• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Diskripsi Sekolah

SD Negeri Bringin 01 berada di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan rumah penduduk dan lokasinya tempat berada di pinggir jalan raya. SDN Bringin 01 mempunyai 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 12 ruang kelas, 1 ruang UKS, 1 ruang kepala sekolah, 4 ruang WC siswa, 2 ruang WC guru, 1 ruang computer, 1 ruang perpustakaan, dan lapangan sekolah yang cukup luas.

Jumlah peserta didik dari kelas 1 sampai kelas 6 sebanyak 264 siswa. Ruang kelas sudah baik, dengan penerangan yang cukup dan ventilasi yang cukup. Di ruang kelas tertempel foto pahlawan dan hasil karya siswa yang bermacam- macam sehingga ruangan kelas menjadi menarik dan tidak membosankan bila dipandang.

Fasilitas di SDN Bringin 01 sudah cukup memadai, terdapat lebih dari 5 komputer yang digunakan di ruang kepala sekolah, perpustakaan, kantor guru, dan yang lain di tempat kan di perpustakaan. Alat peraga yang dimiliki juga cukup lengkap dengan adanya KIT alat peraga. Buku-buku yang ada di sekolah ini, khususnya di perpustakaan juga cukup lengkap.

SDN Bringin 01 mempunyai tenaga pengajar yang cukup dengan 17 guru PNS dan 4 orang wiyata bakti, yaitu guru PAI, guru bahasa inggris , guru komputer dan guru agama Kristen.

4.1.2 Kondisi Awal Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Bringin 01 dengan jumlah siswa 27 anak terdiri dari 13 laki- laki dan 14 perempuan. Berdasarkan data yang

(2)

telah diperoleh, peneliti menemukan permasalahan bahwa hasil belajar siswa kelas IV terhadap mata pelajaran IPA rendah. Berikut ini tabel ketuntasan IPA pra siklus pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Tabel Ketuntasan Hasil belajar IPA Pra Siklus Materi Gaya

No Ketuntasan Jumlah Persentase (%)

1 Tuntas ≥65 11 40,74

2 Belum Tuntas ≤65 16 59,26

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas mencapai 11 siswa (40,74%) dari jumlah siswa sedangkan yang belum tuntas 16 anak (59,62%). Untuk melihat perbandingan ketuntasan hasil belajar ini dengan lebih jelas, maka data tabel 4.1 dapat dilihat dalam diagram 4.1 di bawah ini.

Diagram 4.1

Diagram Batang Ketuntasan Hasil belajar IPA Pra Siklus Materi Gaya

11 16 0 5 10 15 20

(3)

4.1.3 Validitas Tes

Sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II, soal yang akan diberikan kepada siswa kelas V SDN Bringin 01 diujikan siswa kelas V SDN Bringin 01. Hal ini dikarenakan soal yang akan diberikan haruslah diuji terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitasnya.

Setelah uji coba soal dilakukan dan dianalisi, maka didapatkan hasil validitas soal yang tersebut dapat dilihat tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas

Item Soal Valid Tidak valid

Siklus I 1, 2, 3, 4 ,5, 6, 7 ,8 ,9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 1, 2, 3, 8, 9, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13 , 14 Siklus II 1, 2, 3, 4 ,5, 6, 7 ,8 ,9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 2, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 17, 18, 19, 20 1, 3, 4, 5, 6, 11, 14, 15, 16

Dengan melihat tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pada siklus I dari 20 soal yang diuji cobakan terdapat 12 soal yang valid dan 8 tidak valid. Sedangkan pada siklus II dari 20 soal terdapat 11 soal yang valid dan 9 soal tidak valid.

4.1.4 Realibilitas Tes

Selain dilakukan uji validitas soal juga dilakukan uji reliabilitas soal tes. Realibilitas untuk siklus I dan II bias ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Realibilitas Soal

Reliabilitas Croncbach’s Alpha N of items

Siklus I .809 12

(4)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa realibilitas soal tersebut adalah pada siklus I baik dan pada siklus II dapat diterima.

