• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN. dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN. dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya oleh sebab itu, menurut Todaro dan Smith (2011: 18) pembangunan haruslah dipandang sebagai proses multidimensi yang melibatkan berbagai perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan lembaga nasional serta percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan dan penanggulangan kemiskinan. Pembangunan seharusnya merupakan upaya untuk mengubah kondisi kehidupan dari yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.

Infrastruktur memainkan peran penting dalam mempromosikan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Infrastruktur yang dirancang dengan baik juga bisa membuat pertumbuhan menjadi lebih inklusif dengan berbagi manfaat terhadap kelompok-kelompok dan masyarakat miskin, terutama dapat menghubungkan daerah-daerah terpencil dan negara-negara kecil ke pusat-pusat bisnis utama (Bhattacharyay, 2010).

Saleh (2014: 12), mengungkapkan suatu infrastruktur diperlukan bukan saja untuk meningkatkan daya saing demi mendorong lebih banyak kegiatan investasi, produksi dan perdagangan, tetapi juga untuk mempercepat pemerataan pembangunan sehingga tingkat kemiskinan dan pengangguran dapat diturunkan. Sejalan dengan Gie (2004 dalam Permana dan Asmara, 2009: 49) menyatakan bahwa secara makro, ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur akan mempengaruhi

(2)

2 marginal productivity of privat capital, sedangkan dalam konteks ekonomi mikro

ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi. Todaro dan Smith (2011: 226) juga menjelaskan bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur di suatu negara adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tidak dapat terlepas dari ketersediaan infrastruktur yang ada pada daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan beberapa studi atau penelitian sebelumnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shi (2013) dengan objek penelitian di negara Cina menyatakan bahwa keinginan pemerintah untuk menghasilkan Gross Domestic Product (GDP) yang tinggi adalah salah satu sisi kunci permintaan untuk lebih meningkatkan pembangunan infrastruktur yang lebih baik khususnya dalam sektor public investment. Barus (2011) juga menyatakan dalam penelitiannya di Kalimantan Timur bahwa infrastruktur ekonomi yang mempunyai effect multiplier paling besar terhadap perekonomian suatu wilayah.

Selain itu, penelitian yang juga dilakukan oleh Irawan, et al. (2012) di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada beberapa tipe infrastruktur di Indonesia yang harus dikembangkan untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan pemerintah yang tinggi. Sebagai salah satu faktor terbesar untuk meningkatkan pendapatan yaitu: 1) produktifitas yang tinggi memerlukan infrastruktur yang lebih baik terutama dalam bidang pekerjaan umum di sektor pertanian; 2) jika infrastruktur bertujuan untuk mendapatkan biaya yang rendah, peningkatan infrastruktur transportasi darat mempunyai dampak positif yang sangat

(3)

3

tinggi dibandingkan dengan transportasi air dan udara; 3) jika peningkatan infrastruktur lebih ditingkatkan pada penanaman modal investasi di sektor komunikasi, dampak positifnya dapat lebih tinggi dibandingkan mengalokasikan anggaran yang lebih besar pada sektor energi. Begitu pula dengan Crescenzi dan Pose (2012) dalam penelitiannya pada negara-negara Uni Eropa khususnya daerah perbatasan, menyimpulkan bahwa peran infrastruktur transportasi adalah pendukung terbesar perkembangan ekonomi regional di daerah tersebut.

Masyarakat di setiap negara menggunakan layanan infrastruktur bukan hanya untuk konsumsi langsung, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas, misalnya, mengurangi waktu dan tenaga terhadap penggunaan air bersih, membawa hasil produksi ke pasar, atau untuk pergi bekerja. Dapat dipastikan jika investasi di bidang infrastruktur rendah akan terjadi banyak kendala dalam pelaksanaan pembangunan apalagi mengingat infrastruktur memiliki peranan penting dalam efektifitas biaya dan waktu logistik (Das, 2013).

