• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KAMPANYE TERHADAP ELEKTABILITAS PASANGAN INCUMBENT DALAM PEMILUKADA KABUPATEN KEDIRI 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KAMPANYE TERHADAP ELEKTABILITAS PASANGAN INCUMBENT DALAM PEMILUKADA KABUPATEN KEDIRI 2015."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Politik Islam

Oleh:

RYAN FERIANTO

NIM: E84211059

PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)

Ryan Ferianto, E84211059, Pengaruh Kampanye Terhadap Elektabilitas Pasangan Incumbent Dalam Pemilukada Kabupaten Kediri Tahun 2015, Skripsi, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016.

Penelitian ini memiliki tiga rumusan pokok masalah. Pertama adalah

kampanye apa saja yang telah dilakukan oleh pasaangan incumben. Kedua adalah

Apasajakah faktor yang mempengaruhi tingginya elektabilitas pasangan incumbent. Ketiga adalah seberapa besar hubungan atau pengaruh dari model

kampanye terhaadap tingginya elektabilitas pasangan incumbent. Penelitian ini

juga bertujuan untuk mendapatkan data tentang seberapa besar pengaruh

kampanye terhadap elektabilitas Pasangan Incumben dalam Pemilukada

Kabupaten Kediri tahun 2015.

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan metode angket. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh warga dari tiga kecamatan besar yang menjadi kantong suara pasangan Hariyanti-Masykuri ( Harmas ). Sampel dari penelitian ini berjumlah 100 orang dari tiga kecamata besar. Pengambilan sampel dilakukan

secara random sampling atau pemilihan secara acak dimana semua oranng

memiliki hak yang sama. Dalam penelitian inipengelolaan data menggunakan dua cara yaitu tekhnik analisis statistic deskriptif dan statistic inferensial.

Dari hasil analisis statistic deskriptif didapat hasil bahwa setiap variabel atau komponen pada kampanye seluruhnya memiliki peran dalam mempengaruhi tingginya elektabilitas. Dari hasil analisis ini pula diketahui bahwa komponen kampanye terbuka menjadi faforit dan yang paling dominan untuk mendapatkan elektabilitas yang tinggi. Pada analisis ini pula bahwa hanya tujuh kampanye yang

telah dilakukan oleh pasangan incumbent. Dan dari uji analisis secara inferensial

didapati bahwa kampanye memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

elektabilitas calon pasanganincumbent.

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ii

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Devinisi operasional ... 9

F. Variabel penelitian ... 11

BAB II. LANDASAN TEORI A. Kampanye Politik ... 15

1. Pengertian dan Jenis Kampanye Politik... 15

2. Perbedaan Kampanye dan Propaganda ... 18

B. Elektabilitas ... 20

C. Pemilukada ... 21

D. Kerangka Fikir ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatandan Jenis Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel... 27

C. Sumber Data dan Jenis Data ... 33

1. Data Primer ... 33

2. Data Sekunder ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Kuesioner/angket... 34

F. Teknik Analisis Data ... 37

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 37

(7)

BAB IV. HASIL ANALISIS DATA

A. Hasil Pengumpulan Data ... 43

B. Hasil Analisis Deskriptif ... 43

1. Analisis Variabel Kampanye Politik... 46

2. Analisis Variabel Elektabilitas pasangan calonIncumben...50

3. Deskriptif pengaruh kampanye politik terhadap elektabilitas pasangan Incumben Harmas Pada Pemilukada 2015... 54

C. Hasil Analisis Inferensial... 55

1. Hasilanalisis koefesien Korelasi ... 55

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 57

3. HasilUji Normalitas ... 58

4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 59

5. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t) ... 60

BAB V. PEMBAHASAN A. Kampanye Politik dan Elektabilitas ... 62

B. Faktor yang mempengaruhi elektabilitas pasangan Incumbent ... 63

C. Pengaruh Kampanye Politik... 64

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel Presentase Suara Pilkada Kabupaten Kediri 2009 ... 5

Tabel Presentase Elektabilats pilkada Kabupaten Kediri 2015... 6

Tabel Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Gurah ... 25

Tabel Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Wates ... 26

Tabel Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Pare... 27

Tabel Pembagian Responden ... 29

Tabel 4.1Rekapitulasi Responden ... 40

Tabel 4.2Rekapitulasi Responden dari Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.3 Tabel Variabel kampanye politik... 43

Tabel 4.4Tabel Variabel Elektabilitas pasanganIncumbent... 47

Tabel 4.2Presentase Minat Masyarakat... 52

Tabel 4.3 Tabel Korelasi Product Pearson ... 53

Tabel 4.4Tabel Uji Normalitas ... 55

Tabel 4.5 TabelSumary ... 57

(9)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner

2. Hasil Kuesioner

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan umum adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan

kenegaraan khususnya pada sebuah Negara yang menganut paham demokrasi. Hal

itu dikarenakan pemilu merupakan cerminan dari kehendak rakyat dan

mengintegrasikan warga Negara ke dalam proses politik serta melegitimasi dan

mengontrol kekuasaan pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan demokrasi,

pemilu dianggap sebagai penghubung antara prinsip kedaulatan rakyat dan

praktek pemerintahan oleh sejumlah elit politik.Pemilihan Umum Kepala Daerah

(Pemilukada) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat pada tingkatan lokal,

karena setiap individu memperoleh kesempatan untuk memilih kepala daerahnya

secara langsung.

Puncak dari pemilu langsung adalah ketika jatuhnya masa pemerintahan

sentralistik dan disahkanya Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 yang

mengamanatkan pemberlakuan pemilihan langsung untuk kepala daerah.Hal ini

sesuai dengan keinginan untuk melakuakan demokratisasi sampai kebawah.

Dengan cara ini pula pemerintah berharap agar sisempemilu ini dapat

menggantikan dan memperbaiki sistem ppemilu sebelumnya yang dipenuhi

dengan praktik kecurangan.

Pada setiap perhelatan pemilu dari pemilihan kepala daerah (pemilukada)

(11)

kampanye..Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan

pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau

sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses

pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan

guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistem politik

demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral

pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda

diputuskan.Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha

terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.1

Kampanye juga memiliki ciri atau karakteristik yang lainnya, yaitu sumber

yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung

jawab suatu bentuk kampanye , sehingga setiap individu yang menerima pesan

kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan

tersebut setiap saat.2

Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan

gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye juga

terbuka untuk dikritisi.Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan

tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik.Dalam

perhelatan kampanye mencoba mencerminkan bagaimana seseorang membawa

pikiran orang lain. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh

prinsip persuasi, yaitu mengajak dn mendorong publik untuk menerima atau

1

http: //lannylameanda.blogspot.co.id/2012/12/definisi-jenis-jenis-dan-perbedaan. html diakses pada tanggal 08/11/2015 pkul 19.00

2

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

melakukan sesuatuyang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan demikian

kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara nyata.3

Namun berbeda dengan yang dulu, pengaturan untuk melakukan

kampanye sangat dibatasi guna mencegah adanya praktik curang dalam

kampanye. Dikabupaten Kediri contohnya Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyiapkan alat peraga kampanye untuk dua

pasangan yang ikut pemilihan kepala daerah di daerah ini, setelah penetapan

nomor urut dilakukan. Penetapan atribut juga menunggu dari materi tim sukses

tiap–tiap calon.4

Sesuai dengan aturan untuk baliho maksimal lima per pasangan calon.

