Peningkatan Kapasitas API
di Lingkungan Kemenristekdikti dalam Melakukan APBJ
AU DI T PEN GADAAN
BARAN G da n JASA
OLEH
PI H AK K E I I I
Disampaikan oleh;
Emharri Manda Nasution, SE, MM, CA.
2
1. Gambaran Umum
Pengadaan Barang dan
Jasa Oleh Pihak III
2. Audit atas Pengadaan
Barang
3. Audit atas Pengadaan
Jasa Lainnya
4. Audit atas Pekerjaan
Konstruksi
5. Audit atas Pengadaan
Jasa Konsultansi
AUDIT PENGADAAN BARANG
1. Sasaran Audit dalam Pengadaan
Barang
aspek kewajaran
harga.
kesesuaian spesifikasi.
ketepatan kualitas. ketepatan
kuantitas. pemanfaatan
barang yang diperoleh.
2. Penyusunan PKA Pengadaan Barang
Lamp 2
• Aspek ketaatan thd ketentuan perUUan yg berlaku
Lamp 3 • Aspek kewajaran harga
Lamp 4 • Aspek ketepatan kualitas,
Lamp 5 • Aspek ketepatan kuantitas.
Lamp 6 • Aspek ketepatan waktu,
Lamp 7 • Aspek pemanfaatan hasil,
PKA Aspek Ketaatan Thd Ketentuan
Perundang
‐
undangan Yang Berlaku
No Fokus Pengujian Sasaran Audit
1. Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen dan Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa
Menilai bahwa pejabat pembuat komitmen dan panitia/pejabat pengadaan barang/jasa adalah orang yang tepat sesuai dengan persyaratan ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Prosedur Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
a. Meyakinkan bahwa pendokumentasian proses pengadaan telah dilakukan dengan memadai.
b. Meyakinkan bahwa prosedur pemilihan penyedia telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Meyakinkan bahwa penyedia yang akan ditunjuk adalah penyedia yang memenuhi syarat menurut ketentuan yang berlaku. 3. Kontrak PengadaanBarang/Jasa a. Meyakinkan bahwa isi kontrak pengadaan
barang/jasa termasuk supervisi
pelaksanaan kontrak telah sesuai dengan ketentuan.
PKA Aspek Kewajaran Harga
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1.
Harga Kontrak Pengadaan
Barang
PKA Aspek Ketepatan Kualitas
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
PKA Aspek Ketepatan Kuantitas
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
PKA Aspek Ketepatan Waktu
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1.
Ketapatan waktu
penerimaan Barang
PKA Aspek Pemanfaatan Hasil
Pengadaan
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
a. Pengujian Prosedur Pemilihan
Penyedia Barang
Teknik audit yang dapat digunakan
wawancara, konfirmasi, klarifikasi, uji dokumen, dan tracing. Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen dan bukti keterangan
Sasaran Audit untuk meyakinkan bahwa proses penetapan penyedia barang sudah sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010,
b. Pengujian harga
Teknik audit yang dapat digunakan
membandingkan harga kontrak dengan harga pasar pada saat penandatanganan kontrak, konfirmasi, klarifikasi, dan tracing. Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen, bukti analisi dan bukti keterangan
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa harga barang yang diperoleh adalah harga optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
auditor harus meyakini bahwa HPS disusun secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
untuk meyakini harga yang ditawarkan pemenang sudah merupakan hasil evaluasi harga oleh ULP yg mencakup
koreksi aritmatik, pembandingan dengan HPS , pembandingan dengan penawar yang lain, dan/atau
c. Pengujian Spesifikasi Teknis
Teknik audit yang dapat digunakan
membandingkan, pengujian/test, konfirmasi, dan cek.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen, bukti analisis dan bukti keterangan
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa spesifikasi teknis barang yang diterima telah sesuai dengan yang dipesan.
auditor menguji spesifikasi teknis yg mencakup al; dimensi, kapasitas, kinerja atau kemampuan barang, masa guna , dan ramah lingkungan.
c. Pengujian Spesifikasi Teknis
Teknik audit yang dapat digunakan
konfirmasi, wawancara dan cek.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang yang dibeli memiliki jaminan dari distributor atau garansi pabrikan dan memiliki memiliki jaminan purna jual
auditor menguji dokumen terkait garansi dan jaminan purna jual.
d. Pengujian Fisik
Teknik audit yang dapat digunakan
inventarisasi
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti fisik
Sasaran Audit untuk meyakini keberadaan dan jumlah fisik barang yang diadakan
auditor menghitung dan menguji kondisi fisik barang.
