• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN IMPLEMENTASI QUICK CHANGEOVER DI P.T. X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN IMPLEMENTASI QUICK CHANGEOVER DI P.T. X"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN IMPLEMENTASI QUICK CHANGEOVER DI P.T. X

Didik Wahjudi, Edo Andreas

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri

Universitas Kristen Petra

Jl Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236

dwahjudi@peter.petra.ac.id

Abstrak

Proses setup yang dilakukan di PT. X, yang bergerak di bidang kemasan platik, membutuhkan waktu yang sangat lama (811 menit). Hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan menerima order dalam jumlah kecil. Apabila perusahaan tetap memaksakan untuk memerima order yang sedikit jumlahnya, maka sebagian besar biaya dipakai untuk aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk. Kondisi ini menyebabkan perusahaan kurang mampu bersaing dengan perusahaan lainnya dari segi minimum order dan biaya produksi.

Quick changeover adalah salah satu teknik dalam Lean Manufacturing yang diujukan untuk

mengurangi waktu setup atau bahkan menghapuskannya. Dengan mengurangi waktu setup, proporsi waktu produktif akan meningkat. Hal ini merupakan solusi terhadap keinginan perusahaan yang menghendaki proses produksi berjalan terus-menerus.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan kajian untuk menerapkan quick changeover di P.T. X. Dari kajian yang telah dilakukan, waktu setup di atas bisa dikurangi menjadi 268,5 menit, suatu pengurangan sebsar 67%.

Kata kunci: quick changeover, setup time, lean manufacturing

1. PENDAHULUAN

Suatu industri biasanya menerima order produk yang beraneka ragam. Untuk memenuhi

order tersebut, perusahaan harus dapat

memproduksi dalam jumlah yang kecil. Namun oreder minimal ini kadangkala tidak bisa terlalu sedikit karena waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setup cukup lama. Oleh

karena itu, setiap perusahaan perlu

memperpendek waktu setup-nya. Pengurangan waktu setup, selain bisa mengurangi order minimal, juga akan meningkatkan waktu produktif dari perusahaan tersebut.

PT. X yang bergerak di bidang manufaktur kemasan plastik, proses setup membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan kadangkala waktu yang diperlukan untuk setup lebih lama daripada waktu untuk berproduksi.

Penelitian yang bertujuan untuk mengurangi waktu setup ini hanya dibatasi pada divisi blow moulding. Mesin yang dupilih adalah mesin yang memiliki waktu setup yang paling lama.

2. TEKNIK QUICK CHANGEOVER

Teknik quick changeover diusulkan pertama kali oleh Shigeo Shingo. Shingo mengembang-kan sebuah metodologi untuk menganalisa dan mengurangi waktu penggantian die. Teknik yang diperkenalkannya waktu itu dinamakan

SMED (single minute exchange of dies). SMED dapat digunakan secara universal pada seluruh changeover dan setup seperti wood

working, metal forming, plastics and electronics, pharmaceuticals, food processing, chemicals dan bahkan untuk service.

Aktifitas setup yang umumnya dilakukan di

industri dapat dikelomppokkan menjadi

beberapa jenis, yaitu:

- Jenis 1: melakukan persiapan, pengecekan material, pengecekan peralatan sebelum

proses setup berlangsung dan

membersihkan mesin, membersihkan

tempat kerja, mengecek dan

mengembalikan peralatan, material, dan lain-lain setelah proses setup selesai. - Jenis 2: memindahkan peralatan, parts, dan

lain-lain setelah penyelesaian lot terakhir lalu menata parts, peralatan, dan lain-lain untuk sebelum lot selanjutnya.

- Jenis 3: mengukur, mensetting dan

mengkalibrasi mesin, peralatan, fixtures dan part pada saat proses berlangsung. - Jenis 4: memproduksi suatu produk contoh

setelah setting awal selesai dan menngecek produk contoh tersebut apakah sesuai standar produk. Kemudian menyetel mesin dan memproduksi produk kembali dan seterusnya sampai menghasilkan produk yang sesuai standar.

(2)

Dengan mempelajari, mengklarifikasi dan mengorganisir aktifitas-aktifitas seperti di atas, memungkinkan operator untuk mengurangi total waktu setup melalui penghapusan aktifitas yang tidak perlu, memperbaiki aktifitas yang perlu, dan melakukan beberapa aktifitas secara

bersamaan daripada secara berurutan

(Nicholas, 1998).

3. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Proses setup terdiri dari elemen internal dan elemen eksternal. Teknik quick changeover pada intinya adalah mengurangi semaksimal mungkin elemen internal. Oleh sebab itu, elemen setup internal semaksimal mungkin dirubah menjadi eksternal. Sementara itu, elemen internal, yang tidak bisa dirubah

menjadi eksternal, diusahakan untuk

diperpendek waktunya dengan memodifikasi elemen tersebut maupun dengan memakai alat bantu. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan elemen setup internal dan eksternal pada pergantian produk.

