faktor eksternal.

2.3 Siapa yang disebut Miskin?

Tidak mungkin untuk menyajikan profile yang menggambarkan 'orang miskin'; karena wajah kemiskinan beragam dan selalu berubah. Namun orang-orang dalam kategori tertentu lebih mungkin daripada yang lain untuk hidup dalam kemiskinan. Seringkali orang-orang yang kurang beruntung dalam aspek kehidupan lainnya memiliki kesempatan menjadi miskin. Pengangguran, orang-orang di paruh waktu atau pekerjaan tidak aman, orang tua, orang sakit dan orang cacat, anak-anak, perempuan, anggota keluarga besar dan / atau keluarga orang tua tunggal, dan etnis minoritas memiliki kemungkinan peningkatan hidup dalam kemiskinan pada beberapa waktu dalam hidup mereka.

Upaya awal untuk mengatasi dampak kemiskinan, seperti pada abad kesembilan belas yang didasarkan pada keyakinan bahwa kemiskinan adalah hasil dari kekurangan atau patologi individu. Masyarakat miskin dipandang sebagai orangorang yang tidak mampu -karena kurangnya keterampilan, kelemahan moral atau fisik, tidak adanya motivasi, atau di bawah kemampuan rata-rata untuk berhasil dalam masyarakat.

(5)

diturunkan ke generasi berikutnya karena orang-orang muda dari usia dini melihat titik kecil dalam bercita-cita untuk sesuatu yang lebih. Sebaliknya, mereka mengundurkan diri dan pasrah untuk hidup dalam kemiskinan.

Pendekatan kedua untuk menjelaskan kemiskinan menekankan proses-proses sosial yang lebih besar yang menghasilkan kondisi kemiskinan yang sulit bagi individu untuk mengatasinya. Menurut pandangan seperti itu, kekuatan struktural dalam masyarakat seperti kelas, gender, etnis, posisi pekerjaan, pencapaian bidang pendidikan dan sebagainya membentuk cara di mana sumber daya didistribusikan. Penulis yang menganjurkan penjelasan struktural kemiskinan berpendapat bahwa kurangnya ambisi di antara orang miskin yang sering diambil untuk 'budaya ketergantungan' sebenarnya konsekuensi dari situasi mereka dibatasi, bukan penyebabnya. Mengurangi kemiskinan bukan soal mengubah pandangan individu, mereka mengklaim, tapi membutuhkan langkah-langkah kebijakan yang ditujukan untuk pemerataan pendapatan dan sumber daya yang lebih merata di seluruh masyarakat. Subsidi perawatan anak, upah minimum per jam dan tingkat penghasilan dijamin untuk keluarga adalah contoh langkah-langkah kebijakan yang telah berusaha untuk memperbaiki kesenjangan sosial yang terus-menerus.

2.4 Dampak dari Kemiskinan

Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda memunculkan akibat yang berbeda juga.

1. Pengangguran

Berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhannya. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya.

2. Kriminalitas

Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.

3. Putus Sekolah

(6)

penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita, dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.

4. Kesehatan

Kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin.

5. Buruknya generasi penerus

Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik, dan cara berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.

2.5 Kemiskinan dan Mobilitas Sosial

Banyak penelitian mendalam tentang kemiskinan di masa lalu telah difokuskan pada masuknya orang ke dalam kemiskinan dan mengukur tingkat agregat tahunan kemiskinan. Pandangan luas dari kemiskinan adalah kemiskinan merupakan kondisi permanen. Belum menjadi miskin tidak selalu berarti sedang terperosok dalam kemiskinan. Sebagian besar orang dalam kemiskinan pada satu waktu telah menikmati kondisi superior kehidupan sebelumnya atau dapat diharapkan untuk keluar dari kemiskinan pada suatu waktu di masa depan. Baru-baru ini telah terungkapkan sejumlah besar mobilitas masuk dan keluar dari kemiskinan: sejumlah orang dengan mengejutkan sukses untuk keluar dari kemiskinan, tetapi jumlah yang lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan hidup dalam kemiskinan di beberapa titik di beberapa titik selama hidup mereka.

Saat mendaki keluar dari kemiskinan pasti penuh dengan tantangan dan hambatan, temuan penelitian menunjukkan bahwa gerakan ke dalam dan keluar dari kemiskinan lebih cair daripada sering dianggap.

(7)

Kebijakan sosial dapat memainkan peran penting dalam memaksimalkan potensi aksi kelemahan individu dan masyarakat. Langkah-langkah kebijakan yang dirancang untuk mengurangi kemiskinan yaitu dengan memperkuat pasar tenaga kerja, pendidikan dan kesempatan pelatihan, dan kohesi sosial.

2.6 Pengucilan Sosial

Ide tentang pengucilan social banyak dipakai oleh para pemikir politik, namun pertama kali diperkenalkan oleh penulis sosiologi, untuk merujuk kepada sumber ketidaksetaraan. Pengucilan social mengarah ke cara dimana seorang individu menjadi dikucilkan dari masyarakat luas. Konsep pengucilan social lebih luas daripada konsep kelas bawah, dan memiliki keuntungan yang menekankan pada proses mekanisme dari pengucilan.

Untuk menjalani kehidupan yang penuh dan aktif, individu tidak hanya harus mampu memberi makan, pakaian dan rumah sendiri, tetapi juga harus memiliki akses terhadap barang dan jasa yang penting seperti transportasi, telepon, asuransi dan jasa perbankan. Agar suatu komunitas atau masyarakat dapat terintegrasi secara sosia, penting bahwa para anggotanya untuk berbagi di lembaga-lembaga umum seperti sekolah , fasilitas perawatan kesehatan dan transportasi umum. Lembaga-lembaga bersama-sama berkontribusi terhadap rasa solidaritas sosial dalam populasi.

Pengucilan sosial terdiri dari beberapa bentuk sehingga dapat terjadi dalam masyarakat pedesaan yang terisolasi dari berbagai layanan dan kesempatan, ataupun di lingkungan kota yang ditandai dengan tingkat kejahatan yang tinggi dan perumahan di bawah standar. Pengecualian sosial dan Inklusi sosial dapat dilihat dari segi ekonomi, bidang politik dan istilah sosial.

1. Bidang Ekonomi

Individu dan masyarakat dapat mengalami pengucilan dari ekonomi baik dari segi produksi maupun konsumsi. Dari segi produksi, tenaga kerja dan partisipasi dalam pasar tenaga kerja sangat penting untuk dimasukkan. Dalam masyarakat konsentrasi tinggi yang kekurangan material, lebih sedikit orang yang bekerja penuh waktu dan jaringan informal mengenai informasi yang dapat membantu individu yang menganggur untuk memasuki pasar tenaga kerja sangat lemah. Tingkat pengangguran yang tinggi dan seringkali peluang kerja pada umumnya terbatas. Setelah dikeluarkan dari pasar tenaga kerja, orang mungkin akan menemukan kenyataan sangat sulit untuk masuk kembali.

Dari segi konsumsi, yaitu apa yang dibeli dan dikonsumsi orang untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai contoh, telepon. Tidak adanya telepon dapat memberikan kontribusi untuk pengucilan social. Telepon adalah salah satu poin utama kontak antara individu dengan dunia yang lebih besar dari teman-teman, keluarga, tetangga dan anggota masyarakat. Seperti yang sering kita lihat, tunawisma adalah salah satu contoh yang paling akut pengucilan sosial. Orang yang tidak memiliki tempat tinggal permanen sulit untuk ikut berpartisipasi dalam masyarakat.

(8)

Partisipasi rakyat dalam kelanjutan berpolitik adalah landasan negara demokrasi liberal. Warga didorong untuk tetap menyadari masalah politik untuk meningkatkan suara mereka dalam mendukung dan turut berpartisipasi di semua tingkat proses politik. Namun partisipasi politik aktif dapat keluar dari jangkauan sosial, yang disebabkan karena tidak memiliki sumber daya , informasi, dan kesempatan untuk terlibat dalam proses politik. Melobi , mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa, dan menghadiri pertemuan-pertemuan politik semuanya memerlukan tingkat mobilitas, waktu, dan akses informasi yang mungkin hilang dalam masyarakat yang dikucilkan.

3. Pengucilan Sosial

Pengecualian juga dapat dialami di ranah kehidupan sosial dan masyarakat. Area yang menderita tingkat pengucilan sosial yang tinggi mungkin memiliki fasilitas terbatas seperti taman, lapangan olahraga, pusat budaya, dan teater. Tingkat partisipasi masyarakat seringkali rendah. Selain itu, keluarga dan individu yang dikucilkan mungkin memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan kegiatan rekreasi seperti wisata dan kegiatan di luar rumah. Pengucilan sosial juga bisa berarti jaringan sosial yang terbatas atau lemah, menyebabkan isolasi dan kontak minimal dengan orang lain.

Kata ' pengucilan ' menyiratkan bahwa seseorang atau sesuatu sedang ditutup oleh yang lain. Tapi pengucilan sosial bukan hanya hasil dari orang-orang yang dikucilkan, tapi juga didapat dari hasil orang-orang yang tidak menganggap diri mereka termasuk dalam aspek suatu masyarakat.

Bentuk Pengucilan Sosial

Berikut penjelasan secara singkat pada tiga contoh pengecualian yang telah menarik perhatian di Inggris, serta dalam masyarakat industri lainnya .

1. Perumahan dan Lingkungan

Pengucilan sosial dapat dilihat dengan jelas dalam sektor perumahan. Ketika kebanyakan orang tinggal di perumahan yang nyaman dan luas , yang lain tinggal di tempat tinggal yang penuh sesak dan tidak sehat.

