YA, MASJID
Oleh A. Hamzah
Rumah Allah (masjid), suatu tempat dimana umat Islam melakukan shalat berjamaah lima waktu, oleh Nabi Muhammad dianjurkan agar tempat tersebut dimakmurkan, dipelihara dan diberdayakan untuk
kemaslahatan umat.
Kecenderungan pembangunan sebuah komplek, areal perumahan, perkantoran, tempat rrekreasi, sarana olahraga atau sarana umum biasanya disediakan masjid. Masjid yang berdiri sangat bervariasi, dari model-model bentuk yang mengadopsi arsitektur daerah, tradisional, model-model eropa, gaya timur tengah, sedangkan kapasitasnya bahkan terkadang jauh lebih besar daya tampungnya tetapi juga tidak sedikit yang tergolong kecil sehingga tidak lagi dapat menampung arus jamaah yang menggunakan masjid untuk ibadah.
Kontek adanya masjid dengan kepentingan umum tidak lagi dapat terpisahkan, berdirinya masjid otomatis sudah mencerminkan kaitannya yang erat dengan semua hajat kehidupan umatnya. Masjid bukan lagi identik sebagai tempat untuk mampir, dia sudah memiliki makna yang jauh lebih besar dari semua tafsir yang berkaitan dengan hajat manusia.
Sehuah krisis kehidupan telah membawa umat kepada suatu rangsangan pemikiran untuk lebih memaknai berdirinya masjid, dengan lebih memberdayakan fungsi-fuungsi dan manfaat berdirinya sebuah masjid di tengah-tengah keberadaan umat. Tidak lagi menganggap adanya masjid hanya sebagai pelengkap sebuah komplek, sebuah areal pemukiman, sebuah perkantoran, dsb.
Oleh sebab itu, kecenderungan yang mulai tampak muncul menjadi fenomena pemaknaan berdirinya sebuah masjid agar menjadi berfungsi lebih luas dan besar adalah menjadikan masjid sebagai centra kegiatan bagi hajat umat. Menjadikan masjid sebagai pusat tujuan kehidupan.
Kecenderungan itu mengubah pola gaya arsitektur dan bentuknya masjid menjadi lebih fleksibel, luwes dan lterlebih berbagai semua fuungsi dapat tertampung di dalamnya.Yang terlihat sekarang ini, berdiriinya masjid yang berlantai dua atau adanya masjid dengan beberapa ruang yang bediri di sekitarrnya untuk berbagai kegiatan.
Masjid selain sebagai tempat pusat peribadatan, dia juga dapat menolong terhadap krisis kehidupan umat yang tertimpa musibah dengan menjadikannya sebagai tempat berlindung. Selain itu, masjid juga dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi, tempat kegiatan perkuliahan, tempat kajian ilmiah dasb.
Sebuah masjid yang terletak di pinggir Kota Semarnag, lantai atas untuk sarana beribadah dan sedang lantai bawah dipakai untuk ruang perpustakaan, dimana masyarakat dengan tenang dapat mengkaji berbagai ilmu yang tersimpan dalam buku-buku yang dikoeleksi di perpustakaan.
Di Jawa Timur, masjid yang terletak di tengah kota di kelilingi lokal-lokal ruang yang dipakai untuk berdagang, membuka toko, dan tempat menawarkan berbagai barang yang dibutuhkan umat.
Di Yogyakarta, masjid yang berlantai dua di bawah dipakai untuk kegiatan kuliah para mahasiswa dan untuk berbagai acara diskusi dan seminar ilmiah. Sedang masjid yang terletak di arah paling barat wilayah Jawa Tengah, dipakai sebagai pusat kegiatan bank syariah.
Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan keperluan hajat manusia, adalah sebagai usaha umat untuk memaknai anjuran dari Nabi Muhammad SAW untuk menjadikan masjid sebagai tempat tujuan hidup, dalam arti yang lebih luas agar manusia dalam mengarungi hidup tidak melupakan fungsinya sebagai makhluk yang diciptakan untuk menyembah terhadap tuhan-Nya. Dan dari perjalanan manusia itu, dia melakukan berbagai kegiatan ekonomi, sosial, budaya dsb.
Yang separoh itu adalah hajat keperluan mereka terhadap kehidupan (mencari nafkah, mencari ilmu dll) dapat terpenuhi dan tetapi hajat akhir kehidupan kelak (akhirat) tak ketinggalan untuk dicari sebagai bekalnya.
Ya, masjid. Engkaulah rumah Allah itu. Tempat manusia menemui-Mu.
Sumber: