• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Januari 2017 Kepala Pusat Pembinaan Analis Kebijakan, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol.Adm. NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Januari 2017 Kepala Pusat Pembinaan Analis Kebijakan, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol.Adm. NIP"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (PUSAKA) telah berhasil menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja PUSAKA merupakan sarana untuk mengevaluasi kinerja organisasi dan media akuntabilitas untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembangunan nasional sesuai tugas dan fungsi LAN.

Laporan ini menggambarkan penjabaran pelaksanaan perencanaan strategik meliputi informasi kinerja, pengukuran, evaluasi, pencapaian kinerja, akuntabilitas keuangan, serta analisis tindaklanjut atas hasil-hasil yang telah dicapai. Informasi ini sangat berguna bagi organisasi sebagai pertimbangan dalam penyusunan rencana kinerja tahun 2017 (penyusunan program, dan kegiatan) dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan sesuai dengan Renstra Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (PUSAKA) tahun 2015 – 2019. Laporan Kinerja ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan informasi tentang akuntabilitas kinerja PUSAKA.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 ini. Semoga Laporan Kinerja ini dapat memberikan pembelajaran bagi perencanaan dan pencapaian program kinerja pada periode berikutnya dalam mendukung pengembangan dan penguatan kapasitas Pusat Pembinaan Analis Kebijakan.

Jakarta, 27 Januari 2017

Kepala Pusat Pembinaan Analis Kebijakan,

Erna Irawati, S.Sos, M.Pol.Adm. NIP. 19711220 199702 2 001

(3)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... Daftar Isi ... i ii BAB I Pendahuluan 1 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tugas dan Fungsi... 2

1.3. Analisis Perkembangan Strategis ... 3

BAB II Perencanaan Kinerja 7 2.1. Rencana Strategis ... 7

2.2. Ikhtisar Perjanjian Kinerja ... 8

BAB III Akuntabilitas Kinerja 11 3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 11

3.2. Realisasi Anggaran ... 28

BAB IV Penutup ... 30

4.1. Kesimpulan ... 30

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas pedoman penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.

Analis Kebijakan lahir dilatarbelakangi kondisi kebijakan publik di Indonesia yang pada saat ini belum baik, antaranya masih banyak terjadi ketidakkonsistenan maupun overlapping antara kebijakan satu dengan yang lainnya, proses kebijakan yang tidak dilakukan secara baik (dari agenda setting sampai kodifikasi) dan

kontroversi kebijakan yang masih sering terjadi. Buruknya kualitas kebijakan publik

selama ini,antara lain dikarenakan para policy maker ketika membuat satu kebijakan tidak didukung oleh analisis kebijakan yang baik. Peran analis kebijakan sangat penting dalam memberikan masukan-masukan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang berkualitas. Selama ini ada anggapan bahwa pembuatan kebijakan publik tergantung pada siapa yang mengagendakannya (agenda setter). Policy maker dianggap sebagai orang yang paling tahu apa kriteria dan alternatif kebijakan yang tepat untuk mengatasi satu permasalahan publik. Tugas tersebut dapat dilakukan oleh seorang yang berprofesi khusus, yaitu analis kebijakan. Seorang analis kebijakan memang dikhususkan untuk menguasai

pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan tentang analisis kebijakan untuk melaksanakan tugas merumuskan masalah, melakukan peramalan, merumuskan

(5)

2

rasional. Pekerjaan antara policy maker dan analis kebijakan itu memang sangat berbeda.

Pentingnya peran seorang Analis Kebijakan tersebut mendorong Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) untuk mengeluarkan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Angka Kreditnya, berdasarkan peraturan tersebut maka Lembaga Administrasi Negara diamanatkan sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis Kebijakan.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pemangku Analis Kebijakan, maka pada tahun 2016 Pusat Pembinaan Analis Kebijakan Lembaga Administrasi Negara (PUSAKA LAN) melaksanakan beberapa kegiatan Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan berupa pelaksanaan seleksi Analis Kebijakan yang obyektif dan profesional, pengembangan Analis Kebijakan Berbasis Kompetensi, Peningkatan Kualitas Hasil Kebijakan melalui penyusunan rekomendasi kebijakan administrasi negara, penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan analis kebijakan yang berkualitas, penyelenggaraan evaluasi dan monitoring Analis Kebijakan yang berkualitas, Sosialisasi Konsultasi advokasi dan asistensi di bidang Analis Kebijakan yang profesional, pengembangan sistem informasi yang handal, mudah, cepat dan tersedianya SDM yang profesional dan melakukan Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) yang konsisten sesuai dengan perencanaan kinerja tahun 2016.

1.2. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Keputusan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala LAN Nomor 14 Tahun 2013 disebutkan dalam pasal 65, Pusat Pembinaan Analis Kebijakan mempunyai tugas:

Melakukan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan; penyusunan dan pengembangan sistem informasi analis kebijakan, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

(6)

3

Sedangkan dalam pasal 66 Pusat Pembinaan Analis Kebijakan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan analis kebijakan; 2. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan anggaran di

pembinaan analis kebijakan;

3. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; 4. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; 5. Pelaksanaan seleksi dan pengembangan analis kebijakan; 6. Pelaksanaan evaluasi dan monitoring analis kebijakan;

7. Pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang analis kebijakan;

8. Penyusunan dan pengembangan sistem informasi;

9. Pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat;

10. Pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat, dan 11. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan.

1.3. ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEJIK

Perbaikan kualitas kebijakan publik di Indonesia dalam perkembangannya masih menjadi isu strategis yang perlu mendapat perhatian dari Pemerintah. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah banyaknya kebijakan Pemerintah yang tidak didukung dengan basis bukti (evidence) yang cukup dalam pengambilan keputusannya, sehingga seringkali menimbulkan masalah dan tidak efektif dalam mengatasi permasalahan publik. Lemahnya kualitas kebijakan publik selama ini, memerlukan dukuangan profesional yang mampu memberikan kontribusi positif dalam perbaikan kualitas kebijakan dengan menjembatani produksi pengetahuan (knowledge) ke dalam proses pengambilan keputusan dan juga kepada masyarakat.

Mandat yang diberikan kepada LAN melalui PUSAKA sebagaimana ditetapkan dalam PerMenPAN RB Nomor 45 Tahun 2015 terkait pembinaan JFAK menjadi peluang sekaligus tantangan dalam upaya memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan kualitas proses perumusan kebijakan publik di Indonesia. PUSAKA LAN dibentuk untuk melakukan Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang

(7)

4

Pembinaan JFAK; Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Analis Kebijakan, serta Pemberian Bantuan Teknis dan Administratif kepada Pusat dan Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungannya.

PUSAKA sebagai unit organisasi baru yang dibentuk tahun 2013 dibawah Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan, Lembaga Administrasi Negara masih terus berupaya memperkuat pondasi internal untuk menguatkan kapasitasnya dalam melakukan tugas dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam PerMenPAN RB 45/2013, namun dalam waktu bersamaan PUSAKA juga terus berupaya membangun hubungan eksternal dengan para stakeholder terkait pembinaan JFAK.

