• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk Buletin Statistik APUPPT vol 86 - April 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Untuk Buletin Statistik APUPPT vol 86 - April 2017"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

STATISTIK

STATISTIK

ANTI PENCUCIAN UANG &

Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922

Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id website: http://www.ppatk.go.id

PENDANAAN TERORISME

APRIL

2017

(2)
(3)

bps

Halaman

Ringkasan Eksekutif 1

Ringkasan Statistik 2

Laporan Transaksi 3

A. Laporan Transaksi Keuangan Mencuri-

gakan (LTKM) 3

B. Laporan Transaksi Keuangan Tunai

(LTKT) 12

C. Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) 14 D. Laporan dari Penyedia

Barang dan Jasa 17 E. Laporan Transfer Dana

dari/ke Luar Negeri 19 F. Laporan Penundaan

Transaksi (LPT) 22 Analisis dan Pemeriksaan 26 A. Hasil Analisis (HA) 26 B. Karakteristik

Terlapor HA 31 C. HA Terkait

Pendanaan Terorisme 34 D. Hasil Pemeriksaan (HP) 37 E. Tindak Lanjut terhadap

HA/HP 39

F. Permintaan Informasi Kepada PJK/PBJ Terkait Hasil Analisis 41 G. Pengaduan

Masyarakat 43

Lain-lain 45

A. Putusan Pengadilan

Terkait TPPU 45

B. Keterangan Ahli 48

C. Audit 50

D. Pertukaran

Informasi Antar FIU 52 E. Nota Kesepahaman

(MoU) 54

D A F T A R I S I :

R i n g k a s a n E k s e k u t i f

Bulletin Statistik disusun sebagai salah satu upaya PPATK untuk menyampaikan hasil pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor

8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut UU TPPU) yang mulai

berlaku pada tanggal 22 Oktober 2010. Dalam bulletin ini, statistik yang dihimpun mencakup:

1. Perkembangan aktivitas pelaporan oleh Pihak Pelapor (Penyedia Jasa Keuangan/PJK, Penyedia Barang dan/atau Jasa Lain/PBJ), serta Ditjen Bea Cukai;

2. Penyampaian hasil analisis dan hasil pemeriksaan kepada Apgakum dan/atau penyidik, serta

3. Informasi lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas PPATK. Memasuki kuartal II tahun 2017, jumlah penyampaian laporan ke PPATK semakin terus bertambah. Penerimaan pelaporan terbanyak selama April 2017 terutama terkait LTKL (Swift Bank), LTKT, LTKM, dan LTPBJ, yang masing-masing bertambah sebanyak 463,3 ribu LTKL, 148,0 ribu LTKT, 3,7 ribu LTKM, dan 2,1 ribu LTPBJ. Dengan adanya penambahan laporan-laporan tersebut, jumlah keseluruhan laporan yang telah diterima PPATK sejak Januari 2003 telah mencapai 43.163.613laporan atau meningkat sebanyak 7,2 persen dibandingkan jumlah kumulatif laporan per akhir Desember 2016. Bila diamati perkembangan bulanannya (month-to-month, disingkat m-to-m), penerimaan keseluruhan laporan di April 2017 bila dibandingkan penerimaan pada bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 24,2 persen. Penurunan tertinggi terjadi pada penerimaan LPUT dan LTKT, yakni masing-masing turun sebesar 66,7 persen dan 32,0 persen.

Terkait fungsi analisis, selama April 2017, PPATK telah menyampaikan Hasil Analisis (selanjutnya disebut HA) kepada penyidik sebanyak 18 HA, dengan 11 HA diantaranya merupakan HA reaktif (permintaan dari penyidik), dan selebihnya sebanyak 7 HA merupakan HA Proaktif (inisiatif dari PPATK). Berdasarkan jumlah HA selama periode tersebut, dugaan tindak pidana Korupsi menjadi tindak pidana yang paling dominan, yaitu sebanyak 10 HA (55,6 persen).

Sesuai amanat UU TPPU, selain melakukan fungsi analisis, PPATK juga memiliki fungsi pemeriksaan. Selama April 2017, tidak terdapat penambahan Hasil Pemeriksaan (selanjutnya disebut HP) yang disampaikan kepada Aparat Penegak Hukum. Dengan demikian, jumlah HP yang telah disampaikan kepada penyidik maupun Kementerian /Lembaga terkait sejak berlakunya UU TPPU, tercatat tetap sebanyak 89 HP, dengan rincian 36 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik KPK, 30 HP ke Penyidik Kejaksaan, 25 HP ke Penyidik Kepolisian, 15 HP ke Penyidik DJP, 5 HP ke Penyidik DJBC, 4 HP ke Penyidik BNN, dan 4 HP ke Panglima TNI.

Sementara itu, terkait dengan putusan pengadilan, berdasarkan data terkini, hingga April 2017 terdapat 106 putusan pengadilan terkait TPPU sejak berlakunya UU TPPU. Bila diakumulasikan sejak Januari 2005, jumlah putusan pengadilan terkait TPPU tercatat sudah sebanyak 144 kasus dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup dan denda maksimal Rp32 Miliar.

Semoga buku ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Mei 2017

KIAGUS AHMAD BADARUDDIN Kepala PPATK

(4)

R I N G K A S A N

S T A T I S T I K

L A P O R A N

T R A N S A K S I

Periode Januari 2003 s.d. April 2017:

Jumlah Laporan yang diterima PPATK s.d. April 2017 sebanyak 43.163.613 Laporan.

A. LTKM = 320.429 Laporan, bertambah 6,0 persen dibanding posisi Desember 2016. B. LTKT = 22.752.966 Laporan, bertambah 3,8 persen dibanding posisi Desember 2016. C. LTPBJ = 170.676 Laporan, bertambah 7,5 persen dibanding posisi Desember 2016. D. LPUT = 34.014 Laporan yang diperoleh melalui 21 lokasi pelaporan.

E. LTKL = 19.885.528 Laporan (LTKL SWIFT Bank saja terhitung sejak Januari 2014).

Tahun 2017 (s.d. April 2017):

Jumlah Laporan yang diterima sebanyak 2.915.842 Laporan

atau naik 0,9 persen dibandingkan jumlah kumulatif periode yang sama tahun 2016 (c-to-c). A. LTKM = 18.253 Laporan, naik 6,4 persen (c-to-c).

B. LTKT = 823.917 Laporan, turun 9,1 persen (c-to-c). C. LTPBJ = 11.948 Laporan, turun 18,5 persen (c-to-c). D. LPUT = 6.385 Laporan, turun 4,3 persen (c-to-c). E. LTKL = 2.055.329 Laporan, naik 5,7 persen (c-to-c).

April 2017:

Jumlah Laporan yang diterima sebanyak 618.648 Laporan, atau turun 24,2 persen dibandingkan Maret 2017 (m-to-m), atau turun 17,5 persen dibandingkan April 2016 (y-on-y). A. LTKM = 3.683 Laporan, turun 28,0 persen (m-to-m), atau turun 5,4 persen (y-on-y). B. LTKT = 148.013 Laporan, turun 32,0 persen (m-to-m), atau turun 35,2 persen (y-on-y). C. LTPBJ = 2.072 Laporan, turun 29,4 persen (m-to-m), atau turun 18,1 persen (y-on-y). D. LPUT = 1.539 Laporan.

