P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9
SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014
Hal: 311-325
RELIGION, ENVIRONMENT, SCIENCE, AND TECHNOLOGY (REST) PADA PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN BIOENTREPRENEURSHIP
Eko Retno Mulyaningrum Universitas PGRI Semarang
Abstract-The aim of this study was to develop an instructional instrument for biology based on Religion, Environment, Society, and Technology (REST). It employed a bio-entrepreneurship approach, described students’ creativity and interested in entrepreneurship while they were attending in the subject of environmental pollutions, which was a part of the environmental science. The subjects of this research were the second semester of students at IKIP PGRI Semarang, Biology Education Department. This research used a Research & Development method. The REST-based instructional instrument, helped by the bio-entrepreneurship approach, consisted of lesson plan, lectured contracts, modules, students’ work sheets, could be applied in the sub-subject of environmental knowledge. The research showed the creativity and entrepreneurship of the subject could be fostered by having them utilize many existing objects in the nearby surroundings, and experimental group was higher than control group.
Keywords: REST (Religion, Environment, Science and Technology),
Bioentrepreneurship, Environmental Knowledge.
PENDAHULUAN
Pembelajaran di LPTK memegang peranan penting dalam mempersiapkan
para calon guru untuk memiliki
keterampilan akademik dan kreativitas. Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran yang dilaksanakan di lokasi penelitian sering terjebak dalam tingkatan yang hanya menekankan pada ingatan dan
pemahaman. Melihat fenomena yang demikian ini, pengembangan pembelajaran perlu dilakukan para dosen agar dapat memenuhi tuntutan mampu meningkatkan ketrampilan mahasiswa sebagai makhluk religius dalam berfikir sains secara kreatif dengan menggunakan teknologi untuk memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu untuk
memenuhi tuntutan tersebut, diperlukan penerapan pembelajaran yang bervisi Religion, Environment, Science,
and Technology (REST). Berdasarkan
pemikiran di atas, terdapat beberapa hal penting yang dapat dirumuskan menjadi permasalahan. Permasalahan pertama yaitu pentingnya kreativitas mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah pengetahuan lingkungan. Permasalahan kedua yaitu belum tersedianya perangkat pembelajaran mata kuliah pengetahuan lingkungan melalui pendekatan pembelajaran
Bioentrepreneurship untuk mengetahui minat wirausaha mahasiswa. Permasalahan yang ketiga yaitu inovasi dalam pengembangan pembelajaran biologi yang memiliki cara pandang bahwa segala sesuatu memiliki unsur Religion, Environment, Science, dan Technology di
perguruan tinggi menjadi sangat perlu sebagai upaya peningkatan kualitas belajar mahasiswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menguji efektivitas produk perangkat pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan Pengetahuan Lingkungan pada materi Pencemaran Lingkungan.
Selama ini pembelajaran yang
sudah diterapkan adalah pembelajaran bervisi SETS yang terdiri dari unsur-unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang ditujukan untuk membantu peserta didik mengetahui sains,
perkembangannya dan bagaimana
perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi, dan masyarakat secara timbal balik (Binadja, 2000).
Namun pembelajaran bervisi SETS tersebut belum mengkaitkan dengan unsur religion serta dalam pembelajaran tersebut hanya sebatas pemberian informasi teknologi yang relevan dengan materi, kurang melibatkan kreativitas dan minat berwirausaha mahasiswa secara langsung, bahkan sampai pada aplikasinya sebagai tuntutan era globalisasi. Padahal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, namun di sisi lain juga dapat menghasilkan
dampak pada kehidupan manusia.
Pengetahuan lingkungan yang dimiliki manusia seharusnya dapat menjadikan
seseorang tersebut memahami
pengembangan dalam bentuk teknologi sebagai sarana dalam ibadah, bukan sebaliknya menjadikan sarana untuk bertindak yang dapat mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Manusia
Eko Retno – Poster|313
Indonesia perlu dikondisikan ke arah pembelajaran yang positif untuk menghindari akibat negatif tersebut. Mahasiswa mulai sejak dini perlu ditanamkan nilai-nilai religion yang baik dalam penggunaan teknologi hasil sains
untuk kehidupan sehari-hari di
lingkungannya. Inilah kelebihan yang diharapkan dari pembelajaran bervisi REST ini.
Pembelajaran pengetahuan
lingkungan (environment) merupakan salah satu mata kuliah dalam Kurikulum
Pendidikan Biologi (science).
