• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan SDM

Prinsip dan Proses Pembelajaran

(Pertama)

(2)

Pengertian Belajar

Ada pada waktunya ketika urusan utama dari bisnis adalah

menghasilkan produk dan jasa untuk menghasilkan laba.

Sekarang ada urusan yang utama, yaitu

menjadi organisasi

pembelajar yang efektif, buka produk, jasa dan keuntungan,

tetapi tanpa pembelajaran yang berkelanjutan, produk, jasa

dan

keuntungan

tidak

akan

mungkin

dicapai.

Dengan

demikian dapat dikatakan

Urusan dari bisnis adalah

pembelajaran

– dan semua yang lain mengikuti.

Organisasi harus belajar dengan cepat dan beradaptasi

terhadap perubahan pesat di dalam lingkungan baru atau

mereka

tidak akan bertahan.

(3)

Pengertian Belajar

Pembelajaran merupakan proses memperoleh pengetahuan,

ketrampilan,

nilai,

kepercayaan,

emosi,

perasaan,

dll.

Singkatnya pembelajaran merupakan

proses memperoleh

kompetensi.

(4)

Pengertian Belajar

Prospek yang ditawarkan pembelajaran organisasi adalah salah satunya dengan mengelola perubahan dengan mempertimbangkan lompatan kuantum. Perbaikan terus menerus (continuous improvement) berarti bahwa setiap lompatan kuantum menjadi sebuah kesempatan belajar dan sambil menyiapkan lompatan kuantum berikutnya. Dengan belajar lebih cepat dari pesaing kita, rentang waktu diantara lompatan berkurang dan kemajuan mengalami percepatan (Marduardt, 2003:16).

Untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing dalam lingkungan baru ini, organisasi harus belajar lebih baik dan lebih cepat dari keberhasilan dan kegagalannya. Mereka perlu mentransformasikan dirinya menjadi organisasi, kelompok dan individu secara terus menerus terlibat dalam proses belajar.

(5)

Pengertian Belajar

Berbagai pandangan yang berbeda mengenai penyebab, proses dan konsekuensi belajar yang diketahui, Banyak sekali teori yang membahas belajar dan hal-hal lain yang terkait dengannya. Oleh karena itu, wajar jika tidak ada satu pengertian belajar yang diterima oleh semua teoritikus, peneliti atau praktisi.

Untuk difinisi belajar atau learning didefinisikan sebagai “enduring change in behavior or in the capacity to behave in a given fashion, which results from practice or other forms of experience” (Schunk, 2012:3).” (Perubahan permanen dalam perilaku atau dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu, sebagai hasil dari praktik atau latihan atau bentuk-bentuk pengalaman lain.

(6)

Pengertian Belajar

Dari definisi tersebut setidak-tidaknya ada tiga aspek belajar yang amat penting.

Pertama: Fokus Belajar

Fokus belajar adalah perubahan dalam perilaku atau kapasitas berperilaku. Orang belajar apabila dia menjadi bisa melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Pada saat yang sama, kita harus ingat bahwa belajar itu inferensial (menyimpulkan). Kita tidak mengamati belajar secara langsung, tetapi lebih pada produk atau hasilnya. Belajar dinilai atas dasar apa yang dikatakan, ditulis dan dilakukan orang.

Kedua: Belajar Berlangsung Lama

Masih diperdebatkan berapa lama perubahan yang harus berlangsung yang dikatakan belajar, tetapi kebanyakan orang setuju bahwa perubahan yang berlangsung sesaat (beberapa menit) tidak dapat disebut belajar)

Ketiga: Belajar Berlangsung Melalui Pengalaman, misalnya melalui praktik/latihan, mengamati orang lain).

(7)

Hasil Pembelajaran

Pembelajaran menghasilkan perubahan yang relative permanen pada perilaku atau kemampuan yang bukan sebagai hasil proses pertumbuhan. Kemampuan-kemampuan itu menurut Raymond A, Noe (2010) bisa berupa: Informasi verbal, Ketrampilan intelektual, Ketrampilan gerak, Sikap dan Strategy kognitif.