E. LTKL = 463.341 Laporan, turun 21,0 persen (m-to-m), atau turun 10,1 persen (y-on-y).

H A S I L A N A L I S I S D A N H A S I L

P E M E R I K S A A N

Periode Januari 2003 s.d. April 2017:

Hasil Analisis(tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. April 2017 sebanyak 3.821 HA yang terkait dengan 10.624 LTKM. A. HA - Proaktif = 1.963 HA yang terkait dengan 5.165 LTKM.

- Inquiry = 1.858 HA yang terkait dengan 5.459 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 1.533 IHA.

C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 118 HA yang terkait dengan 330 LTKM. D. HP yang disampaikan ke Penyidik/Kementerian/Lembaga Terkait = 89 Laporan.

Tahun 2017 (s.d. April 2017):

HA yang disampaikan ke Penyidik selama April 2017 sebanyak 117 HA yang terkait dengan 846 LTKM.

A. HA - Proaktif = 41 HA yang terkait dengan 272 LTKM. - Inquiry = 76 HA yang terkait dengan 574 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 133 IHA.

(5)

A. Laporan Transaksi

Keuangan Mencurigakan

(LTKM)

LTKM merupakan laporan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (selanjutnya disebut PJK) berdasarkan UU TPPU Pasal 23 Ayat (1) huruf a, sesuai kriteria pada Pasal 1 Angka 5.

 Selama April 2017, jumlah LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK sebanyak 3.683 LTKM, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 184 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Pelaporan LTKM selama bulan ini lebih rendah 28,0 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan lalu, atau turun 5,4 persen dibandingkan dengan jumlah LTKM selama April 2016 (y-on-y).

 Secara keseluruhan LTKM yang diterima oleh PPATK sejak Januari 2003 s.d. April 2017 mencapai sebanyak 320.429 LTKM atau bertambah 6,0 persen dibandingkan jumlah kumulatif LTKM pada akhir Desember 2016.

 Peningkatan pelaporan LTKM, terutama terjadi sejak diberlakukannya UU TPPU tanggal 22 Oktober 2010. Jumlah LTKM yang telah diterima PPATK sejak Januari 2011 s.d. April 2017 tercatat sebanyak 256.505 LTKM, atau secara rata-rata tahunan meningkat 406,9 persen dibandingkan periode sebelum diberlakukannya UU TPPU.

 Dilihat dari sisi jumlah Pihak Pelapor, selama tahun 2017 (s.d. April 2017) tercatat sebanyak 263 PJK telah menyampaikan LTKM kepada PPATK. Sebagian besar LTKM atau sebanyak 55,5 persen LTKM disampaikan oleh PJK Bank, sedangkan 44,5 persen selebihnya disampaikan oleh PJK Non Bank. Mayoritas TKM selama periode ini terjadi di DKI Jakarta (49,5 persen), Jawa Barat (16,9 persen), dan Jawa Timur (6,1 persen).

 Berdasarkan profilnya, sebagian besar atau sebanyak 90,5 persen terlapor LTKM yang disampaikan pada selama

April 2017 adalah perorangan, sedangkan

9,5 persen selebihnya merupakan korporasi. Mayoritas terlapor perorangan adalah Laki-laki (63,9 persen), dengan

pekerjaan utama sebagai Pegawai Swasta

(30,6 persen), serta sebagian besar berada pada usia produktif antara 30-60 tahun (67,6 persen).

 Berdasarkan LTKM selama tahun 2017 (s.d. April 2017), diketahui bahwa hanya sebanyak 28,0 persen LTKM saja yang mampu diidentifikasikan oleh Pihak Pelapor terindikasi tindak pidana, dan selebihnya sebanyak 72,0 persen LTKM tidak terisi/mengindikasikan tindak pidana. Indikasi Tindak Pidana Asal yang dominan adalah Penipuan (44,1 persen), Korupsi (21,0 persen), dan Perjudian (9,1 persen).

LAPORAN

wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi:

a. Transaksi Keuangan Mencurigakan; b. Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1 (satu) hari kerja; dan/atau

c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan

ke luar egeri.

Pasal 1 Angka 5 :

Tra saksi Keua ga Me urigaka adalah:

a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan;

b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;

c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau

d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang

(6)

Tabel 1

Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor

s.d. April 2017 Bank 36,309 97,542 2,350 9,116 25,507 2,992 2,176 10,135 133,184 169,493 112

Ø Bank Umum 36,022 96,352 2,302 8,861 24,815 2,947 2,120 9,946 131,113 167,135 94

¤ Bank Milik Negara 11,096 40,177 899 3,702 10,023 932 618 3,554 53,754 64,850 4 ¤ Bank Swasta 12,540 46,303 1,189 4,262 11,770 1,716 1,291 5,300 63,373 75,913 45 ¤ Bank Pembangunan Daerah 8,614 5,984 98 496 1,975 181 104 489 8,448 17,062 24

¤ Bank Asing 2,615 2,012 54 222 580 90 64 429 3,021 5,636 11

¤ Bank Campuran 1,157 1,876 62 179 467 28 43 174 2,517 3,674 10

Ø Bank Perkreditan Rakyat 287 1,190 48 255 692 45 56 189 2,071 2,358 18

Non Bank 27,615 92,042 1,542 8,032 23,161 2,125 1,507 8,118 123,321 150,936 151

Ø Pasar Modal 1,088 2,638 29 182 823 138 103 451 3,912 5,000 15

Ø Asuransi 2,939 17,592 180 867 3,369 489 299 1,591 22,552 25,491 30

Ø Dana Pensiun 1 0 0 0 13 0 0 0 13 14 0

Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing 1,435 36,962 625 3,620 6,324 275 177 971 44,257 45,692 23

Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta

Asing

22,122 29,917 453 2,467 6,922 887 721 3,595 40,434 62,556 47

Ø Money Remittance/KUPU 30 4,711 198 727 4,756 263 161 1,187 10,654 10,684 24

Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka

Komoditi

0 137 56 168 947 72 46 322 1,406 1,406 11

Ø Koperasi 0 85 0 0 2 0 0 0 87 87 0

Ø Penyelenggara E-Money 0 0 1 1 5 1 0 1 6 6 1

Ø Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total LTKM 63,924 189,584 3,892 17,148 48,668 5,117 3,683 18,253 256,505 320,429 263

Tahun 2017

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

**) Data Tahun 2012 s.d.April 2017 menggunakan Database SIAPUPPT per 30 April 2017.

Grafik 1

Perbandingan Rata-rata LTKM per Tahun

Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Tahun 2010 Berdasarkan Jenis PJK Pelapor

8,487

Bank Milik Negara Bank Swasta Bank Pembangunan Daerah Bank Asing Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Pasar Modal Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi Pos dan Giro Total

(7)

Grafik 2

Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK per-bulan April 2016 s.d. April 2017

3,892 3,607 3,730 2,600 5,261 3,651 3,511 4,744 4,416 4,668 4,785 5,117 3,683

-7.3 3.4

-30.3

102.3 -30.6

-3.8

35.1 -6.9 5.7

2.5 6.9

-28.0

- 40. 0 - 20. 0 0. 0 20. 0 40. 0 60. 0 80. 0 100. 0 120. 0

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 2017

LTKM per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month)

*) Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya.

