• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hadist Ekonomi Pembangunan Ekono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Hadist Ekonomi Pembangunan Ekono"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HADITS TENTANG PEMBANGUNAN EKONOMI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Ekonomi

Dosen Pengampu: Dr. Abdul Rokhim S,Ag.,M.EI

Disusun oleh : Kelompok 10

Ida Saida (083143001)

Deby Nikmatuz Zahro (083143047) Bella Dwi Saputri (083143021) Elok Wulan Maulida (083143045) Imanu Dwisiswo Putranto (083143051)

FAKULTAS SYARIAH

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan pembahasan mengenai Hadits tentang Sumber Daya Manusia.

Penyusun yakin atas pertunjuk-NYA pula sehingga berbagai pihak berkenan memberikan bantuan dan kemudahan bagi penyusun. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada bapak Dr.Abdul RokhimS,Ag.,M.EI. yang telah mendampingi kami dalam mengkaji materi hadist ekonomi, dengan judul bab dadits tentang sumber daya manusia.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pembahasan bab yang akan kita pelajari ini.

Jember , September 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan ...4

BAB II PEMBAHASAN ...5

2.1 Hadits dan Terjemah Tentang Sumber Daya Manusia...5

2.2 Kata Kunci Hadits Tentang Sumber Daya manusia ... 2.3 Penjelasan Hadits Tentang Sumber Daya Manusia...7

BAB III PENUTUP...15

3.1 Kesimpulan...15

3.2 Saran...15

(4)

BAB II PEMBAHASAN PEMBANGUNAN EKONOMI

): :

ننمنؤمملا ننمن هنللا ىللان بمحلألولررينخل ييمونقللا نممنؤمملنا ملليلسلول هنينللعل ىليلص هللا لموسمرل للاقل للاقل همنع هللا يلضنرل ةلرلينرلهم يبا ننعل

:

تلنعلفل ينينالونلل لنقمتلاللفل ءرينشل كلبل اصلأل ننانول،زنجنعنتلالل ول هنللالبن نمعنتلسناول كلعمفلننيل امل ىللعل صنرنحنا ،ررينخل لينكم ينفنول ، فنيعنضيلاا

( :

ملنسنمم همجلرلخنأل نناطلينشيللا للملعل حمنلفننل ونلل نيلإنفل،للعلفل همللاءلاشلاملول همللارلديلقل لنقم ننكنللول،اذكلول اذلكل نلاكلاذلك

Artinya : “ Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada semuanya ada kebaikan, tamaklah (mengharaplah) pada barang-barang yang akan mendatangkan manfaat untuknya, dan minta tolonglah kepada Allah SWT, dan janganlah engkau merasa lemah, dan apabila kamu ditimpa suatu musibah, maka janganlah engkau berkata : kalau saya berbuat begini tentu menjadi begini, akan tetapi katakanlah telah ditakdirkan oleh Allah SWT, dan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT pasti Allah SWT lakukan (pasti terjadi), karena sesungguhnya kata “seandainya” itu membuka perbuatan setan (HR. Muslim)

: :

همرلكنيلول،اثثاللثل مكملل ىضلرنيل ىلاعت هلللا نيلان ملليلسلول هنينللعل ىليلص هللا لموسمرل للاقل للاقل همنع هللا يلضنرل ةلرلينرلهم يبا ننعل

ةلرلثنكلول،للاقلول للينقل منكملل همرلكنيلول،اوقمريمفلتلاللول اعثمنجل هنللا لنمنحلبن اوممصنتلعننل ننألول،ائثينشل اوكمرنشنتماللول ،همودمبمعنتل ننأل منكملل ىضلرنيلفل،اثثاللثل مكملل

)

ملنسنمم هماولرل لنامنلا ةلعلاضلإنول،لناؤلسيملا)

(5)

A.PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM

Tanda dari perkembangan ekonomi, secara sederhana adalah pertumbuhan hasil (growth of outputs) yang menyebabka bertambahnya ragam pilihan dalam barang dan jasa atau perbaikan dalam kondisi material. Tanda ini, dengan prkembangan pemikiran tentang pembangunan, bisa ditambah dengan yang lain, atau lebih rinci, seperti terkikisnya

kemiskinan massal ( yang antara lain ditandai oleh buta huruf, penyakit, kematian bayi,rendahnya gizi masyarakat dan sebagainya ), perubahan komposisi bahan masukan(inputs) dan keluaran atau hasil( putputs) yang terjadi bebarengan dengan bergesernya struktur produksi yang menjauhi pertanian menuju kepada industri dan jasa, meluasnya kesempatan kerja kesemua lapisan dan golongan masyarakat serta partisipasi yang makin mencangkup masyarakat luas dalam perbuatan keputusan mengenai arah

perkembangan ekonomi menuju kepada kesejahteraan yang lebih tinggi.