d. Pengujian Fisik
Teknik audit yang dapat digunakan
klarifikasi dan trasir
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang diterima tepat waktu pada tempat yang disepakati sesuai kontrak
auditor meyakinkan bahwa barang yg diterima tidak mengalami keterlambatan.
d. Pengujian Fisik
Teknik audit yang dapat digunakan
konfirmasi, tracing, dan cek fisik
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Sasaran Audit untuk meyakini identitas barang yang diterima sesuai dengan berita acara penerimaan barang.
auditor menguji identifikasi dari pabrik yang tertera pada barang atau kemasan barang, SNI dan identitas lainnya
d.3. Fokus pada identitas Barang
e. Pengujian Pemanfaatan Barang
Teknik audit yang dapat digunakan
cek/uji fisik, dan wawancara dengan pemakai
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang yg diadakan benar2 dimanfaatkan untuk pelaksanaan tupoksi K/L/D/I sesuai dengan rencana
Audit pengadaan j asa lainnya pada dasarnya
sama dengan audit pengadaan barang,
perbedaannya adalah barang secara f isik
mudah di ident if ikasi sedangkan j asa secara
f isik t idak mudah diident if ikasi, dalam hal ini
audit or bisa mengident if ikasi secara f isik
Penahapan audit pengadaan j asa
lainnya sama dengan penahapan
dalam audit at as barang.
AUDIT ATAS PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Tujuan pokok dalam audit
membuktikan
secara fisik bhw yg
telah digambar,
fisiknya benar2 ada,
dan telah dikerjakan
oleh penyedia.
meyakinkan
kewajaran harga
yang meliputi; harga
Identifikasi Risiko
TINGKAT
RISIKO
KEGIATAN PENGADAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
TINGGI
Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi yang kompleks,berteknologi tinggi, dan digunakan untuk jangka waktu yang lama (lebih dari 2 tahun), berdampak tinggi pd keselamatan manusia (24 jam terus menerus ada manusianya).
SEDANG
Untuk pekerjaan konstruksi yang tidak komplek (sudah lazimdigunakan), berteknologi sedang, dan akan digunakan untuk jangka waktu menengah (1 s.d. 2 tahun), berdampak menengah pada keselamatan manusia (12 sampai dengan 24 jam dihuni manusia tidak terus menerus).
RENDAH
Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi yang sederhana,teknologi rendah, sudah pernah dilakukan berulangkali, dan digunakan operasional instansi, kurang berdampak pada keselamatan manusia (0 sampai dengan 12 jam dihuni/digunakan manusia).
Pengujian Fisik Konstruksi
Teknik audit yang dapat digunakan
Inventarisasi dan uji
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti fisik dan dokumen
Sasaran Audit membuktikan secara fisik bahwa konstruksi yang telah dituangkan dalam gambar jadi (as built drawing) benar-benar ada dan sesuai
spesifikasi teknis dalam kontrak
Pengujian Spek Teknis Konstruksi
Teknik audit yang dapat digunakan
analisis
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti analisis
Sasaran Audit Untuk meyakini pemenuhan standar konstruksi yang berlaku di Indonesia (seperti SNI)
Pengujian Kewajaran Harga
Teknik audit yang dapat digunakan
Konfirmasi harga yang berlaku pada saat penandatanganan kontrak. Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan
Sasaran Audit Untuk meyakini kewajaran harga,
auditor harus menguji harga yang ditawarkan penyedia yang mencakup harga bahan, harga upah, dan harga pemakaian alat.
1. Titik Kritis (
Red Flag
) dalam
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
aspek kewajaran
harga.
kesesuaian spesifikasi.
ketepatan kualitas. ketepatan
kuantitas. pemanfaatan
barang yang diperoleh.
1. Sasaran Audit dalam Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
ketidaktepatan penggunaan standar koefisien dalam penyusunan RAB; kemahalan harga terutama bahan dan pemakaian alatyang digunakan;
perbedaan asumsi dalam penyusunan spesifikasi teknis maupun RAB dgn kondisi lapangan;
kekurangan volume pekerjaan;
kelebihan
perhitungan volume fisik yg ditagihkan
pembayarannya (kontrak harga
satuan);
spesifikasi/kualitas bahan tidak sesuai
dengan yang ditetapkan; keterlambatan penyelesaian pekerjaan; adanya pengalihan pekerjaan utama dari
2. Penyusunan PKA Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Lamp 2
• Aspek ketaatan thd ketentuan perUUan yg berlaku
Lamp 3 • Aspek kewajaran harga
Lamp 4 • Aspek ketepatan kualitas,
Lamp 5 • Aspek ketepatan kuantitas.