Grafik 3

Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor

April 2017

Bank 10,135

56% Non Bank

8,118 44%

Grafik 4

Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang Menyampaikan LTKM

April 2017

Bank 112 43%

(8)

Grafik 5

Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2013 s.d. April 2017

157,087 196,775

253,508

302,176 320,429

41,920 39,688 56,733 48,668 18,253

25.3%

28.8%

19.2%

6.0%

0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kumulatif Jumlah Per-tahun Perkembangan Kumulatif (%)

Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003

- Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2013 s.d. April 2017

Grafik 6

Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-Bulan Januari 2013 s.d. April 2017

41,920

39,688

56,733

48,668

18,253

3,493 3,307 4,728 4,056 4,563

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Per-tahun Rata-rata per-bulan

(9)

Grafik 7

Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun Berdasarkan Jenis PJK Januari 2013 s.d. April 2017

41,920

39,688

56,733

48,668

18,253 20,663

23,790 26,567

25,507

10,135 21,257

15,898

30,166

23,161

8,118

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000

2013 2014 2015 2016 2017

Bank + Non Bank Bank Non Bank

Catatan : - Jumlah LTKM per tahun dihitung berdasarkan penerimaan LTKM oleh PPATK pada tahun berjalan.

- Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2013 s.d.April 2017

Grafik 8

Perkembangan Rata-rata Penerimaan LTKM per-Bulan Januari 2013 s.d. April 2017

3,493.3 3,307.3

4,727.8 4,055.7

4,563.3

0.0 1,000.0 2,000.0 3,000.0 4,000.0 5,000.0

2013 2014 2015 2016 2017

(10)

Tabel 2

Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK

Berdasarkan Propinsi Domisili Kantor Penyedia Jasa Keuangan Pelapor Kejadian Transaksi s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016

Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Nanggroe Aceh Darussalam 46 160 335 26 26 123 0.7 0.0 -43.5 -23.1

Sumatera Utara 142 748 1,784 151 109 600 3.3 -27.8 -23.2 -19.8

Sumatera Barat 15 94 200 20 10 72 0.4 -50.0 -33.3 -23.4

Sumatera Selatan 59 325 1,174 379 58 589 3.2 -84.7 -1.7 81.2

Bengkulu 5 41 114 6 5 26 0.1 -16.7 0.0 -36.6

Jambi 26 146 295 22 12 70 0.4 -45.5 -53.8 -52.1

Riau 43 214 527 88 52 236 1.3 -40.9 20.9 10.3

Kepulauan Riau 96 396 919 171 60 316 1.7 -64.9 -37.5 -20.2

Lampung 83 456 1,073 66 48 223 1.2 -27.3 -42.2 -51.1

Kep Bangka Belitung 1 26 125 5 4 19 0.1 -20.0 300.0 -26.9

Banten 281 1,060 2,401 311 77 778 4.3 -75.2 -72.6 -26.6

DKI Jakarta 1,869 7,767 24,558 2,256 1,851 9,031 49.5 -18.0 -1.0 16.3

Jawa Barat 394 1,826 5,419 801 792 3,092 16.9 -1.1 101.0 69.3

Jawa Tengah 118 639 1,596 99 103 470 2.6 4.0 -12.7 -26.4

Jawa Timur 301 1,682 3,852 270 182 1,111 6.1 -32.6 -39.5 -33.9

DI Yogyakarta 50 216 536 48 39 228 1.2 -18.8 -22.0 5.6

Bali 37 204 543 42 27 141 0.8 -35.7 -27.0 -30.9

Nusa Tenggara Barat 7 46 242 20 4 63 0.3 -80.0 -42.9 37.0

Nusa Tenggara Timur 3 24 93 45 12 74 0.4 -73.3 300.0 208.3

Maluku 27 62 87 3 2 17 0.1 -33.3 -92.6 -72.6

Maluku Utara 3 13 26 1 0 3 0.0 -100.0 -100.0 -76.9

Kalimantan Barat 27 120 350 33 25 113 0.6 -24.2 -7.4 -5.8

Kalimantan Timur 25 180 410 30 52 145 0.8 73.3 108.0 -19.4

Kalimantan Tengah 11 35 95 4 8 34 0.2 100.0 -27.3 -2.9

Kalimantan Selatan 20 82 210 32 19 99 0.5 -40.6 -5.0 20.7

Kalimantan Utara 3 3 15 1 4 18 0.1 300.0 33.3 500.0

Sulawesi Utara 16 59 139 16 17 55 0.3 6.3 6.3 -6.8

Sulawesi Selatan 99 312 820 124 52 328 1.8 -58.1 -47.5 5.1

Sulawesi Tengah 11 38 110 6 4 34 0.2 -33.3 -63.6 -10.5

Sulawesi Tenggara 22 62 113 13 11 47 0.3 -15.4 -50.0 -24.2

Sulawesi Barat 0 0 1 1 0 1 0.0 -100.0 n.a. n.a.

Gorontalo 5 17 31 3 4 11 0.1 33.3 -20.0 -35.3

Papua 45 93 472 24 14 78 0.4 -41.7 -68.9 -16.1

Papua Barat 2 2 3 0 0 8 0.0 n.a. -100.0 300.0

Total LTKM 3,892 17,148 48,668 5,117 3,683 18,253 100.0 -28.0 -5.4 6.4

Propinsi Kantor PJK Pelapor Kejadian Transaksi

Jumlah LTKM

% Distribusi Kumulatif s.d.

Apr-2017

Perkembangan Apr-2017 (Dalam Persen)

Catatan: - Angka tidak mencerminkan kejadian tindak pidana pada wilayah pelaporan

- A gka . e er i ka tidak ada ya PJK ya g elaporka ada ya tra saksi keua ga e urigaka pada wilayah tersebut atau dalam pelaporan tidak disebutkan wilayah kejadian sehingga dihitung sebagai laporan dari kantor pusat (DKI Jakarta).

- Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya.

- Peningkatan year-on-year (disingkat y-on-y) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

(11)

9

B

U

LL

ET

IN

S

TA

TIS

TIK

A

N

TI

P

EN

C

U

C

IA

N

U

A

N

G

&

P

EN

D

A

N

A

A

N

T

ER

O

R

IS

M

E

(A

PRIL 2017

)

Gambar 1. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM

Januari 2017 s.d. April 2017

(12)

Tabel 3

Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Terlapor

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016

Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Perorangan 3,538 15,950 44,648 4,610 3,285 16,515 90.5 -28.7 -7.2 3.5

Ø Laki-Laki 2,290 10,556 28,656 2,928 2,135 10,552 63.9 -27.1 -6.8 0.0

Ø Perempuan 1,248 5,394 15,992 1,682 1,150 5,963 36.1 -31.6 -7.9 10.5

Perusahaan/Korporasi 354 1,198 4,020 507 398 1,738 9.5 -21.5 12.4 45.1 Total LTKM 3,892 17,148 48,668 5,117 3,683 18,253 100.0 -28.0 -5.4 6.4

Jenis Kategori Terlapor

Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016

Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø Pegawai Swasta 1,068 4,492 11,435 1,398 1,106 5,053 30.6 -20.9 3.6 12.5