Selain itu, pasangan calon juga akan mendapatkan spanduk masing-masing dua

spanduk per desa, serta mendapatkan 20 umbul-umbul. KPU menyatakan, tim

sukses pasangan calon masih diperbolehkan membuat berbagai macam atribut

untuk kampanye, namun ada aturan batas maksimal yaitu tidak diperbolehkan

lebih dari Rp25 ribu perkepalakeluarga.Pada saat kampanye tidak boleh ada

atribut peraga kampanye(APK) selain yang sudah difasilitasi KPU baik saat

kampanye (terbuka) maupun saat pertemuan terbatas.Tim kampanye jika

membawa APK di luar yang dibuat KPU juga dilarang. Jadwal rapat semua di atur

sedemikian rapi sehingga pasangan calon (paslon) bupati dan wakilnya harus

3

Venus Antar.Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis Dan Praktis Dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi.Simbiosa Rekaatam Media, Bandung, 2004. hlm 7

4

(13)

ekstra kerja keras dalam menjalankan kampanyenya baik secara terbuka maupun

debat calon.

Kabupaten Kediri memang telah dikenal dengan politik dinastinya yang

sangat kuat.Sutrisno, suami Haryanti yang kini menduduki kursi Ketua DPC

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Kediri, adalah Bupati Kediri

periode 2000-2005 dan 2005-2010. Setelah tak lagi bisa mencalonkan diri, dia

mengajukan Haryanti sebagai penggantinya.Tak tanggung-tanggung, pemilihan

kepala daerah itu diikuti pula istri keduanya, Nurlaila, melalui partai

berbeda.Hasilnya, Haryanti terpilih menjadi Bupati Kediri periode 2010-2015.5

Pada era kepemimpinannya ini pula, adik ipar Haryanti, Sulkani, terpilih

menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri. Di luar

lingkaran pemerintahan, sang menantu Rachmadi Yogiantoro menjabat Ketua

Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kediri. Dia ikut hadir

dalam pencalonan kembali Haryanti, Selasa, 28 Juli 2015.Beberapa periode telah

di menangkan oleh pasangan yang berasal dari keluarga Sutrisno.Tidak berbeda

dengan tahun 2015 ini.Pasangan incumbent yaitu istri dari Sutrisno, Hariyanti

Sutrisno yang telah menjabat bupati Kediri 1 periode ini kembali mencalonkan

diri. Pasangan Cabup ini di usung oleh berbagai partai unggulan yaitu, Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),

Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Bulan Bintang (PBB). Sedangkan

lawannya adalah pasangan Ari Prnomo dan Arifin Tafsir, yang didukung Partai

Amanat Nasional (PAN) dan Partai Gerindra.

5

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Masyarakat Kediri adalah masyarakat yang plural dalam berbagai segi

kehidupan serta memiliki kaum pelajar yang sangat aktif. Namun tidak dapat

dipungkiri bahwa dalam mengikuti perhelatan pemilihan umum, masyarakat

cenderung memilih sosok yang mereka tahu bukan sosok yang memiliki kapasitas

yang mumpuni. Hal ini dapat dibuktikan dengan politik dinasti oleh Bupati yang

lama yaitu Sutrisno yang mana mampu mengantarkan istrinya menjadi seorang

Bupati Kediri yang juga sempat mencatat bahwa dia mencalonkan kedua istrinya

Hariyanti dan Nurlaila untuk maju di pemilukada 2009 silam.

Dalam setiap hasil pemilu pasangan incumbentselalu mendapat nilai yang

jauh dari pasangan lawan. Sebagai contoh pasangan yang di unggulkan oleh

Sutrisno yaitu istrinya sendiri mendapat nilai yang tinggi dalam pemilu 2009 yaitu

perolehan suara Harmas mencapai 53,70 persen dalam Pilkada Kabupaten Kediri.

Tabel 1.1 Perolehan Suara PasanganIncumben2009 Pasangan calon pemilu 2009 Jumlah Presentase Suara

Hariyanti-Masykuri 57,70%

Sunardi–Sulaiman 37,49%

Nurlaila–Turmudi 8,81%

Hal serupa terjadi pada pemilukada 2015 ini di mana banyak lembaga

Quick count baik dari swasta maupun golongan masyarakat mengunggulkn

pasangan HarMas atau pasangan Hariyanti dan Maskuri Menurut Peneliti Utama

(15)

(Harmas) mendapatkan 69,5 persen. Sementara calon urut 2, pasangan dr Ari

Purnomo Adi - Arifin Tafsir (AA) mendapatkan 11,8 persen. Sedangkan,

masyarakat yang belum menentukan pilihan sebesar 18,6 persen.6 Survei

dilakukan 29 Oktober - 4 November 2015 dengan metode sampling multistage

random sampling. Jumlah responden 440 orang yang diwawancara tatap muka

menggunakan kuesioner. Sementara margin error penelitian ini 4,8 persen.

1.2 Tabel Elektabilitas Pemilukada 2015

Pasangan calon pemilu 2015 Jumlah Presentase Suara

Hariyanti –

Masykuri

69,5%

Ari purnomo–Arifin

18,6%

Sumber : Perhitungan LSI

Melihat hal ini, Kabupaten Kediri dianggap sebagai daerah yang mati

demokrasi. Banyak kasus yang menjadi batu sandungan pasangan Hariyanti,

mulai dari politik dinasti, dimana ia adalah istri mantan bupati kediri yang sudah

menjabat 2 periode, belumlagi isu – isu tentang korupsi dan lain sebagainya.

Secara Logika dengan adanya berbagai isu semakin menjatuhkan elektabilitas

pasangan incumbent ini, namun sebaliknya posisi Hariyanti semakin di

atas.Dengan adanya fenomena ini muncul berbagai spekulasi bahwa masyarakat

6

(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Kabupaten Kediri termasuk dalam golongan pemilih pragmatis, atau memang

dalam setiap kampanyenya pasangan Incumbentini mampu mengajak masyarakat

untuk bersimpati padanya.