1. Informasi Verbal; mencakup pengetahuan khusus yang dibutuhkan

pegawai dalam pekerjaannya.

Contoh: seorang manager harus tau nama berbagai tipe peralatan serta sejumlah pengetahuan yang terkait dengan TQM.

2. Ketrampilan Intelektual; meliputi konsep dan peraturan. Konsep dan

Peraturan sangat penting dalam pemecahan masalah, melayani pelanggan dan menciptakan produk atau jasa,

Contoh: Seorang manajer harus tau proses penilaian kinerja individu/unit.

(8)

Hasil Pembelajaran

3. Ketrampilan Gerak (motor Skill); mencakup koordinasi gerak fisik.

Contoh: seorang petugas telpon, dalam memperbaiki telepon harus bias berkoordinasi dan deksteritas yang diperlukan untuk memanjang tangga dan tiang telpon.

4. Sikap; Sikap merupakan perpaduan kepercayaan dan perasaan yang

mendorong seseorang berperilaku dalam cara tertentu, Sikap meliputu komponen kognitif (kepercayaan), komponen afektuf (perasaan) dan Komponen Niat.

Sikap penting yang terkait dengan pekerjaan mencakup kepuasan kerja, komitmen organisasi dan keterlibatan dalam pekerjaan.

Contoh: Seseorang memiliki sikap positip terhadap pekerjaan. Ini berarti dia menyukai pekerjaan dan berniat bertahan dengan

(9)

Hasil Pembelajaran

5. Strategy/Ketrampilan Kognitif; mengatur proses belajar, Strategy ini

bekaitan dengan keputusan pembelajar mengenai informasi apa yang harus diperhatikan, bagaimana mengingat, dan bagaimana memecahkan masalah. Misalnya, seorang dokter mengingat warna spectrum cahaya dengan mengingat nama “Roy G. Biv” = red, orange, yellow, green, blue,

(10)

Teori-Teori Belajar

Menurut

Dale

H.

Schunk

(2011:11)

Teori

adalah

a scientifically acceptable set of principles offered to explain a

phenomenon

.”

Dalam

pengertian

ini

teori

merupakan

seperangkap prinsip yang diterima secara ilmiah yang berguna

untuk menjelaskan sebuah fenomena.

Teori memberikan kerangka untuk menafsirkan pengamatan

lingkungan dan berfungsi sebagai jembatan antara riset dan

pendidikan. Temuan riset bias disusun dan secara sistematis

dikaitkan dengan teori.

(11)

Teori Belajar

Teori mencerminkan fenomena lingkungan dan menghasilkan

penelitian baru melalui hipotesis atau asumsi yang bias diuji

secara empiric. Teori semakin kuat apabila data hipotesis

didukung data. Teori mungkin memerlukan revisi jika data tidak

mendukungnya. Dalam bagian ini, kita akan membahas

beberapa teori belajar antara lain:

1. Behaviorisme,

2. Social/Observational learning,

3. Pemrosesan Informasi

4. Experiential learning dan

5. Action learning.

(12)

Teori Belajar

1. Behaviorisme

Teori ini dikembangkan terutama oleh B.F. Skinner;

Skinner

percaya

bahwa

perilkau

merupakan

fungsi

dari

konsekuensinya.

Pelajar

akan

mengukangi

perilaku

yang

dikehendaki

jika

penguatan

positip

(konsekuensi

yang

menyenangkan) menyertai perilaku tersebut.

Penguatan positip atau penghargaan yang meliputi penguatan

verbal, seperti

“Hebat”, “Kamu Sudah Pada Jalur yang Tepat: atau

sampai penghargaan yang konkret seperti pemberian sertifikat pd

akhir kursus atau promosi.

Adapun penguatan negative adalah pembebasan dari situasi-situasi

yang tidak menyenangkan. Misalnya jika mengepel merupakan hal

yg tidak menyenangkan anak bisa dibebaskan jika mengerjakan

shalat lima waktu.

(13)

Teori Belajar

2. Social/Observational Learning Theori

Social Learning Theori menekankan bahwa orang belajar dengan

mengamati orang lain (model) yang mereka yakini kredibel atau bias

dipercaya dan berpengetahuan.

