PENGUJIAN
OVERREACTION
TERHADAP
PORTOFOLIO
WINNER
DAN PORTOFOLIO
LOSER
PADA SAHAM LQ-45
Maria Rio Rita
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Email: maria.riorita@staff.uksw.edu ·
Yosef Budi Kurniawan . .
Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas:'i.<iisten Satya Wacana : ; t
ABSTRACT
-
.
...
This research examines the overreaction hypothesis occured on stocks market. The overreaction hypothesis stated that investors overreact in the initial period and subsequently correct themselves or people tend to overweight recent" information and to underweight prior data.
This research examines the overreaction in winner and loser portfolio which is consist of LQ-45 stocks troughout the year 2005-2006. Samples obtained by using market model adjusted model amounted to
22
winner stocks and 23 loser stocks.The result of this research seems to indicate that overreaction occurs separate in its move. Winners and losers are not constant overtime. Implication on the efficient market hypothesis is that the phenomena of overreaction shows that market is not efficient (especially Indonesia Stock Exchange), since the stock price can be predicted on the previous stock price. Analysis independent sample t-test, winners and losers do not show the different average abnormal return significantly.
Keywords: Overreaction, Winners Portfolio, Loser Portfolio, abnormal return.
PENDAHULUAN
Tlrleah 8/snls, Volume 10,_!Jomor 2, De_!SfJmber 2009 _ ______ _
"---
-Perilaku investor yang bereaksi secara berlebihan (overreaction) merupakan dampak dari informasi baik maupun informasi buruk yang diterima di pasar. Pelaku pasar エ・イョケセエ。@ エゥ、。セ@ ウ・セオ。ョケ。@ セ・イ、ゥイゥ@ 、セイゥ@ セイ。ョァMッイ。セァ@ yang rasional dan juga tidak emos1onal. J1ka mformas1 yang d1tenmanya d1anggap buruk, maka mereka akan bereaksi berlebihan terhadap informasi tersebut dan dengan segera akan menilai saham terlalu rendah. Untuk ュ・ョァィゥョ、ZZZセイゥ@
kerugian, investor akan berperilaku irrasional dan ingin menjual saham-saham y;:mg dianggap berkinerja buruk dengan cepat (Rahmawati dan Suryani, 2005). Overreaction ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham, dan dapat diukur dengan abnormal return. lrnplikasi yang terjadi di pasar moda! adalah terjadinya pembalikan harga saham sebagai respon atas adanya informasi yang diterima investor, yang membuktikan bahwa pasar telah bereaksi secara berlebihan (overreact). Saham-saham yang biasanya diminati pasar karena mempunyai return tinggi akan menjadi kurang diminati, sedangkan saham-saham yang bernilai rendah dan kurang diminati akan mulai dicari oleh pasar. Kondisi ini menyebabkan return saham yang sebelumnya tinggi menjadi rendah, dan return yang sebelumnya rendah akan menjadi tinggi. Keadaan ini menyebabkan terjadinya abnormal return positif dan negatif. De Bondt dan Thaler, 1985 dalam Sartono (2000) menyatakan bahwa saham-saham yang sebelumnya berkinerja buruk {loser) selanjutnya membaik dan saham-saham yang sebelumnya berkinerja baik (winner) selanjutnya memburuk sekitar 36 bulan kemudian. Fenomena harga saham yang tidak normal ini membuktikan bahwa pasar bereaksi secara berlebihan dalam menanggapi informasi tertentu. Lalu pasar menyadarinya sehingga terjadi koreksi pada periode selanjutnya.
Fenomena tersebut menggambarkan bahwa pasar tidak efisien, sebab pergerakan harga saham diprediksi berdasarkan kinerja masa lalu. Dalam pasar yang efisien, harga saham yang ada pada saat itu seharusnya dapat mencerminkan semua informasi yang diperlukan oleh investor untuk membantu dalam mengambil keputusan investasi. Reaksi yang tidak rasional kerap muncul saat investor menerima informasi baik informasi bagus (good news) atau buruk (bad news). Investor biasanya akan memberi bobot yang terlalu tinggi untuk 「・イゥセ@ baik, sedangkan saat menerima berita buruk akan
memberi bobot yang sangat rendah.
PAnnuiison nw,,..,.,.,..,;nn T<>m:orl:on Pnrlnfnlin Winner dan ... (Maria Rio Rita dan Yosef Budi K.}
informasi baik (good news) yang diterimanya. Kelompok saham ini memiliki abnormal return yang positif.
Penelitian yang dilakukan Zarowin, 1990 dalam Wibowo dan Sukarno (2004) menemukan bahwa kecenderungan sa ham loser mengungguli sa ham winner tidak tergantung pada reaksi berlebihan, tetapi adanya perbedaan ukuran perusahaan saham loser yang lebih kecil dari pada ukuran perusahaan saham winner. Hal ini disebabkan karena terjadinya kapitalisasi pasar oleh
ー・イオウ。ィエ]セ。ョ@ skala besar.
Wibowo dan Sukarno (2004) menyatakan bahwa saham-saham winner tidak menunjukkan adanya overreaction, sedangkan pada Xiham-saham loser
エ・セ。、ゥ@ pembalikan harga terhadap informasi buruk yang diterima pasar, dari
semula abnormal return negatif lalu berbalik menjadi abnormal return positif. Penelitian Rahmawati dan Suryani (2005) menyimpulkan bahwa terdapat indikasi reaksi berlebihan yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner. Overreaction ini terjadi tidak dalam kurun waktu yang lama dan konstan, tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau separatis.
Berdasarkan uraian di atas dan dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang beragam, maka penelitian ini akan menguji kembali apakah pelaku pasar bereaksi secara berlebihan saat menerima informasi yang masuk ke pasar (good news ataupun bad news. Data yang digunakan adalah saham-saham yang masuk kategori LQ 45 periode Februari 2005 sampai Juli 2005. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi pembalikan kinerja portofolio loser (winner) yang ditandai dengan munculnya abnormal return positif (negatif) pada periode pengujian. Selain itu juga akan diuji apakah terdapat perbedaan kinerja antara kedua macam portofolio tersebut.
R .:aksi Pasar
Beberapa teori menyebutkan bahwa investor akan bereaksi terhadap berita mengenai suatu peristiwa, baik peristiwa keuangan maupun non keuangan yang tidak terduga dan tidak diantisipasi sebelumnya. Event yang tidak diantisipasi mempengaruhi seluruh ekonomi yang ada dan mempengaruhi harga saham secara signifikan, baik berupa apresiasi ataupun depresiasi saham. Reaksi pasar tersebut diukur dengan munculnya abnormal return yang signifikan (Harijono, 1997).
1WNh BhltWI, \;t)IUine 10, Nomor 2, De64ilmber 2009
terjadi di pasar adalah gejala yang bertentangan dengan konsep tersebut. Investor umumnya mengambil tindakan dan keputusan yang berbeda dalam menyikapi suatu infonnasi baik dari segi waktu, frekuensi, maupun kuantitas pembelian saham. Misalnya, melakukan penjualan saham secara spontan ketika pasar bergerak di luar ekspektasinya. Atau investor membeli saham yang baru saja mengalami keuntungan tanpa memperhatikan nilai fundamental dari saham tersebut.
Overreaction Hypothesis
Overreaction hypothesis menyatakan bahwa pasar telah bereaksi secara berlebihan terhadap suatu informasi. Para pelaku pasar cenderung merespon terlalu berlebihan terhadap informasi yang dianggap bagus (good news), sehingga harga saham menjadi melambung. Sebaliknya pelaku pasar cenderung merespon terlalu berlebihan terhadap informasi buruk (bad news), sehingga menyebabkan harga saham turun drastis (De Bondt, 1985). V.:oreksi terhadap informasi tersebut pada periode berikutnya jika terjadi dalam jangka waktu pendek, signifikan dan berulang maka inilah yang disebut overreac-tion.
De Bondt dan Thaler (1985) membagi portofolio dalam dua kelompok, yaitu kelompok portofolio winner dan kelompok portofolio loser. Portofolio win-ner adalah kelompok portofolio yang konsisten mendapatkan earning positif dalam kurun waktu tertentu yang ditandai dengan abnormal return yang positif, yang diakibatkan oleh kenaikan harga saham secara konsisten. Portofolio loser adalah kelompok portofolio yang secara konsisten mendapat earning negatif dalam kurun waktu tertentu, yang ditandai adanya abnormal return yang negatif. Perolehan abnormal return yang negatif d!akibatkan oleh penurunan harga saham yang terjadi secara konsisten sehingga menghasilkan perhitungan abnormal return yang negatif
Saat pelaku pasar bereaksi berlebihan terhadap informasi tak terduga sebelumnya, maka saham-saham yang tergolong loser akan mengungguli winner. Sehingga orang-orang akan akan terdorong melakukan strategi membeli saham loser dan menjual saham winner. Chan, 1988 menyusun portofolio winner dan lhser setiap tiga tahun antara tahun !932-1983. Hasil temuannya menunjukkan bahwa rasio winnerdan losertidak kcnstan sepanjang waktu. Artinya estimasi return dari strategi in sangat sensitif :erhadap metode yang digunakan, sehingga hanya sedikit abnormal return yang diperoleh saat ada perubahan risiko yang mengontrolnya (Rahmawati dan Suryani, 2005).
Pengi.IJtan Ulieneaclion ramaaap t'OffOrOlto wtnner aan ... セセセMM • - • '"
tetapi tidak ditemukan adanya reaksi berlebihan pada portofolio saham yang sebelumnya memperlihatkan abnormal return negatif (loser).
Sukmawati dan Hermawan (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa portofolio loser terbukti mengungguli portofolio winner yang terjadi secara separatis dan terpisah-pisah selama beberapa waktu. Mereka melakukan pengujian tentang keberadaan overreaction yang digunakan untuk memprediksikan pola portofolio loser mengungguli portofolio winner. Adanya overreaction mendorong adanya strategi untuk membeli saham-saham loser dan menjual saham-saham winner. Strategi sebaliknya, yaitu membeli saham-sahAm winner dan menjual saham-saham loser juga dllakukan dan hasilnya abnormal return tetap dapat diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa risiko winner dan loser tidak konstan sepanjang waktu.
Berdasarkan penjelasan di atas dan disertai hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Terdapat perbedaan average abnormal return ケ。ョセ@ signifikan antara portofolio winner dan portofolio loser.
METODE PENELITIAN
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Syaratnya adalah saham-saham yang tergabung dalam LQ-45 untuk periode Februari 2005 sampai Juli 2005. Fenomena overreaction akan diamati pada periode Januari 2005 sampai Desember 2006.
Metode Analisis Data
Pembentukan portofolio winner dan loser adalah berdasarkan ranking abnormal return harian yang diakumulasikan selama periode pembentukan (Januari 2005 sampai Desember 2005} dan pengujian portofolio yang berlangsung selama satu tahun (Januari 2006 sampai Desember 2006). Sampel yang digunakan dalam pembentukan portofolio adalah saham-saham LQ-45 yang terdaftar pada periode Februari 2005 sampai Juli 2005, yang akan dikelompokkan menjadi dua portofolio. Portofolio yang memiliki Aver-age Abnormal Return (AAR) positif disebut portofolio winner, sedangkan portofolio yang memiliki Average Abnormal Return (AAR) negatif disebut portofolio loser.
TelaaiiBbinls, Vol&me 10, Nomor 2, Detember 2009
---Jogiyanto (2000). Pengujian MR ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan kinerja pada portofolio winner dan portofolio loser.
AAR dihitung dengan rumus (menggunakan abnormal return model mar-ket adjusted model) :
R.
=P,
-.P,_,
1,1 p
,_,
... (1)Rm =.lnLQ45,-JnLQ45t-t
'
·
lnLQ45,_
1 ... .... (2)AR;_.
=
セMGMRm
(3)CARi,l
=
IAR,,,
... (4)lar[Lセ@
AAR;
=--"'-n
Keterangan:
... ... (5)
R;_,
=
Return harian saham i pada hari tPt
=
Harga.
saham
harian (closing price) pada hari tRm
=
Returnpasar
menggunakan lndeks saham LQ 45ln.LQ45t
=
lndeJcs harga saham harian LQ45 pada hari tAR,.a
=
Abnormal Return i pada hari tCAR;,,
=
Cumulative Abnonnal Return i pada hari tAAf\
=Average Abnormal Return i (XIda hari t n ;z Banyak hari dalam periode pengujianAnalisis terhadap ove·"eaction dilakukan dengan melihat perubahan
abnormal return yang terjadi pada periode pengujian untuk kedua jenis portofoi"IO·. Pergerakan 1bnorm_a1 イ・エオセ@ ュ。ウゥョァMュ。ウセョァ@ ーッイエッヲッャセセ@ 、ゥエセョェオォォ。ョ@
dengan grafik secara tilne senes hanan selama penode penguJ•an J1ka pada
periode pengujian portofolio loser ternyata mengungguli kinerja portofolio winner, maka dapat dikatakan terjadi reaksi berlebihan (overreaction) terhadap harga-harga saham L0-45 yang ada di Bursa Efek Indonesia. Sebaliknya, jika selama periode ー・セァオェゥ。ョ@ portofolio loser tidak mengungguli kinerja
Penaullan セ@ Tarlladao Pottofolio Wmner dan ... (Mafia RJo Hlta aan YOS8t tJua1 K.)
