• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yorry Sistianti 1), Yuli Trisnawati 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yorry Sistianti 1), Yuli Trisnawati 2)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN MINAT MELAKUKAN INISIASI MENYUSUI DINI DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENA DIBRATA PURBALINGGA

TAHUN 2011

Yorry Sistianti 1), Yuli Trisnawati 2)

Abstrak : Pelaksanaan IMD merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif. Data cakupan IMD di Kabupaten Purbalingga belum terlaporkan secara pasti demikian juga di wilayah RSUD Purbalingga. IMD juga membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua ibu bersalin mau dilakukan IMD karena merasa capai dan ingin segera istirahat.

Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III dengan minat melakukan inisiasi menyusui dini di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif correlation dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil trimester III di ruang Poli Kandungan RSUD Purbalingga pada bulan Agustus 2011 sebanyak 92 responden. Sampel penelitian sebanyak 48 orang dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakanuji Korelasi Spearman Rank.

Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 25 orang (52,1%). Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 32 orang (66,7%). Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 25 orang (52,1%). Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III (p = 0,003). Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III (p = 0,042)

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III.

Ibu hamil hendaknya menambah pengetahuannya tentang IMD. bidan hendaknya memberikan informasi yang jelas tentang IMD kepada ibu hamil. Instansi kesehatan menyediakan leaflet tentang IMD.

Kata Kunci :Pengetahuan, sikap, minat, IMD Pustaka : 35 (2003 – 2009)

(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN MINAT MELAKUKAN INISIASI MENYUSUI DINI DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENA DIBRATA PURBALINGGA

TAHUN 2011

ABSTRACT

The implementation of the IMD is an early success in exclusive breastfeeding. Data coverage in Purbalingga IMD has not reported exactly as well as hospitals in the region Purbalingga. IMD also takes a long time and not all birth mothers want to do IMD because he felt tired and wanted to get a break.

Knowing the relationship of knowledge and attitudes third trimester pregnant women with an interest to early initiation of breastfeeding in hospitals dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga.

This study is a descriptive research design with cross sectional correlation. The study population was all pregnant women in the third trimester Poly Purbalingga Gynecology Hospital in August 2011 as many as 92 respondents. Study sample as many as 48 people with a purposive sampling technique. Analysis of data using Spearman Rank Correlation test.

Knowledge of third trimester pregnant women about the majority of Early Initiation of Breastfeeding is good enough as many as 25 people (52.1%). Third trimester pregnant women attitude about the majority of Early Initiation of Breastfeeding is good enough as many as 32 people (66.7%). Early Initiation of Breastfeeding interest in doing the third trimester pregnant women most of the category of being as many as 25 people (52.1%). There was a significant association between knowledge of interest to Early Initiation of Breastfeeding by the third trimester pregnant women (p = 0.003). There was a significant association between the attitude of interest to Early Initiation of Breastfeeding by the third trimester pregnant women (p = 0.042).

There is a relationship between the level of knowledge and attitudes with the interest to Early Initiation of Breast feeding by the third trimester pregnant women.

Pregnant women should increase their knowledge about IMD. midwives should provide clear information about the IMD to pregnant women. Health agencies providing leaflets about IMD.

Keywords :Knowledge, attitudes, interests, IMD Bibiliography : 35 (2003 – 2009)

(3)

A. PENDAHULUAN

Pelaksanaan IMD merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif. IMD atau Inisiasi Menyusui Dini adalah pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan membiarkan bayi mencari puting susu ibunya. Proses ini dilakukan dengan cara bayi diletakan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Cara pemberian ASI dengan Inisiasi Menyusui Dini dapat melatih motorik anak sejak dini dan dapat mencegah atau menurunkan angka kematian bayi dan juga dipercaya dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit yang beresiko kematian tinggi seperti kanker syaraf, leukemia dan berdampak psikologis pada ibu dan bayi (Roesli, 2008).