Social Learning Theori juga mengakui bahwa perilaku yang

dikuatkan atau dihargai cenderung diulang.

Menurut teori belajar ini, mempelajari ketrampilan atau perilaku baru

berasal dari:

a. Secara langsung mengalami akibat penggunaan perilaku atau

ketrampilan baru.

b. Proses mengamati orang lain dan melihat konsekuensi perilaku

mereka.

(14)

Teori Belajar

2. Social/Observational Learning Theori

(lanjutan…)

Belajar juga dipengaruhi oleh self-efficacy merupakan penilaian

tentang seseorang tentang apakah dia dapat secara sukses

mempelajari pengetahuan atau ketrampilan.

Self-efficacy merupakan penentu kesiapan belajar. Peserta pelatihan

yang memiliki self-efficacy yang tinggi melakukan berbagai upaya

untuk belajar dalam program pelatihan dan lebih cenderung

bertahan untuk belajar meskipun lingkungan tidak kondusif untuk itu

(misalnya ruang pelatihan tidak nyaman).

Self-efficacy seseorang dapat ditingkatkan dengan menggunakan

beberapa metode: (1) Persuasi Verbal, (2) Pembuktian Logis, (3)

Modeling, (4) Prestasi masa lalu.

(15)

Teori Belajar

2. Social/Observational Learning Theori

(lanjutan…)

Persuasi Verbal: memberikan kata-kata dorongan untuk meyakinkan bahwa mereka dapat mempelajari perilaku atau ketrampilan.

Pembuktian logis: meliputi mempersepsi hubungan antara tugas yang

baru dengan tugas yang telah dikuasai. Pelatih dan manajer dapat mengingatkan karyawan ketika mereka menemukan kesulitan belajar bahwa mereka telah berhasil mempelajari hal yang sama.

Modelling: mencakup meminta karyawan yang sudah menguasai hasil

pembelajaran mendemonstrasikan hasil belajarnya untuk peserta pelatihan yang lain.

Prestasi Masa Lalu: Mempersilakan karyawan membangun sejarah

prestasi keberhasilan. Manajer dapat menempatkan karyawan pada

situasi dimana mereka mungkin akan berhasil dan memberikan

pelatihan sehingga karyawan tahu apa yang harus dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya.

(16)

Teori Belajar

3. Teori Pemrosesan Informasi

Dibandingkan dengan teori belajar lain, teori pemrosesan informasi memberi penekanan yang lebih besar kepada proses internal yang terjadi ketika isi pelatihan dipelajari dan disimpan, Teori pemrosesan informasi menyatakan bahwa informasi atau pesan yang diserap oleh peserta pelatihan mengalami beberapa transformasi dalam otak manusia.

Pemrosesan

informasi

dimulai

ketika

sebuah

pesan

atau

rangsangan (suara, aroma, sentuhan, atau gambar) dari lingkungan

diterima reseptor (telinga, hidung, kulit, mata).

Pesan itu di daftar dalam indera dan disimpan dalam memori jangka

pendek. Pesan itu selanjutnya ditransformasikan atau disandi untuk

memori jangka panjang

(17)

Pengembangan SDM

Prinsip dan Proses Pembelajaran

(Kedua)

(18)
(19)
(20)

Teori Belajar

3. Teori Pemrosesan Informasi

(lanjutan ……. )

Respon yang dihasilkan terkait dengan salah satu dari lima hasil belajar: informasi verbal, ketrampilan kognitif, ketrampilan gerak, ketrampilan intelektual dan sikap.

Hubungan akhir dari model ini adalah umpan balik dari lingkungan. Umpan balik ini memberikan penilaian kepada pembelajar terhadap respon yang diberikan.

(21)

Teori Belajar

4. Experiential Learning

Kolb mengusulkan proses belajar empat tahap yang sering dirujuk dalam menjelaskan experiental learning. Prosesnya dapat dimulai dari tahap mana saja dan berkelanjutan, Teori ini menegaskan bahwa tanpa refleksi kita hanya terus mengulangi kesalahan kita.