Ø Pengusaha/Wiraswasta 992 5,259 13,494 1,095 677 3,815 23.1 -38.2 -31.8 -27.5

Ø PNS (termasuk pensiunan) 306 1,331 4,531 355 322 1,377 8.3 -9.3 5.2 3.5

Ø Ibu Rumah Tangga 239 935 2,873 275 204 1,072 6.5 -25.8 -14.6 14.7

Ø Pelajar/Mahasiswa 139 596 1,835 227 174 857 5.2 -23.3 25.2 43.8

Ø Pedagang 140 749 1,899 304 163 786 4.8 -46.4 16.4 4.9

Ø TNI/Polri (termasuk pensiunan) 71 285 1,014 138 85 441 2.7 -38.4 19.7 54.7 Ø Pejabat Lembaga Legislatif dan

Pemerintah 73 275 776 97 73 337 2.0 -24.7 0.0 22.5

Ø Pegawai BI/BUMN/BUMD

(termasuk pensiunan) 67 224 778 108 64 331 2.0 -40.7 -4.5 47.8

Ø Profesional dan Konsultan 117 420 1,221 64 55 231 1.4 -14.1 -53.0 -45.0

Ø Pengajar dan Dosen 51 215 507 53 33 172 1.0 -37.7 -35.3 -20.0

Ø Pengurus dan pegawai yayasan/lembaga berbadan hukum lainnya

26 62 193 21 10 88 0.5 -52.4 -61.5 41.9

Ø Buruh, Pembantu Rumah Tangga

dan Tenaga Keamanan 4 30 170 23 9 74 0.4 -60.9 125.0 146.7

Ø Petani dan Nelayan 9 38 168 19 7 58 0.4 -63.2 -22.2 52.6

Ø Pegawai Bank 28 114 200 8 4 26 0.2 -50.0 -85.7 -77.2

Ø Pengurus Parpol 2 7 28 2 3 10 0.1 50.0 50.0 42.9

Ø Ulama/Pendeta/Pimpinan

organisasi dan kelompok keagamaan 2 12 50 1 4 9 0.1 300.0 100.0 -25.0

Ø Pegawai Money Changer 1 3 4 0 1 2 0.0 n.a. 0.0 -33.3

Ø Pengurus/Pegawai LSM/organisasi

tidak berbadan hukum lainnya 4 58 69 1 1 2 0.0 0.0 -75.0 -96.6

Ø Pengrajin 0 0 2 0 0 1 0.0 n.a. n.a. n.a.

Ø Tidak Teridentifikasi dll 199 845 3,401 421 290 1,773 10.7 -31.1 45.7 109.8

Total Terlapor Perseorangan 3,538 15,950 44,648 4,610 3,285 16,515 100.0 -28.7 -7.2 3.5

(13)

Tabel 5

Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kelompok Umur Terlapor Perseorangan

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016 Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø Usia Dibawah 30 tahun 907 3,794 10,422 1,089 847 4,101 24.8 -22.2 -6.6 8.1

Ø Usia 30 - 40 tahun 1,004 4,684 12,892 1,421 891 4,760 28.8 -37.3 -11.3 1.6

Ø Usia 40 - 50 tahun 882 4,149 11,361 1,084 772 3,885 23.5 -28.8 -12.5 -6.4

Ø Usia 50 - 60 tahun 521 2,401 6,847 715 498 2,524 15.3 -30.3 -4.4 5.1

Ø Usia Diatas 60 tahun 185 785 2,538 235 227 1,032 6.2 -3.4 22.7 31.5

Ø Tidak Teridentifikasi 39 137 588 66 50 213 1.3 -24.2 28.2 55.5

Total Terlapor Perseorangan 3,538 15,950 44,648 4,610 3,285 16,515 100.0 -28.7 -7.2 3.5

Kategori Umur

Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016

Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Terkait Tindak Pidana 1,214 4,792 13,164 1,849 937 5,112 28.0 -49.3 -22.8 6.7

Ø Penipuan 716 2,706 6,574 827 356 2,253 44.1 -57.0 -50.3 -16.7

Ø Korupsi 225 896 2,829 431 157 1,074 21.0 -63.6 -30.2 19.9

Ø Perjudian 73 459 883 244 81 467 9.1 -66.8 11.0 1.7

Ø Terorisme 3 64 340 45 60 295 5.8 33.3 1,900.0 360.9

Ø Di Bidang Perpajakan 12 93 387 48 34 215 4.2 -29.2 183.3 131.2

Ø Narkotika 76 212 528 25 49 173 3.4 96.0 -35.5 -18.4

Ø Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 tahun atau lebih

58 164 395 32 33 110 2.2 3.1 -43.1 -32.9

Tidak Teridentifikasi Tindak

Pidana/dll 2,678 12,356 35,504 3,268 2,746 13,141 72.0 -16.0 2.5 6.4

Total LTKM 3,892 17,148 48,668 5,117 3,683 18,253 100.0 -28.0 -5.4 6.4

Dugaan Tindak Pidana Asal

(14)

B. Laporan Transaksi

Keuangan Tunai (LTKT)

LTKT adalah laporan atas transaksi yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam yang dilaporkan oleh PJK. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23.

 Jumlah LTKT yang disampaikan PJK kepada PPATK selama April 2017 sebanyak 148.013 LTKT, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 7.401 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Dibandingkan jumlah LTKT pada bulan sebelumnya, jumlah tersebut turun 32,0 persen (m-to-m), atau tercatat lebih rendah 35,2 persen jika dibandingkan jumlah pada April 2016 (y-on-y).

 Bila diakumulasikan sejak Januari 2003 s.d. April 2017, PPATK mencatat telah menerima sebanyak 21,9 juta LTKT dari 288 PJK.

 Dilihat berdasarkan jenis industri PJK pelapor, mayoritas LTKT disampaikan oleh PJK Bank (99,1 persen), utamanya PJK Bank Umum (99,0 persen).

 Sejak diberlakukannya UU TPPU, jumlah LTKT telah mengalami penambahan sebesar 94,6 persen atau sebanyak 13,3 juta laporan dibandingkan dengan sebelum berlakunya UU TPPU.

Grafik 9

Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK per-bulan s.d. April 2017

Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 2017

LTKT per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month)

UU TPPU Pasal 1 Angka 6 :

Tra saksi Keua ga Tu ai adalah

Transaksi Keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang

(15)

Tabel 7

Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor

s.d. April 2017

Bank 8,620,893 9,676,385 227,072 902,359 2,741,092 215,647 145,356 816,283 13,233,760 21,854,653 206

Ø Bank Umum 8,619,074 9,664,504 226,885 901,505 2,737,980 215,389 145,202 815,355 13,217,839 21,836,913 106 Ø Bank Perkreditan Rakyat 1,819 11,881 187 854 3,112 258 154 928 15,921 17,740 100

Non Bank 10,530 40,088 1,228 4,513 16,144 1,929 2,657 7,634 63,866 74,396 82

Ø Pasar Modal 44 34 0 0 5 0 0 0 39 83 0

Ø Asuransi 165 863 0 4 4 0 45 182 1,049 1,214 2

Ø Dana Pensiun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing 3 476 17 125 328 10 0 45 849 852 3

Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing

9,972 34,752 1,142 4,014 14,862 1,723 2,459 6,927 56,541 66,513 71

Ø Money Remittance/KUPU 346 3,827 51 209 784 196 153 480 5,091 5,437 6

Ø Pos dan Giro 0 3 0 0 0 0 0 0 3 3 0

Ø Koperasi 0 3 0 84 84 0 0 0 87 87 0

Ø Pegadaian 0 130 18 77 77 0 0 0 207 207 0

Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total LTKT 8,631,423 9,716,473 228,300 906,872 2,757,236 217,576 148,013 823,917 13,297,626 21,929,049 288

Tahun

2011-Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Tahun 2016 Tahun 2017

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010

Grafik 10

Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT Januari 2013 s.d. April 2017

14,270,061 16,121,147

18,347,896

21,105,132 21,929,049

2,022,920 1,851,086 2,226,749 2,757,236 823,917

13.0%

2013 2014 2015 2016 2017

Kumulatif LTKT LTKT Per-Tahun Perkembangan Kumulatif (%)

Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003

(16)

C. Laporan Pembawaan

Uang Tunai (LPUT)

LPUT merupakan laporan atas pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar daerah kepabeanan Indonesia. Penyampaian LPUT dilakukan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK, dan mulai efektif per Januari 2006.

 Selama April 2017, terdapat penambahan 1.539 LPUT yang disampaikan Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK.

 Dengan adanya penambahan LPUT selama April 2017 tersebut, maka jumlah total LPUT yang diterima PPATK sejak Januari 2006 s.d. April 2017 tercatat sebanyak 27.619 laporan dengan penerimaan laporan terbanyak berasal dari Soekarno Hatta (56,9 persen) dan Batam (40,6 persen).

 Selain menerima LPUT, PPATK juga telah menerima pelaporan pelanggaran pembawaan uang tunai dari Dirjen Bea dan Cukai RI. Hingga April 2017, tercatat terjadi 288 pelanggaran pembawaan uang tunai yang terjadi di 17 lokasi pelaporan. Berdasarkan lokasinya, sebagaian besar pelanggaran pembawaaan uang tunai terjadi di Ngurah Rai Denpasar, yakni sebanyak 47,6 persen atau 137 Laporan.

Tabel 8

Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Lokasi Pelaporan

s.d. April 2017

Ø Batam 2,683 1,613 0 3,591 3,595 2,772 537 3,309 8,517 11,200

Ø Soekarno Hatta 2,866 6,430 0 2,954 3,556 1,621 1,001 2,857 12,843 15,709

Ø Bandung 3 4 0 0 0 0 1 1 5 8

Total LPUT 5,711 8,209 6 6,681 7,304 4,619 1,539 6,395 21,908 27,619

Lokasi Pelaporan

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2006 s.d. Apr-2017 uang asing, dan/atau instrumen pembayaran lain dalam bentuk cek, cek perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet giro paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau yang nilainya setara dengan itu ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia wajib memberitahukannya kepada Direktorat

Je deral Bea da Cukai.

Pasal 35 Ayat (1) :

“etiap ora g ya g tidak memberitahukan pembawaan uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari seluruh jumlah uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain yang dibawa dengan jumlah paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

(17)

Grafik 11

Perbandingan Jumlah LPUT Berdasarkan Lokasi Pelaporan Januari 2006 s.d. April 2017

0 5,000 10,000 15,000 20,000

Batam Soekarno Hatta Bandung Tanjung Balai Karimun Tj. Pinang

Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LPUT Januari 2013 s.d. April 2017

12,432 13,902 13,920

21,224

27,619

3,461 1,470 18 7,304 6,395

11.8% 0.1%

2013 2014 2015 2016 2017

Kumulatif LPUT LPUT Per-Tahun Perkembangan Kumulatif (%)

Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2006

(18)

Tabel 9

Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan

Januari 2005 s.d. April 2017

(1) (2) (3)

Ngurah Rai Denpasar 137 47.6%

Soekarno Hatta 55 19.1%

Batam 49 17.0%

Pekan Baru 8 2.8%

Pontianak 8 2.8%

Medan 6 2.1%

Kuala Namu 7 2.4%

Dumai 3 1.0%

Halim Perdana Kusumah 1 0.3%

Teluk Nibung 1 0.3%

Juanda 1 0.3%

Mataram 1 0.3%

Total Pelanggaran

Pembawaan Uang Tunai 288 100.0%

%

Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan

Januari 2005 s.d. April 2017

137

(19)

D. Laporan dari Penyedia

Barang dan Jasa (PBJ)

Laporan dari PBJ telah diatur dalam UU TPPU, Pasal 17 ayat (1). Laporan dari PBJ mulai efektif diterima PPATK sejak Mei 2012.

 Jumlah Laporan Transaksi dari PBJ (LTPBJ) yang disampaikan kepada PPATK selama April 2017 tercatat bertambah sebanyak 2.072 Laporan, atau turun sebesar 29,4 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan sebelumnya, atatu lebih rendah 18,1 persen dibandingkan jumlah pada April 2016.

 Dengan adanya penambahan tersebut, bila diakumulasikan sejak Mei 2012, maka jumlah LTPBJ yang diterima PPATK hingga April 2017 telah mencapai 158.728 laporan yang berasal dari 327 PBJ.

 Dari sejumlah LTPBJ yang dilaporkan selama Mei 2012 s.d. April 2017, sebagian besar laporan transaksi yang dilaporkan berasal dari PBJ di bidang Properti, yaitu sebanyak 98.822 laporan atau 62,3 persen, diikuti oleh Pedagang Kendaraan Bermotor sebanyak 55.947 laporan atau 35,2 persen, Pedagang Perhiasan/Logam Mulia sebanyak 3.387 laporan atau 2,1 persen, Balai Lelang sebanyak 506 laporan atau 0,3 persen, dan Pedagang Barang Seni/Antik sebanyak 62 laporan atau 0,0 persen.

Tabel 10

Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Mei 2012 s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016

Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Ø Perusahaan Properti 63,199 1,747 11,030 27,430 1,789 1,220 8,193 98,822 204

Ø Pedagang Kendaraan Bermotor 38,575 687 3,275 13,751 1,109 804 3,621 55,947 108

Ø Pedagang Perhiasan/logam mulia 2,678 95 331 616 25 44 93 3,387 4

Ø Balai Lelang 342 1 19 123 13 4 41 506 11

Ø Barang Seni / Antik 0 0 4 4 0 0 0 4 0

Ø Tidak terklasifikasi 62 0 0 0 0 0 0 62 0

Total LTPBJ 104,856 2,530 14,659 41,924 2,936 2,072 11,948 158,728 327

Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 s.d.

Apr-2017 Jenis Perusahaan

Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ) Tahun 2012-2015

Tahun 2016 Jumlah LTPBJ

Mei 2012 s.d. Apr-2017 Tahun 2017

Catatan :Laporan dari PBJ diterima sejak Mei 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (Oktober 2010).

