• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TENTANG

KEIKUTSERTAAN PAMINAL POLRES MATARAM

DALAM MENANGANI UNJUK RASA DAMAI – ANARKI

ANTI KEKERASAN DI WILAYAH HUKUM POLRES MATARAM

(2)

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM

PEDOMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) UNIT PAMINAL SIPROPAM POLRES MATARAM

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

a. Bahwa Institusi Polri tidak pernah terlepas dari sorotan Publik karena memiliki Tugas Pokok, Fungsi, Peran dan Wewenang, sebagai salah satu bagian dari Fungsi Pemerintahan Negara dibidang pemeliharaan keamanan dalam Negeri / Kamtibmas, Aparatur Penegak Hukum, Pelindung, Pengayom, Pelayan kepada masyarakat. Karenanya Kinerja Polri tidak pernah luput dari penilaian masyarakat khususnya menyangkut complain dari Masyarakat atau Instansi Pemerintah terhadap Kinerja Polri terutama menyangkut sikap Perilaku Anggota Polri / PNS Polri dilapangan yang diduga menyalahgunakan Wewenang, melanggar Disiplin dan Kode Etik Kepolisian, KKN atau perbuatan Tindak Pidana, yang implikasinya bermuara pada citra Polri yang negatif diantaranya dalam bentuk complain yang tertuang dalam Laporan Pengaduan;

b. Untuk menindaklanjuti tuntutan dan harapan masyarakat terhadap Pelayanan Prima Polri sebagai bagian dari unsur Penyelenggara Negara yang bebas KKN terkait tuntutan masyarakat terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja, maka Polres Mataram terus melakukan Reformasi Birokrasi di lingkungan Polri baik menyangkut aspek Instrumental, Struktural dan Kultural, agar kedepan Polri lebih dapat meningkatkan Kinerjanya secara optimal dan profesional, proaktif, peka dan peduli serta dinamis, sehingga Polri kedepan diharapkan dapat memberikan Pelayanan Prima Polri secara berhasil dan berdaya guna;

(3)

c. Unit Paminal Polres Mataram yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi Pengamanan Internal, termasuk Penegakkan Disiplin dan Kode Etik Profesi Kepolisian serta Pelayanan Pengaduan Masyarakat (public complain) tentang adanya penyimpangan tindakan Anggota Polri / PNS Polri. Maka unit Paminal Polres Mataram kedepan dihadapkan kepada tantangan tugas yang semakin multi kompleks sehingga menambah spektrum beban tugas Polri kedepan, antara lain menyangkut peran Propam sebagai pengawal Reformasi dan pengaman Kebijakan Pimpinan Polri secara umum termasuk aspek gugus kendali mutu dan efektifitas penyelenggaraan fungsi kontrol / pengawasan internal terhadap Kinerja;

d. Dalam rangka untuk kesamaan Visi persepsi dan pola tindak yang sama terhadap implementasi penyelenggaraan Pelayanan Prima Propam Polres Mataram melalui Sentra Pelayanan Propam Polri, maka dipandang perlu membuat “Pedoman tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Propam Polri tentang Sentra Pelayanan Propam” yang mengatur secara tegas dan jelas reaktualisasi kegiatan unsur Pelayanan Propam Polri melalui Sentra Pelayanan Propam Polri secara terpadu, tertib dan terkoordinasi mulai dari Tingkat Mabes Polri sampai dengan Kewilayahan;

e. Standard Operating Prosedure (SOP) unit Paminal Polres Mataram dimaksud adalah merupakan Pedoman Dasar, acuan / kerangka kerja bagi Unsur Pelaksana Pelayanan Prima yang meliputi penyelenggaraan fungsi pengamanan internal, berupa pengamanan personil, materiil, kegiatan dan bahan keterangan termasuk Laporan Pengaduan masyarakat.

(4)

2. Dasar

a. Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

b. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

c. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; d. Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

e. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pengawasan Melekat; f. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2002 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

g. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri; h. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota

Polri;

i. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan teknis Institusional Peradilan Umum bagi Anggota Polri;

j. Grand Strategi Polri 2004 – 2025; k. Renstra Polri 2010 – 2014;

l. Reformasi Birokrasi Polri Tahun 2010;

m. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia;

n. Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia;

o. Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan standar HAM dalam penyelenggaraan Tugas Kepolisian RI;

p. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/53/X/2002, tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi pada tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia;

(5)

q. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/54/X/2002, tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi pada tingkat Kepolisian Negara Republik Indonesia;

r. Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/97/XII/2003, tanggal 31 Desember 2003 tentang perubahan OTK Irwasum Polri, Div Propam Polri serta Baintelkam Polri;

s. Keputusan Kapolri No. 12/II/2004, tanggal 15 Februari 2004 tentang pedoman penyusunan standar dan akreditasi profesi Polri;

t. Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/42/IX/2004 tanggal 30 September 2004 tentang Atasan Yang Berhak Menjatuhkan Hukuman Disiplin;

u. Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/43/IX/2004 tanggal 30 September 2004 tentang Tata Cara Penyelesaian Pelanggaran Disiplin;

v. Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/44/IX/2004 tanggal 30 September 2004 tentang Tata Cara Sidang Disiplin;

w. Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/723/IX/2004 tanggal 21 September 2004 tentang Pedoman Administrasi Penanganan Dumas;

x. Renja Polres Mataram T.A 2012.

