SKRIPSI
Diajukan kepadaUniversitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Politik Islam
Oleh:
RYAN FERIANTO
NIM: E84211059
PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
Ryan Ferianto, E84211059, Pengaruh Kampanye Terhadap Elektabilitas Pasangan Incumbent Dalam Pemilukada Kabupaten Kediri Tahun 2015, Skripsi, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016.
Penelitian ini memiliki tiga rumusan pokok masalah. Pertama adalah
kampanye apa saja yang telah dilakukan oleh pasaangan incumben. Kedua adalah
Apasajakah faktor yang mempengaruhi tingginya elektabilitas pasangan incumbent. Ketiga adalah seberapa besar hubungan atau pengaruh dari model
kampanye terhaadap tingginya elektabilitas pasangan incumbent. Penelitian ini
juga bertujuan untuk mendapatkan data tentang seberapa besar pengaruh
kampanye terhadap elektabilitas Pasangan Incumben dalam Pemilukada
Kabupaten Kediri tahun 2015.
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan metode angket. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh warga dari tiga kecamatan besar yang menjadi kantong suara pasangan Hariyanti-Masykuri ( Harmas ). Sampel dari penelitian ini berjumlah 100 orang dari tiga kecamata besar. Pengambilan sampel dilakukan
secara random sampling atau pemilihan secara acak dimana semua oranng
memiliki hak yang sama. Dalam penelitian inipengelolaan data menggunakan dua cara yaitu tekhnik analisis statistic deskriptif dan statistic inferensial.
Dari hasil analisis statistic deskriptif didapat hasil bahwa setiap variabel atau komponen pada kampanye seluruhnya memiliki peran dalam mempengaruhi tingginya elektabilitas. Dari hasil analisis ini pula diketahui bahwa komponen kampanye terbuka menjadi faforit dan yang paling dominan untuk mendapatkan elektabilitas yang tinggi. Pada analisis ini pula bahwa hanya tujuh kampanye yang
telah dilakukan oleh pasangan incumbent. Dan dari uji analisis secara inferensial
didapati bahwa kampanye memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
elektabilitas calon pasanganincumbent.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ii
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
E. Devinisi operasional ... 9
F. Variabel penelitian ... 11
BAB II. LANDASAN TEORI A. Kampanye Politik ... 15
1. Pengertian dan Jenis Kampanye Politik... 15
2. Perbedaan Kampanye dan Propaganda ... 18
B. Elektabilitas ... 20
C. Pemilukada ... 21
D. Kerangka Fikir ... 24
BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatandan Jenis Penelitian ... 26
B. Populasi dan Sampel... 27
C. Sumber Data dan Jenis Data ... 33
1. Data Primer ... 33
2. Data Sekunder ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
1. Kuesioner/angket... 34
F. Teknik Analisis Data ... 37
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 37
BAB IV. HASIL ANALISIS DATA
A. Hasil Pengumpulan Data ... 43
B. Hasil Analisis Deskriptif ... 43
1. Analisis Variabel Kampanye Politik... 46
2. Analisis Variabel Elektabilitas pasangan calonIncumben...50
3. Deskriptif pengaruh kampanye politik terhadap elektabilitas pasangan Incumben Harmas Pada Pemilukada 2015... 54
C. Hasil Analisis Inferensial... 55
1. Hasilanalisis koefesien Korelasi ... 55
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 57
3. HasilUji Normalitas ... 58
4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 59
5. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t) ... 60
BAB V. PEMBAHASAN A. Kampanye Politik dan Elektabilitas ... 62
B. Faktor yang mempengaruhi elektabilitas pasangan Incumbent ... 63
C. Pengaruh Kampanye Politik... 64
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Presentase Suara Pilkada Kabupaten Kediri 2009 ... 5
Tabel Presentase Elektabilats pilkada Kabupaten Kediri 2015... 6
Tabel Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Gurah ... 25
Tabel Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Wates ... 26
Tabel Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Pare... 27
Tabel Pembagian Responden ... 29
Tabel 4.1Rekapitulasi Responden ... 40
Tabel 4.2Rekapitulasi Responden dari Jenis Kelamin ... 42
Tabel 4.3 Tabel Variabel kampanye politik... 43
Tabel 4.4Tabel Variabel Elektabilitas pasanganIncumbent... 47
Tabel 4.2Presentase Minat Masyarakat... 52
Tabel 4.3 Tabel Korelasi Product Pearson ... 53
Tabel 4.4Tabel Uji Normalitas ... 55
Tabel 4.5 TabelSumary ... 57
DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner
2. Hasil Kuesioner
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan umum adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan
kenegaraan khususnya pada sebuah Negara yang menganut paham demokrasi. Hal
itu dikarenakan pemilu merupakan cerminan dari kehendak rakyat dan
mengintegrasikan warga Negara ke dalam proses politik serta melegitimasi dan
mengontrol kekuasaan pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan demokrasi,
pemilu dianggap sebagai penghubung antara prinsip kedaulatan rakyat dan
praktek pemerintahan oleh sejumlah elit politik.Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilukada) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat pada tingkatan lokal,
karena setiap individu memperoleh kesempatan untuk memilih kepala daerahnya
secara langsung.
Puncak dari pemilu langsung adalah ketika jatuhnya masa pemerintahan
sentralistik dan disahkanya Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 yang
mengamanatkan pemberlakuan pemilihan langsung untuk kepala daerah.Hal ini
sesuai dengan keinginan untuk melakuakan demokratisasi sampai kebawah.
Dengan cara ini pula pemerintah berharap agar sisempemilu ini dapat
menggantikan dan memperbaiki sistem ppemilu sebelumnya yang dipenuhi
dengan praktik kecurangan.
