• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: ABDULLAH ERFAN SETIADI C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: ABDULLAH ERFAN SETIADI C"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONVERSI ILLEGAL TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Oleh:

ABDULLAH ERFAN SETIADI C100140219

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS KONVERSI ILLEGAL TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

ABSTRAK

Munculnya alih fungsi atau konversi illegal dapat mempengaruhi lingkungan hidup khususnya lingkungan persawahan. Lingkungan persawahan akan terganggu terhadap bangunan-bangunan yang berdiri di lingkungan persewahan, sawah akan banjir, gagal panen, pencemaran lingkungan persawahan. Jika lingkungan persawahan tidak subur dan tercemar maka akan berdampak pada hasil panen yang tidak baik. Sehingga akan menambah masalah baru yaitu kelangkaan beras dan harga beras menjadi melambung tinggi

Kata Kunci: pengaruh, alih fungsi atau konversi illegal,lingkungan hidup ABSTRACT

The emergence of illegal conversion or function can affect the environment, especially the paddy field environment. The environment of rice fields will be disrupted to the buildings that stand in the rice field environment, the fields will be flooded, crop failure, pollution of rice fields. If the rice field environment is infertile and polluted, it will have an adverse impact on unfavorable crop yields. So that will add new problem that is rice scarcity and rice price will be soar.

Keyword: impact, re-functioned or illegal conversion, living environment

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris, dimana 40% mata pencaharian mayoritas penduduknya bertani atau bercocok tanam. Sebagian besar daratan di Indonesia dilalui oleh sepertiga lautan dari luas keseluruhan wilayah negara Indonesia. Indonesia juga dilewati gugusan pegunungan serta masih banyak gunung-gunung yang aktif sehingga banyak tanah subur yang dapat ditanamai berbagai jenis tumbuhan terutama padi. Dan letak negara Indonesia berada di daerah yang beriklim tropis sehingga membuat proses pelapukan batuan yang terjadi di Indonesia terjadi secara sempurna yang membuat tanah menjadi subur.

Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makluk hidup khususnya manusia karena dari tanah kebutuhan pangan manusia dihasilkan, sumber kekuasaan, dan sumber kesejahteraan. Menyadari bahwa kedudukan tanah yang strategis, maka dalam politik hukum pertanahan Indonesia, negara berperan

(6)

2

sebagai satu-satunya organisasi kekuasan yang memiliki hak untuk mengatur peruntukan tanah tersebut. Terjadinya pertambahan penduduk dan perkembangan kegiatan ekonomi sehingga permintaan akan lahan atau tanah semakin meningkat. Dimana luas tanah atau lahan bersifat tetap

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, dan dengan luas daratan 1.922.570 Km². 1

Perkembangan kegiatan masyarakat yang membutuhkan lahan sebagai wadahnya meningkat dengan sangat cepat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya terjadi persaingan pemanfaatan lahan, terutama pada kawasan-kawasan yang telah berkembang dimana sediaan lahan relatif sangat terbatas. Pada penggunaan lahan pertanian meskipun lebih lestari kemampuannya dalam menjamin kehidupan petani, tetapi hanya dapat memberikan sedikit keuntungan materi atau finansial dibandingkan sektor industri, permukiman dan jasa lainnya, sehingga adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan lainnya tidak dapat dicegah.2

Pembangunan industri dilakukan dan mulai terus dikembangkan, guna untuk mendukung perekonomian negara. Laju pertumbuhan penduduk akan mendorong timbulnya aktivitas penduduk, dimana aktivitas tersebut akan melatar belakangi munculnya kebutuhan-kebutuhan dari penduduk tersebut. Kebutuhan penduduk salah satunya adalah kebutuhan pemukiman, sehingga akan menyebabkan kebutuhan lahan yang semakin besar. Adanya kebutuhan lahan yang semakin besar menyebabkan terjadinya pengalihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian, sehingga hal ini menjadi permasalahan yang serius bagi bangsa Indonesia.

Didalam UU No.41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan, dijelaskan bahwa Perlindungan lahan pertanian pangan merupakan       

1

 Handoko probo Setiawan ,Alih Fungsi (Konversi) lahan Pertanian ke Non Pertanian Kasus di

Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran kota Samarinda. ejurnal Sosiatri-sosiologi, volume

4, 2016:280-293, hal 281.  2

Merisa Kurniasari dan Putu Gde Ariastita, Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi

Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Vol. 3,

No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539, Hal 119  

(7)

3

bagian yang tidak terpisahkan dalam penataan ruang wilayah. Untuk itu, perlindungan lahan pertanian pangan perlu dilakukan dengan menetapkan kawasan-kawasan pertanian pangan yang perlu dilindungi. Kawasan pertanian pangan merupakan bagian dari penataan kawasan perdesaan pada wilayah kabupaten. Dalam kenyataannya lahan-lahan pertanian pangan berlokasi di wilayah kota juga perlu mendapat perlindungan. Perlindungan kawasan pertanian pangan dan lahan pertanian pangan meliputi perencanaan dan penetapan, pengembangan, penelitian, pemanfaatan dan pembinaan, pengendalian, pengawasan, pengembangan sistem informasi, perlindungan dan pemberdayaan petani, peran serta masyarakat, dan pembiayaan. tidak hanya berdampak pada berkurangnya lahan persawahan yang akan berdampak pada produktivitas beras yang menurun, tindakan alih fungsi atau konversi lahan dapat mempengaruhi lingkungan hidup.3

2. METODE

Kita ketahui Lingkungan Hidup merupakan suatu ruang yang ditempati atau dihuni mahluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup. Yang mana manusia hidup dibumi tidak sendirian, melainkan bersama mahluk lain, yaitu tumbuhan, hewan, jasad renik, benda tak hidup. Bahwa hewan dan tumbuhan bukanlah sekadar teman hidup yang hidup bersama secara pasif atau tidak memberikan manfaat terhadap manusia, melainkan manusia hidup itu terkait erat pada mereka tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup karena manusia butuh makan yang mana makanan tersebut dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, maka tumbuhan, hewan, jasad renik dan benda tak hidup, akan dapat melangsungkan kehidupannya karena mereka tidak tergantung pada manusia sedangkan benda tak hidup tetap ada atau tidak hilang.4

       3

Nur Isnaeni Ari Wardani, Pengendalian Konversi Lahan Sawah Menjadi Industri Dan

Perumahan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2013, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro, 2014,Hal 3  

4

 Otto soemarwoto,1994, ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta : Djambatan, hal.51. 

(8)

4

Bahwa alih fungsi atau konversi lahan di daerah lahan pertanian yang sudah ditetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan tidak boleh di alih fungsikan dengan tujuan untuk melindungi lahan persawahan dan berdampak pada memperlambat laju alih fungsi atau konversi lahan yang semakin cepat. Namun, kenyataannya hal tersebut memunculkan masalah baru yang munculnya alih fungsu atau konversi yang tidak berizin atau illegal. Bahwa alih fungsi atau konversi lahan yang legal dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. ditambah dengan munculnya alih fungsi atau konversi lahan illegal dapat memperburuk keseimbangan alam yang sudah rusak. Berdasarkan uraian diatan penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“PENGARUH KONVERSI LAHAN ILLEGAL TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP” 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahwa alih fungsi atau konversi lahan di atur oleh pemerintah di dalam peraturan-peraturan yang melandasi alih fungsi atau konversi lahan yaitu :

Pada dasarnya tanah di kelola oleh negara untuk kemakmuran rakyat Indonesia seperti perintah yang diamantkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahum 1945 pasal 33 ayat (1). Setelah itu lahirlah Undang-Undang Pokok Agraria No 5 tahun 1960 yang menjadi landasan pertanahan di Indonesia. Tidak hanya itu saja terkhusukan dalam bidang pertanian ada peraturan-peraturan lain yang mengaturnya antara lain: Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penetapan Dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Peraturan Daerah No 14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 – 2031, Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Norma dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan yang dilaksanakan Oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota, Peraturan Menteri Negara

(9)

5

Agararia Nomor 2 tahun 1999 tentang izin lokasi penguasaan dan teknis tata guna tanah.

Peraturan-peraturan di atas bertujuan untuk melindungi pertanian pangan, mewujudkan tata ruang kota yang baik, dan menjaga keseimbangan alam dengan pembangunan. Namun, hal tersebut yang memicu munculnya alih fungsi atau konversi lahan illegal.

