KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE
(TOR)
SATUAN KERJA KHUSUS
PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK Migas)
NAMA PROYEK : Program Validasi Data Mapping Sistem Operasi Terpadu Production Monitoring
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
SKK Migas memiliki fungsi mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu migas yang dilakukan oleh KKKS. Dalam mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu migas tersebut, SKK Migas memerlukan suatu sistem yang memadai. Sistem yang dibutuhkan adalah sistem informasi yang mengacu pada suatu konsep yang ‘open’, berbasis pada standard dan terintegrasi secara penuh baik untuk internal maupun eksternal dengan entitas lain diluar SKK Migas. Dalam hal ini beberapa pihak telah memberikan masukan mengenai hal tersebut.
Beberapa pihak tersebut antara lain :
a. BPK-RI merekomendasikan: Menyelenggarakan Sistem Informasi Terpadu atas AFE dan Sistem Distribusi Informasi penting atas pelaksanaan KKKS di internal SKK Migas.
b. Kajian Migas KPK, merekomendasikan pengintegrasian Sistem Informasi antara SKK Migas dan KKKS.
Dengan semangat visi dan misi SKK Migas, Divisi Manajemen Sistem Informasi (MSI) dan fungsi di SKK Migas yang terkait Operasi Produksi sedang mengembangkan dan mengimplementasikan suatu Sistem Operasi Terpadu (SOT) yang berdasarkan pada konsep SOA (Services Oriented Architecture) dan ESB (Enterprise Service Bus). SOT mengadopsi standard internasional, terutama di bidang minyak dan gas, seperti standard pertukaran data ProdML. Berikut ini adalah gambaran arsitektur/konsep SOT yang sedang diimplementasikan:
Gambar 1. Arsitektur Sistem Operasi Terpadu
Dengan mengacu pada PSC (Production Sharing Contract) Bab V tentang Hak dan Kewajiban Para Pihak, dalam butir 2.5 dijelaskan bahwa ‘Kontraktor wajib menyampaikan laporan berkala kepada SKK Migas terkait pelaksanaan Kontrak ini, termasuk aspek operasi teknis, keselamatan dan keuangan’. Sehingga dalam hal data yang dihasilkan KKKS dari kegiatan produksi dan pemboran harus dilaporkan secara berkala kepada SKK Migas untuk kemudian dianalisa oleh SKK Migas sebagai bentuk pengawasan dan pengendalian.
Dan sesuai dengan Instruksi Presiden RI Nomor 17 tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2012, pada area peningkatan transparansi dan akuntabilitas di bidang pertambangan dan migas yaitu dengan sasaran:
- Diperolehnya data volume dari kegiatan operasi produksi yaitu data produksi, stok dan lifting secara online dan kontinyu.
- Membangun akses informasi dari kegiatan operasi produksi yaitu data produksi, stok dan lifting migas bagi seluruh stakeholder secara cepat dan transparan.
- Tersedianya bahan evaluasi bagi pimpinan dalam rangka membuat kebijakan terkait dengan kegiatan operasi produksi.
2. Tujuan
Tujuan dari Program Validasi Data Mapping Sistem Operasi Terpadu Production
Monitoring :
a. Mendapatkan keyakinan yang cukup atas mapping data Operasi Produksi (data harian, rekonsiliasi bulanan, rekonsiliasi quarterly, rekonsiliasi 6 bulanan, dan rekonsiliasi tahunan) dalam proyek Implementasi SOT Production Monitoring yang dilakukan oleh SKK Migas, dengan adanya second opinion dari pihak ketiga yang independent selain SKK Migas dan KKKS.
b. Mendapatkan keyakinan yang cukup atas mapping data Operasi Produksi minyak dan gas bumi (oil & gas accounting) di KKKS yang valid.
c. Meningkatkan kualitas dan transparansi data dan pelaporan data Operasi Produksi.
d. SKK Migas memiliki data Operasi Produksi yang komprehensif, reliable, akurat,
accountable, auditable, dan dapat dipertanggungjawabkan.
e. Mendorong perbaikan dalam proses bisnis di KKKS terkait kegiatan data Operasi Produksi.
f. Meningkatkan kinerja SKK Migas selaku pengawas dan pengendali kegiatan usaha hulu migas di Indonesia.
3. Landasan Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Organisasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) dialihkan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
c. Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.