Memasuki tahun ke empat sejak ditetapkannya Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) diperlukan penguatan kapasitas dan kapabilitas pemangku Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK). Kebutuhan terhadap pembentukan organisasi profesi Analis Kebijakan menjadi penting guna memperkuat peran Analis Kebijakan serta membangun jejaring kerja (network). Melalui organisasi profesi ini menjadi jembatan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kebijakan publik di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut untuk memperkuat posisi dan peran Analis Kebijakan dilakukan Fasilitasi Organisasi Profesi Analis Kebijakan.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar Analis Kebiijakan sebagai Profesi yang relatif baru dapat mengembangkan dan memajukan Profesi Analis Kebijakan, memperluas ruang gerak Analis Kebijakan serta menghimpun dan menyatukan pendapat anggota organisasi. Disamping itu memberikan kesempatan pada semua anggota serta untuk berperan aktif. Keberadaan organisasi profesi Analis Kebijakan didesain untuk menjadi menjadi mitra PUSAKA dan menjadi salah satu think tank pengembangan JFAK dan penggerak perubahan kebijakan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) sebagai jabatan fungsional tertentu (JFT) yang masih dapat dikatakan “baru” di Indonesia memerlukan dasar-dasar hukum yang jelas yang dapat menjadi pedoman, baik bagi PUSAKA untuk melakukan pembinaan JFAK maupun bagi stakeholder dan para Analis Kebijakan untuk mengetahui seluk beluk JFAK dan memahami arah pengembangan karir Analis Kebijakan. Sampai saat ini PUSAKA telah memiliki beberapa kebijakan teknis dan pedoman teknis JFAK, selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis

(8)

5

Kebijakan (JFAK) masih terus berupaya mengembangkan kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman teknis pembinaan JFAK yang diperlukan oleh Analis Kebijakan untuk menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu, kegiatan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis hingga saat ini menjadi program prioritas PUSAKA dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang pembinaan JFAK, terutama dalam penilaian kualitas hasil kerja analis kebijakan dan pengajuan angka kredit.

Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (PUSAKA) sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) juga memiliki peran strategis dalam upaya membangun evidence-based policy making melalui ketersediaan Analis Kebijakan yang profesional. Salah satu peran PUSAKA dalam hal ini adalah melaksanakan uji kompetensi Analis Kebijakan yang dilakukan melalui pengangkatan pertama untuk calon Analis Kebijakan Ahli Pertama. Uji kompetensi untuk pengangkatan pertama oleh PUSAKA dilaksanakan setelah seluruh peserta uji kompetensi lulus dari Pelatihan Fungsional Analis Kebijakan yang diselenggarakan oleh Pusat Diklat Teknis dan Fungsional LAN atau lembaga-lembaga diklat terakreditasi baik di pusat maupun di daerah. Proses Uji Kompetensi dilaksanakan melalui wawancara untuk peserta jalur pengangkatan pertama.

Melalui proses uji kompetensi secara terbuka, profesional, dan objektif diharapkan dapat terpilih Analis Kebijakan yang berkompeten melalukan kajian kebijakan dalam upaya membangun evidence-based policy making process di Indonesia.

Namun demikian peran Analis Kebijakan sampai saat ini masih dipertanyakan, kemanfaatan Analis Kebijakan belum menunjukan peran maksimal. Diharapkan melalui pemantauan kemanfaatan ini dapat memacu K/L/D untuk memberdayakan pemangku Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK). Agar hasil kerja Analis Kebijakan dapat memberikan kontribusi rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang berkualitas dan mendukung proses pengembangan karirnya.

Salah satu upaya PUSAKA menjembatani komunikasi Analis Kebijakan yang tersebar di berbagai K/L/D,maka PUSAKA membangun knowledge management untuk memfasilitasi sharing knowledge antar Analis Kebijakan di seluruh Indonesia. Melalui knowledge management ini para Analis Kebijakan dapat mengakses bahkan berbagi informasi (sharing knowledge) untuk memperkuat kapasitas dan kapabilitas

(9)

6

menjalankan perannya sebagai Analis Kebijakan. Melalui Knowledge Management ini disediakan pula forum untuk berdiskusi (Discussion Point) antar sesama Analis Kebijakan dalam membahas Isu-isu aktual yang sedang terjadi.

Upaya selanjutnya yang dilakukan Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (PUSAKA) mengembangkan Instrumen Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) yang bertujuan untuk menilai kualitas kebijakan pada Instansi Pemerintah, dengan manfaat mengetahui kualitas kebijakan di Instansi Pemerintah.

Sebagai upaya penyebarluasan informasi JFAK ke seluruh Indonesia, PUSAKA terus melakukan sosialiasi JFAK ke berbagai instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah dengan berbagai macam bentuk kegiatan seperti seminar,

workshop, advokasi, dan bimbingan teknis terkait JFAK. Namun tidak cukup sampai

di situ, PUSAKA juga berupaya mengkampanyekan JFAK melalui berbagai media informasi berbasis teknologi. Keberadaan customer care, sistem informasi, email, dan media sosial online yang dikelola PUSAKA dinilai cukup efektif menyebarkan informasi JFAK kepada stakeholder. Ke depan, PUSAKA masih terus berupaya membangun sistem informasi dan mengelola media sosial agar lebih kredibel, terpercaya, dan mudah diakses oleh seluruh stakeholder PUSAKA pada umumnya dan oleh para Analis Kebijakan pada khususnya.

(10)

7

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Visi dan Misi Pusat Pembinaan Analis Kebijakan mengacu pada Visi, Misi LAN dan Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan dengan fokus pada sisi Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan bagi peningkatan kualitas kebijakan di Indonesia. Visi yang ingin dicapai PUSAKA pada tahun terakhir periode Rencana Strategis 2015-2019 adalah :

2.1.1. VISI dan MISI Visi

“Menjadi Oasis Bagi Pengembangan Analis Kebijakan di Indonesia” Oasis mengandung makna filosofi:

“Sebagai Oasis, PUSAKA menjadi instansi pembina JFAK yang terpercaya dan akan terus tumbuh dengan optimis untuk mengembangkan Analis Kebijakan yang berkualitas dengan membawa nilai – nilai Integritas, Profesional, Inovatif, dan Peduli”.

Misi

Untuk mewujudkan visi PUSAKA tersebut diatas, misi PUSAKA adalah:

1. Melakukan pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan yang kredibel.

2. Memperkuat jejaring kerja dengan Stakeholders untuk Penguatan Kompetensi Analis Kebijakan.

3. Menjadi jembatan penghubung bagi Analis Kebijakan yang tersebar di berbagai Institusi Publik dan Swasta/ Perguruan Tinggi.

4. Melakukan konsultasi, asistensi dan advokasi bagi Pembinaan Analis Kebijakan. 5. Mengembangkan kapasitas internal.

(11)

8

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan PUSAKA

Terkait dengan visi dan misinya, maka tujuan organisasi PUSAKA pada periode tahun 2015-2019 adalah:

Tujuan Organisasi

T1 Menciptakan Analis Kebijakan yang Berkualitas

T2 Memberikan kontribusi dalam perbaikan kualitas Kebijakan Publik T3 Membina Profesi Analis Kebijakan

T4 Mengembangkan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Analis Kebijakan T5 Mewujudkan pembinaan JFAK yang professional

Sasaran Strategis PUSAKA:

Berlandaskan visi, misi dan tujuannya maka sasaran-sasaran yang ingin diperoleh PUSAKA pada periode tahun 2015-2019 adalah:

Sasaran Strategis

SS1 Terlaksananya Seleksi Analis Kebijakan yang Objektif dan Profesional SS2 Terlaksananya Pengembangan Analis Kebijakan berbasis Kompetensi SS3 Tercapainya peningkatan kualitas hasil kebijakan melalui penyusunan

rekomendasi kebijakan administrasi negara

SS4 Tersusunnya Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas

SS5 Terselenggaranya Evaluasi dan Monitoring Analis Kebijakan yang Berkualitas

SS6 Terlaksananya Konsultasi, Advokasi dan Asistensi di Bidang Analis Kebijakan yang Profesional

SS7 Terlaksananya Pengembangan Sistem Informasi yang Handal, Mudah dan Cepat

SS8 Tersedianya SDM yang profesional dalam melakukan pembinaan JFAK

2.2. Ikhtisar Perjanjian Kinerja

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pusat Pembinaan Analis Kebijakan, telah ditetapkan Perjanjian Kinerja PUSAKA Tahun 2016 sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatan. Perjanjian Kinerja tersebut merupakan perwujudan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (PUSAKA).

