Pengembangan SDM
Prinsip dan Proses Pembelajaran
(Pertama)
Pengertian Belajar
Ada pada waktunya ketika urusan utama dari bisnis adalah
menghasilkan produk dan jasa untuk menghasilkan laba.
Sekarang ada urusan yang utama, yaitu
menjadi organisasi
pembelajar yang efektif, buka produk, jasa dan keuntungan,
tetapi tanpa pembelajaran yang berkelanjutan, produk, jasa
dan
keuntungan
tidak
akan
mungkin
dicapai.
Dengan
demikian dapat dikatakan
Urusan dari bisnis adalah
pembelajaran
– dan semua yang lain mengikuti.
Organisasi harus belajar dengan cepat dan beradaptasi
terhadap perubahan pesat di dalam lingkungan baru atau
mereka
tidak akan bertahan.
Pengertian Belajar
Pembelajaran merupakan proses memperoleh pengetahuan,
ketrampilan,
nilai,
kepercayaan,
emosi,
perasaan,
dll.
Singkatnya pembelajaran merupakan
proses memperoleh
kompetensi.
Pengertian Belajar
Prospek yang ditawarkan pembelajaran organisasi adalah salah satunya dengan mengelola perubahan dengan mempertimbangkan lompatan kuantum. Perbaikan terus menerus (continuous improvement) berarti bahwa setiap lompatan kuantum menjadi sebuah kesempatan belajar dan sambil menyiapkan lompatan kuantum berikutnya. Dengan belajar lebih cepat dari pesaing kita, rentang waktu diantara lompatan berkurang dan kemajuan mengalami percepatan (Marduardt, 2003:16).
Untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing dalam lingkungan baru ini, organisasi harus belajar lebih baik dan lebih cepat dari keberhasilan dan kegagalannya. Mereka perlu mentransformasikan dirinya menjadi organisasi, kelompok dan individu secara terus menerus terlibat dalam proses belajar.
Pengertian Belajar
Berbagai pandangan yang berbeda mengenai penyebab, proses dan konsekuensi belajar yang diketahui, Banyak sekali teori yang membahas belajar dan hal-hal lain yang terkait dengannya. Oleh karena itu, wajar jika tidak ada satu pengertian belajar yang diterima oleh semua teoritikus, peneliti atau praktisi.
Untuk difinisi belajar atau learning didefinisikan sebagai “enduring change in behavior or in the capacity to behave in a given fashion, which results from practice or other forms of experience” (Schunk, 2012:3).” (Perubahan permanen dalam perilaku atau dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu, sebagai hasil dari praktik atau latihan atau bentuk-bentuk pengalaman lain.
Pengertian Belajar
Dari definisi tersebut setidak-tidaknya ada tiga aspek belajar yang amat penting.
Pertama: Fokus Belajar
Fokus belajar adalah perubahan dalam perilaku atau kapasitas berperilaku. Orang belajar apabila dia menjadi bisa melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Pada saat yang sama, kita harus ingat bahwa belajar itu inferensial (menyimpulkan). Kita tidak mengamati belajar secara langsung, tetapi lebih pada produk atau hasilnya. Belajar dinilai atas dasar apa yang dikatakan, ditulis dan dilakukan orang.
Kedua: Belajar Berlangsung Lama
Masih diperdebatkan berapa lama perubahan yang harus berlangsung yang dikatakan belajar, tetapi kebanyakan orang setuju bahwa perubahan yang berlangsung sesaat (beberapa menit) tidak dapat disebut belajar)
Ketiga: Belajar Berlangsung Melalui Pengalaman, misalnya melalui praktik/latihan, mengamati orang lain).
Hasil Pembelajaran
Pembelajaran menghasilkan perubahan yang relative permanen pada perilaku atau kemampuan yang bukan sebagai hasil proses pertumbuhan. Kemampuan-kemampuan itu menurut Raymond A, Noe (2010) bisa berupa: Informasi verbal, Ketrampilan intelektual, Ketrampilan gerak, Sikap dan Strategy kognitif.
1. Informasi Verbal; mencakup pengetahuan khusus yang dibutuhkan
pegawai dalam pekerjaannya.
Contoh: seorang manager harus tau nama berbagai tipe peralatan serta sejumlah pengetahuan yang terkait dengan TQM.
2. Ketrampilan Intelektual; meliputi konsep dan peraturan. Konsep dan
Peraturan sangat penting dalam pemecahan masalah, melayani pelanggan dan menciptakan produk atau jasa,
Contoh: Seorang manajer harus tau proses penilaian kinerja individu/unit.
Hasil Pembelajaran
3. Ketrampilan Gerak (motor Skill); mencakup koordinasi gerak fisik.
Contoh: seorang petugas telpon, dalam memperbaiki telepon harus bias berkoordinasi dan deksteritas yang diperlukan untuk memanjang tangga dan tiang telpon.
