• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal

Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan khusus, karena tidak ada perbedaan saluran pencernaan antara anjing betina maupun anjing jantan. Pemeriksaan fisik bertujuan mengetahui keadaan umum hewan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anjing dalam keadaan sehat dan tidak mengalami kelainan apapun, sehingga dapat digunakan pada penelitian. Anjing memiliki suhu tubuh normal, frekuensi pernapasan dalam kisaran normal, tetapi frekuensi denyut jantung melebihi batas normal. Frekuensi denyut jantung yang tinggi terjadi karena hewan mengalami sedikit stress. Hasil pemeriksaan fisik ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1 Pemeriksaan fisik anjing lokal.

Anjing Parameter Suhu tubuh (ºC) Frekuensi denyut jantung (kali/menit) Frekuensi napas (kali/menit) 1 38.8 126 25 2 38.8 126 30 Rata-rata 38. 8 126 25 *Normal 38.5-39.5 90-120 15-30 *Referensi : Widodo et al. 2011

Pengukuran Kedalaman Scope

Pengukuran kedalaman scope dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan endoskopi dengan tujuan agar dapat memperkirakan jarak yang dibutuhkan untuk mencapai saluran yang diamati. Hasil pengukuran kedalaman scope disajikan pada tabel 2. Laring dicapai dengan jarak 9 cm. Scope dimasukkan hingga mencapai esofagus dengan jarak 13 cm dan sampai ke spinchter esofagus bawah sejauh 38.5 cm yang bermuara pada lambung proksimal sejauh 39.5 cm. Jarak yang diukur bukan merupakan panjang organ tersebut karena perhitungan berdasarkan pada pergerakan scope di dalam saluran pencernaan. Ruang pada organ seperti lumen esofagus maupun lambung proksimal yang terlampau besar menyebabkan scope dapat bergerak ke berbagai arah sehingga tidak dapat memastikan scope tepat berada di tengah lumen organ. Radiografi dilakukan untuk dapat mengontrol pergerakan scope.

(2)

8

Tabel 2 Jarak scope, warna mukosa, dan ciri organ.

Organ Jarak scope

(cm)

Warna mukosa Ciri lain

Laring 9 Pucat Busa saliva

Spinchter esofagus

atas

14 Coklat pucat kekuningan, mengkilap

Lipatan mukosa berkerut memanjang Esofagus cervicalis 17 Abu-abu pucat,

mengkilap

Cairan sekresi (mukus) Esofagus thoracalis 28 Merah muda Vaskularisasi pembuluh darah

(submukosa), mukosa bergelombang, kesan trakhea dan

aorta Esofagus

abdominalis

35 Merah muda Mukosa datar

Spinchter esofagus

bawah

38.5 Merah muda Mengkerut, lipatan mukosa membentuk kerutan elips Lambung 39.5 Merah muda,

mengkilap

Lendir ,busa

Endoskopi Laring Normal pada Anjing Lokal

Laring terlihat setelah memasukkan scope sejauh 9 cm melewati rongga mulut (gambar 2A). Permukaan laring berwarna kecoklatan, memiliki busa berasal dari sekresi saliva (air liur), dan dinding mukosa berwarna pucat. Epiglotis terlihat setelah memasukkan scope sejauh 12 cm (gambar 2B). Epiglotis berbentuk triangular dan menempel pada dinding langit-langit keras dengan ujung yang lancip. Mukosa epiglotis berwarna pink pucat dikelilingi oleh vaskularisasi pembuluh darah pada bagian submukosa.

Gambar 2: Hasil endoskopi laring normal anjing lokal.

A: scope sejauh 9 cm, B: scope sejauh 12 cm. a: permukaan laring, b: busa saliva, c: dinding mukosa laring, d: epiglotis.

Gambar 3 menunjukkan scope tepat di depan laring dengan tampilan radiopaque yang merupakan tulang rawan laring. Laring dan trakhea tampak radiolucent karena berisi udara, sedangkan esofagus tidak teramati karena

(3)

9 esofagus berada dalam keadaan kolaps. Trakhea dan esofagus berjalan ke arah craniodorsal di ventral cervicalis menuju ke arah thoraks.