3. Maksud Dan Tujuan

a. Maksud

Maksud Penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) unit Paminal Polres Mataram pada Sentra Pelayanan Propam Polres Mataram adalah :

Sebagai dasar dan pedoman implementasi bagi unsur Pelayanan Propam Polri dalam pelaksanaan kegiatan Sentra Pelayanan Pengaduan terkait Laporan Pengaduan yang menyangkut tentang sikap dan perilaku Anggota Polri / PNS Polri, secara terpusat dari Tingkat Mabes Polri sampai dengan Kewilayahan, sehingga lebih terkoordinasi efektif efisien dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Masyarakat;

(6)

b. Tujuan

Tujuan Penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) unit Paminal Polres Mataram pada Sentra Pelayanan Polres Mataram adalah :

1) Untuk menjamin pemahaman prinsip-prinsip dasar terhadap SOP pada Sentra Pelayanan Propam Polri, sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan tindakan;

2) Untuk memastikan penerapan Prinsip dan Standar (SOP) guna terwujudnya persamaan Visi, Persepsi, Kesatuan Tindak dan Keseragaman dalam memberikan Pelayanan pengaduan Propam Polri kepada Publik, sehingga tercapai standarisasi mutu kegiatan, materi dan sasaran serta memudahkan dalam pelaksanaannya;

3) Sebagai Pedoman atau kerangka kerja bagi Unsur Pelayanan pada Sentra Pelayanan Propam Polri agar selalu mendasari prinsip–prinsip yang terkandung di dalam Buku “Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Propam Polri tentang Sentra Pelayanan Propam” dalam melaksanakan kegiatan tugas pokok fungsi dan perannya;

4) Untuk mengintegrasikan semua pelayanan yang diberikan oleh Propam Polri sehingga masyarakat atau pelapor lainnya menjadi semakin mudah dan nyaman dalam berinteraksi dengan Propam Polres Mataram dalam menyampaikan Laporan Pengaduannya.

4. Ruang Lingkup

Adapun Ruang Lingkup Penyusunan Naskah Sementara Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram meliputi:

a. Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi dan Peran Propam Polri khususnya unsur-unsur Pelayanan secara terpadu pada Sentra Pelayanan Propam dalam penanganan Laporan / Pengaduan perkara Pelanggaran Disiplin dan KEPP yang dilakukan oleh Anggota Polri / PNS Polri di Tingkat Polres dan jajarannya;

(7)

b. Standar Kinerja Sentra Pelayanan Propam Polres Mataram secara berhasil dan berdaya guna ditingkat Pusat dan Kewilayahan.

5. Sistematika

Sistematika Penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Unit Paminal SiPropam Polres Mataram tentang Sentra Pelayanan Propam adalah sebagai berikut : I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang; 2. Dasar;

3. Maksud dan tujuan; 4. Ruang lingkup dan; 5. Sistematika;

II. TUGAS POKOK III. PELAKSANAAN

6. Personel yang dilibatkan; 7. Urutan tindakan;

8. Sarana prasarana yang digunakan; 9. Ketentuan larangan dan kewajiban; 10. Pengawasan dan pengendalian; IV. ADMINISTRASI DAN ANGGARAN V. PENUTUP

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(8)

BAB II TUGAS POKOK

Unit Paminal Sipropam Polres Mataram bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi pertanggungjawaban Profesi dan Pengamanan Internal yang meliputi pengamanan Kegiatan, Pengamanan Personil, Pengamanan Materiil dan Bahan Keterangan serta penyelidikan terhadap pengaduan masyarakat tentang adanya penyimpangan tindakan Anggota Polri / PNS.

Secara umum pelaksanaan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Unit Paminal Sipropam Polres Mataram tersebut diatas, diselenggarakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan efektif selaras dengan kewenangan yang telah ditetapkan sebagaimana tertuang dalam Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Unit Paminal SiPropam tentang Sentra Pelayanan Propam sebagai berikut :

1. Urusan Penelitian Personil ( LITPERS )

2. Urusan Prodoksi dan Dokumentasi ( PRODOK ) 3. Urusan Pembinaan Pengamanan ( BINPAM )

(9)

BAB III PELAKSANAAN

6. Personel yang dilibatkan 20 (Dua Puluh) petugas dengan perincian sebagai berikut :

a. Tiga orang Pama sebagai Kaur; b. Tiga orang Pama sebagai Kanit;

c. Tiga orang Pama/Bintara Tinggi sebagai Panit; d. Tiga orang Pama/Bintara Tinggi sebagai Paur; e. Enam orang Bintara sebagai Unit;

f. Dua orang Bintara sebagai operator Sentra Pelayanan Unit Paminal ;

7. Pelayanan dibidang Peneleitian personil yang meliputi penerbitan SKHP (Surat Keterangan Hasil Penelitian Personil) meliputi :

1) Permohonan SKHP sebagai berikut :

a) Pemohon SKHP untuk keperluan pendidikan pengembangan ( Sespati, Sespimmen, Sespimma, SIP, STIK ) ;

b) Permohonan SKHP untuk keperluan UKP; c) Permohonan SKHP untuk keperluan menikah;

d) Permohonan SKHP untuk keperluan perjalanan keluar Negeri Dinas / lainnya.