Riset Kohl menemukan bahwa orang belajar dalam empat cara dengan kecenderungan mengembangkan satu modus belajar dari pada yang lain. Ada 4 siklus pembelajaran Experiential:

1) Melalui Pengalaman konkret 2) Melalui observasi dan refleksi 3) Melalui konseptualisasi abstrak 4) Melalui eksperimentasi aktif

(22)

Teori Belajar

4. Experiential Learning

(lanjutan….)

Pengalaman Konkret

(mempraktikan)

Konseptualisasi Abstrak

Eksperimentasi Aftif

(Bereksperimen untuk

mendapatkan solusi)

Observasi

(

Secara objektif menganalisis hasil-menyaksikan dan memeriksa

)

Gambar

Siklus Pembelajaran Experiental

Kolb

Riset Kohl menemukan bahwa orang belajar dalam empat cara dengan kecenderungan mengembangkan satu modus belajar dari pada yang lain.

(23)

Teori Belajar

5. Action Learning

Baik proses maupun program yang handal yang melibatkan sekelompok kecil orang dalam memecahkan masalah-masalah nyata dan pada saat yang sama berfokus pada apa yang sedang mereka pelajari dan bagaimana pembelajaran mereka memberikan manfaat kepada setiap anggota kelompok dan organisasi secara keseluruhan.

(24)

Prinsip-Prinsip Belajar

Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah umum diterima

pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya prinsip belajar

yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar pada lima hal

sbb:

1. Partisipasi

2. Repetisi

3. Relavansi

4. Pengalihan

5. Umpan Balik

Pertama Partisipasi: Partisipasi sebagai salah satu prinsip belajar

dapat dikatakan bahwa pada umumnya proses belajar berlangsung

dengan lebih cepat dan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh

diingat lebih lama.

(25)

Prinsip-Prinsip Belajar

(lanjutan…)

Pertama Partisipasi: Partisipasi sebagai salah satu prinsip belajar

dapat dikatakan bahwa pada umumnya proses belajar berlangsung

dengan lebih cepat dan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh

diingat lebih lama. Misalnya, sekali seorang belajar dan menguasai

teknik berenang, sepanjang hidupnya dia akan tetap bisa berenang

karena partisipasinya waktu belajar.

Kedua Repetisi: Semua informasi yang pernah diterima

oleh

seseorang tersimpan di otaknya. Hanya saja agar supaya dapat

digunakan, informasi tersebut perlu

“diangkat kepermukaan” Caranya

ialah melalui repetisi (pengulangan). Pengulangan itulah yang terjadi

apabila seseorang mempersiapkan diri menempuh ujian.

(26)

Prinsip-Prinsip Belajar

(lanjutan,,,)

Ketiga, Relevansi: Menurut teori proses belajar mengajar, kegiatan

belajar berlangsung dengan lebih efektif bila bahan yang dipelajari

mempunyai relevansi tertentu dan mempunyai makna konkret apabila

yang dipelajari itu relevan dengan kebutuhan seseorang. Misalnya

suatu program pelatihan akan diikuti lebih tekun oleh para peserta

apabila penjelasan yg diberikan oleh pelatih, pengetahuan dan

ketrampilannya relevan dengan tugas mereka saat ini dan dimasa yg

akan datang.

Keempat, Pengalihan Pengetahuan dan Ketrampilan: Pengalihan

bisa terjadi karena penerapan teori dalam situasi nyata atau karena

praktek yang bersifat simulasi. Contoh penerapan teori dalam situasi

nyata ialah seseorang yg belajar mengemudikan kendaraan bermotor

atau mengetik surat setelah teori

dikuasainya. Sedangkan contoh

simulasi latihan penerbangan dengan simulator pesawat.

(27)

Prinsip-Prinsip Belajar

(lanjutan…)

Kelima, Umpan Balik:

Melalui suatu sistim umpan balik, peserta

pelatihan mengetahui apakah tujuan pelatihan dan pengembangan

tercapai, baik dalam bentuk pengetahuan baru maupun keterampilan

yang belum dimiliki sebelumnya. Bahkan juga dalam bentuk terjadi

tidaknya perubahan keperilakuan seseorang.