4. Referensi
Referensi yang digunakan dalam penyusunan Program Validasi Data Mapping Sistem Operasi Terpadu Production Monitoring adalah :
a. Kontrak Kerja Sama (KKS) / Production Sharing Contract (PSC).
b. Financial Budget and Reporting Procedures Manual of PSC 1993 with Revision
1999.
c. Pedoman Umum Pelaksanaan Operasi Produksi dan Pelaporan Arus Minyak dan Gas Bumi (PUPO-PPAM).
d. Data Collection by National Regulators dari NDR Production Data Reporting
Group – Energistics.
II. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan adalah di Kantor Pusat SKK Migas, Kantor Pusat dan/atau Data Center KKKS, Lapangan dan Terminal Titik Serah di KKKS dari 4 (empat) KKKS produksi yang telah mengimplementasikan SOT Production Monitoring yaitu PHE WMO, Saka Indonesia Pangkah, Santos Madura Offshore, dan Santos Sampang. Pelaksanaan pekerjaan bisa di area office dan atau di lapangan (field) untuk masing-masing KKKS bisa berbeda-beda, tergantung kebutuhan dan ketersediaan infrastruktur, sistem, dan data yang akan divalidasi.
III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Dalam program ini akan dilakukan validasi data mapping Sistem Operasi Terpadu
Production (minyak bumi, gas beserta atribut pendukung) kepada 4 KKKS produksi
yaitu: PHE WMO, Saka Indonesia Pangkah, Santos Madura Offshore, dan Santos Sampang.
Secara garis besar ruang lingkup pekerjaan adalah :
1. Review dan Validasi Alur Produksi Minyak dan Gas Bumi mulai dari Sumur sampai ke Titik Serah
Skema dari alur produksi minyak dan gas bumi yang ada di KKKS akan dilihat secara detail dan direview terkait perhitungan produksi dan bisnis proses yang berlaku di setiap KKKS tersebut.
Data-data dan perhitungan Operasi Produksi minyak bumi, gas bumi, LNG dan LPG di KKKS akan direview dan divalidasi perhitungannya mengikuti standard dan best
practice yang berlaku.
Data yang di-review dan divalidasi meliputi data harian, rekonsiliasi bulanan, rekonsiliasi quarterly, rekonsiliasi 6 bulanan, dan rekonsiliasi tahunan untuk jenis data sebagai berikut:
Net Produksi
Stok di Terminal dan Lapangan (Opening stock, Closing stock, Tank Dead
stock, Pipeline Dead stock)
Lifting / Sale (Partial dan Cumulative) Loss
Consume Fuel dan consume flare Injection
Swap
Data di atas direview mengacu kepada : Posisi pengukurannya
Cara/prosedur pengukuran dan perhitungannya (kalau data tersebut diperoleh dengan dikalkulasi)
Review alat ukur yang digunakan (keabsahan dari validitas dan sertifikasi alat ukur yang digunakan)
Value dari data tersebut dibandingkan dengan laporan manual
Apabila terjadi gap / ketidaksesuaian antara kondisi di lapangan dengan best
practice, maka harus dibuat rekomendasinya.
Beberapa hal yang perlu ikut direview di dalam melakukan validasi adalah : Prosedur dan mekanisme “sampling” dan meter prover menjelang lifting. Evaluasi perhitungan losses.
Penghitungan back allocation untuk angka lifting/sale (untuk joint lifting) dan net produksi per KKKS sampai per lapangan.
3. Review dan klarifikasi formula-formula yang digunakan
Memastikan formula-formula yang didapat secara theoretical dan hasil studi yang digunakan masih valid.
4. Review Alur Data di HCA (Hydro Carbon Accounting) System / Sistem Pelaporan yang digunakan KKKS.
Kegiatan ini melingkupi hal-hal sebagai berikut namun tidak terbatas pada:
- Review dan validasi skema alur data Operasi Produksi yang diterjemahkan ke dalam system pelaporan KKKS
- Review dan validasi table data, Query atau makro excel dari system pelaporan Operasi Produksi yang merupakan sumber data operasi produksi yang dilaporkan ke SKK Migas.
5. Melakukan proses penandatanganan atas hasil validasi data mapping Operasi Produksi di KKKS (sealed validation data mapping)
6. Report dan rekomendasi
Memberikan hasil berupa laporan dan rekomendasi atas hasil review dan validasi yang dilakukan.
Dalam melakukan kegiatan ini tidak menutup kemungkinan dilakukan site visit ke lapangan dan terminal titik serah KKKS ataupun pihak ketiga yang menjadi transporter dan buyer.