Di lain pihak, bahwa mengabaikan masalah kemiskinan dan penderitaan orang lain, berarti mendustakan agama (surat al-ma’un). Dengan pengertian bahwa pertumbuhan ekonomi bisa meningkatkan kebebasan manusia, maka kita bisa menerima gagasan pertumbuhan ekonomi ini sebagai suatu cara untuk mendekati kondisi tersebut.1

Salah seseorang tokoh yang menyuarakan secara langsung ketidak stabilan adalah Helemut Schmidt(1974).Ia secara tegas mengatakan bahwa ekonomi dunia tengah memasui fase yang sangat tidak stabil dan masa mendatang yang sama sekali tidak menentu.

Ungkapan Schmidt tersebut secara realitis menggambarkan kondisi kehidupan ekonomi moderen yang mengalami masa surit karena tingginya tingkat inflasi,pengangguran semakin meningkat,dan kemiskinan yang semakin menduniaserta pertumbuhan ekonomi yang semakin menyulitkan antara kelompok elit dan kelompok masyarakat kecil baik dalam suatu masyarakat mampu di berbagai negara di dunia.

Meskipun demikian banyak analisis kesalahan itu selalu dihubungkan dengan aspek-aspekyang melingkupi tumbuh dan berkembangya roda perekonomian seperti ketidak seimbangan antara anggaran belanja,timbul kecenderungan proteksi, bantua asing begitupula kerjasama internasional yang tidak memadahi.

(6)

Upaya pemecahan masalah tersebut tidak bisa di lakukan secara persial,melainkan membutuhkan reformasi total sistem yang ada,terlepas apapun sistemnya, yang jelas sistem tersebut memerlukan keserba-daduan demensi, yaitu material dan seperitual.Dalam ekonomi islam, keduanya diyakini sebagai sebagai kesatuan yang membentuk pandangan dunia.2 B. LANDASAN ISLAM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

1. Landasan filosofis

Landasa filosofis dasar dari pendekatan islam terdapat pembangunan ekonomi. Syed Nawab Heidar Naqvi(1987,77-87) mengemukakan bahwa landasan filsosofis ini mencangkup empat unsur,yaitu:(1)tauhid, (2) kesetimbangan(Equilibrium), (3) kebebasan, (4) tanggung jawab.

a. Tauhid

Ajaran islam yang paling fundamental adalah doktrin tentang kesatuan (al-tawhid), tauhid merupakan pondasi yang meletakan dasar-dasar antara allah dengan manusia,manusia dngan manusia, manusia dengan dirinya, manusia dengan alam lingkungan sekitar.

Tauhid,dengan demikian merupakan pandangan tentang kebenaran,tentang dunia,ruang dan waktu .Ia merupakan perinsip dasar yang mencakup, dualitas, ideasionalitas, dan teologi.Al-faruqi(1997-25-27) menggambarkan dua katagori generic,tuhan dan bukan tuhan.yang pertama adalah pencipta dan transenden.yang kedua adalah tataran ruang dan waktu , tataran pengalaman,tayaran ciptaan. Keduanya mutlak terpisah dalam wujud atau ontologi,dalam eksistensidan karier mereka.selamanya keduanya tidak akan menyatu,berfusi dan tukar posisi.

Ideasionalitas menggambarkan hubungan antara kedua realitas tersebut secara hakiki bersifat ideasional.point of reference yang di gunakan adalah kemampuan pemahaman yang mencakup semua gnosologis, seperti memori, imajinasi, pengamatan ,resio,fantasi dan sebagainya.

Sedangkan teologi menggambarkan bahwa hakikat kosimis bersifat teologis,purposif,mengandung tujuan dan penciptaanya,bergerak dan berpeliaku sebagaimana rancangan yang telah ditetapkan kepadanya,yang disia-siakan atau untuk kesenangan, bukan

(7)

merupakan kebetulan tapi di ciptakan dalam kondisi yang sempurna sesuai dengan ukuran guna memenuhi suatu tujuan tertentu.