(10)

2) Permohonan Penelitian personil meliputi :

a) Melakukan Penelitian di catatan personil sesuai surat permohonan dari Satker/Satwil;

b) Mengkoordinir surat permohonan dengan Provos , Subbid Profesi dan Kasi Yanduan untuk mengetahui data masalah yang sedang terjadi/permasalahan sedang dalam proses;

c) Petugas menjawab / menjelaskan informasi lain yang berkaitan dengan Laporan/Pengaduan sebelumnya sesuai dengan kapasitasnya, bilamana perlu meminta petunjuk dari Pimpinan/Pejabat yang berwenang.

3) Urutan Tindakan :

a) Pemohon mengajukan surat permohonan SKHP yang ditanda tangani oleh Kasatker masing-masing kepada Kasi Propam Polres Mataram.

b) Setelah diterima oleh baurmintu untuk dicatat dan diregister kemudian diajukan kepada Kasi Propam Polres Mataram untuk mendapatkan disposisi.

c) Kasi Propam membaca serta member disposisi kepada Kasubbid Paminal untuk dilakukan penelitian dan proses lebih lanjut.

d) Kasubbid Paminal menerima dan membaca surat dan diteruskan kepada Kaur Litpers untuk proses penelitian lebih lanjut.

e) Bidang Litpers melakukan penelitian didalam register catpers tentang personel yang mengajukan permohonan SKHP proses penelitian catatan personel meliputi:

(1) Melakukan penelitian dicatatan personel sesuai surat permohonan dari Satker.

(2) Mengkoordinasikan surat SKHP tersebut dengan provos, profesi , Yanduan , Rehabilitasi untuk mengetahui data personel yang bermasalah.

(11)

(3) Membuat Nota Dinas kepada Kasi Propam apabila ditemukan catatan personel tentang personel yang bermasalah.

(4) Selanjutnya melakukan koordinasi dengan satker/Polres-Polres bagi pemohon yang berpangkat Pamen keatas untuk mengetahui adanya catatan personel bagi yang bermasalah.

f) Menyiapkan DPCT pemohon untuk pengajuan SKHP kepada Kasi Propam atau Kasubbid Paminal serta memasukkan kedalam register SKHP.

g) Jangka waktu penerbitan SKHP :

(1) Paling lambat tiga hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan sudah dapat diterbitkan SKHP apabila pemohon sudah mengisi DPCT.

(2) Paling lambat 60 hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya pemohon dapat diterbitkan SKHP apabila pemohon belum mengisi DPCT.

h) Setelah selesai pembuatan dan penerbitan SKHP diserahkan kepada Kabag Sumda karena sesuai dengan permintaan dari Kabag Sumda. 4) Sarana dan Prasarana yang digunakan.

a) Referensi yang dipergunakan antara lain :

(1) Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(2) Keputusan Kapolri No.Pol.: KEP/97/XII/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Job Discription Bidang Penelitian Personil.

(3) Petunjuk Pelaksana Kapolri No. Pol. : JUKLAK /89/VII/1991 tanggal 15 Agustus 1991 tentang Penelitian Khusus dilingkungan Polri.

/ b). Bagi Pemohon ...

(12)

b) Bagi pemohon :

Ada ruang ( meja dan kursi) untuk mengisi DPCT ( daftar pernyataan Clearing test) dan tidak diperkenankan dibawa pulang.

c) Bagi petugas yang melayani:

(1) Ruang pelayanan yang memadai. (2) Empat unit kamputer lengkap,

(3) Satu meja panjang dan enam kursi untuk pemohon DPCT.

(4) Dua lemari arsip dan loker ditempel diatas dinding ruangan paminal untuk penyimpanan berkas DPCT Personil Polres Mataram dan Polsek jajaran Polres Mataram.

(5) Dua Filling cabinet untuk berkas DPCT dan Map DPCT.

9. Standar Pedoman Individu Pelayanan Penerbitan SKHP

a. Kesederhanaan, yaitu Tata cara pelayanan dapat diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tidak berbelit belit, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh pemohon.

b. Reliabilitas, meliputi konsistensi dari kinerja yang tetap dipertahankan dan menjaga saling ketergantungan antara pemohon dengan pihak penyedia pelayanan, teliti dalam pencatatan data dan tepat waktu.

c. Tanggung jawab, dari petugas pelayanan yang meliputi pelayanan sesuai dengan urutan waktunya, menghubungi pemohon secepatnya apabila terjadi sesuatu yang perlu segera diberitahukan.

d. Kecakapan para petugas pelayan, bahwa para petugas pelayanan menguasai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.