Pembelajaran tersebut selama ini kurang dapat memacu kreativitas mahasiswa untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar untuk menjadi hal yang lebih bermanfaat. Jika dikaji lebih dalam, dengan mempelajari materi pengetahuan lingkungan, seharusnya seseorang dapat lebih mengakui kebesaran Tuhan (religion) dengan menyaksikan lingkungan yang
telah diciptakan-Nya. Dengan
mempelajarinya, mahasiswa juga
hendaknya dapat terinspirasi berkreativitas
dengan menggunakan teknologi
(technology) yang dapat memanfaatkan barang atau limbah yang ada di lingkungan sekitar mahasiswa menjadi suatu produk
yang lebih bernilai ekonomis.
Kurang adanya kreativitas pada mahasiswa dapat dilihat dari belum adanya pemikiran atau produk yang dihasilkan seiring dengan berakhirnya mata kuliah pengetahuan lingkungan. Padahal tantangan global saat ini menuntut bahwa seharusnya kegiatan mahasiswa dapat diwarnai dengan inovasi-inovasi di berbagai bidang. Inovasi sebagai proses kreatif, tidak akan sukses ketika inovator belum memiliki semangat kewirausahaan. Pemahaman kesadaran ini menuntut penyajian kuliah tidak hanya bertumpu pada ranah kognitif. Dengan kata lain, melalui pendidikan tinggi, selain semakin memahami konsep materi perkuliahan juga diharapkan meningkatkan semangat
entrepreneurship mahasiswa. Oleh karena
itu diusulkan pembelajaran dengan pendekatan Bioentrepreneurship untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa Program Pendidikan Biologi. METODOLOGI
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Semarang. Waktu penelitian yaitu semester genap pada tahun ajaran 2009/2010. Kelas yang
digunakan sebagai subjek penelitian sebanyak dua kelas yang mempunyai kesamaan kondisi awal (berdasarkan tes homogenitas). Dua kelas tersebut terdiri atas satu kelas eksperimen yaitu kelas II B dan satu kelas kontrol yaitu kelas II C. Kelas II A digunakan sebagai kelas uji coba. Sampel pada penelitian ini dipilih secara random. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research and
Development (R&D). Metode R&D merupakan metode untuk melakukan
penelitian, mengembangkan, dan menguji
suatu produk. Penelitian dan
pengembangan yang dilaksanakan
mencakup enam dari sepuluh langkah umum R&D yang dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah utama, yaitu: tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap validasi/evaluasi (Samsudi, 2009).
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada gambar 1 berikut.
Eko Retno– Poster |315
TAHAP STUDI PENDAHULUAN
TAHAP PENGEMBANGAN Perumusan disain perangkat pembelajaran (PP) Validasi disain oleh pakar Penyusunan PP Revisi produk perangkat pembelajaran Evaluasi dan penyempurnaan TAHAP EVALUASI
Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian
(Modivikasi ”The Major Steps in R&D Cycle” dalam Gall and Borg, 1996).
Model Hipotesis Tes awal Implementasi penelitian pre-experimental Tes akhir Revisi produk final Studi lapangan tentang
masalah pembelajaran dan potensi mahasiswa
Deskripsi dan analisis temuan Studi literatur Revisi disain perangkat pembelajaran
Uji coba produk perangkat pembelajaran
Diseminasi dan implementasi
Pada tahap evaluasi, implementasi model menggunakan penelitian
true-experimental yaitu dengan disain sebagai berikut.
R
X
X
R
Gambar 2. Desain penelitian kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol / Posttest
only control design. (Sugiyono, 2007)
Keterangan:
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol (pembelajaran yang dilaksanakan secara konvensional yaitu dengan ceramah dan diskusi).