4. Sikap; Sikap merupakan perpaduan kepercayaan dan perasaan yang
mendorong seseorang berperilaku dalam cara tertentu, Sikap meliputu komponen kognitif (kepercayaan), komponen afektuf (perasaan) dan Komponen Niat.
Sikap penting yang terkait dengan pekerjaan mencakup kepuasan kerja, komitmen organisasi dan keterlibatan dalam pekerjaan.
Contoh: Seseorang memiliki sikap positip terhadap pekerjaan. Ini berarti dia menyukai pekerjaan dan berniat bertahan dengan
Hasil Pembelajaran
5. Strategy/Ketrampilan Kognitif; mengatur proses belajar, Strategy ini
bekaitan dengan keputusan pembelajar mengenai informasi apa yang harus diperhatikan, bagaimana mengingat, dan bagaimana memecahkan masalah. Misalnya, seorang dokter mengingat warna spectrum cahaya dengan mengingat nama “Roy G. Biv” = red, orange, yellow, green, blue,
Teori-Teori Belajar
Menurut
Dale
H.
Schunk
(2011:11)
Teori
adalah
“
a scientifically acceptable set of principles offered to explain a
phenomenon
.”
Dalam
pengertian
ini
teori
merupakan
seperangkap prinsip yang diterima secara ilmiah yang berguna
untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Teori memberikan kerangka untuk menafsirkan pengamatan
lingkungan dan berfungsi sebagai jembatan antara riset dan
pendidikan. Temuan riset bias disusun dan secara sistematis
dikaitkan dengan teori.
Teori Belajar
Teori mencerminkan fenomena lingkungan dan menghasilkan
penelitian baru melalui hipotesis atau asumsi yang bias diuji
secara empiric. Teori semakin kuat apabila data hipotesis
didukung data. Teori mungkin memerlukan revisi jika data tidak
mendukungnya. Dalam bagian ini, kita akan membahas
beberapa teori belajar antara lain:
1. Behaviorisme,
2. Social/Observational learning,
3. Pemrosesan Informasi
4. Experiential learning dan
5. Action learning.
Teori Belajar
1. Behaviorisme
Teori ini dikembangkan terutama oleh B.F. Skinner;
Skinner
percaya
bahwa
perilkau
merupakan
fungsi
dari
konsekuensinya.
Pelajar
akan
mengukangi
perilaku
yang
dikehendaki
jika
penguatan
positip
(konsekuensi
yang
menyenangkan) menyertai perilaku tersebut.
Penguatan positip atau penghargaan yang meliputi penguatan
verbal, seperti
“Hebat”, “Kamu Sudah Pada Jalur yang Tepat: atau
sampai penghargaan yang konkret seperti pemberian sertifikat pd
akhir kursus atau promosi.
Adapun penguatan negative adalah pembebasan dari situasi-situasi
yang tidak menyenangkan. Misalnya jika mengepel merupakan hal
yg tidak menyenangkan anak bisa dibebaskan jika mengerjakan
shalat lima waktu.
Teori Belajar
2. Social/Observational Learning Theori
Social Learning Theori menekankan bahwa orang belajar dengan
mengamati orang lain (model) yang mereka yakini kredibel atau bias
dipercaya dan berpengetahuan.
Social Learning Theori juga mengakui bahwa perilaku yang
dikuatkan atau dihargai cenderung diulang.
Menurut teori belajar ini, mempelajari ketrampilan atau perilaku baru
berasal dari:
a. Secara langsung mengalami akibat penggunaan perilaku atau
ketrampilan baru.
b. Proses mengamati orang lain dan melihat konsekuensi perilaku
mereka.
Teori Belajar
2. Social/Observational Learning Theori
(lanjutan…)
Belajar juga dipengaruhi oleh self-efficacy merupakan penilaian
tentang seseorang tentang apakah dia dapat secara sukses
mempelajari pengetahuan atau ketrampilan.
Self-efficacy merupakan penentu kesiapan belajar. Peserta pelatihan
yang memiliki self-efficacy yang tinggi melakukan berbagai upaya
untuk belajar dalam program pelatihan dan lebih cenderung
bertahan untuk belajar meskipun lingkungan tidak kondusif untuk itu
(misalnya ruang pelatihan tidak nyaman).
Self-efficacy seseorang dapat ditingkatkan dengan menggunakan
beberapa metode: (1) Persuasi Verbal, (2) Pembuktian Logis, (3)
Modeling, (4) Prestasi masa lalu.
Teori Belajar
2. Social/Observational Learning Theori
(lanjutan…)
Persuasi Verbal: memberikan kata-kata dorongan untuk meyakinkan bahwa mereka dapat mempelajari perilaku atau ketrampilan.