(13)

e. Pendekatan, kepada pemohon atau petugas yang membidangi permohonan SKHP dimasing masing Satker dan kemudahan kontak pemohon dengan petugas. Petugas Pelayanan harus sudah dihubungi oleh pemohon tidak hanya dengan pertemuan secara langsung , tetapi juga mel;alui telpone oleh karena itu lokasi dan fasilitas operasi pelayanan harus diperhatikan.

f. Keramahan, meliputi kesabaran,perhatian dan persahabatan dalam kontak petugas pelayanan dan pemohon SKHP, sebaliknya pihak penyedia layanan tidak perlu menerapkan keramahan berlebihan jika layanan tidak dikonsumsi para pemohon melalui kontak langsung.

g. Keterbukaan, yaitu bahwa pemohon bisa mengetahui seluruh informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan gambling meliputi informasi mengenai tata cara persyaratan dan waktu penyelesaian.

h. komunikasi antara petugas dan pemohon adalah bahwa pemohon berhak menerima informasi yang diperoleh dari penyedia pelayanan dari bahasa yang mereka mengerti.

i. Kredibilitasi, meliputi adanya saling percaya antara pemohon dan menyedia pelayanan,adanya usaha yang membuat peyedia pelayanan tetap layak dipercayai adanya kejujuran kepada pemohon kemapuan peyedia pelayanan untuk menjaga pemohon tetap merasa membutuhkan pelayanan bidang litpers cepat saji.

(14)

j. Kejelasan dan kepastian, yaitu mengenai tata cara, rincian proses penerbitan SKHP, jadwal waktu penyelesaian layanan tersebut, hal ini sangat penting karena pemohon tidak boleh mengabaikan terhadap pelayanan yang di berikan.

k. Keamanan, yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada pemohon dari adanya bahaya, bocornya resiko pribadi personil. Jaminan keamanan yang perlu kita berikan berupa keamanan fisik, catatan personil dan kepercayaan diri sendiri.

l. Mengerti, apa yang diharapkan pemohon. Hal ini dapat dilakukan dengan berusaha mengerti apa saja yang dibutuhkan pemohon, mengerti apa yang diinginkan pemohon sebenarnya tidaklah sukar . Dapat dimulai dengan mempelajari kebutuhan-kebutuhan khusus yang diinginkan pemohon dan memberikan perhatian secara personal dan kolektif sesuai surat permohonan. m. Kenyataan, meliputi wujud nyata dari pelayanan, berupa, fasilitas, adalnya

petugas yang melayani pemohon, peralatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan, kartu pengenal dan fasilitas penunjang lainnya.

n. Efisien dan ekonomis yaitu bahwa persyaratan pelayanan yang dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan prodok pelayanan bidang Litpers (SKHP).

10. Pelayanan penerbitan surat produk Subbid Paminal yang diberikan

kepada pihak pelapor berupa SP2HP2-3 :

1) Tahap penyelidikan dalam rangka untuk menerbitkan SP2HP2-3 untuk kepentingan pelapor :

a) Baurmin SiPropam menerima surat pengaduan / Laporan dari masyarakat atau Laporan dari anggota Polri melalui Kasi Propam Polres Mataram;

b) Bamin mengagendakan surat masuk dan menyampaikan kepada unit paminal;

(15)

c) Kasubbid Paminal membaca dan menyampaikan kepada Para Kaur/Kanit untuk penyelidikan (melalui Bamin );

d) Bamin mencatat disposisi Kasubbid Paminal dan menyampaikan kepada Para Kaur/Kanit (melalui Bamin);

e) Unit yang ditunjuk bersama Bamin menyusun Surat Perintah dan Unsur-unsur Utama Keterangan (UUK) selanjutnya mengajukan paraf kepada Kaden Ops, Kataud, Sesropaminal, Karopaminal, Kabagrenmin, & tandatangan Kadivpropam Polri;

f) Bamin setelah menerima Surat Perintah yang sudah ditandatangani oleh Kabid Propam Polres Mataram kemudian disampaikan kepada Unit pelaksana penyelidikan berikut UUK nya;

g) Bamin mengajukan Rencana anggaran dan Rencana kegiatan kepada Bensatker Bid Propam sesuai disposisi Kasubbid Paminal;

h) Unit pelaksana berangkat ke sasaran untuk melakukan penyelidikan; i) Kasubbid Paminal memantau unit pelaksana penyelidikan dan memberi

solusi apabila ada hambatan;

j) Unit pelaksana kembali ke Satuan dan membuat Laporan Penugasan atau Lapsus apabila dibutuhkan kecepatan;

k) Kanit/Panit membuat Nota-dinas kepada KaPolres Mataram tentang hasil penyelidikannya sebagai laporan;

l) Setelah adanya disposisi dari KaPolres Mataram/Waka Polres Mataram, bahwa hasil lidik terindikasi ada / tidak ada bukti Pelanggaran Disiplin / Kode Etik Profesi Polri, maka Kabaglitpers mendatakan (Catpers) dan meneruskan ke Roprovos atau Rowabprofesi atau Fungsi Reskrim atau Satker / Satwil untuk kepentingan terlapor dan proses selanjutnya; m) Penanganan hasil penyelidikan/pendalaman Laporan pengaduan yang

status terlapornya berkaitan dengan masalah proses penyidikan Reskrim, sebagai berikut :

(16)

(1) Cukup bukti, indikasi kuat adanya dugaan Pelanggaran Disiplin dan atau KEPP;

(a) Selanjutnya atas nama Kabid Propam Polres Mataram menerbitkan surat untuk diteruskan kepada Fungsi Reskrim yang berisi tentang penyelenggaraan gelar perkara (melibatkan Fungsi Reskrim, Fungsi Propam, Fungsi terkait internal maupun eksternal) dan atau pengambilalihan proses penyidikan, sekaligus diterbitkan Surat untuk diteruskan kepada pelapor, yang berisikan kesimpulan hasil lidik yang tidak bersifat vonis / Putusan terbukti atau benar adanya dugaan penyimpangan / pelanggaran disiplin dan atau KEPP (SP2HP2-3);