R
= kemampuan awal kelompok ekperimen (kelas dipilih secara random)O
2= postest/ kemampuan akhir kelompok eksperimenO
4= postest / kemampuan akhir kelompok kontrolX
= treatment pembelajaran dengan pembelajaran bervisi REST dan berpendekatan Bioentrepreneurship.HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pengembangan ini didahului dengan studi pendahuluan berupa studi pustaka dan studi empirik. Studi pustaka meliputi kajian terhadap hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan studi empirik untuk menganalisis masalah meliputi kajian kondisi awal terhadap objek penelitian melalui observasi,
terutama terhadap kondisi mahasiswa, fasilitas penunjang, dan proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis masalah, proses perkuliahan mata kuliah pengetahuan lingkungan yang berlangsung di lokasi penelitian selama ini banyak menggunakan metode ceramah dan diskusi kelas saja. Kegiatan yang memacu kreativitas maupun yang dikaitkan dengan kewirausahaan
E
K
O
2Eko Retno– Poster | 317
jarang sekali dilakukan untuk mata kuliah pengetahuan lingkungan sehingga kurang memberikan pengalaman langsung pada mahasiswa dan kurang mengembangkan aspek berfikir kreatif, sehingga kurang dapat memacu kreativitas mahasiswa untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar untuk menjadi hal yang lebih bermanfaat. Oleh karena itu dirumuskan disain perangkat pembelajaran yang bervisi
REST dan berpendekatan
Bioentrepreneurship. Kemudian hasil pengumpulan data hasil analisis potensi mahasiswa menunjukkan bahwa tiga kelas A, B, dan C merupakan kelas dengan kemampuan yang relatif sama berdasarkan hasil uji kesamaan kondisi awal yang sebelumnya melalui uji prasyarat terlebih dahulu yaitu melalui uji normalitas dan homogenitas.
Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas menggunakan
Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai signifikansi 0,052; 0,179 dan 0,086 > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya berdasarkan uji homogenitas diperoleh nilai Levene 0,644 dengan p value = 0,527 > 0,05 yang berarti bahwa ketiga kelas memiliki varian yang sama/homogen. Setelah didapatkan hasil bahwa data berdistribusi normal dan ketiga kelas homogen, maka dilakukan uji Anava untuk mengetahui signifikansi kesamaan kondisi awal. Berdasarkan hasil uji Anava diperoleh Fhitung= 0,697 dengan p value =
0,509 > 0,05 yang berarti bahwa rata-rata dari ketiga kelompok tidak berbeda nyata sehingga dapat digunakan sebagai subjek penelitian.
Berdasarkan hasil pelaksanaan perkuliahan Pengetahuan Lingkungan yang bervisi REST dan berpendekatan
Bioentrepreneurship diperoleh hasil pengembangan kreativitas mahasiswa yang tampak pada Tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Data Pengukuran Kreativitas Mahasiswa *)
No Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Kriteria Skor Kriteria
1 Perhatian yang besar pada kegiatan cipta mencipta
114 Baik 72 Kurang
2 Keteguhan dalam mengajukan pendapat atau pandangan
111 Baik 71 Kurang
3 Mengajukan pertanyaan 94 Kurang 41 Sangat kurang 4 Menggali informasi faktual yang
relevan untuk memecahkan masalah-sehari-hari
98 Baik 55 Sangat kurang
5 Mengembangkan teknologi relevan dari
konsep-konsep biologi yang dipelajari 114 Baik 45 Sangat kurang
Skor Total 531 Baik 284 Sangat Kurang
Berdasarkan hasil data pengukuran kreativitas mahasiswa, maka dapat diketahui bahwa kriteria kreativitas kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Perbandingan Jumlah Kriteria Kreativitas Mahasiswa N o Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumla h % Jumla h % 1 Sangat baik 0 0 0 0 2 Baik 4 80 % 0 0 3 Kurang 1 20 % 2 40 % 4 Sangat 0 0 3 60 kurang %
Berdasarkan data pengukuran kreativitas mahasiswa di atas maka kemudian dilakukan uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov Sminov Test dan diperoleh hasil nilai signifikansi 0,126 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui perbedaan kreativitas mahasiswa antara kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan kreativitas mahasiswa dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen saat mengikuti perkuliahan yang bervisi REST dan berpendekatan Bioentrepreneurship
menunjukkan kreativitas yang baik, sedangkan pada kelas kontrol yang perkuliahannya dilaksanakan melalui
Eko Retno– Poster |319
kegiatan ceramah dan diskusi saja menunjukkan kreativitas mahasiswa yang sangat kurang. Setelah dilakukan pengujian t-tes juga didapatkan hasil nilai t hitung sebesar 11,006 dengan p value 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa kreativitas mahasiswa kelas eksperimen dan kontrol memiliki perbedaan yang signifikan.