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul

”Pengaruh Model Kampanye Terhadap Elektabilitas Pasangan Incumbent dalam

Pemilukada Kabupaten Kediri 2015”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikemukakan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk –bentuk kampanye yang digunakan pasangan incumbent

dalam memenmgkan pemilukada di kabupaten Kediri?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi tingginya elektabilitas pasangan

incumbent pada pemilukada 2015 di Kabupaten Kediri ?

3. Seberapa besar pengaruh kampanye pasangan incumbent terhadap

elektabilitasnya pada pemilukada di kabupaten Kediri ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang

dimaksud, dalam skripsi ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian.

(17)

mengadakan pemilukada serentak 2015. Karena keterbatasan waktu dan jarak

yang begitu luas maka objek penelitian adalah 3 kecamatan berpenduduk terbesar

di Kediri yaitu kecamatan Gurah, Wates, dan Pare. Kecuali itu pula tiga

kecamatan ini adalah kantong suara dari pasanganincumben.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menganalisis bentuk kampanye yang telah dilakukan pasangan incumbent

dalam pemilukada 2015 di kabupaten Kediri.

b. Mengidentifikasi faktor – faktor apa saja yang membuat elektabilitas

pasangan calon Bupati tetap tinggi dimata masyarakat.

c. Menganalisis seberapa besar pengaruh kampanye terhadap elektabilitas

pasangan Hariyanti- Masykuri pada Pemilukada tahun 2015.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Akademik : Menjadi bahan masukan dan keilmuan bagi Prodi Politik

Islam dalam mengevaluasi perkembangan dunia politik praktis dan

(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

b. Bagi Peneliti : Sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang telah

diperolehpeneliti selama masa perkuliahan. Dan memperluas

wawasan,pengetahuan, dan pengalaman bagi penulis. Sebagai bahan

evaluasi dan masukan bagi pemerintahankelak dalam setiap implementasi

kebijakan , khususnya yang berhubungan dengan pemilukada.

c. Bagi Pemerintah : Dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun

danmemberikan kebijakan yang sesuai dengan kondisi riil yang ada.

d. Bagi peneliti lain : Dapat digunakan sebagai pembanding bagipenelitian

sebelumnya dan informasi pendahuluan bagi peneliti yangakan datang.

E. Definisi Operasional

Kampanye berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 1 adalah kegiatan Peserta Pemilu untuk

meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Peserta

Pemilu. Adapun jenis–jenis dari kampanye politk adalah :

1) Debat publik / debat terbuka antar calon

2) Pemasangan alat peraga di tempat umum

3) Penyebaran bahan kampanye kepada umum

4) Penyebaran melalui media cetak

5) Penyiaran melalui radio dan atau televise

6) Pertemuan Terbuka

(19)

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria

pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan

atau partai. Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum.

Elektabilitas partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik.

Elektabilitas partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang

tinggi.Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi

kriteria keterpilihan dan juga populer.

incumbentadalah pasangan yang telah menjabat dan ingin mengajukan diri

untuk pemiliahan lagi. dalam hal ini pasangan hariyanti sutrisno dan masykuri

adalah pasangan incumbent yang mana mereka telah memenangi perhelatan

pilkada putaran sebelumnya dan menjadi Bupati sampai sekarang.

Pemilukada adalah ajang penyaluran aspirasi politik masyarakat lokal untuk

memilih pemimpin di daerahnya yang memiliki integritas pribadi yang baik dan

jujur, sehingga pemerintahan dapat berjalan secara demokratis.

Judul dari penelitian ini adalah pengaruh kampanye terhadap elektabilltas

pasangn incumbent Harmas dalam pemilukada Kabupaten Kediri tahun 2016.

Yang menjadi acuan adalah seberapa besar pengaruh yang timbul dari kampanye

yang dilakukan pasangan Harmas sebagai incumbent. Yang menjadi batasan

adalah pemilukada kabupaten Kediri pada tahun 2016.

(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Hatch dan Farhady dalam Sugiyono mendefinisikan variabel sebagai

atribut seseorang, atau subjek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang

dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.7

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu:

a. Variabel Independen

Dalam penelitian ini variabel independen (variabel bebas) adalah

kampanye pasanganincumbentcalon Bupati Kediri tahun 2015 yaitu:

1) Debat publik / debat terbuka antar calon

2) Pemasangan alat peraga di tempat umum

3) Penyebaran bahan kampanye kepada umum

4) Penyebaran melalui media cetak

5) Penyiaran melalui radio dan atau televise

6) Pertemuan Terbuka

7) Tatap muka dan dialog.

b. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (variabel terikat)

adalah elektabilitas pasangan incumbent dalam menghadapi pemilukada di

Kabupaten Kediri tahun 2015. Didapat dari Penasehat politik Hariyanti Sutrisno,

Azis Mustofa, M.Si Pada Tanggal 09 November 2015

7

(21)

a) Apa sajakah faktor yang dapat mempengaruhi elektabilitas seorang

pasangan calon pemimpin, baik kapala daerah maupun yang lainnya ?

b) Pada dasarnya faktor yang paling mendukung adalah popularitas, dan

kelayakan pasangan dimata publik, namun juga tidak dapat menafikan

bahwa faktor lain yang mempengaruhinya seperti saja : Ketertarikan

masayarakat terhadapa aksi pasangan tersebut, kemudian karakter yang

Nampak dari pasangan, seberapa berpengaruhkan pasangan tersebut

ketika mengajak masayarakat mendukungnya, keterpilihan publik dan

keyakinan publik juga tidak kalah penting dengan masalah yang lain

terlebih di kabupaten kediri ini ada pasangan Incumbent yang mana

sepak terjangnya telah di lihat langsung oleh masyarakat.

Dari hasil wawancara ini penulis menyimpulkan bahwa ada tuju indicator

atau factor yang dapat mempengaruhi tingginya elektabilitas pasangan Incumbent

pada pemilukada 2015 di Kabupaten Kediri. Adapun ketujuh faktor tersebut

adalah :

1) Popularitas

2) Ketertarikan Publik

3) karakter kepemimpinan pasngan calon dimata publik

4) Pengaruh terhadap pilihan publik

5) keterpilihan publik

6) kelayakan dimata publik

(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Kemudian bapak Azis Mustofa menabahkan bahwa ada sub bagian dari

beberapa faktor yang telah ia sebutkan seperti hasil wawancara berikut.

a) Adakah Sub indikator dari ketujuh Indikator yang telah anda sebut tadi

?

b) Jelaas ada mas, seperti Karakter dalam memimpin dibagi menjadi dua

sub yaitu kejelasan program dan kejelasan publik tentang karakter

Pasangan Harmas untuk menjajaki seberapa besar profilnya di

masyarakat. Kemudian ada keterpilihan publik yang mana ini

mencakup seberapa evektif dan seberapa besar keikutsertaan

masyarakat dalam perhelatan yang dilakukan Paslon ( Pasangan Calon

). Terakhir tentang keyakinan masyaraakat terhadap pasangan calon,

ini pening untuk menggiring masyarakat sudahkah pasangan calon

melaakuakn dua hal ini yaitu Keyakinan masyarakat tentang

kemenangannya dan perjalanan programnya kelak. Tanpa ada ii

bagaiana masyarakat akan memilih paslon tersebut.