(b) Selanjutnya bilamana hasil gelar perkara terbukti adanya dugaan penyimpangan / Pelanggaran Disiplin dan atau KEPP, maka ditindaklanjuti oleh Fungsi Propam, sekaligus diterbitkan surat untuk diteruskan kepada pelapor (SP2HP2-3);

(2) Tidak terbukti, tidak ada indikasi adanya dugaan Pelanggaran Disiplin dan atau KEPP selanjutnya atas nama Kabid Propam Polres Mataram menerbitkan surat untuk diteruskan kepada pelapor bahwa setelah dilakukan penyelidikan / pendalaman laporan pengaduannya tidak bermuatan adanya dugaan Pelanggaran Disiplin dan atau KEPP (SP2HP2-3);

(3) Surat tersebut dibuat dengan tembusan kepada Irwasda, Dir Reskrim, Kabid Binkum Polres Mataram .

(4) Setelah adanya disposisi arahan dari Kabid Propam Polres Mataram, bahwa hasil lidik terindikasi ada / tidak ada bukti dugaan Pelanggaran Disiplin / Kode Etik Profesi Polri, kemudian Kabaglitpers mendatakan (Catpers);

u) Kabid Propam Propam menurunkan hasil lidik tersebut ke Bagyanduan untuk didatakan dan ke Subbid Paminal untuk ditindaklanjuti;

(17)

v) Penerbitan/pengiriman Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Pemeriksaan Propam (SP2HP2-3) kepada pelapor paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya Laporan / pengaduan;

2) Tahap penelitian personil (Litpers) dalam rangka penerbitan SKHP :

a) Pemohon menyampaikan surat permohonan SKHP kepada Kadivpropam Polri / Karopaminal melalui Kasatker;

b) Kataud setelah mengagendakan kemudian menyampaikan kepada Karopaminal untuk dipelajari, diteliti surat permohonan SKHP dan kemudian menyampaikan kepada pelaksana untuk memberi lembar disposisi serta mencatat kedalam register;

c) Karopaminal membaca serta memberi disposisi ke pelaksana untuk dilakukan penelitian dan proses lebih lanjut;

d) Karopaminal membaca, mencatat sebagai surat permohonan SKHP dan memberi disposisi kepada pelaksana untuk dilakukan penelitian lebih lanjut ke Subbid Catpers;

e) Subbid Catpers melakukan penelitian di dalam register Catpers tentang personel yang mengajukan permohonan SKHP, proses penelitian Catatan Personel meliputi :

(1) Melakukan Penelitian di catatan personel sesuai surat permohonan dari Satker / Polda;

(2) Mengkoordinasikan Surat permohonan SKHP tersebut dengan Roprovos / Rowabprofesi / Bagyanduan / Bagrehabpers untuk mengetahui data personil yang bermasalah;

(3) Membuatkan Nota-dinas ke Karopaminal / Kadivpropam Polri, apabila ditemukan dalam catatan personel tentang personil yang bermasalah;

(18)

(4) Selanjutnya melakukan koordinasi dengan Satker / Polda-Polda bagi pemohon yang berpangkat Pamen keatas untuk mengetahui adanya catatan personel tentang personil yang bermasalah.

f) Menyiapkan DPCT (Daftar Pengisian Clearen Test) pemohon, untuk pengajuan SKHP kepada Karopaminal dalam penerbitannya, serta memasukkan ke dalam register pengeluaran SKHP;

g) Jangka waktu penerbitan SKHP :

(1) Paling lambat tiga hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan sudah dapat diterbitkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) apabila pemohon sudah mengisi DPCT;

(2) Paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan dapat diterbitkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) apabila pemohon belum mengisi DPCT.

10. Pedoman Standard Operating Pengamanan Polri ( BINPAM )

a. Prosedur Administrasi.

1) Surat diterima dan diagendakan oleh Bamin Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram dan diajukan kepada Kasubbid Paminal dan didisposisi oleh Kasubbid Paminal untuk ditindak lanjuti oleh Kaur Binpam.

2) Surat yang diterima oleh Kaur Binpam didisposisi kepada Bamin untuk dibuatkan Rencana Pengamanan dan Sprin Tugas.

3) Kaur Binpam Subbid Paminal memeriksa, mengoreksi Rencana pengamanan dan Springas selanjutnya diparaf kemudian diajukan kembali ke Kasubbid Paminal untuk dikoreksi dan diparaf kemudian diajukan kepada Kabid Propam Polda NTB.

4) Selesai pelaksanaan tugas dibuatkan Laporan penugasan dan Nota Dinas kepada KaPolres Mataram sebagai bahan laporan.

(19)

b. Langkah – langkah pengamanan. 1) pelaksanaan tugas.

(a) Brifing dan de Brifing : pengarahan yang dilakukan oleh Pimpinan guna mengetahui tugas masing-masing personel dalam pelaksanaan tugas. (b) Cek dan penguasaan lokasi : dalam pelaksanaan pengamanan perlu

adanya penguasaan guna menentukan kerawanan, ancaman dan strategi dalam bertindak.