Selain lima indikator kreativitas mahasiswa yang dinilai oleh observer, pada kelas eksperimen juga dilaksanakan penilaian produk hasil observasi mahasiswa dengan memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan sekitar. Hasil observasi menunjukkan bahwa indikator kebaruan (originalitas) yaitu dengan skor 136 sehingga termasuk kriteria sangat baik, indikator valuable (berguna) menunjukkan skor 126 dengan kriteria
sangat baik, dan indikator komersial menunjukkan skor 114 dengan kriteria baik. Pada kelas kontrol tidak dilaksanakan observasi ketiga indikator tersebut karena pembelajarannya non
Bioentrepreneurship sehingga mahasiswa
tidak membuat produk. Hasil observasi kreativitas mahasiswa aspek produk menunjukkan kriteria sangat baik pada indikator originalitas dan valuable, serta kriteria baik pada indikator komersial menjadi gambaran bahwa produk-produk yang dihasilkan mahasiswa dinilai masih jarang ditemukan, bermanfaat untuk keperluan manusia maupun dalam upaya menjaga lingkungan sekitar dari polutan, dan layak untuk dijual.
Hasil angket minat berwirausaha mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Data Pengukuran Minat Berwirausaha Mahasiswa *)
No Pertanyaan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumla
h
Kriteria Jumla h
Kriteria
1 Minat menciptakan produk setelah mengikuti perkuliahan bervisi REST dan pendekatan Bioentrepreneurship
128 Sangat tinggi
123 Tinggi
2 Mencari sumber saat menghadapi kesulitan ide usaha di bidang biologi
114 Tinggi 103 Tinggi
3 Merasa yakin dalam memulai usaha di bidang biologi
115 Tinggi 114 Tinggi
4 Percaya bahwa kemampuan dan bakat yang dimiliki dapat disalurkan melalui dunia wirausaha
119 Tinggi 118 Tinggi
5 Sudut pandang pemikiran dalam menciptakan suatu desain produk
151 Sangat tinggi
148 Sangat tinggi 6 Sikap jika merasa belum puas dengan
keterangan materi yang diperoleh dari dosen
130 Sangat tinggi
128 Sangat tinggi
7 Cara memasarkan produk biologi 145 Sangat tinggi
140 Sangat tinggi 8 Memberi keterangan pada orang lain jika
sulit diterima
131 Sangat tinggi
122 Tinggi
9 Upaya jika ada suatu kejadian dalam bekerja
129 Sangat tinggi
127 Sangat tinggi 10 Ketelitian jika waktu yang tersedia
tinggal sedikit 146 Sangattinggi 143 Sangattinggi 11 Mengembangkan pemikiran kreatif dari
yang telah diperoleh dalam perkuliahan
126 Sangat tinggi
115 Tinggi
12 Keinginan membuat produk lagi jika sudah menemukan cara membuatnya
146 Sangat tinggi
141 Sangat tinggi 13 Setuju dengan pelajaran biologi yang
dikaitkan dengan kewirausahaan 134 Sangattinggi 124 Tinggi 14 Modal bukan syarat utama, yang penting
adalah minat dan kemauan menjadi wirausaha 132 Sangattinggi 121 Tinggi 15 Keyakinan berani mengambil resiko 114 Tinggi 108 Tinggi
Berdasarkan hasil angket jumlah kriteria minat wirausaha maka dapat diketahui bahwa kelas eksperimen
mempunyai minat berwirausaha lebih tinggi daripada kelas kontrol, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Eko Retno– Poster |321
Tabel 9. Perbandingan Jumlah Kriteria Minat Wirausaha
No Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah % Jumlah %
1 Sangat tinggi 11 73,33 % 6 40 %
2 Tinggi 4 26,67 % 9 60 %
3 Rendah 0 0 0 0
4 Sangat rendah 0 0 0 0
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut kemudian dilakukan analisis perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dengan uji normalitas data terlebih dahulu. Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai signifikansi 0,000 dan 0,05 < 0,05 yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. Sehingga pengujian selanjutnya menggunakan statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai signifikansi 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan minat berwirausaha secara signifikan antara mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yang pertama yaitu mendapatkan hasil analisis masalah pembelajaran mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan selama ini hanya dilakukan melalui kegiatan ceramah dan diskusi saja, padahal mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta tempat peneliti mengambil sebagai lokasi penelitian ini mempunyai potensi
yang cukup baik untuk dapat
berkreativitas. Tahap kedua yaitu mengumpulkan data hasil analisis yang mendapatkan hasil bahwa dua kelas yaitu II B dan II C berdasarkan hasil uji homogenitas mempunyai kondisi awal yang sama sehingga dapat digunakan sebagai subjek penelitian. Ketiga, dilakukan kegiatan penyusunan desain perangkat pembelajaran sebagai langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri atas SAP, Kontrak Kuliah, dan Bahan Ajar. Keempat, kemudian setelah itu dilakukan validasi pakar dan kelima yaitu revisi desain perangkat pembelajaran tersebut. Keenam dilakukan uji coba, setelah itu hasil analisis uji coba
ditelaah kembali. Berikutnya, kemudian diterapkan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah pelaksanaan implementasi perangkat pembelajaran kemudian dilakukan analisis
draf perangkat pembelajaran
menunjukkan hasil dapat digunakan dengan baik karena dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dan minat berwirausaha mahasiswa.