Dari hasil wawancara diatas penulis mendapaati baahwsanya adaa tiga

point dalam faktor yang mempengaruhi tingginya elektabilitas yang masih harus

dicari turunanya. Pertama adalah Karakter memimpin pasangan incumbent yang

mana karakter ini hharus dicari seberapa besar pengertian masyarakat tentang

kejelasan Program kerja dan indifidu tersebut. Kedua adalah keterpilihan publik

yang mana hal ini mencakup sebeapa banyak orang yang mengikuti dan seberapa

efektifkah kegiatan tesebut mmenyerap suara. Ketiga dan yang terakhir adalaah

(23)

masyarakat tentang perjalanan program kerja kelak dan seberapa yakkin

(24)

15 BAB II Landasan Teori A. Kampanye Politik

1. Pengertian dan jenis Kampanye politik

Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan

gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar angin kampanye. Menurut

Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan untuk

mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang

komunikatif.Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu

untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

Pengertian kampanye berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 1 angka 26 adalah kegiatan Peserta Pemilu

untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Peserta

Pemilu.

Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian

tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu

pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu

tertentu. Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers

dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan

(25)

ditemukan. Bahkan dalam beberapa waktu sering kali ditemukan implementasi dari

proses kampanye yang tidak sejalan dengan regulasiyang telah disepakati bersama.

Yang nantinya akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. 1 adapun jenis jenis

kampanye adalah sebagai berikut :

Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) N0. 35 Tahun 2004 Tentang Kampanye

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden mengatur semua jenis atau bentuk

kampanye. Ada 9 jenis kampanye yaitu:

a. Debat publik / debat terbuka antar calon

b. Kegiatan Lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan

c. Pemasangan alat peraga di tempat umum

d. Penyebaran bahan kampanye kepada umum

e. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik

f. Penyiaran melalui radio dan atau televise

g. Pertemuan Terbatas

h. Rapat umum

i. Tatap muka dan dialog

Selain itu terdapat pula jenis-jenis kampanye menurut beberapa sumber,

yaitu:2

✁ ✂✄us Antar. Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis Dan Praktis Dalam Mengefektifkan

(26)

17 1) Product Oriented Campaigns

Kampanye yang berorientasi pada produk, umumnya terjadi di lingkungan

bisnis, berorientasi komersial, seperti peluncuran produk baru.Kampanye ini biasanya

sekaligus bermuatan kepentingan untuk membangun citra positif terhadap produk

barang yang diperkenalkan ke publiknya.

2) Candidate Oriented Campaigns

Kampanye ini berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi karena hasrat

untuk kepentingan politik. Contoh: Kampanye Pemilu, Kampanye Penggalangan

dana bagi partai politik.

3) Ideologically or cause oriented campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan

seringkali berdimensi sosial atau Social Change Campaigns (Kotler), yakni

kampanye yg ditujukan utk menangani masalah- masalah sosial melalui perubahan

sikap dan perilaku publik yg terkait. Contoh: Kampanye AIDS, Keluarga Berencana

dan Donor Darah.

4) Jenis Kampanye yang sifatnya menyerang(attacking campaign):

· Kampanye Negatif

Menyerang pihak lain melalui sejumlah data atau fakta yang bisa diverifikasi dan

diperdebatkan.

· Kampanye hitam(Black campaign)

Kampanye yang bersifat buruk atau jahat dengan cara menjatuhkan lawan politik

(27)

2. Perbedaan kampanye dengan propaganda dan iklan Perbedaan Kampanye dan Propaganda

Pada dasarnya tak ada yang berbeda antara kampanye dan propaganda.Kalau

pun, kemudian keduanya tampak berbeda, itu karena pendekatan dan metoda yang

dipakainya.Kampanye kerap dinilai lebih bersifat persuasif karena disertai bujukan

dan iming-iming. Sementara propaganda, sekalipun dasarnya sangat persuasif, kerap

disertai tekanan berupa penonjolan dari dampak buruk yang bisa terjadi jika massa

tak bertindak seperti apa yang dipropagandakan.

Harold D. Lasswell Propaganda adalah penggunaan simbol-simbol untuk

mempengaruhi perilaku atau manipulasi perasaan manusia.

Qualter Propaganda adalah suatu upaya secara sengaja oleh bebepara individu

atau kelompok untuk membentuk, mengontrol, atau mengubah sikap kelompok lain

dengan menggunakan instrumen komunikasi demi mencapai tujuan.

Perbedaan Propaganda dengan Kampanye :

1) Propaganda tidak ada waktu

2) Propaganda menginginkan perubahan cepat

3) Kampanye tidak dibatasi waktu

(28)

19 3. Perbedaan Kampanye Dan Iklan

Kampanye :Kampanye sama dengan program kerja, butuh proses yang

melibatkan jangka waktu yang panjang, kontinuitas dan konsistensi. Yang menjadi

tujuan utama dari kempanye adalah pencitraan.

Kampanye merupakan kegiatan peserta pemilu dengan tujuan untuk

meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program peserta pemilu

( Pasal 1 angka 26 UU Nomor 10 tahun 2008). Kampanye adalah sebuah istilah yang

digunakan pada saat pemilu dan menonjolkan kelebihan program peserta pemilu

Iklan :Iklan berguna untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan dan

produk-produk politik melalui media massa tertentu oleh kontestan tertentu. Bertujuan untuk

menyampaikan informasi, meningkatkan ketanggapan seseorang pada suatu kandidat

dan mempersuasi publik.

Iklan merupakan sarana atau media yang dipakai/digunakan kampanye untuk

mempublikasikan visi,misi dan program peserta pemilu.

Iklan mementingkan komersial.

Iklan muncul sebagai media publikasi perta-tama ditujukan untuk mendukung

kegiatan komersial produsen, biasanya berupa pengenalan produk, informasidan

menarik calon konsumen untuk membeli produknya. Iklan mencakup seluruh produk

yang dapat dipublikasikan tanpa terkecuali.

Faktor merupakan faktor terpenting dalam mendukukung popularitas seorang

figur atau aktor politik, terutama pada calon incumbent. Calon incumbent memang

(29)

masih disandang. Pemanfaatan jabatan secara tidak langsung sebagai wahana

sosialisasi (kampanye) menjadi daya tawar tersendiri dalam membangun popularitas.