Pelaksanaan IMD merupakan awal perilaku ibu selama menyusui, sebagai salah satu upaya menjaga dan memenuhi kebutuhan bayinya. Perilaku menurut Notoatmodjo (2002) diperoleh melalui tahap pengetahuan, sikap dan tindakan positif akan berperilaku positif. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat IMD menjadi faktor

terbesar yang menyebabkan ibu bersalin enggan melakukan IMD. Pemahaman ini sangat terkait dengan tingkat pengetahuan ibu hamil, secara teoritis dengan pengetahuan yang baik diharapkan lebih mudah untuk diadaptasikan pada hal-hal yang baru seperti pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Sedangkan sikap merupakan reaksi tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2002). Dalam hal ini, pengetahuan ibu sangat erat kaitannya dengan sikap ibu terhadap inisiasi menyusui dini. Dimana jika pengetahuan ibu tentang asi kurang, tentunya sikap ibu pun dapat mempengaruhi pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Padahal dampak inisiasi menyusui dini sangat baik, yaitu dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi serta mencegah terjadinya perdarahan post partum (Roesli, 2008).

Minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat mendorong orang untuk melakukan 48 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 46-59

(4)

suatu kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan. Untuk itu tidak hanya pengetahuan dan sikap saja yang harus dimiliki oleh ibu hamil, tetapi minat yang tinggi pun bisa mempengaruhi dalam melakukan inisiasi menusui dini (Yustina, 2006).

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 19 Maret 2011 di RSUD dr.R.Goetheng Taroenadibrata pada tahun 2010 terdapat 119 bayi meninggal dari 764 bayi yang lahir, yang disebabkan oleh BBLR 41 kasus, Asfiksia 35 kasus, Intra Uterin Fetal Distress (IUFD) 37 kasus, Kelainan kongenital 3 kasus, Apnea 2 kasus dan Ikterik 1 kasus.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan di RSUD Purbalingga,data cakupan IMD belum terlaporkan secara pasti. Hasil studi pendahuluan dan wawancara kepada para bidan di RSUD Purbalingga, syarat IMD antara lain dapat dilakukan pada bayi baru lahir cukup bulan dan sehat, kondisi ibu juga dalam keadaan stabil, tersedianya tenaga medis dan paramedis terlatih. Selain itu, IMD juga membutuhkan waktu yang lama

dan tidak semua ibu bersalin mau dilakukan IMD karena merasa capai dan ingin segera istirahat. Jadi tidak semua persalinan dilakukan IMD. Sedangkan hasil wawancara pada 20 ibu hamil trimester III, 15 orang menjawab belum tahu tentang IMD dan 5 orang melakukan IMD karena merasa membutuhkan dan mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III dengan minat melakukan inisiasi menyusui dini di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga.

B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil … 49

(5)

tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2003).

b. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif menurut (Notoatmodjo, 2003), mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1) Tahu (Know) 2) Memahami ( Comprehension ) 3) Aplikasi (Application) 4) Analisis (Analysys) 5) Sintesa (Syntesis) 6) Evaluasi (Evaluation)

c. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoatmodjo, 2003) adalah sebagai berikut :

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah (Trial and Error)

b) Cara kekuasaan atau otoritas 2) Berdasarkan pengalaman pribadi 3) Cara modern dalam memperoleh

pengetahuan d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) antar lain : 1) Umur 2) Pendidikan 3) Pekerjaan 4) Pengalaman 5) Sosial Ekonomi e. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang menaanyakan pengetahuan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau akan dapat kita sesuaikan dengan tingkatan. Hasil pengukuran yang diperoleh dari angket sebagai berikut :

1) Baik, jika persentase jawaban : 76 % - 100%

2) Cukup baik, jika persentase jawaban : 56% - 75 %

3) Kurang baik, jika persentase jawaban : ≤ 56 % (Arikunto, 2002 )

2. Sikap a. Definisi sikap

Definisi sikap menurut Thurrstone (2000) yang dikutip Azwar (2003) 50 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 46-59

(6)

adalah afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu obyek psikologis. Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Dari sini sikap dapat digambarkan sebagai kecenderungan subyek merespon suka atau tidak suka terhadap suatu obyek. b. Tingkatan Sikap menurut

Notoatmodjo (2007) meliputi : 1) Menerima (receiving) 2) Merespon (responding) 3) Menghargai (valuing)

4) Bertanggungjawab (responsible) c. Komponen Pokok Sikap

1) Komponen kognitif (cognitive) 2) Komponen afektif (affective) 3) Komponen perilaku

(behaviour/conative)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut (Azwar, 2003) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah :

1) Pengalaman Pribadi.

2) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

3) Pengaruh Kebudayaan 4) Media Massa

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

6) Pengaruh Faktor Emosional e. Cara Mengukur Sikap

Pengukuran sikap dengan menggunakan kuisioner, kuisioner dibuat dalam bentuk pertanyaan yang telah disediakan jawaban dengan skala yang bertingkat. Skala yang digunakan skala likert. Jawaban dibuat dalam 4 (empat) alternatif jawaban dengan masing-masing dibuat skor menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Hasil kuisioner selanjutnya dibuat kategori sesuai pendapat Arikunto (2002), tentang hasil pengukuran yang diperoleh dari angket sebagai berikut:

1) Baik, jika presentasi jawaban 76%-100%

2) Cukup Baik, jika presentasi jawaban 56%-75%

3) Kurang Baik, jika presentasi jawaban < 56%

3. Minat a. Definisi minat

Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil … 51

(7)

sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu (Poerwadarminta, 2006).

b. Unsur-Unsur Minat

Unsur-unsur yang berkembang dalam minat menurut Rahman Abror (1999) meliputi : Kognisi (pengetahuan), emosi (perasaan) dan konasi (kehendak). Unsur kognisi artinya minat didahului oleh pengetahuan dan informasi obyek yang dituju. Unsur emosi disebabkan dalam memperoleh pengalaman-pengalaman disertai perasaan individu, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yang diwujudkan dalam bentuk dan hasrat untuk melaksanakan suatu kegiatan. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Minat

Menurut Saleh dan Wahab (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat dalam diri seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor yang bersumber dari dalam individu yang bersangkutan,

seperti: jenis kelamin, bobot, umur, pengalaman, perasaan mampu, dan kepribadian.

2) Faktor yang berasal dari luar individu (lingkungan) yang mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. d. Cara menimbulkan minat

Minat dapat ditimbulkan dengan cara : (Effendi dan Praja, 1993 dalam Kusmiyati 2010)

1) Membangkitkan suatu kebutuhan 2) Menghubungkan dengan

pengalaman yang lampau.

3) Memeriksa kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik. e. Pengukuran Minat

Untuk mengukur rendahnya minat ibu hamil trimester III untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini dapat menggunakan skala Likert. Skala model Likert dapat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang dalam fenomena sosial. Kategorisasi penilaian minat menurut Nursalam (2003) dapat dibuat menjadi tiga kategori yaitu:

1) Rendah, jika seseorang menginginkan obyek minat (<60 %) 52 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 46-59

(8)

2) Sedang, jika seseorang menginginkan obyek minat, akan tetapi dalam waktu segera (60% - 75 %)

3) Tinggi, jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera (76-100%)

4. Inisiasi Menyusui Dini a. Definisi

Inisiasi menyusui dini (IMD) dalam istilah asing sering di sebut early inisiation adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusui sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Ketika bayi sehat diletakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin contact) merupakan pertunjukan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut ibu dan menjangkau payudara. bayi menunjukan kesiapan untuk menyusui 30-40 menit setelah lahir (Roesli, 2008).

b. Tujuan Inisiasi Menyusui Dini 1) Memperkenalkan bonding attachment dengan ibu sesegera mungkin melalui inisiasi menyusui dini.

2) Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara optimal.

3) Mencegah hipotermi.

4) Mencegah perdarahan pasca persalinan.

5) Mempercepat produksi ASI. 6) Memberi perlindungan alamiah (imunisasi) bagi bayi.

(Eddy Tiro, 2005)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini menurut Roesli (2008), antara lain :

1) Faktor-faktor pendukung

Terdiri dari faktor internal dan eksternal. Pengetahuan, sikap, pengalaman dan persepsi ibu merupakan faktor internal sedangkan fasilitas kesehatan, petugas penolong persalinan, keluarga dan orang terdekat serta lingkungan merupakan faktor eksternal.

2) Faktor-faktor penghambat. a) Bayi akan kedinginan b) Ibu kelelahan

c) Tenaga kesehatan kurang tersedia.

d) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.

e) Ibu harus di jahit.

(9)

f) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera diberikan setelah lahir.

g) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur.

h) Bayi kurang siaga.

i) Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain.

j) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.