Lamp 6 • Aspek ketepatan waktu,
Lamp 7 • Aspek pemanfaatan hasil,
PKA Aspek Ketaatan Thd Ketentuan
Perundang
‐
undangan Yang Berlaku
No Fokus Pengujian Sasaran Audit
1. Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen dan Panitia/Pejabat Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Menilai bahwa pejabat pembuat komitmen dan panitia/pejabat pengadaan Pekerjaan Konstruksi adalah orang yang tepat sesuai dengan persyaratan ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Prosedur Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
a. Meyakinkan bahwa pendokumentasian proses pengadaan telah dilakukan dengan memadai. b. Meyakinkan bahwa prosedur pemilihan
penyedia telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Meyakinkan bahwa penyedia yang akan ditunjuk adalah penyedia yang memenuhi syarat
menurut ketentuan yang berlaku. 3. Kontrak Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
a. Meyakinkan bahwa isi kontrak pengadaan barang/jasa termasuk supervisi pelaksanaan kontrak telah sesuai dengan ketentuan.
PKA Aspek Kewajaran Harga
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1.
Harga Kontrak Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
PKA Modifikasian atas Harga Konstruksi
1) Dapatkan pedoman analisis Harga Satuan Pekerjaan
(HSP) yang terkait.
2) Lakukan pengujian atas kesesuaian penggunaan
standar koefisien dalam penyusunan RAB (HPS
maupun kontrak).
3) Dapatkan informasi harga pasar yang berlaku untuk
bahan, upah, dan biaya/sewa peralatan melalui;
a. konfirmasi penyedia di pasar,
b. harga kontrak pekerjaan sejenis, dan
c. asosiasi penyedia.
4) Lakukan perbandingan dengan harga bahan/upah/sewa
peralatan yang digunakan dalam kontrak pekerjaan
PKA Aspek Ketepatan Kualitas
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1.
Kualitas pekerjaan
konstruksi
PKA Modifikasian atas Spek Teknis
Konstruksi
1) Dapatkan data awal/asumsi yang dijadikan dasar dalam
pembuatan spesifikasi pekerjaan maupun perhitungan
volume pekerjaan yang dikontrakkan.
2) Lakukan pengecekan lapangan, apakah data
PKA Aspek Ketepatan Kuantitas
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
PKA Modifikasian atas Fisik Konstruksi
1) Dapatkan perhitungan kuantitas akhir dan gambar jadi
dan lakukan analisa atas perhitungan tsb.
2) Lakukan inventarisasi lapangan dan lakukan
perhitungan perhitungan/pengukuran volume pekerjaan
secara sampel.
3) Bandingkan dengan perhitungan volume pekerjaan
yang ditagih dan dibayar kepada penyedia pekerjaan
konstruksi.
4) Dapatkan dokumen/sertifikat hasil pengujian
spesifikasi/kualitas bahan/hasil pekerjaan dan lakukan
pembandingan dengan spesifikasi yang disyaratkan
dalam kontrak.
PKA Modifikasian atas Fisik Konstruksi
6) Apabila belum ada dokumen/sertifikat hasil pengujian,
minta kepada PPK untuk mendapatkan hasil pengujian
tersebut dan lakukan analisis atas hasil pengujian tsb.
7) Dapatkan dan lakukan analisis atas laporan progres
pekerjaan.
8) Lakukan konfirmasi kepada masyarakat di sekitar lokasi
pekerjaan atas waktu penyelesaian pekerjaan.
PKA Aspek Ketepatan Waktu
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1.
Ketapatan waktu
penerimaan hasil
pekerjaan konstruksi
Untuk
meyakinkan
bahwa
penyelesaian pengadaan pekerjaan
konstruski telah sesuai atau tidak
melampaui
jangka
waktu
yang
ditetapkan
dalam
kontrak
dan
PKA Aspek Pemanfaatan Hasil
Pengadaan
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1.
Pemanfaatan hasil
konstruksi
AUDIT PENGADAAN JASA
KONSULTANSI
FOKUS AUDIT
Fokus
Penyedia
Jasa
Keberadaan
Fisik Penyedia
Fisik Tenaga
Ahli
Prestasi kerja
Kewajaran
Nilai
Pengadaan
Biaya
Langsung
Personil
Biaya
Penyedia jasa konsultansi
Keberadaan Fisik Penyedia Jasa, diuji melalui;
• Kejelasan status perusahaan
• Pengalaman dalam melaksanakan kegiatan
sejenis
• Pengalaman melaksanakan di lokasi kegiatan
• Pengalaman manajerial dan fasilitas utama
• Kapasitas perusahaan
jumlah tenaga ahli
Tujuan prosedur audit
• Meyakini lokasi perusahaan sesuai dengan
surat izin jasa konsultansi dan pengurus/
manajemennya tdk dalam pengawasan
pengadilan, tdk bangkrut dan tdk sedang
dihentikan kegiatan usahanya.
