STATISTIK
STATISTIK
ANTI PENCUCIAN UANG &
Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922
Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id website: http://www.ppatk.go.id
PENDANAAN TERORISME
MEI
2017
bps
Halaman
Ringkasan Eksekutif 1
Ringkasan Statistik 2
Laporan Transaksi 3
A. Laporan Transaksi Keuangan Mencuri-
gakan (LTKM) 3
B. Laporan Transaksi Keuangan Tunai
(LTKT) 12
C. Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) 14 D. Laporan dari Penyedia
Barang dan Jasa 17
E. Laporan Transfer Dana dari/ke Luar Negeri 19 F. Laporan Penundaan
Transaksi (LPT) 22
Analisis dan Pemeriksaan 26
A. Hasil Analisis (HA) 26 B. Karakteristik
Terlapor HA 31
C. HA Terkait
Pendanaan Terorisme 34 D. Hasil Pemeriksaan (HP) 37 E. Tindak Lanjut terhadap
HA/HP 39
F. Permintaan Informasi Kepada PJK/PBJ Terkait
Hasil Analisis 41
G. Pengaduan
Masyarakat 43
Lain-lain 45
A. Putusan Pengadilan
Terkait TPPU 45
B. Keterangan Ahli 48
C. Audit 50
D. Pertukaran
Informasi Antar FIU 52 E. Nota Kesepahaman
(MoU) 54
D A F T A R I S I :
R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Bulletin Statistik disusun sebagai salah satu upaya PPATK untuk menyampaikan hasil pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut UU TPPU) yang mulai berlaku pada tanggal 22 Oktober 2010. Dalam bulletin ini, statistik yang dihimpun mencakup:
1. Perkembangan aktivitas pelaporan oleh Pihak Pelapor (Penyedia Jasa Keuangan/PJK, Penyedia Barang dan/atau Jasa Lain/PBJ), serta Ditjen Bea Cukai;
2. Penyampaian hasil analisis dan hasil pemeriksaan kepada Apgakum dan/atau penyidik, serta
3. Informasi lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas PPATK. Menjelang akhir paruh pertama tahun 2017, jumlah penyampaian laporan ke PPATK semakin terus bertambah. Penerimaan pelaporan terbanyak selama Mei 2017 terutama terkait LTKL (Swift Bank), LTKT, LTKM, dan LTPBJ, yakni masing-masing bertambah sebanyak 535,2 ribu LTKL, 288,5 ribu LTKT, 4,5 ribu LTKM, dan 1,9 ribu LTPBJ. Dengan adanya penambahan laporan-laporan tersebut, jumlah keseluruhan laporan yang telah diterima PPATK sejak Januari 2003 telah mencapai 44.335.888 laporan atau meningkat sebanyak 9,3 persen dibandingkan jumlah kumulatif laporan per akhir Desember 2016. Bila diamati perkembangan bulanannya (month-to-month, disingkat m-to-m), penerimaan keseluruhan laporan di Mei 2017 bila dibandingkan penerimaan pada bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 25,5 persen. Kenaikan tertinggi terjadi pada penerimaan LTKT dan LTKM, yakni masing-masing naik sebesar 83,6 persen dan 21,7 persen.
Terkait fungsi analisis, selama Mei 2017, PPATK telah menyampaikan Hasil Analisis (selanjutnya disebut HA) kepada penyidik sebanyak 31 HA, dengan 22 HA diantaranya merupakan HA reaktif (permintaan dari penyidik), dan selebihnya sebanyak 9 HA merupakan HA Proaktif (inisiatif dari PPATK). Berdasarkan jumlah HA selama periode tersebut, dugaan tindak pidana Korupsi menjadi tindak pidana yang paling dominan, yaitu sebanyak 14 HA (45,2 persen).
Sesuai amanat UU TPPU, selain melakukan fungsi analisis, PPATK juga memiliki fungsi pemeriksaan. Selama Mei 2017, terdapat penambahan 1 Hasil Pemeriksaan (selanjutnya disebut HP) yang disampaikan kepada Penegak Hukum, yakni kepada Penyidik Kepolisian. Dengan demikian, jumlah HP yang telah disampaikan kepada penyidik maupun Kementerian/Lembaga terkait sejak berlakunya UU TPPU, tercatat tetap sebanyak 90 HP, dengan rincian 36 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik KPK, 30 HP ke Penyidik Kejaksaan, 26 HP ke Penyidik Kepolisian, 15 HP ke Penyidik DJP, 5 HP ke Penyidik DJBC, 4 HP ke Penyidik BNN, dan 4 HP ke Panglima TNI. Sementara itu, terkait dengan putusan pengadilan, berdasarkan data terkini, hingga Mei 2017 terdapat 106 putusan pengadilan terkait TPPU sejak berlakunya UU TPPU. Bila diakumulasikan sejak Januari 2005, jumlah putusan pengadilan terkait TPPU tercatat sudah sebanyak 144 kasus dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup dan denda maksimal Rp32 Miliar.
Semoga buku ini dapat bermanfaat.
Jakarta, Juni 2017
KIAGUS AHMAD BADARUDDIN Kepala PPATK
R I N G K A S A N
S T A T I S T I K
L A P O R A N
T R A N S A K S I
Periode Januari 2003 s.d. Mei 2017:
Jumlah Laporan yang diterima PPATK s.d. Mei 2017 sebanyak 44.335.888 Laporan.
A. LTKM = 324.926 Laporan, bertambah 7,5 persen dibanding posisi Desember 2016. B. LTKT = 23.348.122 Laporan, bertambah 5,0 persen dibanding posisi Desember 2016. C. LTPBJ = 174.864 Laporan, bertambah 8,7 persen dibanding posisi Desember 2016. D. LPUT = 34.016 Laporan yang diperoleh melalui 21 lokasi pelaporan.
E. LTKL = 20.453.960 Laporan (LTKL SWIFT Bank saja terhitung sejak Januari 2014).
Tahun 2017 (s.d. Mei 2017):
Jumlah Laporan yang diterima sebanyak 3.788.444 Laporan
atau naik 4,4 persen dibandingkan jumlah kumulatif periode yang sama tahun 2016 (c-to-c). A. LTKM = 22.750 Laporan, naik 9,6 persen (c-to-c).
B. LTKT = 1.121.495 Laporan, turun 0,5 persen (c-to-c). C. LTPBJ = 14.042 Laporan, turun 19,8 persen (c-to-c). D. LPUT = 6.396 Laporan, turun 4,3 persen (c-to-c). E. LTKL = 2.623.761 Laporan, naik 6,9 persen (c-to-c).
Mei 2017:
Jumlah Laporan yang diterima sebanyak 830.085 Laporan, atau naik 25,5 persen dibandingkan April 2017 (m-to-m), atau naik 12,6 persen dibandingkan Mei 2016 (y-on-y). A. LTKM = 4.489 Laporan, naik 21,7 persen (m-to-m), atau naik 24,5 persen (y-on-y). B. LTKT = 288.459 Laporan, naik 83,6 persen (m-to-m), atau naik 31,0 persen (y-on-y). C. LTPBJ = 1.918 Laporan, turun 14,7 persen (m-to-m), atau turun 32,5 persen (y-on-y). D. LPUT = 1 Laporan.
