• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci - bahasa Arab, kemampuan berbahasa, perkembangan anak, gangguan berbica

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci - bahasa Arab, kemampuan berbahasa, perkembangan anak, gangguan berbica"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PELAJAR MADRASAH AL MUTAQIEN DALAM MEMBACA DAN MEMAHAMI TEKS BERBAHASA ARAB

Keiko Annissa Arfananda¹, Fikri Arif²

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Al Azhar Indonesia, Komplek Masjid Agung Al Azhar,

Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 ¹Keiko.annissa@gmail.com, ²fikriarif17071999@gmail.com

Abstrak

Dewasa ini, menempuh pendidikan dasar melalui madrasah bukanlah hal yang tabu. Banyak orang tua yang kini memilih untuk memasukan anaknya ke madrasah agar sang anak mendapat beberapa pelajaran tambahan yang belum tentu didapatkan di sekolah umum biasa. Beberapa pelajaran tersebut misalnya, bahasa Arab, fiqih, nahwu ataupun shorof, dan lain-lain. Maka dari itu, tak heran jika siswa-siswi lulusan madrasah akan menguasai paling sedikit tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Namun, terdapat beberapa kasus dimana seorang anak tidak kunjung bisa berbahasa Arab atau bahkan membaca maupun memahami teks dalam bahasa Arab walaupun sudah mendapat pembelajaran yang layak dan cukup. Hal ini dapat terlihat dari kemampuan mereka dalam menuturkan bahasa Arab yang tak kunjung fasih, terutama dalam menuturkan teks bacaan dalam bahasa Arab, berbeda dengan anak-anak lain yang sudah bisa menguasai dan menuturkan kata bahkan kalimat dasar dalam bahasa Arab.

Data yang dipaparkan, dianalisis dan diolah oleh penulis dalam bentuk kualitatif, serta disajikan secara deskriptif berdasarkan hasil dari formulir online dengan beberapa wali murid dari lembaga yang bersangkutan serta dari berbagai sumber tertulis lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak tidak kunjung mampu untuk menguasai bahasa Arab. Penyebab pertama ialah keterlambatan sosial, emosional, dan perilaku selama anak mengalami masa perkembangannya dimana hal ini memiliki pengaruh pada kemampuan anak berkomunikasi. Selain itu, pola didik orang tua dan metode ajar yang digunakan Madrasah juga memiliki pengaruh terhadap kemampuan anak dalam berbahasa yang satu ini.

(2)

1. PENDAHULUAN

―Bahasa‖ merupakan kata yang berasal dari bahasa Sansekerta (bhāṣā). Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Bahasa sendiri adalah cara individu untuk berkomunikasi dengan individu lainnya terutama bagi individu atau kelompok yang berada pada satu wilayah yang sama, sehingga bahasa megang peran yang sangat penting. Pada saat ini, jumlah bahasa yang ada di dunia sekitar 6000-7000 bahasa.

Apabila kita membahas bahasa, maka bahasa Arab tidak luput dari pembahasan tersebut. Kemampuan berbahasa, termasuk bahasa Arab bisa didapatkan melalui pengajaran dan pembelajaran. Sebagai contoh, mata pelajaran bahasa Arab di madrasah yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib. Dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Arab akan selalu ada tantangan baik bagi tenaga pengajar, maupun bagi pelajarnya. Tantangan tersebut bisa menjadi semakin kompleks apabila pelajar memiliki hambatan dari dalam dirinya. Salah satu tantangan yang kerap kali ditemui ialah ketidakmampuan pelajar dalam pengucapan dan membaca teks berbahasa Arab. Ketidakmampuan ini bisa muncul karena gangguan psikologi yang tidak selalu disadari oleh sang anak, orang tua, maupun orang sekitar karena gangguan ini tidak selalu memperlihatkan gejala yang jelas. Tantangan ini juga muncul pada pelajar Madrasah al Mutaqien. Tantangan dan gangguan ini tentunya berpengaruh dalam proses pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam proses pelajaran membaca teks berbahasa Arab

Di era modern ini, sudah banyak orang tua yang memasukan anaknya ke Madrasah dikarenakan perkembangan kurikulumnya yang mengikuti zaman dan ditambah pelajaran-pelajaran tambahannya seperti ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Di jenjang pendidikan dasar ini, anak sedang berada di usia dimana ia akan sangat mudah menyerap hal-hal baru. Akan tetapi, terdapat beberapa anak yang kurang mampu untuk mengikuti perkembangan kebahasaan asingnya, terutama dalam membaca teks berbahasa asing. Hal tersebut dapat terjadi akibat beberapa hal.

Dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada 25 anak yang sedang duduk di bangku Madrasah al Mutaqien. Penelitian ini dilakukan setelah melihat adanya beberapa anak yang nampak kesulitan dalam mengerjakan ulangan dalam bahasa Arab. Dengan adanya penelitian ini, penulis memiliki beberapa harapan, yaitu:

1. Mengetahui sebab akibat dari kesulitan yang dialami pelajar madrasah al Mutaqien. 2. Memberikan kesadaran terhadap pembaca, maupun para siswa dan orang tua

mengenai hal yang menyebabkan ketidakmampuan dalam membaca teks dalam bahasa Arab yang dipelajari di sekolah.

3. Mengetahui solusi dari ketidakmampuan pelajar dalam membaca teks berbahasa Arab. 4. Meminimalisir kejadian yang sama (ketidakmampuan pelajar madrasah al Mutaqien

(3)

dalam membaca teks berbahasa Arab) terulang di kemudian hari.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini ditulis berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang kemudian disampaikan secara naratif dengan sumber data dari berbagai bacaan dan analisa hasil kuesioner online yang disebarkan oleh penulis melalui Whatsapp kepada 25 orang tua murid Madrasah al Mutaqien.

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif adalah suatu metode yang mendeskripsikan penyajian data yang melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, dan sebagainya yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2009).

Metode ini dipilih dikarenakan tidak adanya data yang diubah dari penggambaran gejala-gejala yang muncul, yang kemudian dianalisis sesuai dengan fakta di lapangan, bersifat apa adanya, dan asli atau otentik untuk diambil kesimpulannya. Penggunaan metode ini bertujuan untuk menggambarkan permasalahan-permasalahan yang menyebabkan keterbelakangan pelajar Madrasah al Mutaqien dalam membaca teks berbahasa Arab.

3. PEMBAHASAN

A. Profil Singkat Responden

Dalam penelitian ini, penulis mengambil sample berupa 25 murid dari Madrasah al Mutaqien yang memiliki mata pelajaran yang melibatkan pembacaan teks berbahasa Arab di kurikulumnya yang diwakilkan oleh orang tua mereka dalam pengisian kuesioner. Berdasarkan data kuesioner, sebaran responden penulis adalah sebagai berikut:

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa jumlah orang tua murid yang mengisi kuesioner yang paling banyak adalah orang tua murid yang berasal dari kelas 5 Madrasah al Mutaqien, dan diikuti oleh orang tua murid dari kelas 4 dan 6, kemudian kelas 3, dan terakhir dari kelas 2.

(4)

Selain itu, kebanyakan dari orang tua murid tersebut memiliki anak dengan jenis kelamin laki-laki dengan persentasi sebanyak 60% dibandingkan perempuan dengan persentase sebanyak 40%.

B. Latar Belakang Kemampuan Berbahasa Arab

Setiap orang tua pasti memiliki alasan tersendiri saat memilih madrasah yang memiliki mata pelajaran bahasa Arab sebagai jenjang pendidikan dasar yang diterima oleh anak mereka. Berikut adalah latar belakang kemampuan kebahasaan Arab yang dimiliki oleh pelajar dan orang-orang di sekitar pelajar tersebut:

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 68% pelajar dari Madrasah al Mutaqien tidak memiliki latar belakang keluarga dengan kemampuan berbahasa Arab, dan sebanyak 32% pelajar Madrasah al Mutaqien memiliki keluarga yang mampu berbahasa Arab.