Tauhid dalam bidang ekonomi mengantar para pelaku ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda adalah milik allah semata,keuntungan yang di peroleh perusahaan adalah berkat anugrah tuhan. Tauhid juga melahirkan kesatuan dunia dan akhirat dan mengantar seusahaan untuk tidak hanya mengejar keuntungan duniawi,karena hidup adalah kesatuan duniawi dan ukhrawi.

b. Keseimbangan (equilibrium)

Dalam al-quran landasan ini mendasarkan dari sejumlah ayat QS.2;201 dan 25;67 sering kali dijadikan rujukan dasar yang sering di pakai yang memiliki relevansi dan landasan. Prinsip ini mengantarkan manusia keadaan keharusan adanya fungsi sosial bagi harta benda,sehingga pratek monopoli pemusatan kekuatan ekonomi penguasa pasar dan semacamnya harus dihindari.keseimbangan sosial mengharuskan kita untuk melihat neraca kebutuhan dengan pandangan yang relativ

Keseimbangan hanya dapat di peroleh melalui upaya sadar,ia bukan hanya merupakan suatu sifat,tetapi juga suatu kebutuhan . Keseimbangan atau keharmonisan sosial ekonomi merupakan suatu kekuatan dinamis yang mengarahkan kekuatan hebat untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, yang sadar hak dan kewajiban baik dalam sekala vertikal, horizontal, individu maupun sosial.

c. Kehendak bebas.

Kehendak bebas adalah prinsip yang mengantar manusia meyakini bahwa allah memiliki kebebasan mutlak, tetapi Dia juga menganugrahkan kebebasan kepada manusia.Namun demikian, kebebasan yang dianugrahkan kepada manusia sebagai mutlak otonomi adalah kebebasan yang terbatas.

Dalam kontek, ekonomi islam, krbebasan yang terbatas sudah barang tentu berbeda dengan sistem- sistem yang lain mendasarkan pandangan dunianya pada paradikma materialistik,hedonistik dan feodalistik sebagaimana yang mendominasi pemikiran liberalisasi ekonomi moderen.

(8)

pertumbuhan ekonomi yang berimbang baik dalam hal pertumbuhan maupun dalam hal distribusi.

Pelaku ekonomi yang baik dalam persepktif islam adalah yang mampu menggunakan kebebasan dalam kerangka tauhid dan keseimbangan.Dari sini timbul tanggung jawab manusia individu dan masyarakat. Sesuai dengan itu manusia terkait dengan apa yang diusahakan.

2. Landasan etika dan moral

De George (1978) mengemukakan visi etika meliputi dua elemen dasar, pertama, keputusan individu dalam membedakan sesutu yang baik dari yang tidak baik atau sesuatu yang benar dari sesuatu yang salah atau yang seharusnya dari apa yang tidak seharusnya. Kedua, setandar moral menjelaskan bahwa keadaan tertentu benar atau salah, baik atau buruk, atau apa yang seharusnya dengan apa yang tidak seharusnya.

Syariah merupakan etika bagi muslim, ia merupakan sebuah sistem yang komprehensip yang meliputi seluruh wilayah pengalaman hidup manusia, ia merupakan sistem hukum sekarigus sistem moralitas, yaitu hukum syariah yang menganut seluruh aktivitas manusia baik secara personal maupun secara sosial, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.

Etika ekonomi yang di ajarkan islam menurut perwujudan nyata dari para pelaku ekonomi.Etika ekonomi tentang kejujuran sesama manusia dalam transaksi bisnis atau dalam pengambilan kebijakan yang tidak merugikan pihak lain.

Sebagai upaya perealisasian tanggungjawab moral atas perilaku ekonomi individu dan masyarakat sebagaimana yang di uraukan di atas,maka dalam ekonomi islam landasan etika dan moral wujud dalam bentuk sebagai berikut:

1. Pelarangan bunga(riba). Untuk mendorong terciptanya suatu sistem ekonomi dimana modal it sendiri (apabila tidak di usahakan) tidak akan melahirkan investasi, dan tidak ada hasil yang di peroleh tanpa resiko.

2. Larangan terhadap pemilik modal (kapitalis).agar tidak menggunakan hartanya ke arah yang melahirkan desteribusi (kerusakan) baik bagi dirinya, orang lain dan lingkunganya.

3. Larangan ikhtikar(menimbun) harta dalam bentuk emas atau perak atau sarana moneter lainya menyebabkan perputaran roda ekonomi mengalami stagansi. 4. Larangan melakukan pemborosan, karena akan melahirkan kerusakan (mafsadat)

(9)

3. Landasan ekonomi dan bisnis.

Landasan pembangunan ekonomi dalam perspektif islam sudah barang tentu diilhami pandangan dunia islam.pandangan ini menempatkan kegiatan ekonomi sebagai sebagai bagian perwujudan pengapdian manusia dalam kapasitasnya sebagai khalifah allah di muka bumi.