Pada setiap perhelatan pemilu dari pemilihan kepala daerah (pemilukada)
kampanye..Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan
pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau
sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses
pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan
guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistem politik
demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral
pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda
diputuskan.Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha
terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.1
Kampanye juga memiliki ciri atau karakteristik yang lainnya, yaitu sumber
yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung
jawab suatu bentuk kampanye , sehingga setiap individu yang menerima pesan
kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan
tersebut setiap saat.2
Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan
gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye juga
terbuka untuk dikritisi.Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan
tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik.Dalam
perhelatan kampanye mencoba mencerminkan bagaimana seseorang membawa
pikiran orang lain. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh
prinsip persuasi, yaitu mengajak dn mendorong publik untuk menerima atau
1
http: //lannylameanda.blogspot.co.id/2012/12/definisi-jenis-jenis-dan-perbedaan. html diakses pada tanggal 08/11/2015 pkul 19.00
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
melakukan sesuatuyang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan demikian
kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara nyata.3
Namun berbeda dengan yang dulu, pengaturan untuk melakukan
kampanye sangat dibatasi guna mencegah adanya praktik curang dalam
kampanye. Dikabupaten Kediri contohnya Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyiapkan alat peraga kampanye untuk dua
pasangan yang ikut pemilihan kepala daerah di daerah ini, setelah penetapan
nomor urut dilakukan. Penetapan atribut juga menunggu dari materi tim sukses
tiap–tiap calon.4
Sesuai dengan aturan untuk baliho maksimal lima per pasangan calon.
Selain itu, pasangan calon juga akan mendapatkan spanduk masing-masing dua
spanduk per desa, serta mendapatkan 20 umbul-umbul. KPU menyatakan, tim
sukses pasangan calon masih diperbolehkan membuat berbagai macam atribut
untuk kampanye, namun ada aturan batas maksimal yaitu tidak diperbolehkan
lebih dari Rp25 ribu perkepalakeluarga.Pada saat kampanye tidak boleh ada
atribut peraga kampanye(APK) selain yang sudah difasilitasi KPU baik saat
kampanye (terbuka) maupun saat pertemuan terbatas.Tim kampanye jika
membawa APK di luar yang dibuat KPU juga dilarang. Jadwal rapat semua di atur
sedemikian rapi sehingga pasangan calon (paslon) bupati dan wakilnya harus
3
Venus Antar.Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis Dan Praktis Dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi.Simbiosa Rekaatam Media, Bandung, 2004. hlm 7
4
ekstra kerja keras dalam menjalankan kampanyenya baik secara terbuka maupun
debat calon.
Kabupaten Kediri memang telah dikenal dengan politik dinastinya yang
sangat kuat.Sutrisno, suami Haryanti yang kini menduduki kursi Ketua DPC
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Kediri, adalah Bupati Kediri
periode 2000-2005 dan 2005-2010. Setelah tak lagi bisa mencalonkan diri, dia
mengajukan Haryanti sebagai penggantinya.Tak tanggung-tanggung, pemilihan
kepala daerah itu diikuti pula istri keduanya, Nurlaila, melalui partai
berbeda.Hasilnya, Haryanti terpilih menjadi Bupati Kediri periode 2010-2015.5
Pada era kepemimpinannya ini pula, adik ipar Haryanti, Sulkani, terpilih
menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri. Di luar
lingkaran pemerintahan, sang menantu Rachmadi Yogiantoro menjabat Ketua
Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kediri. Dia ikut hadir
dalam pencalonan kembali Haryanti, Selasa, 28 Juli 2015.Beberapa periode telah
di menangkan oleh pasangan yang berasal dari keluarga Sutrisno.Tidak berbeda
dengan tahun 2015 ini.Pasangan incumbent yaitu istri dari Sutrisno, Hariyanti
Sutrisno yang telah menjabat bupati Kediri 1 periode ini kembali mencalonkan
diri. Pasangan Cabup ini di usung oleh berbagai partai unggulan yaitu, Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),
Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Bulan Bintang (PBB). Sedangkan
lawannya adalah pasangan Ari Prnomo dan Arifin Tafsir, yang didukung Partai
Amanat Nasional (PAN) dan Partai Gerindra.
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Masyarakat Kediri adalah masyarakat yang plural dalam berbagai segi
kehidupan serta memiliki kaum pelajar yang sangat aktif. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam mengikuti perhelatan pemilihan umum, masyarakat
cenderung memilih sosok yang mereka tahu bukan sosok yang memiliki kapasitas
yang mumpuni. Hal ini dapat dibuktikan dengan politik dinasti oleh Bupati yang
lama yaitu Sutrisno yang mana mampu mengantarkan istrinya menjadi seorang
Bupati Kediri yang juga sempat mencatat bahwa dia mencalonkan kedua istrinya
Hariyanti dan Nurlaila untuk maju di pemilukada 2009 silam.
Dalam setiap hasil pemilu pasangan incumbentselalu mendapat nilai yang
jauh dari pasangan lawan. Sebagai contoh pasangan yang di unggulkan oleh
Sutrisno yaitu istrinya sendiri mendapat nilai yang tinggi dalam pemilu 2009 yaitu
perolehan suara Harmas mencapai 53,70 persen dalam Pilkada Kabupaten Kediri.
Tabel 1.1 Perolehan Suara PasanganIncumben2009 Pasangan calon pemilu 2009 Jumlah Presentase Suara
Hariyanti-Masykuri 57,70%
Sunardi–Sulaiman 37,49%
Nurlaila–Turmudi 8,81%
Hal serupa terjadi pada pemilukada 2015 ini di mana banyak lembaga
Quick count baik dari swasta maupun golongan masyarakat mengunggulkn
pasangan HarMas atau pasangan Hariyanti dan Maskuri Menurut Peneliti Utama
(Harmas) mendapatkan 69,5 persen. Sementara calon urut 2, pasangan dr Ari
Purnomo Adi - Arifin Tafsir (AA) mendapatkan 11,8 persen. Sedangkan,
masyarakat yang belum menentukan pilihan sebesar 18,6 persen.6 Survei
dilakukan 29 Oktober - 4 November 2015 dengan metode sampling multistage
random sampling. Jumlah responden 440 orang yang diwawancara tatap muka
menggunakan kuesioner. Sementara margin error penelitian ini 4,8 persen.
1.2 Tabel Elektabilitas Pemilukada 2015
Pasangan calon pemilu 2015 Jumlah Presentase Suara
Hariyanti –
Masykuri
69,5%
Ari purnomo–Arifin
18,6%
Sumber : Perhitungan LSI
Melihat hal ini, Kabupaten Kediri dianggap sebagai daerah yang mati
demokrasi. Banyak kasus yang menjadi batu sandungan pasangan Hariyanti,
mulai dari politik dinasti, dimana ia adalah istri mantan bupati kediri yang sudah
menjabat 2 periode, belumlagi isu – isu tentang korupsi dan lain sebagainya.
Secara Logika dengan adanya berbagai isu semakin menjatuhkan elektabilitas
pasangan incumbent ini, namun sebaliknya posisi Hariyanti semakin di
atas.Dengan adanya fenomena ini muncul berbagai spekulasi bahwa masyarakat
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Kabupaten Kediri termasuk dalam golongan pemilih pragmatis, atau memang
dalam setiap kampanyenya pasangan Incumbentini mampu mengajak masyarakat
untuk bersimpati padanya.