UU TPPU Pasal 17 Ayat (1) :

Pihak Pelapor eliputi:

a. penyedia jasa keuangan: 1. bank;

2. perusahaan pembiayaan;

3. perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi; 4. dana pensiun lembaga keuangan; 5. perusahaan efek;

6. manajer investasi; 7. kustodian; 8. wali amanat;

9. perposan sebagai penyedia jasa giro; 10. pedagang valuta asing;

11. penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu;

12. penyelenggara money dan/atau e-wallet;

13. koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam;

14. pegadaian;

15. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau

16. penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang.

b. penyedia barang dan/atau jasa lain: 1. perusahaan properti/agen properti; 2. pedagang kendaraan bermotor; 3. pedagang permata dan

perhiasan/logam mulia;

4. pedagang barang seni dan antik; atau

(20)

Grafik 14

Perbandingan Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari PBJ dan Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 s.d. April 2017

204 108 4 11 0

98,822 55,947

3,387 506 4

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 Perusahaan Properti

Pedagang Kendaraan Bermotor Perhiasan / logam mulia Balai Lelang Barang Seni / Antik

Jumlah Laporan Transaksi Jumlah PBJ

Grafik 15

Jumlah dan Persentase Laporan Transaksi dari PBJ Tahun 2017 (s.d. April 2017)

Perusahaan Properti

8,193 69% Pedagang

Kendaraan Bermotor

3,621 30%

Perhiasan / logam mulia

129 5%

Balai Lelang 41 0%

Barang Seni / Antik

(21)

E. Laporan Transaksi

Keuangan Transfer Dana

dari/ke Luar Negeri (LTKL)

Pelaksanaan kewajiban pelaporan LTKL mulai berlaku pada tanggal 14 Januari 2014 untuk Bank Umum dan 1 Desember 2015 untuk PJK selain Bank Umum. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23 Angka 1 huruf c.

 Hingga akhir April 2017 sebanyak 182 PJK telah menyampaikan LTKL kepada PPATK, yang terdiri dari 93 PJK Bank Umum dan 89 PJK selain Bank Umum. Dominasi pelaporan LTKL berasal dari Bank Umum, yakni sebesar 52,8 persen dari keseluruhan LTKL.

 Dilihat berdasarkan jenis laporan, mayoritas LTKL disampaikan oleh Bank Umum melalui LTKL SWIFT (30 persen), diikuti NON SWIFT oleh selain Bank Umum (38 persen), dan KUPU (32 persen).

 Jumlah LTKL SWIFT yang disampaikan PJK Bank kepada PPATK selama Januari 2014 s.d. April 2017 sebanyak 19,9 juta LTKL, dengan rata-rata penerimaan per bulan sebanyak 497,0 ribu laporan atau sebanyak 24,9 ribu laporan/hari (1 bulan = 20 hari).

 Dilihat berdasarkan jumlah laporan, sebagian besar LTKL SWIFT merupakan LTKL Incoming, yakni sebanyak 11,9 juta Laporan atau 59,7 persen sedangkan LTKL Outgoing sebanyak 8,0 juta Laporan atau 40,3 persen. Namun bila dilihat berdasarkan nilai dana yang ditransaksikan pada LTKL SWIFT, nilai transfer dana ke luar negeri (Outgoing) cenderung lebih besar daripada nilai transfer dana yang masuk dari luar negeri (Incoming), khususnya selama semester I/2016. Hal ini dikarenakan besarnya rata-rata transfer dana Outgoing lebih besar daripada

Incoming, yakni masing-masing sebesar Rp1.092 juta untuk setiap LTKL Outgoing dan Rp765 juta untuk setiap LTKL wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi:

c. Transaksi Keuangan transfer dana dari

da ke luar egeri..

Peraturan Kepala PPATK No: PER-12/1.02/PPATK/06/13 tentang Tata Cara Penyampaian LTKL bagi Penyedia Jasa Keuangan

Pasal 1 Angka 4:

Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana dari dan ke luar wilayah Indonesia kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima.

Grafik 17 Jumlah LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor

BANK UMUM Jumlah Pihak Pelapor LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor

(22)

Grafik 18

Persentase Komposisi LTKL Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. April 2017

SWIFT 30%

NON SWIFT 38% KUPU

32%

Grafik 19

Jumlah LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. April 2017

Outgoing 8,010,508 40% Incoming

11,875,020 60%

Grafik 20

Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. April 2017

Outgoing Rp4,547,319,

848,467,690 52% Incoming

Rp4,124,185, 116,965,790

(23)

Grafik 21

Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Periode April 2016 s.d. April 2017

203 198 227

174

205 212 209 219

177 200 182

313 305 312 320 271

Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17

Ribu Laporan

Outgoing Incoming

Grafik 22

Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode April 2016 s.d. April 2017

323 324 608

320

308 335 323 350 256 297 263

Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17

Triliun Rp

Outgoing Incoming

Grafik 23

Perkembangan Rata-rata Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode April 2016 s.d. April 2017

1,592 1,641 2,682

1,836

1,503 1,582

1,543 1,596 1,446 1,485

1,446 1,604 1,397

938 936 1,037 950

0.0

Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17

Juta Rp/Laporan

(24)

F. Laporan

Penundaan Transaksi

(LPT)

Sesuai UU TPPU Pasal 26, Penyedia jasa keuangan dapat melakukan penundaan Transaksi paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penundaan Transaksi dilakukan. Berikut ini perkembangan pelaporan LPT sampai dengan April 2017.

 Jumlah LPT yang dilaporkan oleh PJK kepada PPATK selama April 2017 tercatat sebanyak 25 Laporan, atau lebih rendah sebesar 10,7 persen dibandingkan jumlah pada Maret 2017 yang sebanyak 28 laporan.

 Dengan adanya penambahan tersebut, jumlah keseluruhan LPT yang diterima PPATK sejak tahun 2013 hingga April 2017 tercatat sebanyak 2.725 laporan.

 Mayoritas penundaan transaksi selama tahun 2017 (s.d. April 2017) dilakukan oleh PJK Bank (97,3 persen), terutama BPD (69,4 persen) dan Bank Negara (16,2 persen). Sebagian besar transaksi yang ditunda berupa transfer (65,8 persen). Dilihat dari profil terlapor, mayoritas terlapor adalah perorangan (99,1 persen) dengan profesi utama sebagai Pengusaha/Wiraswasta (35,1 persen), Pegawai Swasta (19,8 persen), Buruh (11,7 persen), dan Ibu Rumahtangga (9,0 persen).

 Bila dilihat dari besaran nominalnya, sebagian besar transaksi yang ditunda selama tahun 2017 (s.d. April 2017) bernilai dibawah Rp100 juta (91,9 persen). Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan pemenuhan aspeknya, sebagian besar LPT selama periode tersebut atau sebanyak 95,5 persen telah memenuhi aspek formil, namun disisi lain belum memenuhi aspek materil.

 Bila dilihat menurut domisili PJK Penunda Transaksi, mayoritas dari transaksi yang ditunda selama tahun 2017 (s.d. April 2017) terjadi di Propinsi Sumatera Selatan (66,7 persen) dan DKI Jakarta (26,1 persen).

 Alasan Penundaan Transaksi: Sebagian besar transaksi yang ditunda oleh PJK atau sebanyak 55,0 persen, belum teridentifikasi dengan jelas alasan yang menjadi pertimbangan penundaan transaksi sesuai ketentuan UU TPPU. Dari sejumlah transaksi yang telah teridentifikasi alasan penundaannya, sebagian besar LPT didasari atas pertimbangan bahwa Pengguna Jasa melakukan transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana.