E. LTKL = 535.218 Laporan, naik 7,8 persen (m-to-m), atau naik 4,9 persen (y-on-y).
H A S I L A N A L I S I S D A N H A S I L
P E M E R I K S A A N
Periode Januari 2003 s.d. Mei 2017:
Hasil Analisis(tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan ke Penyidik
Januari 2003 s.d. Mei 2017 sebanyak 3.852 HA yang terkait dengan 10.809 LTKM. A. HA - Proaktif = 1.972 HA yang terkait dengan 5.204 LTKM.
- Inquiry = 1.880 HA yang terkait dengan 5.605 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 1.552 IHA.
C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 118 HA yang terkait dengan 330 LTKM. D. HP yang disampaikan ke Penyidik/Kementerian/Lembaga Terkait = 90 Laporan.
Tahun 2017 (s.d. Mei 2017):
HA yang disampaikan ke Penyidik selama Mei 2017 sebanyak 148 HA yang terkait dengan 1.031 LTKM.
A. HA - Proaktif = 50 HA yang terkait dengan 311 LTKM. - Inquiry = 98 HA yang terkait dengan 720 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 152 IHA.
A. Laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan
(LTKM)
LTKM merupakan laporan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (selanjutnya disebut PJK) berdasarkan UU TPPU Pasal 23 Ayat (1) huruf a, sesuai kriteria pada Pasal 1 Angka 5.
Selama Mei 2017, jumlah LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK sebanyak 4.489 LTKM, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 224 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Pelaporan LTKM selama bulan ini lebih tinggi 21,7 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan lalu, atau naik 24,5 persen dibandingkan dengan jumlah LTKM selama Mei 2016 (y-on-y).
Secara keseluruhan LTKM yang diterima oleh PPATK sejak Januari 2003 s.d. Mei 2017 mencapai sebanyak 324.926 LTKM atau bertambah 7,5 persen dibandingkan jumlah kumulatif LTKM pada akhir Desember 2016.
Peningkatan pelaporan LTKM, terutama terjadi sejak diberlakukannya UU TPPU tanggal 22 Oktober 2010. Jumlah LTKM yang telah diterima PPATK sejak Januari 2011 s.d. Mei 2017 tercatat sebanyak 261.002 LTKM, atau secara rata-rata tahunan meningkat 409,0 persen dibandingkan periode sebelum diberlakukannya UU TPPU.
Dilihat dari sisi jumlah Pihak Pelapor, selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017) tercatat sebanyak 295 PJK telah menyampaikan LTKM kepada PPATK. Sebagian besar LTKM atau sebanyak 57,9 persen LTKM disampaikan oleh PJK Bank, sedangkan 42,1 persen selebihnya disampaikan oleh PJK Non Bank. Mayoritas TKM selama periode ini terjadi di DKI Jakarta (48,0 persen), Jawa Barat (18,1 persen), dan Jawa Timur (6,2 persen).
Berdasarkan profilnya, sebagian besar atau sebanyak 90,0 persen terlapor LTKM yang disampaikan pada selama Mei 2017 adalah perorangan, sedangkan 10,0 persen selebihnya merupakan korporasi. Mayoritas terlapor perorangan adalah Laki-laki (63,8 persen), dengan pekerjaan utama sebagai Pegawai Swasta (31,4 persen), serta sebagian besar berada pada usia produktif antara 30-60 tahun (67,5 persen).
Berdasarkan LTKM selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017), diketahui bahwa hanya sebanyak 28,7 persen LTKM saja yang mampu diidentifikasikan oleh Pihak Pelapor terindikasi tindak pidana, dan selebihnya sebanyak 71,3 persen LTKM tidak terisi/mengindikasikan tindak pidana. Indikasi Tindak Pidana Asal yang dominan adalah Penipuan (44,0 persen), Korupsi (21,8 persen), dan Perjudian (8,2 persen).
LAPORAN
wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi:a. Transaksi Keuangan Mencurigakan; b. Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1 (satu) hari kerja; dan/atau
c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan
ke luar egeri.
Pasal 1 Angka 5 :
Tra saksi Keua ga Me urigakan adalah: a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola
Transaksi dari Pengguna Jasa yang
bersangkutan;
b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;
c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau
d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang
Tabel 1
Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor
s.d. Mei 2017 Bank 36,309 97,542 1,600 10,716 25,507 2,178 3,033 13,170 136,219 172,528 128
Ø Bank Umum 36,022 96,352 1,544 10,405 24,815 2,120 2,928 12,874 134,041 170,063 96
¤ Bank Milik Negara 11,096 40,177 514 4,216 10,023 618 950 4,504 54,704 65,800 4 ¤ Bank Swasta 12,540 46,303 752 5,014 11,770 1,291 1,772 7,072 65,145 77,685 47 ¤ Bank Pembangunan Daerah 8,614 5,984 204 700 1,975 104 92 581 8,540 17,154 24
¤ Bank Asing 2,615 2,012 51 273 580 64 57 486 3,078 5,693 11
¤ Bank Campuran 1,157 1,876 23 202 467 43 57 231 2,574 3,731 10
Ø Bank Perkreditan Rakyat 287 1,190 56 311 692 58 105 296 2,178 2,465 32
Non Bank 27,615 92,042 2,007 10,039 23,161 1,510 1,456 9,580 124,783 152,398 167
Ø Pasar Modal 1,088 2,638 17 199 823 103 97 548 4,009 5,097 20
Ø Asuransi 2,939 17,592 276 1,143 3,369 302 331 1,926 22,887 25,826 30
Ø Dana Pensiun 1 0 0 0 13 0 1 1 14 15 1
Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing 1,435 36,962 480 4,100 6,324 177 196 1,167 44,453 45,888 24
Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing
22,122 29,917 397 2,864 6,922 721 563 4,158 40,997 63,119 52
Ø Money Remittance/KUPU 30 4,711 779 1,506 4,756 161 208 1,396 10,863 10,893 26
Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi
0 137 56 224 947 46 60 382 1,466 1,466 12
Ø Koperasi 0 85 0 0 2 0 0 1 88 88 1
Ø Penyelenggara E-Money 0 0 2 3 5 0 0 1 6 6 1
Ø Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total LTKM 63,924 189,584 3,607 20,755 48,668 3,688 4,489 22,750 261,002 324,926 295
Tahun 2017
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)
Jumlah Jan
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.
**) Data Tahun 2012 s.d.Mei 2017 menggunakan Database SIAPUPPT per 31 Mei 2017.
Grafik 1
Perbandingan Rata-rata LTKM per Tahun
Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Tahun 2010 Berdasarkan Jenis PJK Pelapor
8,525
Bank Milik Negara Bank Swasta Bank Pembangunan Daerah Bank Asing Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Pasar Modal Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi Pos dan Giro Total
Grafik 2
Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK per-bulan Mei 2016 s.d. Mei 2017
3,607 3,730 2,600 5,261 3,651 3,511 4,744 4,416 4,669 4,786 5,118 3,688 4,489
3.4 -30.3
102.3 -30.6
-3.8
35.1 -6.9 5.7
2.5 6.9 -27.9
21.7
- 40. 0 - 20. 0 0. 0 20. 0 40. 0 60. 0 80. 0 100. 0 120. 0
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000
May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 2017
LTKM per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month)
*) Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah
pada bulan sebelumnya.