Pada pelaksanaan proses
pembelajaran data kreativitas mahasiswa didapatkan dari hasil observer yang mengamati presentasi produk hasil kreativitas mahasiswa. Pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti sebagai pengajar, dibantu oleh tiga orang dosen biologi sebagai pengamat satu, pengamat dua, dan pengamat tiga, serta satu orang guru biologi sebagai pengamat empat. Berdasarkan hasil observasi, terdapat peningkatan kreativitas mahasiswa pada kelas eksperimen saat mengikuti perkuliahan yang bervisi REST dan berpendekatan Bioentrepreneurship,
sedangkan pada kelas kontrol yang perkuliahannya dilaksanakan melalui kegiatan ceramah dan diskusi saja menunjukkan kurangnya kreativitas mahasiswa. Hal ini berarti, melalui
pembelajaran bervisi REST dan
berpendekatan Bioentrepreneurship dapat membangkitkan kreativitas mahasiswa.
Kreativitas mahasiswa itu perlu ditumbuhkan karena selepas mahasiswa lulus tentu tidak hanya berbekal hasil nilai yang diperolehnya selama mengikuti perkuliahan saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita dapat menanamkan dalam diri peserta didik tentang kebutuhannya sepanjang hidup mereka.
Jika pendidik hanya membekali
mahasiswa dengan penekanan pada intelejensi saja maka akan menjadi
seseorang yang kurang tanggap
menghadapi gejolak perubahan zaman. Peran pendidik yang terpenting adalah
membantu peserta didik untuk
menemukan diri mereka sendiri tentang apa yang perlu mereka ketahui. Karena dengan bekal kreativitas, peserta didik akan dapat mengatasi dirinya sendiri, menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dan memiliki ketegaran untuk menghadapi masa depan. Melalui
kreativitas dalam pengalaman
pembelajaran akan mendorong peserta didik untuk merenungkan kemanfaatan setelah mereka belajar.
Eko Retno– Poster |323
bahwa visi SETS (Science,
Environment, Technology, and Society)
memungkinkan dihasilkannya pemikiran komprehensif yang mengarah kepada produk kreatif dan inovatif di
bidang-bidang yang ditekuni, dengan
berlandaskan sains dan teknologi. Pemikiran berlandaskan SETS tersebut kurang mengembangkan aspek religion, sedangkan pada penelitian tesis ini dapat diketahui bahwa setelah mengikuti perkuliahan pengetahuan lingkungan yang bervisi REST (Religion, Environment,
Science, and Technology) dan berpendekatan Bioentrepreneurship,
selain prestasi belajar mahasiswa dapat meningkat yang dipengaruhi aspek religion yaitu mahasiwa lebih menyadari bahwa lingkungan merupakan karunia Tuhan yang tidak boleh dicemari, mereka pun juga berminat untuk menciptakan produk-produk kreatif dan inovatif yang berhubungan dengan biologi dengan tangan sendiri.