4.1.5 Tingkat Kesukaran Soal

Setelah dilakukan uji validitas dan realibilitas, maka langkah berikutnya adalah memilih dan menyusun soal yang akan digunakan untuk tes formatif yang akan dilaksanakan di kelas IV SDN Bringin 01. Dalam menyusun soal formatif ini peneliti hanya akan memberikan 10 soal saja karena materi yang dipelajari cukup sulit. Dalam menentukan soal yang akan digunakan, pada siklus I terdapat 5 soal mudah dan 5 soal soal sedang dan pada siklus II terdapat 4 soal mudah, 5 soal sedang, dan 1 soal sukar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Tingkat Kesukaran Soal

Analisis Soal Soal Mudah Soal Sedang Soal Sukar Siklus I 1, 2, 3, 5, 7 4, 6, 8, 9, 10 -

Siklus II 1, 4, 5, 8 2, 3, 6, 7, 9 10

4.2 SIKLUS I

Siklus I terdiri dari 2x pertemuan (2x35 Menit). Materi yang diberikan adalah : energi panas dan bunyi. Waktu pelaksanaan siklus I tanggal 22 dan 26 Maret 2013 di SD Negeri Bringin 01, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Setelah diperoleh informasi pada tahap pra siklus, maka melakukan diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri Bringin 01 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan pertama, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang dalam pembelajaran, diantaranya: materi

(5)

pembelajaran dalam RPP, lembar evaluasi, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan pertama tanggal 22 Maret 2014. Guru memberi penjelasan tentang materi energi panas, kemudian siswa dibentuk 4 kelompok dan dipilih satu ketua kelompok pada masing- masing kelompok. Guru memanggil ketua kelompok untuk maju mengambil sub materi tentang energi panas dan media realia yang dibutuhkan untuk membantu siswa menemukan makna dari sub materi tersebut. Guru juga memberikan LKS yang akan didiskusikan siswa per kelompok, guru mendampingi siswa dalam kelompok tersebut untuk membimbing siswa dalam melakukan kegiatan per kelompok, setelah selesai masing- masing kelompok melaporkan hasilnya di depan kelas, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya tentang hal- hal yang belum jelas, untuk menanggapainya dengan tanya jawab yang dipandu oleh guru. Pembelajaran siklus I tanggal 22 Maret 2014 diakhiri dengan penguatan hasil kerja siswa yang sudah benar.

Pada pertemuan pertama tanggal 26 Maret 2014. Guru mengulas kembali materi sebelumnya, kemudian guru memberi penjelasan tentang materi energi bunyi, kemudian siswa dibentuk 4 kelompok dan dipilih satu ketua kelompok pada masing- masing kelompok. Guru memanggil ketua kelompok untuk maju mengambil sub materi tentang energi panas dan media realia yang dibutuhkan untuk membantu siswa menemukan makna dari sub materi tersebut. Guru juga memberikan LKS yang akan didiskusikan siswa per kelompok, guru mendampingi siswa dalam kelompok tersebut untuk membimbing siswa dalam melakukan kegiatan per kelompok, setelah selesai masing- masing kelompok melaporkan hasilnya di depan kelas, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, untuk menanggapainya dengan tanya jawab yang

(6)

dipandu oleh guru. Pembelajaran siklus I tanggal 26 maret 2014 diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi secara individu dan penguatan dan hadiah kepada kelompok yang selama proses pembelajaran pada tanggal 22 dan 26 Maret pada siklus I sebagai kelompok yang terbaik.

c. Hasil Tindakan

1) Penilaian Praktik Belajar

Untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan menggunakan media realia dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan, digunakan lembar observasi praktik pembelajaran. Peneliti meminta bantuan Ibu Kristin Sumaryani S.Pd.SD sebagai observer. Hal- hal yang diobservasi adalah kegiatan prakttik pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa secara klasikal selama proses pembelajaran berlangsung.