• Meyakini kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan, dengan menelaah
pengalaman yang dimilki atas pekerjaan
sejenis dan pada lokasi yang sama.
Penyedia jasa konsultansi
Fisik Tenaga Ahli, diuji melalui;
• Tingkat pendidikan
• Pengalaman profesional
• Sertifikat keahlian
Tujuan prosedur audit
• Meyakini kepastian status Tenaga Ahli
yang dimiliki perusahaan dan keterikatan
Tenaga Ahli tidak tetap dalam hubungan
kerja dgn perusahaan.
• Meyakini kemampuan Tenaga Ahli dalam
melaksanakan kegiatannya baik secara
formal maupun secara praktek.
Penyedia jasa konsultansi
Prestasi Kerja, diuji melalui;
• Pemahaman atas jasa layanan yang
tercantum dalam KAK
• Kualitas metodologi yang digunakan
• Fasilitas pendukung dalam melaksanakan
kegiatan yang diminta dalam KAK
Tujuan prosedur audit
• Meyakini kualitas dari hasil kerja sesuai
dengan yang diatur dalam kontrak/perjanjian
dan telah memenuhi standar yang berlaku
• Meyakini laporan hasil pekerjaan secara
formal dan substansial telah sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak dan aturan yang
berlaku.
• Meyakini apakah semua hasil kerja telah
diserahterimakan kepada PPK dan PA/KPA.
• Meyakini hasil kerja telah dicatat dalam
SIMAK-BMN.
EVALUASI KEWAJARAN HARGA
Kewajaran Biaya Langsung Personil
Kewajaran
Penugasan Tenaga Ahli dan Pendukung
Kewajaran Biaya Langsung Non
Personil
• Maksimum 4 kali gaji dasar bagi tenaga ahli tetap dan 2,5 kali
penghasilan bagi tenaga ahli tidak tetap.
• Didukung dengan audit payroll dan bukti pajak.
Perhitungan biaya berdasarkan:
• 1 bulan dihitung minimal 22 hari kerja.
• 1 hari dihitung
minimal 8 jam kerja.
• Dasar penilaian kewajaran adalah HARGA PASAR yang berlaku. • At caost
Tujuan prosedur audit
• Meyakini peritungan biaya personil
dan non personil telah wajar atau
telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
• Meyakini realisasi biaya telah seuai
dengan pengeluaran yang riil dan
didukung dengan bukti yang
pengertian
•
Biaya Langsung Personil (
Remuneration /
Billing Rate)
adalah biaya langsung yang
diperlukan untuk pembayaran tenaga ahli
yang melaksanakan kegiatan/proyek yang
dibuat dengan mempertimbangkan harga
yang wajar dan dapat
dipertanggung-jawabkan
•
Biaya Langsung Non Personil (
Direct
Reimburseable Cost)
adalah biaya
langsung yang diperlukan untuk
BIAYA LANGSUNG PERSONIL DAN NON
PERSONIL DALAM KONTEKS JENIS
KONSULTANSI
•
Jasa konsultansi yang memiliki standar
output. Perhitungan total gabungan biaya
personil dan non personil dapat berdasarkan
proporsi (persentase) tertentu dari suatu nilai,
seperti perancanangan bangunan gedung,
pengawasan pekerjaan konstruksi, dll
•
Jasa konsultansi yang tidak dapat
KOMPONEN BIAYA LANGSUNG
PERSONIL
Komponen Biaya Langsung Personil Tenaga
Ahli dalam Tim (Konsultan Perusahaan) :
1. Gaji dasar (basic salary)
2. Biaya umum (overhead cost)
3. Biaya sosial (social charge)
4. Keuntungan (profit)
5. Tunjangan penugasan
6. Biaya kompensasi lainnya
untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi
KOMPONEN BIAYA LANGSUNG
PERSONIL (lanjutan)
Komponen Biaya Langsung Personil Tenaga
Ahli Perorangan (Konsultan Perorangan) :
1. Gaji dasar (basic salary)
2. Biaya sosial (social charge)
3. Tunjangan penugasan
Perpres 54 Tahun 2010 tentang
PBJ Pemerintah
HPS untuk jasa konsultansi terdiri dari komponen :
1. Biaya Langsung Personil (Remuneration)
2. Biaya Langsung Non Personil (Direct
Reimbursable Cost)
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Dimana : Biaya Langsung Personil didasarkan
pada harga pasar gaji dasar (basic salary) yang
terjadi untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi, serta telah memperhitungkan biaya
umum, biaya sosial, keuntungan, tunjangan