(c) Koordinasi dengan instansi terkait ; guna mempermudah pelaksanaan pengamanan sangat diperlukan koordinasi dengan instansi terkait.

2) penyusunan pelaporan.

(a) Mengumpulkan bahan keterangan yang didapat oleh setiap personel pengamanan dari awal kegiatan hingga akhir.

(b) Membuat laporan penugasan yang disusun oleh tim.

(c) Membuat Nota Dinas kepada Kabid Propam Polres Mataram adalah suatu bentuk laporan tertulis untuk pimpinan.

c. Ketentuan dan kewajiban yang harus dilakukan.

a. Melakukan tugas sesuai Job Discription pengamanan.

b. Teliti, bertanggungjawab, kecakapan para petugas, kesabaran, kredibilitas keamanan dan menjaga kerahasiaan dalam melaksanakan tugas pengamanan. c. Hadir 30 menit dilokasi pengamanan.

d. Berada dilokasi pengamanan sampai kegiatan berakhir.

11. Standard Operating Procedure Pengamananan Tertututup.

Uraian prosedur kegiatan pengamanan tertutup sebagai berikut :

a. Kaur Mintu menerima surat permohonan bantuan pengamanan dari instansi/ satker lain dan mengagendakan surat tersebut selanjutnya diajukan kepada kabid Propam Polres Mataram.

b. Kabid Propam Polres Mataram membaca, memeriksa dan meneliti surat

permohonan tersebut selanjutnya setelah dikoreksi kemudian diberikan disposisi kepada kasubbid Paminal.

c. Bamin Subbid paminal mengaggendakan dalam buku register dan mengajukan

(20)

d. Kasubbid paminal membaca dan meneliti surat permohonan bantuan pengamanan

kemudian memerintahkan dan memberikan disposisi kepada kaur Binpam untuk melaksanakan tugas pamtup.

e. Bamin membuat rencana pengamanan tertutup dan konsep surat perintah pamtup

dan diajukan secara berjenjang kepada kasubbid paminal dan kabid Propam Polres Mataram.

f. Bamin memberikan nomor registrasi sesuai dengan jukminu yang ada dan

memberikan kepada Unit yang ditunjuk untuk melakukan tugas pamtup.

g. Bensat Bid propam memberikan dukungan anggaran kepada petugas sesuai

dengan rencana kebutuhan anggaran yang telah diajukan.

h. Membuat Laporan hasil penugasan pengamanan tertutup dan Nota Dinas untuk

diajukan kepada kaPolres Mataram yang ditanda tangani oleh kabid propam Polres Mataram .

12. Pengawasan dan pengendalian.

Pelaksanaan implementasi penyelenggaraan (naskah sementara) pedoman standar operating procedure penelitian personil dikendalikan secara langsung oleh Kabid Propam dan kasubbid Paminal, pada prinsipnya pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

a. Pengawasan melekat (Waskat) :

1) Memberikan arahan, bimbingan pengawasan dan pengendalian terhadap anggota pelaksana agar berjalan dengan tertib.

2) Pengawasan dilakukan oleh Kabid Propam, Kasubbid Paminal dan kaur Litpers ditingkat kewilayahan.

b. Sarana Pengawasan dan pengendalian :

Kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap penerapan SOP dilaksanakan dengan sarana pengendalian sebagai berikut :

1) Laporan Harian;

2) Laporan pelaksanaan personil;

3) Surat menyurat berisi informasi adanya permasalahan;

(21)

13. Sarana prasarana yang digunakan :

a. Buku-buku referensi yang diperlukan antara lain :

1) Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2) Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;

3) Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;

4) Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Teknis Institusional Peradilan Umum Bagi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;

5) Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia;

6) Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia;

7) Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/42/IX/2004 tanggal 30 September 2004 tentang Atasan Yang Berhak Menjatuhkan Hukuman Disiplin;

8) Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/43/IX/2004 tanggal 30 September 2004 tentang Tata Cara Penyelesaian Pelanggaran Disiplin;

9) Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/44/IX/2004 tanggal 30 September 2004 tentang Tata Cara Sidang Disiplin;

10) Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Propam Tentang Pelayanan Prima Penerimaan Dan Penanganan Laporan Atau Pengaduan Masyarakat Terkait Pelanggaran Yang Dilakukan Oleh Anggota Atau PNS Polri (Buku I) Keputusan Kadivpropam Polri No 3. Tahun 2010;

b. Bagi pelapor / pengadu dan terlapor :

1) Ada ruang / tempat tunggu (meja dan kursi); 2) Ada toilet / WC yang bersih;

3) Ada televisi, buku-buku, majalah / koran (bilamana ada); 4) Dispenser / minuman (bilamana ada);

(22)

5) Fasilitas lain yang mendukung. c. Bagi Petugas yang melayani :

1) Ruang pelayanan yang memadai;

2) Enam unit komputer lengkap untuk website, Yanduan (terima laporan), monitor untuk operator Rowabprofesi, Ropaminal dan Roprovos;

3) Dua unit pemusnah / penghancur kertas. 4) Meja dan kursi :

a) Empat meja komputer / meja kantor; b) Sepuluh kursi diperuntukkan bagi petugas;

c) 4 (empat) kursi diperuntukkan bagi pelapor, terlapor, dan saksi; 5) Alat tulis kantor (ATK);

6) Almari :

a) Tujuh almari arsip;

b) Satu almari untuk penyimpanan Alat Tulis Kantor (ATK); c) Satu almari untuk penyimpanan pakaian petugas.