IV. URAIAN PEKERJAAN
1. Kick off Meeting
Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan Kick off meeting dengan SKK Migas terlebih dahulu sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Pada saat Kick off meeting dilaksanakan, Pelaksana Pekerjaan harus sudah menyiapkan dan mempresentasikan jadwal kerja serta menginformasikan anggota tim yang terkait kepada SKK Migas, termasuk di dalamnya adalah dokumen referensi dan sertifikat-sertifikat terkait dari masing-masing anggota tim.
Hasil dari tahapan ini adalah sebagai berikut namun tidak terbatas pada :
- Konfirmasi mengenai Scope, objective, requirements dan akan diverifikasi oleh SKK Migas.
- Penyusunan program dan Schedule Detail, termasuk penjelasan mengenai metode pelaksanaan dan target pencapaian/milestone dari tiap-tiap detail pelaksanaan.
- Alokasi sumber daya manusia dan sumber daya pendukung yang lain sesuai dengan schedule diatas, termasuk personel yang telah dijanjikan Pelaksana Pekerjaan selama pada proses lelang.
- Penjelasan mengenai metode pendekatan impelementasi yang akan dilakukan. Dimana metodologi yang diusung haruslah yang proven, best
practice. Dan metodologi ini telah terbukti pada pelaksanaan proyek serupa
dengan tingkat kompleksitas dan setara ruang lingkupnya.
- Complete Organization Chart, yang terdiri dari personil Pelaksana Pekerjaan
yang akan ditugaskan untuk pekerjaan tersebut, lengkap dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam projek.
- Persetujuan SKK Migas terhadap Schedule Detail dan Complete
Organization Chart yang diusulkan oleh Pelaksana Pekerjaan.
- Persetujuan SKK Migas (Divisi terkait / User), terhadap content data yang akan digunakan dalam proyek ini.
- Berita acara persetujuan bahwa Pelaksana Pekerjaan akan mengikuti semua aturan yang berlaku di SKK Migas dan melengkapi semua prosedur dan administrasi berdasarkan best practice dan standard pelaksanaan proyek yang baku, termasuk antara lain: mengupdate timesheet dan update kegiatan pelaksanaan proyek pada sistem yang disediakan oleh SKK Migas apabila diperlukan.
- Kesepakatan project governance, progress report, dan strategi komunikasi antar Pelaksana Pekerjaan, KKKS, dan SKK Migas.
2. Penyusunan Program
Pelaksana pekerjaan menyusun rencana kunjungan lapangan (Site visit) dan rencana pembuatan pelaporan kepada SKK Migas. Dalam menyusun jadwal site visit Pelaksana pekerjaan melakukan koordinasi dengan Perwakilan pihak KKKS yang ditunjuk sebagai PIC (Personnel In Charge).
3. Kunjungan ke KKKS
Pelaksana pekerjaan melakukan site visit ke KKKS dan melakukan fieldwork untuk
walkthrough dan mereview alur proses Produksi di KKKS.
Hasil dari tahapan ini adalah sebagai berikut namun tidak terbatas pada:
- Analisa alur proses bisnis terperinci yang berlangsung dan yang berhubungan dengan Production System (As-Is) dari masing-masing KKKS. - Analisa alur proses bisnis, alur volume migas, alur data, formulasi yang
berhubungan dengan pelaporan yang selama ini dikirimkan ke SKK Migas. - Detail data yang dipergunakan, terutama berkaitan dengan proses pelaporan
baik untuk internal KKKS maupun ke SKK Migas.
- Pemetaan dan inventarisasi Production System dimasing-masing KKKS tersebut.
- Hasil gap analysis terhadap hasil pemetaan data yang dilakukan Tim SOT PM SKK Migas.
- Konfirmasi gap analysis antara data di KKKS dengan hasil pemetaan yang dilakukan Tim SOT PM SKK Migas.
4. Faktor Penentu Keberhasilan
Merupakan keharusan dan penting harus dicapai sesuai dengan tujuan program ini. Hasil analisa, review, validasi, perhitungan/pengukuran, klarifikasi dan hasil akhir berupa rekomendasi dan koreksi (jika ada) harus memberikan dampak langsung perbaikan dan improvement pada umumnya terhadap kegiatan produksi minyak & gas bumi di hulu migas dan pada kegiatan Implementasi Sistem Operasi Terpadu (SOT) Production Monitoring khususnya.
