Laporan Pendahuluan Cronic Renal Failure
1. Definisi
Cronic enal failure (CRF) atau Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia berupa retensi ureum dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer, et al, 2008). Menurut NKF,(2009) menyatakan GGK sebagai kerusakan ginjal dengan kadar filtrasi glomerulus rate (GFR) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 lebih dari 3 bulan, dimanifestasikan dengan abnormalitas patologi dan komposisi darah dan urin.
Dapat disimpulkan bahwa Gagal Ginjal Kronik/Cronic Kidney Disease (CKD) adalah kerusakan ginjal yang permanen terjadi secara perlahan dan menyebabkan kegagalan dalam pengeluaran sisa metabolisme tubuh dan memerlukan terapi pengganti ginjal baik dialisis maupun transplantasi ginjal. Kriteria penyakit ginjal kronik seperti yang tertulis pada Tabel 2.1 berikut
Tabel 2.1 Kriteria Gagal Ginjal Kronik
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi :
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests)
2. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
2. Klasifikasi
Klasifikasi CKD di dasarkan atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan mempergunakan rumus Cockroft-Gault sebagai berikut:
LFG (ml/men/1,73m2) = (140 – usia) x berat badan x (0,85 jika wanita)
72 x kreatinin serum
Menurut Kidney Disease Improving Global Outcomes, KDIGO, (2013) Penyakit ginjal kronik dibagi menjadi 6 stadium seperti Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Kategori LFG pada CKD Kategori LFG LFG (ml/mnt/1.73 m2) Batasan G1
Normal atau tinggi Penurunan ringan
Penurunan ringan sampai sedang
Penurunan sedang sampai berat
Penurunan Berat Gagal Ginjal/stadium terminal
3. Etiologi
Tabel 2.3 Penyebab CKD yang Menjalani Hemodialisis di Indonesia
Penyebab Insiden
Penyakit Ginjal Hipertensi Nefropati Diabetik
Glomerulopati Primer Pielonefritis Chronic Nefropati Obstruktif Nefropati Asam Urat Nefropati Lupus (SLE) Ginjal Polikistik Lain lain
Tidak diketahui
31 % 26 % 14 % 10 % 7 % 2 % 1 % 1 % 6 % 2 %
4. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronik
a. Umum : malaise, debil, letargi, tremor, mengantuk, koma.
b. Kulit : pucat, mudah lecet, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar, leukonikia, warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik.
c. Mulut : lidah kering dan berselaput, fetor uremia, ulserasi dan perdarahan pada mulut
d. Mata : mata merah.
e. Kardiovaskuler : hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, pericarditis, pitting edema, edema periorbital, pembesaran vena jugularis, friction rub perikardial.
f. Respiratori : heperventilasi, asidosis, edema paru, efusi pleura, krekels, napas dangkal, kussmaul, sputum kental dan liat.
g. Gastrointestinal : anorexia, nausea, gastritis, konstipasi/diare, vomitus, perdarahan saluran GI.
h. Muskuloskeletal : kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang, foot drop, hiperparatiroidisme, defisiensi vit. D, gout.
i. Genitourinari : amenore, atropi testis, penurunan libido, impotensi, infertilitas, nokturia, poliuri, oliguri, haus, proteinuria,
j. Neurologi : kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
k. Hematologi : anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.
5. Komplikasi Gagal Ginjal Kronik
Menurut Smeltzer (2000), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup :
b. Perikarditis : efusi perikardial , dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem renin, angiotensin, aldosteron.
d. Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastro intestinal.
e. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat
6. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium
a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal - ureum kreatinin
- asam urat serum
b. Identifikasi etiologi gagal ginjal - analisis urin rutin
- mikrobiologi urin - kimia darah - elektrolit - imunodiagnosis
c. Identifikasi perjalanan penyakit
- progresifitas penurunan fungsi ginjal - ureum kreatinin, klearens kreatinin test
CCT = (140 – umur ) X BB (kg) 72 X kreatinin serum
wanita = 0,85
pria = 0,85 X CCT
- endokrin : PTH dan T3,T4 - pemeriksaan lain: infark miokard 2. Diagnostik
a. Etiologi GGK dan terminal - Foto polos abdomen - USG
- Nefrotogram
- Pielografi retrograde - Pielografi antegrade
- mictuating Cysto Urography (MCU) b. Diagnosis pemburuk fungsi ginjal
- retogram - USG
7. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan dibagi tiga yaitu : a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin - Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema - Batasi cairan yang masuk b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan : - AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung ) c) Operasi
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. N DENGAN CRONIC RENAL FAILURE
1. PENGKAJIAN A. Identitas klien
Nama : Ny. N
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jembatan Serong Rt 04/02 Kab. Bogor Diagnose medis : CRF
No medrek : 045830
Tgl masuk : 02 april 20018 Tgl pengkajian : 24 November 2005
Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 53 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : sda
B. Keluhan Utama
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanggal 12 maret 2018 klien mengkonsumsi jamu asam urat 3 hari berturut-turut dan pada tanggal 20 maret 2018 klien merasa panas dingin dan minum obat warung tapi tidak ada perbaikan dan pada tanggal 22maret 2018 sakit klien bertambah parah dan sesak nafas ditambah bengkak pada wajah kemudian klien dibawa ke IGD RSUD dan dirawat di ICU dan pada tanggal 25 maret klien dipindah ke R. Cempaka dan pada saat pengkajian data yang ditemukan : mulut tampak sariawan, ADL dibantu, klien mengatakan dirinya tidak bengkak lagi dan klien tampak meneteskan air mata ketika berbicara tentang kondisi yang dialaminya, klien tampak berbicara tidak jelas (pelo), keluarga bertanya kenapa istrinya harus dicuci darah dan apakah nantinya akan ketagihan.