(12)

9

TABEL 2.1 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 NO SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET 1 Penyelenggaraan seleksi analis kebijakan yang objektif dan professional Jumlah analis kebijakan 40 Analis Kebijakan 2 Penyelenggaraan pengembangan analis kebijakan berbasis kompetensi (fasilitasi organisasi profesi analis kebijakan) Persentase pengembangan kompetensi analis kebijakan Terbentuknya Organisasi Profesi Analis Kebijakan 50 % Analis Kebijakan menjadi Anggota Organisasi Profesi Analis Kebijakan Jumlah E-Production for Knowledge Management 1 Desain Repository Knowledge Management 3 Pencapaian peningkatan kualitas hasil kebijakan melalui penyusunan rekomendasi kebijakan administrasi negara Indeks kualitas kebijakan di Indonesia 1 instrumen

4 Penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan analis kebijakan yang berkualitas

Jumlah kebijakan teknis di bidang pembinaan analis kebijakan yang berkualitas 2 pedoman/juklak/ juknis 5

Pelaksanaan evaluasi dan monitoring analis kebijakan yang berkualitas (utilisasi jabatan analis kebijakan)

Jumlah informasi kemanfaatan (utilisasi) analis kebijakan pada K/L/Pemda 1 laporan evaluasi pemanfaatan Analis Kebijakan. 20% Analis Kebijakan dimanfaatkan di Instansi 6 Pelaksanaan sosialisasi, konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang analis kebijakan yang professional

Jumlah sosialisasi, konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang analis kebijakan teknis yang profesional Sosialisasi = 3 Konsultasi/Advokasi/ Asistensi = 30 7 Pelaksanaan pengembangan sistem informasi yang handal, mudah dan cepat

Sistem informasi yang handal, mudah dan cepat

1 kegiatan

Upgrading system (Utilisasi)

8 Penyediaan SDM yang profesional dalam

melakukan pembinaan JFAK

Jumlah kegiatan penguatan

resources PUSAKA

(13)

10

Anggaran yang dialokasikan dalam kegiatan pembinaan Analis Kebijakan Tahun 2016, adalah sebesar Rp. 1.650.000.000,- (Satu milliar enam ratus lima puluh juta rupiah) yang merupakan pagu awal.

Adapun sasaran kegiatan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan seleksi analis kebijakan yang objektif dan professional;

2. Penyelenggaraan pengembangan analis kebijakan berbasis kompetensi (fasilitasi organisasi profesi analis kebijakan).

3. Pencapaian peningkatan kualitas hasil kebijakan melalui penyusunan rekomendasi kebijakan administrasi Negara.

4. Penyusunan Kebijakan Teknis di bidang pembinaan analis kebijakan yang berkualitas.

5. Pelaksanaan evaluasi dan monitoring analis kebijakan yang berkualitas (utilisasi jabatan analis kebijakan.

6. Pelaksanaan sosialisasi, konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang analis kebijakan yang profesional.

7. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi yang handal, mudah dan cepat. 8. Penyediaan SDM yang profesional dalam melakukan pembinaan JFAK.

Dalam pelaksanaan pencapaian target kinerja tersebut maka Deputi Bidang Kajian Kebijakan selaku atasan langsung Kepala Pusat Pembinaan Analis Kebijakan memberikan arahan, bimbingan, dan supervisi yang diperlukan, serta melakukan monitoring dan evaluasi akuntabilitas kinerja atas capaian kinerja ini. Salah satu instrumen yang digunakan antara lain Rapat Pimpinan secara berkala baik pada level Lembaga Administrai Negara maupun Deputi Bidang Kajian Kebijakan, dan penyusunan laporan 2 (dua) mingguan Pusat yang mencerminkan progress kegiatan. Deputi juga mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi antara lain pemberian penilaian kinerja.

Kepala Pusat sebagai penanggungjawab pencapaian target kinerja mengkoordinasikan pelaksanaan berbagai kegiatan untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut di atas. Rapat mingguan, diskusi terfokus, pertemuan informal, penggunaan media komunikasi adalah berbagai sarana yang digunakan Kepala Pusat memastikan pencapaian target kinerja.

(14)

11

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, untuk setiap pernyatan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis kinerja sebagai berikut :

3.1.1. Target dan realisasi kinerja tahun 2016

Tabel 3.1 Target dan realisasi kinerja tahun 2016

No. Sasaran Strategis

PUSAKA Indikator Target 2016 Ralisasi 2016

% Capaian

2016

1 Terlaksananya Seleksi

Analis Kebijakan yang Objektif dan

Proporsional

Jumlah Analis Kebijakan

40 Analis Kebijakan 29 Analis Kebijakan 72,5 %

2 Terlaksananya Pengembangan Analis Kebijakan berbasis Kompetensi Persentase pengembangan kompetensi Analis Kebijakan Terbentuknya organisasi Profesi Analis Kebijakan 50% Analis Kebijakan menjadi anggota Organisasi Profesi Analis Kebijakan Terbentuknya Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) 100% Analis Kebijakan menjadi anggota Organisasi Profesi Analis Kebijakan 100% 120 %*) Jumlah E-Production for Knowledge Management 1 Desain Repository Knowledge Management 1 Desain Repository Knowledge Management Video Inovasi • KM 8.7 • Oasis • Pusaka anti Korupsi • Highlight Kegiatan Pusaka 2014-2016 120 %*) 3 Tercapainya peningkatan kualitas hasil kebijakan melalui penyusunan rekomendasi kebijakan administrasi negara Indeks Kualitas Kebijakan di Indonesia 1 Instrument 1 Instrument 100 %

(15)

12

No. Sasaran Strategis

PUSAKA Indikator Target 2016 Ralisasi 2016

% Capaian 2016 4 Tersusunnya kebijakan teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang berkualitas Jumlah kebijakan teknis di bidang pembinaan Analis Kebijakan yang berkualitas 2 pedoman /juklak /juknis 4 pedoman/juklak /juknis 120 %*) 5 Terselenggaranya Evaluasi dan Monitoring Analis Kebijakan yang berkualitas Jumlah informasi kemanfaatan (Utilisasi) Analis Kebijakan pada K/L/D 1 laporan evaluasi pemanfaatan Analis Kebijakan 1 laporan evaluasi pemanfaatan Analis Kebijakan 100 % 20% Analis Kebijakan dimanfaatkan di instansi 20% Analis Kebijakan dimanfaatkan di instansi 100% 6 Terlaksananya Konsultasi, Advokasi dan Asistensi di bidang Analis Kebijakan yang Profesional Jumlah Sosialisasi, Konsultasi, Advokasi dan Asistensi di bidang Analis Kebijakan yang Profesional Sosialisasi = 3 Sosialisasi = 5 120 % *) Konsultasi/Advokasi/ Asistensi = 30 Kosultasi/Advokasi/ Asistensi = 50 120 %*) Media Online PUSAKA 1 kegiatan Maintaining & Developing 2 kegiatan Maintaining & Developing 120 %*) 7 Terlaksananya Pengembangan Sistem Informasi yang Handal, Mudah dan Cepat Sistem Informasi yang Handal, Mudah dan Cepat 1 kegiatan Upgrading system (Utilisasi) 1 kegiatan Upgrading system (Utilisasi) 100 % 8 Tersedianya SDM yang profesional dalam melakukan pembinaan JFAK Jumlah kegiatan penguatan resources PUSAKA 3 kegiatan 11 kegiatan 120%

*Persentase Capaian Kinerja diberikan nilai maksimal 120 %

3.1.2. Kinerja Program dan Kegiatan

Kegiatan sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Pusat Pembinaan Analis Kebijakan Tahun 2016 dapat terlaksana sesuai dengan rencana. Untuk lebih jelasnya, evaluasi kinerja dari tiap-tiap kegiatan dalam lingkup program yang telah ditetapkan dapat dijelaskan sebagai berikut:

(16)

13

A. Penyelenggaraan Uji Kompetensi Analis Kebijakan

Bila ditinjau dari sisi Input, kegiatan Uji Kompetensi Analis Kebijakan ini mencapai kinerja penyerapan anggaran sebesar 99,45%. Jika dilihat dari segi proses, secara umum, pelaksanaan kegiatan ini tidak menemui permasalahan yang berarti, baik dari sisi administratif maupun substantif. Secara umum proses uji kompetensi Analis Kebijakan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Pemetaan Formasi dan Peserta Seleksi Calon Analis Kebijakan

2. Seleksi Administrasi dan Koordinasi dengan Pusdiklat Teknis dan Fungsional

3. Pelaksanaan Pelatihan Calon Analis Kebijakan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional

4. Persiapan Pelaksanaan Seleksi Uji Kompetensi Calon Analis Kebijakan 5. Pembentukan Tim Penguji

6. Pelaksanaan Seleksi Uji Kompetensi Calon Analis Kebijakan (CAK) 7. Sidang Hasil Uji Kompetensi

8. Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Seleksi Calon AK dan Penyusunan Laporan

Tahapan tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan output sejumlah calon analis kebijakan yang terseleksi dan dinyatakan lulus Uji Kompetensi serta diberikan rekomendasi sebanyak 29 orang. Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah Analis Kebijakan di K/L.

Tabel 3.2 Uji Kompetensi Analis Kebijakan Dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2016

No. Tahapan Jumlah

1 Calon JFAK Lulus Seleksi Administrasi 62 orang

2 Peserta Uji Kompetensi Pengangkatan Pertama 29 orang 3 Hasil Sidang Seleksi Pengangkatan Pertama:

Peserta yang Lulus

Peserta yang Tidak Lulus

29 orang 0 orang

(17)

14

Pada tahun 2014, PUSAKA telah melaksanakan Uji Kompetensi melalui

inpassing dengan menghasilkan surat rekomendasi sebanyak 17 orang.

Sedangkan pada tahun 2015, PUSAKA berhasil menerbitkan sebanyak 104 surat rekomendasi dengan melaksanakan 4 kali Uji Kompetensi, yaitu Uji Kompetensi melalui Inpassing sebanyak 2 kali dan melalui pengangkatan pertama sebanyak 2 kali (pertama diselenggarakan oleh LAN dan kedua bekerja sama dengan Kemenkominfo). Uji Kompetensi melalui Inpassing menghasilkan peserta yang direkomendasikan sebanyak 59 orang sedangkan Uji Kompetensi melalui pengangkatan Pertama menghasilkan peserta yang direkomendasikan sebanyak 45 orang. Berikut tabel perbandingan Uji Kompetensi JFAK pada tahun 2014 – 2016.

Tabel 3.3 Perbandingan Uji Kompetensi JFAK pada Tahun 2014 s.d 2016

No. Uji Kompetensi JFAK Jumlah Rekomendasi JFAK

2014 2015 2016

1. Inpassing 17 59 -

2.

Pengangkatan Pertama (Pelatihan CAK yang diselenggarakan oleh Pusdiklat TF LAN)

- 28 29

3.

Pengangkatan Pertama (Pelatihan CAK kerjasama dengan instansi lain)

- 17 -

Total 150

Pada tahun 2016, Uji Kompetensi hanya dilaksanakan sekali yaitu Uji Kompetensi melalui pengangkatan pertama dan pada tahun 2016 tidak dilaksanakan Uji Kompetensi melalui inpassing serta tidak ada instansi lain yang menyelenggarakan Seleksi JFAK melalui pengangkatan pertama. Oleh karena itu pada tahun 2016, jumlah surat rekomendasi yang diterbitkan sebanyak 29 surat rekomendasi untuk pengangkatan pertama melalui Pelatihan CAK yang diselenggarakan oleh Pusdiklat TF LAN saja. Oleh karena itu dibandingkan dengan target, dihasilkan angka capaian sebesar 72,5% karena kapasitas satu kelas hanya 30 orang.

(18)

15

Pada tahun 2016 ini, Pusdiklat TF LAN belum dapat menyelenggarakan Pelatihan CAK dengan mekanisme PNBP. Selain itu masih terdapat berbagai masalah terkait dengan keberadaan JFAK, antara lain kebijakan, pemahaman tentang keberadaan JFAK (belum terinformasikan dan dipahami oelh

stakeholders) dan keberadaan tunjangan yang belum ada serta berdasarkan

hasil temuan di lapangan dalam kegiatan utilisasi JFAK masih terdapat instansi yang belum mempunyai regulasi yang mengatur tentang pemanfaatan AK (peta jabatan, SOP, Anjab, dan ABK).

Data saat ini menunjukkan total AK yang mendapatkan rekomendasi sampai dengan tahun 2016 berjumlah 150 orang dan yang diangkat (AK yang aktif) berjumlah 72 orang (sampai Desember 2016), sedangkan yang lain masih dalam proses pengangkatan dan diberikan kesempatan perpanjangan untuk pengangkatan selama 1 (satu) tahun, terhitung sampai dengan September 2017 tanpa melalui uji kompetensi ulang.

B. Penyelenggaraan Pengembangan Analis Kebijakan berbasis Kompetensi

Berkaitan dengan kinerja Input dari sisi anggaran, capaian anggaran untuk kegiatan Penyelenggaraan Pengembangan Analis Kebijakan berbasis Kompetensi mencapai kinerja penyerapan anggaran sebesar 97,81%.

Jika dilihat dari segi proses, secara umum pelaksanaan kegiatan tidak menemui permasalahan yang berarti baik dari sisi administratif maupun substantif.

Proses yang telah dilaksanakan dalam kegiatan ini meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Pertemuan tim perumus

2. Seminar urgensi organisasi profesi AK

3. Workshop : Etika Profesi, Kode Etik AK, Formatur dan AD/ART 4. Uji Publik : Etika Profesi, Kode Etik AK dan AD/ART

5. Finalisasi Etika Profesi, Kode Etik AK dan AD/ART 6. Pembentukan Formatur Organisasi Profesi AK 7. Penyusunan laporan

(19)

16

Output yang dicapai sesuai target yang semula direncanakan yaitu

terbentuknya Organisasi Profesi Analis Kebijakan dengan nama Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI). Organisasi Profesi Analis Kebijakan dilaunching pada tanggal 13 September 2016 dan dilakukan pelantikan pengurus AAKI pada tanggal 21 Desember 2016. Dengan demikian target terbentuknya Organisasi Profesi Analis Kebijakan telah tercapai 100%. Sementara Persentase Analis Kebijakan yang menjadi anggota Organisasi Profesi Analis Kebijakan ditargetkan 50% AK yang menjadi anggota AAKI. Namun demikian semua Analis Kebijakan yang ada sudah menjadi anggota AAKI. Untuk Indikator Persentase Analis Kebijakan yang menjadi anggota Organisasi Profesi Analis Kebijakan diberikan nilai persentase capaian kinerja maksimal 120 % karena nilainya yang jauh melebihi 100%. Tingginya animo para analis kebijakan untuk bergabung dengan AAKI menjadikan tingkat keanggotaan yang tinggi pada awal terbentuknya AAKI.

Dari sisi outcome, manfaat yang diperoleh dengan keberadaan organisasi profesi ini di antaranya: mengembangkan dan memajukan profesi analis kebijakan; menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi; menghimpun dan menyatukan pendapat anggota organisasi; serta memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi, serta memperkuat jejaring kerja (network) Analis Kebijakan.