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul
”Pengaruh Model Kampanye Terhadap Elektabilitas Pasangan Incumbent dalam
Pemilukada Kabupaten Kediri 2015”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikemukakan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk –bentuk kampanye yang digunakan pasangan incumbent
dalam memenmgkan pemilukada di kabupaten Kediri?
2. Apakah faktor yang mempengaruhi tingginya elektabilitas pasangan
incumbent pada pemilukada 2015 di Kabupaten Kediri ?
3. Seberapa besar pengaruh kampanye pasangan incumbent terhadap
elektabilitasnya pada pemilukada di kabupaten Kediri ?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang
dimaksud, dalam skripsi ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian.
mengadakan pemilukada serentak 2015. Karena keterbatasan waktu dan jarak
yang begitu luas maka objek penelitian adalah 3 kecamatan berpenduduk terbesar
di Kediri yaitu kecamatan Gurah, Wates, dan Pare. Kecuali itu pula tiga
kecamatan ini adalah kantong suara dari pasanganincumben.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis bentuk kampanye yang telah dilakukan pasangan incumbent
dalam pemilukada 2015 di kabupaten Kediri.
b. Mengidentifikasi faktor – faktor apa saja yang membuat elektabilitas
pasangan calon Bupati tetap tinggi dimata masyarakat.
c. Menganalisis seberapa besar pengaruh kampanye terhadap elektabilitas
pasangan Hariyanti- Masykuri pada Pemilukada tahun 2015.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Akademik : Menjadi bahan masukan dan keilmuan bagi Prodi Politik
Islam dalam mengevaluasi perkembangan dunia politik praktis dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
b. Bagi Peneliti : Sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang telah
diperolehpeneliti selama masa perkuliahan. Dan memperluas
wawasan,pengetahuan, dan pengalaman bagi penulis. Sebagai bahan
evaluasi dan masukan bagi pemerintahankelak dalam setiap implementasi
kebijakan , khususnya yang berhubungan dengan pemilukada.
c. Bagi Pemerintah : Dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun
danmemberikan kebijakan yang sesuai dengan kondisi riil yang ada.
d. Bagi peneliti lain : Dapat digunakan sebagai pembanding bagipenelitian
sebelumnya dan informasi pendahuluan bagi peneliti yangakan datang.
E. Definisi Operasional
Kampanye berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 1 adalah kegiatan Peserta Pemilu untuk
meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Peserta
Pemilu. Adapun jenis–jenis dari kampanye politk adalah :
1) Debat publik / debat terbuka antar calon
2) Pemasangan alat peraga di tempat umum
3) Penyebaran bahan kampanye kepada umum
4) Penyebaran melalui media cetak
5) Penyiaran melalui radio dan atau televise
6) Pertemuan Terbuka
Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria
pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan
atau partai. Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum.
Elektabilitas partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik.
Elektabilitas partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang
tinggi.Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi
kriteria keterpilihan dan juga populer.
incumbentadalah pasangan yang telah menjabat dan ingin mengajukan diri
untuk pemiliahan lagi. dalam hal ini pasangan hariyanti sutrisno dan masykuri
adalah pasangan incumbent yang mana mereka telah memenangi perhelatan
pilkada putaran sebelumnya dan menjadi Bupati sampai sekarang.
Pemilukada adalah ajang penyaluran aspirasi politik masyarakat lokal untuk
memilih pemimpin di daerahnya yang memiliki integritas pribadi yang baik dan
jujur, sehingga pemerintahan dapat berjalan secara demokratis.
Judul dari penelitian ini adalah pengaruh kampanye terhadap elektabilltas
pasangn incumbent Harmas dalam pemilukada Kabupaten Kediri tahun 2016.
Yang menjadi acuan adalah seberapa besar pengaruh yang timbul dari kampanye
yang dilakukan pasangan Harmas sebagai incumbent. Yang menjadi batasan
adalah pemilukada kabupaten Kediri pada tahun 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
Hatch dan Farhady dalam Sugiyono mendefinisikan variabel sebagai
atribut seseorang, atau subjek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.7
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu:
a. Variabel Independen
Dalam penelitian ini variabel independen (variabel bebas) adalah
kampanye pasanganincumbentcalon Bupati Kediri tahun 2015 yaitu:
1) Debat publik / debat terbuka antar calon
2) Pemasangan alat peraga di tempat umum
3) Penyebaran bahan kampanye kepada umum
4) Penyebaran melalui media cetak
5) Penyiaran melalui radio dan atau televise
6) Pertemuan Terbuka
7) Tatap muka dan dialog.
b. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (variabel terikat)
adalah elektabilitas pasangan incumbent dalam menghadapi pemilukada di
Kabupaten Kediri tahun 2015. Didapat dari Penasehat politik Hariyanti Sutrisno,
Azis Mustofa, M.Si Pada Tanggal 09 November 2015
7
a) Apa sajakah faktor yang dapat mempengaruhi elektabilitas seorang
pasangan calon pemimpin, baik kapala daerah maupun yang lainnya ?
b) Pada dasarnya faktor yang paling mendukung adalah popularitas, dan
kelayakan pasangan dimata publik, namun juga tidak dapat menafikan
bahwa faktor lain yang mempengaruhinya seperti saja : Ketertarikan
masayarakat terhadapa aksi pasangan tersebut, kemudian karakter yang
Nampak dari pasangan, seberapa berpengaruhkan pasangan tersebut
ketika mengajak masayarakat mendukungnya, keterpilihan publik dan
keyakinan publik juga tidak kalah penting dengan masalah yang lain
terlebih di kabupaten kediri ini ada pasangan Incumbent yang mana
sepak terjangnya telah di lihat langsung oleh masyarakat.