Romp dan De Haan (2005), menyatakan 32 penelitian dari 39 penelitian yang dilakukan terhadap negara-negara Organisation for Economic Co-operation and

Development (OECD), infrastruktur mempunyai efek positif terhadap output,

efesiensi, produktivitas, investasi swasta dan lapangan kerja. Estache (2010), juga menyatakan 9 dari 12 penelitian terhadap negara-negara berkembang menunjukkan infrastruktur mempunyai efek yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Asian Development Bank (2012: 14), menyatakan bahwa infrastruktur berperan langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan secara langsung maupun tidak langsung. Pembangunan infrastruktur akan

(4)

4

menciptakan lapangan pekerjaan tambahan dan kegiatan ekonomi, mengurangi biaya produksi melalui peningkatan transportasi dan konektivitas, meningkatkan produksi secara keseluruhan, menyediakan koneksi yang lebih baik ke pasar dan fasilitas ekonomi serta meningkatkan akses ke fasilitas utama lainnya. Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa infrastruktur adalah ibaratnya sebuah mesin atau roda dari aktivitas ekonomi di mana pada tabel input output negara-negara berkembang, produktivitas pada hampir semua sektor dipengaruhi oleh infrastruktur.

Provinsi Sulawesi Barat yang terbentuk pada bulan Oktober tahun 2004 merupakan provinsi yang ke-33 di Indonesia atau salah satu provinsi yang termuda di Indonesia. Pada awal berdirinya, masyarakat Sulawesi Barat sangat terkendala/kesulitan dalam menjangkau wilayahnya. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur yang kurang memadai khususnya infrastruktur jalan yang kurang baik. Dimulai dari upaya penyediaan infrastruktur, Provinsi Sulawesi Barat memulai pembangunan dengan kekuatan anggaran keuangan daerah sebesar 622,34 miliar rupiah pada tahun 2005. Angka ini merupakan nilai yang sangat kurang untuk ukuran sebuah provinsi dengan luas daerah yang mencapai 16.937,16 km2. Namun, pada awalnya anggaran tersebut banyak dipergunakan untuk belanja pegawai sehingga kondisi ini sulit untuk mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang mendekati standar kelayakan (BPS Satu Dekade Sulbar, 2014: 3).

Tetapi seiring dengan makin meningkatnya aktivitas ekonomi di Sulawesi Barat, ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan suatu keharusan untuk

(5)

5

menjadi sumber pembentuk nilai tambah ekonomi. Tidak dapat dipungkiri bahwa infrastruktur yang memadai merupakan katalisator utama yang bersifat jangka panjang dalam penciptaan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah provinsi dan kabupaten di Sulawesi Barat saling mendukung dalam pembangunan infrastruktur guna mencapai pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan.

Dalam rangka mewujudkan pembangunan Provinsi Sulawesi Barat yang lebih baik dibutuhkan akselerasi pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur transportasi (transportasi udara, pelabuhan laut, jalan, dan jembatan) untuk mendukung kelancaran pembangunan lainnya. Dengan terbangunnya infrastruktur transportasi tersebut, maka segala kegiatan ekonomi akan terdistribusi dengan lancar. Sesuai dengan keinginan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, infrastuktur yang memadai menjadi titik fokus dalam proses pembangunan sehingga akhirnya dapat meningkatkan laju akselerasi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat.

Dalam perkembangannya, laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Sulawesi Barat terus membaik. Hal ini ditunjukkan dengan angka Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (PDRB-ADHB) yang selalu mengalami peningkatan, seperti gambar yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut.

(6)

6 Sumber: BPS Sulbar, 2008 – 2014 (diolah)

Gambar 1.1 Angka Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Barat, 2008 – 2013

Gambar 1.1 menunjukkan pada tahun 2013 nilai PDRB-ADHB telah mencapai sekitar 16.434 Milyar rupiah atau terjadi peningkatan sekitar 9,82 persen dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan yang cukup tinggi ini dikarenakan pengaruh beberapa sektor yang mengalami laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Sebagai salah satu provinsi termuda di Indonesia, laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Barat dalam kurun beberapa tahun selalu berada di atas laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut.

(7)

7 Sumber: BPS RI dan BPS Sulbar, 2008 – 2014 (diolah)

Gambar 1.2 Laju Pertumbuhan Domestik Regional Bruto Per Kapita Provinsi Sulawesi Barat, 2008 – 2013

Pada Gambar 1.2, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat tahun 2013 tumbuh sebesar 7,19 persen, berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,78 persen. Dari tahun 2008 – 2012 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat selalu berada di atas angka nasional. Tahun 2012 dan 2013, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat maupun nasional masing-masing mengalami penurunan selama dalam kurun waktu 2 tahun, di tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat hanya pada level 10,07 persen dan menurun pada level 7,19 persen pada Tahun 2013. Meskipun mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh 6,23 persen pada tahun 2012 dan 5,78 persen pada tahun 2013.