Faktor pertama Posisi incumbent sangatlah berpeluang untuk menjadi figur populer

bagi pemilih. Namun di sisi lain bisa menjadi bumerang ketika kinerja dan citra yang

terbangun selama kepemimpinannya relatif negatif.

Faktorkeduadari segi personal yaitu kharisma pribadi. Menurut Kamus Ilmiah

Populer, kata kharisma berarti kewibawaan; pembawa, anugerah; kelebihan seseorang

(pemberian Tuhan); anugerah istimewa dari Tuhan.3Sedangkan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, karisma (kharisma) berarti keadaan atau bakat yang dihubungkan

dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk

membangkitkan pemujuaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya, yang

didasarkan atas kualitas kepribadian individu.4

Menganalisis dari dua arti kata tersebut, penulis mengartikan kharisma sebagai

kelebihan atau kemampuan luar biasa seseorang dalam hal memimpin yang

dikaruniai oleh Tuhan sehingga bisa membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari

masyarakat atau kelompok terhadap dirinya yang didasarkan atas kualitas kepribadian

individu.

(30)

21 B. Elektabilitas

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria

pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau

partai.Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum. Elektabilitas

partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik. Elektabilitas partai

tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang tinggi.Untuk meningkatkan

elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan juga

populer.

Orang yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik

secara meluas dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam

bidang yang ada hubungannya dengan jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena

tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang

berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik,

boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara

tepat.

Dalam masyarakat, sering diartikan, orang yang populer dianggap mempunyai

elektabilitas yang tinggi. Sebaliknya, seorang yang mempunyai elektabilitas tinggi

adalah orang yang populer. Popularitas dan elektabilitas tidak selalu berjalan seiring.

Orang yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara

meluas dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam

(31)

tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang

berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik,

boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara

tepat.

C. Pemilukada

Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.5

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945

(UUD RI 1945) menentukan : “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan

sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.” Mana kedaulatan sama dengan

makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang dalam taraf terakhir dan tertinggi

wewenang membuat keputusan. Tidak ada satu pasalpun yang menentukan bahwa

negara Republik Indonesia adalah suatu negara demokrasi. Namun, karena

implementasi kedaulatan rakyat itu tidak lain adalah demokrasi, maka secaraimplisit

dapatlah dikatakan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi.

Hal yang demikian wujudnya adalah, manakala negara atau pemerintah

menghadapi masalah besar, yang bersifat nasional, baik di bidang kenegaraan,

hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya ekonomi, agama “ semua orang warga negara

(32)

Dasar-23

diundang untuk berkumpul disuatu tempat guna membicarakan, merembuk, serta

membuat suatu keputusan.” ini adalah prinsipnya.6

Pemilukada adalah ajang penyaluran aspirasi politik masyarakat lokal untuk

memilih pemimpin di daerahnya yang memiliki integritas pribadi yang baik dan jujur,

sehingga pemerintahan dapat berjalan secara demokratis. Dalam penjelasan

Undang-undang No.32 Tahun 2004 pasal 24 bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah

dipilih secara langsung oleh rakyat yang persyaratan dan tata caranya ditetapkan

dalam peraturan perundang-undangan. Kepala daerah yang dimaksud adalah untuk

Provinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut Bupati dan untuk kota disebut

Walikota.

Seseorang yang berminat atau ingin menjadi kepala daerah mencari dukungan

dari salah satu atau beberapa basis partai. Gunanya untuk mendapatkan rekomendasi

sebagai syarat untuk mendaftarkan diri kepada pengurus partai guna dicatat sebagai

salah satu bakal calon (Balon) kepala daerah. Sesudah itu, masing-masing harus

mencari dukungan yang lebih luas agar mendapat suara mayoritas dalam pemilihan

calon. Tentu saja kepala daerah dan wakilnya, bisa memperoleh dukungan lewat

berbagai cara seperti bujukan, persetujuan ataupun manipulasi.

Disamping itu, tiap bakal calon juga harus mempersiapkan kertas kerja untuk

dipresentasikan dalam sebuah “debat publik” intern partai.yang kenyataannya tidak

lebih dari show, karena memang tidak pernah terjadi perdebatan yang sesungguhnya

6

(33)

karena terbatasnya sumber daya manusia yang ada. Setelah proses tersebut dilalui,

ditetapkanlah calon kepala daerah untuk diajukan kepada DPRD yang prosedurnya

relatif sama dengan proses penyaringan bakal calon menjadi calon tetap. Bedanya,

ada tahap akhir pemilukada yaitu masing-masing calon harus mengikuti fit and proper

test di depan tim atau pleno DPRD.

D. Kerangka Berfikir

4) Penyebaran melalui media

(34)

25

Dari kerangka fikir diatas penulis ingin mencari tahu tentang seberapa besar

hubungan antara model kampanye politik terhada elektabilitas pasangan calon Bupati

pada Pemilukada 2015. Kampanye memiliki memiliki tujuh variabel yang akan

dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap terhadap elektabilitas. Sedangkan

Elektabilitas juga memiliki tujuh variabel yang tiap-tiap variabel ini membuktikan

(35)

BAB III Metode Penelitian

Metode merupakan aspek yang penting dalam melakukan penelitian. Pada

bagian ini akan dijelaskan tetang hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu:

A. Pendekatan dan jenis penelitian a. Pendekatan Penelitian

Apabila dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian

Kuantitatif yakni penelitin yang berbentuk angka dan data dan dapat di

analisismenggunakan tekhnik statistika atau matematika.

b. Jenis Penelitian

Bila dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan

(field research), yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif

dan mendalam tentang latar belakang, keadaan sekarang dan interaksi lingkungan

sesuatu kelompok sosial, individu, lembaga atau masyarakat”.1

Dalam prosesnya, penelitian ini mengangkat data dan permasalahan yang ada

dalam masyarakat secara langsung, tentang berbagai hal yang berhubungan dengan

(36)

27 B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Setiap penelitian sosial maupun yang berada di bidang hukum pasti ada

hubungannya dengan manusia atau masyarakat.Sedangkan yang dimaksud dengan

populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah “keseluruhan obyek penelitian”.2

Namun dalam kegiatan penelitian untuk menjangkkau seluruh dari populasi sangatlah

tidak mungkin.Sehingga untuk mengatasinya dipergunakan tekhnik sampling yaitu

keterwakilan populasi oleh sebagian populasi yang ada didalamnya.3

dari paparan di atas maka populasi yang memenuhi untuk menanggapui

jnudul adalah populasi yang ada di Kabupaten Kediri. kabupaten Kediri memiliki

penduduk yakni 1.496.539 penduduk dengan jumlah penduduk laki-laki adalah

753.476 sedangkan perempuan adalah 743.083 yang tersebar di 26 kecamatan yang

diwakili oleh 3 kecamatan besar yaitu Kecamatan Gurah, Wates, Pare. Data dari 3

Kecamatan tersebut diambil dari data KPU pada bulan November 2015 dengan

jumlah total daftare pillih tetap (DPT) yaitu 205.909 jiwa. Adapun data rinci adalah

sebagai berikut :

★ ✩✪✫✬ ✭✮✯✰✬✱✲ ✳✬ ✴

(37)

Tabel 3.1 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Gurah

(38)

29

Tabel 3.2 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Wates.