(28)

Proses Belajar

Proses belajar meliputi (Noe, 2002:118):

1. Harapan (Expectancy)

2. Persepsi (Perception)

3. Memori Kerja (Working Memory)

4. Penyandian Semantik (Semantic Encoding)

5. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)-Retrieval

6. Menarik (Interesting)

7. Generalisasi (Generalizing)

8. Kepuasan (Gratifying)

Pertama, Expectancy: Keadaan mental yang pembelajar bawa pada

proses

pembelajaran

(motivai

belajar,

kemampuan

dasar,

(29)

Proses Belajar

Kedua, Perception: Kemampuan mengorganisasi pesan dari lingkungan

sehingga dapat diproses dan ditindak lanjuti.

Ketiga, Working Memory: dibatasi oleh jumlah materi yang dapat diproses

pada suatu waktu.

Keempat, Semantic Encoding: Proses penyandian yang sebenarnya

terhadap pesan-pesan yang masuk. (semantic adalah pembelajaran tentang makna)

Kelima, Long-term Memory Retrieval: mengindentifikasi bahan yang telah

dipelajari dalam ingatan jangka panjang dan menggunakannya untuk mempengaruhi kinerja.

(30)

Proses Belajar

Ketujuh, Generalizing: Bagian terpenting dari belajar bukan hanya dapat

memproduksi secara persis apa yang telah dipelajari, tetapi juga mampu mengadaptasi pembelajaran itu untuk digunakan dalam suatu yang mirip, meskipun tidak identik.

Kedelapan, Gratifying: Umpan balik yang diterima pembelajar sebagai hasil

menggunakan materi pembelajaran. Umpan balik diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada pembelajar menyesuaikan tanggapannya agar lebih tepat. Umpan balik juga menyediakan informasi mengenai insentif atau penguatan yang mungkin dihasilkan dari kinerja.

(31)

Beberapa strategy belajar yang berbeda mempengaruhi bagaimana isi pelatihan disandi. Strategy belajar meliputi:

1. Rehearsal: Strategy belajar yang paling sederhana, yang berfokus pada

belajar melalui pengulangan (hafalan).

2. Organizing: Menuntut pembelajar menemukan persamaan dan tema

dalam pelatihan.

3. Elaboration: Menuntut peserta pelatihan mengaitkan bahan pelatihan

dengan pengetahuan, ketrampilan, atau perilaku yang lebih dikenal.

4. Comprehension Monitoring: Peserta pelatihan mengecek

pemahamannya dengan mengajukan pertanyaannya kepada diri sendiri.

5. Affective: Pembelajar meningkatkan kewaspadaan, melakukan

relaksasi, mencari cara menurunkan kecemasan.

Peserta pelatihan menggunakan perpaduan strategy itu untuk belajar. Strategy terbaik tergantung pada hasil belajar. Untuk hasil pengetahuan, rehearsal dan organization yang paling cocok. Untuk penerapan ketrampilan elaboration yang dibutuhkan

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai

Mengingat bahwa besarnya buangan metabolit dan sisa pakan sangat dipengaruhi padat penebaran ikan yang dipelihara, maka penelitian ini mencoba mengamati pengaruh

Nilai minimum Nilai terendah pada data kemampuan hidup (dalam menit) dari contoh acak 50 lalat yang telah disemprot dengan insektida sebesar 0.1. Boxplot Boxplot

2 Date Lengkap Hasil PenelitIan 88... BAB

Teknik pembahasan akan dilakukan dengan cara menjabarkan media promosi apa saja yang dilakukan oleh objek penelitian yaitu PT Penerbit Erlangga. Selain itu

target khusus program KKN-PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilannyamasyarakat dalam memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal dengan mengelola

Pada proses pembelajaran di SMK terdapat pembelajaran mengenai makna kata yang tertera pada silabus SMK kelas XI semester 1 dengan SK (Standar Kompetensi) berkomunikasi dengan

Berdasarkan uji t tersebut kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa diperoleh hasil perhitungan