Hal yang diamati dalam observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah seluruh kegiatan pembelajaran yang kegiatan awa l, inti, dan kegiatan akhir yang meliputi langkah- langkah dalam model GI dengan menggunakan media realia. Sedangkan dalam penilaian berupa skor 1 hingga 5 dimana skor 1 adalah jika guru tidak melakukan , skor 2 jika guru kurang melakukan hal tersebut, skor 3 jika guru cukup melakukan, skor 4 jika guru baik dalam melakukan dan skor 5 jika guru sangat baik dalam melakukan kegiatan itu.

Setelah melakukan observasi praktik pembelajaran pada siklus I maka didapatkan hasil pada siklus I pertemuan I hanya terdapat skor 3 dan 4. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat hal yang kurang maksimal. Untuk pertemuan ke dua walaupun belum terdapat skor 5 tetapi jumlah skor 4 sudah bertambah itu berarti yang dilakukan sudah membaik, meski telah mengalami kemajuan, masih ada beberapa aspek belum maksimal.

(7)

Sementara itu untuk observasi siswa, hal-hal yang diamati adalah aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran berlangsung. Skor penilaian yang digunakan adalah skor 1 hingga 5 dimana skor 1 berarti siswa tidak ada yang melakukan 2 skor hanya sebagian kecil yang melakukan skor 3 cukup skor 4 banyak yang melakukan skor 5 sangat banyak yang melakukan.

Setelah melakukan observasi siswa pada siklus I maka didapatkan hasil pada pertemuan pertama I terdapat skor nilai 2 sejumlah 2. Ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek aktifitas siswa yang kurang baik. Kemudian untuk pertemuan ke dua jumlah skor 2 sudah berkurang hal ini menunjukkan aktivitas siswa sudah membaik, meski telah mengalami kemajuan masih ada aspek yang kurang baik.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia pada siklus I adalah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya skor 3 dan 4 pada lembar observasi.

2) Hasi Belajar IPA

Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Bringin 01 didapat dengan menggunakan tes formatif diakhir siklus yaitu pada pertemuan ke dua. Dari hasil tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA, namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas KKM.

Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Bringin 01 pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Tabel Ketuntasan Belajar IPA Siklus I

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase(%)

Tuntas ≥65 21 77,78

Belum tuntas ≤65 6 22,22

(8)

Berdarkan tabel 4.5 di atas, diketahui jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa (77,78%) sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (22,22%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan di atas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indicator kinerja hasil belajar IPA yang peneliti tentukan belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus selanjutnya. Yaitu siklus II dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. selanjutnya, tabel 4.7 di atas dapat dinyatakan dalam diagram 4.2 sebagai berikut:

Diagram 4.2 Diagram batang

Ketuntasan Hasil Belajar IPASiklus I

d. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil tes formatif dan hasil observasi guru dan siswa yang dilakukan di siklus I, refleksi yang dilakukan ini sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indicator kinerja. Berdasarkan hasil hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut :

21 6 0 5 10 15 20 25

(9)

1) Penilaian Praktik pe mbelajaran

Berdasarkan hasil analisis data dari lembar observasi, dapat dilihat masih terdapat beberapa hal yang masih belum maksimal. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan guru masih kesulitan dalam pengalokasian waktu sehingga waktu tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan sisa masih belum terbiasa dalam bekerja di dalam kelompok sehingga masih banyak siswa yang belum terlibat dalam kerja kelompok dan siswa masih banyak mengobrol di luar materi pada saat kerja kelompok.

2) Hasil Belajar IPA

Dari tabel di atas yaitu tabel 4.5, dinyatakan bahwa pada siklus I hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Bringin 01 mengalami peningkatan dibanding hasil belajar pra siklus, ditandai dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 70,37 dari 59,26 pada pra siklus sedangkan persentase meningkat menjadi 77,78% dari 40,74% pada pra siklus.