Gambar 3: Radiograf laring. a: scope, b: laring, c: trakhea.

Endoskopi Esofagus Normal Anjing Lokal

Spinchter esofagus atas terlihat setelah melewati laring dengan memasukkan scope sejauh 13 cm. Spinchter esofagus atas berada di caudodorsal glotis dan selalu berada dalam keadaan tertutup. Pada gambar 4A terlihat adanya celah atau lubang esofagus yang berada di kedua sisi epiglotis. Spinchter esofagus atas berada dalam keadaan tertutup karena tidak adanya makanan yang masuk (gambar 4B). Spinchter esofagus atas terdiri dari mukosa yang melipat dan berkerut memanjang ke dalam. Permukaan mukosa berwarna coklat pucat kekuningan dan mengkilap karena dilapisi oleh saliva (air liur).

Spinchter esofagus atas terdiri dari M. crichopharyngeus dan M. thyropharingeus yang terbuka dengan sendirinya jika terdapat makanan yang masuk ke orofaring (Moore 2008). Spinchter esofagus atas dapat dibuka dengan pemberian insuflasi udara. Pemberian insuflasi udara membantu melebarkan esofagus dan mencegah terjadinya kerusakan mukosa saat scope dimasukkan ke dalam esofagus (Leib 2005). Gambar 4C menunjukkan spinchter esofagus atas telah terbuka akibat rangsangan insuflasi udara. Spinchter esofagus atas hanya dapat dirangsang dengan udara, tidak boleh menggunakan air karena beresiko masuknya air ke dalam tenggorokan yang dapat menuju paru-paru.

(4)

10

Gambar 4: Hasil endoskopi spinchter esofagus atas.

A: scope sejauh 12 cm, B: scope sejauh 14 cm, C: scope sejauh 13 cm. a: spinchter esofagus atas, b: epiglotis, c: permukaan mukosa, d: spinchter yang membuka.

Endoskop mencapai esofagus cervicalis setelah menembus spinchter esofagus atas. Esofagus cervicalis merupakan bagian esofagus yang terletak di dorsal sebelah kiri trakhea. Permukaan esofagus tampak bersih bebas dari makanan karena hewan dipuasakan selama 12 jam. Pemberian insuflasi udara menyebabkan permukaan esofagus membentang luas dan tidak terlihat adanya kerutan maupun lipatan mukosa (gambar 5). Mukosa berwarna abu-abu pucat dan mengkilap, serta dilapisi cairan sekresi kelenjar mukus pada lapisan submukosa yang bersifat mukus.

Gambar 5: Hasil endoskopi esofagus cervicalis. a: permukaan esofagus, b: gambaran mukosa.

(5)

11

Radiograf esofagus cervivalis (gambar 6) diambil dengan memasukkan scope sejauh 17 cm. Scope berada di esofagus cervicalis dan tidak tampak dengan jelas karena dikelilingi oleh otot-otot leher dan fascia. Scope tepat berada di bawah os vertebrae cervicalis III, sedangkan trakhea berada di bawah esofagus cervicalis dan tampak radiolucent.

Gambar 6: Radiograf esofagus cervicalis.

a: scope, b: Os vertebrae cervicalis III, c: trakhea.

Batas antara esofagus cervicalis dengan esofagus thoracalis sulit dibedakan karena tidak terlihat dengan jelas. Ciri-ciri esofagus thoracalis ditandai banyaknya vaskularisasi pembuluh darah pada lapisan submukosa, bentuk mukosa esofagus yang bergelombang, serta terdapat kesan trakhea dan aorta jantung (gambar 7). Kesan trakhea maupun aorta jantung terlihat karena esofagus bersinggungan langsung dengan basis jantung dan aorta ventrikel kiri (Sebastiani & Fishbeck 2005).

Gambar 7: Hasil endoskopi esofagus thoracalis. a: bentuk mukosa yang mulai bergelombang, b: kesan trakhea dan aorta.

(6)

12

Gambar 8 menunjukkan scope telah memasuki esofagus thoracalis dengan jarak 28 cm. Scope berada di depan jantung dan tampak bersinggungan dengan trakhea yang berjalan ke arah kaudal. Pembuluh darah yang berasal dari jantung tidak teramati dengan jelas.