Dari hasil wawancara ini penulis menyimpulkan bahwa ada tuju indicator
atau factor yang dapat mempengaruhi tingginya elektabilitas pasangan Incumbent
pada pemilukada 2015 di Kabupaten Kediri. Adapun ketujuh faktor tersebut
adalah :
1) Popularitas
2) Ketertarikan Publik
3) karakter kepemimpinan pasngan calon dimata publik
4) Pengaruh terhadap pilihan publik
5) keterpilihan publik
6) kelayakan dimata publik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Kemudian bapak Azis Mustofa menabahkan bahwa ada sub bagian dari
beberapa faktor yang telah ia sebutkan seperti hasil wawancara berikut.
a) Adakah Sub indikator dari ketujuh Indikator yang telah anda sebut tadi
?
b) Jelaas ada mas, seperti Karakter dalam memimpin dibagi menjadi dua
sub yaitu kejelasan program dan kejelasan publik tentang karakter
Pasangan Harmas untuk menjajaki seberapa besar profilnya di
masyarakat. Kemudian ada keterpilihan publik yang mana ini
mencakup seberapa evektif dan seberapa besar keikutsertaan
masyarakat dalam perhelatan yang dilakukan Paslon ( Pasangan Calon
). Terakhir tentang keyakinan masyaraakat terhadap pasangan calon,
ini pening untuk menggiring masyarakat sudahkah pasangan calon
melaakuakn dua hal ini yaitu Keyakinan masyarakat tentang
kemenangannya dan perjalanan programnya kelak. Tanpa ada ii
bagaiana masyarakat akan memilih paslon tersebut.
Dari hasil wawancara diatas penulis mendapaati baahwsanya adaa tiga
point dalam faktor yang mempengaruhi tingginya elektabilitas yang masih harus
dicari turunanya. Pertama adalah Karakter memimpin pasangan incumbent yang
mana karakter ini hharus dicari seberapa besar pengertian masyarakat tentang
kejelasan Program kerja dan indifidu tersebut. Kedua adalah keterpilihan publik
yang mana hal ini mencakup sebeapa banyak orang yang mengikuti dan seberapa
efektifkah kegiatan tesebut mmenyerap suara. Ketiga dan yang terakhir adalaah
masyarakat tentang perjalanan program kerja kelak dan seberapa yakkin
15 BAB II Landasan Teori A. Kampanye Politik
1. Pengertian dan jenis Kampanye politik
Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan
gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar angin kampanye. Menurut
Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan untuk
mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang
komunikatif.Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu
untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.
Pengertian kampanye berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 1 angka 26 adalah kegiatan Peserta Pemilu
untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Peserta
Pemilu.
Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu
pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu. Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers
dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan
ditemukan. Bahkan dalam beberapa waktu sering kali ditemukan implementasi dari
proses kampanye yang tidak sejalan dengan regulasiyang telah disepakati bersama.
Yang nantinya akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. 1 adapun jenis jenis
kampanye adalah sebagai berikut :
Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) N0. 35 Tahun 2004 Tentang Kampanye
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden mengatur semua jenis atau bentuk
kampanye. Ada 9 jenis kampanye yaitu:
a. Debat publik / debat terbuka antar calon
b. Kegiatan Lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan
c. Pemasangan alat peraga di tempat umum
d. Penyebaran bahan kampanye kepada umum
e. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik
f. Penyiaran melalui radio dan atau televise
g. Pertemuan Terbatas
h. Rapat umum
i. Tatap muka dan dialog
Selain itu terdapat pula jenis-jenis kampanye menurut beberapa sumber,
yaitu:2
✁ ✂✄us Antar. Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis Dan Praktis Dalam Mengefektifkan
17 1) Product Oriented Campaigns
Kampanye yang berorientasi pada produk, umumnya terjadi di lingkungan
bisnis, berorientasi komersial, seperti peluncuran produk baru.Kampanye ini biasanya
sekaligus bermuatan kepentingan untuk membangun citra positif terhadap produk
barang yang diperkenalkan ke publiknya.
2) Candidate Oriented Campaigns
Kampanye ini berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi karena hasrat
untuk kepentingan politik. Contoh: Kampanye Pemilu, Kampanye Penggalangan
dana bagi partai politik.
3) Ideologically or cause oriented campaigns
Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan
seringkali berdimensi sosial atau Social Change Campaigns (Kotler), yakni
kampanye yg ditujukan utk menangani masalah- masalah sosial melalui perubahan
sikap dan perilaku publik yg terkait. Contoh: Kampanye AIDS, Keluarga Berencana
dan Donor Darah.
4) Jenis Kampanye yang sifatnya menyerang(attacking campaign):
· Kampanye Negatif
Menyerang pihak lain melalui sejumlah data atau fakta yang bisa diverifikasi dan
diperdebatkan.
· Kampanye hitam(Black campaign)
Kampanye yang bersifat buruk atau jahat dengan cara menjatuhkan lawan politik
2. Perbedaan kampanye dengan propaganda dan iklan Perbedaan Kampanye dan Propaganda
Pada dasarnya tak ada yang berbeda antara kampanye dan propaganda.Kalau
pun, kemudian keduanya tampak berbeda, itu karena pendekatan dan metoda yang
dipakainya.Kampanye kerap dinilai lebih bersifat persuasif karena disertai bujukan
dan iming-iming. Sementara propaganda, sekalipun dasarnya sangat persuasif, kerap
disertai tekanan berupa penonjolan dari dampak buruk yang bisa terjadi jika massa
tak bertindak seperti apa yang dipropagandakan.
Harold D. Lasswell Propaganda adalah penggunaan simbol-simbol untuk
mempengaruhi perilaku atau manipulasi perasaan manusia.
Qualter Propaganda adalah suatu upaya secara sengaja oleh bebepara individu
atau kelompok untuk membentuk, mengontrol, atau mengubah sikap kelompok lain
dengan menggunakan instrumen komunikasi demi mencapai tujuan.
Perbedaan Propaganda dengan Kampanye :
1) Propaganda tidak ada waktu
2) Propaganda menginginkan perubahan cepat
3) Kampanye tidak dibatasi waktu
19 3. Perbedaan Kampanye Dan Iklan
Kampanye :Kampanye sama dengan program kerja, butuh proses yang
melibatkan jangka waktu yang panjang, kontinuitas dan konsistensi. Yang menjadi
tujuan utama dari kempanye adalah pencitraan.
Kampanye merupakan kegiatan peserta pemilu dengan tujuan untuk
meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program peserta pemilu
( Pasal 1 angka 26 UU Nomor 10 tahun 2008). Kampanye adalah sebuah istilah yang
digunakan pada saat pemilu dan menonjolkan kelebihan program peserta pemilu
Iklan :Iklan berguna untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan dan
produk-produk politik melalui media massa tertentu oleh kontestan tertentu. Bertujuan untuk
menyampaikan informasi, meningkatkan ketanggapan seseorang pada suatu kandidat
dan mempersuasi publik.