Secara keseluruhan refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan-hambatan, sebagai berikut :

1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia belum bisa dilaksanakan secara maksimal oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran masih banyak siswa yang mengobrol sendri dengan temanya di luar materi dan bersendagurau dengan temanya.

2) Penerapan alokasi waktu yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dikarenakan dalam berkelompok siswa cenderung kurang disiplin.

Berdasarkan hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I maka peneliti mengadakan analisis dan berkonsultasi dengan guru IPA kelas IV tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah berlangsung hingga di dapat solusi sebagai berikut:

(10)

1) Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru harus lebih mengarahkan siswa dan selalu membimbing siswa dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Guru juga harus lebih banyak memotivasi siswa agar mampu bekerja di dalam kelompok dan memanfaatkan kesempatan unuk bertanya bila menemui hal yang di anggap sulit.

2) Sebelum pelajaran dimulai guru sudah menyiapkan tempat duduk secara berkelompok dan memberikan dan menambahkan hadiah kepada kelompok yang terbaik yang diharapkan dapat memotivasi siswa untuk dapat bekerja secara serius di dalam kelompok.

4.3 Siklus II

Siklus II terdiri dari 2x pertemuan (2x35 Menit). Materi yang diberikan adalah : Membuat Suatu Karya/Model Untuk Menunjukkan Perubahan Energi. Waktu pelaksanaan siklus II tanggal 19 dan 23 April 2013 di SD Negeri Bringin 01, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Perencanaan

Setelah diperoleh informasi pada siklus I, maka Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri Bringin 01 setelah didapatkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti menyipakan mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan pertama, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang dalam pembelajaran, diantaranya: materi pembelajaran dan RPP, lembar evaluasi, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.

b) Pelaksanaan Tindakan

Siklus II terdiri dari 2x pertemuan 19 april 2014. Guru memberi penjelasan tentang materi yang berhubungan dengan materi membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi, kemudian siswa dibentuk 4 kelompok dan dijelaskan langkah- langkah kerjanya. Guru memberi LKS untuk

(11)

didiskusikan dan dikerjakan oleh masing- masing kelompok setelah selesai, masing- masing kelompok melaporkan hasilnya, guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya dengan tanya jawab yang dipandu oleh guru diakhiri dengan penguatan hasil kerja siswa yang sudah benar. Akhir pertemuan siswa diberi lembar tes untuk dikerjakan secara individu.

Pada pertemuan kedua tanggal 23 April 2014. Guru bersama siswa mengulas kembali tentang materi yang lalu, kemudian siswa dibentuk menjadi 4 kelompok . Guru membimbing jalanya diskusi dengan menggunakan media sebagai alat untuk mempermudah siswa untuk menjawab kesimpulan yang ada di LKS yang telah dibagikan. Kemudian setelah selesai mengerjakan LKS masing- masing kelompok melaporkan hasil diskusinya didepan kelas dan memberi kesempatan kelompok lain untuk bertanya hal- hal yang belum jelas yang dipandu oleh guru. Kemudian pertemuan ini diakhiri dengan penguatan kepada kelompok-kelompk yang sudah benar dan pemberian hadiah kepada kelompok yang paling disiplin dalam mengikuti ke giatan pembelajaran setelah itu dibagikan lembar soal untuk dikerjakan secara individu.

c) Hasil Tindakan

1) Penilaian Praktik Pe mbelajaran

Untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan menggunakan media realia dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan, digunakan lembar observasi praktik pembelajaran. Peneliti masih meminta bantuan Ibu Kristin Sumaryani S.Pd.SD sebagai observer. Hal-hal yang diobservasi juga masih kegiatan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa secara klasikal selama proses pembelajaran berlangsung.