(39)

3.3 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Pare

Sumber : Data KPU Kabupaten Kediri Tahun 2015

b. Sampel

Adapun yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti”.4Sampel diambil apabila seorang peneliti harus menelti

populasi yang ssangat besar sehingga tidak dapat menjajaki keseluruhan karena

(40)

31

harus betul representatif. 5 Dan beberapa pakar menyatakan apabila jumlah

populasinya lebih dari 100 orang, n = N/N(d)2 + 1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 90% atau sig. = 0,1.

Jumlah populasi adalah 205.909 jiwa, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki

adalah 10%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

n = N/N(d)2+ 1

n = 205.909/205.909(0.1)2+ 1

n = 99,51 orang digenapkan menjadi 100 orang.

Terdapat 50 desa yang tersebar di 3 Kecamata, sehingga tiap desa diambil

tergantung dengan banyak jumlah penduduk yang ada pada setiap desa. Dengan

perbandingan jumlah dan persentase yang ada maka diambil keterwakilan setiap 1%

dari jumlah populasi maka diambil 1 orang sampel. Dengan demikian 1 % dari

jumlah populasi adalah 2.059 orang akan diwakili oleh 1 orang sampel tiap desa. Data

rinci dari pembagian kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Data Penyebaran responden Kuesioner

P ◗ ❘❙c❚❯❚❱ ❚❲ ❳❙❨❚ ❩❬ ❯❭❚❪❫ ❙❨❴◗❲❵ ❙❲

(41)
(42)

33

❢❢ ❣ ❤✐❥❦ ❧Cangkring 1 Orang

45 Tambak Rejo 1 Orang

46 Tiru Lor 1 Orang

47 Tiru Kidul 2 Orang

48 Turus 1 Orang

49 Wonojoyo 3 Orang

Sumber : Data awal yang diolah

C. Sumber Data dan Jenis data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Kedua jenis data tersebut diperoleh melalui:

1. Data Primer

Data primer yang dimaksud penulis disini adalah data yang diperoleh melalui

responden dengan menggunakan teknik Kuesionering, yang didasarkan pada panduan

kuesioner atau angket yang sebelumnya telah disusun oleh penulis sebagai acuan

pengambilan data. Pelaksanaan teknik ini penelititerjun langsung ke Kabupaten

Kediri sebagai daerah penelitian dengan mengumpulkan data melalui penyebaran

angket pada responden. Data ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat

statistik atau angka yang nantinya diolah sebagai jawaban dari rumusan masalah,

terlebih untuk mendapatkan seberapa besar pengaruh kampanye terhadap elektabilitas

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

(43)

cepat. Dalam penelitian ini yangmenjadi sumber data sekunder adalah literatur,

artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Jenis Data yang akan di tampilkan penulis adalah berupa statistik. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan penelitiankuantitatif, karenanya data yang

diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan dianalisis lebih

lanjut dalam analisis data.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden.6 Data ini digunakan untuk mendapatkan data statistik untuk nantinya

diolah sebagai data utama untuk mendapatkan hasil seberapa besar pengaaruh

kampanye terhadap elektabilitas pasangan calon nantinmya.

2. Metode Interview

Metode interview adalah suatu proses tanya jawab secara lisan, dimana dua

orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang atau dapat melihat yang lain dan

mendengarkan sendiri tanpa alat bantu lain. Interview yang penulis gunakan adalah

6

(44)

35

interview bebas terpimpin, yaitu : “penginterview membawa kerangka

pertanyaan-pertanyaan untuk disajikan tetapi cara bagaimana pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan itu diajukan

dan irama (taiming) interviu sama sekali diserahkan kepada kebijaksanaan

interviewer”. Interview ini penulis jadikan sebagai metode pokok, karena mengingat

jumlah populasi dan waktu yang ada cukup mendukung terhadap pelaksaan metode

tersebut. Metode ini digunakan untuk memperoleh berbagai data tentang faktor yang

paling mendukung dalam mencapai elektabilitas yang tinggi oleh pasangan

Incumbentdi pemilukada 2015.

3. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi ini cukup penting digunakan sebagaimana diungkap

oleh Muhammad Musa dan Titi Nur Fitri, bahwa metode “dokumentasi sangat

penting untuk menemukan data yang akurat dan pasti secara legal dan dapat

dijadikan bukti-bukti yang sangat kuat dalam membuktikan dugaan penelitian”.

E. Devinisi Variabel

Dr. Ahmad Watik Pratiknya, variable adalah Konsep yang mempunyai

variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu

fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi,

maka dapat disebut sebagai variable. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono

mendefinisikan variabel sebagai atribut seseorang, atau subjek, yang mempunyai

“variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.7

7

(45)

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu:

a. Variabel Independen

Dalam penelitian ini variabel independen (variabel bebas) adalah kampanye pasangan

incumbentcalon Bupati Kediri tahun 2015 yaitu:

1) Debat publik / debat terbuka antar calon

2) Pemasangan alat peraga di tempat umum

3) Penyebaran bahan kampanye kepada umum

4) Penyebaran melalui media cetak

5) Penyiaran melalui radio dan atau televise

6) Pertemuan Terbuka

7) Tatap muka dan dialog.

b. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (variabel terikat) adalah

elektabilitas pasanganincumbentdalam menghadapi pemilukada di Kabupaten Kediri

tahun 2015 yaitu:

1) Popularitas

2) Ketertarikan Publik

3) karakter pasngan calon dimata publik

4) Pengaruh terhadap pilihan publik

5) keterpilihan publik

(46)

37 F. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah statistik induktif

inferensial dan Deskriptif . Statistik induktif adalah ilmu pengetahuan statistika yang

mempelajari tatatcara penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan populasi

berdasarkan data yang ada dalam suatu bagian dari populasi tersebut.tujuan

penelitianya dituangkan dalam hipotesis-hipotesis yang selanjutnya ingin diuji

kebenaranya dengan statistika, dan diinginkan kesimpulan yang berlaku bagi

keseluruhan populasi berdasarkan data dari suatu bagian populasi dan menganalisis

hasil temuan terlebih untuk menjawab Rumusan masalah ke-3 yaitu pengaruh

kampanye terhadap elektabilitas calon.