Grafik 3
Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor
Mei 2017
Bank 13,170
58% Non Bank
9,580 42%
Grafik 4
Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang Menyampaikan LTKM
Mei 2017
Bank 128 43%
Grafik 5
Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2013 s.d. Mei 2017
157,087 196,775
253,508
302,176 324,926
41,920 39,688 56,733 48,668 22,750
25.3%
28.8%
19.2%
7.5%
0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Kumulatif Jumlah Per-tahun Perkembangan Kumulatif (%)
Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003
- Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2013 s.d. Mei 2017
Grafik 6
Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-Bulan Januari 2013 s.d. Mei 2017
41,920
39,688
56,733
48,668
22,750
3,493 3,307 4,728 4,056 4,550
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Per-tahun Rata-rata per-bulan
Grafik 7
Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun Berdasarkan Jenis PJK Januari 2013 s.d. Mei 2017
41,920
39,688
56,733
48,668
22,750
20,663
23,790 26,567
25,507
13,170 21,257
15,898
30,166
23,161
9,580
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000
2013 2014 2015 2016 2017
Bank + Non Bank Bank Non Bank
Catatan : - Jumlah LTKM per tahun dihitung berdasarkan penerimaan LTKM oleh PPATK pada tahun berjalan.
- Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2013 s.d.Mei 2017
Grafik 8
Perkembangan Rata-rata Penerimaan LTKM per-Bulan Januari 2013 s.d. Mei 2017
3,493.3 3,307.3
4,727.8 4,055.7
4,550.0
0.0 1,000.0 2,000.0 3,000.0 4,000.0 5,000.0
2013 2014 2015 2016 2017
Tabel 2
Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK
Berdasarkan Propinsi Domisili Kantor Penyedia Jasa Keuangan Pelapor Kejadian Transaksi s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016
Jan-2016 s.d.
Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Nanggroe Aceh Darussalam 25 185 335 26 19 142 0.6 -26.9 -24.0 -23.2
Sumatera Utara 157 905 1,784 109 196 796 3.5 79.8 24.8 -12.0
Sumatera Barat 6 100 200 10 35 107 0.5 250.0 483.3 7.0
Sumatera Selatan 55 380 1,174 59 94 684 3.0 59.3 70.9 80.0
Bengkulu 9 50 114 5 12 38 0.2 140.0 33.3 -24.0
Jambi 8 154 295 12 19 89 0.4 58.3 137.5 -42.2
Riau 29 243 527 52 63 299 1.3 21.2 117.2 23.0
Kepulauan Riau 42 438 919 60 56 372 1.6 -6.7 33.3 -15.1
Lampung 74 530 1,073 48 35 258 1.1 -27.1 -52.7 -51.3
Kep Bangka Belitung 0 26 125 4 17 36 0.2 325.0 n.a. 38.5
Banten 122 1,182 2,401 77 163 942 4.1 111.7 33.6 -20.3
DKI Jakarta 2,034 9,801 24,558 1,853 1,898 10,931 48.0 2.4 -6.7 11.5
Jawa Barat 309 2,135 5,419 794 1,013 4,108 18.1 27.6 227.8 92.4
Jawa Tengah 169 808 1,596 103 165 635 2.8 60.2 -2.4 -21.4
Jawa Timur 303 1,985 3,852 182 302 1,413 6.2 65.9 -0.3 -28.8
DI Yogyakarta 49 265 536 39 52 280 1.2 33.3 6.1 5.7
Bali 43 247 543 27 26 168 0.7 -3.7 -39.5 -32.0
Nusa Tenggara Barat 8 54 242 4 13 76 0.3 225.0 62.5 40.7
Nusa Tenggara Timur 3 27 93 12 21 95 0.4 75.0 600.0 251.9
Maluku 10 72 87 2 2 19 0.1 0.0 -80.0 -73.6
Maluku Utara 4 17 26 0 0 3 0.0 n.a. -100.0 -82.4
Kalimantan Barat 10 130 350 25 31 144 0.6 24.0 210.0 10.8
Kalimantan Timur 24 204 410 52 30 175 0.8 -42.3 25.0 -14.2
Kalimantan Tengah 7 42 95 8 2 36 0.2 -75.0 -71.4 -14.3
Kalimantan Selatan 26 108 210 19 22 121 0.5 15.8 -15.4 12.0
Kalimantan Utara 2 5 15 4 2 20 0.1 -50.0 0.0 300.0
Sulawesi Utara 3 62 139 17 20 75 0.3 17.6 566.7 21.0
Sulawesi Selatan 54 366 820 52 105 433 1.9 101.9 94.4 18.3
Sulawesi Tengah 3 41 110 4 31 65 0.3 675.0 933.3 58.5
Sulawesi Tenggara 3 65 113 11 18 65 0.3 63.6 500.0 0.0
Sulawesi Barat 0 0 1 0 1 2 0.0 n.a. n.a. n.a.
Gorontalo 1 18 31 4 3 14 0.1 -25.0 200.0 -22.2
Papua 15 108 472 14 22 100 0.4 57.1 46.7 -7.4
Papua Barat 0 2 3 0 1 9 0.0 n.a. n.a. 350.0
Total LTKM 3,607 20,755 48,668 3,688 4,489 22,750 100.0 21.7 24.5 9.6
Propinsi Kantor PJK Pelapor Kejadian Transaksi
Jumlah LTKM
% Distribusi Kumulatif s.d.
Mei-2017
Perkembangan Mei-2017 (Dalam Persen)
Catatan: - Angka tidak mencerminkan kejadian tindak pidana pada wilayah pelaporan
- A gka . e er i ka tidak ada ya PJK ya g elaporka ada ya tra saksi keua ga e urigaka pada wilayah tersebut atau dalam pelaporan tidak disebutkan wilayah kejadian sehingga dihitung sebagai laporan dari kantor pusat (DKI Jakarta).
- Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya.
- Peningkatan year-on-year (disingkat y-on-y) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
9
B
U
LL
ET
IN
S
TA
TIS
TIK
A
N
TI
P
EN
C
U
C
IA
N
U
A
N
G
&
P
EN
D
A
N
A
A
N
T
ER
O
R
IS
M
E
(M
E
I 2
017
)
Gambar 1. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM
Januari 2017 s.d. Mei 2017
Tabel 3
Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Terlapor
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016
Jan-2016 s.d.
Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Perorangan 3,236 19,186 44,648 3,289 3,943 20,464 90.0 19.9 21.8 6.7
Ø Laki-Laki 1,995 12,551 28,656 2,135 2,497 13,051 63.8 17.0 25.2 4.0
Ø Perempuan 1,241 6,635 15,992 1,154 1,446 7,413 36.2 25.3 16.5 11.7
Perusahaan/Korporasi 371 1,569 4,020 399 546 2,286 10.0 36.8 47.2 45.7 Total LTKM 3,607 20,755 48,668 3,688 4,489 22,750 100.0 21.7 24.5 9.6
Jenis Kategori Terlapor
Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016
Jan-2016 s.d.
Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ø Pegawai Swasta 739 5,231 11,435 1,106 1,375 6,429 31.4 24.3 86.1 22.9 Ø Pengusaha/Wiraswasta 980 6,239 13,494 677 810 4,625 22.6 19.6 -17.3 -25.9 Ø PNS (termasuk pensiunan) 390 1,721 4,531 323 385 1,763 8.6 19.2 -1.3 2.4 Ø Ibu Rumah Tangga 202 1,137 2,873 204 218 1,290 6.3 6.9 7.9 13.5 Ø Pelajar/Mahasiswa 144 740 1,835 174 133 990 4.8 -23.6 -7.6 33.8 Ø Pedagang 99 848 1,899 163 172 958 4.7 5.5 73.7 13.0 Ø TNI/Polri (termasuk pensiunan) 87 372 1,014 85 115 556 2.7 35.3 32.2 49.5 Ø Pejabat Lembaga Legislatif dan
Pemerintah 73 348 776 74 91 429 2.1 23.0 24.7 23.3 Ø Pegawai BI/BUMN/BUMD
(termasuk pensiunan) 61 285 778 64 83 414 2.0 29.7 36.1 45.3 Ø Profesional dan Konsultan 129 549 1,221 55 59 290 1.4 7.3 -54.3 -47.2 Ø Pengajar dan Dosen 37 252 507 33 25 197 1.0 -24.2 -32.4 -21.8 Ø Pengurus dan pegawai
yayasan/lembaga berbadan hukum lainnya
4 66 193 10 27 115 0.6 170.0 575.0 74.2 Ø Buruh, Pembantu Rumah Tangga
dan Tenaga Keamanan 5 35 170 9 7 81 0.4 -22.2 40.0 131.4 Ø Petani dan Nelayan 4 42 168 7 15 73 0.4 114.3 275.0 73.8 Ø Pegawai Bank 15 129 200 4 18 44 0.2 350.0 20.0 -65.9 Ø Pengurus Parpol 1 8 28 3 3 13 0.1 0.0 200.0 62.5 Ø Ulama/Pendeta/Pimpinan
organisasi dan kelompok keagamaan 7 19 50 4 3 12 0.1 -25.0 -57.1 -36.8 Ø Pengurus/Pegawai LSM/organisasi
tidak berbadan hukum lainnya 3 61 69 1 1 3 0.0 0.0 -66.7 -95.1 Ø Pegawai Money Changer 0 3 4 1 0 2 0.0 -100.0 n.a. -33.3 Ø Pengrajin 0 0 2 0 0 1 0.0 n.a. n.a. n.a. Ø Tidak Teridentifikasi dll 256 1,101 3,401 292 403 2,179 10.6 38.0 57.4 97.9
Total Terlapor Perseorangan 3,236 19,186 44,648 3,289 3,943 20,464 100.0 19.9 21.8 6.7
Tabel 5
Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kelompok Umur Terlapor Perseorangan
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016
Jan-2016 s.d. Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ø Usia Dibawah 30 tahun 744 4,538 10,422 847 1,010 5,112 25.0 19.2 35.8 12.6
Ø Usia 30 - 40 tahun 1,011 5,695 12,892 891 1,082 5,842 28.5 21.4 7.0 2.6
Ø Usia 40 - 50 tahun 816 4,965 11,361 774 944 4,832 23.6 22.0 15.7 -2.7
Ø Usia 50 - 60 tahun 477 2,878 6,847 498 616 3,140 15.3 23.7 29.1 9.1
Ø Usia Diatas 60 tahun 145 930 2,538 227 229 1,261 6.2 0.9 57.9 35.6
Ø Tidak Teridentifikasi 43 180 588 52 62 277 1.4 19.2 44.2 53.9
Total Terlapor Perseorangan 3,236 19,186 44,648 3,289 3,943 20,464 100.0 19.9 21.8 6.7
Kategori Umur
Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016
Jan-2016 s.d. Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Terkait Tindak Pidana 794 5,586 13,164 937 1,417 6,529 28.7 51.2 78.5 16.9
Ø Penipuan 410 3,116 6,574 356 621 2,874 44.0 74.4 51.5 -7.8 Ø Korupsi 239 1,135 2,829 157 349 1,423 21.8 122.3 46.0 25.4 Ø Perjudian 35 494 883 81 67 534 8.2 -17.3 91.4 8.1 Ø Terorisme 1 65 340 60 96 391 6.0 60.0 9,500.0 501.5 Ø Di Bidang Perpajakan 10 103 387 34 35 250 3.8 2.9 250.0 142.7 Ø Narkotika 26 238 528 49 39 212 3.2 -20.4 50.0 -10.9 Ø Tindak pidana lain yang diancam
dengan pidana penjara 4 tahun atau lebih
17 181 395 33 25 135 2.1 -24.2 47.1 -25.4
Tidak Teridentifikasi Tindak
Pidana/dll 2,813 15,169 35,504 2,751 3,072 16,221 71.3 11.7 9.2 6.9
Total LTKM 3,607 20,755 48,668 3,688 4,489 22,750 100.0 21.7 24.5 9.6
Dugaan Tindak Pidana Asal
B. Laporan Transaksi
Keuangan Tunai (LTKT)
LTKT adalah laporan atas transaksi yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam yang dilaporkan oleh PJK. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23.
Jumlah LTKT yang disampaikan PJK kepada PPATK selama Mei 2017 sebanyak 288.459 LTKT, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 14.423 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Dibandingkan jumlah LTKT pada bulan sebelumnya, jumlah tersebut meningkat 83,6 persen (m-to-m), atau tercatat lebih
Dilihat berdasarkan jenis industri PJK pelapor, mayoritas LTKT disampaikan oleh PJK Bank (99,2 persen), utamanya PJK Bank Umum (99,0 persen).
Sejak diberlakukannya UU TPPU, jumlah LTKT telah mengalami penambahan sebesar 96,4 persen atau sebanyak 13,6 juta laporan dibandingkan dengan sebelum berlakunya UU TPPU.
