• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan Presiden no 148 th 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keputusan Presiden no 148 th 2000"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KEPPRES 148/2000, UANG KEHORMATAN BAGI KETUA, ANGGOTA, DAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN TANDA TANDA KEHORMATAN REPUBLIK

INDONESIA SERTA HONORARIUM BAGI KEPALA DAN ANGGOTA SEKRETARIAT BIRO DEWAN TANDA TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 148 TAHUN 2000 (148/2000)

TENTANG

UANG KEHORMATAN BAGI KETUA, ANGGOTA, DAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN TANDA-TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA SERTA HONORARIUM BAGI KEPALA DAN ANGGOTA SEKRETARIAT BIRO DEWAN

TANDA-TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1959 tentang Ketentuan-ketentuan Umum mengenai Tanda-tanda Kehormatan dibentuk Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia dan Kepada Ketua dan Anggota-anggotanya diberikan uang

kehormatan;

b. bahwa untuk melaksanakan tugasnya, Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia sehari-hari dibantu oleh Sekretariat Biro Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia;

c. bahwa honorarium Ketua, Anggota, dan Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia serta anggita Sekretariat Biro Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia yang selama ini diberikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1972 tentang Honorarium Bagi Ketua/Wakil Ketua, Sekretaris/Wakil Sekretaris, Anggota dan Tenaga/Penasehat Ahli dari pada Dewan/Sub Dewan,

Panitia, Team Lembaga dan/atau Badan Koordinasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan

Presiden Nomor 42 Tahun 1984, sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini;

d. bahwa sehubungan dengan hak-hak tersebut di atas pada huruf a, b, dan c, dipandang perlu menetapkan Uang Kehormatan Bagi Ketua, Anggota dan Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia dan Honorarium Bagi Kepala dan Anggota Sekretariat Biro Dewan Tanda-tanda Kehormatan

Republik Indonesia; Mengingat :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun 1959 tentang

(2)

3. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1972 tentang Honorarium Bagi Ketua/Wakil Ketua, Sekretaris/Wakil Sekretaris, Anggota dan Tenaga/Penasehat Ahli dari pada Dewan/Sub Dewan,

Panitia, Team Lembaga dan/atau Badan Koordinasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan

Presiden Nomor 42 Tahun 1984; MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG UANG KEHORMATAN BAGI KETUA, ANGGOTA, DAN SEKRETARIS JENDERAL

DEWAN TANDA-TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA SERTA HONORARIUM BAGI KEPALA DAN ANGGOTA SEKRETARIAT BIRO DEWAN

TANDA-TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 1

Kepada Ketua, Anggota, dan Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia diberikan uang kehormatan setiap bulan.

Pasal 2

Besarnya uang kehormatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah:

a. Ketua Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia adalah sebesar Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) setiap bulan.

b. Setiap Anggota Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia adalah sebesar Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) setiap bulan.

c. Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia adalah sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) setiap bulan.

Pasal 3

(1) Kepada Kepala dan Anggota Sekretariat Biro Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia yang membantu pelaksanaan

tugas sehari-hari Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia diberikan honorarium setiap bulan.

(2) Besarnya honorarium sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:

a. Kepala Sekretariat Biro Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia adalah sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) setiap bulan;

(3)

(seratus lima puluh ribu rupiah) dan sebanyak-banyaknya Rp 180.000,00 (seratus delapan puluh ribu rupiah) setiap bulan sesuai dengan tingkat jabatannya.

(3) Tingkat jabatan Anggota Sekretariat Biro Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b ditetapkan Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia dengan

memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4

Segala pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan Keputusan Presiden ini dibebankan kepada Anggaran Belanja Sekretariat

Militer Presiden.

Pasal 5

Dengan berlakunya Keputusan presiden ini, maka Ketua, Anggota, dan Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia serta Kepala dan Anggota Sekretariat Biro Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia tidak menerima lagi Honorarium berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1972 tentang Honorarium Bagi Ketua/Wakil Ketua, Sekretaris/Wakil Sekretaris, Anggota dan Tenaga/Penasehat Ahli dari pada Dewan/Sub Dewan, Panitia, Team Lembaga dan/atau Badan Koordinasi

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1984;

Pasal 6

Keputusan presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2000 a.n. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

Referensi

Dokumen terkait

Secara lengkap langkah menyusun RPP adalah: (1) mengisi kolom identifikasi, (2) menentukan kompetensi dasar(kd) yang akan digunakan, yang terdapat dalam silabus yang telah

• Image adalah representasi grafik dan visual dari informasi yang dapat ditampilkan pada layar komputer atau tercetak • Macam-macam bentuk Image :.. – Foto (Photographs) –

Pengukuran linear yaitu jarak antara Age 18 Vertical Arc.. terhadap menton menurut

Minimal informasi yang dituliskan dalam elemen ini adalah judul dari elemen, judul ini akan ditampilkan pada caption bar dari windows browser, ditandai dengan menggunakan

[r]

Penyelesaian tugas akademik ini adalah untuk mendapatkan gelar Doktor Ilmu Kesehatan dengan menyelesaikan sebuah disertasi berjudul, Model kemandirian ibu dalam merawat bayi

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian Putra (2012) menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance tidak berpengaruh terhadap integritas laporan kecuali komite

Tujuan Penelitian: Apakah ada Hubungan antara Beban Kerja Pemetik Teh dengan Kejadian Nyeri Otot Upper Trapezius di Perkebunan Teh Kemuning.. Manfaat Penelitian: