• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATELLITE LINK FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SATELLITE LINK FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

SATELLITE LINK

1. Review parameter antena, thermal noise, etc

2. Anatomi link satelit 3. Rugi-rugi

4. Analisa link budget dasar untuk kondisi clear sky dan hujan

(2)

Obyektif Perkuliahan

Dapat memahami antena dan mekanisme

kerjanya

Dapat memahami link komunikasi satelit

dan rugi-rugi.

Dapat memahami link budget

Referensi :

Maral, G and Bousquet, M., “Satellite

Communication Technology : System and Design”,

John Willey and Son, 1995 Chapter 2, page

(3)

Agenda Perkuliahan

Parameter antena

Anatomi link satelit

Analisa link budget dasar untuk kondisi clear

(4)

Basic Link Analysis

(C/N0)Up Uplink Downlink (C/N0)Dn GRmax θR θT GTmax GR GT  Transponder θT θR GR GT (C/N0)Tot

(5)

Parameter Antena

 Gain

 Antena adalah divais pasif (tidak menghasilkan daya atau penguatan)

 Gain yang dimaksud adalah bila dibandingkan antena lain

 Satuannya adalah dBi (ref. antena isotropis) dan dBd (ref. antena dipole

/2)

(6)

Parameter Antena

Gain

Efisiensi akibat : iluminasi, spill over, kerataan

permukaan, ketidaksesuaian impedansi, loss ohmic,

dll

eff A G        2 max 4

2 max

D

G

i

s

f

z

%

75

%

55

 

2

2

D

A

A

eff



(7)

 2 3 max 29000 dB G  

20 max,

10

170

3dB

G dBi

D

dB

3

70

Koefisien iluminasi 70o  Efisiensi 0,6 

Beam Width

Parameter Antena

(8)

Parameter Antena

 Polarisasi

 Orientasi antena

 Loss yang timbul akibat ketidaksesuaian

polarisasiantena dengan gelombang datang

(9)

Parameter Antena

XPD (cross polarization

discrimination)

XPI (cross polarization

isolation)

 





x c

b

a

dB

XPI

20

log

vertical vertical b a ax bx ac bc

 





x c

a

a

dB

XPD

20

log

(10)

Parameter Antena

Effective Radiated Power

Sama dengan daya output

HPA dikalikan dengan Gain

antena (dengan antena

referensi adalah antena

dipole)

EIRP = ERP dengan antena

referensi adalah antena

isotropis

T T

G

P

ERP

(11)

Parameter Antena

Power Flux Density

RSL (Received Signal

Level)

        2 4 R G PT T

Antena isotropis Daya radiasi per sudut ruang PT/4 PT

GT=1

Antena isotropis Daya radiasi per sudut ruang PTGT/4 PT GT reff R

A

P

(12)

Parameter Antena

Received Signal Power

Gunakan teori

transmisi Friis

R FS T T R

G

L

G

P

P





1

2

4

R

L

FS ) ( log 20 ) ( log 20 44 . 32 ) (dB R Km f MHz LFS   

(13)

CONTOH

UPLINK

DOWNLINK

Km

R

GHz

f

W

P

m

D

SB

4

;

TSB

100

;

u

14

;

40000

6

,

0

;

55

,

0

;

2

3

sat

SB

o dBsat

?

?;

Rsat Maxsat

P

55

,

0

;

2

;

12

;

10

3

o sat dBsat D Tsat

W

f

GHz

P

6

,

0

;

40000

;

4

SB SB

m

R

Km

D

?

?

?;

P

RSB

LFS

MaxSB

(14)

Rugi-rugi dan Noise

Rugi-rugi yang harus diperhitungkan

Redaman propagasi atmosfer  free space loss dan

redaman hujan

Rugi-rugi pada perangkat pemancar dan penerima 

redaman kabel feeder

Rugi-rugi kesalahan pengarahan antena

Rugi-rugi ketidaksesuaian polarisasi  XPD, XPI

Sumber noise

Sumber natural yang meradiasi di sekitar lokasi antena

Noise yang dihasilkan oleh komponen perangkat

(15)

Rugi-Rugi

 Redaman di atmosfer (hujan, awan, salju, es, gas-gas di troposfer dan ionosfer)

 Redaman di Perangkat Tx dan Rx

 Loss karena ketidaktepatan pengarahan

 Loss karena ketidaksesuaian polarisasi A FS

L

L

L

]

[W

L

P

P

Rx

R FRx ] [ 12 2 3 dB L dB T T          ] [ 12 2 3 dB L dB R R         

(16)
(17)

Noise

Sumber noise

Noise yang dihasilkan

oleh sumber radiasi

natural terletak dalam

daerah penerimaan

antena

Noise yang dihasilkan

oleh komponen

elektronik sebagai

interferensi

N

B

N

N

0

kB

N

T

HzK

W k  1,379  1023

(18)

Noise

 Temperatur derau elemen 2-port

 Temperatur derau elemen 4-port

 Te : suhu noise efektif

 To = 290o K : suhu noise referensi

 Temperatur derau sebuah antena

Temperatur derau

sebuah atenuator

Temperatur derau

sebuah divais yang

terdiri dari beberapa

elemen secara kaskade

o e o o e o o e T T T T T B GkT B T T Gk F             1

   



T

G

d

T

A b

,

,

4

1

ATT ATT o ATT ATT ATT e L F T T T L T      1

3 2 2 1 3 1 2 1

1

1

F

F

F

F

G

G

T

G

T

T

T

e e e e

kB

N

T

(19)

contoh

LN A MIX ER LO IF a mp TeRX

LNA : TLNA = 150 K, GLNA = 50 dB

Mixer : TMX = 850 K, GMX = - 10 dB (LMX = 10 dB) IF Amplifier : TIF = 400 K, GIF = 30 dB

Maka :

(20)

Noise

Temperatur noise di Rx

FRx R F FRx A

G

T

T

L

T

T

1

1

R F FRx FRx A FRx

T

T

L

L

T

L

T

T





1

1

1

2

(21)

Signal to Noise pada Input Rx

Figure of Merit

EIRP  perangkat pemancar

Path loss  medium transmisi

G/T  perangkat penerima

Temperatur noise antena

Antena satelit

Bergantung pada frekuensi dan posisi orbit

Antena stasiun bumi

Clear sky

(22)

Temperatur Antena

Temperatur antena

satelit

(23)

Temperatur Antena

Temperatur antena SB

Sangat dipengaruhi

Frek

Sudut elevasi

Kondisi atmosfer

Ground SKY A

T

T

T

K

K

T

T

A

T

A

T

T

m Ground hjn m hjn SKY A

280

260

1

1

Harga TG berdasarkan ITU-R

(24)

Temperatur Antena

(25)
(26)

Contoh Perhitungan Uplink (clear sky)

 F = 14GHz  Untuk ES:  PTX = 100W, LFTX = 0,5 dB  Diameter Ant = 4 m  Efisiensi antena = 0,6  Pointing error = 0,1o  Jarak ES-Sat = 40000 km  LA = 0,3 dB  Untuk Sat  Beamwidth = 2o  Efisiensi antena = 0,55

(27)

Contoh Perhitungan Downlink (clear sky)

 F = 12GHz  Untuk Sat:  PTX = 10W, LFTX =1 dB  Beamwidth = 2o  Efisiensi antena = 0,55  Jarak Sat-ES = 40000 km  LA = 0,3 dB

 Untuk ES, terletak di ujung cakupan satelit

 Efisiensi antena = 0,6  Noise figure Rx = 1 dB  LFRX= 0,5 dB, TF = 290 K  Diameter antena = 4m  Kesalahan pointing = 0,1o  To = 290 K,

(28)

Perhitungan Link Satelit

1

1

1

d

u

Total

N

C

N

C

N

C

(29)

Perhitungan kondisi hujan

Uplink

Downlink

A FS U

L

L

L

A FS D

L

L

L

K K T T A T A T T m Ground hjn m hjn SKY A 280 260 1 1                G

C/N0 uplink akan berkurang akibat hujan karena adanya pengurangan daya carrier yang diterima oleh satelit

(bertambahnya loss)

C/N0 downlink akan berkurang akibat hujan selain karena

adanya pengurangan daya carrier yang diterima oleh stabum (bertambahnya loss) juga akibat berkurangnya G/T akibat peningkatan temperatur

(30)

Pengaruh Medium Propagasi

Efek curah hujan

Redaman

Cross Polarisasi

Redaman hujan

R

(dB/km) 

bergantung frek dan

intensitas hujan

(mm/h)

L

e

 panjang lintasan

efektif gel dalam hujan

Prosedur penentuan

redaman hujan

(berdasarkan ITU-R)

Hitung tinggi hujan

Hitung panjang slant

path dalam hujan

Tentukan intensitas/

laju hujan untuk

outage time tertentu

Hitung faktor reduksi

untuk outage time

tertentu

Hitung L

e

Penentuan

R

e

R

Rain

L

A

(31)

Pengaruh Medium Propagasi

 

          o o 36 latitude jika 36 latitude 075 , 0 4 36 latitude 0 jika (Latitude) 028 , 0 3 km hR

E

h

h

L

R S S

sin

hs : tinggi SB dari permukaan laut

Valid untuk E>5o

1 2

L

L

E

r

S

cos

1

1

0 01 , 0

3

 

0,015 0,01 0

35

R

e

km

L

 01 , 0

r

L

L

e

S 7

daerah

dari

bergantung

01 , 0

R

4

nomogram

dari

R

5 6 s h Utk R0,01 ≥ 100 mm/hr  R0,01 = 100 mm/hr

(32)

Pengaruh Medium Propagasi

(33)

Pengaruh Medium

Nomogram untuk

menentukan redaman

(34)

CONTOH

Diketahui :

Kota

: Bandung

Posisi

: 7o LS

Ketinggian

: 0,7 Km

Elevasi

: 80o

Polarisasi

: Horisontal

Frekuensi

: 6 GHz

P

: 0,01 %

Hitung Ahjn = ?

(35)
(36)

Pengaruh Medium Propagasi

Keterangan :

 Berlaku untuk 3 – 37

GHz

 f : frek dalam GHz

 E : sudut elevasi dalam derajat

 : polarisation tilt angle relatif thdp horisontal

 2 = 0,0053 2 

distribusi sudut jatuhnya titik air

 I() dapat diabaikan untuk polarisasi sirkular  m2 = 0,0053  m  Dengan   : deviasi standar distribusi sdt inklinasi hujan   = 0o, 5o, 10o, 15o untuk p = 1, 0.1, 0.01, 0.001 pada 14/11 GHz

 

 

   

 

 

 

 

 

2

4

cos

1

5

,

0

log

10

log

40

log

30

log

20

2 m

e

I

E

E

D

I

E

D

f

dB

U

A

U

dB

XPD

dB Rain

Harga XPD tipikal adalah : Cross Polarization (ITU-R P618-7)

(37)

Kompensasi Akibat Propagasi

Cross Polarization

Uplink : mengkoreksi polarisasi antena pemancar

dengan mengantisipasi sedemikian sehingga

gelombang datang matched thd antena satelit

Downlink : dengan menyesuaikan polarisasi antena

terhadap gelombang datang

Redaman

Memberikan margin agar (C/N

0

)

hujan

= (C/N

0

)

req

meningkatkan EIRP membutuhkan tambahan daya

transmit  bisa menimbulkan intermodulasi

Site diversity

Adaptivity

(38)

Kompensasi Akibat Propagasi

(39)

Interferensi dari Satelit Berdekatan

Jaringan Satelit baru baru Jaringan Satelit lama Stasiun Bumi Stasiun

Terestrial Propagasi troposfer

Propagasi Free Space A1 A2 C1 C2 F E B1 B2 B1 B2 P r o p a g a s i F r e e S p a c e

 Mode interferensi yang mungkin terjadi :

 Macam-macam mode

interferensi antara satelit dan terestrial :

 A1 Transmisi dari

stasiun terestrial menyebabkan interferensi yang di terima oleh stasiun bumi baru

 A2 Transmisi dari

stasiun bumi baru menyebabkan interferensi yang di terima oleh tasiun terestrial

 C1 Transmisi dari

satelit baru menyebabkan interferensi yang di terima oleh stasiun terestrial

 C2 Transmisi dari

(40)

Interferensi dari Satelit Berdekatan

 Macam-macam mode

interferensi antara jaringan satelit yang berlainan

dengan penggunaan frekuensi yang sama :

 B1 Transmisi dari satelit baru

menyebabkan

interferensi yang di terima oleh stasiun bumi lama dan

sebaliknya

 B2 Transmisi dari

stasiun bumi baru menyebabkan

interferensi yang di

terima oleh satelit lama dan sebaliknya

 Macam-macam mode

interferensi antara jaringan satelit yang berlainan

dengan penggunaan

frekuensi yang sama secara 2 arah :

 E Transmisi dari satelit baru menyebabkan

interferensi yang di

terima oleh satelit lama dan sebaliknya

 F Transmisi dari stasiun bumi baru menyebabkan

interferensi yang di

terima oleh stasiun bumi lama dan sebaliknya

(41)

Interferensi dari Satelit Berdekatan

 Kondisi propagasi yang menyebabkan interferensi :  Propagasi Free Space : antara stasiun bumi dengan satelit, contohnya : B1, B2, C1, C2 dan E.  Propagasi Troposfer : efektif pada permukaan bumi, contohnya : A1, A2, dan F.

Satelit dan stasiun bumi yang diinginkan Satelit dan stasiun bumi penginterferensi

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hasil yang didapat dari penyesuai parameter pada tahap kalibrasi dengan nilai GW_Delay selama 178 hari 4 jam 48 menit yang menunjukkan bahwa untuk

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung kurang berminat dalam mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 28 responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian anemia dan faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil trimester I di Puskesmas

Pada Bulan November 2008, Nilai Tukar Petani untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) tercatat mengalami peningkatan sebesar 1.01 persen, hal ini terjadi karena indeks

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa peran guru BK dalam mencegah tingkah laku salah suai peserta didik dengan menggunakan penguatan negatif berada

(3) Ketentuan dan pengaturan lebih lanjut mengenai Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau peraturan

1 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang Mendapatkan Pelatihan Peningkatan Kemampuan 7.094 Orang 7.094 Orang 100 2 Organisasi Sosial yang Mendapatkan Pelatihan