Gambar 8: Radiograf esofagus thoracalis. a: scope, b: jantung, c: trakhea.

Scope memasuki daerah esofagus abdominalis setelah melewati esofagus thoracalis. Esofagus abdominalis memiliki spinchter esofagus bawah yang berbatasan langsung dengan lambung dan menjadi gerbang menuju lambung. Spinchter esofagus bawah terlihat mengkerut dan terdapat lipatan-lipatan mukosa membentuk kerutan-kerutan elips. Mukosa berbentuk datar tanpa adanya gelombang-gelombang maupun lengkungan-lengkungan. Pemberian insuflasi udara untuk membuka spinchter agar dapat memasukkan endoskop. Mukosa berwarna merah muda karena banyaknya vaskularisasi pembuluh darah. Vaskularisasi pembuluh darah semakin banyak ditemukan ketika scope menuju ke lambung proksimal (spinchter esofagus bawah), sehingga mukosa lebih berwarna merah.

Gambar 9: Hasil endoskopi esofagus abdominalis. A: Esofagus adominal, B: Spinchter esofagus bawah. a: Spinchter esofagus bawah, b: bentuk mukosa esofagus abdominalis.

(7)

13 Radiograf esofagus abdominalis diperoleh dengan jarak 35 cm (gambar 10). Scope melewati diafragma dan berada di depan lambung. Diafragma menjadi batas antara kaudal paru-paru yang tampak radiolucent dengan hati bagian kranial yang tampak lebih radiopaque.

Gambar 10: Radiograf esofagus abdominalis. a: scope, b: diafragma, c: lambung.

Endoskopi Lambung Proksimal Normal Anjing Lokal

Lambung terlihat setelah melewati esofagus abdominalis dengan jarak 39.5 cm. Lambung terbagi menjadi dua bagian, yakni lambung proksimal (kranial) yang terdiri dari cardia, fundus, dan corpus, dan lambung distal (kaudal) yang terdiri dari antrum dan pylorus. Lambung proksimal berperan dalam mengosongkan cairan lambung dan mengakomodasi makanan (Lei & Chen 2009). Cardia terletak di kaudal spinchter esofagus bawah yang berhubungan langsung dengan esofagus melalui spinchter esofagus bawah. Gambar 11A menunjukkan mukosa cardia berwarna merah muda mengkilap dan terdapat lendir dan busa di permukaan mukosa. Lambung anjing memiliki lipatan mukosa yang tebal dan banyak gelembung busa (Tams & Rawlings 2011) yang membedakannya dengan hewan-hewan lain seperti kucing. Ukuran cardia membesar karena adanya insuflasi udara dan air agar permukaan mukosa terlihat dengan jelas.

Gambar 11B menunjukkan bagian fundus dan corpus yang berlekuk-lekuk memanjang ke arah pylorus. Lipatan mukosa Fundus lebih banyak daripada corpus. Lipatan mukosa yang membentuk lekuk lebih banyak pada daerah curvatura mayor dibandingkan dengan curvatura minor. Setelah scope menuju ke arah pylorus, maka lipatan mukosa akan semakin sedikit.

(8)

14

Gambar 11: Hasil endoskopi lambung proksimal. A: scope sejauh 39 cm, B: scope sejauh 42 cm. a: mukosa cardia, b: gelembung busa, c: fundus, d: corpus.

Pada gambar 12 terlihat adanya lekukan mukosa yang mengarah ke suatu lubang yang menjadi batas antara lambung proksimal dengan lambung distal yang disebut incisura angularis. Gambar 12A menunjukkan lekukan mukosa semakin sedikit setelah scope masuk ke lambung distal. Pylorus memiliki spinchter yang terdapat pada bagian ujung dan akan membuka jika terdapat benda/makanan yang bergerak masuk menuju usus secara otomatis.

Gambar 12: Hasil endoskopi corpus. A: scope sejauh 51 cm, B: scope sejauh 69 cm. a: incisura angularis, b: spinchter pylorus.

Lambung memiliki gerakan motilitas yang bekerja secara otomatis untuk menggerakan makanan walaupun lambung dalam keadaan kosong. Kelainan motilitas lambung proksimal akan mempengaruhi proses pengosongan lambung dan proses akomodasi makanan serta menyebabkan gangguan fungsional saluran pencernaan atas (Lei & Chen 2009).