Hal yang diamati dalam observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah seluruh kegiatan pembelajaran yang kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir yang meliputi langkah- langkah dalam model GI dengan menggunakan

(12)

media realia. Sedangkan dalam penilaian berupa skor 1 hingga 5 dimana skor 1 adalah jika guru tidak melakukan , skor 2 jika guru kurang melakukan hal tersebut, skor 3 jika guru cukup melakukan, skor 4 jika guru baik dalam melakukan dan skor 5 jika guru sangat baik dalam melakukan kegiatan itu.

Setelah melakukan observasi pada guru siklus II didapatkan hasil sudah terdapat skor 5 walaupun masih sedikit ini menunjukkan bahwa terdapat kemajuan dan dapat dikatakan cukup baik. Kemudian untuk pertemuan kedua sudah didominasi skor 4 dan 5 yang menandakan terjadinya kemajuan dibanding pertemuan pertama. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia yang dilakukan semakin baik dan terus mengalami kemajuan.

Sementara itu untuk observasi siswa, hal- hal yang diamati adalah aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran berlangsung. Skor penilaian yang digunakan adalah skor 1 hingga 5 dimana skor 1 berarti siswa tidak ada yang melakukan 2 skor hanya sebagian kecil yang melakukan skor 3 cukup skor 4 banyak yang melakukan skor 5 sangat banyak yang melakukan.

Setelah melakukan observasi aktivitas siswa pada siklus II maka didapatkan hasil pada pertemuan I sudah terdapat skor 5 dan didominasi skor 3 dan 4, hal ini menunjukkan bahwa terdapat kemajuan dibanding siklus I. sedangkan pada pertemuan kedua sudah didominasi oleh skor 4 dan skor 5 yang menandakan aktifitas siswa sudah cukup membaik dan terus mengalami kemajuan.

Berdasarkan hasil pengamatan dalam uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia pada siklus II sudah baik.

(13)

2) Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Bringin 01 diperoleh dengan mengadakan tes formatif diakhiri pada pertemuan ke II. Dari hasil tes itu dapat diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA, namun masih terdapat siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Tabel Ketuntasan Hasil belajar Siswa IPA Siklus II Skor Ketuntasan Jumlah

Siswa

Persentase (%)

Tuntas ≥ 65 25 92,6

Belum Tuntas ≤ 65 2 7,4

Jumlah 27 100

Berdasarkan hasil tabel 4.6 di atas, diketahui jumlah siswa yang tuntas 25 siswa (92,6%) sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (7,4%) . Selanjutnya tabel 4.9 di atas dapat dinyatakan dalam diagram 4.3 sebagai berikut :

Diagram 4.3

Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

25 2 0 5 10 15 20 25 30

(14)

a. Refleksi

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan pertemuan ke II, selanjutnya diadakan refleksi. Hasil refleksi diambil dari hasil tes formatif dan hasil observasi guru dan siswa yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan untuk perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh, maka diperoleh penjelasan sebagai berikut:

a) Penilain Praktik Pembelajaran

Hasil analasis data yang telah diperoleh dari lembar hasil observasi dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa guru mengalami kemajuan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia. Hal ini ditunjukkn dengan rata-rata yang meningkat dari setiap pertemuan. Sehingga dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh sudah baik.

b) Hasil Belajar IPA

Seperti yang dapat dilihat dari tabel 4.8 dan 4.9, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Bringin 01 mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus II, ditandai dengan dengan nilai rata-rata 75,92 dan persentase ketuntasan 92,6%. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM atau dinyatakan belum tuntas mengalami penurunan menjadi 7,4% yang didapat oleh 2 orang siswa dan niali terendah menjadi 40 dan tertinggi 90.

4.4 Hasil Analisis Data

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil belajar IPA siswa antar siklus. Peneliti membandingkan data yang diperoleh pada pra siklus, siklus I, dan siklus II yang didapat melalui tes. Hasil belajar IPA siswa kelas IV disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut:

(15)

Tabel 4.7

Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus

Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II

F P F P F P Tuntas 11 40,74 21 77,78 25 92,6 Belum Tuntas 16 59,26 6 22,22 2 7,4 Keterangan : F = Frekuensi P= Persentase (%)

Dari tabel 4.7 dapat diketahui adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas yang mendapat nilai di atas KKM pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah siswa yang tuntas yaitu 11 siswa pada pra siklus, meningkat menjadi 21 siswa pada sik lus I, dan terus meningkat menjadi 25 siswa pada siklus II, dari total jumlah 27 siswa.

Sedangkan persentasi ketuntasan juga mengalami peningkatan. Pada sebelum tindakan persentase ketuntasan hanya sebesar 40,74% , dan pada siklus I meningkat menjadi 77,78%, dan terus meningkat pada siklus II menjadi 92,6%. Hal ini membuktikan bahwa nilai rata-rata dan persentasi ketuntasan telah mencapai indicator kinerja yang telah peneliti tentukan sebelumnya. Ini membuktikan jika penerapa model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Bringin 01. Peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

(16)

Diagram 4.4

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus

4.5 Pembahasan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia siswa kelas IV SDN Bringin 01 Kecamatan Bringin Kabupaten semarang Tahun pelajaran 2013/2014.

Peningkatan tersebut dapat diketahui dari hasil lembar obser vasi siswa maupun hasil belajar siswa baik pada siklus I ataupun siklus II setelah model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia diterapkan pada mata pelajaran IPA.

Indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah dapat tercapai pada siklus II, yaitu nilai rata-rata hasil tes IPA mencapai 75,92 dan indicator kinerja yang ditentukan hanya sebesar 65. Selanjutnya, untuk persentase

11 21 25 16 6 2 0 5 10 15 20 25 30

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak tuntas

(17)

ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 92,6% , sementara indikator kinerja yang ditentukan untuk tingkat ketuntasan hanya sebesar 80% .

Meskipun ada hambatan utama yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan menggunakan media realia adalah siswa masih belum terbiasa dalam bekerja kelompok dan cenderung dimanfaatkan untuk bersendagurau. Namun, hal tersebut dapat diselesaikan dengan pengarahan dan bimbingan yang maksimal dari guru dan juga dengan memberikan hadiah kepada kelompok yang disiplin dengan demikian dapat memotivasi siswa untuk lebih serius dalam bekerja kelompok. Selain itu hambatan lainya adalah tentang alokasi waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan tapi hal ini juga dapat diselesaikan dalam siklus II.

Gambar

Tabel 4.2  Hasil Uji Validitas
Diagram 4.2   Diagram batang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem bilangan kompleks sering dijumpai bilangan kompleks sekawan (konjugat kompleks). Dua bilangan kompleks disebut sekawan apabila nilai realnya sama dan tanda

Pada era modern saat ini, perkembangan teknologi komputer saat ini sudah berkembang pesat dan sudah banyak instansi atau organisasi-organisasi pada perusahaan atau

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah banyak memberi petunjuk, bimbingan,

Sebagai indikator penyembuhan ikan lele dari penyakit kuning adalah konsentarsi bilirubin dalam serum darah, enzim transaminase dalam darah yaitu SGPT dan SGOT,

Siti : Penting, kalau kita udah ada hubungan, udah, maksudnya udah nikah, itu harus setia sama suami, jangan, sebanyak rejeki kita, itu doa suami, itu, kalau kita mengkhianati

Dalam penelitian ini dilakukan penyuluhan dengan ceramah dan pemberian booklet pada ibu yang mempunyai balita untuk memberikan pengetahuan tentang penyakit diare pada balita..

Hasil pengembangan buku ajar berbasis praktek mata kuliah tenis lapangan bagi mahasiswa prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP Budi Utomo Malang berada

Argu-men: Hukum agama adl kebenaran dlm Quran, yaitu wahyu Allah & kesempurnaan moral di satu pihak, & di pihak lain akal budi sbg sumber ketajaman