C. METODE PENELITIAN

Variabel bebas penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III. Variabel terikatnya yaitu minat melakukan inisiasi menyusui dini. Penelitian ini bersifat deskriptif correlation. Pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan cross setional . Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di ruang Poli Kandungan RSUD Purbalingga pada bulan Agustus 2011 sebanyak 92 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 48 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa

bivariat dengan rumus uji spearman rank.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat

a. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga.

Diagram 1. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tahun 2011

Berdasarkan diagram 1 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori baik sebanyak 5 orang (10,4%).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil yang pengetahuannya kurang baik. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya media informasi yang mudah diakses oleh ibu hamil. Selain 54 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 46-59

Kurang Baik; 18; 37.5% Cukup Baik; 25; 52.1% Baik; 5; 10.4%

(10)

itu, peran bidan desa juga tidak dapat dikesampingkan. Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada ibu hamil juga memberikan informasi tentang IMD kepada ibu hamil.

Pengetahuan ibu hamil tentang IMD yang baik dapat menjadi faktor yang akan menunjang keberhasilan pelaksanaan IMD, karena adanya minat ibu yang semakin baik untuk melakukan IMD. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menjelaskan bahwa pengetahuan merupaka salah satu fakor presdisposisi terbentuknya perilaku, yang dalam hal ini adalah dalam hal melakukan IMD.

b. Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga.

Diagram 2. Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tahun 2011

Berdasarkan diagram 2 di atas dapat diketahui bahwa sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui

Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 32 orang (66,7%) dan sebagian kecil baik sebanyak 16 orang (33,3%).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap ibu hamil trimester III tentang IMD sebagian besar cukup baik, dan tidak ada yang pada kategori kurang baik. Hal ini tidak terlepas dari pengetahuan ibu hamil yang cukup baik tentng IMD. Menuru Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang akan melandasi sikap yang akan mendorongnya untuk melakukan tindakan. Sikap yang baik tentang IMD akan mendukung terlaksananya pelaksanaan IMD pada saat ibu bersalin.

c. Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga

Diagram 3. Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tahun 2011

Berdasarkan diagram 3 di atas dapat diketahui bahwa minat

Tidak Baik; 0; 0.0% Baik; 16; 33.3% Cukup Baik; 32; 66.7%

Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil … 55

Rendah; 0;

0.0% Sedang; 25; 52.1% Tinggi; 23;

(11)

melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori tinggi sebanyak 23 orang (47,9%).

Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III yang sebagian besar pada kategori tinggi disebabkan karena pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh ibu hamil tersebut. Minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan

seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu (Poerwadarminta, 2006). Dengan demikian, minat yang sudah tinggi yang dimiliki oleh ibu hamil trimester III cenderung akan mendukung dilakukannya IMD pada saat ibu bersalin.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga

Tabel 1. Hubungan pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 2011

Pengetahuan Ibu

Minat Melakukan IMD

Rendah Sedang Tinggi Jumlah

f % f % f % f % Baik Cukup Baik Kurang Baik 0 0 0 0,0 0,0 0,0 1 10 14 20,0 40,0 77,8 4 15 4 80,0 60,0 22,2 5 25 18 100,0 100,0 100,0 Jumlah 0 0,0 25 52,1 23 47,9 48 100,0 rs = 0,414; p= 0,003 Berdasarkan data pada tabel 1 diketahui bahwa responden dengan pengetahuan yang baik cenderung

memiliki minat yang tinggi sebanyak 4 orang (80,0). Sedangkan responden dengan pengetahuan yang kurang baik 56 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 46-59

(12)

cenderung memiliki minat yang sedang sebanyak 14 orang (77,8).

Hasil analisis menggunakan statistik Rank Spearman diperoleh nilai p = 0,003. Nilai p yang lebih kecil dari  = 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 2011. Hal ini menunjukan bahwa jika pengetahuan ibu hamil trimester III dalam kategori baik maka akan mempengaruhi tingginya minat dalam melakukan IMD.

Dengan demikian, pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini yang semakin baik akan diikuti oleh meningkatnya minat ibu untuk melakukan IMD dan berlaku sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kurniawati D, (2009) bahwa semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula minat seseorang dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat baik untuk dirinya maupun bayinya.