C. Proses Pembelajaran Membaca Teks Dalam Bahasa Arab

Salah satu hal yang diharapkan oleh orang tua yang memilih madrasah sebagai jenjang pertama pendidikan anaknya selain agar mendapatkan pendidikan agama ialah kemampuan untuk berbahasa Arab. Akan tetapi, pasti terdapat perbedaan baik proses maupun hasil dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam pembacaan teks yang menggunakan bahasa Arab. Kemahiran membaca merupakan salah satu kemahiran yang diajarkan di madrasah dan menjadi salah satu kemahiran yang penting dari pembelajaran bahasa Arab. Kemahiran ini termasuk kemahiran yang kompleks, sebagaimana pendapat dari Mursyid (2013), membaca merupakan kemampuan yang kompleks, membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata-mata. Dalam proses

(5)

pembelajaran membaca teks dalam bahasa Arab, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh orang tua, seperti:

1. Perkembangan kemampuan membaca teks berbahasa Arab

Pada kemahiran ini, tentunya terdapat perkembangan yang berbeda dapat terlihat dari pelajar bagi orang tua masing-masing dengan persentase sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 76% orang tua murid sudah melihat perkembangan dari kemampuan membaca teks berbahasa Arab pada anak mereka. Sedangkan, sebanyak 12% orang tua tidak melihat adanya perkembangan dari sang anak selama mereka belajar di Madrasah al Mutaqien. Selain itu, sebanyak 12% orang tua bahkan belum mengikuti perkembangan kemampuan membaca teks berbahasa Arab anak mereka. Penyebab orang tua tidak mengikuti perkembangan anaknya ialah karena kesibukan pekerjaan kantor, pekerjaan rumah tangga, hingga memiliki balita yang masih membutuhkan perhatian ekstra.

2. Keefektifan pembelajaran membaca teks berbahasa Arab di Madrasah al Mutaqien

Keefektifan kegiatan belajar mengajar, terutama pada kemampuan membaca memiliki peran penting dalam mempengaruhi kemampuan anak membaca teks dalam bahasa Arab. Berikut penilaian para orang tua terhadap keefektifan pembelajaran membaca teks berbahasa Arab di madrasah al- Mutaqien:

(6)

Berdasarkan diagram, sebanyak 72% orang tua sudah menilai pembelajaran yang diberikan oleh madrasah al Mutaqien sudah efektif. Dari total 25 responden, persentase ini merepresentasikan angka 18 orang tua yang menganggap efektif pembelajaran, dan 28% orang tua memandang pembelajaran dalam membaca teks berbahasa Arab di Madrasah al Mutaqien tidak efektif. Persentase ini mewakili 7 orang tua. Anggapan efektif dan tidak efektif ini dilihat oleh orang tua dari kemajuan yang dimiliki oleh pelajar selama mereka mempelajari teks berbahasa Arab.

3. Kecakapan membaca teks berbahasa Arab

Kecakapan dalam membaca teks berbahasa Arab merupakan sebuah hasil dari proses pembelajaran membaca. Berdasarkan diagram, sebanyak 60% orang tua menilai bahwa anak mereka sudah mampu membaca teks berbahasa Arab dengan baik bagi ukuran pelajar seusianya, sedangkan sebanyak 40% orang tua menilai bahwa anaknya masih belum mampu membaca teks berbahasa Arab dengan baik. Bagi pelajar yang dinilai belum cakap dalam membaca teks berbahasa Arab ini bisa jadi diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu kurang berlatih, sulit fokus dalam membaca, keterlambatan kemampuan bicara semasa perkembangannya, hingga rasa trauma atau tertekan karena mereka dipaksa menempuh pendidikan dasar di madrasah oleh orang tua mereka.

(7)

Pada proses pembelajaran bahasa Arab, terutama bagi pembelajaran membaca teks dengan bahasa Arab, orang tua juga memegang kendali tersendiri pada kemajuan pelajar atau anak mereka. Pada Madrasah al Mutaqien, 80% orang tua sudah membantu dan membimbing anak mereka, sedangkan sebanyak 20% orang tua masih belum membantu anak mereka untuk mempelajari teks-teks berbahasa Arab di rumah. Hambatan ini didapat karena kesibukan yang dimiliki oleh orang tua dan ketidakmampuan orang tua dalam berbahasa Arab, sehingga mereka memilih untuk tidak membantu anak mereka untuk mempelajari teks berbahasa Arab.