Pembuktian logis: meliputi mempersepsi hubungan antara tugas yang
baru dengan tugas yang telah dikuasai. Pelatih dan manajer dapat mengingatkan karyawan ketika mereka menemukan kesulitan belajar bahwa mereka telah berhasil mempelajari hal yang sama.
Modelling: mencakup meminta karyawan yang sudah menguasai hasil
pembelajaran mendemonstrasikan hasil belajarnya untuk peserta pelatihan yang lain.
Prestasi Masa Lalu: Mempersilakan karyawan membangun sejarah
prestasi keberhasilan. Manajer dapat menempatkan karyawan pada
situasi dimana mereka mungkin akan berhasil dan memberikan
pelatihan sehingga karyawan tahu apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya.
Teori Belajar
3. Teori Pemrosesan Informasi
Dibandingkan dengan teori belajar lain, teori pemrosesan informasi memberi penekanan yang lebih besar kepada proses internal yang terjadi ketika isi pelatihan dipelajari dan disimpan, Teori pemrosesan informasi menyatakan bahwa informasi atau pesan yang diserap oleh peserta pelatihan mengalami beberapa transformasi dalam otak manusia.
Pemrosesan
informasi
dimulai
ketika
sebuah
pesan
atau
rangsangan (suara, aroma, sentuhan, atau gambar) dari lingkungan
diterima reseptor (telinga, hidung, kulit, mata).
Pesan itu di daftar dalam indera dan disimpan dalam memori jangka
pendek. Pesan itu selanjutnya ditransformasikan atau disandi untuk
memori jangka panjang
Pengembangan SDM
Prinsip dan Proses Pembelajaran
(Kedua)
Teori Belajar
3. Teori Pemrosesan Informasi
(lanjutan ……. )Respon yang dihasilkan terkait dengan salah satu dari lima hasil belajar: informasi verbal, ketrampilan kognitif, ketrampilan gerak, ketrampilan intelektual dan sikap.
Hubungan akhir dari model ini adalah umpan balik dari lingkungan. Umpan balik ini memberikan penilaian kepada pembelajar terhadap respon yang diberikan.
Teori Belajar
4. Experiential Learning
Kolb mengusulkan proses belajar empat tahap yang sering dirujuk dalam menjelaskan experiental learning. Prosesnya dapat dimulai dari tahap mana saja dan berkelanjutan, Teori ini menegaskan bahwa tanpa refleksi kita hanya terus mengulangi kesalahan kita.
Riset Kohl menemukan bahwa orang belajar dalam empat cara dengan kecenderungan mengembangkan satu modus belajar dari pada yang lain. Ada 4 siklus pembelajaran Experiential:
1) Melalui Pengalaman konkret 2) Melalui observasi dan refleksi 3) Melalui konseptualisasi abstrak 4) Melalui eksperimentasi aktif
Teori Belajar
4. Experiential Learning
(lanjutan….)Pengalaman Konkret
(mempraktikan)
Konseptualisasi Abstrak
Eksperimentasi Aftif
(Bereksperimen untuk
mendapatkan solusi)
Observasi
(
Secara objektif menganalisis hasil-menyaksikan dan memeriksa)
Gambar
Siklus Pembelajaran Experiental
Kolb
Riset Kohl menemukan bahwa orang belajar dalam empat cara dengan kecenderungan mengembangkan satu modus belajar dari pada yang lain.
Teori Belajar
5. Action Learning
Baik proses maupun program yang handal yang melibatkan sekelompok kecil orang dalam memecahkan masalah-masalah nyata dan pada saat yang sama berfokus pada apa yang sedang mereka pelajari dan bagaimana pembelajaran mereka memberikan manfaat kepada setiap anggota kelompok dan organisasi secara keseluruhan.
Prinsip-Prinsip Belajar
Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah umum diterima
pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya prinsip belajar
yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar pada lima hal
sbb:
1. Partisipasi
2. Repetisi
3. Relavansi
4. Pengalihan
5. Umpan Balik
Pertama Partisipasi: Partisipasi sebagai salah satu prinsip belajar
dapat dikatakan bahwa pada umumnya proses belajar berlangsung
dengan lebih cepat dan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
diingat lebih lama.
Prinsip-Prinsip Belajar
(lanjutan…)Pertama Partisipasi: Partisipasi sebagai salah satu prinsip belajar
dapat dikatakan bahwa pada umumnya proses belajar berlangsung
dengan lebih cepat dan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
diingat lebih lama. Misalnya, sekali seorang belajar dan menguasai
teknik berenang, sepanjang hidupnya dia akan tetap bisa berenang
karena partisipasinya waktu belajar.