Ekonomi dan bisnis islam memiliki visi yang tidak lepas dari visi kehadiran manusia itu sendiri.visi manusia di muka bumi ini adalah sebagai penebar rahmat melalui serangkian kegiatan ekonomi dan bisnis yang di lakukan dalam mencari ridho allah.

4.Landasan sosial

Dalam al-quran di tegaskan bahwa allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik –baiknya untuk menjalin komunikasi yang terbaik yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda baik secara fisik, emosional, spritual, maupun interektual. Perbedaan itu menjadi dasar yang rasional bagi manusia untuk melaju interaksi sosial dan solidaritas sosial sehingga sering melengkapi dan sering membutuhkan satu sama lain.

Landasan sosial menghendaki bagaimana mengeliminasi kesejangan sosial ekonomi sedemikian rupa sehingga harmonis dan koshesi sosial tetap berjalan secara seimbang. Ajaran islam tentang persaudaraan dan persamaan perlu di tempatkan pada posisi terdepan.

C. PERSYARATAN DASAR PEMBANGUNAN EKONOMI Atas Dasar Kekuatan Sendiri

(10)

Menghilangkan Ketidaksempurnaan Pasar

Syarat kedua berkaitan dengan usaha menghilangkan ketidaksempurnaan pasar. Ketidaksempurnaan pasar menyebabkan immobilitas faktor dan menghambat ekspansi sektoral dan pembangunan. Untuk menghilangkan hal ini, lembaga sosio-ekonomi yang ada harus diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik. Fasilitas kredit yang murah dan lebih luas harus disediakan bagi para petani, pedagang kecil, dan usahawan. Pengetahuan mereka mengenai kesempatan pasar dan teknik produksi baru juga harus ditingkatkan. Tujuan perekonomian dengan demikian adalah penggarapan secara maksimum dan penggunaan secara efisien sumber-sumber yang ada.

Sebagaimana dikatakan Prof.Schultz, “Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup berarti, maka negeri seperti itu di dalam mengalokasikan modal dan usahanya harus melakukan tiga hal: meningkatkan kuantitas barang yang dapat direoroduksi, memperbaiki kualitas manusia sebagai agen prroduksi, dan meningkatkan kadar seni produksinya.” Dengan demikian diperlukan adanya suatu perubahan struktural dalam rangka mendorong “medan produksi” ke tempat yang lebih tinggi.

Perubahan Struktural

Perubahan struktural mengandung arti peralihan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial, dan motivasi yang ada secara radikal. Perubahan struktural semacam ini menyebabkan kesempatan kerja semakin banyak, dan produktivitas buruh stok modal, pendayagunaan sumber-sumber baru serta perbaikan teknologi akan semakin tinggi.

Dalam upaya menaikkan output pertanian harus dilakukan perubahan-perubahan radikal dalam bentuk land-reform, perbaikan teknik dan input pertanian, organisasi pemasaran yang lebih baik, lembaga kredit baru, dan sebagainya.

(11)

yang tersedia pada sektor industri. “Dengan kata lain, rentang kenaikan produktivitas dan pendapatan pertanian sangat tergantung pada perubahan struktural perekonomiannya karena perubahan itu mempengaruhi pertumbuhan permintaan barang-barang yang diproduksi, pertumbuhan kesempatan kerja alternatif, dan peningkatan kuantitas serta kualitas input yang dibeli oleh sektor pertanian.”

Pembentukan Modal

Pembentukan modal merupakan faktor paling penting dan strategis di dalam proses pembangunan ekonomi. Pembentukan modal bahkan disebut sebagai “kunci utama menuju pembangunan ekonomi”. Pembentukan modal juga berarti pembentukan keahlian karena keahlian kerapkali berkembang sebagai akibat pembentukan modal.

Namun demikian, penyediaan atau penciptaan modal akan menjadi sia-sia kalau tidak ada faktor lain yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bukanlah suatu proses sederhana berupa peningkatan volume modal per kepala tetapi juga merupakan hasil pengubahan pandangan masyarakat dan lembaga perekonomian. Walaupun begitu, sejarah negara maju jelas menunjukkan bahwa perubahan-perubahan besar dalam nilai-nilai dan pandangan sosial serta lembaga perekonomian terjadi serentak dengan pembangunan ekonomi dan bukan sebelumnya. Oleh karena itu, kehadiran sekelompok atau segolongan orang yang benar-benar tertarik pada pembangunan ekonomi, mempunyai kemauan menabung dan bersedia bekerja dengan imbalan material, merupakan prasyarat bagi kemajuan suatu perekonomian. Kehadiran orang-orang seperti itu, dengan kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan sebagai agen perubahan, akan mempercepat laju pembangunan perekonomian.