5. Lain-lain
a) Kewajiban yang harus dipenuhi yang juga mempengaruhi status selesai untuk tiap tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut namun tidak terbatas pada:
- Terhitung sejak ditandatanganinya kontrak, dan mulai berjalannya program, maka Pelaksana Pekerjaan diwajibkan melakukan rapat koordinasi dengan SKK Migas minimal 2 minggu sekali.
- Memberikan laporan berkala (diinformasikan oleh SKK Migas pada saat Kick
off Meeting) yang berisikan: status pelaksanaan program, kegiatan yang
sudah dilaksanakan pada 2 minggu tersebut (rencana vs realisasi), meeting
minutes dari setiap meeting / pertemuan, dan detail rencana pekerjaan untuk
2 minggu ke depan.
- Mendapatkan persetujuan tertulis dari setiap Fungsi terkait untuk setiap dokumen yang membutuhkan persetujuan dari SKK Migas.
b) Pelaksana Pekerjaan wajib untuk memenuhi panggilan SKK Migas setiap saat dibutuhkan untuk meeting/presentasi progres dari program ini.
c) Semua dokumen baik terkait langsung dengan program ini maupun tidak merupakan milik SKK Migas sehingga tidak boleh disebarkan/dibawa keluar SKK Migas tanpa sepengetahuan dan persetujuan SKK Migas sesuai Non
Disclosure Agreement (NDA) yang sudah ditanda tangani.
d) Pelaksana Pekerjaan sanggup dan bersedia untuk bekerja sama dengan Project
V. CARA DAN SYARAT PEMBAYARAN
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan untuk penagihan dilakukan per KKKS, setelah semua tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan untuk tiap-tiap KKKS dengan menyertakan lampiran bukti penyelesaian pekerjaan sesuai ruang lingkup pekerjaan yang disepakati.
Karena perbedaan area, volume produksi dan kompleksitas fasilitas di masing-masing KKKS yang berbeda-beda, maka nilai tagihan dibagi sebagai berikut :
1) PHE WMO : 40% dari nilai kontrak
2) Saka Indonesia Pangkah : 30% dari nilai kontrak 3) Santos Madura Offshore : 10% dari nilai kontrak 4) Santos Sampang : 20% dari nilai kontrak
VI. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Spesifikasi Perusahaan Pelaksana Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan harus memenuhi persyaratan / kualifikasi sebagai berikut namun tidak terbatas pada :
a) Merupakan Badan Usaha yang berstatus sebagai badan hukum di Indonesia. b) Semakin banyak referensi dan bukti pengalaman sebelumnya akan menambah
nilai pertimbangan evaluasi teknis.
c) Tidak keberatan untuk dilakukannya cross cheking pada contact person dari pekerjaan sebelumnya.
d) Tidak sedang dalam proses pengaduan perdata/pidana pihak ketiga.
e) Tidak memiliki pengalaman wan-prestasi selama bekerja sama dengan SKK Migas dan KKKS dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
f) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan memberitahukan kepada SKK Migas apabila menggunakan sub contractor dalam Project ini, dan disertai dengan surat kerja sama / surat keterangan. Dan menjelaskan secara detail bagian termasuk tanggung jawab dari sub contractor tersebut dalam program ini.
2. Jumlah dan Spesifikasi Tenaga Kerja
Pelaksana pekerjaan harus menyediakan tenaga kerja dengan jumlah dan minimum spesifikasi sebagai berikut:
a) 1 (satu) orang Project Manager, minimum S1 dengan latar belakang pendidikan yg relevan, pengalaman kerja minimal 12 (dua belas) tahun di bidang migas terutama yang terkait dengan kegiatan operasi produksi. Memahami kegiatan operasi produksi di KKKS. Dapat dibuktikan pada saat wawancara.
b) 3 (tiga) orang Senior Petroleum Engineer / Production Engineer, minimum S1 dengan latar belakang pendidikan yg relevan, pengalaman kerja minimal 10 (sepuluh) tahun di bidang migas, terutama yang terkait dengan kegiatan operasi produksi. Memahami kegiatan operasi produksi di KKKS. Dapat dibuktikan pada saat wawancara.
c) 3 (tiga) orang Junior Petroleum Engineer / Production Engineer, minimum S1 dengan latar belakang pendidikan yg relevan, pengalaman kerja minimal 6 (enam) tahun di bidang migas, terutama yang terkait dengan kegiatan operasi produksi. Memahami kegiatan operasi produksi di KKKS. Dapat dibuktikan pada saat wawancara.