Minat merupakan suatu faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai pendorong dalam berbuat sesuatu yang akan terlihat pada indikator “dorongan dari dalam”, “rasa senang”, “memberi perhatian”, dan”berperan serta dalam kegiatan”. Untuk itu pengetahuan seseorang besar pengaruhnya terhadap minat melakukan IMD (Yustina, 2006).

b. Hubungan sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga

Tabel 2. Hubungan sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 2011

Sikap

Minat Melakukan IMD

Rendah Sedang Tinggi Jumlah

f % f % f % f % Baik Cukup Baik Kurang Baik 0 0 0 0,0 0,0 0,0 5 20 0 31,3 62,5 0,0 11 12 0 68,8 37,5 0,0 16 32 0 0,0 100,0 100,0 Jumlah 0 0,0 25 52,1 23 47,9 48 100,0 rs = 0,295; p= 0,042

(13)

Berdasarkan data pada tabel 2 diketahui bahwa responden dengan sikap yang baik cenderung memiliki minat yang tinggi sebanyak 11 orang (68,8). Sedangkan responden dengan sikap yang cukup baik cenderung memiliki minat yang sedang sebanyak 20 orang (62,5). Hasil analisis menggunakan statistik Rank Spearman diperoleh nilai p = 0,042 yang lebih kecil dari  = 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 2011.

Dengan demikian, sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini yang semakin baik akan diikuti oleh meningkatnya minat ibu untuk melakukan IMD dan berlaku sebaliknya. Sikap ibu hamil seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa maupun rangsangan emosional dari dalam dirinya. Rangsangan

tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik pribadinya sebelum akhirnya diambil keputusan dalam suatu tindakan. Karakteristik pribadi ibu hamil trimester III yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi ibu hamil trimester III terhadap minat melakukan IMD (Yustina, 2006). E. KESIMPULAN

1. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori baik sebanyak 5 orang (10,4%).

2. Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 32 orang (66,7%) dan sebagian kecil baik sebanyak 16 orang (33,3%).

3. Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori tinggi sebanyak 23 orang (47,9%).

4. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan minat 58 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 46-59

(14)

melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 2011 (p = 0,003).

5. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 2011 (p = 0,042).

F. DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2003). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Edisi kedua. Cetakan keempat. Pustaka belajar: Yogyakarta

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. (2007). Promosi kesehatan teori dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam, (2008). Asuhan keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika.

Roesli, U. (2002). Bayi sehat berkat asi ekskulsif, makanan pendamping tepat dan imunisasi lengkap. Jakarta: Elex Media. . (2008). Inisiasi menyusu dini plus asi eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda.

Gambar

Tabel 1.  Hubungan pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini  oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.R.Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga   tahun 2011
Tabel 2. Hubungan sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu  hamil  trimester  III  di  RSUD  dr.R.Goetheng  Taroena  Dibrata  Purbalingga    tahun  2011

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa Karya Seni Tugas Akhir saya tidak terdapat bagian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun dan juga

Pada tanggal 15 Februari 1958, Dewan Perjuangan memutuskan Sjafruddin menjadi Perdana Menteri Pemerintah Revolusioner republik Indonesia..

Lokasi penelitian ini berada di tiga kelurahan di kota Surakarta yaitu Mojosongo, Banyuanyar dan Karangasem yang menjadi kawasan peruntukan pertanian.. Teknik

Hasil ini menunjukkan bahwa dosen memiliki persepsi yang baik terhadap fungsi pendidikan karakter dan dosen memahami dengan baik bahwa pendidikan karakter dapat mengembangkan

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh Instansi Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan dalam masalah proses pembayaran gaji dengan menggunakan Aplikasi

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 21 Desember 1968 Alamat Tempat Tinggal : Kota Kembang Depok Raya sektor. Anggrek -3 Blok F1/14, Depok, Jabar Jenis Kelamin

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 143/KMA/SK/VII/2007 Tentang Memberlakukan Buku I Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Perencanaan,

Beberapa pernyataan remaja yang selisih usia dengan pasangannya 1-3 tahun dan lebih dari 5 tahun yang memiliki penyesuaian diri yang tinggi terhadap pasangan menyatakan