Persyaratan Sosio-Budaya

(12)

membuka mata orang terhadap metode dan teknik produksi baru, menciptakan swa-disiplin, daya pikir rasional dan daya jangkau pikir ke masa depan.

Administrasi

Kehadiran administrasi yang kuat, berwibawa, dan tidak korup, merupakan sine qua nonpembangunan ekonomi. Pemerintah harus kuat, mampu menegakkan hukum dan

ketertiban dan mempertahankan negeri melawan agresi dari luar. Tanpa pemerintahan yang stabil, perdamaian dan ketentraman, kebijaksanaan publik akan selalu berubah-ubah. Rencana ekonomi akan mengalami kemunduran, dan pembangunan akan berantakan. Oleh karena itutanpa alat perlengkapan administratif yang baik dan efisien, rencana pembangunan –publik maupun privat- tidak akan dapat dilaksanakan secara sempurna. Pembangunan ekonomi juga memerlukan suatu sistem administrasi yang tepat untuk melaksanakan rencana yang

dicantumkan di dalam peraturan perundang-undangan. Pemerintahan seperti itu harus menyediakan pelayanan kepada masyarakat, kapan saja dibutuhkan, untuk mendorong: pembangunan ekonomi; ketertiban, keadilan, polisi, pertahanan; imbalan yang sepadan dengan kemampuan dan penerapan di dalam produksi; jaminan dalam menikmati hak milik yang sifatnya bisa sangat beraneka-ragam; hak waris; jaminan bahwa persetujuan dan perjanjian bisnis akan ditepati; ketentuan-ketentuan tentang standar satuan berat, ukuran dan mata uang serta stabilitas sistem pemerintahan itu sendiri, untuk memelihara rasa-ketertiban dan harapan serta tugas masa depan yang dapat diperhitungkan.”

D. HAMBATAN PEMBANGUNAN EKONOMI 1. LINGKARAN SETAN KEMISKINAN

(13)

Lingkaran setan pada pokoknya berasal dari fakta bahwa produktivitas total di negara terbelakang sangat rendah sebagai akibat kekurangan modal, pasar yang tidak sempurna, dan keterbelakangan perekonomian. Lingkaran setan tersebut kalau dilihat dari sudut permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut: rendahnya tingkat pendapatan nyata menyebabkan tingkat permintaan menjadi rendah, sehingga pada gilirannya tingkat investasipun rendah. Tingkat investasi yang rendah kembali menyebabkan modal kurang dan produktivitas rendah.

Lingkaran setan juga menyangkut keterbelakangan manusia dan sumber alam. Pengembangan sumber alam pada suatu negara tergantung pada kemampuan produktif manusia. Jika penduduknya terbelakang dan buta huruf, langka akan keterampilan teknik, pengetahuan dan aktivitas kewirasawastaan, maka sumber-sumber alam akan tetap terbengkalai, kurang atau bahkan salah guna. Pada pihak lain, keterbelakangan sumber alam ini menyebabkan keterbelakangan manusia.

“kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi dengan demikian merupakan dua istilah yang sinonim. Suatu negara dikatakan miskin karena ia terbelakang. Ia terbelakang karena ia miskin, dan tetap terbelakang karena tidak mempunyai sumber yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan.3

2. TINGKAT PEMBENTUKAN MODAL YANG RENDAH

Hambatan yang paling erat berkait dengan perkembangan ekonomi adalah kelangkaan modal. Hal ini bersumber dari lingkaran. Kemiskinan merupakan penyebab sekaligus akibat dari rendahnya tingkat pembentukan modal suatu negara. Masyarakat suatu negara terbelakang tercekam oleh kemiskinan. Dengan begitu produktivitas menjadi sangat rendah. Produktivitas rendah menyebabkan pendapatan nyata rendah, lalu tabungan pun rendah, investasi rendah, dan tingkat pembentukan modal rendah pula. Tingkat konsumsi sudah begitu rendah sehingga tidak mungkin lagi dikurangi untuk meningkatkan cadangan modal. Itulah sebabnya mengapa jutaan petani di negara seperti itu mempergunakan peralatan modal yang usang dan ketinggalan zaman. Kalaupun ada sedikit pendapatan yang dapat ditabung, uang itu disimpan dalam bentuk mata uang atau dipergunakan untuk membeli emas dan permata, dan sebagainya. Kecenderungan untuk menyimpan uang seperti ini merupakan akibat dari ketiadaan fasilitas perbankan didaerah pedesaan. Tidak mengherankan bahwa pembentukan modal di negara terbelakang sangat rendah.