Semakin ketatnya untuk alih fungsi atau konversi lahan maka muncul permasalahan baru yaitu alih fungsi atau konversi lahan illegal. Yang mana hal tersebut dilakukan oleh masyarakat karena mereka butuh akan lahan untuk melakukan aktifitasnya baik untuk tempat tinggal maupun kegiatan ekonomi. Sedangkan luas lahan bersifat tetap, sehingga alih fungsi atau konversi lahan illegal dapat merusak keseimbangan lingkungan hidup khususnya lingkungan persawahan.

Pada mulanya persawahan yang luas karena terdapat alih fungsi atau konversi lahan semakin sempit ditambah lagi alih fungsi atau konversi lahan illegal maka semakin sempit pula luas lahan persawahan yang tersedia .

Maka itu tindakan alih fungsi atau konversi illegal dapat mengakibatkan antara lain : Mempengaruhi atau mengganggu pengairan sawah, Banjir karena sawah juga berguna untuk menampung air sementara waktu di saat musim hujan, Serangan hama wereng ke pemukiman, Pencemaran lahan pertanian karena limbah rumah tangga, Gagal panen karena lahan persawahan terendam banjir. , Rusaknya rantai makanan sehingga ada beberapa spesies yang mati.

Bahwa alih fungsi atau konversi lahan illegal yang mempengaruhi lingkungan hidup tidak hanya merusak lingkungan persawahan tetapi juga dapat berdampak pada perekonomian. Ketika tanah persawahan tidak subur dan tercemar maka akan mengakibatkan pada harga beras yang naik. Harga beras melambung di sebabkan terjadinya kelangkaan beras karena hasil panen tidak melimpah.

(10)

6 4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat di tarik simpulan :

Bahwa dengan adanya alih fungsi atau konversi illegal maka dapat merusak keseimbangan lingkungan hidup di tandai dengan terjadinya banjir di persawahan sehingga padi terendam yang berakibat pada kematian padi atau gagal panen, serangan hama ke rumah penduduk, pencemaran limbah rumah tangga. Hal tersebut dapat menyebabkan hasil panen yang tidak melimpah, akibatnya terjadi kelangkaan beras sehingga kenaikan harga beras tidak bisa di cegah lagi.

4.2 Saran

Perlu tindakan dari aparat pemerintahan dan lahan pengganti terhadap lahan yang sudah di konversi atau alih fungsikan.

Penetapan lahan pertanian berkelanjutan seharusnya tidak hanya di desa di perkotaan seharusnya juga diatur pula.

DAFTAR PUSTAKA

Otto soemarwoto,1994, ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta : Djambatan.

Handoko probo Setiawan ,Alih Fungsi (Konversi) lahan Pertanian ke Non

Pertanian Kasus di Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran kota Samarinda. ejurnal Sosiatri-sosiologi, volume 4, 2016:280-293.

Merisa Kurniasri dan Putu Gde Ariastita, faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih

Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan. Jurnal Teknik Pomits , 2014, Vol. 3,

No. 2.

Nur Isnaeni Ari Wardani, Pengendalian Konversi Lahan Sawah Menjadi Industri

Dan Perumahan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2013, Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

a. Diberhentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu yang harus dipenuhi oleh pemegang haknya yang bersangkutan dengan statusnya. Dilepaskan oleh pemegang

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan menggunakan uji analisis spearman rank didapatkan p value sebesar 0,031<0,05 yang menunjukkan adanya hubungan tingkat

Kedua arteri coronaria kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung. Arteri ini keluar dari aorta tepat diatas katup aorta dan berjalan ke bawah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbandingan hasil belajar PKn siswa kelas VII yang menerapkan strategi cooperative learning

Dari uraian singkat di atas, dapat dilihat bahwa dasar utama proses pelaksanaan likuidasi bank adalah PP Nomor 25 Tahun 1999 dan SK Direksi BI Nomor

Keterampilan mengajar guru juga mengalami peningkatan pada siklus I 78% (Baik) menjadi 91% (Sangat Baik). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada

Pelaksanaan Administrasi Keuangan dan Umum merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar untuk mengolah data dan mengkoordinasi di

untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal dan akurat. Jika dilihat dalam bidang usaha jasa restoran, maka sebuah layanan yang handal adalah ketika seorang