UU TPPU Pasal 26 Ayat (1) :

(1) Penyedia jasa keuangan dapat melakukan penundaan Transaksi paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penundaan Transaksi dilakukan. (2) Penundaan Transaksi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal Pengguna Jasa:

a. melakukan Transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); b.memiliki rekening untuk menampung

Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); atau

c. diketahui dan/atau patut diduga menggunakan Dokumen palsu. (3) Pelaksanaan penundaan Transaksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam berita acara penundaan Transaksi.

(4) Penyedia jasa keuangan memberikan salinan berita acara penundaan Transaksi kepada Pengguna Jasa. (5) Penyedia jasa keuangan wajib

melaporkan penundaan Transaksi kepada PPATK dengan melampirkan berita acara penundaan Transaksi dalam waktu paling lama 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak waktu penundaan Transaksi dilakukan. (6) Setelah menerima laporan penundaan

Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) PPATK wajib memastikan pelaksanaan penundaan Transaksi dilakukan sesuai dengan Undang-Undang ini.

(25)

Grafik 24

Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK April 2016 s.d. April 2017

34

Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17

Tabel 11

Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis PJK Pelapor

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016 Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Total LPT 34 124 334 28 25 111 100.0 -10.7 -26.5 -10.5

Perkembangan Apr-2017

Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016 Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Aspek Formil dan Aspek Materil

terpenuhi 1 2 9 1 2 4 3.6 100.0 100.0 100.0

Aspek Formil terpenuhi, namun Aspek

Materil tidak terpenuhi 32 120 322 27 23 106 95.5 -14.8 -28.1 -11.7

Aspek Formil tidak terpenuhi, namun

Aspek Materil terpenuhi 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.

Aspek Formil dan Aspek Materil tidak

terpenuhi 1 2 3 0 0 1 0.9 n.a. -100.0 -50.0

Total LPT 34 124 334 28 25 111 100.0 -10.7 -26.5 -10.5

Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil

(1) Aspek formil terpenuhi bila Berita Acara/Pernyataan telah dilakukan penundaan transaksi dibuat tidak lebih dari 24 jam setelah transaksi ditunda.

(26)

Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Transaksi Yang Ditunda

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016 Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Transfer 16 63 165 15 12 73 65.8 -20.0 -25.0 15.9

Tarik/Setor Tunai 4 13 41 3 2 10 9.0 -33.3 -50.0 -23.1

Total LPT 34 124 334 28 25 111 100.0 -10.7 -26.5 -10.5

Jenis Transaksi Yang Ditunda

Jumlah LPT % Distribusi

Kumulatif s.d. Apr-2017

Perkembangan Apr-2017 (Dalam Persen)

Tabel 14

Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK

Berdasarkan Jenis Terlapor dan Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perorangan s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d. Apr-2016

Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d. Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Perorangan 32 122 330 28 24 110 99.1 -14.3 -25.0 -9.8

Ø Pengusaha/Wiraswasta 7 31 120 7 10 39 35.1 42.9 42.9 25.8

Ø Pegawai Swasta 5 32 66 9 3 22 19.8 -66.7 -40.0 -31.3

Total LPT 34 124 334 28 25 111 100.0 -10.7 -26.5 -10.5

Jenis Terlapor dan Pekerjaan Utama Terlapor Perorangan

Perkembangan Apr-2017 (Dalam Persen)

Jumlah LPT % Distribusi

Kumulatif s.d. Apr-2017

Tabel 15

Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi Yang Ditunda

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d. Apr-2016

Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d. Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø Dibawah Rp100 juta 33 120 306 25 22 102 91.9 -12.0 -33.3 -15.0

Ø Rp100 juta s.d. Rp1 miliar 0 2 19 2 1 5 4.5 -50.0 n.a. 150.0

Ø Diatas Rp1 miliar 1 2 9 1 2 4 3.6 100.0 100.0 100.0

Total LPT 34 124 334 28 25 111 100.0 -10.7 -26.5 -10.5

Jumlah LPT % Distribusi

Kumulatif s.d. Apr-2017 Kategori Nominal Transaksi

(27)

Tabel 16

Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Propinsi Kantor PJK Pelapor Penundaan Transaksi

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016 Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Total LPT 34 124 334 28 25 111 100.0 -10.7 -26.5 -10.5

Jumlah LPT % Distribusi

Kumulatif s.d. Apr-2017

Perkembangan Apr-2017 (Dalam Persen) Propinsi Kantor PJK

Penunda Transaksi

Tabel 17

Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Alasan Penundaan Transaksi

s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d.

Apr-2016 Jan-2016 s.d. Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d.

Apr-2017 m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Pertimbangan (1) dan (2) 15 31 40 2 1 3 2.7 -50.0 -93.3 -90.3

Pertimbangan (1) dan (3) 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.

Pertimbangan (2) dan (3) 0 1 2 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0

Pertimbangan (1) saja 3 12 38 11 4 25 22.5 -63.6 33.3 108.3

Pertimbangan (2) saja 2 13 56 2 3 21 18.9 50.0 50.0 61.5

Pertimbangan (3) saja 3 8 14 0 0 1 0.9 n.a. -100.0 -87.5

Tidak Teridentifikasi 11 59 183 13 17 61 55.0 30.8 54.5 3.4

Total LPT 34 124 334 28 25 111 100.0 -10.7 -26.5 -10.5

Alasan Penundaan Transaksi

Jumlah LPT % Distribusi

Kumulatif s.d. Apr-2017

Perkembangan Apr-2017 (Dalam Persen)

Keterangan:

(1) Pengguna Jasa melakukan transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana;

(28)

A. Hasil Analisis (HA)

 Selama April 2017, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 18 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 192 laporan, yang terdiri dari:

o HA Proaktif sebanyak 7 HA (38,9 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 89 laporan, dan

o HA Inquiry sebanyak 11 HA (61,1 persen) dengan jumlah

LTKM terkait sebanyak 103 laporan.

 Dengan adanya penambahan tersebut, maka jumlah HA yang telah disampaikan PPATK kepada Penyidik selama tahun 2017 (s.d. April 2017) adalah sebanyak 117 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 846 laporan, yang terdiri dari:

o HA Proaktif sebanyak 41 HA (35,0 persen) dengan jumlah

LTKM terkait sebanyak 272 laporan, dan

o HA Inquiry sebanyak 76 HA (65,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 574 laporan.

 Setelah berlakunya UU TPPU s.d. April 2017, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 2.390 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 7.514 laporan, yang terdiri dari:

o HA Proaktif sebanyak 791 HA (33,1 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 2.314 laporan, dan

o HA Inquiry sebanyak 1.599 HA (66,9 persen) dengan jumlah

LTKM terkait sebanyak 5.200 laporan.

 Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d. April 2017, jumlah HA (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan kepada Penyidik sudah mencapai 3.821 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 10.624 laporan, yang terdiri dari:

o HA Proaktif sebanyak 1.963 HA (51,4 persen) dengan

jumlah LTKM terkait sebanyak 5.165 laporan, dan

o HA Inquiry sebanyak 1.858 HA (48,6 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 5.459 laporan.