(14)

Kebanyakan tabungan di negara terbelakang dilakukan oleh kelompok berpendapatan tinggi. Tetapi tabungan ini tidak mengalir ke saluran-saluran peroduktif, mereka dihamburkan untuk rumah mewah, emas, permata, menimbun barang dagangan, menyimpan mata uang asing atau domestic, dengan maksud untuk dibungakan atau spekulasi. Jadi pola pengeluaran mereka didominasi oleh barang-barang yang mengandung nilai konsumeris dan tahan lama. Konsumsi barang-barang mewah memegang peranan penting dalam pola konsumsi mereka. Akibatnya, mereka lebih suka pada barang impor ketimbang barang yang sama tapi buatan dalam negeri. Itu semua lantaran gengsi.

3. HAMBATAN SOSIO-BUDAYA

Seperti dikatakan Nurkse: “pembangunan ekonomi berkaitan erat dengan kekayaan manusiawi, sikap sosial, kondisi politik, dan latar belakang sejarah. Modal merupakan syarat yang perlu tetapi bukan syarat yang mutlak bagi kemajuan. Ringkasnya, negara terbelakang memiliki lembaga sosial dan sikap yang tidak menunjang pembangunan ekonomi.

Menurut laporan PBB dalam “Proses dan Problema Industrialisasi di Negara Terbelakang”, di negara-negara terbelakang terdapat unsur-unsur perlawanan sosial terhadap perubahan ekonomi yang berakar pada faktor-faktor kelembagaan seperti Nampak dalam: “stratifikasi pekerjaan yang ketat” yang didukung oleh kepercayaan dan nilai-nilai tradisional, sikap yang “memandang rendah peranan bisnis, ketidakcocokan dengan pola hidup dan konsep martabat sosial yang dipegang teguh oleh kelompok berkedudukan tinggi”, dan “pengelompokan masyarakat berdasarkan kasta dan kelas, agama dan suku bangsa, tradisi budaya dan pola sosial, warna kulit dan ciri-ciri kedaerahan.

Faktor-faktor tersebut menghalangi mobilitas sosial dan geografis dan merupakan penghambat bagi kemajuan. Penduduk di negara seperti itu menolak untuk menerima nilai-nilai baru yang lahir sebagai dampak pembaruan. Prof. Hansen menulis, dalam hal India, demikian: “kegiatan pertanian dikendalikan oleh tradisi dan adat istiadat. Penduduk desa takut terhadap ilmu pengetahuan. Bagi mereka penggunaan pestisida merupakan tabu karena semua makhluk hidup akan terbunuh.

(15)

memenuhi kewajiban sosial pada bebagai kesempatan upacara demi status. Di dalam masyarakat seperti itu, hubungan antarsesama lebih bersifat pribadi atau patrimonial ketimbang universal.

Sikap sosial terhadap pendidikan adalah halangan lain lagi terhadap kemajuan ekonomi. Pendidikan akademis murni yang menyiapkan orang untuk menjabat posisi di pemerintahan atau pekerjaan klerikal lainnya lebih disukai ketimbang pendidikan professional. Ada semacam prasangka yang memandang rendah dan kurang menghargai pekerjaan yang bersifat manual. Akibatnya, ada rasa anti terhadap pendidikan dan pekerjaan praktis. Hal inilah yang menyebabkan keterbelakangan teknologi.4

4. DAMPAK KEKUATAN INTERNASIONAL

Ahli ekonomi seperti Myint, Prebisch, Singer, Lewis, dan Myrdal telah mengembangkan suatu teori tentang penghisapan negara-negara terbelakang secara internasional. Mereka berpendapat bahwa, didalam perekonomian dunia telah bermain kekuatan-kekuatan yang tidak seimbang, akibatnya keuntungan perdagangan lebih banyak mengalir ke negara-negara maju.

Setelah negara terbelakang membuka diri terhadap pasar dunia, ekspor meningkat secara luar biasa. Tetapi peningkatan ini tidak memberikan sumbangan besar pada perkembangan perekonomian lainnya, karena sector ekspor berkembang dengan mengabaikan sama sekali sector perekonomian yang lain. Pada pihak lain, terlalu banyak bergantung pada ekspor berarti membiarkan perekonomian rentan terhadap pengaruh internasional dalam hal permintaan dan harga dari produk-produknya. Negara-negara ini menjadi tidak stabil lantaran ketidakstabilan siklus dan kesulitan neraca pembayaran.