Grafik 9
Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK per-bulan s.d. Mei 2017
May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 2017
LTKT per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month)
UU TPPU Pasal 1 Angka 6 :
Tra saksi Keua ga Tu ai adalah
Transaksi Keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang
Tabel 7
Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor
s.d. Mei 2017
Bank 8,620,893 9,676,385 219,386 1,121,745 2,741,092 154,475 286,624 1,112,024 13,529,501 22,150,394 206
Ø Bank Umum 8,619,074 9,664,504 218,931 1,120,436 2,737,980 154,279 286,341 1,110,771 13,513,255 22,132,329 106 Ø Bank Perkreditan Rakyat 1,819 11,881 455 1,309 3,112 196 283 1,253 16,246 18,065 100
Non Bank 10,530 40,088 882 5,395 16,144 2,659 1,835 9,471 65,703 76,233 82
Ø Pasar Modal 44 34 0 0 5 0 0 0 39 83 0 Ø Asuransi 165 863 0 4 4 45 4 186 1,053 1,218 2 Ø Dana Pensiun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing 3 476 20 145 328 0 2 47 851 854 3
Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing
9,972 34,752 826 4,840 14,862 2,461 1,693 8,622 58,236 68,208 71 Ø Money Remittance/KUPU 346 3,827 36 245 784 153 136 616 5,227 5,573 6 Ø Pos dan Giro 0 3 0 0 0 0 0 0 3 3 0
Ø Koperasi 0 3 0 84 84 0 0 0 87 87 0
Ø Pegadaian 0 130 0 77 77 0 0 0 207 207 0 Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka
Komoditi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total LTKT 8,631,423 9,716,473 220,268 1,127,140 2,757,236 157,134 288,459 1,121,495 13,595,204 22,226,627 288
Tahun
2011-Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)
Tahun 2016 Tahun 2017
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010
Grafik 10
Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT Januari 2013 s.d. Mei 2017
14,270,061 16,121,147
18,347,896
21,105,132 22,226,627
2,022,920 1,851,086 2,226,749 2,757,236 1,121,495
13.0%
2013 2014 2015 2016 2017
Kumulatif LTKT LTKT Per-Tahun Perkembangan Kumulatif (%)
Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003
C. Laporan Pembawaan
Uang Tunai (LPUT)
LPUT merupakan laporan atas pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar daerah kepabeanan Indonesia. Penyampaian LPUT dilakukan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK, dan mulai efektif per Januari 2006.
Selama Mei 2017, terdapat penambahan 1 LPUT yang disampaikan Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK.
Dengan adanya penambahan LPUT selama Mei 2017 tersebut, maka jumlah total LPUT yang diterima PPATK sejak Januari 2006 s.d. Mei 2017 tercatat sebanyak 27.620 laporan dengan penerimaan laporan terbanyak berasal dari Soekarno Hatta (56,9 persen) dan Batam (40,6 persen).
Selain menerima LPUT, PPATK juga telah menerima pelaporan pelanggaran pembawaan uang tunai dari Dirjen Bea dan Cukai RI. Hingga Mei 2017, tercatat terjadi 292 pelanggaran pembawaan uang tunai yang terjadi di 17 lokasi pelaporan. Berdasarkan lokasinya, sebagaian besar pelanggaran pembawaaan uang tunai terjadi di Ngurah Rai Denpasar, yakni sebanyak 46,9 persen atau 137 Laporan.
Tabel 8
Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Lokasi Pelaporan
s.d. Mei 2017
Ø Batam 2,683 1,613 0 3,591 3,595 537 0 3,309 8,517 11,200
Ø Soekarno Hatta 2,866 6,430 0 2,954 3,556 1,001 0 2,857 12,843 15,709
Ø Bandung 3 4 0 0 0 1 1 2 6 9
Total LPUT 5,711 8,209 5 6,686 7,304 1,539 1 6,396 21,909 27,620
Lokasi Pelaporan
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)
Jumlah Jan 2006 s.d. Mei-2017
uang asing, dan/atau instrumen
pembayaran lain dalam bentuk cek, cek perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet
giro paling sedikit Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) atau yang nilainya setara dengan itu ke dalam atau ke luar
daerah pabean Indonesia wajib
memberitahukannya kepada Direktorat
Je deral Bea da Cukai.
Pasal 35 Ayat (1) :
“etiap ora g ya g tidak memberitahukan pembawaan uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari seluruh jumlah uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain yang dibawa dengan jumlah paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
Grafik 11
Perbandingan Jumlah LPUT Berdasarkan Lokasi Pelaporan Januari 2006 s.d. Mei 2017
11,200
15,709 9
53 116
413 5 9 2 8 6 13 8 8 12 2 7 7 4 15 14
0 5,000 10,000 15,000 20,000
Batam Soekarno Hatta Bandung Tanjung Balai Karimun Tj. Pinang Ngurah Rai Denpasar Dumai Teluk Bayur Teluk Nibung Medan Balikpapan Pontianak Pekanbaru Semarang (Tj. Emas) Lombok Palembang Yogyakarta Mataram Entikong Kuala Namu Juanda
Grafik 12
Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LPUT Januari 2013 s.d. Mei 2017
12,432 13,902 13,920
21,224
27,620
3,461 1,470 18 7,304 6,396
11.8% 0.1%
52.5%
30.1%
0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000
2013 2014 2015 2016 2017
Kumulatif LPUT LPUT Per-Tahun Perkembangan Kumulatif (%)
Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2006
Tabel 9
Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan
Januari 2005 s.d. Mei 2017
(1) (2) (3)
Ngurah Rai Denpasar 137 46.9%
Soekarno Hatta 55 18.8%
Batam 49 16.8%
Kuala Namu 10 3.4%
Pekan Baru 8 2.7%
Pontianak 8 2.7%
Medan 6 2.1%
Tarakan 4 1.4%
Dumai 3 1.0%
Bandung 3 1.0%
Tj. Pinang 2 0.7%
Teluk Bayur 2 0.7%
Tj. Balai Karimun 1 0.3%
Halim Perdana Kusumah 1 0.3%
Teluk Nibung 1 0.3%
Juanda 1 0.3%
Mataram 1 0.3%
Total Pelanggaran
Pembawaan Uang Tunai 292 100.0%
% Lokasi Pelaporan
Jumlah Jan-2006 s.d. Mei-2017
Grafik 13
Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan
Januari 2005 s.d. Mei 2017
137 55
49 10
8 8 6 4 3 3 2 2 1 1 1 1 1
D. Laporan dari Penyedia
Barang dan Jasa (PBJ)
Laporan dari PBJ telah diatur dalam UU TPPU, Pasal 17 ayat (1). Laporan dari PBJ mulai efektif diterima PPATK sejak Mei 2012.
Jumlah Laporan Transaksi dari PBJ (LTPBJ) yang disampaikan kepada PPATK selama Mei 2017 tercatat bertambah sebanyak 1.918 Laporan, atau turun sebesar 14,7 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan sebelumnya, atau lebih rendah 18,1 persen dibandingkan jumlah pada Mei 2016.
Dengan adanya penambahan tersebut, bila diakumulasikan sejak Mei 2012, maka jumlah LTPBJ yang diterima PPATK hingga Mei 2017 telah mencapai 160.822 laporan yang berasal dari 328 PBJ.
Dari sejumlah LTPBJ yang dilaporkan selama Mei 2012 s.d. Mei 2017, sebagian besar laporan transaksi yang dilaporkan berasal dari PBJ di bidang Properti, yaitu sebanyak 99.655 laporan atau 62,0 persen, diikuti oleh Pedagang Kendaraan Bermotor sebanyak 57.174 laporan atau 35,6 persen, Pedagang Perhiasan/Logam Mulia sebanyak 3.402 laporan atau 2,1 persen, Balai Lelang sebanyak 525 laporan atau 0,3 persen, dan Pedagang Barang Seni/Antik sebanyak 4 laporan atau 0,0 persen.