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien pada tahun 1999 pernah dirawat di RS xx karena liver dan sejak saat itu klien tidak pernah dirawat lagi, klien kadang mengalami sakit ringan seperti pilek dan cukup minum obat dari warung dan sembuh.
E. Pemeriksaan Fisik 1. Tingkat kesadaran :
• Kualitatif : Compos mentis • Kuantitatif:
NO Reflek Nilai Keterangan
1. Motorik (sebelah kiri) 6 Mampu Mengikuti Perintah
2. Verbal pelo Tidak bisa dikaji
3. Membuka Mata 4 Spontan
GCS = Jumlah 10 V Tingkat kesadaran normal E4 M6 VT
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 92 kali /menit Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 37 oC
Berat Badan : 50 kg
F. Pemeriksaan Sistematis
1. Kepala : Kulit kepal bersih, rambut tidak rontok, hidrasi kulit lembab Mata Palpebra sedikit odema, konjuingtiva anemis, sclera tidak
ikterik
Telinga : Daun telinga bentuk simetris, liang telinga bersih, klien dapat mendengar dan menjawab pertanyaan perawat
Hidung : Bentuk simetris, keadaan liang hidung bersiH
Mulut : : Tampak sariawan, lidah kotor, gigi tampak kotor
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan bendungan JVP
2. Thorax dan Fungsi Pernafasan
• Inspeksi : bentuk simetris,
• Palpasi : tidak ada benjolan atau massa • Perkusi : sonor
• Auskultasi : vesikuler 3. Pemeriksaan Jantung
• Inspeksi : terlihat ictus cordis di ICS V • Palpasi : teraba ictus cordis di ICS V • Perkusi : redup
• Auskultasi : Bj. Normal teratur 4. Pemeriksaan Abdomen
• Auskultasi : bising usus 10 kali permenit • Palpasi : nyeri tekan negatif, masa negatif • Perkusi : timpani
5. Kulit dan gerakan ekstremitas
• Kulit agak kering, turgor kulit baik • Ektremitas pada kekuatan otot :
• Kuku : tidak terdapat clubbing finger
G. Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan Di Rumah Di RS
1 Pola makan /nutrisi
Klien makan 3 x sehari dengan menu : nasi, lauk pauk, sayuran dan lalapan dan klien tidak berpantang
Diet lunak DRP 40 gram dan 1500 kalori
2 Pola tidur ¢ Malam ¢ Siang
Jam 20.00 s/d 02.00 WIB Jam 08.00 s/d 10.00 WIB
Jam 20.00 s/d 03.00 WIB Tidur sebentar-sebentar + 3 jam
3 Eliminasi Bab BAB lancar 1 x sehari BAB setiap hari 1 x
4 Eliminasi Bak BAK lancar + 5 – 6 x/hari Terpasang poli catheter urine 24 jam 2500 cc
2 x setiap hari 2 x setiap hari 2 hari 1 kali
Dibantu
2 x setiap hari dilap 1 x setiap hari belum pernah
H. Data Sosial
Menurut keluarga hubungan klien dengan anggota keluarga lain, masyarakat sangat baik
Klien beragama Islam, selama dirawat klien tidak dapat melakukan ibadah solat karena kondisi yang lemah
J. Data Psikologis - Pola interaksi :
Klien selama pengkajian selalu ingin menjawab pertanyaan yang diajukan perawat sekalipun klien terlihat susah untuk mengucapkan kata-kata dengan jelas, klien dapat mempertahankan kontak mata
- Kognitif :
Klien tahu dirinya mempunyai penyakit ginjal tetapi secara detil klien tidak tahu Keluarga tidak tahu kenapa istrinya harus dicuci darah apakah nantinya akan ketagihan
- Keadaan emosi : labil
- Kecemasan klien :
K. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet berlebihan dan retensi cairan serta natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan memberan mukosa mulut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan produk dialysis
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan /pengobatan berhubungan dengan kurang informasi
L. Intervensi Keperawatan No Diagniosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
1 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet berlebihan dan retensi cairan serta natrium
NOC Electrolit and acid base
balance Fluid balance Hydration
Dengan Kriteria Hasil:
1. Terbebas dari edema, a. Fluid management 1. Timbang popok/pembalut
jika diperlukan
2. ∙Pertahankan catatan intake dan output yang akurat 3. Pasang urin kateter jika
diperlukan
4. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,osmolalitas urin )
dyspneu/ortopneu 4. Terbebas dari
distensi
vena jugularis, reflek
hepatojugular (+) 5. Memelihara
tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output
jantung dan vital sign
dalam batas normal 6. Terbebas dari
kelelahan, kecemasan atau kebingungan 7. Menjelaskan
indikator
kelebihan cairan
danPCWP
Monitor vital sign
6. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
7. Kaji lokasi dan luas edema 8. Monitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori harian
9. Monitor status nutrisi 10. Berikan diuretik sesuai
interuksi
11. Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na< 130 mEq/l
12. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
b. Management cairan 1. mentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan eliminaSi
(Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal
jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll ) 3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan elektrolit urine
5. Monitor serum dan osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR 7. Monitor tekanan darah
orthostatic dan perubahan irama jantung
8. Monitor parameter hemodinamik infasif 9. Catat secara akutar intake
dan output
10. Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
11. Monitor tanda dan gejala dari odema
12. Beri obat yang dapat meningkatkan output urin
2 Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan memberan mukosa mulut
Nutritional Status : food
and Fluid Intake Nutritional Status : nutrient Intake Weight control dengan
Kriteria Hasil : 1. Adanya
peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan 2. Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi badan 3. Mampu
mengidentifika si kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda tanda
malnutrisi 5. Menunjukkan
peningkatan fungsi
6. pengecapan dari menelan
Nutrition Management
1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. 3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
protein dan vitamin C 5. Berikan substansi gula 6. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi 7. Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
7. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
12. Nutrition Monitoring 13. BB pasien dalam batas
normal
14. Monitor adanya penurunan berat badan
15. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
16. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan 17. Monitor lingkungan selama
makan
18. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
19. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 20. Monitor turgor kulit
21. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 22. Monitor mual dan muntah 23. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht 24. Monitor makanan kesukaan 25. Monitor pertumbuhan dan
26. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
27. Monitor kalori dan intake nuntrisi
28. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
29. Catat jika lidah berwarna magenta,Scarlet
3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan produk dialysis
NOC
Energy conservation Self Care : ADLs Dengan Kriteria Hasil :
1. Berpartisipasi dalam
2. aktivitas fisik tanpa
3. disertai peningkatan 4. tekanan darah,
nadi 5. dan RR 6. Mampu
melakukan 7. aktivitas sehari
hari
8. (ADLs) secara
NIC
manergy Management 1. Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas 2. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaan terhadap
keterbatasan
3. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan 4. Monitor nutrisi dan sumber
energi yang adekuat
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan 6. Monitor respon
mandiri terhadap aktivitas 7. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat pasien
8. Activity Therapy 9. Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik Dalam merencanakan progran terapi
yang tepat.
10. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
11. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social 12. Bantu untuk
mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
13. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
15. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang 16. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
17. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas 18. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan
19. Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
4 Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan
/pengobatan berhubungan dengan kurang informasi
NOC
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior dengan Kriteria Hasil : 1. Pasien dan prognosis dan program pengobatan 2. Pasien dan
NIC
Teaching : disease Process 1. Berikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan pasien tentang proses Penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 3. Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
dengancara yang tepat 5. Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat 7. Hindari jaminan yang
kosong
8. informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 11. Eksplorasi kemungkinan
agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat 13. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. (2000). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.
NKF. (2001). Guidelines for hemodialysis adequacy. Terdapat pada: http://www.nkf.com. (6 Maret 2006).
NKF. (2006). Hemodialysis. Terdapat pada: http://www.kidneyatlas.org. (18 Maret 2006)
PERNEFRI. (2003). Konsensus dialisis. Jakarta: Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi– Bagian Ilmu Penyakit dalam. FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Rose, B. D. & Post, T. W. (2006) Hemodialysis: Patient information. Terdapat pada: http://www.patients.uptodate.com (18 Maret 2006).