(16)

pertumbuhan penduduk. Hal ini berakibat pada kegagalan dalam menyebarluaskan manfaat kemajuan teknik.5\

E. NILAI-NILAI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Tidak ada kekhawatiran manusia yang paling puncak di abad mutakhir ini, kecuali hancurnya rasa kemananusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius dalam segala aktivitas kehidupan manusia. Terjadinya pergeseran gagasan pemikiran manusia telah

menghantarkan manusia terjerat dalam arus dehumanisasi dan erosi dimensi spiritual. Nilai- nilai altruistic (cinta kasih) yang diajarkan agam-agama besar di tenggalkan, di ganti dengan berbagai pendekatan non-metafisik-material, rasionalistik.

Dalam bidang ekonomi, hal tersebut telah memacu tumbuhnya hisup yang amat tajam.individualisme yang merupakan jantung dari gerakan kapitalisme, secara ekonomis telah memunculkan ketergantungan antara negara maju (centre) dan negara berkembang (periphery) dalam sebuah pembagian kerja internasional yang timpanh. Ia lebih berpihak pada sekelompok kecil elite masyarakat yang mampu mengaksesnya sehingga al hasil kesenjangan ekonomi semakin melebar dan merupakan sebuah keniscayaan. Sedangkan dari sudut sosial dan budaya, kapitalisme telah menciptakan peradaban pragmatis, konsumtif dan hedonis yang merusak sendi-sendi kemanusiaan.

Dalam konteks seperti ini transformasi nilai-nilai etika religius menjadi amat

mendasar dalam rangka meluruskan kembali penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi dalam pranata sosial ekonomi.

Secara bebas bisa di terjemahkan bahwa “ Nilai merupakan kepercayaan yang memetap yang lebih disukai sebagai cara bertindak (mode of conduct) atau mencapai tujuan hidup baik secara individual atau sosial daripada cara-cara sebaliknya atau yang

bertentangan”. Secara defiinitif, nilai merupakan asumsi-asumsi abstrak dan sering tidak didasari tentang hal-hal yang benar dan hal-hal yang penting. Memang nilai sebagai kesadaran yang secararelative berlangsung dengan disertai emosi terhadap objek, ide dan perorangan.

(17)

manusia, niscaya akan mendatangkan dampak negativ yang mengarahkan manusia pada proses musnahnya hakekat manusia.

A. Nilai agama dalam sejarah Ekonomi

Sebagian ekonom berasumsi bahwa cara untuk memnuhi keinginan yang tak terbatas adalah dengan menanamkan presepsi masyarakat tentang nilai kegunaan (utility) dengan cara bahwa semakin banyak sumber daya yang mereka miliki semakin tak terpenuhi keinginan mereka.

Selain sejumlah definisi yang diutarakan di atas, definisi lain yang populer yang sering digunakan untuk menerangkan ilmu ekonomi adalah:

“Salah satu cabang ilmu sosial (social science) yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relative tak

terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas adanya”.

Dalam definisi diatas nampak bahwa penekanannya sama bahwa ilmu ekonomi membahas tentang perilaku manusia dalam memnuhi kebutuhan (human needs) beserta alat-alat pemuasnya (goods). Concern ini menunjukkan bahwa manusia-individual maupun secara kolektif-kecenderungan untuk berinteraksi satu sama lain dalam upayanya untuk memenuhi kekurangan dan kebutuhan diri. Ini berarti bahwa ilmu ekonomi memiliki komitmen yang kuat terhadap kehidupan manusia, hubungan antara manusia dan upaya-upaya manusia untuk saling melindungimasing-masing, tolong-menolong dan mengutamakan kepentingan

bersama.

Ilmu ekonomi dengan demikian, tidak pernaha lepas dari nilai dan tanggung jawab etik serta kemanusiaan. Karena pemahaman tetang perilaku manusia selalu mencerminkan nilai dibalik tindakandan perilaku itu sendiri.

Nilai-nilai itu sebagian besar bersifat universal seperti cinta kasih, kejujuran, nilai kebersamaan baik yang bersumber dari kosensus maupusn sendiri maupun nilai-nilai yang bersumber dari luar manusia.

(18)

Manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan dimensi nilai. Tanpa nilai, kehidupan manusia tidak akan berlangsung dengan baik. Nilai dikembangkan dan dipelahara oleh manusia secara turun menurun melalui etika berdasarkan prinsip-prinsip utama yang diantut oleh masyarakat seempat.