 Berdasarkan jumlah HA selama tahun 2017 (s.d. April 2017), dugaan tindak pidana Korupsi masih menjadi tindak pidana yang paling dominan dalam HA, yaitu sebanyak 56 HA (47,9 persen). Jumlah HA dengan dugaan tindak pidana Korupsi tersebut lebih rendah sebesar 26,3 persen dibandingkan jumlah HA selama periode yang sama tahun 2016 yang berjumlah sebanyak 76 HA. Sementara itu, jumlah HA dengan dugaan tindak pidana di bidang perpajakan yang merupakan tindak pidana dominan berikutnya mengalami peningkatan sebesar 5,8 persen jika dibandingkan jumlah HA selama periode yang sama tahun 2016.

 PPATK juga menyampaikan Informasi Hasil Analisis kepada pihak-pihak yang telah menjalin kerjasama pertukaran informasi dengan PPATK. Selama tahun 2017 (s.d. April 2017), jumlah IHA yang telah disampaikan sebanyak 133 IHA.

ANALISIS &

PEMERIKSAAN

UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) :

Dala ra gka elaksa aka fu gsi a alisis

atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat:

a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor;

b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait;

c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK;

d. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan permintaan dari instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri;

e. meneruskan informasi dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri;

f. menerima laporan dan/atau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana Pencucian Uang;

g. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana Pencucian Uang;

h. merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

i. meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana; j. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang;

k. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan

l. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan

(29)

Tabel 18

Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA

Januari 2003 s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d. Apr-2016

Jan-2016 s.d.

Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d. Apr-2017

Ø Hasil Analisis 259 1,191 16 104 332 25 11 76 1,599 1,858

Ø LTKM Terkait 259 4,294 16 104 332 229 103 574 5,200 5,459

TOTAL

Ø Hasil Analisis 1,431 1,838 26 133 435 37 18 117 2,390 3,821

Ø LTKM Terkait 3,110 6,233 26 133 435 313 192 846 7,514 10,624

Tahun 2011-2015

Tahun 2016

Jumlah Jenis Hasil Analisis (HA)

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan

- Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK.

- Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

- HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA.

Grafik 25

Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis HA

Januari 2013 s.d. April 2017

301

2013 2014 2015 2016 2017

(30)

Tabel 19

Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Januari 2003 s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d. Apr-2016

Jan-2016 s.d.

Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d. Apr-2017

Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN DITJEN PAJAK

0 5 0 0 0 0 0 0 5 5

Ø KEJAKSAAN DAN KPK 0 7 0 0 0 0 0 0 7 7

Ø DITJEN PAJAK 0 162 3 22 52 5 4 16 230 230

Ø DITJEN BEA DAN CUKAI 0 12 0 1 2 0 1 1 15 15

Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)

0 36 1 6 9 1 0 1 46 46

JUMLAH HA 1,431 1,838 26 133 435 37 18 117 2,390 3,821

Penyidik

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan

Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan.

Tabel 20

Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik

Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2003 s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif s.d. Apr-2016

Jan-2016 s.d.

Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif s.d. Apr-2017

Ø Pidana lain yang diancam dengan penjara 4 tahun atau lebih

0 25 0 0 1 2 0 3 29 29

Ø Tidak Teridentifikasi / dll 185 173 1 1 15 0 1 1 189 374

JUMLAH HA 1,431 1,838 26 133 435 37 18 117 2,390 3,821

Sebelum

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2003 s.d.

Apr-2017 Tahun 2016

Dugaan Tindak Pidana Asal

Jumlah Tahun

2011-2015

(31)

Tabel 21

Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU

Januari 2003 s.d. April 2017

(HA database)

Hasil Analisis

LTKM Terkait

Sebelum Berlakunya UU TPPU

No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)*

Januari 2003 -

Desember 2010 553 938

2011-2012 220 460

2013 35 44

2014 36 63

2015 1 1

2016 - -

2017

(s.d. Apr) - -

Jumlah 292 568

845 1,506 Jumlah Tahun 2003 s.d. Apr 2017

Tahun

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010

Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data.

Grafik 26

Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database)

dan Jumlah HA yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. April 2017

35 36

1 0 0

301

456

362

435

117

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

2013 2014 2015 2016 2017

(32)

Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan

MoU dengan Lembaga/Instansi#) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA

Januari 2003 s.d. April 2017

Apr-2016 Kumulatif

s.d. Apr-2016 Jan-2016 s.d.

Des-2016

Mar-2017 Apr-2017 Kumulatif

s.d. Apr-2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø Komisi Pemberantasan Korupsi

378 45 4 10 36 2 1 14 95 473

Ø Badan Pengawas Pemilu 9 4 0 0 0 0 0 0 4 13

Ø Komisi Yudisial 5 20 1 1 3 0 0 0 23 28

Ø Tim Tas TIPIKOR (Bubar Tgl 11/06/2007)

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Ø BAPEPAM-LK (Menjadi OJK Th. 2012)

Ø Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Ø Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

0 2 1 1 1 0 0 0 3 3

Ø Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

0 2 1 1 2 0 0 0 4 4

Ø KPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ø Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 0 13 0 2 5 1 0 1 19 19

Ø Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

0 3 0 0 1 0 0 0 4 4

Ø Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

0 5 0 2 6 0 0 3 14 14

Ø Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

0 1 0 0 0 0 0 0 1 1

Ø Kementerian Komunikasi dan Informatika RI

Ø Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

0 0 0 0 2 0 0 1 3 3

Ø Badan Kepegawaian Negara 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

Ø Kementerian Kesehatan 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

Ø Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan

0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

Ø Badan Intelijen Negara 0 0 0 0 7 0 0 2 9 9

Ø Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

Ø Kementerian Perhubungan 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

Ø Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

0 0 0 0 0 3 0 3 3 3

Ø Kementerian Badan Usaha Milik Negara RI

0 0 0 0 0 1 0 1 1 1

Ø Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

0 0 0 0 0 2 2 4 4 4

Ø Badan Pengawasan Obat Makanan

0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

Ø Lainnya 6 180 11 37 147 37 6 72 399 405

JUMLAH IHA 563 503 29 114 334 51 16 133 970 1,533

Tahun 2017

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

Gambar

Gambar 1. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM
Tabel  3 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK
  Tabel  5 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK
Grafik 9 Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK per-bulan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, merupakan sebuah tuntutan bagi para pengajar untuk memiliki dan mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran, khususnya pelajaran Pendidikan Agama Islam

Untuk mengetahui apakah personal selling, promosi penjualan, citra merk dan celebrity endorser berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Kaia Hijab di media

Bahwa Para Pengadu tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh KPU Tangerang dengan memberikan keterangan SEDANG DALAM PROSES terhadap Surat Pernyataan Mengundurkan

GATOT SUPRIJANTO (Para PENGADU) dengan TANPA merugikan hak-hak konstitusional pasangan calon lain; dan dalam Putusan a quo, tidak ada amar DKPP yang memerintahkan Termohon

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku memilih pemilih pemula pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 di Kabupaten Kendal

Dengan kondisi perilaku memilih dan jenis-jenis pemilih yang sudah penulis jelaskan, maka saran untuk masyarakat kedepannya demi meningkatkan kualitas rasionalitas

LKIP Bagian Bina Pengelolaan Keuangan dan Asset Tahun 2014 13 - Pembinaan Administrasi Keuangan Bendahara Penerimaan - Bimbingan Teknis Penyusunan RKA Terwujudnya

 Harus cukup cepat atau tidak ada delay untuk operasi dengan prosesor.  Terdapat tiga jenis memori yang sering digunakan, yaitu RAM, EPROM,..