Aspek religion sangat perlu dimasukkan dalam pembelajaran karena sejatinya manusia itu mempunyai sifat serakah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia membabat hutan hingga gundul yang berdampak banjir dan
tanah longsor, menggali emas, perak, dan tembaga dengan meninggalkan residu yang berbahaya, sehingga dapat merusak harmoni dan ekosistem alam ini. Itulah manusia, makhluk lemah yang mudah terperangkap menuruti kata hati mengejar duniawi. Namun ketika seseorang berdekat-dekat dengan Tuhan, akan muncul kesadaran untuk memegang amanat mulia sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia sebagai wakil Allah bertugas merawat dan memelihara anugerah Allah tersebut, bumi seisinya
dengan sebaik-baiknya. Menjadi kewajiban manusia terhadap alam, dalam rangka pengabdiannya kepada Allah, untuk melakukan pemeliharaan terhadap alam semesta ini demi kelangsungan hidup. Orang yang sadar bahwa alam harus dijaga tidak akan sampai hati mengeksploitasi lingkungan secara semena-mena. Ia tidak akan merusak bumi, laut, dan seisinya karena akan membawa petaka bagi semua makhluk bumi ini, termasuk dirinya. Pembelajaran yang dikaitkan dengan sisi religion, akan memunculkan kesadaran bahwa alam tempat manusia tinggal sesungguhnya berisi ayat-ayat kekuasaan Allah bagi mereka yang mau memperhatikan. Manusia dilarang menghamba alam dan dilarang pula untuk menyembahnya. Alam dengan segala sumber
dayanya memang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia (dan makhluk lain) namun tetap harus memikirkan kebutuhan masa depan bagi generasi penerus dan tidak boleh pula berlebihan.
Berdasarkan hasil penelitian
pengembangan pembelajaran
berpendekatan Bioentrepreneurship
menunjukkan bahwa minat berwirausaha kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Adanya minat wirausaha yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dapat dilihat dari tingginya kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup, keyakinan kuat atas kekuatan diri, sikap jujur dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dalam bekerja dan berusaha, mempunyai pemikiran yang kreatif dan konstruktif, berorientasi ke masa depan, dan berani mengambil resiko. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Meyers (2008) bahwa
Bioentrepreneurship memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Tumbuhnya kreativitas dan minat berwirausaha generasi penerus bangsa
semoga diiringi dengan lebih
memperhatikan lingkungan sehingga dapat hidup harmoni di lingkungan yang
bisa memberikan suasana bagi
penghuninya untuk mengingat kebesaran Tuhan dan memotivasi penghuninya untuk menebar kebaikan bagi lingkungannya. Sehingga alam dapat terus memenuhi kebutuhan manusia di masa sekarang dan masa yang akan datang.
SIMPULAN DAN SARAN
Perangkat pembelajaran materi Pencemaran Lingkungan ini efektif untuk
digunakan dalam perkuliahan
Pengetahuan Lingkungan karena
memberikan hasil pengaruh positif, yaitu bahwa kreativitas mahasiswa pada pembelajaran pengetahuan lingkungan dengan pengembangan pembelajaran bervisi REST dan berpendekatan
Bioentrepreneurship lebih tinggi daripada
pembelajaran non REST dan non
Bioentrepreneurship. Minat berwirausaha
mahasiswa pada pembelajaran bervisi
REST dan berpendekatan
Bioentrepreneurship juga lebih tinggi
daripada pembelajaran non REST dan non
Bioentrepreneurship.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan perangkat pembelajaran biologi bervisi REST dengan pendekatan
Bioentrepreneurship yang terdiri dari SAP,
Eko Retno– Poster |325
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dapat digunakan dalam perkuliahan pengetahuan lingkungan selanjutnya. Penelitian ini dapat dilanjutkan terutama untuk cara mengembangkan pembelajaran bervisi REST dan berpendekatan
Bioentrepreneurship pada mata kuliah
atau mata pelajaran lainnya. DAFTAR PUSTAKA
Binadja, A. 1999. STL( Science Technology Literacy) in the SETS ( Science, Environment, Technology and Society) Perspective. Paper presented in the
regional workshop on scientific and technological Ilitercy for all conducted by SEAMEO RECSAM in collaboration with UNESCO and ICASE. Penang
. 2000. Pemikiran dalam SETS
(Sains, Environtment, Technology, and Society). Semarang: PPs Unnes.
Gall, M. D., Borg, W. R. & Gall, J. P. 1996. Educational Research (Sixth Edition). White Plains, New York:
Longman Inc.
Kreitler, Shulamith, and Hernan Casakin. 2009. Motivation for Creativity in Design Students. Creativity Research Journal. 21: 282-293.
Meyers, A.D., and Patrick Hurley. 2008. Bioentrepreneurship Education Programs in The United States.
Journal of Commercial Biotechnology. 14: 2-12.
Samsudi, 2009. Desain Penelitian Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Win. 2009. National Summit 2009 Dibuka
Presiden SBY.
http://www.setneg.go.id/index.php?o ption=com_content&task=view&id =4110&Itemid=55. (05/11/2009).