Bahkan, pasangan yang tidak memiliki anak mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan hipotek di rumah dengan daerah yang lebih menarik, sementara orang dewasa yang pengangguran atau memiliki gaji rendah dibatasi pada pilihan dalam menyewa perumahan.

2. Kaum muda

(9)

pasar tenaga kerja. Pada zaman dulu, transisi remaja menjadi dewasa biasanya menjadi awal dari karir seseorang. Pasar tenaga kerja sekarang mencari seseorang yang sudah memiliki pengalaman kerja di bidangnya dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini membuat remaja dewasa kesulitan untuk menemukan pekerjaan.

3. Daerah Pedesaan

Meskipun banyak perhatian dibayar untuk pengucilan sosial di perkotaan, orang yang tinggal di daerah pedesaan juga bisa mengalami pengucilan. Di desa-desa kecil dan daerah yang jarang penduduknya, akses terhadap baran, jasa, dan fasilitas tidak segencar di daerah yang lebih tertata. Di sebagian besar masyarakat industri, kemudahan pelayanan dasar seperti dokter, kantor pos, sekolah, gereja, perpustakaan , dan jasa pemerintah dianggap suatu keharusan untuk memimpin kehidupan yang aktif , penuh dan sehat. Namun, warga desa sering memiliki keterbatasan akses ke layanan tersebut dan tergantung pada fasilitas yang tersedia dalam komunitas lokal mereka.

Akses transportasi adalah factor terbesar yang mempengaruhi pengucilan di daerah pedesaan. Jika sebuah rumah tangga mempunyai akses transportasi seperti mobil, hal tersebut akan mempermudah untuk terintegrasi dalam masyarakat. Sebagai contoh, mereka dapat bekerja di kota lain, belanja secara rutin ke tempat yang memiliki barang dan jasa yang lebih lengkap, atau sekedar berkunjung ke rumah teman maupun sanak keluarga.

Orang yang tidak mempunyai kepemilikan transportasi bagaimanapun harus bergantung pada øbus hanya disediakan beberapa kali dalam sehari, dengan jadwal yang berubah-ubah tiap minggunya.

2.7 Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Kemiskinan

(10)

Untuk itu kiranya pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih membumi dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan diantaranya adalah:

1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.

2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat.

3. Menghapuskan korupsi. Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.

4. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti:

 Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton.  Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer.

5. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain:

 Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);

 Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);

 Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;

(11)
(12)

Kemiskinan telah memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan, bukan hanya kehidupan pribadi mereka yang miskin, tetapi juga bagi orang-orang yang tidak tergolong miskin. Kemiskinan bukan hanya menjadi beban pribadi, tetapi juga menjadi beban dan tanggung jawab masyarakat, negara dan dunia untuk menanggulanginya. kemiskinan juga disinyalir berdampak pada berbagai penyakit sosial, kerusuhan, ketidak teraturan, bahkan dapat menjatuhkan suatu pemerintahan, seperti kisahnya revolusi Perancis, kejatuhan orde lama dan juga orde baru dipicu oleh kemiskinan dan kesenjangan.

Di sinilah letak pentingnya peran pemerintah, yaitu memainkan perannya dalam hal stabilitas, alokasi, dan distribusi. Pemerintah harus berpihak pada rakyat karena satu dari beberapa tugasnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karana itu, kebijakan ekonomi harus disusun untuk lebih pro growth (memacu pertumbuhan ekonomi), pro job (memperluas lapangan kerja), pro poor (berpihak pada kaum miskin untuk mengurangi kemiskinan) dan pro environment (tetap mejaga kelestarian lingkungan).

DAFTAR PUSTAKA Giddens, Anthony.2009. Sociology:6th edition.Polity Press.

www.cabinet-office.gov.uk/seu

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan bisnis merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan/pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha (business opportunities) yang

Tujuan penerapan teknologi bagi perusahaan adalah untuk mendapatkan rantai nilai dari teknologi informasi yang bermanfaat dalam semua aspek bisnis yang berorientasi

Fakultas Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Judul Skripsi “Perancangan Sistem Informasi Pengarsipan Data Surat Masuk Dan Surat Keluar Pada Pelayanan

PRINSIP DASAR untuk KEBIJAKAN MANAJEMEN KARIR (2) Dasar pergerakan karir Kinerja Kompetensi Fokus Pengembangan pemimpin dari dalam Peran Karyawan • Mengetahui tingkat.. kompetensi

Efektivitas model konseptual pelatihan seni dengan menerapkan pembelajaran terpadu melalui pendekatan tematik berbasis seni pada usia tingkat awal di sanggar

8-Bagi bahagian muka bolehlah ditutup setelah dipanggil keluarga si mayat untuk melihat buat kali terakhir. 9-Ikatkan mayat dengan tali yang telah disediakan; di hujung kepala,

Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.... Analisis usaha ( business

Laporan Akhir dengan judul ” Pemanfaatan Limbah Mahkota Nenas sebagai Karbon Aktif dengan Menggunakan Aktivator H2SO4 ” merupakan salah satu.. persyaratan untuk