Pada level regional Pulau Sulawesi tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat juga berada di atas beberapa provinsi di Pulau Sulawesi dan hanya Provinsi Sulawesi Selatan dan Gorontalo yang mempunyai laju

(8)

8

pertumbuhan ekonomi di atas Provinsi Sulawesi Barat. Hal ini tampak pada Gambar 1.3 berikut.

Sumber: BPS Sulbar 2014 (diolah)

Gambar 1.3 Perbandingan PDRB ADHK Per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sulawesi Tahun 2014

Pada Gambar 1.3, ditinjau dari regional Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi Barat menempati pertumbuhan ekonomi yang ke-3 tertinggi setelah Provinsi Sulawesi Selatan. Namun hal ini bertolak belakang apabila dibandingkan dengan kontribusi PDRB Provinsi Sulawesi Barat terhadap PDB Indonesia. Sebagai provinsi termuda ke-2, nilai riil PDRB Sulawesi Barat relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan provinsi lain, sehingga apabila terjadi peningkatan output di berbagai sektor akibat suatu kebijakan maka dampaknya sangat sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kondisi demikian tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat, semenjak terbentuk hingga sekarang laju pertumbuhan ekonominya selalu lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

(9)

9

Tingginya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat ini dapat dikatakan wajar, mengingat Provinsi Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi termuda di Indonesia, di mana proses pembangunan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Barat tidak sama dengan provinsi-provinsi lain. Untuk menyusul ketertinggalan pembangunan dari provinsi lain dan juga untuk mencapai target pemerataan pembangunan di Indonesia, proses pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Provinsi Sulawesi Barat terus dimaksimalkan. Hal ini terlihat jelas pada maraknya pembangunan infrastruktur publik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta demi mengejar pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang ingin dicapai.

1.2 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang dampak infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia maupun secara internasional sudah pernah dilakukan sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada ruang lingkup, subjek penelitian, metode penelitian dan variabel yang digunakan dalam alat analisis.

Penelitian ini menganalisis pengaruh dari infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur sarana prasarana pendidikan dan infrastruktur sarana prasarana kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat. Melalui analisis tersebut dapat diketahui kategori infrastruktur mana yang perlu diprioritaskan oleh pemerintah daerah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sehingga penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah pembangunan infrastruktur dan hasilnya dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi

(10)

10

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk merumuskan kebijakan di bidang infrastruktur.

Tabel 1.1 Penelitian Terkait Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Peneliti Lokasi Metodologi Hasil Penelitian 1 Sulaiman dan Albiman (2014) Malaysia Deskriptif Kuantitatif, Data Time Series, Analisis Autoregresif Distributed Lag (ARDL). Infrastruktur memiliki dampak langsung secara signifikan terhadap

pariwisata dan perdagangan. Perdagangan berdampak langsung secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan pariwisata tidak mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan dapat

mempengaruhi pariwisata. Masing-masing variabel mempunyai hubungan yang sangat dinamis dan saling mempengaruhi secara langsung dan tidak langsung. 2 Tong, et al. (2014) Amerika Serikat Deskriptif Kuantitatif, Data Time Series , Analisis Vector

Autoregression

(VAR), dan

Laugmented VAR

(LA-VAR)

Infrastruktur transportasi (Tol dan jalan raya) tidak

berpengaruh terhadap agregat

output. Namun dengan

meningkatkan sistem

transportasi serta memperluas akses jalan akan berdampak langsung secara signifikan terhadap peningkatan infrastruktur non transportasi dan modal swasta.

3 Srinivasu dan Rao (2013)

India Kualitatif Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak harus berdasarkan peningkatan infrastruktur ekonomi, tetapi juga harus dibarengi dengan

peningkatan infrastruktur sosial seperti pendidikan dan kesehatan sehingga

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup dapat menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi. 4 Gainova, et al.

(2013)

Rusia Kualitatif Infrastruktur adalah suatu sistem atau struktur yang dapat meningkatkan daya saing daerah, dan kualitas

(11)

11 hidup, tingkat kepuasan akan kebutuhan, daya tarik investasi serta daya saing daerah tergantung kepada pengembangannya. 5 Shi

(2013)

Cina Deskriptif Kuantitatif, Panel Data, Unit

Root Test, Analisis Vector Error Correction Model

(VECM),

Infrastruktur listrik, rel kereta api, telepon dan human

capital berpengaruh

signifikan positif terhadap GDP per kapita Cina. Infrastruktur jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap GDP per kapita Cina. Dalam konteks regional wilayah, infrastruktur jalan berpengaruh signifikan setelah tahun 2005. Peran infrastruktur juga berbeda-beda pada wilayah regional tergantung kepada arah pengembangan ekonominya. 6 Crescenzi dan Rogriuez-Pose (2012) Negara Uni Eropa Deskriptif Kuantitatif, Panel data, Analisis Two