Di samping melalui pembentukan organisasi profesi, PUSAKA menciptakan Design Repository Knowledge Management, dalam bentuk

Knowledge Management 8.7 . Tahun 2016 untuk indikator jumlah E production

yang ditargetkan adalah 1 design Repository Knowledge Management. Adapun yang berhasil dicapai adalah knowledge warehouse yaitu PUSAKA telah mendapatkan kontribusi dari Analis Kebijakan berupa produk-produk tulisan yang dapat diakses secara luas, disamping PUSAKA bekerjasama dengan unit lain membuat RB Learning Box berupa file-file tentang Reformasi Birokrasi yang dapat pula diakses dan dimanfaatkan secara luas .

Bentuk lain dari capain kinerja ini adalah E-production berupa video-video inovasi, Knowledge Management 8.7, OASIS (Optimizing Action For

(20)

17

Strengthening Source of PUSAKA) , PUSAKA Anti Korupsi dan Highlight Kegiatan

PUSAKA 2014-2016.

Oleh karena itu capaian kinerja untuk indikator jumlah E production for

Knowledge Management diberikan nilai persentase capaian kinerja maksimal

120 % karena nilainya yang jauh melebihi 100%.

Ke depan, Knowledge Management 8.7 sebagai salah satu inovasi PUSAKA akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas PUSAKA dan mendukung Reformasi Birokrasi LAN pada area Pelayanan Publik, Akuntabilitas, dan SDM Aparatur.

C. Peningkatan Kualitas Hasil Kebijakan Melalui Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Administrasi Negara.

Bila ditinjau dari keberhasilan kinerja input, kegiatan rutin ini tidak termasuk dalam rencana anggaran namun mendapatkan bantuan dari lembaga donor. Urgensi dari kegiatan ini adalah dibutuhkannya informasi yang berkaitan dengan kualitas kebijakan yang secara khusus akan membantu PUSAKA dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dan secara umum diperlukan untuk memperbaiki kualitas kebijakan publik. Oleh karena itu PUSAKA bermitra dengan pihak donor yang dapat membantu terselenggranya kegiatan ini.

Dilihat dari segi proses pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan Kualitas Hasil Kebijakan pada tahap ini dilaksanakan dengan menyiapkan instrumen Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) dan pelaksanaan uji coba IKK.

Output yang dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu

instrumen berupa Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) yang telah diujicobakan di Garut, Yogya dan Malang. Berdasarkan target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun 2016, ditargetkan tersusun 1 instrumen Indeks Kualitas Kebijakan. Dengan demikian capaian kinerja untuk indikator Indeks Kualitas Kebijakan adalah 100%. Keberhasilan capaian ini didukung oleh

(21)

18

membatu baik dari segi expertise, maupun fasilitasi penyelenggaraan uji coba IKK.

Adapun outcome dari kegiatan penyusunan Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) ini terukurnya kualitas kebijakan dimana informasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kebijakan di Indonesia.

D. Penyusunan Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas

Dari sisi kinerja Input berupa anggaran, tingkat capaian untuk kegiatan Penyusunan Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas mencapai kinerja sebesar 96,81%. Sementara jika dilihat dari segi proses, secara umum, pelaksanaan kegiatan ini tidak menemui permasalahan yang berarti, baik dari sisi administratif maupun substantif. Adapun tahapan proses kegiatan ini, meliputi :

1. Penyusunan Rancangan dan outline Kebijakan Teknis JFAK. 2. Pembahasan rancangan dan outline kebijakan teknis JFAK; 3. Penyusunan draft kebijakan teknis JFAK;

4. Pembahasan Penyusunan draft kebijakan teknis JFAK; 5. Uji publik draft kebijakan teknis JFAK;

6. Finalisasi draft kebijakan teknis JFAK; 7. Penyusunan Laporan.

Dari sisi output, output yang dapat dicapai dari kegiatan ini melebihi target yang direncanakan yaitu tersusunnya kebijakan teknis JFAK, berupa pedoman/juklak/juknis dan diharapkan dapat memperlancar proses rekruitmen analis kebijakan, pengembangan profesi maupun pemanfaatan profesi ini. Tahun 2016 ditargetkan tersusun 2pedoman/juklak/juknis. Namun demikian secara keseluruhan tahun 2016 ini PUSAKA telah menghasilkan 4 kebijakan dari Proses Penyusunan Kebijakan Teknis JFAK sebagai berikut:

(22)

19

1. Peraturan Kepala LAN :

a) Perka LAN Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kualitas Hasil Kegiatan Analis Kebijakan

b) Perka LAN Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Uji Kompetensi JFAK

2. Petunjuk Pelaksanaan / Petunjuk Teknis : a) Juklak Seleksi Uji Kompetensi JFAK

b) Juknis Wawawancara Seleksi Uji Kompetensi JFAK

Dengan demikian untuk Indikator Jumlah Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang berkualitas diberikan nilai persentase capaian kinerja maksimal 120 % karena nilainya yang jauh melebihi 100%. Salah satu yang melatarbelakangi tingginya capaian ini adalah adanya kebutuhan yang mendesak akan kebijakan teknis di bidang pembinaan AK yang perlu segera dipenuhi dalam perjalanan tahun 2016.

Perkembangan kinerja tersusunnya Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas dalam kurun 2014-2016 dapat dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Jumlah Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas (Tahun 2014-2016)

Indikator Kinerja Tahun

2014 2015 2016

Tersusunnya Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas

6 kebijakan / pedoman / juklak/ juknis 4 kebijakan / pedoman / juklak/ juknis 1 paket Modul Pelatihan AK 4 kebijakan / pedoman / juklak/ juknis

Dari sisi outcome, kebijakan teknis JFAK dapat dimanfaatkan oleh para

(23)

20

kebijakan, dan peserta pelatihan Analis Kebijakan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya permintaan K/L/D dan banyaknya stakeholders yang mengunduh melalui media sosial atau website PUSAKA.

Tabel dibawah menunjukkan jumlah stakeholders yang mengunduh media sosial atau website PUSAKA.

Tabel 3.5

Statistik Download File Melalui Website PUSAKA

No Produk Tahun

2014 2015 2016 1 Peraturan Bersama Kepala BKN dan

Kepala LAN No 16 Tahun 2014

- - 8 2 Permenpan 45 tahun 2013 - - 3 3 Perkalan No 31 Tahun 2014 - - 24 4 Perkalan No 32 Tahun 2014 - - 19 5 Perkalan No 33 Tahun 2014 - - 14 6 Perkalan No 27 Tahun 2015 - - 38 7 Perkalan No 33 Tahun 2015 - - 50

8 Modul Pelatihan CAK - - 42

9 Presentasi Pemanfaatan AK - - 6

10 Sambutan Kepala LAN 9 September 2016 saat launching AAKI

- - 4

11 Presentasi KM 8.7 - - 47

12 Presentasi Utilisasi AK - - 5

13 Presentasi 9 September 2016 - - 3

15 Bahan Draf KTI - - 1

16 Buku Petunjuk Wawancara - - 10

17 Bahan Loknas JFAK 2016 - - 31

Total Download 0 0 305

E. Penyelenggaraan Evaluasi dan Monitoring Analis Kebijakan yang Berkualitas (Utilisasi Jabatan Analis Kebijakan)

Ditinjau dari kinerja Input berupa penyerapan anggaran dari kegiatan Penyelenggaraan Evaluasi dan Monitoring Analis Kebijakan yang Berkualitas (Utilisasi Jabatan Analis Kebijakan), kinerja yang dicapai sebesar 97,58%. Adapun dari segi proses secara umum pelaksanaan kegiatan ini tidak menemui permasalahan yang berarti, baik dari sisi administratif maupun substantif.

(24)

21

Penyusunan instrumen kemanfaatan (utilisasi AK) melibatkan akademisi dari perguruan tinggi UGM,Yogyakarta dan telah mendapatkan masukan dari para akademisi tersebut. Mini survey kemanfaatan Analis Kebijakan ini dilakukan terhadap pemangku Analis Kebijakan, atasan langsung dan pengelola kepegawaian.