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Sedangkan statistik deskriptif lebih untuk menjawab pertanyaan 1 dan

ke-2 yaitu tentang apasaja yang mempengaruhi tingginya elektabilitas yang dimiliki

calon pasangan incumbent. Juga sebagai indicator kampanye apa saja yang telah di

pakai oleh pasangan incumbent sehingga berpengaruh terhadap keterpilihan

publiknya.

Untuk mempermudah analisis data dari angket yang bertingkat maka perlu

diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil angket yang diisi. Untuk itu perlu

ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut:

(47)

Untuk alternatif jawaban S diberi skor 4

Untuk alternatif jawaban J diberi skor 3

Untuk alternatif jawaban JS diberi skor 2

Untuk alternatif jawaban TP diberi skor 1

Untuk menentukan kriteria penskoran adanya hubungan antara kampanye dan

elektabilitas pasangan incumbent pada pemilukada kabupaten Kediri tahun 2015

digunakan perhitungan sebagai berikut:

a. Persentase skor maksimal = ( 5 : 5 ) x 100% = 100%

b. Persentase skor minimal = ( 1 : 5 ) x 100% = 20%

c. Rentang = 100%–20% = 80%

d. Panjang kelas interval = 80% : 5 = 16%

Metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh status

sosial ekonomi terhadap tingkat partisipasi politik pada pemilu caleg 2014 di kota

solo, data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Mencari

persamaan garis regresi digunakan teknik analisis regresi linear satu variabel dengan

persamaan sebagai berikut:

( Y = a + bX )

Ket:

Y : Variabel terikat (elektabilitas calon BupatiIncumbent)

(48)

39

X : Variabel bebas ( Kampanye calon BupatiIncumbent)

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisisdata dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam

bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan,

menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Teknik

analisis ini biasa digunakan untuk penelitian-penelitian yang bersifat eksplorasi,

sehingga dapat digunakan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah pertama dan

kedua yaitu tentang apasaja bentuk kampanye yang dilakukanj dan pasaja faktor yang

mempengruhi tingginya elektabilitas calon bupati.

Teknik analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan adalah penyajian

data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab).

Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil temuan penelitian, apakah

masuk dalam kategori rendah, sedang atau tinggi.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran normal (Sugiyono, 2011,

h.150). Untuk itu sebelum peneliti menggunakan teknik statistik parametrik sebagai

analisisnya, maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang

dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah

variabel-variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan pendekatan

(49)

untuk mengetahui distribusi suatu data untuk data yang minimal bertipe ordinal.

Ketentuan pengujian ini adalah jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas >

0,05 distribusi adalah normal. Untuk menghitung uji normalitas ini, peneliti

menggunakan software SPSS 16.00 for windows.

2. Statistika Inferensia

Statistika Inferensia = Statistika Induktif (Inferential Statistics) adalah Metode

analisis, peramalan, pendugaan dan penarikan kesimpulan. Inferential : bersifat

melakukan generalisasi (penarikan kesimpulan). Analisis ini digunakan untuk

menjawab rumusan masalah yang ke -3

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk

melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama

terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat

baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.

Menurut Ghozali (2005, h. 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Jika

model signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya

jika non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.

(50)

41

H0 : x1, x2, x3,…, x8 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha : x1, x2, x3,…, x8 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang

dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k–1

df (Penyebut) = n–k

Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS released

17.00 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%,

dengan kriteria uji sebagai berikut :

Jika F hitung > dari F tabel pada α = 5% , maka Ho di tolak Ha diterima,

berarti model signifikan.

Jika F hitung < F tabel pada α = 5%, maka Ho diterima Ha ditolak, berarti

model tidak signifikan.

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh

(51)

Menurut Ghozali (2005, h. 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen”. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t

hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t

hitung dengan kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk α = 5% atau

signifikansi > 0,05, yang artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel Y.

Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk α = 5% atau

signifikansi <0,05, yang artinya variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap

variabel Y.

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel bebas

dan yang paling menentukan (dominan) pengaruhnya terhadap variabel terikat suatu

model regresi linier, maka digunakan koefisien Beta (Beta Coefficient) setiap variabel

yang distandarisasi (standardized cofficient). Nilai beta (β) terbesar menunjukkan

(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

♠ ♥ BAB IV

HASIL ANALISIS DATA A. Hasil Pengumpulan Data

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua warga dari

tiga kecamatan yaitu Gurah, Pare, dan Wates yang memenuhi kriteria populasi.

Seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan

metodesurveyyaitu dengan menyebarkan kuesioner di tiga Kecamatan yang telah

terpilih dengan teknik acak yang dilakukan peneliti. Pengumpulan data dilakukan

peneliti kurang lebih selama satu bulan dengan menyebarkan kuesioner secara

langsung.Pegambilan responden menggunakan perhitungaan setiap 2.059 akan

diwakili oleh 1 orang responden. Jumlah dan tempat penyebaran kuesioner dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Rekapitulasi Responden

Tabel 4.1Rekapitulasi Responden berdasarkan wilayah

♦o Kecamatan Desa Jumlah Responden

(53)

q♣ rstt✉ ✈ Orang

(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

✇ ①

Berdasarkan tabel diatas, jumlah kuesioner yang disebarkan pada tiap

kecamatan adallah 100 kuesioner. Dengan demikian tingkat respon rate dalam

penelitian ini adalah 100%.

Untuk mengetahui gambaran umum mengenai responden yang menjadi

data penelitian ini, tabel-tabel berikut ini akan memberikan penjelasan secara

menyeluruh berdasarkan beberapa komposisi tertentu. Tabel dibawah ini

memperlihatkan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan

tabel tersebut diketahui bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar

adalah laki laki yaitu mencapai 66%(66 orang).

Tabel 4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

② ③④ns Kelamin Jumlah Responden %

Analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dilakukan terhadap 100

(55)

statistik deskriptif dilakukan dengan cara mengukur frekuensi tiap indikator

pertanyaan dan pengukuran tendensi sentral untuk setiap variabelnya.

Pengukuran ini umumnya dibutuhkan karena mampu menggambarkan

pemusatan nilai-nilai observasi sampel sehingga mempermudah

pengamatan.Melalui hasil penghitungan nilai-nilai tendensi sentral tersebut

diperoleh gambaran mengenai sampel secara garis besar, sehingga dapat

mendekati kebenaran populasi. Pengukuran statistik sampel dalam penelitian ini

menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.00.