Way Fixed Effect

dan Difference

Generalized Method Moment

(GMM-Diff)

Infrastruktur transportasi (road density), rasio jalan per-penduduk, rasio jalan per-1juta (GDP), penelitian dan pengembangan (inovasi lokal dan kemampuan penggunaan teknologi) serta kondisi sosial ekonomi berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di daerah perbatasan Uni Eropa. selain itu, penambahan infrastruktur sosial juga akan mendukung menghasilkan inovasi yang lebih baik dan peningkatan produktivitas.

7 Irawan, et al.

(2012) Indonesia Deskriptif Kuantitatif, Data tabel Social Accounting Matrix (SAM) indonesia 2005, Analisis Computabel Geberal Equilibrium (CGE)

1. Produktifitas yang tinggi memerlukan infrastruktur yang lebih baik terutama dalam bidang pekerjaan umum di sektor pertanian. 2. Jika infrastruktur bertujuan untuk mendapatkan biaya yang rendah, peningkatan infrastruktur transportasi darat mempunyai dampak positif yang sangat tinggi dibandingkan dengan transportasi air dan udara. 3. Jika peningkatan

infrastruktur lebih ditingkatkan pada penanaman modal

(12)

12 investasi di sektor

komunikasi, dampak positifnya dapat lebih tinggi dibandingkan mengalokasikan anggaran yang lebih besar pada sektor energi. 8 Barus (2011) Kalimantan Timur Deskriptif Kuantitatif, Data tabel Input Output Kalimantan Timur Tahun 2006, Analisis Input Output (Forward Linkage, Backward Linkage, Keterkaitan, dan multiplier effect)

Sektor bangunan, listrik, gas dan air bersih mempunyai

multiplier effect yang paling

besar terhadap perekonomian suatu wilayah karena berpengaruh signifikan terhadap peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, pendapatan rumah tangga, dan output perekonomian. 9 Lall

(1999)

India Deskriptif Kuantitatif, Panel Data, Regresi Data Panel (FE Model, SUR model & TSLS model)

Investasi di infrastruktur ekonomi (jalan, listrik, irigasi) dan investasi swasta tidak berpengaruh signifikan terhadap elastisitas output, Investasi di publik.

Infastruktur sosial (air bersih dan sanitasi, pendidikan, kesehatan) dan tenaga kerja yang bekerja di sektor swasta berpengaruh signifikan terhadap elastisitas output. 10 Shioji (2001) USA dan Japan Deskriptif Kuantitatif, Panel Data, Regresi Data Panel (OLS Model, FE-LSDV, GMM (DIF), GMM (SYS), LSDV-C)

1. Publik kapital (pendidikan, infrastruktur, konservasi hutan, pertanian dan perikanan) berpengaruh positif signifikan terhadap

output per kapita USA dan

Jepang tetapi tingkat signifikansi yang tinggi dimiliki oleh Jepang. 2. Publik kapital di USA tidak

berpengeruh terhadap output per kapita untuk jangka panjang tetapi di Jepang publik kapital berpengaruh terhadap output per kapita jangka panjang.

3. Infrastruktur (jalan, perumahan, drainase, airport, taman kota dan air bersih) sebagai komponen terbesar dari publik kapital berpengaruh positif terhadap

output per kapita USA dan

Jepang sedangkan pendidikan tidak

(13)

13 berpengaruh terhadap output per kapita USA.

4. Efek dinamis infrastruktur pada Jepang lebih tinggi dibandingkan USA. 5. Di Jepang Infrastruktur

menyumbangkan 19 persen terhadap pertumbuhan GDP sedangkan infrastruktur di USA hanya menyumbang 4 persen pertumbuhan GDP.

1.3 Rumusan Masalah

Provinsi Sulawesi Barat yang termasuk di kawasan timur Indonesia termasuk salah satu provinsi yang sangat muda dan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang cepat dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Hal ini dikarenakan dampak pembangunan infrastruktur di daerah tersebut sebagai daerah pemekaran membuat pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh dengan cepat, tetapi di sisi lain kontribusi PDRB Provinsi Sulawesi Barat terhadap PDB nasional masih sangat rendah dan relatif masih kecil dibandingkan dengan provinsi lain. Hal ini menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, bagaimana kajian pembangunan infrastruktur dilaksanakan dan seberapa besar pengaruh pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur sarana prasarana pendidikan dan infrastruktur sarana prasarana kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, maka terdapat beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab di dalam penelitian berikut ini.