Uji normalitas data mengunakan One-sample Kolmogorov セュゥイョッカN@
Selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata antara ·Average Abnonnal Return
(AAR) portofolio
winner
danPQrtofofiO
.loser
pada periode pengujian. Jika data berdistl'ibuni normal pengujiandata
menggunakan T-test.Jika
data
berdistribusitidak normal pengujian rnenggunakan Mann Whitney.
PEMBAHASAN DAN HASIL
Pembentukan portofolio winner dan portofolio loser berdasarkan
perhitungan
MR
dari masing-masing saham yang telah diolah beidasarkanranking, dengan kriteria AAR positif masuk dalam kategori portofolio winner,
sedangkan untuk AAR negatif dikategorikan sebagai portofolio loser. Pada
gambar 1 akan disajikan AAR untuk portofolio winner dan portofolio loser periode pembentukan (Januari 2005 - Desember 2005).
0.02
0.015
0.01
!
0.0051-+-AAR
Tahun20051
0
セNPPU@
セ N PQ@
Juml•hS•Mm
Gambar1:
Average Abnonnal Return (AAR) Portofolio Winner dan Portofolio Loser
Periode Pembentukan (Januari 2005- Desember 2005)
Berdasarkan gambar 1 diatas, diketahui jumlah saham yang termasuk dalam portofolio winner sejumlah 22 saham dan portofolio loser sejumlah 23 saham. Nilai AAR tertinggi portofolio sebesar 0,01644 dan nilai terendahnya
sebesar -0,004536., Sedangkan pergerakan Cumulative Abnormal Return
..,.. "'*-,_
,_,.,
:C•••,
a r 200115.0
4.0
3.0
セ@
2.0 1.0 ;-+-CAR 2005)0.0
-1 .0
-2.0
Jumlah Saham
Gambar2:
Cumulative Abnormal Return (CAR) Portofolio Winner dan Portofolio Loser
Periode Pembentukan (Januari
2005-
Desember2005)
Dalam gambar 2 diatas terlihat bahwa Cumulative Abnormal Return (CAR) tertinggi sebesar 3.9244, sedangkan CAR terendah sebesar -1.0843. Pada saham-saham lainnya cenderung memiliki Cumulative Abnormal Return (CAR) yang stabil disekitar angka nol. Saham yang memiliki nilai CAR
tertinggi adalah saham BNBR dari sektor Aneka lndustri, dan saham yang memiliki nilai CAR terendah adalah saham CTRS dari sektor Properti dan Real
Estat.
Selanjutnyauntuk
melihat apakah terjadi pembalikan kinerja pada portofolio loser menjadi portofolio wi"ner yang ditandai dengan abnormal0.00015 0.0001 AAA. 0.00005
-0.00005 -0.0001
-0.00015
-0.0002
PttnniJiian no _ _ ,...,
T.-
セ@ IMiVWdan ... (Metla Rio Rita den Yosef Budi K)0
- M R winner Periode Pengujian (1Jan '06- 31 Des "06)
- M R loser Peflode Pengujian (1Jan '06- 31 Des "06)
Gambar3:
Average Abnormal Return (MR) Portofolio Loser dan Portofolio Winner
pad a Periode Pengujian (Januari 2006-Desember 2006)
Pada periode pengujian, pergerakan AAR portofolio loseryang ditunjukkan dengan garis putus-putus sebagian besar mengungguli AAR portofolio
winner. Disini ada kecenderungan saham-saham portofolio loser berubah menjadi winner. Terlihat dalam beberapa kurun waktu tertentu portofolio loser
mengungguli portofolio winner. Portofolio loser mengungguli portofolio winner
terlihat jelas pada bulan Maret, bulan Mei, dan bulan Juni. Hal ini menunjukkan bahwa ォゥョ・セ。@ portofolio loser yang mengungguli portofolio winner tidak エ・セ。、ゥ@
dalam rentang waktu yang lama, tetapi lebih bersifat separatis atau terpisah-pisah dalam pergerakannya.