Tabel 10
Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Mei 2012 s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016
Jan-2016 s.d. Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Ø Perusahaan Properti 63,199 1,705 12,735 27,430 1,316 737 9,026 99,655 204
Ø Pedagang Kendaraan Bermotor 38,575 1,068 4,343 13,751 877 1,154 4,848 57,174 108
Ø Pedagang Perhiasan/logam mulia 2,678 67 398 616 49 10 108 3,402 4
Ø Balai Lelang 342 2 21 123 6 17 60 525 11
Ø Barang Seni / Antik 0 0 4 4 0 0 0 4 1
Ø Tidak terklasifikasi 62 0 0 0 0 0 0 62 0
Total LTPBJ 104,856 2,842 17,501 41,924 2,248 1,918 14,042 160,822 328
Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 s.d.
Mei-2017 Jenis Perusahaan
Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ) Tahun
Catatan :Laporan dari PBJ diterima sejak Mei 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (Oktober 2010).
UU TPPU Pasal 17 Ayat (1) :
Pihak Pelapor eliputi:
a. penyedia jasa keuangan:
1. bank;
2. perusahaan pembiayaan;
3. perusahaan asuransi dan
perusahaan pialang asuransi;
4. dana pensiun lembaga keuangan;
5. perusahaan efek;
6. manajer investasi;
7. kustodian;
8. wali amanat;
9. perposan sebagai penyedia jasa giro;
10. pedagang valuta asing;
11. penyelenggara alat pembayaran
menggunakan kartu;
12. penyelenggara money dan/atau e-wallet;
13. koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam;
14. pegadaian;
15. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau
16. penyelenggara kegiatan usaha
pengiriman uang.
b. penyedia barang dan/atau jasa lain:
1. perusahaan properti/agen properti;
2. pedagang kendaraan bermotor;
3. pedagang permata dan
perhiasan/logam mulia;
4. pedagang barang seni dan antik;
Grafik 14
Perbandingan Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari PBJ dan Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 s.d. Mei 2017
204 108 4 11 1
99,655 57,174
3,402 525 4
0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 Perusahaan Properti
Pedagang Kendaraan Bermotor Perhiasan / logam mulia Balai Lelang Barang Seni / Antik
Jumlah Laporan Transaksi Jumlah PBJ
Grafik 15
Jumlah dan Persentase Laporan Transaksi dari PBJ Tahun 2017 (s.d. Mei 2017)
Perusahaan Properti
9,026 64%
Pedagang Kendaraan
Bermotor 4,848
35% Perhiasan /
logam mulia 129 5%
Balai Lelang 60 0%
Barang Seni / Antik
E. Laporan Transaksi
Keuangan Transfer Dana
dari/ke Luar Negeri (LTKL)
Pelaksanaan kewajiban pelaporan LTKL mulai berlaku pada tanggal 14 Januari 2014 untuk Bank Umum dan 1 Desember 2015 untuk PJK selain Bank Umum. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23 Angka 1 huruf c.
Hingga akhir Mei 2017 sebanyak 182 PJK telah menyampaikan LTKL kepada PPATK, yang terdiri dari 93 PJK Bank Umum dan 89 PJK selain Bank Umum. Dominasi pelaporan LTKL berasal dari Bank Umum, yakni sebesar 52,8 persen dari keseluruhan LTKL.
Dilihat berdasarkan jenis laporan, mayoritas LTKL disampaikan oleh Bank Umum melalui LTKL SWIFT (30 persen), diikuti NON SWIFT oleh selain Bank Umum (38 persen), dan KUPU (32 persen).
Jumlah LTKL SWIFT yang disampaikan PJK Bank kepada PPATK selama Januari 2014 s.d. Mei 2017 sebanyak 20,5 juta LTKL, dengan rata-rata penerimaan per bulan sebanyak 498,9 ribu laporan atau sebanyak 24,9 ribu laporan/hari (1 bulan = 20 hari).
Dilihat berdasarkan jumlah laporan, sebagian besar LTKL SWIFT merupakan LTKL Incoming, yakni sebanyak 12,2 juta Laporan atau 59,8 persen sedangkan LTKL Outgoing sebanyak 8,2 juta Laporan atau 40,2 persen. Namun bila dilihat berdasarkan nilai dana yang ditransaksikan pada LTKL SWIFT, nilai transfer dana ke luar negeri (Outgoing) cenderung lebih besar daripada nilai transfer dana yang masuk dari luar negeri (Incoming), khususnya selama semester I/2016. Hal ini dikarenakan besarnya rata-rata transfer dana Outgoing lebih besar daripada Incoming, yakni masing-masing sebesar Rp1.064 juta untuk setiap LTKL Outgoing dan Rp743 juta untuk setiap LTKL Incoming.
UU TPPU Pasal 23 Angka 1 :
Pe yedia jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a
wajib menyampaikan laporan kepada
PPATK yang meliputi:
c. Transaksi Keuangan transfer dana dari
da ke luar egeri..
Peraturan Kepala PPATK No: PER-12/1.02/PPATK/06/13 tentang Tata Cara Penyampaian LTKL bagi Penyedia Jasa Keuangan
Pasal 1 Angka 4:
Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana dari dan ke luar wilayah Indonesia kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima.
Grafik 17 Jumlah LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor
BANK UMUM Jumlah Pihak Pelapor LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor
Grafik 18
Persentase Komposisi LTKL Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Mei 2017
SWIFT 30%
NON SWIFT 38% KUPU
32%
Grafik 19
Jumlah LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Mei 2017
Outgoing 8,226,931 40% Incoming
12,227,029 60%
Grafik 20
Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Mei 2017
Outgoing Rp4,547,319,
848,467,690 52% Incoming
Rp4,124,185, 116,965,790
Grafik 21
Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2016 s.d. Mei 2017
198
313 305 312 320 271
May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17
Ribu Laporan
Outgoing Incoming
Grafik 22
Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2016 s.d. Mei 2017
324 608
320 308 335 323 350
256 297 263
314 305 279 374 300 317
May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17
Triliun Rp
Outgoing
Incoming
Grafik 23
Perkembangan Rata-rata Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2016 s.d. Mei 2017
1,641 2,682
1,836 1,503
1,582 1,543 1,596
1,446 1,485 1,446 1,604 1,442 1,571 940
1,136 1,031 1,458
1,215 1,183 4,507
1,160 938 936 1,037 975 954
May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17
Juta Rp/Laporan
Outgoing
F. Laporan
Penundaan Transaksi
(LPT)
Sesuai UU TPPU Pasal 26, Penyedia jasa keuangan dapat melakukan penundaan Transaksi paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penundaan Transaksi dilakukan. Berikut ini perkembangan pelaporan LPT sampai dengan Mei 2017.
Jumlah LPT yang dilaporkan oleh PJK kepada PPATK selama Mei 2017 tercatat sebanyak 13 Laporan, atau lebih rendah sebesar 48,0 persen dibandingkan jumlah pada April 2017 yang sebanyak 25 laporan.
Dengan adanya penambahan tersebut, jumlah keseluruhan LPT yang diterima PPATK sejak tahun 2013 hingga Mei 2017 tercatat sebanyak 2.738 laporan.
Mayoritas penundaan transaksi selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017) dilakukan oleh PJK Bank (96,0 persen), terutama BPD (66,1 persen) dan Bank Negara (17,7 persen). Sebagian besar transaksi yang ditunda berupa transfer (65,6 persen). Dilihat dari profil terlapor, mayoritas terlapor adalah perorangan (99,2 persen) dengan profesi utama sebagai Pengusaha/Wiraswasta (33,6 persen), Pegawai Swasta (19,7 persen), Buruh (10,7 persen), dan Ibu Rumahtangga (9,0 persen).