14. Ketentuan larangan dan kewajiban :

a. Prinsip-Prinsip Dasar Penanganan Laporan Pengaduan :

1) Prinsip Penerimaan satu pintu dimaksudkan bahwa seluruh Laporan Pengaduan yang diterima oleh Propam terdatakan pada Bag / Sie Yanduan Propam;

2) Prinsip Obyektivitas dimaksudkan bahwa penanganan Laporan pengaduan dilakukan berdasarkan fakta atau bukti yang dapat dinilai berdasarkan kriteria tertentu / yang telah ditentukan dalam perundang-undangan yang ada;

3) Prinsip Efektif, Efisien dan Ekonomis dimaksudkan agar penanganan Laporan Pengaduan dilakukan secara tepat sasaran, hemat dari segi sumber daya, tenaga biaya dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(23)

4) Prinsip Akuntabilitas dan Transparan dimaksudkan bahwa proses penanganan Laporan Pengaduan dan tindaklanjutnya harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan prosedur yang berlaku;

5) Prinsip Kerahasiaan dimaksudkan bahwa penanganan Laporan Pengaduan dilakukan secara hati-hati dengan menjaga kerahasiaan identitas pelapor serta kerahasiaan materi laporan. Selain untuk perlindungan terhadap pelapor prinsip ini diterapkan juga untuk menghormati asas praduga tak bersalah terhadap terlapor, oleh karena itu surat-menyurat dan arsip dalam penanganan Laporan Pengaduan adalah bersifat rahasia;

6) Prinsip Adil dan Seimbang dimaksudkan bahwa dalam penanganan Laporan Pengaduan baik pelapor maupun terlapor memiliki hak dan diberi kesempatan sama untuk didengar keterangannya serta dilakukan proses pencarian fakta secara menyeluruh;

7) Prinsip Koordinasi dimaksudkan bahwa dalam penanganan Laporan Pengaduan harus dilakukan dengan kerjasama yang baik, antar pejabat yang berwenang dan terkait berdasarkan mekanisme dan tata kerja serta prosedur yang berlaku sehingga masalahnya dapat diselesaikan sebagaimana mestinya;

8) Prinsip Integritas dimaksudkan bahwa dalam penanganan Laporan Pengaduan senantiasa harus bertindak dengan prinsip moral dan kejujuran untuk kepentingan terbaik organisasi yang merupakan kualitas yang melekat pada diri setiap Anggota dan organisasi.

b. Materi Laporan Pengaduan

1) Materi Laporan Pengaduan tentang sikap perilaku penyimpangan anggota Polri / PNS Polri yang merupakan Pelanggaran Disiplin dan atau Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri;

2) Materi Laporan Pengaduan tentang Tindak Pidana yang berarti sekaligus merupakan Pelanggaran Disiplin dan atau Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang dilakukan oleh Anggota Polri / PNS Polri.

(24)

c. Kriteria Penanganan Laporan / Pengaduan

1) Pengaduan disampaikan oleh pelapor / pengadu secara tertulis baik dengan mengirim surat Laporan Pengaduan atau datang langsung membuat Laporan Pengaduan maupun melalui website;

2) Pengaduan yang disampaikan jelas untuk mempermudah tindaklanjut terhadap pengaduan dimana harus mencantumkan :

a) Identitas Anggota yang diadukan termasuk jabatan dan instansi mana yang bersangkutan bertugas;

b) Uraian perbuatan yang diadukan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan jelas upayakan memasukkan keterangan mengenai perbuatan atau kejadian secara lengkap termasuk waktu dan tempat kejadian;

c) Cantumkan keterangan atau bukti yang dapat mendukung Laporan Pengaduan termasuk pihak-pihak yang dapat dimintai keterangan berkaitan Laporan Pengaduan yang disampaikan.

3) Laporan Pengaduan yang prosesnya bukan merupakan kewenangan Propam Polres Mataram adalah sebagai berikut :

a) Terlapor tidak lagi berkerja sebagai Aparat Polri;

b) Laporan Pengaduan terhadap aparat diluar aparat Polri misalnya Kejaksaan, TNI, Kehakiman, Advokat, dll;

c) Laporan Pengaduan yang secara jelas memuat unsur Tindak Pidana, akan disarankan dan diarahkan untuk dilaporkan secara langsung oleh pelapor kepada Instansi yang berwenang yaitu Bareskrim, Ditreskrim, Satreskrim, atau KPK;

d) Materi Laporan Pengaduan mengenai keberatan dalam ruang lingkup Praperadilan.

4) Hak-hak Pelapor dan Terlapor :

a) Pelapor berhak mendapat perlindungan untuk memberikan keterangan secara bebas tanpa paksaan dari pihak manapun;

(25)

b) Pelapor berhak mendapatkan informasi mengenai tahapan Laporan Pengaduan yang didaftarkannya;

c) Pelapor dan Terlapor memiliki hak yang setara untuk didengar keterangannya dihadapan petugas/tim pemeriksa.

d. Larangan-larangan bagi pelapor dan terlapor :

1) Dilarang membawa senjata tajam (sajam), senjata api (senpi) maupun barang-barang lain yang membahayakan;

2) Dilarang membawa hewan peliharaan;

3) Dilarang mengganggu ketenangan/melakukan keributan diruang Sentra Pelayanan Propam (SPP);

4) Dilarang memberikan imbalan apapun kepada petugas.