Untuk Project Manager, Senior Petroleum Engineer / Production Engineer dan Junior Petroleum Engineer / Production Engineer diwajibkan untuk memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Memahami cara dan prosedur pengukuran stok (opening, closing, dead stock, pipeline dead stock / loading line dead stock, available to lift), 2) Memahami cara pembacaan meter custody dalam proses lifting,
3) Memahami cara perhitungan back allocation produksi dan sales / lifting (minyak, gas, dan kondensat).
4) Memahami cara pengukuran / perhitungan gross production dan net production 5) Memahami system pelaporan HCA (Hidro Carbon Accounting) System.
d) 3 (tiga) orang Database Engineer, minimum S1 dengan latar belakang pendidikan yg relevan, Pengalaman Kerja minimal 4 (empat) tahun dalam mengelola database. Memiliki pengalaman di bidang migas akan memberikan nilai lebih. Dapat dibuktikan pada saat wawancara.
e) 3 (tiga) orang Technical Writer dan dokumentasi, minimum S1 dengan latar belakang pendidikan yg relevan, Pengalaman Kerja minimal 4 (empat) tahun.
Dari semua personel diatas diharuskan menyerahkan CV dan semua dokumentasi pendukung kemampuan yang disebutkan, termasuk ijazah, referensi terlibat pada proyek-proyek sebelumnya dengan posisi yang sepadan dan proyek yang serupa secara kompleksitas dan content-nya.
SKK Migas akan membuat sesi wawancara untuk menggali informasi dan mengonfirmasi pengalaman yang dituliskan dalam CV. Tim diatas merupakan minimum requirement sebagai tim inti Pelaksana Pekerjaan, dimana apabila dalam pelaksanaan proyek dibutuhkan penambahan personel, maka Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk menyediakan personel tambahan dengan spesifikasi kemampuan yang paling tidak sama dan sepadan.
Penentuan tim yang terlibat dalam rencana Site Visit dibicarakan atas kesepakatan antara Div. MSI dengan fungsi Operasi Produksi SKK Migas dengan Pelaksana Pekerjaan tanpa mengurangi persyaratan yang telah ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Apabila dalam Site Visit dibutuhkan personil dengan sertifikasi keselamatan yang dipersyaratkan oleh KKKS (misalnya HUET, dll), maka Pelaksana Pekerjaan wajib memenuhinya.
VII. DURASI WAKTU PEKERJAAN
Total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 1 bulan, dengan rincian sebagai berikut :
1. Kick off Meeting
2. Pemahaman (Assessment, information gathering & analysis).
3. Penyusunan jadwal site visit dan pengurusan surat-surat (termasuk koordinasi dengan PIC dari KKKS, Pembuatan itinerary, dll).
4. Site visit (fieldwork) dan pengumpulan data. 5. Analisa (review dan validasi).
6. Diskusi, pembuatan laporan dan rekomendasi. 7. Presentasi akhir.
8. Closing Meeting.
Durasi pekerjaan tersebut merupakan waktu maksimum pelaksanaan pekerjaan untuk seluruh target KKKS. Susunan kegiatan dapat berubah sesuai dengan rencana dan strategi implementasi pelaksanaan kegiatan dari Pelaksana Pekerjaan. Apabila dibutuhkan proses pelaksanaan tambahan dimana masih merupakan bagian pekerjaan sedangkan waktu yang disediakan kurang, Pelaksana Pekerjaan harus bersedia melakukan hal tersebut dalam rangka penyempurnaan proses pengerjaan,
dimana sebelumnya akan dibicarakan antara Pelaksana Pekerjaan dan SKK Migas mengenai waktu dan proses pelaksanaannya.
VIII. LAIN-LAIN
1. Kerahasiaan Data dan Informasi
Data dan informasi Migas dilindungi kerahasiaannya oleh Undang – Undang Migas No.22/2001. Penggunaan, pembocoran dan pemilikan secara tidak syah atas data dan informasi oleh Pelaksana Pekerjaan baik sebelum, selama dan setelah proyek selesai merupakan pelanggaran hukum. Semua dokumen merupakan milik Pengawas Pekerjaan sehingga tidak boleh disebarkan / dibawa keluar tanpa sepengetahuan dan persetujuan SKK Migas.
2. Hal-hal yang belum tercakup dalam dokumen ini akan dijelaskan pada saat Prebid Meeting
IX. ESTIMASI BIAYA