Output dapat dicapai sesuai dengan target yang direncanakan berupa

laporan substansi kegiatan utilisasi Analis Kebijakan maupun laporan administratif penyelenggaraan evaluasi dan monitoring AK yang berkualitas. Sehingga untuk indikator Kinerja Jumlah informasi kemanfaatan (utilisasi) analis kebijakan pada K/L/Pemda persentase capaian kinerjanya 100%, dibandingkan dengan target yang diharapkan. Keberhasilan capaian ini didukung oleh kesedian para key informan di K/L/D dan keberadaan network yang baik dengan para analis kebijakan sehingga pengumpulan data dapat dilakukan dengan baik. Perbandingan capaian kegiatan ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena baru dilaksanakan pada tahun 2016.

Dari sisi outcome dengan kegiatan ini dapat disusun berjudul “Utopia Analis Kebijakan dalam Organisasi Pemerintah”, yang berisi rekomendasi kepada Menpan dan RB dan K/L/D untuk melakukan perbaikan kebijakan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan pemberdayaan Analis Kebijakan di masing-masing K/L/D.

F. Pelaksanaan Konsultasi, Sosialisasi dan Asistensi di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas.

Bila ditinjau dari keberhasilan kinerja Input, capaian kinerja penyerapan anggaran dari kegiatan Pelaksanaan Konsultasi, Sosialisasi dan Asistensi di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas sebesar 99,51%. Dan jika dilihat dari segi proses, secara umum, pelaksanaan kegiatan ini tidak menemui permasalahan yang berarti, baik dari sisi administratif maupun substantif.

Output yang dicapai melebihi target yang semula direncanakan hanya

(25)

22

wilayah, yaitu wilayah Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Oleh Karena itu capaian Indikator Kinerja Jumlah sosialisasi diberikan nilai persentase capaian kinerja maksimal 120 % karena nilainya yang jauh melebihi 100%. Keberhasilan capaian ini dilatarbelakangi oleh adanya permintaan dari daerah untuk pelaksanaan sosialisasi JFAK.

Selain itu terdapat sejumlah kegiatan konsultasi/advokasi/asistensi. Pada tahun 2016, terdapat 8 (delapan) instansi pusat baik Kementerian/ Lembaga yaitu Kemenaker, Kementerian ESDM, BKF, LSN, Pushaka-Kemenkeu Kemenko.Pemb. Manusia dan Kebudayaan, Kemenko.Perekonomian da Kemenkumham yang telah dilakukan advokasi berbagai kebijakan oleh PUSAKA. Adapun untuk kegiatan konsultasi/asistensi dilakukan dengan menerima kunjungan dari berbagai instansi K/L/Pemda dengan memberikan berbagai penjelasan dan tanya jawab mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan JFAK. Pada tahun 2016 tercatat telah dilakukan 50 Advokasi/Konsultasi/Asistensi. Oleh Karena itu capaian Indikator Kinerja Jumlah Sosialisasi/Advokasi/Konsultasi/Asistensi diberikan nilai persentase capaian kinerja maksimal 120 % karena nilainya yang jauh melebihi 100%.

Hasil Penyelenggaraan Sosialisasi Pedoman Teknis JFAK

1. Tersosialisasikannya kebijakan teknis tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan profesi Analis Kebijakan pada semua instansi pemerintah.

2. Notulensi/ laporan Sosialisasi;

3. Hasil kuesioner evaluasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi; 4. Jumlah peserta sosialisasi yaitu:

a. Pemda. Provinsi Bali: 70 orang b. Pemda. Provinsi Lampung: 83 orang

c. Pemda. Provinsi Sumatera Selatan: 88 orang d. Pemda. Provinsi Sulawesi Utara: 52 orang e. Pemda. Provinsi Jawa Timur: 81 orang 5. Buku Kumpulan Kebijakan Teknis JFAK

(26)

23

Dari sisi outcome, yaitu adanya pemahaman peserta sosialisasi terhadap kebijakan teknis yang berkaitan dengan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan. Lebih dari itu, diharapkan juga dengan tersosialisasikannya kebijakan teknis tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan profesi Analis Kebijakan pada semua instansi pemerintah. Dengan adanya pemahaman dan acuan tersebut, mendorong bertambahnya jumlah calon Analis Kebijakan yang diusulkan oleh K/L/Pemerintah Daerah.

Untuk mendukung sasaran terlaksananya Sosialisasi, Konsultasi, Advokasi, dan Asistensi di Bidang Analis Kebijakan yang profesional, PUSAKA juga memanfaatkan teknologi informasi melalui media online PUSAKA. Upaya tersebut dimaksudkan agar jangkauan sosialisasi JFAK dapat dilaksanakan secara lebih luas. Untuk itu PUSAKA telah mengembangkan media online, dan berbagai materi sosialisasi telah dilakukan dengan media tersebut. Tahun 2016 ditargetkan 1 kegiatan maintaining dan developing. Adapun hasil yang telah tercapai sebanyak 2 kegiatan maintaining dan developing, yakni website PUSAKA dan social media. Untuk itu capaian Indikator Kinerja media online PUSAKA diberikan nilai persentase capaian kinerja maksimal 120 % karena nilainya yang jauh melebihi 100%. Keberhasilan capaian ini antara lain didukung oleh adanya SDM yang mampu mengembangkan media online dan mau belajar meningkatkan kapasitasnya dalam mengelola media online.

G. Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi yang Handal, Mudah dan Cepat.

Bila ditinjau dari keberhasilan kinerja input, kegiatan ini tidak termasuk dalam rencana anggaran dan menjadi kegiatan rutin. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya PUSAKA untuk meningkatkan pelayanan dalam pembinaan JFAK yang semakin mudah dan cepat sekaligus mendukung reformasi birokrasi LAN dalam area pelayanan publik dan perbaikan tata laksana, dan akuntabilitas. Dilihat dari segi proses kegiatan pengembangan sistem informasi ini memerlukan komitmen internal untuk secara kontinyu dilakukan penyempurnaan secara bertahap dan berkelanjutan. Sistem ini

(27)

24

digunakan untuk keperluan kemudahan pelayanan dan untuk mengakses data dan informasi yang dibutuhkan dalam pembinaan JFAK.

Output dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan yaitu sebuah

kegiatan Upgrading system. Sistem Informasi Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dengan alamat www.jfak.lan.go.id, website pusaka dengan alamat www.pusaka.lan.go.id, secara berkelanjutan dilakukan pengembangan sistem dari proses seleksi calon AK sampai dengan sistem pengusulan angka kredit JFAK. Oleh karena itu target 1 kegiatan upgrading sistem tercapai 100% . Keberhasilan capaian ini dikarenakan adanya inovasi yang dikembangkan oleh PUSAKA untuk melakukan perbaikan pelayanan dengan mengembangkan sistem informasi JFAK. Untuk pelaksanaan kegiatan ini PUSAKA juga mendapatkan bantuan dari SDM IT LAN. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi JFAK akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas PUSAKA, memberikan pelayanan dan mendukung Reformasi Birokrasi LAN. Dari sisi outcome sistem ini dapat digunakan juga sebagai sarana untuk sharing knowledge dalam memanfaatkan informasi.

H. SDM yang Profesional dalam Melakukan Pembinaan JFAK

Bila ditinjau dari keberhasilan kinerja input, kegiatan ini tidak termasuk dalam rencana anggaran dan menjadi kegiatan rutin. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya PUSAKA untuk meningkatkan kapasitas SDM PUSAKA serta reformasi birokrasi, khususnya dalam Sumber Daya Manusia dan Budaya Kerja.