Lima prinsip utama atas dasar mana suatu sistem nilai (etis) perlu disusun: pertama, adalah prinsip bahwa manusia itu harus dipelihara dan dilindungi. Kedua, prinsip bahwa kebaikan dan kebenaran itu perlu ditegakkan dengan (a) mengunggulkan kebaikan atas keburukan dan kebenaran atas kesalahan, (b) tidak menimbulkan keburukan atau kerusakan, (c) mencegah agar tidak timbul kerusakan dan lahirnya keburukan. Ketiga, kebaikan maupun keburukan itu perlu dibagi diantara manusia, sejauh mungkin secara merata. Keempat, perlunya orang menyatakan suatu negara jujur dan sebenarnya serta melaksankan janji atau komitmen yang dipelihara kebebasan individu, guna memungkinkan terjadinya perbedaan karena faktor orang, tempat dan waktu sehingga memungkinkan adanya keluwesa dan terhindar dari kekakuan.

Hampir banyak dipastikan bahwa nilai moral dan etika dalam kehiatan ekonomi pada tahap awal sejarah perkembangan mendominasi. Hal ini sangat mungkin mengingat apa yang dikemukakan Boulding didukung oleh data-data historis lainnya yang menunjukkan bahwa perumus dan aktor ekonomi pada saat (abad 16-17) didiominasi oleh tokoh-tokoh agama.

Agam dengan seperangkat nilai moral dan etikanya yang merupakan misi profetik sufah barang tentu menghendaki suatu proses transformasi kehidupan sosial ekonomi melalui serangkaian kebijakan pembangunan yang berkesinambungan, harmonis yang berakhir pada teciptanya orde sosial dan orde ekonomi yang penuh dengan keadila, kedamaian dan

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.

Dalam bidang ekonomi nilai-nilai agama turut mempengaruhi pengambilan keputisan mengenai jenis komoditi yang diproduksi terbentuknya kelembagaan ekonomi dan juga prakterk-praktek atau perilaku ekonomi.6

(19)

Minat bangsa maju dalam menghapuskan kemiskinan negara terbelakang tidaklah lahir dari motif kemanusiaan. Alasan utama adalah perang dingin antara Russia dan Barat. Masing-masing berusaha mendapatkan dukungan dan kesetiaan dari negara terbelakang dengan imbalan bantuan yang melimpah. Sebagaimana diamati profesor Lyle W.

Shannon :’’Di tahun-tahun mendatang, pembangunan negara terbelakang akan menjadi ajang persaingan berat antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Negara terbelakang yang

menyimpan kekayaan sumber alam akan dibutuhkan oleh kekuatan-kekuatan dunia; apalagi jika mereka memiliki lokasi strategis ditinjau dari sudut militer. Bagi mereka pembangunan ekonomi negara-negara terbelakang juga mempunyai nilai ekspor, terutama dalam upaya menghindarkan stagnasi jangka panjang. Negara-negara kaya akan membutuhkan laju perkembangan yang senantiasa meningkat dan itu mesti dibarengi dengan pasar demi memanfaatkan stok modal mereka yang selalu tumbuh pesat. Di negara kaya ada suatu tendensi untuk menganggap pembangunan ekonomi sebagai takdir, sesuatu yang harus berkembang sendiri, dan tendensi untuk memusatkan perhatian pada gelombang perekonomian jangka pendek.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

Manajemen bisnis syari’ah, Jakarta, (PT. Raja Grafindo Persada: 2008)

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tepat atau tidaknya indikator- indikator pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adversity Quotient berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian standar asuhan keperawatan melalui motivasi kerja

(anya saja komunitas kebudayaan yang bagaimana yang mendorong komunitas masjid ini beresponsi ketika berinteraksi dengan dunia luar? Jika melihat dari perubahan

Perlu adanya kajian dari dosen Tafsir Al Qur‟an dan Hadist, dikarenakan tim peneliti memiliki keterbatasan dalam tafsir Al Qur‟an sehin gga masih banyak kajian

sudah ada pada tahap hasil pengolahan data... Analisis Univariat, yaitu analisis terhadap satu variabel 1) Distribusi Frekuensi, yaitu susunan data dalam satu tabel

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

 Tidak akan ada seorangpun yang dapat memisahkan media komunikasi dari proses komunikasi massa, karena hanya media komunikasi yang mampu menghubungkan sumber dengan khalayaknya,

Selain itu, media KOMPEL telah dinyatakan “dapat diterapkan” dalam proses pembelajaran yang dibuktikan dengan hasil lembar kuisioner respon siswa pada tahap uji coba