Bila dilihat dari besaran nominalnya, sebagian besar transaksi yang ditunda selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017) bernilai dibawah Rp100 juta (92,6 persen). Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan pemenuhan aspeknya, sebagian besar LPT selama periode tersebut atau sebanyak 95,1 persen telah memenuhi aspek formil, namun disisi lain belum memenuhi aspek materil.
Bila dilihat menurut domisili PJK Penunda Transaksi, mayoritas dari transaksi yang ditunda selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017) terjadi di Propinsi Sumatera Selatan (63,1 persen) dan DKI Jakarta (27,0 persen).
Alasan Penundaan Transaksi: Sebagian besar transaksi yang ditunda oleh PJK atau sebanyak 54,1 persen, belum teridentifikasi dengan jelas alasan yang menjadi pertimbangan penundaan transaksi sesuai ketentuan UU TPPU. Dari sejumlah transaksi yang telah teridentifikasi alasan penundaannya, sebagian besar LPT didasari atas pertimbangan bahwa Pengguna Jasa melakukan transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana.
UU TPPU Pasal 26 Ayat (1) :
(1) Penyedia jasa keuangan dapat
melakukan penundaan Transaksi paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penundaan Transaksi dilakukan.
(2) Penundaan Transaksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal Pengguna Jasa:
a. melakukan Transaksi yang patut
diduga menggunakan Harta
Kekayaan yang berasal dari hasil
tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);
b.memiliki rekening untuk menampung
Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); atau
c. diketahui dan/atau patut diduga
menggunakan Dokumen palsu.
(3) Pelaksanaan penundaan Transaksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam berita acara penundaan Transaksi.
(4) Penyedia jasa keuangan memberikan
salinan berita acara penundaan
Transaksi kepada Pengguna Jasa.
(5) Penyedia jasa keuangan wajib
melaporkan penundaan Transaksi
kepada PPATK dengan melampirkan
berita acara penundaan Transaksi
dalam waktu paling lama 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak waktu penundaan Transaksi dilakukan.
(6) Setelah menerima laporan penundaan
Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) PPATK wajib memastikan
pelaksanaan penundaan Transaksi
dilakukan sesuai dengan
Undang-Undang ini.
(7) Dalam hal penundaan Transaksi telah
dilakukan sampai dengan hari kerja kelima, penyedia jasa keuangan harus
memutuskan akan melaksanakan
Transaksi atau menolak Transaksi
Grafik 24
Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Mei 2016 s.d. Mei 2017
May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17
Tabel 11
Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis PJK Pelapor
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016 Jan-2016 s.d.
Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Total LPT 41 165 334 25 13 124 100.0 -48.0 -68.3 -24.8
Perkembangan Mei-2017
Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016 Jan-2016 s.d.
Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Aspek Formil dan Aspek Materil
terpenuhi 4 6 9 2 0 4 3.3 -100.0 -100.0 -33.3 Aspek Formil terpenuhi, namun Aspek
Materil tidak terpenuhi 37 157 322 23 10 116 95.1 -56.5 -73.0 -26.1 Aspek Formil tidak terpenuhi, namun
Aspek Materil terpenuhi 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Aspek Formil dan Aspek Materil tidak
terpenuhi 0 2 3 0 1 2 1.6 n.a. n.a. 0.0
Total LPT 41 165 334 25 11 122 100.0 -56.0 -73.2 -26.1
Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil
(1) Aspek formil terpenuhi bila Berita Acara/Pernyataan telah dilakukan penundaan transaksi dibuat tidak lebih dari 24 jam setelah transaksi ditunda.
Tabel 13
Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Transaksi Yang Ditunda
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d. Mei-2016
Jan-2016 s.d. Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d. Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Transfer 16 79 165 12 7 80 65.6 -41.7 -56.3 1.3 Tarik/Setor Tunai 8 21 41 2 0 10 8.2 -100.0 -100.0 -52.4 SMS/Mobile Banking 2 7 21 2 0 4 3.3 -100.0 -100.0 -42.9 Internet Banking 0 0 1 2 0 3 2.5 -100.0 n.a. n.a.
Total LPT 41 165 334 25 11 122 100.0 -56.0 -73.2 -26.1
Jumlah LPT % Distribusi
Kumulatif s.d. Mei-2017
Perkembangan Mei-2017 (Dalam Persen) Jenis Transaksi Yang Ditunda
Tabel 14
Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK
Berdasarkan Jenis Terlapor dan Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perorangan s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d. Mei-2016
Jan-2016 s.d. Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d. Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Perorangan 41 163 330 24 11 121 99.2 -54.2 -73.2 -25.8
Ø Pengusaha/Wiraswasta 15 46 120 10 2 41 33.6 -80.0 -86.7 -10.9 Ø Pegawai Swasta 4 36 66 3 2 24 19.7 -33.3 -50.0 -33.3
Total LPT 41 165 334 25 11 122 100.0 -56.0 -73.2 -26.1
Jumlah LPT % Distribusi
Kumulatif s.d. Mei-2017 Jenis Terlapor dan
Pekerjaan Utama Terlapor Perorangan
Perkembangan Mei-2017 (Dalam Persen)
Tabel 15
Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi Yang Ditunda
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d. Mei-2016
Jan-2016 s.d. Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d. Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ø Dibawah Rp100 juta 36 156 306 22 11 113 92.6 -50.0 -69.4 -27.6 Ø Rp100 juta s.d. Rp1 miliar 1 3 19 1 0 5 4.1 -100.0 -100.0 66.7 Ø Diatas Rp1 miliar 4 6 9 2 0 4 3.3 -100.0 -100.0 -33.3
Total LPT 41 165 334 25 11 122 100.0 -56.0 -73.2 -26.1
Tabel 16
Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Propinsi Kantor PJK Pelapor Penundaan Transaksi
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016 Jan-2016 s.d.
Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Total LPT 41 165 334 25 11 122 100.0 -56.0 -73.2 -26.1
Jumlah LPT % Distribusi
Kumulatif s.d. Mei-2017
Perkembangan Mei-2017 (Dalam Persen) Propinsi Kantor PJK
Penunda Transaksi
Tabel 17
Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Alasan Penundaan Transaksi
s.d. Mei 2017
Mei-2016 Kumulatif s.d.
Mei-2016 Jan-2016 s.d.
Des-2016
Apr-2017 Mei-2017 Kumulatif s.d.
Mei-2017 m-to-m y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Tidak Teridentifikasi 25 84 183 17 5 66 54.1 -70.6 -80.0 -21.4
Total LPT 41 165 334 25 11 122 100.0 -56.0 -73.2 -26.1
Alasan Penundaan Transaksi
Jumlah LPT % Distribusi
Kumulatif s.d. Mei-2017
Perkembangan Mei-2017 (Dalam Persen)
Keterangan:
(1) Pengguna Jasa melakukan transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana;
A. Hasil Analisis (HA)
Selama Mei 2017, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 31 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 185 laporan, yang terdiri dari:
o HA Proaktif sebanyak 9 HA (29,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 39 laporan, dan
o HA Inquiry sebanyak 22 HA (71,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 146 laporan.
