• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia sebagai Makhluk Berbudaya dan Be

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manusia sebagai Makhluk Berbudaya dan Be"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Manusia sebagai Makhluk Berbudaya dan Beradab

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1

Astuti Dewi (E1M012004) Fadliylatum Mardliyah (E1M012019)

Nurmal Wanida (E1M012052) Rena Iswari(E1M012054)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas ilmu sosial dan budaya dasar. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab. Kami juga

(2)

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk pembaca.

Mataram, 20 Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………

KATA PENGANTAR……….…………. i

DAFTAR ISI……….… ii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1. Latar Belakang……….…….………. 1

2. Rumusan Masalah……….. 1

3. Tujuan……….……… 1

BAB II PEMBAHASAN………..…….. 4

1. Pengertian Manusia ……… 4

2. Pengertian budaya dan kebudayaan ……….. 8

(3)

10. Problematika peradaban………. BAGIAN III PENUTUP……….….….… 19

1. Kesimpulan……… 19 2. Saran

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang

membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang

berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Dengan

berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia menjalani hidup sesuai dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan sekitar. Oleh karenanya, manusia harus bersosialisasi dan

memenuhi adab-adab yang telah disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia yang biadab. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi budaya yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan pikirkan bersama

solusinya.

1. Rumusan Masalah

(5)

3. Apa saja problematika manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?

1. Tujuan

1. Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab.

2. Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang beradab. 3. Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan manusia sebagai

makhluk yang berbudaya dan beradab.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Manusia

Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk

lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.

1. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”. Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.

Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.

(7)

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

 Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah ”Cultural-Determinism”.  Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu

generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai ”superorganic”.  Menurut Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai

sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

 Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan yang

kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

1. Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan

kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

(8)

sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus

mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip

Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .

Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.

Hakikat kodrat manusia itu adalah :

1) sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).

2) sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan

3) sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya.

Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.

(9)

manusia mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.

Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara.

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

1. Nilai-Nilai Kebudayaan

Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.

1. Etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ethos’ yang berarti adat kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan perilaku yang baik . Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup

bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup.

(10)

Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).

Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik(instrumental).

Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi-fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika Sebuah

Pengantar.hal-3).

1. Estetika

Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan

Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara

pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik.

Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya .

Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat adalah menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya.

(11)

Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki dua macam sistem budaya yang sama-sama harus dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal. Sistem budaya nasional adalah sesuatu yang relatif baru dan sedang berada dalam proses pembentukannya. Sistem ini berlaku secara umum untuk seluruh bangsa Indonesia, tetapi sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik lokal.

Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat prospektif, misalnya kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha Esa; pencarian kebenaran duniawi melalui jalan ilmiah; penghargaan yang tinggi atas kreativitas dan inovasi, efisiensi tindakan dan waktu; penghargaan terhadap sesama atas dasar prestasinya lebih daripada atas dasar kedudukannya; penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan rakyat; serta toleransi dan simpati terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri.

Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan nilai lain dari nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai sistem budaya etnik lokal. Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa secara nasional. Kearifan-kearifan lokal itulah yang membuat suatu budaya bangsa memiliki akar. Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi penciptaan-penciptaan baru, seperti dalam bahasa, seni, tata masyarakat, dan teknologi, yang kemudian ditampilkan dalam perikehidupan lintas budaya.

Kebudayaan di Indonesia sangat beragam karena memiliki banyak perbedaan antar manusia yang berada di tanah inonesia, namun Indonesia mempunyai semboyan bhineka tunggal ika yang diartikan walaupun berbeda – beda tetapi tetap satu . pada setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda – beda pula, itulah yang membedakan aturan – aturan di tiap daerah . seperti suku asmat di papua dengan pakaian khas bagi kaum laki laki yang menggunakan koteka dan bahkan penduduknya ada juga yang tidak memakai busana, tetapi hal itu tidak di langgar karena sudah menjadi tradisi disana . apabila hal seperti itu ada di daerah Jakarta sudah dapat dipastikan sudah melanggar aturan hukum yang berlaku . Seperti itulah mengapa peraturan di setiap daerah di Indonesia cukup beragam . budaya di Indonesia sangat kuat karena adanya budaya yang turun – temurun dari nenek moyang hingga sekarang . dan masih banyak acara adat di berbagai daerah untuk melestarikan budayanya masing – masing

daerah .

Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun hokum yang berlaku.

(12)

contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung jawab. Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.

1. Problematika Kebudayaan

Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa contoh problematika kebudayaan:

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan. Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.

Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.

1. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar. Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

(13)

Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga

menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.

1. Sikap etnosentrisme.

Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.

1. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

2. Pewarisan kebudayaan.

Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.

Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.

1. Perubahan kebudayaan.

Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.

1. Penyebaran kebudayaan.

(14)

1. Manusia Sebagai Makhluk Beradab

Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.

Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus. Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket. Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.

Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak. 1. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian. 3. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber

kegunaan.

Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan

dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat

menimbulkan gangguan dan peluang untuk mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasi – fikasikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi.

Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma

(15)

kesendirian maupun di ruang publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.

Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah, moral yang lebih hina dari masyarakat jahiliyah. Manusia tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu.

Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah

perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.

1. Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya

memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.

Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara

berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.

Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp mengenal batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional.

(16)

dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya.

Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara.

Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.

1. Peradaban Di Indonesia

Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat

perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.

Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk

merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib, sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan)

dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan kemasyarakatan.

Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka bersenang-senang.

Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh

(17)

percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.

1. Wujud dan Perkembangan Peradaban

Tiga Periodisasi Peradaban (Alvin Tofler) yaitu gelombang perubahan dari meramu (food gathering) menjadi budaya cocok tanam (peradaban pertanian) kehidupan manusia menjadi menetap, peradaban industri, peradaban informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan Peradaban dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris). Mengalami perkembangan pesat yang disebut evolusi hijau (green revolution). Pada masa ini terjadi perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul, pemupukan, pembasmian hama dan mekanisasi)

Pada masa ini terjadi perubahan kehidupan manusia yang berarti dengan ditemukannya berbagai alat dan pesawat 1769 James Watt – mesin uapnya, Thomas Alpha Edison –lampu pijarnya. Kondisi tadi menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban industry yang menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4 negara asia (the four tiger) : Korea Selatan, Taiwan, Singapore, Hongkong.

1. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri). Perkembangan IPTEK industri sangat berpengaruh pada perkembangan bidang elektronik .

Kemajuan media elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg cepat di seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa teknologi dunia. Kehidupan budaya memasuki era revolusi komunikasi, revolusi informasi.

2. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan komputer atau alat komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level “the age high mass consumption”, Komputer, internet, satelit . Hal yang menarik dikenal Budaya kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran menjadi tuntutan dalam rangka membuat program dan memanfaatkan program baik untuk mencapai informasi, menyimpan maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.

Wujud dari peradaban dapat berupa :

1. Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.

2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.

3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.

(18)

1. Problematika Peradaban

1. Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia

Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.

Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:

1. Proses yang meningkatkan nilai tambah

2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja 3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan

digunakan

Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.

Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia

2. Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia 1. Dampak Positif

1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikapmasyarakat yang

semua irasional menjadi rasional

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

(19)

1. Dampak Negatif

Dampak negatif modernisasidanglobalisasiadalah sebagai berikut. 1. Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan

masyarakatmelimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

1. Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial

1. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budayanegatif yang mulaimenggeser budayaasli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebasremaja,dan lain-lain.

1. Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara

individudengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangansosial

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan

(20)

benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Problematika kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat

Referensi

Dokumen terkait

Diagram Alur dipertahankan melalui dipengaruhi dibedakan menjadi dibedakan menjadi terjadi melalui terjadi melalui berkaitan dengan berkaitan dengan berkaitan dengan Tingkah

Dengan demikian, tingkah laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah-laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa kepada

Udang vaname dapat beradaptasi dengan baik pada level salinitas yang sangat rendah (Manoppo, 2011).. Tingkah laku

 Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah manusia yang mempunyai akal budi2.  Akal  kemampuan

Tanggung jawab (responsibility) merupakan suatu refleksi tingkah laku manusia. Penampilan tingkah laku manusia terkait dengan kontrol jiwanya, merupakan bagian dari

sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.. Akan tetapi, berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa

Dalam masyarakat ini.. manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup berinteraksi dengan orang lain.dalam interaksi itulah. manusia harusnya