(14)

14

1. Bagaimana pengaruh infrastruktur listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 – 2013?

2. Bagaimana pengaruh infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 – 2013?

3. Bagaimana pengaruh infrastruktur sarana prasarana pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 – 2013?

4. Bagaimana pengaruh infrastruktur sarana prasarana kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 – 2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan nilai rasio infrastruktur (listrik, jalan, sarana prasarana pendidikan dan sarana prasarana kesehatan) di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 – 2013.

2. Menganalisis pengaruh infrastruktur (listrik, jalan, sarana prasarana pendidikan dan sarana prasarana kesehatan) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 – 2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan penelitian selanjutnya.

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah daerah khususnya Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat sebagai bahan pertimbangan

(15)

15

dalam mengambil kebijakan yang lebih efektif dan efesien terhadap pembangunan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Barat.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan literatur dan referensi bagi berbagai pihak untuk penelitian yang lebih lanjut.

1.7 Lingkup Peneltian

Dalam penelitian ini, lingkup penelitian adalah Provinsi Sulawesi Barat yang terdiri dari 6 kabupaten tetapi 1 kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju Tengah. Kabupaten Mamuju Tengah tidak dapat dimasukkan dalam penelitian ini karena kabupaten tersebut baru saja dimekarkan dari Kabupaten Mamuju pada tahun 2012 sehingga data yang ada masih merujuk kepada kabupaten induk yaitu Kabupaten Mamuju.

Infrastruktur dalam penelitian ini adalah infrastruktur publik yang dibagi ke dalam 2 kategori infrastruktur yaitu infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial yang terdiri dari sektor listrik dan jalan yang masuk ke dalam kategori infrastruktur ekonomi, dan sarana prasarana pendidikan serta sarana prasarana kesehatan yang masuk ke dalam kategori infrastruktur sosial. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif dengan menggunakan alat analisis regresi data panel dengan jenis data adalah data cross section dan time series serta sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Tools pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak Eviews.

(16)

16

1.8 Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka, berisikan landasan teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, hipotesis dan kerangka penelitian. Bab III Metode Penelitian, berisikan desain penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional dan metode analisis data. Bab IV Analisis Data, berisi tentang deskripsi data, hasil alat analisis penelitian, hasil pengujian hipotesis, pembahasan dan implikasinya. Bab V Simpulan dan Saran, berisi tentang simpulan hasil penelitian, saran dan keterbatasan penelitian.

Gambar

Gambar 1.1 Angka Produk Domestik Regional Bruto   Provinsi Sulawesi Barat, 2008 – 2013
Gambar 1.2 Laju Pertumbuhan Domestik Regional Bruto Per Kapita   Provinsi Sulawesi Barat, 2008 – 2013
Gambar 1.3 Perbandingan PDRB ADHK Per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi  di Wilayah Sulawesi Tahun 2014
Tabel 1.1 Penelitian Terkait Infrastruktur terhadap   Pertumbuhan Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil penelitian ini dalam tabel 3 dan tabel 4, menunjukkan kualitas hidup pada masing-masing kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Osborne (2002) bahwa kemampuan membaca pemahaman memiliki keterkaitan dengan kemampuan literasi sains, membaca

Diisi dengan jumlah seluruh pegawai di Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional, dan Kantor Cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Nama Aktuaris.. Diisi

Bulk density sangat berhubungan erat dengan partikel density, jika partikel density tanah sangat besar maka bulk density juga besar, hal ini dikarenakan partikel

Halaman bobot masuk halaman berfungsi untuk menampilkan data input dari kriteria calon supplier sepatu keselamatan, seperti yang terlihat pada gambar 9.. Gambar

Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan pegangan oleh pemerintah, akademisi maupun produsen bahan bangunan untuk dapat memanfatkan bahan bangunan pengganti hasil penelitian

Makalah ini bertujuan untuk mengkaji proses koreksi terrain dan contoh penerapannya pada citra Landsat TM; Kemudian artikel tentang “Perbandingan Teknik Orthorektifikasi Citra

Hal ini disebabkan karena pada tahun 2006 bulan September, bank mempunyai banyak dana yang menganggur yang belum disalurkan dalam bentuk kredit sehingga bank menurunkan suku