Dilihat dari segi proses kegiatan ini lebih banyak memberikan pengembangan internal SDM PUSAKA melalui berbagai keterlibatan kegiatan. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk membekali kompetensi teknis seperti penulisan studi kasus, cerita perubahan, penulisan opini, pelatihan cascading, pelatihan media on line, pelatihan evaluasi pasca diklat. PUSAKA juga mempunyai kegiatan OASIS (Optimizing Action For Strengthening Source

of PUSAKA). Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam OASIS PUSAKA meliputi physical activity, visitasi edukatif, knowledge sharing, environment support.

Selain itu juga dilaksanakan berbagai bentuk team building, PUSAKA Time, PUSAKA Star dan environment support.

(28)

25

Output yang dicapai melebihi target yang telah ditentukan, sehingga

menjadikan kegiatan ini menghasilkan manfaat yang lebih baik. Tahun 2016 ditargetkan terdapat 3 kegiatan penguatan resource PUSAKA. Adapun capaian kinerja yang dihasilkan adalah sebanyak 11 kegiatan. Dengan demikian capaian indikator kinerja Jumlah kegiatan penguatan resource PUSAKA diberikan nilai persentase capaian kinerja maksimal 120 % karena nilainya yang jauh melebihi 100%. Kinerja tahun ini belum dapat dibandingkan dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya karena secara rutin baru dilaksanakan pada tahun 2016.

Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya profesionalisme di

dalam melakukan tugas dan fungsi memberikan pelayanan kepada stakeholder. Kegiatan ini merupakan bentuk perubahan PUSAKA berkontribusi positif bagi pelaksanaan Reformasi Birokrasi LAN, khususnya pada area SDM aparatur dan perbaikan budaya kerja.

3.1.3. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan tahun sebelumnya

Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan tahun sebelumnya

No Indikator

Kinerja

Target Kinerja Realisasi Kinerja

2014 2015 2016 2014 2015 2016 1 Jumlah Analis Kebijakan 40 pejabat fungsional analis kebijakan 40 pejabat fungsional analis kebijakan 40 pejabat fungsional analis kebijakan 59 pejabat fungsional analis kebijakan 29 pejabat fungsional analis kebijakan 2 Persentase Pengembangan Kompetensi Analis Kebijakan -- -- Terbentuk nya organisasi Profesi Analis Kebijakan 50% AK menjadi anggota Organisasi Profesi AK -- Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) 120% AK menjadi anggota Organisasi Profesi AK Jumlah E-Production for Knowledge Management -- -- 1 Desain Repository Knowledge Manage- ment -- -- 1 Desain Repository Knowledge Manage-ment Video Inovasi • KM 8.7

(29)

26

• Oasis • Pusaka anti Korupsi • Highlight Kegiatan Pusaka 2014-2016 3 Indeks Kualitas Kebijakan di Indonesia -- -- 1 instrument -- -- 1 instrument 4 Tersusunnya Kebijakan Teknis di Bidang Pembinaan Analis Kebijakan yang Berkualitas 2 kebijakan/ pedoman/ juklak/ juknis 3 kebijakan/ pedoman/ juklak/ juknis 2 kebijakan/ pedoman/ juklak/ juknis 6 kebijakan/ pedoman/ juklak/ juknis 4 kebijakan/ pedoman/ juklak/ juknis 1 paket Modul Pelatihan AK 4 kebijakan/ pedoman/ juklak/ juknis 5 Jumlah informasi kemanfaatan (utilisasi) AK pada K/L/D -- -- 1 laporan -- -- 1 Laporan 6 Jumlah Sosialisasi, Konsultasi, Advokasi dan Asistensi di bidang Analis Kebijakan yang Profesional -- 1 instansi pusat, 2 wilayah/ daerah 3 kali sosialisasi 30 kali advokasi -- 4 lokus: Aceh, Banjar-masin, Bandung dan Banten 10 kali advokasi JFAK di K/L/D 5 kali sosialisasi 50 kali advokasi Media Online PUSAKA -- -- 1 kegiatan -- -- 2 kegiatan 7 Sistem Informasi yang Handal, Mudah dan Cepat -- -- 1 kegiatan Upgrading system (utilisasi) -- -- 1 kegiatan Upgrading system (utilisasi) 8 Jumlah Kegiatan Penguatan Resources PUSAKA -- -- 3 kegiatan -- -- 11 kegiatan

(30)

27

3.1.4. Kerjasama dengan Berbagai Mitra

Pusaka juga memiliki jaringan kerja yang luas terutama dengan Kementerian, Lembaga dan Daerah serta beberapa lembaga donor yang berkerja sama dengan PUSAKA seperti KSI (Knowledge Sector Initiative), AIPEG (Australia Indonesia

Partnership for Economic Governance) dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

dan Fungsional. Beberapa kegiatan kerjasama PUSAKA dengan pihak luar diantaranya:

Tabel 3.7 Kerjasama dengan Berbagai Mitra

No Judul Kegiatan Nara Sumber Keterangan

I Knowledge Sector Initiative (KSI)

1. Launching Knowledge Management (KM) 8.7 (23 Mei 2016)

2. Penyelenggaraan Focus Group Discussion : Peran dan Pengembangan JFAK (9 Juni 2016)

3. Talkshow Komunikasi dalam Kebijakan Publik dan Launching Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia

(9 September 2016) 4. Talkhow “Peran Perempuan

dalam Kebijakan Publik di Indonesia” dan Pelantikan anggota pengurus AAKI (21 Desember 2016) 5. Penulisan Cerita Perubahan

“Tumbuhnya Kultur Berbagi Pengetahuan di LAN” 6. Knowledge Sharing “Building

Competence of Goverment Policy Analyst di Bangkok – Thailand” Sharief Natanegara 1. Eko Prasodjo 2. Anwar Sanusi 1. Gretta Nabbs-Keller 2. H. Mochamad Anton 3. Raden Pardede

4. Dr. Muhammad Taufiq, DEA 1. Prof. Dewi Fortuna Anwar,

MA

2. Sri Hadiati Wara Kustriani, SH., MBA

3. DR. Sri Budi Eko Wardani 4. dr. Cellica Nurrachdiana

Perguruan Tinggi di Bangkok

-- -- Moderator : Desi Anwar Moderator : Donna Agnesia

II Australia Indonesia Partnership for

Economic Governance (AIPEG) Penyelenggaraan Pelatihan Penulisan Studi Kasus (Case Study Writing)

(4 April - 15 November 2016)

-- Delapan (8) case

study yang dihasilkan.

(31)

28

III Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Teknis dan Fungsional

Penyelenggaraan Pelatihan Calon Analis Kebijakan (CAK)

-- Peserta CAK

Tahun 2016 berjumlah 29 orang.

3.2. Realisasi Anggaran

Bagian ini memuat evaluasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Pusat Pembinaan Analis Kebijakan Tahun 2016 yang menggunakan sumber-sumber pembiayaan APBN.

Pagu awal anggaran yang dialokasikan dalam kegiatan pembinaan Analis Kebijakan Tahun 2016, adalah sebesar Rp. 1 650 000 000,- (Satu milliar enam ratus lima puluh juta tujuh rupiah). Namun dalam pertengahan tahun pelaksanaan kegiatan terdapat optimalisasi anggaran I menjadi Rp. 1.532.520.000,- dan terakhir dilakukan optimalisasi II untuk penghematan anggaran belanja, maka pagu kegiatan tahun 2016 menjadi Rp. 1.505.876.000 (Satu milliar lima ratus lima juta delapan ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) yang bersumber dari APBN.

Informasi dari Kementerian Keuangan tentang perkiraan alokasi Penghematan/Pemotongan Anggaran Belanja tersebut kemudian ditindaklanjuti pelaksanaannya dengan nota dinas Sestama No. 138/S.1/PEP.04.3 pada tanggal 17 Mei 2016 dan Nota dinas N0. 242/S.1/PEP.04.3 tanggal 9 Agustus 2016 perihal Optimalisasi Anggaran Tahun 2016.