14. Pengawasan dan pengendalian

Dalam Rangka pelaksanaan implementasi penyelenggaraan Pedoman Standar Operasional Prosedur Propam Polri tentang Sentra Pelayanan Propam Polri dikendalikan secara langsung oleh Kabagyanduan, dan pada prinsipnya Pengawasan dan Pengendalian dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut :

a. Sosialisasi dan Supervisi :

1) Memberikan sosialisasi / pencerahan tentang SOP dan implementasinya secara terprogram bertahap dan berkesinambungan;

2) Mengunjungi komponen / Instansi yang bersangkutan untuk dapat melihat dan mengetahui secara langsung penyelenggaraan SOP Propam Polri tersebut;

3) Mencatat permasalahan-permasalahan yang timbul guna dibahas dalam Rapat Koordinasi atau Rakernis Propam Polri.

b. Pengawasan melekat :

1) Memberikan arahan, bimbingan pengawasan dan pengendalian terhadap implementasi pedoman SOP agar berjalan efektif;

2) Pengawasan dilakukan oleh Kabid Propam Polres Mataram secara berjenjang ke bawah dilakukan oleh Kasubbid.

(26)

c. Sarana Pengawasan dan Pengendalian :

Kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap penerapan SOP dilaksanakan dengan sarana pengawasan pengendalian sebagai berikut :

1) Laporan Harian;

2) Laporan Anev Bulanan;

d. Ketentuan lain terhadap pengawasan dan pengendalian :

Bahwa jika ada pengaduan / complain yang masuk ke Sentra Pelayanan Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram dikarenakan pelayanan yang tidak puas dan tidak tuntas oleh Satuan Kewilayahan Polres Mataram, maka Petugas wajib memberikan pelayanan dan menindaklanjuti Laporan tersebut sesegera mungkin sebagai bentuk tindakan proaktif dan fungsi kontrol untuk mengeliminir potensi complain Masyarakat.

(27)

BAB IV

ADMINISTRASI, LOGISTIK DAN ANGGARAN

Dalam rangka mewujudkan efektifitas dan keberhasilan terhadap implementasi Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram tersebut agar dapat bejalan secara berhasil dan berdaya guna maka diperlukan 3 (tiga) faktor pendukung yang saling berkaitan dan terintegrasi meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Sistem Adminstrasi dan tata naskah penulisan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra Pelayanan Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram beserta lampiran-lampiran secara umum menggunakan tata naskah penulisan dinas Polri sebagaimana ketentuan yang berlaku di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2. Aspek Dukungan logistik yang digunakan dalam rangka mendukung efektifitas penyelenggaraan kegiatan Sentra Pelayanan Subbid paminal Bid Propam Polres Mataram secara umum mengacu kepada peraturan/ketentuan tentang pola pengadaan dan pembinaan logistik yang berlaku dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

3. Aspek Dukungan Anggaran yang digunakan mulai dari tahapan perencanaan, tahapan pengorganisasian,tahapan pelaksanaan,tahapan pengawasan dan pengendalian secara keseluruhan didukung/menggunakan sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

(28)

BAB V

PENUTUP

1. Demikian penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram Tentang Sentra Pelayanan Propam Polres Mataram ini dibuat, agar dapat dilaksanakan oleh unsur Ur Litpers, Ur Binpam dan Ur Prodok dilingkungan Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram secara terarah, tertib dan mencapai sasaran yang telah ditentukan;

2. Pada saat pedoman ini diberlakukan semua pedoman kerja dilingkungan Subbid Paminal Bid Propam Polres Mataram dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman ini, apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian.

KEPALA KEPOLISIAN RESORT MATARAM

KURNIANTO PURWOKO, SH

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa contoh di atas dapat dilihat pemotongan kata terjadi pada pada awal dan akhir kata, sehingga kata baru yang terbentuk diambil dari beberapa huruf

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan berbagai ko-kultur sel baik dengan sel oviduk, ampula, isthmus atau sel folikel dapat meningkatkan efektifitas produksi embrio

Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian target Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun

1) Teknik wawancara (interview), yaitu melakukan wawancara atau tanya jawab dengan hakim dan pihak yang terkait dalam perkara pencurian dengan kekerasan ini guna

Hasil penelitian: Hasil penelitian diperoleh nilai nilai peningkatan massed practice yaitu 3,30 sedang distributed practice hanya 1,00, dari angka-angka yang

Disitulah Majelis Hakim menganggap bahwa eksepsi terdakwa yang mengatakan bahwa Jaksa Penuntut Umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi tidak berwenang dalam

Narasumber : “Bagus kak, banyak informasi tentang Temanggung, ya walaupun ada postingan endorse, tapikan itu juga buat keberlangsungan akun tersebut.” Peneliti : “Iya

Sungguh tidak dimen- gerti, kenapa Gagak Ireng jadi begitu berhati-hati dan selalu mencurigai setiap orang Bukit Gantang yang datang ke kadipaten ini!. “Segala macam alasan bisa