Iklan merupakan sarana atau media yang dipakai/digunakan kampanye untuk
mempublikasikan visi,misi dan program peserta pemilu.
Iklan mementingkan komersial.
Iklan muncul sebagai media publikasi perta-tama ditujukan untuk mendukung
kegiatan komersial produsen, biasanya berupa pengenalan produk, informasidan
menarik calon konsumen untuk membeli produknya. Iklan mencakup seluruh produk
yang dapat dipublikasikan tanpa terkecuali.
Faktor merupakan faktor terpenting dalam mendukukung popularitas seorang
figur atau aktor politik, terutama pada calon incumbent. Calon incumbent memang
masih disandang. Pemanfaatan jabatan secara tidak langsung sebagai wahana
sosialisasi (kampanye) menjadi daya tawar tersendiri dalam membangun popularitas.
Faktor pertama Posisi incumbent sangatlah berpeluang untuk menjadi figur populer
bagi pemilih. Namun di sisi lain bisa menjadi bumerang ketika kinerja dan citra yang
terbangun selama kepemimpinannya relatif negatif.
Faktorkeduadari segi personal yaitu kharisma pribadi. Menurut Kamus Ilmiah
Populer, kata kharisma berarti kewibawaan; pembawa, anugerah; kelebihan seseorang
(pemberian Tuhan); anugerah istimewa dari Tuhan.3Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, karisma (kharisma) berarti keadaan atau bakat yang dihubungkan
dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk
membangkitkan pemujuaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya, yang
didasarkan atas kualitas kepribadian individu.4
Menganalisis dari dua arti kata tersebut, penulis mengartikan kharisma sebagai
kelebihan atau kemampuan luar biasa seseorang dalam hal memimpin yang
dikaruniai oleh Tuhan sehingga bisa membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari
masyarakat atau kelompok terhadap dirinya yang didasarkan atas kualitas kepribadian
individu.
☎
21 B. Elektabilitas
Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria
pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau
partai.Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum. Elektabilitas
partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik. Elektabilitas partai
tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang tinggi.Untuk meningkatkan
elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan juga
populer.
Orang yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik
secara meluas dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam
bidang yang ada hubungannya dengan jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena
tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang
berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik,
boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara
tepat.
Dalam masyarakat, sering diartikan, orang yang populer dianggap mempunyai
elektabilitas yang tinggi. Sebaliknya, seorang yang mempunyai elektabilitas tinggi
adalah orang yang populer. Popularitas dan elektabilitas tidak selalu berjalan seiring.
Orang yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara
meluas dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam
tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang
berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik,
boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara
tepat.
C. Pemilukada
Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.5
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945
(UUD RI 1945) menentukan : “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.” Mana kedaulatan sama dengan
makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang dalam taraf terakhir dan tertinggi
wewenang membuat keputusan. Tidak ada satu pasalpun yang menentukan bahwa
negara Republik Indonesia adalah suatu negara demokrasi. Namun, karena
implementasi kedaulatan rakyat itu tidak lain adalah demokrasi, maka secaraimplisit
dapatlah dikatakan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi.
Hal yang demikian wujudnya adalah, manakala negara atau pemerintah
menghadapi masalah besar, yang bersifat nasional, baik di bidang kenegaraan,
hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya ekonomi, agama “ semua orang warga negara
✆
Dasar-23
diundang untuk berkumpul disuatu tempat guna membicarakan, merembuk, serta
membuat suatu keputusan.” ini adalah prinsipnya.6
Pemilukada adalah ajang penyaluran aspirasi politik masyarakat lokal untuk
memilih pemimpin di daerahnya yang memiliki integritas pribadi yang baik dan jujur,
sehingga pemerintahan dapat berjalan secara demokratis. Dalam penjelasan
Undang-undang No.32 Tahun 2004 pasal 24 bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah
dipilih secara langsung oleh rakyat yang persyaratan dan tata caranya ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan. Kepala daerah yang dimaksud adalah untuk
Provinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut Bupati dan untuk kota disebut
Walikota.
Seseorang yang berminat atau ingin menjadi kepala daerah mencari dukungan
dari salah satu atau beberapa basis partai. Gunanya untuk mendapatkan rekomendasi
sebagai syarat untuk mendaftarkan diri kepada pengurus partai guna dicatat sebagai
salah satu bakal calon (Balon) kepala daerah. Sesudah itu, masing-masing harus
mencari dukungan yang lebih luas agar mendapat suara mayoritas dalam pemilihan
calon. Tentu saja kepala daerah dan wakilnya, bisa memperoleh dukungan lewat
berbagai cara seperti bujukan, persetujuan ataupun manipulasi.
Disamping itu, tiap bakal calon juga harus mempersiapkan kertas kerja untuk
dipresentasikan dalam sebuah “debat publik” intern partai.yang kenyataannya tidak
lebih dari show, karena memang tidak pernah terjadi perdebatan yang sesungguhnya
6
karena terbatasnya sumber daya manusia yang ada. Setelah proses tersebut dilalui,
ditetapkanlah calon kepala daerah untuk diajukan kepada DPRD yang prosedurnya
relatif sama dengan proses penyaringan bakal calon menjadi calon tetap. Bedanya,
ada tahap akhir pemilukada yaitu masing-masing calon harus mengikuti fit and proper
test di depan tim atau pleno DPRD.
D. Kerangka Berfikir
4) Penyebaran melalui media
25
Dari kerangka fikir diatas penulis ingin mencari tahu tentang seberapa besar
hubungan antara model kampanye politik terhada elektabilitas pasangan calon Bupati
pada Pemilukada 2015. Kampanye memiliki memiliki tujuh variabel yang akan
dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap terhadap elektabilitas. Sedangkan
Elektabilitas juga memiliki tujuh variabel yang tiap-tiap variabel ini membuktikan
BAB III Metode Penelitian
Metode merupakan aspek yang penting dalam melakukan penelitian. Pada
bagian ini akan dijelaskan tetang hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu:
A. Pendekatan dan jenis penelitian a. Pendekatan Penelitian
Apabila dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian
Kuantitatif yakni penelitin yang berbentuk angka dan data dan dapat di
analisismenggunakan tekhnik statistika atau matematika.
b. Jenis Penelitian
Bila dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan
(field research), yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif
dan mendalam tentang latar belakang, keadaan sekarang dan interaksi lingkungan
sesuatu kelompok sosial, individu, lembaga atau masyarakat”.1
Dalam prosesnya, penelitian ini mengangkat data dan permasalahan yang ada
dalam masyarakat secara langsung, tentang berbagai hal yang berhubungan dengan
27 B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Setiap penelitian sosial maupun yang berada di bidang hukum pasti ada
hubungannya dengan manusia atau masyarakat.Sedangkan yang dimaksud dengan
populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah “keseluruhan obyek penelitian”.2
Namun dalam kegiatan penelitian untuk menjangkkau seluruh dari populasi sangatlah
tidak mungkin.Sehingga untuk mengatasinya dipergunakan tekhnik sampling yaitu
keterwakilan populasi oleh sebagian populasi yang ada didalamnya.3
dari paparan di atas maka populasi yang memenuhi untuk menanggapui
jnudul adalah populasi yang ada di Kabupaten Kediri. kabupaten Kediri memiliki
penduduk yakni 1.496.539 penduduk dengan jumlah penduduk laki-laki adalah
753.476 sedangkan perempuan adalah 743.083 yang tersebar di 26 kecamatan yang
diwakili oleh 3 kecamatan besar yaitu Kecamatan Gurah, Wates, Pare. Data dari 3
Kecamatan tersebut diambil dari data KPU pada bulan November 2015 dengan
jumlah total daftare pillih tetap (DPT) yaitu 205.909 jiwa. Adapun data rinci adalah
sebagai berikut :
✧
★ ✩✪✫✬ ✭✮✯✰✬✱✲ ✳✬ ✴
Tabel 3.1 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Gurah
29
Tabel 3.2 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Wates.
3.3 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Pare
Sumber : Data KPU Kabupaten Kediri Tahun 2015
b. Sampel
Adapun yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti”.4Sampel diambil apabila seorang peneliti harus menelti
populasi yang ssangat besar sehingga tidak dapat menjajaki keseluruhan karena
31
harus betul representatif. 5 Dan beberapa pakar menyatakan apabila jumlah
populasinya lebih dari 100 orang, n = N/N(d)2 + 1
n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 90% atau sig. = 0,1.
Jumlah populasi adalah 205.909 jiwa, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
adalah 10%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
n = N/N(d)2+ 1
n = 205.909/205.909(0.1)2+ 1
n = 99,51 orang digenapkan menjadi 100 orang.
Terdapat 50 desa yang tersebar di 3 Kecamata, sehingga tiap desa diambil
tergantung dengan banyak jumlah penduduk yang ada pada setiap desa. Dengan
perbandingan jumlah dan persentase yang ada maka diambil keterwakilan setiap 1%
dari jumlah populasi maka diambil 1 orang sampel. Dengan demikian 1 % dari
jumlah populasi adalah 2.059 orang akan diwakili oleh 1 orang sampel tiap desa. Data
rinci dari pembagian kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Data Penyebaran responden Kuesioner
P ◗ ❘❙c❚❯❚❱ ❚❲ ❳❙❨❚ ❩❬ ❯❭❚❪❫ ❙❨❴◗❲❵ ❙❲
33
❢❢ ❣ ❤✐❥❦ ❧Cangkring 1 Orang
45 Tambak Rejo 1 Orang
46 Tiru Lor 1 Orang
47 Tiru Kidul 2 Orang
48 Turus 1 Orang
49 Wonojoyo 3 Orang
Sumber : Data awal yang diolah
C. Sumber Data dan Jenis data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Kedua jenis data tersebut diperoleh melalui:
1. Data Primer
Data primer yang dimaksud penulis disini adalah data yang diperoleh melalui
responden dengan menggunakan teknik Kuesionering, yang didasarkan pada panduan
kuesioner atau angket yang sebelumnya telah disusun oleh penulis sebagai acuan
pengambilan data. Pelaksanaan teknik ini penelititerjun langsung ke Kabupaten
Kediri sebagai daerah penelitian dengan mengumpulkan data melalui penyebaran
angket pada responden. Data ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat
statistik atau angka yang nantinya diolah sebagai jawaban dari rumusan masalah,
terlebih untuk mendapatkan seberapa besar pengaruh kampanye terhadap elektabilitas
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
cepat. Dalam penelitian ini yangmenjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Jenis Data yang akan di tampilkan penulis adalah berupa statistik. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan penelitiankuantitatif, karenanya data yang
diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan dianalisis lebih
lanjut dalam analisis data.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Kuesioner / Angket
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.6 Data ini digunakan untuk mendapatkan data statistik untuk nantinya
diolah sebagai data utama untuk mendapatkan hasil seberapa besar pengaaruh
kampanye terhadap elektabilitas pasangan calon nantinmya.
2. Metode Interview
Metode interview adalah suatu proses tanya jawab secara lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang atau dapat melihat yang lain dan
mendengarkan sendiri tanpa alat bantu lain. Interview yang penulis gunakan adalah
6
35
interview bebas terpimpin, yaitu : “penginterview membawa kerangka
pertanyaan-pertanyaan untuk disajikan tetapi cara bagaimana pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan itu diajukan
dan irama (taiming) interviu sama sekali diserahkan kepada kebijaksanaan
interviewer”. Interview ini penulis jadikan sebagai metode pokok, karena mengingat
jumlah populasi dan waktu yang ada cukup mendukung terhadap pelaksaan metode
tersebut. Metode ini digunakan untuk memperoleh berbagai data tentang faktor yang
paling mendukung dalam mencapai elektabilitas yang tinggi oleh pasangan
Incumbentdi pemilukada 2015.
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi ini cukup penting digunakan sebagaimana diungkap
oleh Muhammad Musa dan Titi Nur Fitri, bahwa metode “dokumentasi sangat
penting untuk menemukan data yang akurat dan pasti secara legal dan dapat
dijadikan bukti-bukti yang sangat kuat dalam membuktikan dugaan penelitian”.
E. Devinisi Variabel
Dr. Ahmad Watik Pratiknya, variable adalah Konsep yang mempunyai
variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu
fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi,
maka dapat disebut sebagai variable. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono
mendefinisikan variabel sebagai atribut seseorang, atau subjek, yang mempunyai
“variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.7
7
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu:
a. Variabel Independen
Dalam penelitian ini variabel independen (variabel bebas) adalah kampanye pasangan
incumbentcalon Bupati Kediri tahun 2015 yaitu:
1) Debat publik / debat terbuka antar calon
2) Pemasangan alat peraga di tempat umum
3) Penyebaran bahan kampanye kepada umum
4) Penyebaran melalui media cetak
5) Penyiaran melalui radio dan atau televise
6) Pertemuan Terbuka
7) Tatap muka dan dialog.
b. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (variabel terikat) adalah
elektabilitas pasanganincumbentdalam menghadapi pemilukada di Kabupaten Kediri
tahun 2015 yaitu:
1) Popularitas
2) Ketertarikan Publik
3) karakter pasngan calon dimata publik
4) Pengaruh terhadap pilihan publik
5) keterpilihan publik
37 F. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah statistik induktif
inferensial dan Deskriptif . Statistik induktif adalah ilmu pengetahuan statistika yang
mempelajari tatatcara penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan populasi
berdasarkan data yang ada dalam suatu bagian dari populasi tersebut.tujuan
penelitianya dituangkan dalam hipotesis-hipotesis yang selanjutnya ingin diuji
kebenaranya dengan statistika, dan diinginkan kesimpulan yang berlaku bagi
keseluruhan populasi berdasarkan data dari suatu bagian populasi dan menganalisis
hasil temuan terlebih untuk menjawab Rumusan masalah ke-3 yaitu pengaruh
kampanye terhadap elektabilitas calon.
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Sedangkan statistik deskriptif lebih untuk menjawab pertanyaan 1 dan
ke-2 yaitu tentang apasaja yang mempengaruhi tingginya elektabilitas yang dimiliki
calon pasangan incumbent. Juga sebagai indicator kampanye apa saja yang telah di
pakai oleh pasangan incumbent sehingga berpengaruh terhadap keterpilihan
publiknya.
Untuk mempermudah analisis data dari angket yang bertingkat maka perlu
diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil angket yang diisi. Untuk itu perlu
ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut:
Untuk alternatif jawaban S diberi skor 4
Untuk alternatif jawaban J diberi skor 3
Untuk alternatif jawaban JS diberi skor 2
Untuk alternatif jawaban TP diberi skor 1
Untuk menentukan kriteria penskoran adanya hubungan antara kampanye dan
elektabilitas pasangan incumbent pada pemilukada kabupaten Kediri tahun 2015
digunakan perhitungan sebagai berikut:
a. Persentase skor maksimal = ( 5 : 5 ) x 100% = 100%
b. Persentase skor minimal = ( 1 : 5 ) x 100% = 20%
c. Rentang = 100%–20% = 80%
d. Panjang kelas interval = 80% : 5 = 16%
Metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh status
sosial ekonomi terhadap tingkat partisipasi politik pada pemilu caleg 2014 di kota
solo, data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Mencari
persamaan garis regresi digunakan teknik analisis regresi linear satu variabel dengan
persamaan sebagai berikut:
( Y = a + bX )
Ket:
Y : Variabel terikat (elektabilitas calon BupatiIncumbent)
39
X : Variabel bebas ( Kampanye calon BupatiIncumbent)
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisisdata dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam
bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan,
menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Teknik
analisis ini biasa digunakan untuk penelitian-penelitian yang bersifat eksplorasi,
sehingga dapat digunakan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah pertama dan
kedua yaitu tentang apasaja bentuk kampanye yang dilakukanj dan pasaja faktor yang
mempengruhi tingginya elektabilitas calon bupati.
Teknik analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan adalah penyajian
data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab).
Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil temuan penelitian, apakah
masuk dalam kategori rendah, sedang atau tinggi.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran normal (Sugiyono, 2011,
h.150). Untuk itu sebelum peneliti menggunakan teknik statistik parametrik sebagai
analisisnya, maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang
dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah
variabel-variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan pendekatan
untuk mengetahui distribusi suatu data untuk data yang minimal bertipe ordinal.
Ketentuan pengujian ini adalah jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas >
0,05 distribusi adalah normal. Untuk menghitung uji normalitas ini, peneliti
menggunakan software SPSS 16.00 for windows.
2. Statistika Inferensia
Statistika Inferensia = Statistika Induktif (Inferential Statistics) adalah Metode
analisis, peramalan, pendugaan dan penarikan kesimpulan. Inferential : bersifat
melakukan generalisasi (penarikan kesimpulan). Analisis ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yang ke -3
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk
melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat
baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.
Menurut Ghozali (2005, h. 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Jika
model signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya
jika non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.
41
H0 : x1, x2, x3,…, x8 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ha : x1, x2, x3,…, x8 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang
dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k–1
df (Penyebut) = n–k
Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS released
17.00 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%,
dengan kriteria uji sebagai berikut :
Jika F hitung > dari F tabel pada α = 5% , maka Ho di tolak Ha diterima,
berarti model signifikan.
Jika F hitung < F tabel pada α = 5%, maka Ho diterima Ha ditolak, berarti
model tidak signifikan.
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
Menurut Ghozali (2005, h. 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen”. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t
hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t
hitung dengan kriteria pengujiannya adalah:
Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk α = 5% atau
signifikansi > 0,05, yang artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial
terhadap variabel Y.
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk α = 5% atau
signifikansi <0,05, yang artinya variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap
variabel Y.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel bebas
dan yang paling menentukan (dominan) pengaruhnya terhadap variabel terikat suatu
model regresi linier, maka digunakan koefisien Beta (Beta Coefficient) setiap variabel
yang distandarisasi (standardized cofficient). Nilai beta (β) terbesar menunjukkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
♠ ♥ BAB IV
HASIL ANALISIS DATA A. Hasil Pengumpulan Data
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua warga dari
tiga kecamatan yaitu Gurah, Pare, dan Wates yang memenuhi kriteria populasi.
Seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan
metodesurveyyaitu dengan menyebarkan kuesioner di tiga Kecamatan yang telah
terpilih dengan teknik acak yang dilakukan peneliti. Pengumpulan data dilakukan
peneliti kurang lebih selama satu bulan dengan menyebarkan kuesioner secara
langsung.Pegambilan responden menggunakan perhitungaan setiap 2.059 akan
diwakili oleh 1 orang responden. Jumlah dan tempat penyebaran kuesioner dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Rekapitulasi Responden
Tabel 4.1Rekapitulasi Responden berdasarkan wilayah
♦o Kecamatan Desa Jumlah Responden
q♣ rstt✉ ✈ Orang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
✇ ①
Berdasarkan tabel diatas, jumlah kuesioner yang disebarkan pada tiap
kecamatan adallah 100 kuesioner. Dengan demikian tingkat respon rate dalam
penelitian ini adalah 100%.