1. Variabel Kampanye Politik

Tabel 4.3 Statistik deskriptif indikator variabel kampanye politik

Pernyataan

Item X.1 Item X.2 Item X.3 Item X.4 Item X.5

f % F % f % F % F %

Item X.6 Item X.7 Item X.8 Item X.9 Item X.10

F % F % f % F % F %

(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

⑥ ⑦

⑧⑨tm X.2 : Isi debat publik / debat terbuka antar calon

Item X.3 : Pelaksanaan pemasangan alat peraga di tempat umum

Item X.4 : Pelaksanaan penyebaran bahan kampanye kepada umum.

Item X.5 : Penyebaran Kampanye melalui media cetak.

Item X.6 : Penyiaran melalui radio dan atau televise.

Item X.7 : Pelaksanaan Pertemuan terbuka

Item X.8 : Penyampaian visi misi pada pertemmuan terbuka

Item X.9 : Pelaksanaan dialog dan tatap muka

Item X.10 : Kepuasann Masyarakat terhadap pelaksanaan dialaog atau tatap muka

Hasil perhitungan menunjukkan untuk indikator Pelaksanaan debat publik

/ debat terbuka antar calon yang diwakili oleh item nomer x.1 bahwa dari 100

responden, 88 orang (83%)menyatakan sering dan 12 orang (17%) menyatakan

sangat sering bahwa mereka melihat pasangan incumben HarMas melakukan

debbat publik dengan lawan politiknya. Dengan nilai sebesar ini, menunjukkan

bahwa pasangan incumben telahmelakukan debat dengan lawan politiknya, yang

mana ini sering dilihat oleh masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh hasil untuk item

nomor X.2 yang menunjukkan bahwa 77 orang (77%) dari 100 responden

manyatakan sangat sering dan 23 orang (23%) sering, bahwa mereka

(57)

pasangan calon kepala daerah mereka dari cara ini.Dengan demikian cara ini

cukup efektif untuk dijadikan bahan kampanye oleh para calon kepala daerah.

Nilai yang ketiga adalah seberapa sering masyarakat melihat pasangan

incumbentterdapat pada peraga umum yang biasanya terpampang di skitar TPS.

Dari nomor x.3 kita dapat mengetahui bahwa 100 orang responden 80 orang

(80%) menyatakan sangat sering dan sisanya 20 orang (20%) menyatakan

sering. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa para pasangan calon kepala

daerah akan lebih banyak dikenal orang dengan cara ini . Masyarakat juga dapat

meliha profil para calon kepala daerah ketika melewati TPS dan tempat tempt

yang terdapat Peraga Pemilu. Paada titik ini pada tabel X4 juga sangat nampak

menguatkan dengan pembagian peraga kampanye seperi bagai man tata cara

memberikan suara. Hal ini terbukti dengan dengan 81 orang ( 81 % )

mengatakan sangat sering sedang sisanya 19 orang mengatakan sering.

Media cetak dan media dan media elektronik merupakan alat kampanye

yang sangat besar pengaruhnya pada pemilih. Hal ini tidak disia-siakan oleh

para pasangan calon kepala daerah terlebih HarMas selaku.Media cetak masih

sangat diminati dan efektif untuk menjadi alat kampanye terbukti dengan hasil

tabel x5 yang mendapat hasil 81 orang ( 81%) responden menyatakan sangat

sering melihat paslon dan 19 orang (19%) responden menjawab sering melitah

paslon pada media cetak seperti koran. Ini menunjukan bahwa paslon ingin

memaksimalkan media yang ada sebagai sarana kampanye. Sejalan dengan itu

(58)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

❶ ❷

masyarakat yang telah memiliki segala jenis media elektronik seperti televisi

dan radio. Statemen ini semakin meenguatkan bahwa media masih menjadi

primadona sebagai alat kampanye yang efektif. Hal ini dibuktikan dengan 83

orang (83%) responden menyatakan sangat sering dn sisanya 17 orang (17%)

responden menjawab sering. Sehingga dappat diimpulkan bahwa media masih

berpengaruh besar pada ketercapaian informasi bakal calon kepala daerah untuk

ajang sosialisasi.

Item berikutnya adalah tentang penyelenggaraaan pertemuan terbuka

seperti panggung gembira maupun melalui rapat bersama. Paa tabel x7 kita dpat

melihat bahwa 92 orang (92%) responden menyatakan sering melihat paslon

pada perhelatan yang biasanga dilakukan sangat besar dan mengundang seluruh

pendukung ini. Sedangkan dalam penyampaian isi visi dan misi pasangan calon

pun sangat tinggi ketika di laksanakan pada perhelatan ini. Tebukti dengan

melihat tingginya data yang didapat yaitu 84 orang (84%) responden

menyatakan sering mendapat gambaran visi dan misi pasangan calon kepala

daerah dan sisanya 16 orang (16%) responden menyatakan sering sekali. Hal ini

jugga membutikan bahwa pendukung pasangan calon tidak hanya datang pada

perhelatan ini untuk bersenang-senang namun juga sebagai sarana mencari

informasi seberapa layak pasangan calon yang mereka dukung.

Dialog dan tatap muka juga tidak kalah penting untuk menjaring simpati

da informasi dari pasangan calon bupati kepada pendukungnya. Dari tabel x9

Gambar

Tabel 1.1 Perolehan Suara Pasangan Incumben 2009
Tabel 3.1 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Gurah
Tabel 3.2 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Wates.
Tabel 3.4 Data Penyebaran responden Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Majlis tahunan kali ketujuh itu memberi Anugerah Jaringan Industri dan Komuniti Berimpak Tinggi UPM kepada rakan industri dan komuniti, pegawai akademik dan bukan akademik

Implementasi dari adanya teknologi-teknologi baru yang bermunculan, yaitu dengan membuat sebuah website Sistem Informasi Penjadwalan Meeting menggunakan SMS Gateway Berbasis Web,

Di era teknologi yang serba maju seperti sekarang ini, dan smartphone menjadi salah satu pilihan untuk mencari informasi karena di nilai lebih praktis.Aplikasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbaikan gejala neuropati diabetika pada pasien Diabetes Melitus dengan menggunakan tolak ukur Diabetic Neuropathy Symptom (DNS)

benda kerja akan terkontrol dan terjaga dengan baik. Bersihkan tempat kerja dari segala macam kotoran setelah bekerja. Bersihkan tumpahan minyak pelumas dari sisa bahan yang

Proses penelitian menggunakan penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar mata kuliah pewaraan pada

BMT Fajar sebagai salah satu lembaga keuangan syari‟ah, juga dituntut untuk dapat mengambil bagian dalam memberdayakan ummat melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang

verrucosa pada konsentrasi 2% mampu meningkatkan pertumbuhan berat udang sebesar 131,43% dan pertumbuhan panjang udang sebesar 32,50% dibandingkan kontrol selama perlakuan 28