Dengan adanya penambahan tersebut, maka jumlah HA yang telah disampaikan PPATK kepada Penyidik selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017) adalah sebanyak 148 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 1.031 laporan, yang terdiri dari:
o HA Proaktif sebanyak 50 HA (33,8 persen) dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 311 laporan, dan
o HA Inquiry sebanyak 98 HA (66,2 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 720 laporan.
Setelah berlakunya UU TPPU s.d. Mei 2017, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 2.421 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 7.699 laporan, yang terdiri dari:
o HA Proaktif sebanyak 800 HA (33,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 2.353 laporan, dan
o HA Inquiry sebanyak 1.621 HA (67,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 5.346 laporan.
Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d. Mei 2017, jumlah HA (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan kepada Penyidik sudah mencapai 3.852 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 10.809 laporan, yang terdiri dari:
o HA Proaktif sebanyak 1.972 HA (51,2 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 5.204 laporan, dan
o HA Inquiry sebanyak 1.880 HA (48,8 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 5.605 laporan.
Berdasarkan jumlah HA selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017), dugaan tindak pidana Korupsi masih menjadi tindak pidana yang paling dominan dalam HA, yaitu sebanyak 70 HA (47,3 persen). Jumlah HA dengan dugaan tindak pidana Korupsi tersebut lebih rendah sebesar 20,5 persen dibandingkan jumlah HA selama periode yang sama tahun 2016 yang berjumlah sebanyak 88 HA. Sementara itu, jumlah HA dengan dugaan tindak pidana di bidang perpajakan yang merupakan tindak pidana dominan berikutnya juga mengalami penurunanan sebesar 8,7 persen jika dibandingkan jumlah HA selama periode yang sama tahun 2016.
PPATK juga menyampaikan Informasi Hasil Analisis kepada pihak-pihak yang telah menjalin kerjasama pertukaran informasi dengan PPATK. Selama tahun 2017 (s.d. Mei 2017), jumlah IHA yang telah disampaikan sebanyak 152 IHA.
ANALISIS &
PEMERIKSAAN
UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) :
Dala ra gka elaksa aka fu gsi a alisis
atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat:
a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor;
b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait;
c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK;
d. meminta informasi kepada Pihak Pelapor
berdasarkan permintaan dari instansi
penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri;
e. meneruskan informasi dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri;
f. menerima laporan dan/atau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana Pencucian Uang;
g. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana Pencucian Uang;
h. merekomendasikan kepada instansi
penegak hukum mengenai pentingnya
melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
i. meminta penyedia jasa keuangan untuk
menghentikan sementara seluruh atau
sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana;
j. meminta informasi perkembangan
penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang;
k. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan
l. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan
Tabel 18
Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA
Januari 2003 s.d. Mei 2017
Ø Hasil Analisis 259 1,191 19 123 332 11 22 98 1,621 1,880
Ø LTKM Terkait 259 4,294 19 123 332 103 146 720 5,346 5,605
TOTAL
Ø Hasil Analisis 1,431 1,838 30 163 435 18 31 148 2,421 3,852
Ø LTKM Terkait 3,110 6,233 30 163 435 192 185 1,031 7,699 10,809
Tahun 2011-2015
Tahun 2016
Jumlah Jenis Hasil Analisis (HA)
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)
Jumlah Jan
- Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK.
- Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.
- HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA.
Grafik 25
Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis HA
Januari 2013 s.d. Mei 2017
301
2013 2014 2015 2016 2017
Tabel 19
Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Januari 2003 s.d. Mei 2017
Mei-2016
Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN DITJEN PAJAK
0 5 0 0 0 0 0 0 5 5
Ø KEJAKSAAN DAN KPK 0 7 0 0 0 0 0 0 7 7
Ø DITJEN PAJAK 0 162 6 28 52 4 5 21 235 235
Ø DITJEN BEA DAN CUKAI 0 12 0 1 2 1 0 1 15 15
Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)
0 36 1 7 9 0 0 1 46 46
JUMLAH HA 1,431 1,838 30 163 435 18 31 148 2,421 3,852
Penyidik
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)
Jumlah Jan
Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan.
Tabel 20
Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik
Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2003 s.d. Mei 2017
Mei-2016
Ø Pidana lain yang diancam dengan penjara 4 tahun atau lebih
0 25 0 0 1 0 0 3 29 29
Ø Tidak Teridentifikasi / dll 185 173 1 2 15 1 0 1 189 374
JUMLAH HA 1,431 1,838 30 163 435 18 31 148 2,421 3,852
Dugaan Tindak Pidana Asal
Jumlah
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)
Jumlah Jan 2003 s.d.
Tabel 21
Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU
Januari 2003 s.d. Mei 2017 (HA database)
Hasil Analisis
LTKM Terkait
Sebelum Berlakunya UU TPPU
No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)*
Januari 2003 -
Desember 2010 553 938
2011-2012 220 460
2013 35 44
2014 36 63
2015 1 1
2016 - -
2017
(s.d. Mei) - -
Jumlah 292 568
845 1,506 Jumlah Tahun 2003 s.d. Mei 2017
Tahun
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010
Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data.
Grafik 26
Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database) dan Jumlah HA yang disampaikan ke Penyidik
Januari 2003 s.d. Mei 2017
35 36
1 0 0 301
456
362
435
148
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
2013 2014 2015 2016 2017
Tabel 22
Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan MoU dengan Lembaga/Instansi#) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA
Januari 2003 s.d. Mei 2017
Mei-2016
Ø Komisi Pemberantasan Korupsi
378 45 3 13 36 1 3 17 98 476
Ø Badan Pengawas Pemilu 9 4 0 0 0 0 0 0 4 13
Ø Komisi Yudisial 5 20 0 1 3 0 0 0 23 28
Ø Tim Tas TIPIKOR (Bubar Tgl 11/06/2007)
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Ø BAPEPAM-LK (Menjadi OJK Th. 2012)
Ø Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Ø Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
0 2 0 1 1 0 0 0 3 3
Ø Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
0 2 1 2 2 0 0 0 4 4
Ø KPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ø Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 0 13 1 3 5 0 1 2 20 20
Ø Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
0 3 0 0 1 0 0 0 4 4
Ø Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
0 5 0 2 6 0 0 3 14 14
Ø Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI
0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
Ø Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Ø Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
0 0 0 0 2 0 1 2 4 4
Ø Badan Kepegawaian Negara 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
Ø Kementerian Kesehatan 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
Ø Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan
0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
Ø Badan Intelijen Negara 0 0 0 0 7 0 0 2 9 9
Ø Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
Ø Kementerian Perhubungan 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2
Ø Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
0 0 0 0 0 0 0 3 3 3
Ø Kementerian Badan Usaha Milik Negara RI
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
Ø Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
0 0 0 0 0 2 0 4 4 4
Ø Badan Pengawasan Obat Makanan
0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
Ø Lainnya 6 180 9 46 147 6 4 76 403 409
JUMLAH IHA 563 503 22 136 334 16 19 152 989 1,552
Instansi
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)
Jumlah Jan 2003 s.d.
Mei-2017 Tahun 2016
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.