Gambar 1. Elemen setup internal dan ekternal Untuk menerapkan teknik quick changeover,

langkah-langkah yang dilakukan dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Proses dokumentasi dilakukan dengan menggunakan handycam untuk merekam aktifitas yang terjadi dan dibukukan ke dalam

worksheet untuk mencatat durasinya.

b. Klasifikasi Elemen

Setelah dilakukan proses dokumentasi, semua elemen diklasifikasikan menjadi elemen internal atau eksternal. Elemen setup internal adalah aktifitas yang hanya dapat dilakukan pada saat mesin berhenti, sedangkan elemen eksternal dapat dilakukan pada saat mesin beroperasi. Hasil dokumentasi aktifitas dan

klasifikasinya ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Hasil dokumentasi dan klasifikasi aktifitas setup No Aktifitas Waktu (menit) Klasifi-kasi Station 1 Mematikan dan mendinginkan mesin 30 I 2 Memindahkan portable room 6 I 4 3 Melepas chute 3 I 4 4 Melepas ejector 8 I 4 5 Melepas bottom mold 16 I 2, 4

6 Melepas blow core dan

stretch 24 I 3

7 Membuang air cooling

pada hot runner 8 I 4 8 mengambil mold

instalation table 2 E 9 Mengambil hot runner

plattform 2 E

10 Memasang mold

installation table 7 I 4 11 Memasang hot runner

plattform 7 I 4 12 Mengambil crane 15 E 13 Memindahkan hot runner block 15 I 4 14 Memindahkan blow mould 25 I 4

15 Mensegel limit switch

untuk safety door 3 I 4 16 Melepas injection core 17 I 1 17 Melepas heating core 6 I 2 18 Melepas lip cavity 30 I 2 19 Melepas heating pot 5 I 2 20 Menata tool lama 8 E 21 Mengambil tool baru 13 E 22 Memasang heating pot 6 I 2 23 Memasang lip cavity 40 I 2 24 Memasang blow mould 30 I 4

25 Memasang hot runner

block 15 I 4

26 Memasang heating core 9 I 2

27 Memasang blow core

dan stretch 48 I 3 28 Memasang bottom mold 12 I 2, 4 29 Memasang ejector 11 I 4 30 Memasang injection core 18 I 1 31 Melepas mold installation table 6 I 4 Completing Part "A" Job

First Good Part "B" Job Changeover Time External Setup Activities Internal Setup Activities Checking, PM, Storing Job "A" Tooling Adjustments Time From Last Perfect Part A TOTAL SET-UP TIME

(3)

32 Melepas hot runner plattform 6 I 4 33 Mengembalikan mold installation table 4 E 34 Mengembalikan hot runner plattform 4 E 35 Mengembalikan crane 12 E 36 Memanasi material 240 I 37 Mengembalikan tool lama 11 E 38 Memasang chute 3 I 4 39 Memasang portable room 6 I 4 40 Memanasi mesin 30 I 41 Adjustment 50 I Total 811

Note: I = internal; E = Eksternal

c. Konversi Elemen

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi elemen internal mana yang memungkinkan dikonversi menjadi eksternal. Elemen eksternal masih dianggap lebih bisa diterima karena aktifitas eksternal bisa tetap dilakukan ketika mesin beroperasi. Setelah tahap ini, hanya tersisa 32 elemen yang total berdurasi 740 menit.

d. Reduksi Elemen Internal

Elemen setup yang tersisa adalah aktifitas internal yang tidak dapat dihapus atau dirubah menjadi elemen eksternal. Lama waktu total dari elemen internal dapat dikurangi dengan menerapkan parallel setup. Artinya, aktifitas yang tidak perlu menunggu aktifitas lain selesai dikerjakan dapat dikerjakan secara paralel. Elemen setup mana yang bisa dilakukan secara paralel dapat diidentifikasi melalui precedent

constraint pada Gambar 2 di bawah ini.

Dari presedent constraint dapat dilihat aktifitas yang bersifat kritis dan mana yang tidak. Aktifitas kritis adalah aktifitas yang berada pada lintasan yang mempengaruhi total waktu setup. Aktifitas yang bersifat kritis ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.

Penerapan parallel setup mengurangi waktu

setup menjadi 318 menit.