Untuk mengetahui gambaran umum mengenai responden yang menjadi
data penelitian ini, tabel-tabel berikut ini akan memberikan penjelasan secara
menyeluruh berdasarkan beberapa komposisi tertentu. Tabel dibawah ini
memperlihatkan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan
tabel tersebut diketahui bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar
adalah laki laki yaitu mencapai 66%(66 orang).
Tabel 4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
② ③④ns Kelamin Jumlah Responden %
Analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dilakukan terhadap 100
statistik deskriptif dilakukan dengan cara mengukur frekuensi tiap indikator
pertanyaan dan pengukuran tendensi sentral untuk setiap variabelnya.
Pengukuran ini umumnya dibutuhkan karena mampu menggambarkan
pemusatan nilai-nilai observasi sampel sehingga mempermudah
pengamatan.Melalui hasil penghitungan nilai-nilai tendensi sentral tersebut
diperoleh gambaran mengenai sampel secara garis besar, sehingga dapat
mendekati kebenaran populasi. Pengukuran statistik sampel dalam penelitian ini
menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.00.
1. Variabel Kampanye Politik
Tabel 4.3 Statistik deskriptif indikator variabel kampanye politik
Pernyataan
Item X.1 Item X.2 Item X.3 Item X.4 Item X.5
f % F % f % F % F %
Item X.6 Item X.7 Item X.8 Item X.9 Item X.10
F % F % f % F % F %
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
⑥ ⑦
⑧⑨tm X.2 : Isi debat publik / debat terbuka antar calon
Item X.3 : Pelaksanaan pemasangan alat peraga di tempat umum
Item X.4 : Pelaksanaan penyebaran bahan kampanye kepada umum.
Item X.5 : Penyebaran Kampanye melalui media cetak.
Item X.6 : Penyiaran melalui radio dan atau televise.
Item X.7 : Pelaksanaan Pertemuan terbuka
Item X.8 : Penyampaian visi misi pada pertemmuan terbuka
Item X.9 : Pelaksanaan dialog dan tatap muka
Item X.10 : Kepuasann Masyarakat terhadap pelaksanaan dialaog atau tatap muka
Hasil perhitungan menunjukkan untuk indikator Pelaksanaan debat publik
/ debat terbuka antar calon yang diwakili oleh item nomer x.1 bahwa dari 100
responden, 88 orang (83%)menyatakan sering dan 12 orang (17%) menyatakan
sangat sering bahwa mereka melihat pasangan incumben HarMas melakukan
debbat publik dengan lawan politiknya. Dengan nilai sebesar ini, menunjukkan
bahwa pasangan incumben telahmelakukan debat dengan lawan politiknya, yang
mana ini sering dilihat oleh masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh hasil untuk item
nomor X.2 yang menunjukkan bahwa 77 orang (77%) dari 100 responden
manyatakan sangat sering dan 23 orang (23%) sering, bahwa mereka
pasangan calon kepala daerah mereka dari cara ini.Dengan demikian cara ini
cukup efektif untuk dijadikan bahan kampanye oleh para calon kepala daerah.
Nilai yang ketiga adalah seberapa sering masyarakat melihat pasangan
incumbentterdapat pada peraga umum yang biasanya terpampang di skitar TPS.
Dari nomor x.3 kita dapat mengetahui bahwa 100 orang responden 80 orang
(80%) menyatakan sangat sering dan sisanya 20 orang (20%) menyatakan
sering. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa para pasangan calon kepala
daerah akan lebih banyak dikenal orang dengan cara ini . Masyarakat juga dapat
meliha profil para calon kepala daerah ketika melewati TPS dan tempat tempt
yang terdapat Peraga Pemilu. Paada titik ini pada tabel X4 juga sangat nampak
menguatkan dengan pembagian peraga kampanye seperi bagai man tata cara
memberikan suara. Hal ini terbukti dengan dengan 81 orang ( 81 % )
mengatakan sangat sering sedang sisanya 19 orang mengatakan sering.
Media cetak dan media dan media elektronik merupakan alat kampanye
yang sangat besar pengaruhnya pada pemilih. Hal ini tidak disia-siakan oleh
para pasangan calon kepala daerah terlebih HarMas selaku.Media cetak masih
sangat diminati dan efektif untuk menjadi alat kampanye terbukti dengan hasil
tabel x5 yang mendapat hasil 81 orang ( 81%) responden menyatakan sangat
sering melihat paslon dan 19 orang (19%) responden menjawab sering melitah
paslon pada media cetak seperti koran. Ini menunjukan bahwa paslon ingin
memaksimalkan media yang ada sebagai sarana kampanye. Sejalan dengan itu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
❶ ❷
masyarakat yang telah memiliki segala jenis media elektronik seperti televisi
dan radio. Statemen ini semakin meenguatkan bahwa media masih menjadi
primadona sebagai alat kampanye yang efektif. Hal ini dibuktikan dengan 83
orang (83%) responden menyatakan sangat sering dn sisanya 17 orang (17%)
responden menjawab sering. Sehingga dappat diimpulkan bahwa media masih
berpengaruh besar pada ketercapaian informasi bakal calon kepala daerah untuk
ajang sosialisasi.
Item berikutnya adalah tentang penyelenggaraaan pertemuan terbuka
seperti panggung gembira maupun melalui rapat bersama. Paa tabel x7 kita dpat
melihat bahwa 92 orang (92%) responden menyatakan sering melihat paslon
pada perhelatan yang biasanga dilakukan sangat besar dan mengundang seluruh
pendukung ini. Sedangkan dalam penyampaian isi visi dan misi pasangan calon
pun sangat tinggi ketika di laksanakan pada perhelatan ini. Tebukti dengan
melihat tingginya data yang didapat yaitu 84 orang (84%) responden
menyatakan sering mendapat gambaran visi dan misi pasangan calon kepala
daerah dan sisanya 16 orang (16%) responden menyatakan sering sekali. Hal ini
jugga membutikan bahwa pendukung pasangan calon tidak hanya datang pada
perhelatan ini untuk bersenang-senang namun juga sebagai sarana mencari
informasi seberapa layak pasangan calon yang mereka dukung.
Dialog dan tatap muka juga tidak kalah penting untuk menjaring simpati
da informasi dari pasangan calon bupati kepada pendukungnya. Dari tabel x9