5. Bimbingan belajar bahasa Arab

Bimbingan belajar adalah salah satu cara agar anak mampu menambah kemampuan belajarnya di luar sekolah. Pada hal ini, sebanyak 92% orang tua tidak mengambil bimbingan belajar untuk memperlancar kemampuan membaca teks berbahasa Arab bagi anaknya. Sedangkan, sebanyak 8% orang tua memilih untuk mengambil bimbingan belajar sebagai metode pembelajaran tambahan bagi anak. Bimbingan belajar ini dipilih oleh orang tua karena mereka tidak sempat mengajarkan anaknya secara langsung, dan bagi orang tua yang tidak memilih bimbingan belajar untuk anak mereka dikarenakan mereka mengajarkan langsung anak mereka saat di rumah, atau membiarkan anak mereka untuk mempelajari teks berbahasa Arab sendiri, dan menanyakan kata-kata yang dianggap sulit pada guru mereka di pertemuan berikutnya.

Selain itu, bagi orang tua yang memilih bimbingan belajar bahasa Arab, metode ini mendapat persentase sebanyak 12% orang tua setuju bahwa meotde ini efektif dalam membantu anak menguasai teks berbahasa Arab. Sedangkan, sebanyak 4% orang tua menganggap bimbingan

(8)

belajar ini tidak efektif. Ketidakefektifan ini disebabkan oleh banyak faktor, baik dari faktor lingkungan anak yang kurang mendukung, hingga kendala dari diri sang anak langsung.

D. Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berbahasa Arab di Madrasah al Mutaqien 1. Nilai yang didapatkan anak

Nilai menjadi suatu tolok ukur dari hasil suatu proses pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa Arab. Dalam hal ini, orang tua memiliki penilaian mengenai nilai yang sudah dicapai oleh anak setelah mempelajari bacaan teks berbahasa Arab. Sebanyak 76% orang tua sudah merasa cukup dan puas dengan nilai yang didapatkan oleh anak mereka dalam hal membaca teks berbahasa Arab, dan sebanyak 24% orang tua masih merasa nilai yang dicapai anak mereka tergolong kurang. Hal ini bisa disebabkan karena nilai yang didapatkan oleh anak tersebut masih dibawah KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal.

2. Perbandingan nilai anak dalam pelajaran membaca teks berbahasa Arab dengan mata pelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia

Dapat dilihat pada diagram, sebanyak 56% hasil didominasi oleh jawaban bahwa anak tidak memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam mata pelajaran yang melibatkan membaca teks berbahasa Arab, sedangkan 28% orang tua lainnya melihat bahwa nilai mata pelajaran yang melibatkan membaca teks berbahasa Arab anak mereka sama baiknya dengan mata pelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia, dan 16% lainnya melihat nilai anak mereka lebih baik dalam mata

(9)

pelajaran yang melibatkan membaca teks berbahasa Arab dibanding mata pelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini bisa disebabkan karena kemampuan anak dalam memahami teks yang dibaca, bimbingan orang tua dalam belajar, dan yang paling utama ialah kecocokan metode pengajaran yang diimplikasikan.

E. Kondisi Psikologis Anak

1. Trauma yang pernah dialami anak

Trauma bukanlah suatu hal yang mudah disembuhkan. Trauma ini bisa disebabkan oleh kejadian buruk yang menimpa anak di masa kecilnya atau semasa perkembangannya. Rasa trauma juga bisa ditimbulkan akibat suatu paksaan untuk melakukan suatu hal dari pihak tertentu kepada anak, yang menyebabkan anak takut untuk menghadapi hal tersebut di kemudian hari. Sebagai contoh, perasaan trauma akan paksaan untuk mempelajari bahasa Arab karena anak menganggap bahasa Arab terlalu rumit. Namun, orang tua memaksakan anak mereka untuk bisa menguasainya karena alasan-alasan tertentu.

Pada hasil kuesioner, dapat dilihat bahwa sebanyak 40% anak pernah mengalami trauma semasa perkembangannya. Hal ini tentu berpengaruh pada kemampuan belajar anak, terutama pembelajaran bahasa Arab yang menjadi bahasa baru bagi anak sekolah dasar. Pemaksaan orang tua kepada anak untuk langsung bisa menguasai teks-teks berbahasa Arab dapat membuat anak tertekan dan menjadi semakin takut saat akan menghadapi pembelajaran bahasa Arab. Namun, hasil dari kuesioner juga menjelaskan bahwa sebanyak 60% anak tidak pernah mengalami trauma apapun yang dapat menghambat mereka saat mempelajari bahasa Arab, terutama teks bacaan dengan bahasa Arab.