Tabel 2. Aktifitas setup pada lintasan kritis

No. Aktifitas Waktu

(menit) Station

2 Memindahkan portable

room 6 4

3 Melepas chute 3 4 4 Melepas ejector 8 4 5 Melepas bottom mold 16 2, 4

10 Memasang mold installation table 7 4 13 Memindahkan hot runner block 15 4 14 Memindahkan blow mould 25 4

18 Melepas lip cavity 30 2 19 Melepas heating pot 5 2 22 Memasang heating pot 6 2 23 Memasang lip cavity 40 2 24 Memasang blow mould 30 4

25 Memasang hot runner

block 15 4

28 Memasang bottom mold 12 2, 4 29 Memasang ejector 11 4 38 Memasang chute 3 4 39 Memasang portable room 6 4 40 Memanasi mesin 30 41 Adjustment 50 Total 318

Proses pengantian blow mould dan hot runner

block pada PT. X menggunakan mold installation table, hot runner platform, dan crane. Aktifitas pada mould installation table

sendiri terdiri dari 6 elemen, yaitu (Gambar 3): 1. Memasang mould installation table 2. Mendorong old mould keluar mesin 3. Menurunkan old mould dari mold

installation table (menggunakan crane)

4. Menaikkan new mould ke mold

installation table (menggunakan crane)

5. Mendorong new mould ke dalam mesin 6. Melepas mold installation table

Untuk mempercepat penggantian blow mould dan hot runner block, PT. X bisa menggunakan

turntable cart yang mempunyai prinsip kerja

sebagai berikut:

1. Mendorong old mould keluar mesin 2. Memutar meja (dengan rotary axis) 3. Mendorong new mould ke dalam mesin Gambar 4. menunjukkan prinsip kerja turntable

cart.

Dari diskusi dengan staf PT. X, pemakaian

turntable cart diyakini dapat minimal mengurangi waktu penggantian blow mould dan hot runner block sebesar 50%. Dengan

(4)

demikian, total waktu setup bisa berkurang hingga 268,5 menit, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Gambar 2. Precedent constraint aktifitas setup internal

Gambar 3. Prinsip kerja mold installation table

Gambar 4. Prinsip kerja turntable cart Tabel 3. Aktifitas setup setelah implementasi

quick changeover

No. Aktifitas Waktu

(menit) Station 2 Memindahkan portable

room 6 4

3 Melepas chute 3 4 4 Melepas ejector 8 4 5 Melepas bottom mold 16 2, 4

13 Memindahkan hot

runner block 7,5 4 14 Memindahkan blow

mould 12,5 4

18 Melepas lip cavity 30 2 19 Melepas heating pot 5 2 22 Memasang heating pot 6 2 23 Memasang lip cavity 40 2 24 Memasang blow mould 15 4

25 Memasang hot runner

block 7,5 4

28 Memasang bottom mold 12 2, 4 29 Memasang ejector 11 4 38 Memasang chute 3 4 39 Memasang portable room 6 4 40 Memanasi mesin 30 41 Adjustment 50 Total 268,5 4. KESIMPULAN

Dari kajian yang telah dilakukan sebelumnya, implementasi quick changeover dapat menggurangi waktu setup dari 811 menit menjadi 268,5 menit.

5. REFERENSI

[1] Allen, John. Lean Manufacturing a Plant

Floor Guide, Society of Manufacturing

Engineers, (2001)

[2] Carreira, Bill. Lean Manufacturing That

Works. American Management Association,

(2004)

[3] Nicholas, John, Competitive

Manufacturing Management. McGraw-Hill

(5)

Gambar

Gambar 1. Elemen setup internal dan ekternal
Tabel 2. Aktifitas setup pada lintasan kritis
Gambar 2. Precedent constraint aktifitas setup  internal

Referensi

Dokumen terkait

Player akan mengendalikan pihak blue bot untuk melawan red bot. Pemain akan berperan sebagai AI Commander, yang artinya hanya akan memerintahkan secara global,

Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh dari komponen celebrity endorser yang terdiri dari daya

Peneliti : Misalnya kamu ditagih nih, ga bawa uang juga terus pinjem dulu sama temen kamu.?. gitu,

Surat perintah Kapolres Pulang Pisau Nomor:Sprin/963/IV/OPS.1.3./2020 tanggal 2 April 2020 tentang melaksanakan operasi Kepolisian dengan sandi “Keselamatan

Keadaan tersebut di atas juga berlaku bagi pasangan suami – isteri yang terlibat dalam Perkawinan Campuran. Menurut Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Dalam beberapa hal, tersebab ia mengerjakan sejumlah proyek pembangunan patung monumental, dan elemen estetik yang berkait dengan arsitektur, ia melibatkan murid-murid-nya

keanggotan ke kanan atau ke kiri. Setelah itu kode-kode tersebut dirangkai untuk menjadi sebuah partikel lengkap. Prinsip penalaan fungsi keanggotaan. Proses pencarian PSO

Sementara, fungsi reproduksi atau kodrati (melahirkan, menyusui) maupun non kodrati (mendidik dan mengasuh anak) dapat dikategorikan sebagai aktivitas mengurus rumah