Kedua Repetisi: Semua informasi yang pernah diterima
oleh
seseorang tersimpan di otaknya. Hanya saja agar supaya dapat
digunakan, informasi tersebut perlu
“diangkat kepermukaan” Caranya
ialah melalui repetisi (pengulangan). Pengulangan itulah yang terjadi
apabila seseorang mempersiapkan diri menempuh ujian.
Prinsip-Prinsip Belajar
(lanjutan,,,)Ketiga, Relevansi: Menurut teori proses belajar mengajar, kegiatan
belajar berlangsung dengan lebih efektif bila bahan yang dipelajari
mempunyai relevansi tertentu dan mempunyai makna konkret apabila
yang dipelajari itu relevan dengan kebutuhan seseorang. Misalnya
suatu program pelatihan akan diikuti lebih tekun oleh para peserta
apabila penjelasan yg diberikan oleh pelatih, pengetahuan dan
ketrampilannya relevan dengan tugas mereka saat ini dan dimasa yg
akan datang.
Keempat, Pengalihan Pengetahuan dan Ketrampilan: Pengalihan
bisa terjadi karena penerapan teori dalam situasi nyata atau karena
praktek yang bersifat simulasi. Contoh penerapan teori dalam situasi
nyata ialah seseorang yg belajar mengemudikan kendaraan bermotor
atau mengetik surat setelah teori
dikuasainya. Sedangkan contoh
simulasi latihan penerbangan dengan simulator pesawat.
Prinsip-Prinsip Belajar
(lanjutan…)Kelima, Umpan Balik:
Melalui suatu sistim umpan balik, peserta
pelatihan mengetahui apakah tujuan pelatihan dan pengembangan
tercapai, baik dalam bentuk pengetahuan baru maupun keterampilan
yang belum dimiliki sebelumnya. Bahkan juga dalam bentuk terjadi
tidaknya perubahan keperilakuan seseorang.
Proses Belajar
Proses belajar meliputi (Noe, 2002:118):
1. Harapan (Expectancy)
2. Persepsi (Perception)
3. Memori Kerja (Working Memory)
4. Penyandian Semantik (Semantic Encoding)
5. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)-Retrieval
6. Menarik (Interesting)
7. Generalisasi (Generalizing)
8. Kepuasan (Gratifying)
Pertama, Expectancy: Keadaan mental yang pembelajar bawa pada
proses
pembelajaran
(motivai
belajar,
kemampuan
dasar,
Proses Belajar
Kedua, Perception: Kemampuan mengorganisasi pesan dari lingkungan
sehingga dapat diproses dan ditindak lanjuti.
Ketiga, Working Memory: dibatasi oleh jumlah materi yang dapat diproses
pada suatu waktu.
Keempat, Semantic Encoding: Proses penyandian yang sebenarnya
terhadap pesan-pesan yang masuk. (semantic adalah pembelajaran tentang makna)
Kelima, Long-term Memory Retrieval: mengindentifikasi bahan yang telah
dipelajari dalam ingatan jangka panjang dan menggunakannya untuk mempengaruhi kinerja.
Proses Belajar
Ketujuh, Generalizing: Bagian terpenting dari belajar bukan hanya dapat
memproduksi secara persis apa yang telah dipelajari, tetapi juga mampu mengadaptasi pembelajaran itu untuk digunakan dalam suatu yang mirip, meskipun tidak identik.
Kedelapan, Gratifying: Umpan balik yang diterima pembelajar sebagai hasil
menggunakan materi pembelajaran. Umpan balik diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada pembelajar menyesuaikan tanggapannya agar lebih tepat. Umpan balik juga menyediakan informasi mengenai insentif atau penguatan yang mungkin dihasilkan dari kinerja.
Beberapa strategy belajar yang berbeda mempengaruhi bagaimana isi pelatihan disandi. Strategy belajar meliputi:
1. Rehearsal: Strategy belajar yang paling sederhana, yang berfokus pada
belajar melalui pengulangan (hafalan).
2. Organizing: Menuntut pembelajar menemukan persamaan dan tema
dalam pelatihan.
3. Elaboration: Menuntut peserta pelatihan mengaitkan bahan pelatihan
dengan pengetahuan, ketrampilan, atau perilaku yang lebih dikenal.
4. Comprehension Monitoring: Peserta pelatihan mengecek
pemahamannya dengan mengajukan pertanyaannya kepada diri sendiri.
5. Affective: Pembelajar meningkatkan kewaspadaan, melakukan
relaksasi, mencari cara menurunkan kecemasan.
Peserta pelatihan menggunakan perpaduan strategy itu untuk belajar. Strategy terbaik tergantung pada hasil belajar. Untuk hasil pengetahuan, rehearsal dan organization yang paling cocok. Untuk penerapan ketrampilan elaboration yang dibutuhkan