(10)

2. Speech delay atau keterlambatan bicara

Keterlambatan bicara merupakan keadaan dimana anak belum bisa berbicara hingga anak menginjak usia 2 tahun. Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jawaban didominasi oleh pernahnya anak mengalami speech delay semasa perkembangannya, yaitu sebanyak 48%. Speech

delay ini bisa disebabkan karena gejala disleksia, kurangnya interaksi yang didapatkan anak untuk

merangsang kemampuan bicara, atau bahkan gangguan mental. Selain itu, sebanyak 40% orang tua yakin bahwa anak mereka tidak mengalami keterlambatan bicara, dan sebanyak 12% orang tua tidak mengetahui apakah anak mereka mengalami gangguan seperti keterlambatan bicara ini atau tidak. Ketidakperhatian orang tua terhadap anak ini bisa membuat keterlambatan bicara semakin larut.

3. Pengaruh keterlambatan bicara pada kemampuan pemahaman dan membaca teks berbahasa Arab

Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 52% orang tua meyakini dan setuju bahwa keterlambatan bicara yang dialami anak mereka memegang peran dalam menghambat anak mereka dalam memahami dan membaca teks berbahasa Arab. Semakin lambat anak lancar berbicara, maka semakin sedikit pula kosa kata yang ia miliki. Hal ini akan menimbulkan suatu problematika karena disaat sang anak harus memahami kosa kata bahasa asli mereka, mereka juga harus menguasai kosa kata dalam bahasa Arab agar mampu memahami teks bacaan berbahasa Arab. Selain itu, sebanyak 4% orang tua tidak meyakini bahwa ketidakmampuan anak dalam menguasai dan membaca teks

(11)

berbahasa Arab disebabkan oleh keterlambatan bicara, dan 44% orang tua dari pelajar di Madrasah al Mutaqien meyakini bahwa anak mereka tidak mengalami keterlambatan bicara.

4. Penanganan keterlambatan kemampuan bicara

Keterlambatan bicara merupakan hambatan yang bisa ditangani. Pada diagram, sebanyak 36% orang tua sudah mengambil tindakan untuk menangani keterlambatan bicara yang dialami. Tindakan yang umumnya diambil ialah terapi bicara. Namun, terdapat beberapa orang tua yang memilih untuk menstimulasi anak mereka sendiri di rumah. Selain itu, sebanyak 16% orang tua belum mengambil tindakan dan memilih untuk membiarkan anak mereka dengan anggapan bahwa kemampuan bicara cepat atau lambat akan dikuasai dengan sendirinya, dan 48% orang tua tidak memiliki anak yang mengalami keterlambatan bicara.

F. Keterbukaan Anak Dengan Orang Tua

Berdasarkan diagram, jawaban didominasi oleh orang tua yang memiliki anak yang terbuka dengan mereka mengenai hal-hal yang dialami oleh mereka sehari-hari. Persentase ini sebanyak 60%, dan sebanyak 40% orang tua merasa anak mereka kurang terbuka atau jarang berbagi cerita mengenai kejadian yang mereka alami sehari-hari. Keterbukaan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti kedekatan anak dengan orang tua, rasa nyaman anak saat bercerita dengan orang tua, dan lainnya.

(12)

4. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Madrasah kini mulai dilirik oleh para orang tua karena kurikulum pembelajarannya yang juga memasukan ilmu-ilmu agama serta tambahan pembelajaran bahasa, yaitu bahasa Arab. Namun, saat kita telaah banyak pelajar madrasah yang tak kunjung mampu berbahasa Arab. Pada pelajar Madrasah al Mutaqien lebih dari 68% orang tua menganggap anak mereka sudah mulai ada perkembangan dalam memahami dan membaca teks berbahasa Arab. Namun, perkembangan tersebut tidak menutup fakta bahwa terdapat faktor penghambat bagi anak untuk mampu membaca dan memahami tkes berbahasa Arab. Ketidakmampuan anak dalam memahami dan membaca teks berbahasa Arab yang sudah ia terima di madrasah al Mutaqien disebabkan karena beberapa kekurangan, baik itu internal maupun eksternal.