Pengujian Normalitas
Pengujian normalita3 data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian dengan cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan terdistribusi secara normal. Apabila nilai Asymp. Sig. suatu variabel >
0,025
maka variabel tersebut terdistribusi normal, sedangkan jika nilai Asymp. Sig. suatu variabel <0,025
maka variabel tersebut tidak terdistribusi dengan normal.Tabe11: Hasil Pengujian Normalitas Portofolio Winner dan Portofolio Loser pada Periode Pengujian
AARWinner-loser
N 484
Normal Mean .0000000
Parameters(a,b) Std. Deviation
.00003141
Most Extreme Absolute .051
Differences Positive .037
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z 1.114
Asymp. Sig. (2-tailed) .167
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber: data sekunder diolah
Berdasarkan Dari tabel Kolmogorov-Smirnov diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. sebesar
0,167
(>5%/2).
Hal ini berarti data yang digunakan pada penelitian ini terdistribusi secara normal.Uji beda rata-rata J
Pengujian Overreaction Terlladap Pottofolio Winner dan ... (Matia RJ - · · • •
Tabel 2: Tabel Pengujian statistika Paired Samples Test
Slg.
(2-p。ョ\セ@ Dlff-nces tailed) Std. Error 95% ConfidE :lOll Interval m 111e
Mean Sld. Deviation Mean Difference
Lower I Ullll8!'
Paif1 AAA Winner .0000017 .00003247 .00000209 -.00000232
I
.00000590 .393-AAA loser 9
Sumber: data seku11der diolah
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,393 lebih besar dari 0 (5%/2) yang berarti hipotesis nol diterima. Hai ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja portofolio
loser
dan portofoliowinner
pada periode pengujian.Kemungkinan yang terjadi selama periode pengujian adalah para pelaku pasar merespon informasi yang dianggap baik ataupun buruk relatif sama, selain itu informasi yang masuk ke pasar dir'9spon secara wajar oleh investor. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susiyanto (1997), dan Rahmawati (2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
average abnormal return
seluruh sahamloser
dan seluruh sahamwinner.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a). Berdasarkan grafik pergerakan MR portofolio
loser
danwinner
terlihat bahwa pada portofolioloser
terjadioverreaction
yang ditandai dengan portofolioloser
berubah menjadi portofoliowinner
yang terjadi dalam waktu terpisah·pisah dan tidak secara konstan.b) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara kinerja portofolio
loser
dan kinerja portofoliowinner
pada saham LQ 45, atau dengan kata lain kinerja kedua portofolio tersebut sama. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini, investor dapat memilih ke 2 macam portofolio dalam berinvestasi, sebab keduanya menunjukkan kinerja yangセゥ、。ォ@ berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Basu,
s.
1977. "Investment performance of Common Stocks in Relation to Their Price Earning Ratios: A Test of Efficient Market Hypothesis". Journal of Finance. 32 (June): 663-682.De Bondt, W.F.M., dan Thaler, R.H. (1985). "Does Security Analysts Overreact?", The American Economic Review. Vol. 80: 52-57.
De Bondt, W.F.M., dan Tha!er, R.H. (1987). "Stock Market Vo:atility: Do Security Analysts Overreact?". Journal of Finance. 80. (May): 52-57.
Gibbons, M. R., dan Hess, P. (1981 ). "Day of the Weeks Effects and Asset Returns". Journal of Business. 54. (October): 579-596.
Harijono (1997). Event Study. Seri Kertas k・セ。N@ Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Jogiyanto. (2000). "Teori Portofolio dan Analisis lnvestasi:. Edisi 11. Yogyakarta: BPFE.
Manurung, A.H., dan Permana, P.N. (2005). "Gejala Overreaction pada Saham dalam Perhitungan lndeks LQ 45". Usahawan. No. 09 TH XXXIV, September 2005.
Rahmawati; dan Suryani,
T.
(2005). "Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta". Simposium Nasional Akuntansi VIII, September : 64-73.Sartono, A. (2000). "'verreaction of the Indonesia Capital Market". Gadjah Mada International Journal of Business, Vol. 2. No. 2. (May): 163-184. Schwert, C. W. 1983. "Size and Stock Returns and Other Empirical
Regulari-ties". Journal of Financial Economics. 12 (June): 3-12.
Sukmawati dan Hermawan, D. (2003). "Overreact Hypothesis dan Price Earning Ratio Anomaly Saham-Saham Sektor Manufaktur di BEJ". Jumal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 3, No. 1.
Susiyanto, F.M. (1997). 1Market's Overreaction in the Indonesian Stock Market". Kelola. Vol. 6. No. 16.