Penggunaan anggaran yang harus dipertanggungjawabkan Pusat Pembinaan Analis Kebijakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatannya, dapat dilihat pada tabel berikut:

(32)

29

Tabel 3.8 Realisasi Anggaran

Tahun 2016

NO PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN (dalam rupiah) %

PAGU REALISASI

1. Program Pengkajian

Administrasi Negara dan Diklat Aparatur Negara

Penyelenggaraan Uji

Kompetensi Analis Kebijakan 124.619.000,- 123.930.500,- 99,45

2. Fasilitasi Organisasi Profesi

Analis Kebijakan 348.925.000,- 341.282.100,- 97,81

3. Penyusunan Kebijakan

Teknis JFAK 461.486.000,- 446.760.301,- 96,81

4. Utilisasi JFAK 255.145.000,- 248.958.000,- 97,58

5. Sosialisasi Pedoman Teknis

JFAK 315.701.000,- 314.162.214,- 99,51

Jumlah total : 1.505.876.000,- 1.475.093.115,- 97,96 Anggaran yang tersedia untuk kegiatan Pembinaan Analis Kebijakan sebesar Rp. 1.505.876.000 (Satu milliar lima ratus lima juta delapan ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) terealisasi penggunaan anggaran sebesar Rp. 1.475.093.115 (Satu milliar empat ratus tujuh puluh lima juta sembilan puluh tiga ribu seratus lima belas rupiah) sekitar 97,96 % capaian kinerja keuangan berdasarkan realisasi.

(33)

30

BAB IV

PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Beberapa catatan terkait dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Pembinaan Analis Kebijakan (LAPORAN KINERJA PUSAKA) Tahun 2016 antara lain:

a. Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh PUSAKA pada dasarnya telah sejalan dengan sasaran sebagaimana dalam Rencana Strategis Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan yang dijabarkan dari sasaran dalam Rencana Strategis LAN 2015-2019.

b. Prosentase penggunaan anggaran PUSAKA mencapai 97,96% dari anggaran yang direncanakan. Tidak ada masalah substansial yang menghambat penyerapan anggaran dan output yang dihasilkan dari seluruh kegiatan PUSAKA tetap tercapai sesuai dengan yang direncanakan.

c. Proses seleksi JFAK tahun 2016 masih didominasi oleh peserta dari instansi pusat. Minat menjadi pemangku JFAK sangat banyak, beberapa hal yang menjadi kendala adalah belum terealisasinya tunjangan fungsional Analis Kebijakan yang sampai saat ini belum terwujud.

d. LAN melalui PUSAKA masih terus berupaya agar tunjangan fungsional Analis Kebijakan dapat segera ditetapkan sesuai dengan grading yang diajukan oleh LAN selaku instansi pembina JFAK. Belum ditetapkannya tunjangan fungsional oleh Menteri PAN & RB hingga akhir tahun 2016 menjadi salah satu pekerjaan rumah PUSAKA yang masih perlu diselesaikan tahun 2017. Upaya-upaya yang dilakukan oleh PUSAKA untuk mempercepat proses tunjangan dengan melakukan advokasi kepada stakeholder terkait yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

4.2. Langkah-langkah Strategis Masa Datang

Dalam upaya mengembangkan kinerja organisasi sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Renstra PUSAKA 2015-2019 dan Strategi Penguatan Kapasitas PUSAKA, PUSAKA memiliki beberapa langkah strategis yang menjadi prioritas program PUSAKA dalam pembinaan JFAK di masa datang yaitu :

(34)

31

1) Penguatan dan Pemanfaatan Resources PUSAKA

Program ini berupaya untuk membangun pondasi internal PUSAKA agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal dalam pembinaan JFAK. Sasaran utama program ini adalah penguatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) PUSAKA dan peningkatan ketersediaan sarana prasarana pendukung PUSAKA. 2) Pengembangan Kebijakan dan Pedoman yang Berkualitas

Program ini dimaksudkan untuk memberikan referensi utama bagi para

stakeholder, terutama para Analis Kebijakan agar dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik. Melalui program ini PUSAKA berupaya melakukan penyelesaian berbagai kebijakan dan pedoman pelaksanaan JFAK yang menjadi dasar hukum pembinaan JFAK. Selain itu, PUSAKA juga berupaya mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka optimalisasi pembinaan JFAK. Beberapa pedoman yang masih dalam proses penyusunan antara lain pedoman tata kerja dan tata cara tim penilaian angka kredit jabatan fungsional analis kebijakan dan pedoman penulisan KTI bagi Analis Kebijakan.

3) Penguatan Sistem Informasi JFAK

Upaya optimalisasi pembinaan JFAK juga perlu diintegrasikan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar proses kerja yang dilakukan PUSAKA dapat berjalan dengan lebih akuntabel, profesional, dan efisien. Pengembangan sistem informasi informasi JFAK dapat digunakan sebagai pusat informasi dan layanan terkait JFAK (bagi Kementerian, Lembaga, Pemerintah Kota dan Daerah) sekaligus wujud transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik PUSAKA. Ketersediaan sistem informasi JFAK yang kredibel akan memudahkan PUSAKA dalam mengelola informasi JFAK dan melakukan mapping utilisasi AK.

4) E-Production for Knowledge Management

Program ini diarahkan pada upaya peningkatan transparansi dan kemudahan pelayanan kepada stakeholder PUSAKA sehingga stakeholder lebih mudah memperoleh berbagai informasi terkait JFAK baik seleksi dan pengembangan maupun, evaluasi dan pemantauan JFAK.

5) Pengembangan Network PUSAKA

Program ini berupaya memperkuat peran PUSAKA dan Analis Kebijakan melalui Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) dan pengembangan jejaring kerja

(35)

32

PUSAKA dengan stakeholder seperti Kementerian/Lembaga/ Pemda/donor yang terkait dengan pembinaan JFAK, baik terkait secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa lembaga donor yang ampai saat ini menjadi mitra PUSAKA dalam kegiatan pembinaan JFAK antara lain Knowledge Sector Initiative (KSI) dan AIPEG.

(36)

Gambar

Tabel 3.1  Target dan realisasi kinerja tahun 2016
Tabel 3.2 Uji Kompetensi Analis Kebijakan  Dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2016
Tabel 3.3 Perbandingan Uji Kompetensi JFAK               pada Tahun 2014 s.d 2016
Tabel  dibawah  menunjukkan  jumlah  stakeholders  yang  mengunduh  media sosial atau website PUSAKA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Proses menghafal Al Qur’an yang berlangsung di MI NU 43 Wonorejo Kaliwungu Kendal menunjukkan bahwa pembelajaran ditempat tersebut masih kurang efektif, karena kurangnya

Dampak negatif dari perkembangan jaman pada wanita adalah tekanan yang semakin terasa berat dalam diri wanita masa kini dibandingkan dengan generasi sebelumnya, sehingga tidak jarang

dapat berupa strategi-strategi kehidupan untuk pengelolaan alam semesta dan menjaga keseimbangan ekologis terhadap berbagai bencana dan kendala yang ditimbulkan dari alam

Kontrak kinerja tersebut berisi target capaian UKM UNAIR pada tahun dasar 2016 ke tahun 2017, yang terdiri dari banyaknya keterlibatan UKM sebagai penyelenggara kegiatan,

kepemilikan tanah adalah produk untuk membantu memenuhi kebutuhan kepemilikan tanah kapling. Yang mana besaran margin yang ditetapkan yakni 1,5% hingga 1,6% tergantung

Itu artinya gerak Jogei dalam tari Kondan ini hanya bersifat menghibur yang mana para penari hanya merasa senang telah merayakan keberhasilan dalam penghasilan panen

[r]

Pengujian dilakukan dengan cara sampel ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dilarutkan dengan etanol 96%, kemudian ditotolkan pada lempeng KLT dengan