Gangguan atau kekurangan ini seperti keterlambatan bicara, rasa trauma, pola asuh orang tua yang salah, serta kurang menstimulasi anak atau bahkan kurang memperhatikan perkembangan anak, dan memaksakan anak untuk menguasai suatu kebahasaan yang bahkan baru dipelajari. Beberapa orang tua juga enggan memeriksakan kekurangan yang ada pada anak mereka ke dokter atau membawa anak mereka untuk terapi dimana kekurangan ini bisa menjadi kendala dalam proses pemahaman dan membaca teks berbahasa Arab. Mereka berasumsi bahwa anak mereka masuk madrasah dengan output bisa memahami dan membaca teks berbahasa asing, yaitu bahasa Arab yang bahkan masih ada dari mereka yang jarang membantu untuk membimbing anak mereka di rumah dalam mempelajari teks dengan bahasa Arab karena satu dan lain hal.

Walaupun demikian, tak sedikit dari para orang tua murid ini yang sangat peduli dan menstimulasi anaknya dengan baik sehingga sang anak lebih mudah memahami dan menyerap pembelajaran mengenai teks dengan bahasa Arab di Madrasah al Mutaqien. Beberapa dari orang tua juga sudah cukup sadar untuk memeriksakan anak mereka saat mereka merasa atau melihat ada kejanggalan dalam perkembangan anak. Mereka juga sudah berusaha untuk memberikan terapi pada anak-anak mareka yang mengalami gangguan dengan harapan dapat menyembuhkan hal tersebut sehingga anak mereka bisa fokus dan menguasai teks dengan bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah al Mutaqien.

b. Saran

Meskipun banyak faktor yang menyibukkan baik di luar maupun di dalam kehidupan berkeluarga, ada baiknya jika orang tua bisa lebih peduli dan perhatian dengan perkembangan dan kemajuan anak jika ingin anak mereka dapat memahami dan membaca

(13)

teks berbahasa Arab dengan baik. Kemudian ada baiknya jika orang tua ikut andil dalam membaca teks bacaan yang dihadapi oleh anak, hal ini bertujuan agar motivasi anak dalam membaca teks berbahasa Arab terus meningkat sehingga muncul kemauan dan tekad dalam usaha untuk memahami dan melancarkan bacaan berbahasa Arab. Di sisi lain, dengan ini anak dapat lebih memerhatikan bacaannya sehingga terjadi pembiasaaan dalam membaca teks berbahasa Arab.

Selain itu, pemaksaan terhadap anak dalam hal belajar, terutama mempelajari bahasa Arab bukanlah hal yang baik, karena tidak akan menghasilkan kemampuan penguasaan bahasa yang baik, terutama dalam hal membaca dan memahami teks berbahasa Arab, dimana hal ini merupakan hal yang kompleks karena anak harus mampu membaca kalimat dalam bahasa asing, memahaminya, dan menerjemahkannya ke bahasa ibu mereka secara langsung maupun tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Nurbayan, Yayan. (2008). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Zein Al Bayan.

Harianja, Nurilam. Hubungan Bahasa Dengan Otak, Universitas Negeri Medan, 2009, Medan.

Djokosetio, Sidiarto Lily. Perkembangan Otak dan Kesulitan Belajar Pada Anak. Jakarta,2017, UI – PRES.

Sari, Cici Ratna, et al. Menyonsong Transformasi Pendidikan Abad 21. Keterlambatan Bicara Anak Usia 5 Tahun, 2528-5564, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, 31 Januari 2019, Universitas Negeri Jakarta.

PBB, ―https://www.un.org/en/sections/about-un/official-languages/index.html‖ Academia.edu,

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program diploma III di jurusan teknik elektro program studi teknik listrik politeknik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Ferina Ratnasari, 2015

Tidak menghambat proses produk secara langsung (Andrian Sutedi, 2009:224) Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan adalah adanya ketentuan bahwa perlindungan dan syarat-syarat

Kalau bibit dari umbi, yaitu setelah umbi berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, Tanaman talas ditanam dengan jarak 50

(2) Pemberian dan perubahan nama wilayah administrasi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh kementerian yang menyelenggarakan

Michael Cronin looks at how translation has played a crucial role in shaping debates about identity, language and cultural survival in the past and in the present.. He explores

Status gizi siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan pendidikan orang tua Pada penelitian ini, status gizi responden berdasarkan

(3) Untuk mengetahui nilai-nilai yang mendasari terjadinya harmonisasi dalam hak dan kewajiban yang dimiliki wanita balu. Penelitian ini dilakukan di Desa Adat Belega,