Mukosa lambung proksimal tampak merah muda mengkilap dan lebih merah jika dibandingkan dengan warna mukosa laring maupun esofagus karena banyaknya vaskularisasi pembuluh darah di daerah lambung serta adanya cairan mukus yang diproduksi oleh gastrict glands dan piloric glands (Guyton & Hall

(9)

15 2006). Mukosa esofagus dilapisi oleh epitel pipih banyak lapis sedangkan pada mukosa lambung dilapisi oleh epitel silindris.

Vaskularisasi pembuluh darah tidak teramati secara langsung karena lipatan mukosa lambung anjing yang tebal (Tams & Rawlings 2011), sehingga aliran vaskularisasi tidak terlihat. Aliran pembuluh darah yang menyuplai darah ke lambung berasal dari arteri gastric sinistra yang merupakan cabang dari arteri coeliaca berjalan pada curvatura minor menuju pylorus dan beranastomose dengan arteri pilorica (Sebastiani & Fishbeck 2005). Evaluasi vaskularisasi pembuluh darah gastrointestinal secara klinis sangat penting dilakukan karena aliran darah terlibat dalam proses patologis suatu penyakit, seperti: tumor, radang usus, iskemia, colitis, dan ulkus lambung (Mitsuoka et al. 2007).

Radiograf lambung ditunjukkan pada gambar 13 setelah scope mencapai jarak 39 cm. Gambar tersebut menunjukkan posisi scope berada di spinchter esofagus bawah yang berbatasan dengan mulut lambung dan terlihat lambung berbentuk bulat memanjang dengan tampilan radiolucent. Kesan radiolucent akibat insuflasi udara ke dalam lambung serta menyebabkan lambung tampak lebih bulat.

Gambar 13: Radiograf lambung.

a: scope, b: jantung, c: diafragma, d: lambung.

Pemberian insuflasi air maupun udara sangat diperlukan agar pengamatan dan pengambilan gambar dilakukan dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal. Insuflasi air sangat membantu pembersihan mukosa sehingga kotoran yang menghalangi pandangan dapat dibersihkan. Insuflasi harus dilakukan dengan hati-hati karena jika insuflasi terlalu besar akan mempengaruhi vaskularisasi pembuluh darah di lambung (Tams 2005). Insuflasi yang dilakukan dengan waktu yang lama beresiko menyebabkan reposisi fundus yang tertarik ke arah kranial sehingga akan sulit dilakukan pengamatan.

Gambar

Tabel 1  Pemeriksaan fisik anjing lokal.
Tabel 2 Jarak scope, warna mukosa, dan ciri organ.
Gambar 3: Radiograf  laring. a: scope, b: laring, c: trakhea.
Gambar 4: Hasil endoskopi spinchter esofagus atas.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pelindu Penase Ketua Bidang Ketua B Wakil B Bendah Ketua B Anggo Arbitra ung ehat g/Kegiatan Bid.. Pertan hara

Dalam pembangunan pelabuhan yang perlu diperhatikan yaitu Pemilihan lokasi yang tepat dan tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi,

Pertumbuhan berat relatif larva ikan betok hingga berukuran benih yang diberikan pakan alami hasil pemupukkan selama uji coba 30 hari terjadi pertumbuhan berat relatif

Hasil mutu fisik flakes dari 3 formulasi perbandingan beras merah dan bekatul padi beras putih menunjukan perbedaan yang signifikan untuk indeks penyerapan air,

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka melalui penulisan ini dicobakan suatu pembuatan model serta animasi 3 dimensi beberapa gambar yang diambil dari bab 3 yaitu Air Tanah

atatan awal abad masehi mengenai kedatangan orang#orang (indu dan "uddha dari India ke Indonesia tidak diketahui dengan pasti.Adapun hubungan antara

Setelah serangkaian aktivitas yang dilakukan, maka produk akhir yang didapat adalah 3 buah soal yang merupakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan uji mediasi dengan perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung antara persepsi nilai (X2) terhadap niat perilaku konsumen (Y)